yang mudah dijangkau dari berbagai arah. Dari arah utara berbatasan dengan
nama menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Achmad Darwis merupakan
kabupaten Lima Puluh Kota yang jaraknya 28 KM dari Ibu Kota Kabupaten
Sarilamak. RSUD dr. Achmad Darwis diresmikan pada tahun 1986 dengan
Direktur yang pertama dr. Asril Majid. Pelanggad RSUD dr. Achmad Darwis
adalah masyarakat Kabupaten Lima Puluh Kota dan sekitarnya, terutama yang
jaraknya dekat dan rujukan dari 22 puskesmas. Pada tahun 2015, RSUD dr
Achmad Darwis sudah naik type dari Rumah Sakit type D menjadi RS type C
25
Terwujudnya pelayanan rumah sakit yang cepat, tepat, dan memuaskan
bagi masyarakat.
1. Karakteristik Unit
yaitu menerima rawat inap pasien umum, BPJS dengan diawasi oleh
dokter spesialis bedah seta konsul dengan spesialis lain yang diperlukan
sesuai kondisi pasien. Ruangan ini terdiri dari ruang rawatan, 1 nurse
i. Fokus Telaah
Dalam bidang pelayanan fokus telaah ruang bedah adalah
lansia
tujuannya meliputi :
pemeliharaan kesehatan
b. Model Layanan
II
I IV V VI
III
VII VIII IX X XI
Keterangan :
IV. Kelas IA
V. Kelas IB
VIII. Gudang
IX. Kelas II
X. Ruang Perasat
kelas III, ruang kelas II memiliki 4 tempat tidur, ruang kelas I terdiri
2. Input
a. Man
1) Kuesioner
Diagram 3.1
Distribusi frekuensi umur perawat di ruang bedah RSUD Dr. Achmad Darwis
Suliki
31-40 21-30
50% 50%
Berdasarkan diagram diatas didapatkan 50% perawat di ruang bedah 31-40 tahun
Diagram 3.2
Distribusi frekuensi jenis kelamin perawat di ruang bedah RSUD Dr. Achmad
Darwis Suliki
Laki-laki Perempuan
21%
79%
perempuan.
Observasi
a) Jumlah Perawat
Kelamin
Ruangan rawat inap Bedah mempunyai 14 orang tenaga perawat dimana 1 Kepala
Diagram 3.3
Tingkat pendidikan tenaga keperawatan di ruang bedah
Pendidikan
DIII S.Kep Ners
21%
7%
72%
c) Pelatihan
Diagram 3.4
BTCLS
PPGD
Diagram 3.5
Distribusi frekuensi lama kerja perawat di ruang bedah RSUD Dr. Achmad
Darwis Suliki
7%
21%
50%
22%
Berdasarkan diagram diatas didapatkan 50% perawat di ruang bedah lama kerja 0-
5 tahun.
Diagram 3.6
Distribusi frekuensi struktur organisasi di ruangan
Tidak
0%
Ya
100%
organisasi
Diagram 3.7
Distribusi frekuensi Uraian tugas
Tidak
0%
Ya
100%
2) Wawancara
bahwa jumlah tenaga perawat yang ada di ruangan dirasakan cukup dibandingkan
dengan beban kerja di ruangan. Pada suatu pelayanan profesional jumlah tenaga
Tabel 3.2
Klasifikasi Pasien
Tabel 3.3
ketergantungan pasien
pasien
0,51 0,42
perawat pada tanggal 16 September 2017, dengan jumlah pasien perhari dalam
orang.
2017 hanya 2 orang, jadi menurut Douglas tidak sesuai, karena perawat
b. Methode
1. Kuesioner
Metode MTKP
Diagram 3.8
Distribusi frekuensi KaTim membuat jadwal dinas bersama Kepala Ruangan
Ya Tidak
17%
83%
Berdasarkan diagram diatas didapatkan 83% perawat menjawab
Diagram 3.9
Distribusi frekuensi KaTim memimpin kegiatan konfrensi kasus, pre dan post
confrence
Ya Tidak
27%
73%
Diagram 3.8
KaTim mendelegasikan tugas kepada perawat pelaksana
Ya Tidak
18%
82%
Ya Tidak
17%
83%
Diagram 3.10
Distribusi frekuensi struktur organisasi di ruangan
Tidak
0%
Ya
100%
organisasi
Diagram 3.11
Distribusi frekuensi Uraian tugas
Tidak
0%
Ya
100%
Berdasarkan diagram diatas didapatkan 100% perawat ruangan sudah memiliki
2. Observasi
Diagram 4.13
Distribusi frekuensi Overan
Tidak
7%
Ya
93%
operan.
Diagram 4.14
Distribusi frekuensi Metode SBAR
Ya
36%
Tidak
64%
Berdasarkan diagram diatas didapatkan 64% operan yang dilakukan belum
Diagram 4.15
Distribusi frekuensi Pre dan Post Confrence
Tidak
36%
Ya
64%
Berdasarkan diagram diatas didapatkan 64% KaTim selalu memimpin pre dan
post confrence
Diagram 4.16
Distribusi frekuensi Discharge Planning
Tidak
36%
Ya
64%
discharge planning.
Diagram 4.16
Distribusi frekuensi Supervisi
Tidak
27%
Ya
73%
perawat ruangan
Diagram 4.17
Distribusi frekuensi Ronde Keperawatan
Ya
9%
Tidak
91%
ronde keperawatan
Diagram 4.18
Distribusi frekuensi Konfrensi Kasus
Ya
27%
Tidak
73%
Berdasarkan diagram diatas didapatkan 73% KaTim tidak memimpin konfrensi
kasus
3. Wawancara
menggunakan metode tim dan modifikasi dalam penugasan, namun metode tim
1. Observasi
Dari hasil observasi diruang rawat inap kelas bedah penataan alat belum
sesuai dengan tempatnya, meja troly untuk pelayanan keperawatan tidak layak
pakai ( Rusak ), skeream juga tidak layak digunakan (robek ) kemudian kursi
2. Wawancara
meminta dengan surat dan amprah ke bagian terkait. Kepala ruangan selalu
Untuk alat-alat logistik yang rusak, kepala ruangan melapor kepada instalasi
1. Sterelisator 1
2. Troli alat 1 Rusak
3. Set TV 5 Gunting jaringan
tumpul
4. Tromol kas besar 1
5. Tromol kas kecil 1
6. Bak Instrumen kecil 1
7. Bak Instrumen besar 2
8. Baki plastik 1
9. Tensimeter 1
10. Stetoskop 1
11. Termometer 1
12. Nebulizer 1
13. Lumpang 1
14. Kursi roda 1
15. Brankar 1
16. Gunting verban 1
17. Senter 1
18. Rol pendek 1
19. Pelubang kertas 1
20. Heakter besar 2
21. Heakter kecil 2
22. Kabinet kecil 7
23. Mess Set BHP
24. Timbangan 1
25 Kom steril 2
26 Syiring pump 1
3. Proses
a. Planning
1. Observasi :
b. Organizing
Observasi :
metoda tim, dimana perawat belum dibagi kedalam dua atau tiga
Wawancara :
tim dan modifikasi. Hal ini dipertegas oleh Karu bedah bahwa pelaksanaan
c. Actuating
1. Motivasi
observasi :
Didapatkan bahwa kepala ruangan ada memberikan pengarahan kepada
Kuesioner :
Wawancara :
kesalahan.
2. Komunikasi
Observasi :
pasien secara langsung ke ruang rawat namun hal ini dirasa belum optimal
Wawancara :
Kuesioner :
27%
ya
tidak
73%
Wawancara :
e. Manajemen Asuhan
1. Observasi :
September pendokumentasian
2017 didapatkan:
a. Pengkajian a. Pengkajian
diagnosa keperawatan,
c. Intervensi
d. Implementasi
implementasi
keperawatan
e. Evaluasi e. Evaluasi
Dari 6 status didapatkan Ada: 50%
keperawatan
ruang bedah.
2. Output
a. Kepuasan Pasien
1. Kebersihan ruangan
80% responden mengatakan bahwa ruangan Bedah bersih dan 20% responden
bahwa 65% responden mengatakan bahwa ruangan Bedah rapi dan 35%
3. Kenyaman pasien
27%
kenyamanan pasien
nyaman
kenyamanan pasien tidak
nyaman
73%
bahwa 73% responden mengatakan ruangan bedah nyaman dan 27% responden
0%
Diagram 4.19
Distribusi frekuensi Audit dokumentasi
Tidak
27%
Ya
73%
Diagram 4.20
Distribusi frekuensi evaluasi
Tidak
18%
Ya
82%
Berdasarkan diagram diatas didapatkan 82% dilakukan evaluasi terhadap asuhan
OUTPUT
Diagram 4.21
Distribusi frekuensi Survey kepuasan pasien
Tidak
25%
Ya
75%
Diagram 4.22
Distribusi frekuensi indikator mutu
Ya
37%
Tidak
63%