Scabies Mayang
Scabies Mayang
KASUS MEDIK
Topik : Scabies
Presenter :
Tanggal MRS :
dr. Nandy Mayangsari
Pendamping :
Tanggal Presentasi : 14 Oktober 2016
dr. Andri Suharyono, MKP
Laki - laki usia 15 tahun, datang dengan keluhan gatal pada sela jari tangan dan
□ Deskripsi : kaki serta perut sejak (± 7 hari) gatal dirasakan terus menerus terutama malam
hari.
□ Tujuan : referensi ilmiah untuk menghadapi kasus yang didapatkan. Menyelesaikan kasus
Bahan
Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Bahasan :
Cara
Presentasi dan Diskusi Diskusi E-Mail Pos
Membahas :
Laki - laki usia 15 tahun, datang dengan keluhan gatal pada sela sela jari tangan dan sela jari
1
kaki serta perut sejak (± 7 hari) gatal dirasakan terus menerus terutama malam hari. Awalnya
berupa bintil- bintil isi air. Pasien baru pertama kali ini mengalami keluhan seperti ini,
keluarga yang menderita sebelumnya (-), namun teman pasien ada yang menderita seperti ini.
3. Riwayat Pengobatan :
Sudah diberi salep yang dibeli di apotek, pasien tidak mengetahui nama obat
4. Riwayat Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga lainnya yang menderita sakit yang sama
5. Riwayat pekerjaan:
Pasien tinggal di lingkungan pondok pesantren. Pasien berasal dari keluarga yang
Daftar Pustaka :
Amiruddin MD. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed 1. Makassar: Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanudin:2003.5-10
Handoko, Ronny P. Skabies. Prof. Dr. dr. Adhi Juanda. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis scabies
2. Penatalaksanaan scabies
2
BAB I
LAPORAN KASUS
Nama : Sdr. A
Umur : 15
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Bareng
1.2 Anamnesis
Keluhan utama :
Pasien datang dengan keluhan gatal pada sela sela jari tangan dan sela jari kaki serta perut
sejak (± 7 hari) gatal dirasakan terus menerus terutama malam hari. Awalnya berupa bintil-
bintil isi air. Pasien baru pertama kali ini mengalami keluhan seperti ini, keluarga yang
menderita sebelumnya (-), namun teman pasien ada yang menderita seperti ini
Kesadaran : Composmentis
3
Tanda vital :
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 18 x/menit
Suhu : 36,2 °C
Status generalis
Kepala
Bentuk : normocephal
Leher
Thoraks
Paru-Paru:
Inspeksi:
Palpasi:
4
Perkusi:
Auskultasi:
- Wheezing -/-
- Ronchi -/-
Jantung :
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi:
- Bunyi jantung S1, S2, normal, S3 (-), S4 (-), murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi:
Auskultasi:
Palpasi:
- Supel
5
- Hepar dan lien tidak teraba
Perkusi:
Ekstremitas
Ekstermitas atas:
- Akral hangat
- Tidak sianosis
Ekstermitas bawah:
- Akral hangat
- Tidak sianosis
Lokasi : Sela jari dan telapak tangan kanan dan kiri, sela jari kedua kaki dan perut.
Effloresensi : papul eritema multipel, bentuk bulat berbatas tegas, skuama halus dengan
Skabies
Pedikulosis corporis
1.8 Penatalaksanaan
1. Non farmakologis
- Handuk, sprei dan pakaian penderita harus direndam dengan air panas terlebih
digunakan.
bersama-sama
- Benda-benda yang tidak dapat dicuci dengan air seperti bantal, guling, dan kasur
- Menghindari kontak langsung dengan penderita lain seperti berjabat tangan dan
tidur bersama.
- Semua anggota keluarga yang tinggal di dalam satu rumah juga diobati dengan
2. Farmakologis
Obat dioleskan pada malam hari sebelum tidur di seluruh tubuh kecuali wajah,
diamkan selama sekitar 8-10 jam.Apabila terkena air dapat dioleskan kembali. Bila
sudah 8-10 jam bisa langsung dibilas saat mandi. Obat dapat diulangi satu minggu
kemudian.
7
- CTM 3x1 setelah makan
Prognosis
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Pengetahuan dasar tentang penyakit ini diletakkan oleh VON HEBRA, bapak
Mellanby dilakukan percobaan induksi pada sukarelawan selama perang dunia II.
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap
Sarcoptes Scabiei varian hominis dan produknya (Handoko, 2007). Penyakit ini sangat
mudah sekali menular dan sangat gatal terutama pada malam hari. Faktor yang
2. Sinonim
3. Epidemiologi
Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi skabies. Banyak faktor yang
menunjang perkembangan penyakit ini, antara lain: sosial ekonomi yang rendah, higiene
yang buruk, hubungan seksual yang sifatnya promiskuitas, kesalahan diagnosis dan
Penularan biasanya oleh Sarcoptes scabiei betina yang sudah dibuahi atau kadang-
kadang oleh bentuk larva. Dikenal pula Sarcoptes scabiei var. animalis yang kadang-kadang
dapat menulari manusia terutama pada merkea yang banyak memelihara binatang peliharaan
9
4. Etiologi
super famili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarccoptes Scabiei var. hominis. Selain itu
terdapat S. scabiei yang misalnya pada kambing dan babi. Seluruh siklus hidup tungau
betina mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8-12 hari (Handoko,
2007).
dan bagian perutnya rata. Tungau ini translusen, berwarna putih kotor dan tidak bermata.
Ukurannya, yang betina berkisar antara 330-450 mikron x 250-350 mikron, sedangkan yang
jantan lebih kecil, yakni 200-240 mikron x 150-200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4
pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua
pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga
berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat perekat yang dapat dilihat pada
Yang menjadi penyebab utama gejala – gejala pada skabies ini ialah Sarcoptes
scabiei betina. Bila tungau betina telah mengandung (hamil), ia membuat terowongan pada
10
Untuk lebih memahaminya, berikut siklus hidup tungau ini. Setelah kopulasi
(perkawinan) yang terjadi di atas kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat
hidup beberapa hari dalam terowongan yang digali oleh yang betina. Tungau betina yang
telah dibuahi, menggali terowongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan 2-3
milimeter sehari dan sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai
jumlah 40 atau 50. Bentuk betina yang dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya. Telur akan
menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki.
Larva ini dapat tinggal dalam terowongan tetapi dapat juga ke luar. Setelah 2-3 hari larva
akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina dengan 4 pasang kaki
(Harahap, 2000).
5. Patogenesis
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi juga oleh
penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau bergandengan sehingga
terjadi kontak kulit yang kuat, menyebabkan kulit timbul pada pergelangan tangan. Gatal
yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekret dan ekskret tungau yang
memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit
11
menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika dan lain-lain. Dengan
garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder (Handoko, 2007)
6. Gejala Klinis
Ketika seseorang terinfeksi scabies untuk pertama kalinya, gejala biasanya tidak
nampak hingga 2 bulan (2-6 minggu) setelah terinfestasi. Namun demikian, seseorang yang
terinfestasi masih bisa menyebarkan scabies sebelumnya, gejala akan muncul dengan segera
(1-4 hari) setelah terekspos. Seseorang yang terinfestasi scabies juga dapat menularkan
penyakitnya, walaupun mereka tidak memiliki gejala lagi. Hal ini berlaku sampai scabies
1. Pruritus nokturnal, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas
tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.
2. Penyakit ini menyerang secara kelompok, misalnya dalam sebuah keluarga biasanya
seluruh angota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah perkampungan yang
padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau
walaupun mengalami infestasi tungau, tetapi tidak memberikan gejala. Penderita ini
3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau
keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung
terowongan itu ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya
12
4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat ditemukan satu atau
Terdapat beberapa bentuk skabies atipik yang jarang ditemukan dan sulit dikenal, sehingga
Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan yang sedikit jumlahnya
2. Skabies incognito
Bentuk ini timbul pada scabies yang diobati dengan kortikosterodi sehingga gejala dan
tanda klinis membaik, tetapi tungau tetap ada dan penularan masih bisa terjadi. Skabies
incognito sering juga menunjukkan gejala klinis yang tidak biasa, distribusi atipik, lesi
3. Skabies nodula
Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan yang gatal. Nodus biasanya terdapat
didaerah tertutup, terutama pada genetalia laki-laki, inguinal dan aksila. Nodus ini
timbul sebagai reaksi hipersensitivitas terhadap tungau scabies. Pada nodus yang
berumur lebih dari satu bulan tungau jarang ditemukan. Nodus mungkin dapat menetap
13
selama beberapa bulan sampai satu tahun meskipun telah diberi pengobatan anti scabies
dan kortikosteroid.
Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk seluruh kepala, leher,
telapak tangan, telapak kaki, dan sering terjadi infeksi sekunder berupa impetigo, ektima,
sehingga terowongan jarang ditemukan. Pada beyi, lesi juga dapat ditemukan didaerah
wajah.
Pada kelompok usia lanjut, diagnosis skabies mungkin terlewatkan karena sedikitnya
perubahan yang terjadi pada kulit mereka. Gatal yang dirasakan mungkin akan diarahkan
7. Skabies norwegia
Skabies norwegia atau skabies krustosa ditandai oleh lesi yang luas dengan krusta,
skuama generalisata dan hyperkeratosis yang tebal. Tempat predileksi biasanya kulit
kepala yang berambut, telinga bokong, siku, lutut, telapak tangan dan kaki yang dapat
disertai distrofi kuku. Berbeda dengan skabies biasa, rasa gatal pada penderita skabies
Norwegia tidak menonjol tetapi bentuk ini sangat menular karena jumlah tungau yang
imunologik sehingga sistem imun tubuh gagal membatasi proliferasi tungau dapat
Bentuk yang sering dijumpai adalah skabies berkusta dan skabies papular atipikal.
Karena manifestsis klinisnya yang atipikal tersebut maka sering sekali mengalami
Hal ini sangat jarang terjadi pada orang dewasa, namun jika seandainya terjadi maka akan
menyertai atau memicu terjadinya dermatitis seboroik. Skabies di kulit kepala dapat
14
terjadi pada bayi anak-anak, orang tua, penderita, AIDS, dan pasien dengan
dermatomiositis.
Gambaran vesikula sering ditemui pada pasien skabies anak-anak, namun sangat jarang
ditemukan pada orang dewasa. Jika terjadi pada orang dewasa, maka gambarannya sulit
a. Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung yang terlihat papul atau vesikel
dicongkel dengan jarum dan diletakkan di atas sebuah kaca obyek, lalu ditutup dengan
b. Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung di atas selembar kertas putih dan
c. Dengan membuat biopsi irisan. Caranya: lesi dijepit dengan dua jari kemudian dibuat
Ada beberapa pendapat yang mengatakan penyakit skabies ini merupakan the great
imitator karena dapat menyerupai banuak penuakit kulit dengan keluhan gatal. Sebagai
diagnosis banding adalah prurigo, pedikulosis korporis, dermatitis dan lain-lain (Handoko,
2007)
13. Terapi
c. Tidak berbau atau kotor serta tidak merusak atau mewarnai pakaian
15
d. Mudah diperoleh dan harganya murah
Cara pengobatannya ialah seluruh anggota keluarga harus diobati (termasuk penderita yang
hiposensitisasi).
a. Belerang endap (sulfur presipitatum) dengan kadar 4-20% dalam bentuk salap atau
krim. Preparat ini tidak efektif terhadap stadium telur, maka penggunaannya tidak
boleh lebih dari 3 hari. Kekurangan yang lain adalahberbau dan mengotori pakaian
dan kadang menimbulkan iritasi. Dapat dipakai pada bayi berumur kurang dari 2
tahun.
b. Emulsi benzil benzoas (20-25%), efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap
malam selama tiga hari. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi iritasi dan kadang-
c. Gama benzen heksa klorida (gameksan) kadarnya 1% dalam krim atau lotion
termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan, dan
jarang memberi iritasi. Obat ini tidak dianjurkan pada anak dibawah 6 tahun dan
wanita hamil, karena toksik terhadap susunan saraf pusat. Pemberiannya cukup
d. Krotamiton 10% dalam krim atau losio juga merupakan obat pilihan, mempunyai dua
efek sebagai antiskabies dan antigatal. Harus dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra.
efektivitasnya sama, aplikasi hanya sekali dan dihapus selama 10 jam. Bila belum
sembuh diulangi setelah seminggu. Tidak dianjurkan pada bayi dibawah umur 2
bulan.
14. Pencegahan
Pencegahan skabies pada manusia dapat dilakukan dengan cara menghindari kontak
bersama-sama. Pakaian, handuk dan barang-barang lainnya yang pernah digunakan oleh
penderita harus diisolasi dan dicuci dengan air panas . Pakaian dan barang-barang asal kain
16
dianjurkan untuk disetrika sebelum digunakan . Sprai penderita harus sering diganti dengan
yang baru maksimal tiga hari sekali . Benda-benda yang tidak dapat dicuci dengan air
(bantal, guling, selimut) disarankan dimasukkan ke dalam kantung plastik selama tujuh hari,
selanjutnya dicuci kering atau dijemur di bawah sinar matahari sambil dibolak batik minimal
Kebersihan tubuh dan lingkungan termasuk sanitasi serta pola hidup yang sehat akan
mempercepat kesembuhan dan memutus siklus hidup S. scabiei. Umumnya, penderita masih
merasakan gatal selama dua minggu pasca pengobatan. Kondisi ini diduga karena masih
adanya reaksi hipersensitivitas yang berjalan relatif lambat. Apabila lebih dari dua minggu
masih menunjukkan gejala yang sama, maka dianjurkan untuk kembali berobat karena
kemungkinan telah terjadi resistensi atau berkurangnya khasiat obat tersebut (Harahap,
2000).
15. Komplikasi
furunkel jika skabies dibiarkan tidak diobati selama bebrapa minggi sampai beberpaa
gmma benzene heksaklorida yang berlebihan dan terlalu sering dapat menimbulkan
dermatitis iritan. Akan terjadi iritasi dalam penggunaan benzyl benzoate sehari dua kali
terutama pada pemakain genetalia pria. Dapat timbul infeksi sekunder sistemik yang
16. Prognosis
Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat, serta syarat pengobatan
dan menghilangkan faktor prediposisi (antara lain higiene), maka penyakit ini dapat
17
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Diagnosis
3.1.1 Anamnesis
Dari anamnesis didapatkan gejala gatal dana timbul benjolan isi air serta bercak kemerahan
pada sela jari kaki, tangan dan perut. Keluhan gatal dirasakan semakin memberta terutama pada
malam hari. Pasien tinggal di pondok pesantren dan teman satu pondok pasien mengalami
keluhan yang sama. Pasien dapat didiagnosis menderita penyakit skabies, dimana hal ini sesuai
dengan teori yang ada bahwa dengan diemukannya 2 dari 4 tanda kardinal skabies maka
diagnosis klinis dapat ditegakkan. Dimana tanda kardinal yang ditemukan adalah pruritus
nokturnal dan adanya orang disekitar pasien yang mengalami keluhan yang sama.
Dari status dermatologinya kita dapatkan bahwa terdapat lesi didaerah kaki, tangan dan perut
didaman didapatkan papul eritema multiple, bentuk bulat, berbatas tegas. Hal ini sesuai dengan
diagnosis skabies, dimana ini dalam teori dikatakan bahwa perdileksi terjadinya pada daerah
stratum korneum yang tipis, namun karena pada anak-anak lapisan stratum korneum tubuhnya
Tidak dilakukan
1.1.4 Penatalaksanaan
3. Non farmakologis
- Handuk, sprei dan pakaian penderita harus direndam dengan air panas terlebih
18
- Pakaian dan barang-barang yang berbahan kain sebaiknya disetrika sebelum
digunakan.
bersama-sama
- Benda-benda yang tidak dapat dicuci dengan air seperti bantal, guling, dan kasur
- Menghindari kontak langsung dengan penderita lain seperti berjabat tangan dan
tidur bersama.
- Semua anggota keluarga yang tinggal di dalam satu rumah juga diobati dengan
4. Farmakologis
Obat dioleskan pada malam hari sebelum tidur di seluruh tubuh kecuali wajah,
diamkan selama sekitar 8-10 jam.Apabila terkena air dapat dioleskan kembali. Bila
sudah 8-10 jam bisa langsung dibilas saat mandi. Obat dapat diulangi satu minggu
kemudian.
1.1.5 Prognosis
prognosis dari skabies yang diderita pasien pada umumnya baik bila diobati dengan
benar dan juga menghindari faktor pencetus dan predisposisi, demikian juga
sebaliknya. Selain itu perlu juga dilakukan pengobatan kepada teman satu pondok
pasien yang mengalami keluhan yang sama. Bial dalam perjalannya skabies tidak
diobati dengan baik dan adekuat maka Sarcoptes scabei akan tetap hidup dalam tubuh
19
DAFTAR PUSTAKA
http://www.urologyhealth.com
http://www.reocities.com/ResearchTriangle/invention/5332/zakar-nl.html
Reksoprodjo S. 1995. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta: Binarupa Aksara, Hal. 331-340.
Sjamsuhidajat R, Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi 2. Jakarta: EGC. Hal. 933-
934.
http://emedicine.medscape.com
20