Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan hak asasi setiap orang. Setiap orang mempunyai
hak yang sama untuk memperoleh akses pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu dan terjangkau (UU No. 36/2009). Kesehatan merupakan komponen
penting dalam kesejahteraan, maka negara harus menjamin agar penduduknya
dapat hidup sehat dan produktif. Pelayanan kesehatan adalah setiap upa ya
yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga
maupun masyarakat.
Pemanfaatan pelayanan kesehatan paling erat hubungannya dengan
kapan seseorang memerlukan pelayanan kesehatan dan seberapa jauh
seseorang menempuh pelayanan kesehatan. Kemampuan seseorang atau
keluarga dalam mengakses/ mencapai pelayanan kesehatan adalah berbeda-
beda. Bagi orang kaya hal ini bukan merupakan masalah, mereka bisa
memilih pelayanan kesehatan sesuai keinginan, sedangkan bagi keluarga
miskin akan menjadi masalah tersendiri. Beberapa kendala yang dihadapi
dalam pemberian pelayanan kesehatan antara lain masyarakat yang tidak
mampu mengakses pelayanan kesehatan yang tersedia karena keterbatasan
sarana dan prasarana, nilai sosial dan budaya masyarakat, pelayanan
kesehatan yang tidak sesuai dengan kebutuhan/harapan, kualitas
penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang rendah, serta alokasi dan
penggunaan sumber daya untuk penyampaian pelayanan yang tidak memadai.
Kebijakan Pemerintah tentang Jamkesmas/Askeskin diselenggarakan
oleh Kementerian Kesehatan dimaksudkan untuk menjaga kesinambungan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu selama masa
transisi. Transformasi tersebut diikuti adanya pengalihan peserta, program,
aset dan liabilitas, pegawai, serta hak dan kewajiban, dengan Undang-Undang

1
ini dibentuk 2 (dua) BPJS, yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
BPJS Kesehatan menyelenggarakan program jaminan kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja,
jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian. Dengan
terbentuknya kedua BPJS tersebut jangkauan kepesertaan program jaminan
sosial akan diperluas secara bertahap.

2
BAB II
REVIEW JURNAL

1. Judul Penelitian
“Social Health Insurance for the Poor : Targeting and Impact of
Indonesia’s Askenkin Program”
2. Penulis
a. Robert Sparrow; The International Institute Of Social Studies Erasmus
University Rotterdam & IZA.
b. Asep Suryahadi dan Wenefrida Widyanti; The SMERU Research institute,
Jakarta.
3. Abstrak
Langkah pertama dalam memenuhi ambisi Indonesia untuk asuransi
kesehatan universal dibuat pada tahun 2005 dengan pengenalan Asuransi
Kesehatan untuk program Miskin (Askeskin), asuransi kesehatan sosial
bersubsidi untuk sektor informal dan orang miskin. Program ini meliputi
kesehatan dasar di puskesmas dan rawat inap di rumah sakit. Dalam tulisan
ini peneliti menyelidiki sasaran dan dampak dari program Askeskin dengan
menggunakan data panel rumah tangga. Peneliti menemukan bahwa program
ini memang ditargetkan untuk orang miskin dan mereka yang paling rentan
terhadap bencana pembayaran kesehatan out-of-pocket. Asuransi kesehatan
masyarakat meningkatkan akses ke pelayanan kesehatan dalam meningkatkan
pemanfaatan pelayanan kesehatan rawat jalan pada orang miskin, sementara
pengeluaran out-of-pocket tampaknya telah meningkat untuk Askeskin yang
diasuransikan di daerah perkotaan.

Kata kunci: asuransi sosial kesehatan, pemanfaatan layanan kesehatan,


pembayaran kesehatan out-of-pocket, sasaran, evaluasi dampak, Indonesia
4. Pengantar
Langkah pertama menuju ambisi asuransi kesehatan universal 2014
telah dicanangkan oleh pemerintah Indonesia melalui reformasi sektor

3
kesehatan masyarakat yang komprehensif pada tahun 2005, asuransi
kesehatan sosial diperluas ke sektor informal dan masyarakat miskin.
Asuransi Kesehatan Keluarga Miskin (Askeskin) ini dimaksudkan untuk
melengkapi program asuransi kesehatan sosial bagi masyarakat dan pegawai
sektor swasta formal. Premi untuk Askeskin sepenuhnya disubsidi oleh dana
kesehatan pemerintah.

Meskipun sektor kesehatan masyarakat telah banyak disubsidi, dengan


subsidi harga yang ditargetkan kepada masyarakat miskin sejak krisis
ekonomi tahun 1998, pemanfaatan pelayanan kesehatan dan pengeluaran kas
negara di Indonesia jauh lebih rendah dibanding negara lain di Asia
Tenggara, sementara ketidaksetaraan dalam pemanfaatan pelayanan
kesehatan di negara ini relatif tinggi. Kombinasi dari tingkat pemanfaatan
yang rendah dan ketidaksetaraan yang tinggi dapat menjelaskan pola yang
teramati dalam pengeluaran kesehatan pribadi. Pengeluaran kas negara untuk
pembiayaan kesehatan di Indonesia relative rendah jika dibandingkan dengan
negara Asia lainnya, dengan angka rata-rata 1,83% dari pengeluaran biaya
rumah tangga.

Tujuan utama Askeskin adalah memperbaiki akses terhadap layanan


kesehatan dan memberikan perlindungan finansial terhadap guncangan dan
penyakit kesehatan bagi rumah tangga miskin yang tidak memiliki akses
terhadap layanan formal. Dalam tulisan ini, peneliti akan menyelidiki
implikasi Askeskin terhadap akses pelayanan kesehatan dan hubungan
financial bagi masyarakat miskin.
5. Data dan Metode
a. Data
Analisis ini mengacu pada survei sosial ekonomi nasional
(Susenas), dilakukan pada panel rumah tangga pada tahun 2005 dan 2006
oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Sebanyak 2005 gelombang panel
meliputi 10.575 rumah tangga yang kemudian ditinjau kembali pada tahun
2006, menghasilkan panel seimbang 8582 rumah tangga. Survei dilakukan

4
sekitar Februari. Dengan diperkenalkannya Askeskin pada paruh kedua
tahun 2005, data Susenas menyediakan baseline survey pada tahun 2005
dan survei pasca-intervensi pada tahun 2006.
Survei ini mengumpulkan informasi mengenai status sosial
ekonomi rumah tangga, laporan morbiditas, pemanfaatan layanan
kesehatan, dan partisipasi dalam skema asuransi kesehatan masyarakat dan
pribadi serta program sosial lainnya. Survei tersebut juga memasukkan
rincian modul pengeluaran, untuk item makanan dan non-pangan.Untuk
analisis ini, peneliti menggunakan semua laporan pengeluaran kesehatan
(tidak termasuk premi asuransi kesehatan) sebagai ukuran pengeluaran kas
negara dalam pembiayaan pelayanan kesehatan.
b. Metode
- Sasaran Askeskin kepada masyarakat miskin dan yang
membutuhkan perlindungan financial
Untuk menyelidiki sasaran Askeskin, peneliti melihat
bagaimana cakupan Askeskin telah dialokasikan untuk orang miskin
dan rumah tangga yang diperkirakan memerlukan pengeluaran
anggaran kesehatan yang relatif tinggi untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan mereka.
Pradhan dan Prescott (2002) mengusulkan sebuah metode untuk
mendapatkan distribusi pengeluaran anggaran kesehatan yang
diharapkan dari distribusi yang diamati, dengan profil demografis
rumah tangga. Dengan spesifikasi tobit yang digunakan untuk
memprediksi pengeluaran kesehatan sendiri per kapita untuk rumah
tangga pada tahun 2005 dan 2006, dengan pengeluaran rumah tangga
ditetapkan pada persentil ke-90 dan lokasi di Jakarta. Peneliti memilih
persentil 90 karena berasumsi bahwa inilah tingkat kekayaan dimana
(sebagian besar) kebutuhan kesehatan dapat terpenuhi.

- Dampak Askeskin pada Pemanfaatan dan Pengeluaran Layanan


Kesehatan

5
Untuk mengidentifikasi dampak Askeskin, peneliti
memanfaatkan struktur panel data dan fakta bahwa survei tahun 2005
menjadi dasar penelitian, dengan mengkombinasikan pendekatan
difference-in-diffrence dengan kecenderungan score matching. Sebagai
variable hasil, peneliti menggunakan jumlah kunjungan pasien rawat
jalan dan anggaran pengeluaran kesehatan OOP bulan lalu. Peneliti
membedakan antara pemanfaatan secara keseluruhan dan penyedia
layanan kesehatan umum utama (pusat kesehatan masyarakat dan
rumah sakit).

6. Hasil Penelitian
a. Sasaran
Diantara kuartil termiskin, 21,6% orang menikmati cakupan
Askeskin, yang menyumbang 51,8% dari semua peserta Askeskin. Sekitar
80% orang yang dicakup oleh Askeskin memiliki 50% populasi termiskin.
Cakupan Askeskin lebih tinggi di daerah pedesaan (14,6%) dari pada di
daerah perkotaan (8,6%), yang berarti 65,3% di pedesaan dalam
keseluruhan cakupan Askeskin.

6
b. Dampak Askeskin
Pendekatan different-in-different dan matching memperlihatkan hasil
yang sama, meskipun pada saat terakhir hasil yang diberikan lebih besar.
Pendekatan different mensugestikan bahwa Askeskin meningkatkan
pemanfaatan layanan kesehatan bagi pasien rawat jalan dengan 0.0048
kunjungan perorang perbulan sementara matching menghasilkan dampak
sebesar 0,059 vppm. Pola ini sangat mirip di seluruh metode, dengan
sebagian besar dampaknya terjadi di pusat kesehatan masyarakat pedesaan
dan rumah sakit umum perkotaan.

7
7. Kesimpulan Penelitian
Askeskin telah berhasil menargetkan masyarakat miskin, meski ada
beberapa kebocoran yang tidak penting. Selain itu, Askeskin tampaknya telah
dialokasikan secara lebih proporsional kepada individu yang tinggal di
rumah tangga yang diharapkan memerlukan anggaran kesehatan sendiri yang
relatif tinggi untuk memenuhi kebutuhan kesehatan.
Nampaknya terdapat dampak kuat Askeskin terhadap orang miskin,
karena cakupannya meningkatkan pemanfaatan layanan rawat jalan umum.
Namun, pembayaran kesehatan sendiri sedikit meningkat di daerah perkotaan,
yang kemungkinan besar disebabkan oleh peningkatan pelayanan di rumah
sakit yang relatif mahal dimana biaya belum sepenuhnya tercakup dalam
asuransi Askeskin.

8
BAB III
TELAAH JURNAL

1. Latar Belakang Penelitian


Memperbaiki akses terhadap layanan kesehatan dan memberikan
perlindungan finansial terhadap guncangan dan penyakit kesehatan bagi
rumah tangga miskin yang tidak memiliki akses terhadap layanan formal.
2. Objektif Penelitian
Peneliti menyelidiki implikasi dari Askeskin untuk akses ke pelayanan
kesehatan dan risiko keuangan terkait untuk orang miskin. Pertama peneliti
akan menganalisis sasaran Askeskin dalam hal mencapai masyarakat yang
paling membutuhkan perlindungan keuangan. Kemudian dilanjutkan dengan
memperkirakan dampak Askeskin pada pemanfaatan layanan kesehatan rawat
jalan dan pembayaran kesehatan OOP. Analisis ini didasarkan pada sebuah
panel rumah tangga (Susenas) dari 8582 rumah tangga yang dilakukan pada
tahun 2005 dan 2006.
3. Variabel Penelitian
Peneliti mencari implikasi Askeskin terhadap akses pelayanan
kesehatan dan hubungan financial bagi masyarakat miskin.
4. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Desriptif analitik.
5. Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi : Lembaga Penelitian SMERU (Jakarta)
b. Waktu : Mei 2010
6. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi : masyarakat Indonesia
b. Sampel : rumah tangga di Indonesia
7. Jumlah Sampel dan Cara Pengambilan Sampel
a. Jumlah sampel : 8582 rumah tangga
b. Teknik pengambilan sampel : survei

9
8. Analisis Data
a. Sumber data : survei sosial ekonomi nasional (Susenas), dilakukan untuk
panel rumah tangga pada tahun 2005 dan 2006 oleh Statistik Indonesia
(BPS).
b. Sifat data : sekunder
c. Skala data : ordinal
3. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal
a. Judul :
 Kelebihan
1) Judul penelitian cukup jelas, akurat, tidak ambigu, dan
menggambarkan apa yang akan diteliti.
 Kekurangan
1) Belum memenuhi prinsip 5W+1H. Tidak dicantumkan tahun
dan tempat penelitian diadakan.
b. Abstrak
 Kelebihan
1) Mencantumkan kata kunci.
2) Jumlah kata dalam abstrak tidak melebihi 250 kata.
 Kekurangan :
1) Tidak Memenuhi IMRAD (Introduction, Metode, Result,
Analize, Discussion).
2) Abstrak kurang menggambarkan secara jelas mengenai masalah
penelitian, tujuan penelitian, metodologi dan hasil yang
didapatkan.
c. Penulis
 Kelebihan
1) Gelar akademik dari penulis sudah benar, karena tidak
dicantumkan.
2) Menurut penelaah, dengan melihat latar belakang departemen
penulis berasal, penulis tersebut mempunyai kualifikasi yang
cukup di bidang yang mereka teliti.

10
d. Sistematika Penulisan
 Sistematika penulisan telah tersusun cukup baik mulai dari judul
penelitian, nama penulis, abstrak, pendahuluan, bahan dan metode,
hasil, dan kesimpulan.
 Tata bahasa yang dipergunakakan dalam penulisan jurnal ini
kurang dapat dipahami sehingga sedikit menyulitkan pembaca
untuk mengerti bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan dan apa
hasil yang diperoleh.
 Dijelaskan secara rinci metode penelitian yang digunakan dan
analisis penelitiannya.
 Penelitian dari jurnal ini menggunakan data hasil survei oleh BPS.
 Penulis kurang memberikan penjelasan mengenai tabel-tabel yang
ada.

11
BAB IV
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Dalam jurnal penelitian yang ditelaah sudah mengandung unsur-unsur
pembuatan jurnal yang baik mulai dari abstrak, pendahuluan, metode, hasil,
dan kesimpulan. Hasil penelitian menggambarkan secara tepat mengenai
sasaran dan dampak Askeskin terutama pada rumah tangga. Walaupun tidak
terdapat analisis data dan pembahasan, serta bahasa yang digunakan sedikit
sulit dimengerti, namun dapat disimpulkan bahwa jurnal ini termasuk jurnal
yang baik walaupun masih memiliki beberapa kekurangan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sparrow R, Suryahadi A, Widyanti W. 2010. Social Healt Insurance For The


Poor : Targeting and Impact of Indonesia's Askeskin Program. Rotterdam :
Insitute of Healt and Policy Management of Erasmus Universitiet
Rotterdam.

13
14

Anda mungkin juga menyukai