Anda di halaman 1dari 56

Plagiarism Checker X Originality

Report
Similarity Found: 46%

Date: ????????, ?????? 14, 2017


Statistics: 5892 words Plagiarized / 12849 Total words
Remarks: High Plagiarism Detected - Your Document needs Critical Improvement.
------------------------------------------------------------------------------------------
-

/
Judul buku: Mereka Istimewa Penulis: Siti Yuliana, S.Pd, MM Editor: Ernaz
Siswanto, M.Pd Desain sampul @kholidsenyum Copyright © Pustaka Media Guru,
2017 ..., ... hlm, 14,8 x 21 cm Diterbitkan oleh CV. Cipta Media Edukasi Jl.
Dharmawangsa 7/14 Surabaya Website: www.mediaguru.id Dicetak dan
didistribusikan oleh Pustaka Media Guru ISBN: (......)

Hak Cipta
ANAKKU YANG SPECIAL BIMBINGLAH AKU MENGENAL ANAK AUTIS Ciri ciri
anak autis Penyebab Autisme MASALAH YANG TERJADI Masalah dalam
memahami lingkungan (problem in understanding the world) Masalah gangguan
perilaku dan emosi (difficult behaviour and emotional problems). SEKOLAH
UNTUK ANAK AUTISME PSIKOLOGI UMUM ANAK AUTIS PENDIDIKAN UNTUK
ANAK AUTIS Kelas terpadu sebagai kelas transisi Program inklusi (mainstreaming)
Sekolah dengan kelas khusus Sekolah khusus autis ANAK DENGAN KESULITAN
BELAJAR KHUSUS SYSTEM PENDIDIKAN LUAR BIASA System pendidikan
segregasi System Pendidikan Integrasi Pendidikan Inklusi (Pendidikan Terhadap
Anak Berkebutuhan Khusus) pendidikan inklusi SOLUSI PENANGGANAN ANAK
AUTIS Tuna Netra Tuna Rungu Tuna Grahita: (a.l.

Down Syndrome) Autis Korban Penyalahgunaan Narkoba Hiperaktif Catatan


Penutup Daftar Pustaka Biografi penulis
Anak adalah setes air di dedaunan.. Yang putih bersih tiada ternoda Anak adalah
seperti daun yang kering di atas dahan .. yang siap jatuh berguguran diterpa
angin Hanyalah ilalang di tengah padang rumput Yang akan segera mengering
diterpa sinar mentari Yang akan layu tidak berdaya tanpa rengkuhan tangan-
tangan berhati baja Seperti dirimu Bunda. KATA PENGANTAR Pendidikan dasar
adalah hak semua anak .Setiap anak yang terlahir adalah anugrah dari Tuhan YME
, maka kita harus bersyukur , merawat dan mendidik mereka sesuai dengan
karakter dan jiwa mereka.

Namun tidak semua anak dilahirkan sempurna. Jika boleh memilih anak itu tidak
mau dilahirkan dalam keadaan yang memiliki kekurangan. Anak dengan keunikan
dan keanekaragaman karakter yang sebagian kita sulit untuk memahaminya.
Anak dengan sejuta kekurangan dan kelebihan masing masing. Mendidik anak
yang memiliki kebutuhan khusus diperlukan metode dan cara cara tersendiri.

Mendidik anak yang berkebutuhan khusus diperlukan tangan-tangan baja yang


berjiwa sekeras karang. Karena anak anak itu sangatlah rumit untuk dipahami.
Namun anak-anak itu hanya butuh dipahami. Untuk memahami anak-anak itu
dibutuhkan hati seluas samudra sedalam lautan. Mereka juga manusia yang
membutuhkan pendidikan dan kasih sayang yang tulus dari Ayah dan Bunda .

Anak anak yang terlahir dengan terganggu fisik maupun mentalnya tentulah
sangat sulit untuk menyesuaikan dengan lingkungan dan sangat sulit untuk
mengerti setiap kata dan perintah kita. Namun banyak sekali orang hanya melihat
sebelah mata terhadap anak anak tersebut. Mereka hanya melihat sisi lemah dari
anak tersebut tanpa melihat sisi baiknya, kalau kita sadari anak itu terlahir
membawa kekurangan dan kelebihan masing masing.

Belum tentu mereka yang memiliki kekurangan fisiknya akan memiliki


kekurangan dalam mentalnya , banyak juga dari mereka yang memiliki
kekurangan dalam fisiknya akan tetapi mental mereka normal seperti halnya
anak-anak yang terlahir normal. Bahkan banyak sekali anak-anak yang
berkebutuhan khusus memiliki kemampuan yang luar biasa. Mereka bisa
bersaing dengan anak anak yang normal dan bahkan mereka memiliki prestasi
yang luar biasa.

Sudah tugas kita menjadi orang tua dan pendidik mendampingi mereka meniti
hidup, meraih masa depanya. Marilah kita kuatkan tangan dan hati dalam
mendidik mereka agar kelak mereka berguna . Penulis sangat menyadari betapa
sulit mereka untuk dipahami, jangan menyerah jangan berputus asa keberhasilan
kita dalam mendidik dan membimbing mereka adalah sesuatu yang sangat
berharga bagi mereka. Ikhlaskan hati kuatkan iman smoga dengan tekat yang
kuat dan semangat baja bisa merubah batu menjadi permata.

Jakarta , 24 Oktober 2017 Penulis


ANAKKU YANG SPECIAL Ayah dan bunda tercinta pada awalnya akupun tidak
menyadari apa yang sebenarnya terjadi pada anakku itu, anakku begitu unik
kadang kadang membuat aku sangat bingung , kadang pula membuat aku
bahagia. Untuk lebih mengerti anakku, aku membutuhkan kesabaran tingkat
tinggi, keikhlasan yang luar biasa dan ketelatenan inilah ujian terberat dalam
hidupku.

Anakku sangat spesial berbeda dengan anak yang lain. Sepintas orang tidak
mengerti bahwa anakku sepertinya tidak memiliki kelemahan sama sekali seperti
anak-anak normal lainya , bahkan dia terlihat sangat manis, namun di balik
manisnya wajah dan senyumannya tersimpan sesuatu yang sangat spesial.

Anakku bisa melihat akan tetapi dia tidak bisa fokus melihat, dia bisa mendengar
akan tetapi dia tidak bisa mendengarkan kita, dia bisa berbicara akan tetapi tidak
bisa diajak untuk berbicara, dia bisa menulis akan tetapi tulisannya tidak terbaca.
Setiap anak memang sangat berbeda satu dengan yang lain. Perbedaan itu
sangat penting diketahui, agar mereka mendapatkan pendidikan yang tepat, agar
kita bisa merubah batu menjadi permata.

Anak anak yang spesial seperti anakku ini sangat membutuhkan tangan-tangan
ajaib yang bisa membimbing dan mengarahkannya. Aku jadikan segala
kekurangan anakku menjadi kelebihanya karena anakku sangatlah spesial buatku
Dilihat dari ciri-ciri yang dimiliki, anakku termasuk anak autis. Walaupun kondisi
anakku sangat special, membuatku semakin menyayanginya karena dia adalah
titipan terindah Tuhan untukku.

Setiap anak terlahir sudah memiliki kodratnya masing masing. Inilah yang hal
terindah yang diberikan Tuhan buatku . Terimakasih Tuhan telah kau ciptakan dia
untukku dengan penuh keunikan agar aku bisa menjadi orang yang lebih baik
dan lebih bertakwa kepadamu.
BIMBINGLAH AKU Pada dasarnya pendidikan adalah hak setiap anak.

Semua anak yang terlahir adalah anugrah dari Tuhan YME , maka kita harus
bersyukur bisa merawat dan mendidik mereka sesuai dengan karakter dan jiwa
mereka. Namun tidak semua anak terlahir sempurna. Jika boleh memilih, seorang
anak tidak mau dilahirkan dalam keadaan yang tidak sempurna. Anak dengan
seribu keunikan dan karakter yang sulit untuk dipahami. Namun mereka tetaplah
seorang anak yang membutuhkan uluran tangan untuk berkembang dan maju.

Pendidikan adalah kunci masa depan setiap anak. Tidak terkecuali anak yang
memiliki gangguan baik mental maupun fisik. Baik itu gangguan penglihatan,
pendengaran, atau bahkan gangguan disfungsi otak yang lain. Anak yang
memiliki gangguan baik ganguan jasmani maupun ruhaninya, mereka
membutuhkan penanganan khusus dan pembelajaran khusus.

Anak autis bukanlah anak yang tidak berguna namun mereka juga manusia yang
membutuhkan pendidikan, kasih sayang dan perhatian yang khusus. Sebagai
orang tua terkadang kita sulit untuk mengerti bagaimana cara mereka berfikir
dan bertingkah laku. Banyak orang tua cemas dengan keadaan anaknya yang
dianggap tidak bisa atau tidak mampu berbicara.

Sedih hati rasanya ketika melihat orang tua yang mengetahui anaknya memiliki
kekurangan, mereka menganggap anak itu sebagai sampah yang tidak berguna
bahkan mereka tidak segan untuk membuang dan menelantarkanya. Padahal,
penyandang autisme juga banyak yang memiliki kemampuan lebih dibandingkan
dengan yang lain, jika semua orang tua mau menyadari keberhasilan anak
penyandang autis tergantung dari diri mereka sendiri.

Banyak orang tua yang beranggapan bahwa bila anak bisa berbicara maka 99%
masalah anak akan terselesaikan, terutama masalah komunikasi. Kemampuan
mereka berbicara merupakan hal utama dalam kehidupan sehari hari. Namun
sebaliknya pula banyak orang tua yang tidak mau perduli bahwa anaknya
mengalami gangguan autisme.

Mereka seakan tidak terima kalau anak mereka menyandang autisme atau
mengalami disfungsi otak yang menyebabkan , anak tidak mendapatkan
pendidikan secara benar. Banyak pula orang tua yang tidak tahu bagaimana
mendidik anak autism sehingga mereka hanya dibiarkan saja dengan keadaan
anaknya tanpa bimbingan dan pendidikan yang tepat. Kalau kita menyadari tidak
semua anak yang memiliki kekurangan fisik mereka juga memiliki kelemahan
mentalnya.

Banyak anak memiliki kekurangan fisik namun jiwanya itu baik-baik saja. Dengan
pendidikan yang tepat diharapkan anak penyandang autism bisa menemukan
hidupnya, banyak anak penyandang autis yang memiliki kemampuan lebih di
bidang yang lain. Tuhan menciptakan makhluknya dengan segala kelebihan dan
kekurangan masing masing.

Harus kita sadari bahwa pada dasarnya anak yang dilahirkan ke dunia ini pasti
ditakdirkan memiliki peran tersendiri. Tuhan menciptakan manusia dengan
kodratnya sendiri sendiri, mereka diberikan kekurangan dan kelebihan masing-
masing agar mereka berguna dan bermanfaat bagi sesama. Hanya saja seorang
penyandang autisme harus mendapatkan pendidikan yang tepat sesuai dengan
kodratnya.

Serta dengan keyakinan penuh dari orang tua dan teman-teman sekelilingnya
mereka bisa menerima penuh kehadiranya sehingga mereka percaya diri penuh
dengan sgala kekuranganya bukan pada sisi keterbatsanya. Anak penyandang
autism memiliki kekuatan sekaligus keterbatasan seperti yang lain. Buku ini saya
tulis untuk mendorong para orang tua yang memiliki anak yang memiliki
kelemahan baik fisik maupun mental untuk lebih bisa mengenal dan memahami
mereka agar mereka memiliki masa depan yang baik.

Autisme adalah kelainan perkembangan sistem saraf pada seseorang yang


kebanyakan diakibatkan oleh faktor hereditas dan kadang-kadang telah dapat
dideteksi sejak bayi berusia 6 bulan. Deteksi dan terapi sedini mungkin akan
menjadikan si penderita lebih dapat menyesuaikan dirinya dengan yang normal.
Kadang-kadang terapi harus dilakukan seumur hidup.

walaupun demikian penderita autisme yang cukup cerdas, setelah mendapat


terapi autisme sedini mungkin, seringkali dapat mengikuti sekolah umum,
menjadi sarjana dan dapat bekerja memenuhi standar yang dibutuhkan. Tetapi
pemahaman dari rekan selama bersekolah dan rekan sekerja seringkali
dibutuhkan, karena penderita autis seringkali tidak menyahut atau tidak
memandang mata si pembicara, ketika diajak berbicara.

Karakteristik yang menonjol pada seseorang yang mengidap kelainan ini adalah
kesulitan membina hubungan sosial, berkomunikasi secara normal maupun
memahami emosi serta perasaan orang lain( Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas). Oleh sebab itu sebagai orang tua harus lebih fokus dalam
memperhatikan pendidikan anak tersebut sesuai denga fitrahnya dengan lebih
fokus pada kekuatan bukan pada kelemahan. Sekali lagi wahai ayah bunda
biarkanlah mereka berkembang sesuai dengan fitrahnya biarkan mereka
mendapatkan pendidikan yang tepat.

Dengan kekuatan dan keyakinan penuh terhadap mereka ,mereka pasti bisa
memiliki masa depan dan prestasi yang cemerlang. Jangan engkau biarkan
mereka tenggelam ke dalam dunianya yang gelap. Jangan mereka tinggalkan
dalam lautan kehidupan yang bisa membuatnya terpuruk dalam lingkaran
kehidupan yang kejam. Biarkanlah mereka berkembang sesuai keadaanya.

Mereka membutuhkan tangan- tangan kita sebagai tongkat penunjuk arah jalan
agar mereka tidak tersesat, agar mereka tahu arah jalan pulang dengan benar.
Wahai ayah bunda mari bimbing mereka agar mereka menemukan jalan
hidupnya. KENALI AKU, PAHAMI AKU Wahai ayah bunda seorang penyandang
autism yang biasa orang menyebutnya PDD ( Parvasive Developmental Disorder)
adalah salah satu dari 5 gangguan spektrum Autism. Autism adalah suatu kondisi
mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya
tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal.

Akibatnya anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia
repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif. Karakteristik anak dengan autisme
adalah adanya 6 gangguan dalam bidang interaksi sosial, komunikasi (bahasa
dan bicara), perilaku-emosi, pola bermain, gangguan sensorik atau motorik dan
perkembangan terlambat atau tidak normal. Gejala ini mulai tampak sejak lahir
atau saat masih kecil biasanya sebelum anak berusia 3 tahun.

Meski seringkali dianggap ringan, ternyata dalam beberapa hal manifestasi klinis
tertentu justru lebih parah gangguannya. Dia memiliki keterbatasan dalam otak
yang tidak terlihat tapi dapat membuatnya sulit untuk dapat beradaptasi dengan
yang lain. Terkadang anakku ini menjadi pendiam dan sangat tertutup sehingga
sulit sekali untuk dimengerti, sulit diajak komunikasi dia seakan memiliki
dunianya sendiri .

Dia selalu menyendiri, mulutnya seakan berbicara sendiri, namun tak sedikitpun
suaranya terdengar, bahkan terkadang dia hanya termenung dan mencoret-coret
apa saja , hampir seluruh dinding rumahku dipenuhi dengan coretan-coretannya
yang tidak jelas. Jika dia marah membuat aku sangat takut dia tidak segan
melukai dirinya sendiri dan orang di sekitarnya. Ayah bunda sekalian kenalilah
autism secara dini.
Pengetahuan autism sejak dini akan menghindarkan kita dari kesalahan dalam
mendidik anak. Walaupun sampai saat ini belum ada penanganan khusus untuk
penyembuhan anak yang mengalami gejala dan kondisi autism, namun akan
lebih baik jika kita mengetahui dan memberikan penanganan sejak awal dengan
cara terapi dan poengobatan autism yang tepat. Ayah bunda sekalian
berdasarkan artikel yang dikutip dari (www// hamil.

go id ) autisme atau yang juga dikenal sebagai autism spectrum disorder (ASD)
merupakan gangguan yang berpengaruh pada proses interaksi sosial, perilaku
dan komunikasi. Kelainan ASD ini juga melingkupi sindrom asperger dan autism
yang biasanya dialami pada masa anak-anak. Saat ini di Indonesia setidaknya
terdapat 2,4 juta jiwa yang mengalami autism menurut data dari badan pusat
statistik (BPS).

Kelainan autism ini sendiri merupakan kelainan yang tidak dapat disembuhkan
namun terdapat beberapa langkah penanganan yang bisa membuat gangguan
autis berkurang. Oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui apa saja
gejala dan ciri-ciri yang dimiliki oleh anak autis supaya kita dapat memberikan
terapi lebih cepat. CIRI CIRI ANAK AUTIS Gejala atau ciri-ciri anak autis sendiri
baru bisa dilihat dengan jelas setelah terjadinya perubahan yang signifikan pada
kehidupan seseorang dan biasanya tahap ini mulai terlihat pada masa anak-anak.
Gejala anak autis ini sendiri berbeda-beda tiap penyandangnya.

Namun, secara umum gejala ini dapat digolongkan menjadi dua kategori utama,
yaitu : pertama – adalah kategori yang meliputi gangguan pada komunikasi dan
interaksi. Kategori ini ditandai dengan lambannya anak dalam menguasai bahasa
dan pemahaman serta kepekaan terhadap perasaan orang lain atau dengan kata
lain anak ini tidak memiliki emosi kedua – adalah kategori yang meliputi minat,
pola pikir dan reaksi yang berulang-ulang dalam melakukan suatu kegiatan.

Anak autis yang masuk dalam kategori kedua ini salah satunya adalah selalu
melakukan hal tertentu yang diulang seperti mengetuk-ngetukkan jari atau
lainnya terutama saat dirinya sedang kesal. Berikut ini adalah beberapa ciri anak
pengidap autism yang perlu anda ketahui dengan baik. Autis Pada Usia Anak-
Anak Ciri-ciri autism pada anak-anak mulai bisa dilihat dengan jelas saat anak
sudah berusia 3 tahun.

Anak autis biasanya memiliki pertumbuhan mental yang tidak seperti anak
normal. Misalnya belum bisa bicara atau kalaupun sudah bisa bicara
menggunakan bahasa yang tidak diketahui oleh orang lain. Komunikasi yang
dilakukan oleh anak autis pun sangat tidak baik atau kurang sopan menurut
orang normal.

Ciri anak autis lainnya yang bisa dilihat pada saat dirinya masih dalam usia anak-
anak adalah ketika dirinya berbicara tidak menatap orang yang menjadi lawan
bicaranya, tidak ekspresif seperti anak seumurannya, tidak bisa memberikan
simpati kepada orang lain dan hanyut pada dunianya sendiri. Anak autis juga
akan bermain dengan benda yang dia senangi saja dengan gerakan yang
berulang-ulang serta rutinitas yang dilakukan cukup aneh dan jadwal bermainnya
lebih panjang dibandingkan dengan anak seusianya.

Gangguan Perkembangan Persasiv YTT (PDD-NOS) Gangguan PPD-NOS


merupakan salah satu kelainan mental yang dialami oleh anak hampir seperti
autis. Gejalanya juga hampir sama yaitu memiliki gangguan pada komunikasi,
interaksi dan perilaku. Pada usia anak-anak gejalanya akan hampir tidak bisa
dibedakan dengan kelainan mental autism.

Namun pada anak yang mengalami PDD NOS ini masih lebih baik karena bisa
memandang orang yang menjadi lawan bicaranya serta bersikap lebih tenang
dibandingkan dengan anak autis. Sindroma Rett Salah satu jenis gangguan
kelainan autism pada anak lainnya adalah sindroma rett. Sindroma rett ini lebih
sering dialami oleh anak perempuan dimana pada saat dirinya lahir hingga pada
usia 6 bulan perkembangannya masih normal namun, setelah itu mulai
menunjukkan adanya beberapa kelainan mental. Anak yang mengidap sindroma
rett ini sama halnya dengan anak pengidap autis.

Dimana dirinya tidak akan bisa berbicara normal dan kurang bisa bergaul dengan
teman sebayanya. Perkembangan Tidak Seimbang Perkembangan bayi atau anak
autis ditandai dengan adanya ketidak seimbangan. Hal ini dikarenakan sistem
motorik anak mengalami gangguan sehingga, perkembangan otaknya pun tidak
bisa berkembang dengan baik.

Bagi anda yang memiliki anak autis, maka harus sangat giat memberikan
pelajaran bagi anak supaya bisa belajar dengan baik. Anak Menyukai Kegiatan
yang Mengulang Perhatikan anak anda, jika dirinya menyukai kegiatan yang
dilakukan secara berulang-ulang dan dalam frekuensi yang sangat tinggi. Seperti
misalnya melompat apalagi jika kegiatan ini dilakukan dimanapun dan kapanpun.

Salah satu ciri ciri anak autis sejak bayi adalah menyukai suatu kegiatan yang
dilakukan secara berulang-ulang. Memiliki Gangguan Pada Berbicara Salah satu
ciri yang paling mudah dikenali dari anak autis adalah dari gaya bicaranya. Anak
autis memiliki gaya bicara yang khas yaitu gagap, terlambat dan kurang bisa
mengerti kata-kata yang sering digunakan oleh orang pada umumnya.

Anak autis ini memiliki bahasa dan istilah sendiri yang memang terkadang
membuat lawan bicara bingung. Namun anda sebagai orang normal harus
memaklumi dan andalah yang harus belajar bahasa mereka serta anda tetap
memberikan pengetahuan mengenai bahasa pada umumnya. Membenci Suara
Bising Sebaiknya jika sedang melakukan pembicaraan dengan anak autis jangan
menggunakan nada dan intonasi yang keras.

Hal ini dikarenakan salah satu tanda anak autis adalah tidak menyukai suara yang
terlalu keras atau bising. Pada saat anak autis mendengar suara terlalu keras
maka dirinya akan langsung menjadi gelisah dan tidak tenang bahkan respon
mereka bisa berlebihan hingga pada menjerit keras. Tidak Suka Adanya Kontak
Fisik Anak autis juga tidak menyukai adanya kontak fisik terutama dari orang
yang tidak dikenalnya.

Jika anak autis disentuh, dirinya akan senantiasa menghindar dan bersembunyi
dari orang tersebut. Anak autis juga tidak suka melakukan pembicaraan sekalipun
berbicara mereka tidak akan memandang orang yang menjadi lawan bicaranya
tersebut. Emosi Anak Tidak Stabil Anak autis tidak bisa mengontrol dan
mengendalikan emosi mereka.

Anak autis akan meluapkan segala emosinya dan biasanya terjadi pada waktu
yang tidak terduga dan dalam situasi apapun seperti tiba-tiba menangis, tiba-tiba
menjerit, tertawa tanpa ada sebab yang jelas. Oleh karena itu, banyak orang yang
menyebut anak autis sebagai penderita gangguan sakit jiwa atau (maaf) gila. Asik
Dengan Dunianya Sendiri Anak autis selalu memiliki dunianya sendiri dan hanya
dia yang tahu bagaimana cara menikmati dunianya tersebut.

Oleh karena itu, anak autis tidak menyukai bila bermain dengan anak lainnya dan
menghindari mereka. Saat bermain dengan dunianya sendiri ini juga anak autis
akan mengekspresikan kemampuan bicaranya. Respon Pada Benda yang Berbeda
Maksud dari kata tersebut adalah anak autis biasanya akan menggunakan indera
penciuman lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan indera peraba.
Indera penciuman ini dilakukan ketika ada benda baru yang dilihatnya.

Tidak seperti anak lain yang biasanya akan melihat dan meraba namun pada anak
autis mereka ini akan mencium bahkan memakan benda tersebut sebagai bentuk
eksplorasi. Tentunya sebagai orang tua harus melakukan pengawasan ketat pada
anak autis karena sangat berbahaya jika benda yang ditemukan adalah benda
beracun. Tidak Melakukan Kontak Mata Salah satu ciri anak autis yang sudah
sempat disinggung sebelumnya adalah tidak bisa melakukan kontak mata
dengan orang lain dan penglihatannya akan cenderung ke bawah. Namun anak
autis ini juga memiliki keterkaitan lainnya pada beberapa hal seperti cahaya
matahari dan benda yang gemerlap.

Anak autis bisa memandangi cahaya matahari dalam waktu yang lama bahkan
berjam-jam sembari, melakukan gerakan yang diulang-ulang misalnya seperti
membuat lingkaran dengan tangannya. Tidak memiliki respon spontan pada saat
bayi Ciri-anak autis juga bisa dilihat sejak dari saat anak masih bayi. Cirinya dapat
dilihat seperti tidak memiliki respon spontan pada usia 0 hingga 6 bulan.

Bayi akan cenderung jarang menangis namun terlalu sensitif pada beberapa jenis
sentuhan. Selain itu, bayi juga akan cenderung menggerakan kaki dan tangannya
secara berlebihan saat dirinya sedang mandi. Pada saat anak digendong
tangannya akan mengepal dan kakinya akan menegang berbeda dengan anak
normal biasanya.

Selain itu, juga tidak ada senyum yang biasanya dilakukan oleh anak bayi. Ciri
Pada Usia 6 Hingga 12 Bulan Ciri ciri anak autis juga bisa dilihat pada saat usianya
masih 6 hingga 12 bulan. anak Autis pada usia ini jika digendong akan kaku dan
tegang serta tidak memiliki ketertarikan untuk melakukan interaksi dan tidak
tertarik dengan segala jenis mainan padahal biasanya anak usia ini sangat
responsif terhadap hal baru seperti mainan yang menarik.

Anak juga tidak memiliki ketertarikan pada suara atau kata dan orang yang
mengajaknya bercanda seperti biasanya. Anak malah akan memandangi bagian
tangan atau benda yang dipegangnya dalam waktu yang sangat lama. Hal ini
disebabkan karena terjadinya gangguan pelambatan sensor motorik anak yang
terlalu kasar atau halus.

Ciri pada Usia 2 Hingga 3 Tahun Anak pada usia 2 hingga 3 tahun seharusnya
masih dalam masa aktif karena sudah bisa berjalan dan lainnya sehingga dirinya
membutuhkan eksplorasi pada hal-hal sekitar. Namun ini lain yang dialami oleh
anak autis dimana dirinya mungkin belum bisa berjalan dan masih digendong.
Perkembangan sel motoriknya yang lambat menjadikan hal ini terjadi, sehingga
anak enggan menggerakan tubuhnya.
Pada usia ini juga bisa dideteksi dengan adanya gangguan pada interaksi sosial,
berkomunikasi dan berbahasa yang baik, cara menonton dan bermain tidak
seperti anak lainnya yang aktif. Ciri pada Usia 4 Hingga 5 Tahun Pada usia ini
mungkin akan menjadi masa yang sulit bagi para orang tua yang memilki autism.
Hal ini dikarenakan pada usia ini anak mulai menunjukkan keeksistensian dirinya
namun dirinya sendiri tidak bisa mengendalikan ekpresi dan emosinya.

Jadi, anak akan tertawa dengan keras, berteriak tidak jelas, marah bahkan
menangis tanpa ada sebab yang jelas. Anak autis juga lebih suka untuk
menirukan suara-suara aneh yang didengarnya. Ciri lain yang akan dialami oleh
anak autis pada usia ini adalah jika kemauannya tidak dituruti maka dia akan
melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya bahkan melukai diri sendiri.

Ciri Fisik Ciri anak yang mengidap autis juga bisa dilihat secara fisik seperti
memilki jarak mata yang cukup lebar dibandingkan dengan anak yang tidak
mengidap autis. Ciri lain yang dialami oleh anak autis adalah memiliki bagian
tengah wajahnya sempit. Selain itu, daerah pipi dan hidung juga memiliki jarak
yang lebih dekat. Jarak antara bibir dan hidung biasanya lebih sempit. Ciri-ciri ini
sudah dilakukan penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan pada anak autis.

Jadi, jika anda menemukan anak anda memilikinya mungkin anda perlu
mewaspadainya. .( https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri-ciri-anak-autis)
PENYEBAB AUTISME Saat ini, sebenarnya penyebab autis pada anak masih belum
diketahui dengan jelas. Sekitar 85% dari kasus autismeyang terjadi ternyata tidak
diketahui penyebabnya atau dikenal sebagai idiopathic autism5.

Namun, data penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik (keturunan) dan


faktor lingkungan memiliki peran penting dalam menyebabkan autisme pada
anak1. Faktor genetik (keturunan)
Para ahli mencurigai bahwa salah satu faktor risiko autisme adalah genetik
(keturunan) karena adanya peningkatan risiko autisme pada anak jika memiliki
saudara penderita autisme1.

Pada kembar identik dengan genetik yang sama, jika salah satunya adalah
penderita autisme, sembilan dari 10 kasus menunjukkan bahwa kembarannya
juga akan menderita autis.Jika seorang anak menderita autisme, saudaranya
diketahui memiliki risiko terkena autisme yang lebih tinggi. Namun, faktor
genetik secara spesifik yang merupakan penyebab autis masihlah belum
diketahui dengan baik.
Beberapa gen tampaknya terlibat langsung sebagai penyebab autis, sebagian
mungkin mempengaruhi perkembangan otak, dan sebagian lain dapat
mempengaruhi tingkat keparahan gejalanya. Peneliti masih berupaya untuk
mempelajari lebih lanjut faktor genetik serta mekanismenya yang berkaitan
dengan kasus autisme1,2. Faktor lingkungan
Segala sesuatu di luar tubuh yang dapat mempengaruhi kesehatan.

Beberapa faktor lingkungan yang diduga berkaitan dengan autisme pada anak
adalah kondisi dan sejarah kesehatan keluarga, usia ayah, paparan racun dan
polusi dari lingkungan, infeksi virus, serta komplikasi saat kehamilan dan
kelahiran. Sama seperti faktor genetik, faktor lingkungan yang berpengaruh
terhadap risiko autisme dan bagaimana mekanismenya masih dipelajari lebih
lanjut1,2.

Meskipun penyebab autism pada anak belum diketahui dengan pasti, terdapat
beberapa faktor yang banyak terbukti berkaitan dengan kasus autisme2,3: Anak
laki-laki diketahui memiliki risiko terkena autisme yang lebih tinggi hingga empat
sampai lima kali apabila dibandingkan dengan anak perempuan. Seorang anak
lebih berisiko terkena autis jika memiliki saudara penderita autis.

Terkadang, anak dengan autisme memiliki orang tua atau keluarga yang memiliki
gangguan kecil dalam hal kemampuan social dan komunikasi. Gangguan
penyakit tertentu seperti tumor pada otak, kelainan genetik, gangguan sistem
syaraf, dan epilepsi berkaitan dengan peningkatan risiko autis pada anak. Sekitar
10% dari anak autis diketahui memiliki gangguan-gangguan penyakit ini.

Usia orang tua yang lebih tua diduga berkaitan dengan peningkatan risiko autis
pada anak. Konsumsi beberapa jenis obat saat kehamilan diyakini berkaitan
dengan peningkatan risiko autis.
Perlu diketahui bahwa penelitian mengenai faktor-faktor ini masih terus berlanjut
sehingga kepastian hubungan antara faktor-faktor ini dengan risiko autisme
masih dapat berubah. http://www.alergon.co.id/penyebab-autisme/ MASALAH
YANG AKU HADAPI Ayah dan bunda sekalian mendidik anak autis tidak semudah
mendidik anak yang normal.

Jika anak yang normal saja terkadang kita memiliki kesulitan yang membuat kta
kehilangan kesabaran, bagaimana dengan anak yang memiliki kebutuhan khusus.
Terkadang hati saya teriris pedih sedih menangis bercampur menjadi satu bila
melihat anak yang sulit untuk diajak komunikasi dan hanya diam saja seolah tidak
pernah perduli dengan dunia sekelilingnya bahkan terkadang meledak ledak
tidak bisa dikendalikan.

Perasaan ini bercampur sampai pada titik kehabisan kesabaran dan akhirnya kita
melakukan hal hal yang bisa menyakitinya seperti memukul, mencubit bahkan
menamparnya, hal ini tidak bisa kita lakukan karena kita hanya menyakitinya saja
sedangkan perilaku mereka tidak akan berubah, karena rasa sakit yang kita
derikan kepadanya justru membuat dia semakin menjadi dan akhirnya yang ada
hanya rasa penyesalan.

Ayah bunda sekalian ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh penderita
autism seperti artiket yang Dipostkan oleh Amar Sutejo WEDNESDAY, MAY Wing
( 1974) menuliskan 2 kelompok besar yang menjadi masalah pada anak autis
yaitu: Masalah dalam memahami lingkungan ( problem in understanding the
world) Respon terhadap suara yang tidak biasa (unussualy sound).

Anak autis seperti orang tuli karena mereka cenderung mengabaikan suara yang
sangat keras dan tidak tergerak sekalipun ada yang menjatuhkan benda
disampingnya. Anak autis dapat juga tertarik pada beberapa suara benda seperti
suara bel, tetapi ada anak autis yang terganggu oleh suara-suara tertentu,
sehingga ia akan menutup telinganya. Sulit dalam memahami pembicaraan
(difficulties in understanding speech).

Anak autis tampak tidak menyadari bahwa pembicaran memiliki makna, tidak
dapat mengikuti instruksi verbal, mendengar peringatan atau paham apabila
dirinya dimarahi (scolded). Menjelang usia 5 tahun banyak auitis yang
mengalami keterbatasan dalam memahami pembicaraan. Kesulitan ketika
bercakap-cakap (difficulties when talking). Beberapa anak autis tidak pernah
berbicara, beberapa anak autis belajar untuk mengatakan sedikit kata-kata,
biasanya mereka mengulang kata-kata yang diucapkan orang lain, mereka
mengalami kesulitan dalam mempergunakan kata sambung, tidak dapat
menggunakan kata – kata secara fleksibel atau mengungkapkan ide.

Lemah dalam pengucapan dan control suara (poor pronunciation and voice
control). Beberapa anak autis memiliki kesulitan dalam membedakan suara
tertentu yang mereka dengar. Mereka kebingungan dengan kat-kata yag hamper
sam, memiliki kesulitan untuk mengucapkan kata-kata yang sulit.

Mereka biasanya mengalami kesulitan dalam mengontrol kekerasan ( loudness)


suara. Masalah dalam memahami benda yang dilihat ( problem in understanding
things that are seen). Beberapa anak autis sangat sensitive terhadap cahaya yang
sangat terang, seperti cahaya lampu kamera ( blitz), anak autis mengenali orang
atau benda dengan gambara mereka yang umum tanpa melihat detil yang
tampak. Masalah dalam pemahaman gerak isyarat ( problem in understanding
gesture).

Anak autis memiliki masalah dengan menggunakan bahasa komunikasi, seperti


gerak isarat, gerakan tubuh , ekspresi wajah. Indra peraba, perasa dan pembau
( the senses of touch, taste and smell). Anak-anak auti mnjelajahi lingkungannya
dengan indra peraba, perasa dan pembau mereka. Beberapa anak autis tidak
sensitive terhadap dingin dan sakit. Gerakan tubuh yang tidak biasa (unusually
body movement).

Ada gerakan-gerakan anak autis yang tidak biasa dilakukan oleh anak-anak
normal seperti ,mengepak-ngepakkkan tangannya, meloncat-loncat, dan
menyeringai. Kekakuan dalam gerakan-gerakan terlatih (clumsiness in skilled
movements). Beberapa anak autis ketika berjalan Nampak anggun, mampu
memanjat dan seimbang seperti kucing, namun yang lainnya lebih kaku dan
berkjalan seperti memiliki beberapa kesulitan dalam keseimbangan dbiasanya
mereka tidak menikmati memanjat. Mereka sangat kurang dalam koordinasi
dalam berjalan dan berlari atau sebaliknya. 2.

Masalah gangguan perilaku dan emosi ( difficult behaviour and emotional


problems). Sikap menyendiri dan menarik diri (aloofness and withdrawal). Banyak
anak autis yang berprilaku seolah-olah orang lain tidak ada. Anak autis tidak
merespon ketika dipanggil atau seperti tidak mendengar ketika ada orang yang
berbicara padanya, ekspresi mukanya kosong.

Menentang perubahan (resistance to change). Banyak anak autis yang menuntu


pengulangan rtinitas yang sama. Beberapa anak autis memiliki rutinitas mereka
sendiri, seperti mengetuk-ngetuk kursi sebelum duduk, atau menempatkan objek
dalam garis yang panjang. Ketakutan khusus (special fears). Anak-anak autis
tidak menyadari bahaya yang sebenarnya, mungkin karena mereka tidak
memahami kemungkinan konsekuensinya.

Perilaku yang memalukan secara social (socially embarrassing behavior).


Pemahaman anak-anak autis terhadap kata-kata terbatas dan secara umum tidak
matang, mereka sering berperilaku dalam cara yang kurang dapat diterima secara
social. Anak-anak autis tidak malu untuk berteriak ditempat umum atau berteriak
dengan keras di sepanjang jalan. Ketidakmampuan untuk bermain ( inability to
play).

Banyak anak bermain dengan air , pasir atau lumpur selama berjam-jam. Mereka
tidak dapatbermain pura-pura. Anak-anak autis krang dalam bahasa dan
imajinasi, mereka tidak dapat bersama-sama dalam permainan dengan anak-
anak yang lain. Mencermati perkembangan teknologi dan komunikasi yang
makin cepat membutuhkan gerak yang serba instant, sebab memiliki efek yang
mempengaruhi gaya hidup manusia yang gampang, praktis, ekonomis dan
sebagainya.

Kadang kita lupa bahwa tidak semua yang praktis dan ekonomis itu baik untuk
kesehatan tubuh manusia dan tanpa disadari perkembangan penyakit juga
semakin banyak dan salah satunya adalah penyakit autism dimana penyakit yang
menyebabkan anak memiliki perilaku tidak peduli dengan lingkungan sosialnya
sehingga dapat mempengaruhi perkembangan dalam komunikasinya.

Anak autis termasuk salah satu anak yang mengalami gangguan perkembangan
kompleks yang berdampak pada perkembangan social, komunikasi perilaku dan
emosi yang tidak berkembang secara optimal. Akibat gangguan perkembangan
ini anak menjadi kurang memperhatikan lingkungannya dan asyik dengan
dunianya sendiri gangguan tersebut bersumber pada gangguan otak bagian
interaksi dan komunikasi sehingga para penyandang autism mengalami kesulitan
pada komunikasi verbal dan non verbal, interaksi social, aktivitas bermain.

Kesulitan ini menyebabkan anak kesulitan melakukan interaksi dengan orang lain
dan dunia luar. Kondisi anak autis tidak hanya mempengaruhi kehidupan anak itu
sendiri namun juga berdampak pada orang tua dan anggota keluarganya serta
lingkungan social dimana anak itu berada. Permasalahan yang utama yaitu
ketidak mampuan anak untuk memahami informasi dan komunikasi.

Ayah bunda sekalian dengan mengetahui kesulita kesulitan yang dihadapi anak
anak autis menuntut kita untuk lebih mengerti dan memahami penderitaan yang
dialami anak anak tersebut. TUNJUKKAN JALANMU ( SEKOLAH UNTUK ANAK
AUTISME) Ayah dan bunda terkasih, dalam kebinggungan yang aku hadapi
terhadap masalah yang pertumbuhan anakku ini , aku mendapatkan titik terang
bahwa anak autis bisa disembuhkan, bahwa anak autis juga memiliki masa depan.

Beberapa para ahlipun sebenernya juga belum yakin apakah autism bisa
disembuhkan secara total. Namun sebagai orang tua kita tidak boleh menyerah
,kta harus tetap mengusahakan dia mendapatkan pendidikan dan pengobatan
agar mereka lebih berdaya guna , anak autis juga banyak yang berpotensi. Ada
berberapa tempat untuk penyembuhan anak anak autis.Beberapa jenis terapi
bersifat tradisional dan telah teruji dari waktu ke waktu sementara terapi lainnya
mungkin baru saja muncul.

Tidak seperti gangguan perkembangan lainnya, tidak banyak petunjuk treatment


yang telah dipublikasikan apalagi prosedur yang standar dalam menangani
autisme. Bagaimanapun juga para ahli sependapat bahwa terapi harus dimulai
sejak awal dan harus diarahkan pada hambatan maupun keterlambatan yang
secara umum dimiliki oleh setiap anak autis, misalnya; komunikasi dan persoalan-
persolan perilaku.

Treatment yang komprehensif umumnya meliputi; Terapi Wicara (Speech


Therapy), Okupasi Terapi (Occupational Therapy) dan Applied Behavior Analisis
(ABA) untuk mengubah serta memodifikasi perilaku. Berikut ini adalah suatu
uraian sederhana dari berbagai literatur yang ada dan ringkasan penjelasan yang
tidak menyeluruh dari beberapa treatment yang diakui saat ini. Menjadi
keharusan bagi orang tua untuk mencari tahu dan mengenali treatment yang
dipilihnya langsung kepada orang-orang yang profesional dibidangnya.

Sebagian dari teknik ini adalah program menyeluruh, sedang yang lain dirancang
menuju target tertentu yang menjadi hambatan atau kesulitan para
penyandangnya. Educational Treatment, meliputi tetapi tidak terbatas pada:
Applied Behavior Analysis (ABA) yang prinsip-prinsipnya digunakan dalam
penelitian Lovaas sehingga sering disamakan dengan Discrete Trial Training atau
Intervensi Perilaku Intensif. Pendekatan developmental yang dikaitkan dengan
pendidikan yang dikenal sebagai Floortime.

TEACCH (Treatment and Education of Autistic and Related Communication –


Handicapped Children). Biological Treatment, meliputi tetapi tidak terbatas pada:
diet, pemberian vitamin dan pemberian obat-obatan untuk mengurangi perilaku-
perilaku tertentu (agresivitas, hiperaktif, melukai diri sendiri, dsb.).

Speech – Language Therapy (Terapi Wicara), meliputi tetapi tidak terbatas pada
usaha penanganan gangguan asosiasi dan gangguan
proses auditory/pendengaran. Komunikasi, peningkatan kemampuan komunikasi,
seperti PECS (Picture Exchange Communication System), bahasa isyarat, strategi
visual menggunakan gambar dalam berkomunikasi dan pendukung-pendukung
komunikasi lainnya.
Pelayanan Autisme Intensif, meliputi kerja team dari berbagai disiplin ilmu yang
memberikan intervensi baik di rumah, sekolah maupun lngkungan sosial lainnya.
Terapi yang bersifat Sensoris, meliputi tetapi tidak terbatas pada Occupational
Therapy (OT), dan Auditory Integration Training (AIT). Dengan adanya berbagai
jenis terapi yang dapat dipilih oleh orang tua, maka sangat penting bagi mereka
untuk memilih salah satu jenis terapi yang dapat meningkatkan fungsionalitas
anak dan mengurangi gangguan serta hambatan autisme.

Sangat disayangkan masih minim data ilmiah yang mampu mendukung berbagai
jenis terapi yang dapat dipilih orang tua di Indonesia saat ini. Fakta menyebutkan
bahwa sangat sulit membuat suatu penelitian mengenai autisme. Sangat banyak
variabel-variabel yang dimiliki anak, dari tingkat keparahan gangguannya hingga
lingkungan sekitarnya dan belum lagi etika yang ada didalamnya untuk membuat
suatu penelitian itu sungguh-sungguh terkontrol.

Sangat tidak mungkin mengontrol semua variabel yang ada sehingga data yang
dihasilkan dari penelitian-penelitian sebelumnya mungkin secara statistik tidak
akurat. Tidak ada satupun jenis terapi yang berhasil bagi semua anak. Terapi
harus disesuaikan dengan kebutuhan anak, berdasarkan pada potensinya,
kekurangannya dan tentu saja sesuai dengan minat anak sendiri.

Terapi harus dilakukan secara multidisiplin ilmu, misalnya menggunakan; okupasi


terapi, terapi wicara dan terapi perilaku sebagai basisnya. Tenaga ahli yang
menangani anak harus mampu mengarahkan pilihan-pilihan anda terhadap
berbagai jenis terapi yang ada saat ini. Tidak ada jaminan apakah terapi yang
dipilih oleh orang tua maupun keluarga sungguh-sungguh akan berjalan efektif.

Namun, tentukan salah satu jenis terapi dan laksanakan secara konsisten, bila
tidak terlihat perubahan atau kemajuan yang nyata selama 3 bulan dapat
melakukan perubahan terapi. Bimbingan dan arahan yang diberikan harus
dilaksanakan oleh orang tua secara konsisten. Bila terlihat kemajuan yang
signifikan selama 3 bulan maka bentuk intervensi lainnya dapat ditambahkan.

Tetap bersikap obyektif dan tanyakan kepada para ahli bila terjadi perubahan-
perubahan perilaku lainnya. Mencari sekolah yang tepat untuk anak autis bisa
dibilang susah-susah gampang. Saat ini memang sudah banyak ditemui pusat
pendidikan anak autis, baik di kota maupun di daerah. Namun autisme sendiri
merupakan sebuah spektrum gangguan yang luas.

Tingkat keparahan gangguan autis bervariasi pada setiap anak. Orangtua


seringkali dibingungkan dengan pilihan akan memasukkan anaknya yang
menyandang autis ke sekolah umum atau tidak. Untuk menentukanya, perlu
dilihat kemampuan anak autis tersebut.

Apabila kemampuan verbal, perilaku dan kemampuan kognitifnya cukup baik,


maka anak sebaiknya dimasukkan dalam sekolah inklusi supaya bisa berinteraksi
dengan anak lain dan beradaptasi. Berdasarkan informasi yang saya dapat dari
https://health. detik.com ada beberapa tips untuk mencari sekolah yang tepat
untuk anak autis: Ketika hendak mencari sekolah yang tepat, akan lebih baik jika
menanyakan rekomendasi dari beberapa orangtua yang juga memilik anak autis.
Jika telah memiliki daftar sekolah yang dianggap baik, orangtua kemudian
mengunjungi sekolah bersama anaknya.

Tujuannya agar pihak sekolah bisa melihat keadaan anaknya seperti apa. Pada
tahap ini, orangtua jangan menyembunyikan jika anaknya memiliki autis, sebab
bisa menjadi masalah di kemudian hari. Lakukan observasi pada sekolah
mengenai kurikulum, kebijakan mengenai anak berkebutuhan khusus, juga
lingkungan belajarnya untuk menghindari risiko bullying.

Pihak sekolah kemudian akan meminta anak datang untuk dievaluasi. Jika anak
tersebut dinilai mampu, maka anak diperbolehkan mengikuti kelas. Biasanya, ada
sekolah-sekolah yang menyediakan guru pembantu atau shadow teacher. Bisa
juga pihak sekolah membolehkan orangtua menyertakan shadow teacher untuk
membantu anaknya di kelas.

Shadow teacher ini bertugas khusus mendampingi anak autis untuk membantu
proses belajarnya. Misalnya, guru meminta membuka buku halaman sekian. Anak
autis mungkin merasa bingung, maka dia akan dibantu oleh shadow teacher.
Biasanya, shadow teacher ini dibutuhkan saat anak-anak masih duduk di kelas 1-
2 SD. Seiring perkembangan proses belajar shadow teacher ini biasanya tak
dibutuhkan lagi.

PSIKOLOGI UMUM ANAK AUTIS Ayah bunda yang budiman sebelum saya
bercerita lebih lanjut hendaklah sebagai orang tua tau perkembangan spikologi
anak penderita autis. Dalam dunia pendidikan kita tahu bahwa anak yang
memiliki keterbelakangan mental juga memiliki spikologi yang sangat jauh
berbeda dengan perkembangan spikologi anak anak yang normal.

Agar kita bisa senan tiasa membimbing dan mendidik anak autis dengan benar
maka hendaknya kita juga tau bagaimana perkembangan spikologi anak autis
Pastinya setiap orang tua menginginkan anaknya berkembang dengan
sempuna.Tetapi kadang terjadi keadaan dimana anak memperlihatkan gejala
masalah perkembangan sejak usia dini. Orang tua kemudianmembawa buah
hatinya ini ke dokter atau psikolog,dan betapa terkejutnya mereka bila ternyata
diagnosisyang diberikan kepada anaknya adalah autis.Istilah autis saat ini telah
menjadi bahanpembicaraan yang hangat di kalangan masyarakat.Autis berasal
dari kata “auto” yang berarti sendiri.Penyandang autis seakan-akan hidup di
dunianya sendiri.

Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Rosalia fergi Stefanie yang berjudul “Dunia
tanpa sekat” mengatakan bahwa “Setiap anak adalah pelita dunia. Derai tawa
bahagia bersama keluarga dan teman-teman, tatapan mata nan ceria,
menunjukkan kesiapan serta kebahagiaan sempurna untuk menerima
pembelajaran kehidupan. Dan disetiap rentang usia, mereka perlahan dituntun
agar mampu mengasah kemampuan fisik dan kepribadiannya sebagai bagian
dari masyarakat yang tidak pernah lepas dari kebutuhan untuk saling
berkomunikasi.

Dibawah bimbingan orangtua dan guru, setiap anak dapat dengan mudah belajar
bagaimana cara mengkomunikasikan diri dengan baik. Namun, pembelajaran ini
menjadi berbeda dengan apa yang dialami oleh anak-anak dalam ruang gerak
autisme, suatu sindroma (kumpulan gejala) dimana terjadi penyimpangan
perkembangan sosial, kemampuan berbahasa dan kepedulian terhadap sekitar
sehingga anak autisme hidup dalam dunianya sendiri (Yatim, 2007:10).

Selain itu, si anak mengalami kegagalan bertatap mata serta wajah tidak
ekspresif, adanya preokupasi yang sangat terbatas pada pola perilaku yang tidak
normal seperti duduk diam berjam-jam sambil terus melakukan suatu hal seperti
misalnya memutar-mutar satu mainan. Dalam prilaku, anak memiliki ritual untuk
selalu mengulang hal yang sama.

Ada gerakan motorik berulang-ulang seperti menggoyang-goyang badan


ataupun memutar-mutar kepala. Artinya, komunikasi menjadi tidak efektif bagi
anak autis. Padahal komunikasi tidak efektif tentu sangat berpengaruh dalam
melakukan interaksi sosial. Jika melihat betapa mendalamnya emosi anak autis
terutama menyangkut apa yang menjadi kesukaanya, kita bisa mencoba
memahami dasar kepribadian mereka melalui teori Sigmund Freud. Sigmund
Freud menjelaskan bahwa perilaku manusia merupakan hasil interaksi antara tiga
subsistem dalam kepribadian manusia, yaitu ID, ego, dan superego.
ID adalah subsistem atau bagian dalam diri kita yang mendorong kita melakukan
sesuatu secara biologis, membuat kita bertahan hidup dan mendorong kita untuk
berbuat sesuatu tanpa disadari. Ego lebih menjembatani keinginan tuntutan ID
dengan dunia luar, mediator antara hasrat nafsu dengan tuntutan rasional
realistik, mampu menundukkan dorongan ID manusia dengan bergerak berbasis
realistis.

Sedangkan superego merupakan polisi kepribadian yang ideal, unsur moral


dalam pertimbangan manusia serta internalisasi dari norma-norma sosial. Dari
penjelasan Sigmund Freud ini, dapat disimpulkan bahwa pada anak autis dasar
kepribadian yang lebih condong adalah ID. Hal ini dikarenakan mereka lebih
sering melakukan tindakan-tindakan biologis dan berbuat sesuatu tanpa
sepenuhnya disadari, namun ketika menyukai sesuatu akan teguh
mempertahankannya.

Disini ego tidak memiliki pengaruh kuat karena tidak mampu mendorong
pengendalian ID dengan rasionalitas melalui pemahaman akan norma-norma
serta aturan dunia luar. Sama halnya dengan superego yang tidak berpengaruh
karena ketidakpahaman akan unsur moral dan hati nurani yang berfungsi
memahami norma-norma sosial serta bagaimana perasaan orang lain. Seperti
yang diungkapkan Faisal Yatim, anak autis tidak mampu berempati dan membaca
perasaan orang lain.

Maka komunikasi dengan autis dalam konteks mempengaruhi sikap, bukanlah


komunikasi yang bersifat persuasif, tetapi lebih untuk komunikasi yang bersifat
terapi melalui hubungan interpersonal yang sedekat mungkin, sehingga
diharapkan dapat mengarahkan tindakan anak menjadi lebih baik terutama
dalam hal mengontrol emosi. Emosi yang tidak stabil menjadi ciri utama anak
autis. Seringkali mereka mengamuk, menangis, dan tertawa tanpa penyebab yang
jelas.

Melihat semua hal tadi yang terutama menimbulkan pertanyaan mengapa


kepribadian anak autis menjadi berbeda dengan anak lain terutama dalam proses
komunikasi, kita bisa melihat mundur ke belakang dari pola komunikasi orangtua
dimasa awal kehidupan si anak. Meskipun memang para ahlipun belum
menemukan penyebab pasti autis dan hanya memperkirakan dari sisi medis
maupun psikologi, namun orangtua terutama keluarga sangat berperan besar
membentuk sikap hidup anak, terlepas dari kenyataan apakah tanda-tanda
autisme sudah terlihat sejak anak masih bayi atau balita. ( www.kompasiana.com)
PENDIDIKAN UNTUK ANAK AUTIS Ayah bunda yang budiman setelah kita
memahami karakter sifat dan perilaku menyimpang yang dialami olehb anak
anak berkebuituhan khusus kita bisa menentukan tempat man ayang cocok
untuk anak anak tersebut. Ada beberapa tips untuk mendidik anak autis agar dia
berprestasi.

Memberikan lingkungan yang terbaik untuk anak autis memang hal yang
terpenting selain dapat menempatkannya dengan cara yang terbaik, lingkungan
sangat berpengaruh untuk meningkatakan kepercayaan diri dalam meraih
kemampuannya. Bekali dengan faktor penting seperti halnya keagamaan yang
ditanamkan semenjak dini kemudian juga faktor keluarga yang sangat dominan
karena anak autis sangat membutuhkan pengawasan dan perhatian yang lebih
dalam pola mendidiknya. Dengan membangun komunikasi yang baik sehingga
anda dapat bersikap tegas dan disiplin untuk anak anda.Faktor sekolah adalah
faktor selanjutnya yang menjadi penentu perkembangan anak anda.

Pemilihan sekolah yang sesuai dengan kualitas yang terbaik akan membuka
peluan terbesar untuk anda berprestasi lebih besar. Meskipun demikiann
lingkungan keluarga, lingkungan sosial dan lingkungan sekolah adalah motivasi
terbesar untuk anda anda dalam berprestasi. Bakat anak autis bukan datang
sendirinya melainkan anda sebagai orang tua dapat memberikan pilihan dan
mengenalkanya kepada anak anda.

Mengikut sertakannya dalam test minat dan bakat sebagai upaya dalam
menemukan bakat anak anda. Setelah ditemukan bakatnya anda dapat
mengarahkannya ke sanggar atau sekolah yang dapat mengembangkan
bakatnya. Pemilihan pendidikan yang tepat ada anak autis pendidikan bisa
dipilihkan antara pendidikan yang bersifat vocation yaitu pendidikan yang ideal
untuk anak-anak yang membutuhkan kebutuhan khusus biasanya anak autis
memiliki IQ dan EQ yang tidak seimbang sehingga butuh dukungan dalam
pendidikannya.

Baik pendidikan formal maupun autis bisa diberikan secara bersamaan.Ada


beberapa Model Pendidikan Formal Untuk Anak Autis KELAS TERPADU SEBAGAI
KELAS TRANSISI Kelas ini ditujukan untuk anak autistik yang telah diterapi secara
terpadu dan terrstruktur, dan merupakan kelas persiapan dan pengenalan akan
pengajaran dengan kurikulum sekolah biasa, tetapi melalui tata cara pengajaran
untuk anak autistik (kelas kecil dengan jumlah guru besar, dengan alat
visual/gambar/kartu, instruksi yang jelas, padat dan konsisten, dan
sebagainya). Tujuan kelas terpadu adalah untuk membantu anak dalam
mempersiapkan transisi ke sekolah reguler dan belajar secara intensif pelajaran
yang tertinggal di kelas reguler, sehingga dapat mengejar ketinggalan dari
teman-teman sekelasnya.

Prasyarat: Diperlukan guru SD dan terapis sebagai pendamping, sesuai dengan


keperluan anak didik (terapis perilaku, terapis bicara, terapis okupasi dan lainnya).
Kurikulum masing-masing anak dibuat melalui pengkajian oleh satu team dari
berbagai bidang ilmu (psikolog, pedagogi, speech patologist, terapis, guru dan
orang tua/relawan).

Kelas ini berada dalam satu lingkungan sekolah reguler untuk memudahkan
proses transisi dilakukan (mis: mulai latihan bergabung dengan kelas reguler
pada saat olah raga atau istirahat atau prakarya, dan lainnya). 2. PROGRAM
INKLUSI (MAINSTREAMING) Maksud kata ‘mainstream’ berarti melibatkan
seorang anak dengan kebutuhan khusus ke dalam kelas-kelas umum.

Penanganan anak sungguh-sungguh dilakukan dengan memperhatikan pada


kebutuhan khusus yang ada pada anak. Tujuan orang tua memasukkan anak ke
jalur pendidikan reguler bisa untuk ”academic mainstream? (agar anak
sepenuhnya bisa mengikuti kegiatan akademis) atau “social mainstream” (agar
anak dapat mengikuti kegiatan sosialisasi bersama teman sebayanya).

Program ini dapat berhasil bila ada: Keterbukaan dari sekolah umum Test masuk
tidak didasari hanya oleh test IQ untuk anak normalPeningkatan SDM/guru
terkait Proses shadowing/dapat dilaksanakan Guru Pembimbing Khusus (GPK)
Idealnya anak berhak memilih pelajaran yang ia mampu saja (mempunyai
IEP/Program Pendidikan Individu sesuai dengan kemampuannya) Anak dapat
tamat (bukan lulus) dari sekolahnya karena telah selesai melewati pendidikan di
kelasnya bersama-sama teman sekelasnya/peers.

Tersedianya tempat khusus (special unit) bila anak memerlukan terapi 1:1 di
sekolah umum. Pada bulan-bulan pertama sebaiknya anak autistik didampingi
oleh seorang terapis yang berfungsi sebagai shadow/guru pembimbing khusus
(GPK). Tugas seorang shadow guru pembimbing khusus (GPK) adalah:
Menjembatani instruksi antara guru dan anak Mengendalikan perilaku anak
dikelas Membantu anak untuk tetap berkonsentrasi Membantu anak belajar
bermain/berinteraksi dengan teman-temannya Menjadi media informasi antara
guru dan orangtua dalam membantu anak mengejar ketinggalan dari pelajaran
dikelasnya.

Guru pembimbing khusus adalah seseorang yang dapat membantu guru kelas
dalam mendampingi anak penyandang autistik pada saat diperlukan, sehingga
proses pengajaran dapat berjalan lancar tanpa gangguan. Guru kelas tetap
mempunyai wewenang penuh akan kelasnya serta bertanggung jawab atas
terlaksananya peraturan yang berlaku. 3. SEKOLAH DENGAN KELAS KHUSUS
Pada anak autis memang telah disediakan kelas terpadu, namun pada
kenyataannya dari kelas terpadu terevaluasi bahwa tidak semua anak autistik
dapat transisi ke sekolah reguler. Anak-anak ini sangat sulit untuk dapat
berkonsentrasi dengan adanya distraksi di sekeliling mereka.

Beberapa anak memperlihatkan potensi yang sangat baik dalam bidang tertentu
misalnya olah raga, musik, melukis, komputer, matematika, ketrampilan, dan
sebagainya. Anak-anak ini sebaiknya dimasukkan ke dalam kelas khusus,
sehingga potensi mereka dapat dikembangkan secara maksimal. Contoh sekolah
khusus: Sekolah ketrampilan, Sekolah pengembangan olahraga, Sekolah Musik,
Sekolah seni lukis, Sekolah Ketrampilan untuk usaha kecil, Sekolah komputer, dan
lain sebagainya. 4. SEKOLAH KHUSUS AUTIS Sekolah ini diperuntukkan khusus
bagi anak autistik terutama yang tidak memungkinkan dapat mengikuti
pendidikan di sekolah reguler.

Anak di sekolah ini sangat sulit untuk dapat berkonsentrasi dengan adanya
distraksi sekeliling mereka. Pendidikan di sekolah difokuskan pada program
fungsional seperti bina diri, bakat, minat yang sesuai dengan potensi mereka.
Sumber: Lakshita, Nattaya. 2012. Panduan Simpel Mendidik Anak
Autis. Yogyakarta: Javalitera Mujaiyah. 2013. “Pendidikan dan Pemberdayaan bagi
Anak Autisme”. (Online).http://mujaiyah.wordpress.con/2013/04/04/pendidikan-
dan-pembedayaan-bagi-anak-autisme/.

Diakses: 16 November 2013. Tuslina, Tina. 2012. “Perkembangan Pendidikan ABK


di Indonesia”.
(Online).http://m.kompasiana.com/post/edukasi/2012/05/19/perkembangan-
pendidikan-anak-berkebutuhan-khusus-di-indonesia/. Diakses: 17 November
2013. Veskarisyanti, Galih A. 2008. 12 Terapi Autis Paling Efektif dan Hemat.
Yogyakarta: Pustaka Anggrek. ANAK DENGAN KESULITAN BELAJAR KUSUS Anak
yang mengalami kesulitan belajar adalah anak yang memiliki intelegensi normal
atau diatas normal, akan tetapi mengalami satu atau lebih dalam aspek-aspek
yang dibutuhkan untuk belajar.

Istilah kesulitanbelajar terjemahan dari learning disability, sebenarnya tidak tepat,


seharusnya diterjemahkan sebagai ketidakmampuan belajar (Mulyono, 2006:6)
Kesulitan belajar ini disebabkan karena terjadi disfungsi ringan dalam susunan
syaraf pusat (minimal brain disfunction). Kesulitan belajar dapat diklasifikasikan
menjadi dua kelompok, yaitu: Kesulitan belajar yang berhubungan dengan
perkembangan (development learning disability) dengan disfungsi yang dapat
terlihat pada kelainan persepsi, kesulitan dalam menerima informasi, menyusun
informasi agar dapat dipahami, bahkan sulit dalam mengkomunikasikan
informasi yang diterima atau didengar, yang berdampak pada kesulitan bahasa
dan komunikasi, seperti sulit dalam mengucapkan kata-kata, merangkai kata, sulit
menyebutkan nama benda akibat keterbatasan kosa kata; kesulitan koordinasi
gerakan visual motorik, yang berdampak pada kesulitan dalam melakukan
koordinasi gerakan visual (pandangan mata) – motorik (gerakan tangan, jari
tangan atau kaki) secara serempak dan terarah pada satu tujuan, seperti sulit
memasukkan sedotan kedalam botol kosong, menendang bola kaki, selalu
meleset; Kesulitan berpikir, yang menyangkut kesulitan dalam melakukan operasi
kognitif (berpikir), sulit dalam mengfungsika formasi konsep, asosiasi dan
pemecahan masalah, seperti tidak mampu membuat klasifikasabenda-benda
yang dapat terbang di angkasa, tidak mampu manghubungkan pengalaman yang
telah ada dengan pengalaman baru (Reid dan Lovit dalam Jamaris, 2006:87-91).

Kesulitan belajar akademik (academic learing disabilities) yang ditunjukan pada


adanya kagagalan-kagagalan dalam pencapaian prestasi akademik yang sesuai
dengan kapasitas yang diharapkan, mencakup kegagalan dalam penguasaan
keterampilan dalam membaca, manulis, dan atau matematika. Selanjutnya,
dijelaskan bahwa penyebab kesulitan belajar adalah faktor internal, yaitu
kemungkinan adanya disfungsi neurologis, sedangkan penyebab utama
problema belajar (learning problems) adalah faktor eksternal yaitu antara lain
berapa strategi pembelajaran tang keliru, pengelolaan kagiatan belajar yang tidak
memebangkitkan motivasi belajar anak, dan pemberian ulangan penguatan
(reinforcement) yang tidak tepat (Mulyono, 2006:13).

Perilaku lainnya adalah anak dengan gangguan pemusatan perhatian/hiperaktif,


dikenal dengan sebutan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah
anak yang sulit melakukan seleksi terhadapstimulus yang ada disekitarnya, yang
berakibat sulit dalam memusatkan perhatiannya dan menjadi hiperaktif, tampak
dalamperilaku yang selalu bergerak, impulsif/ bertindak tanpa berpikir, tidak
dapat menahan marah, kekecewaan dan atau suka mengganggu.

Papalia dan Olds ( 1995:298) menuliskan bahwa dari keseluruhan populasi anak
terdapat sekitar 3% anak dengan ADHD; Anak laki-laki memiliki kemungkinan 6
sampai 9 kali lipat untuk mengalami ADHD dibandingkan anak perempuan.
Selanjutnya dikatakan bahwa tanda-tanda ADHD teiah muncul pada usia 4 tahun
atau dibawah 10 tahun, namun biasanya orang tua baru menyadari anaknya
cenderung ADHD setelah anak masuk sekolah.

Selain berbagai masalah dan kesulitan yang telah dikemukakan di atas, terdapat
juga anak usia dini dengan tingkat intelegensi yang luar biasa, yaitu anak
tunagrahita serta anak gifted dan berbakat. Jamaris (2006:94-95) menjelaskan
bahwa anak tunagrahita atau anak mentally retarded adalah kelompok anak yang
memiliki tingkat intelegensi dibawah normal.

Ketunagrahitaan tampak dalam kesulitan ‘adaptive behavior’ atau penyesuaian


perilaku, dimana mereka tidak dapat mencapai kemandirian yang sesuai dengan
ukuran (standar) kemandirian dan tanggungjawab sosial. Anak tunagarahita juga
mengalami masalah dalam keterampilan akademik dan berpartisipasi dengan
kelompok teman yang memiliki usia sebaya.

Disisi lain, suatu ramhat bagi beberapa orangtua yang dikaruniai anak gifted dan
berbakat, anak gifted dan talented (berbakat) adalah anak yang memiliki
kemampuan yang luar biasa, baik intelegensinya maupun bakat khusus dan
kreativitasnya, sehingga anak mampu mencapai kinerja dengan kualitas yang luar
biasa. Untuk mewujudkan potensi yang tersembunyi tersebut, maka diperlukan
layanan pendidikan khusus disamping pendidikan yang diberikan pada anak
normal di sekolah biasa (Jamaris 2006:100-101).

Anak gifted dan talented biasanya memiliki kreativitas yang tinggi,


seperti:Kelancaran dalam memberikan jawaban dan mengemukakan pendapat
ataupun ide-ide.Kelenturan dalam mengemukakan berbagi alternatif dalam
pemecahan masalah Kemampuan dalam menghasilkan berbagai ide atau karya
yang merupakan keaslian dari hasil pikirannya sendiri.

Bakat khusus ditunjukkan oleh anak dalam beberapa bidang tertentu, misalnya
sangat berbakat pada bidang musik, atau bidang IPA seperti menciptakan
berbagai temuan dalam sains. Istilah anak berkebutuhan khusus adalah klasifikasi
untuk anak dan remaja secara fisik, psikologis dan atau sosial mengalami masalah
serius dan menetap. Anak berkebutuhan khusus ini dapat diartikan mempunyai
kekhususan dari segi kebutuhan layanan kesehatan, kebutuhan pendidikan
khusus, pendidikan layanan khusus, pendidikan inklusi, dan kebutuhan akan
kesejahteraan sosial dan bantuan sosial.

Untuk anak berkebutuhan khusus ini pemerintah juga menyediakan macam


macam sekolah khusus untuk mereka sesuai dengan kekurangan yang mereka
miliki. MACAM-MACAM PENDIDIKAN LUAR BIASA System pendidikan segregasi
System pendidikan dimana anak berkelainan terpisah dari system pendidikan
anak normal. Penyelenggaraan system pendidikan segregasi di laksanakan secara
khusus dan terpisah dari penyelenggaran pendidikan untuk anak normal.
Didalam sistim pendidikan segresi ini kita akan mendapat berbagai 1. 1.

keutamaan diantaranya adalah: Rasa ketenangan pada anak luar biasa


Komunikasi yang mudah dan lancer Metode pembelajaran yang khusus sesuai
dengan kondisi dan kemampuan anak Guru dengan latar belakang pendidikan
luar biasa Sarana dan prasarana yang sesuai Kelemahan system pendidikan
segregasi Sosialisasi terbatas Penyelenggaraan pendidikanyang relative mahal
System Pendidikan Integrasi System pendidikan luar biasa yang bertujuan
memberikan pendidikan yang memungkinkan anak luar biasa memperoleh
kesempatan mengikuti proses pendidikan bersama dengan siswa normal agar
dapat mengembangkan diri secara optimal.

Keuntungan System Integrasi Merasa di akui haknya dengan anak normal


terutama dalammemperoleh pendidikan Dapat mengembangkan bakat ,minat
dan kemampuan secara optimal Lebih banyak mengenal kehidupan orang
normal Mempunyai kesempatan untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang
lebih tinggi Harga diri anak luar biasa meningkat Pendidikan Inklusi (Pendidikan
Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus) Pendidikan inklusi adalah termasuk hal
yang baru di Indonesia umumnya.

Ada beberapa pengertian mengenai pendidikan inklusi, diantaranya adalah


pendidikan inklusi merupakan sebuah pendekatan yang berusaha
mentransformasi sistem pendidikan dengan meniadakan hambatan-hambatan
yang dapat menghalangi setiap siswa untuk berpartisipasi penuh dalam
pendidikan. Hambatan yang ada bisa terkait dengan masalah etnik, gender,
status sosial, kemiskinan dan lain-lain.

Dengan kata lain pendidikan inklusi adalah pelayanan pendidikan anak


berkebutuhan khusus yang dididik bersama-sama anak lainnya (normal) untuk
mengoptimalkan potensi yang dimilikinya. Salah satu kelompok yang paling
tereksklusi dalam memperoleh pendidikan adalah siswa penyandang cacat. Tapi
ini bukanlah kelompok yang homogen. Sekolah dan layanan pendidikan lainnya
harus fleksibel dan akomodatif untuk memenuhi keberagaman kebutuhan siswa.

Mereka juga diharapkan dapat mencari anak-anak yang belum mendapatkan


pendidikan. Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus Pengelompokan anak
berkebutuhan khusus dan jenis pelayanannya, sesuai dengan Program Direktorat
Pembinaan Sekolah Luar Biasa Tahun 2006 dan Pembinaan Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional
Pendidikan adalah sebagai berikut : Tuna Netra Tuna Rungu Tuna Grahita: (a.l.
Down Syndrome) Tuna Grahita Ringan (IQ = 50-70) Tuna Grahita Sedang (IQ =
25-50) Tuna Grahita Berat (IQ 125 ) J.

Talented : Potensi bakat istimewa (MultipleIntelligences : Language, Logico


mathematic, Visuo-spatial, Bodily-kinesthetic, Musical, Interpersonal,
Intrapersonal, Natural, Spiritual). Kesulitan Belajar (a.l. Hyperaktif, ADD/ADHD,
Dyslexia/Baca, Dysgraphia/Tulis, Dyscalculia/Hitung, Dysphasia/Bicara, Dyspraxia/
Motorik) Lambat Belajar ( IQ = 70 –90 ) Autis Korban Penyalahgunaan Narkoba
Indigo pendidikan inklusi Sekolah inklusi adalah sekolah reguler yang
mengkoordinasi dan mengintegrasikan siswa reguler dan siswa penyandang
cacat dalam program yang sama, dari satu jalan untuk menyiapkan pendidikan
bagi anak penyandang cacat adalah pentingnya pendidikan inklusi, tidak hanya
memenuhi target pendidikan untuk semua dan pendidikan dasar 9 tahun, akan
tetapi lebih banyak keuntungannya tidak hanya memenuhi hak-hak asasi
manusia dan hak-hak anak tetapi lebih penting lagi bagi kesejahteraan anak,
karena pendidikan inklusi mulai dengan merealisasikan perubahan keyakinan
masyarakat yang terkandung di mana akan menjadi bagian dari keseluruhan,
dengan demikian penyandang cacat anak akan merasa tenang, percaya diri,
merasa dihargai, dilindungi, disayangi, bahagia dan bertanggung jawab.
inklusi terjadi pada semua lingkungan sosial anak, Pada keluarga, pada kelompok
teman sebaya, pada sekolah, pada institusi-institusi kemasyarakatan lainnya.

Sebuah masyarakat yang melaksanakan pendidikan inklusi berkeyakinan bahwa


hidup dan belajar bersama adalah cara hidup (way of life) yang terbaik, yang
menguntungkan semua orang, karena tipe pendidikan ini dapat menerima dan
merespon setiap kebutuhan individual anak. Dengan demikian sekolah atau
pendidikan menjadi suatu lingkungan belajar yang ramah anak-anak.

Pendidikan inklusi adalah sebuah sistem pendidikan yang memungkinkan setiap


anak penuh berpartisipasi dalam kegiatan kelas reguler tanpa
mempertimbangkan kecacatan atau karakteristik lainnya.
https://www.kompasiana.com/tanamilmu/perkembangan-pendidikan-anak-
berkebutuhan-khusus-di-indonesia SOLUSI PENANGGANAN ANAK AUTIS Tuna
Netra Diatas, terapi yang dijalani si kecil dengan tuna netra kerja sama sehari-
hari. Hal ini akan menjadi modal dasar untuk membantunya proses proses belajar
(kognitif, sosial, dan psikomotorik). Beberapa latihan kegiatan sehari-hari yang
bisa diajarkan kepada anak, di di balik: Ajak si kecil melakukan kegiatan dasar,
tunjukkan cara berjalan dengan meraba berbagai benda yang ada di sekitarnya,
agar anak bisa waspada saat berjalan. Manfaatkan indera-indera lainnya untuk
belajar aktivitas sehari-hari. Misalnya, indera peraba untuk barang barang yang
ada di rumah, indera pendengaran untuk suara orang atau bunyi bunyian lainnya,
indera pengecapan untuk berbagai macam makanan, dan indera penciuman
untuk berbagai bau-bau yang ada di sekitarnya.

Ajari anak untuk berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya, dengan


mengajak anak untuk berbicara mulai dari mengucapkan kata-kata yang
sederhana seperti "terima kasih", "selamat pagi / siang / sore", dan
sebagainya. Ajak anak juga untuk mengungkapkan perasaannya, baik rasa
senang, sedih, marah, dan sebagainya. Ajari si kecil untuk mengetahui huruf
Braille. Dengan demikian, ia bisa belajar membaca dan menulis dengan lebih
mudah.

Latihan-latihan ini harus dilaksanakan terus-terus dan konsisten. Makin sering


dilatih, maka anak akan siap untuk mandiri. Tapi tentu saja Moms & Dads tidak
juga-merta si si kecil, boleh tetap apa yang dilakukan oleh anak dengan
pengawasan minim. Saat si kecil mulai masuk ke dunia pendidikan, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan: Mengenal huruf Braille menjadi modal dasar untuk
pembelajaran materi sekolah. Dengan huruf Braille, si kecil dapat "membaca" isi
buku bacaan. Ada berbagai alat yang dapat digunakan untuk belajar. Salah
satunya adalah tape recorder . Melalui tape recorder , penjelasan materi pelajaran
yang dapat diakses oleh guru di kelas dapat direkam, sehingga saat mengulang
pelajaran si kecil dapat mendengarkan rekaman tersebut. Dampingi si kecil
sedang sedang belajar, jadi dia merasa ada yang mendukungnya. Intinya,
biasakan si kecil untuk belajar menggunakan berbagai alat pendukung yang
dapat membantunya belajar.

Dalam proses belajar, jika perlu Moms & Dads juga ikut belajar huruf Braille
dapat membantu anak saat ia mengalami kesulitan pada saat belajar. Yang perlu
diupdate, ada alasan untuk mendampingi terapi kepada anak tuna netra untuk
aktivitas sehari-hari, seperti mandiri untuk berpakaian, mandi, makan, dan
sebagainya. Karena saat ini sudah bisa mandiri dengan aktivitas sehari-hari, maka
anak pun akan lebih siap untuk menjalani terapi dalam dunia pendidikan .

Tip yang harus ditangani oleh orangtua anak tuna netra Jangan terbiasa untuk
mengasihani anak atau memanjakannya. Karena hal ini akan membuat anak
menjadi tidak mandiri dan tidak percaya diri. Perlakukan anak buat anak biasa
biasa (normal). Dukung anak untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari.

Ajak anak untuk bergaul dengan sebanyak mungkin orang di sekitarnya, seperti
keluarga, teman-teman, orang yang lebih dewasa, orang yang lebih muda, dan
sebagainya. Ajak anak berpartisipasi dalam acara keluarga dan kegiatan rumah
tangga sehari-hari, agar ia bisa mandiri, bertanggung jawab, dan percaya diri.
Kedua anak harus kompak, konsisten, dan penuh kasih sayang terhadap
anak. Orangtua yang kompak dan harmonis akan membuat anak merasa diterima
dan didukung dalam segala hal, sehingga anak juga semangat untuk sukses,
meski memiliki kekurangan.(http://momdadi.com/momdadi/terapi-dan-tips-
menangani-anak-tuna-netra/) Tuna Rungu Terdapat tiga metode utama individu
tunarungu belajar bahasa, yaitu dengan membaca ujaran, melalui pendengaran,
dan dengan komunikasi manual, atau dengan kombinasi ketiga cara tersebut.

Belajar Bahasa Melalui Membaca Ujaran (Speechreading) Orang dapat


memahami pembicaraan orang lain dengan “membaca” ujarannya melalui
gerakan bibirnya. Akan tetapi, hanya sekitar 50% bunyi ujaran yang dapat terlihat
pada bibir (Berger, 1972). Di antara 50% lainnya, sebagian dibuat di belakang
bibir yang tertutup atau jauh di bagian belakang mulut sehingga tidak kelihatan,
atau ada juga bunyi ujaran yang pada bibir tampak sama sehingga pembaca bibir
tidak dapat memastikan bunyi apa yang dilihatnya.

Hal ini sangat menyulitkan bagi mereka yang ketunarunguannya terjadi pada
masa prabahasa. Seseorang dapat menjadi pembaca ujaran yang baik bila
ditopang oleh pengetahuan yang baik tentang struktur bahasa sehingga dapat
membuat dugaan yang tepat mengenai bunyi-bunyi yang “tersembunyi” itu.

Jadi, orang tunarungu yang bahasanya normal biasanya merupakan pembaca


ujaran yang lebih baik daripada tunarungu prabahasa, dan bahkan terdapat bukti
bahwa orang non-tunarungu tanpa latihan dapat membaca bibir lebih baik
daripada orang tunarungu yang terpaksa harus bergantung pada cara ini
(Ashman & Elkins, 1994).
Kelemahan sistem baca ujaran ini dapat diatasi bila digabung dengan sistem
cued speech (isyarat ujaran).

Cued Speech adalah isyarat gerakan tangan untuk melengkapi membaca ujaran
(speechreading). Delapan bentuk tangan yang menggambarkan kelompok-
kelompok konsonan diletakkan pada empat posisi di sekitar wajah yang
menunjukkan kelompok-kelompok bunyi vokal. Digabungkan dengan gerakan
alami bibir pada saat berbicara, isyarat-isyarat ini membuat bahasa lisan menjadi
lebih tampak (Caldwell, 1997).

Cued Speech dikembangkan oleh R. Orin Cornett, Ph.D. di Gallaudet University


pada tahun 1965 66. Isyarat ini dikembangkan sebagai respon terhadap laporan
penelitian pemerintah federal AS yang tidak puas dengan tingkat melek huruf di
kalangan tunarungu lulusan sekolah menengah.

Tujuan dari pengembangan komunikasi isyarat ini adalah untuk meningkatkan


perkembangan bahasa anak tunarungu dan memberi mereka fondasi untuk
keterampilan membaca dan menulis dengan bahasa yang baik dan benar. Cued
Speech telah diadaptasikan ke sekitar 60 bahasa dan dialek. Keuntungan dari
sistem isyarat ini adalah mudah dipelajari (hanya dalam waktu 18 jam), dapat
dipergunakan untuk mengisyaratkan segala macam kata (termasuk kata-kata
prokem) maupun bunyi-bunyi non-bahasa.

Anak tunarungu yang tumbuh dengan menggunakan cued speech ini mampu
membaca dan menulis setara dengan teman-teman sekelasnya yang non-
tunarungu (Wandel, 1989 dalam Caldwell, 1997). Belajar Bahasa Melalui
Pendengaran Ashman & Elkins (1994) mengemukakan bahwa individu tunarungu
dari semua tingkat ketunarunguan dapat memperoleh manfaat dari alat bantu
dengar tertentu. Alat bantu dengar yang telah terbukti efektif bagi jenis
ketunarunguan sensorineural dengan tingkat yang berat sekali adalah cochlear
implant.

Cochlear implant adalah prostesis alat pendengaran yang terdiri dari dua
komponen, yaitu komponen eksternal (mikropon dan speech processor) yang
dipakai oleh pengguna, dan komponen internal (rangkaian elektroda yang
melalui pembedahan dimasukkan ke dalam cochlea (ujung organ pendengaran)
di telinga bagian dalam. Komponen eksternal dan internal tersebut dihubungkan
secara elektrik.

Prostesis cochlear implant dirancang untuk menciptakan rangsangan


pendengaran dengan langsung memberikan stimulasi elektrik pada syaraf
pendengaran (Laughton, 1997). Akan tetapi, meskipun dalam lingkungan auditer
terbaik, jumlah bunyi ujaran yang dapat dikenali secara cukup baik oleh orang
dengan klasifikasi ketunarunguan berat untuk memungkinkannya memperoleh
gambaran yang lengkap tentang struktur sintaksis dan fonologi bahasa itu
terbatas.

Tetapi ini tidak berarti bahwa penyandang ketunarunguan yang berat sekali tidak
dapat memperoleh manfaat dari bunyi yang diamplifikasi dengan alat bantu
dengar. Yang menjadi masalah besar dalam hal ini adalah bahwa individu
tunarungu jarang dapat mendengarkan bunyi ujaran dalam kondisi optimal.
Faktor-faktor tersebut mengakibatkan individu tunarungu tidak dapat
memperoleh manfaat yang maksimal dari alat bantu dengar yang
dipergunakannya.

Di samping itu, banyak penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar alat bantu
dengar yang dipergunakan individu tunarungu itu tidak berfungsi dengan baik
akibat kehabisan batrai dan earmould yang tidak cocok. Belajar Bahasa secara
Manual Secara alami, individu tunarungu cenderung mengembangkan cara
komunikasi manual atau bahasa isyarat.

Untuk tujuan universalitas, berbagai negara telah mengembangkan bahasa


isyarat yang dibakukan secara nasional. Ashman & Elkins (1994) mengemukakan
bahwa komunikasi manual dengan bahasa isyarat yang baku memberikan
gambaran lengkap tentang bahasa kepada tunarungu, sehingga mereka perlu
mempelajarinya dengan baik.

Kerugian penggunaan bahasa isyarat ini adalah bahwa para penggunanya


cenderung membentuk masyarakat yang eksklusif (Dicuplik
dari http://dtarsidi.blogspot.com/2007/08/studikasustunarungu.html, oleh
Kurnaeni) https://psibkusd.wordpress.com/about/b-tunarungu/metode-
pengajaran-bahasa-bagi-anak-tunarung/ Tuna Grahita: (a.l. Down Syndrome)
Masalah yang di hadapi anak tuna grahita meliputi konteks kehidupan dan
pendidikan. Pertama,kesulitan dalam kehidupan sehari-hari.

Anak tunagrahita seringkali mengalami kesulitan dalam melakukan aktifitas


sehari-hari seperti makan, menggosok gigi, memakai baju, memasang sepatu,
dan sebagainya. Kedua, kesulitan dalam belajar. Tidak dapat dipungkiri lagi
bahwa mereka sudah tentu mengalami kesulitan belajar, terutama dalam bidang
pengajaran akademik (misalnya matematika, IPA, bahasa).

Ketiga, kesulitan dalam hal penyesuaian diri. Disadari bahwa kemampuan


penyesuaian diri dengan lingkungan sangat di pengaruhi oleh tingkat kecerdasan
anak tunagrahita. Dampaknya adalah adanya kecenderungan diisolir oleh
lingkungannya, baik itu oleh masyarakat maupun keluarganya. Terakhir, terkait
penyaluran tempat kerja. Secara empirik dapat dilihat bahwa kehidupan anak
tunagrahita cenderung banyak bergantung pada orang lain, terutama keluarga
(orangtua).
Masalah kelima yaitu dalam hal pemanfaatan waktu luang. Wajar bagi anak
tunagrahita dalam tingkah lakunya sering menampilkan pelaku nakal. Mereka
bepotensi untuk menggangu ketenangan. Diantara berbagai masalah yang
terkait dengan tunagrahita, ada beberapa solusi yang bisa digunakan untuk
perkembangan mereka.

Solusi-solusi itu antara lain: Kebutuhan dalam layanan pembelajaran Anak-anak


tunagrahita memiliki potensi dalam belajar dan erat kaitanya dengan berat-
ringannya ketunagrahitaan. Kebutuhan khusus yang di maksud adalah kebutuhan
layanan pengajaran. Mereka hanya membutuhkan tambahan pengertian dari
guru dan teman-teman nya untuk memahami sesuatu.

Mereka membutuhkan layanan seperti: program stimulasi dan intervensi,


bermain, okupasi, terapi bicara, dan kemampuan memelihara diri serta belajar
akademik. Kebutuhan akan penciptaan lingkungan belajar Mereka membutuhkan
lingkungan belajar yang tepat. Salah satunya adalah pengaturan tempat duduk
yang disesuaikan kondisi anak-anak tunagrahita. Kebutuhan dalam
pengembangan kemampuan sosial dan emosi.

Dalam hal berinterkasi, anak tunagrahita membutuhkan hal-hal ini untuk merasa
menjadi bagian dari yang lain. Anak tunagrahita ingin dilindungi dari lingkungan
sosial sehingga akan tercipta kenyamanan. Adanya simulasi atau rangsangan
sosial dapat menghilangkan kebosananan dengan adanya simulsi mereka.

Kebutuhan dalam pengembangan kemampuan keterampilan Ajarkan


keterampilan bagi tunagrahita seperti kerajinan tangan. Biarkan mereka berusaha
sendiri.melalui pengawasan pengajar. Tunagrhita memiliki kelebihan antara lain
spontanitas yang wajar dan positif serta kecenderungan untuk merespon orang
lain dengan baik, jujur dan hangat.

Mereka juga memiliki kecendrungan sangat mempercayai porang lain. Beberapa


keunggulan tunagrahita di atas akan membawa mereka pada hubungan yang
baik di masyarakat. https://www.kartunet.com/masalah-dan-solusi-anak-
tunagrahita-1023/ Autis Penanganan Autisme Kebanyakan para orang tua yang
memiliki anak autis tidak tahu apa saja yang dapat dilakukannya dalam
menangani anak autis.

Cara penanganan anak autis dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya
dengan melakukan terapi dan dengan diet makanan pada anak autis serta
debgan kasih sayang yang tulus dari orang tua. Penanganan anak autistik dengan
terapi. Gejala autis sebenarnya dapat dihilangkan dan ada yang hilang dengan
sempurna. Akhir-akhir ini bermunculan berbagai cara/obat/suplemen yang
ditawarkan dengan iming-iming bisa menyembuhkan autisme.

Kadang-kadang secara gencar dipromosikan oleh si penjual, ada pula cara-cara


mengiklankan diri di televisi / radio / tulisan-tulisan. Para orang tua harus hati-
hati dan jangan sembarangan membiarkan anaknya sebagai kelinci percobaan.
Sayangnya masih banyak yang terkecoh , dan setelah mengeluarkan banyak uang
menjadi kecewa oleh karena hasil yang diharapkan tidak tercapai.

Dibawah ini ada 12 jenis terapi yang benar-benar diakui oleh para professional
dan memang bagus untuk autisme. Namun, jangan lupa bahwa Gangguan
Spectrum Autisme adalah suatu gangguan proses perkembangan, sehingga
terapi jenis apapun yang dilakukan akan memerlukan waktu yang lama. Untuk itu
terapi harus dilakukan secara terpadu dan setiap anak membutuhkan jenis terapi
yang berbeda.

Applied Behavioral Analysis (ABA) ABA adalah jenis terapi yang telah lama
dipakai , telah dilakukan penelitian dan didisain khusus untuk anak dengan
autisme. Sistem yang dipakai adalah memberi pelatihan khusus pada anak
dengan memberikan positive reinforcement (hadiah/pujian). Jenis terapi ini bias
diukur kemajuannya. Saat ini terapi inilah yang paling banyak dipakai di
Indonesia. “ Jika ada yang berpendapat autisme sudah baku dan tidak ada lagi
harapan itu paradigma lama.

Berdasarkan temuan terbaru gangguan Autis dapat disembuhkan melalui terapi


dini secara intensif dan terpadu”, kata Kresno di Padang, Sabtu, pada Seminar
Autism is Curable (autisme bisa sembuh).Ia menerangkan terapi yang dapat
dilakukan meliputi terapi prilaku diantaranya menggunakan metode yang
dikembangkan Ivar Lovaas dari UCLA yaitu konsep Aplied behavior Analysis
(ABA).

Terapi ABA dilakukan intensif selama 40 jam per minggu dalam dua tahun di
mana berdasar hasil penelitian terjadi peningkatan IQ yang besar pada
penyandangnya, katanya. Terapi Wicara c.Hampir semua anak dengan autisme
mempunyai kesulitan dalam bicara dan berbahasa. Biasanya hal inilah yang
paling menonjol, banyak pula individu autistic yang non-verbal atau kemampuan
bicaranya sangat kurang.
Kadang-kadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu
untuk memakai bicaranya untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain.

Dalam hal ini terapi wicara dan berbahasa akan sangat menolong. Terapi Okupasi
Hampir semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam perkembangan
motorik halus. Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk
memegang pinsil dengan cara yang benar, kesulitan untuk memegang sendok
dan menyuap makanan kemulutnya, dan lain sebagainya. Dalam hal ini terapi
okupasi sangat penting untuk melatih mempergunakan otot -otot halusnya
dengan benar.

Terapi Fisik Autisme adalah suatu gangguan perkembangan pervasif. Banyak


diantara individu autistik mempunyai gangguan perkembangan dalam motorik
kasarnya. Kadang-kadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat.
Keseimbangan tubuhnya kurang bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris
akan sangat banyak menolong untuk menguatkan otot-ototnya dan
memperbaiki keseimbangan tubuhnya.

Terapi Sosial Kekurangan yang paling mendasar bagi individu autisme adalah
dalam bidang komunikasi dan interaksi . Banyak anak-anak ini membutuhkan
pertolongan dalam ketrampilan berkomunikasi 2 arah, membuat teman dan main
bersama ditempat bermain. Seorang terqapis sosial membantu dengan
memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan teman-teman sebaya
dan mengajari cara2nya.

Terapi Bermain Meskipun terdengarnya aneh, seorang anak autistik


membutuhkan pertolongan dalam belajar bermain. Bermain dengan teman
sebaya berguna untuk belajar bicara, komunikasi dan interaksi social. Seorang
terapis bermain bisa membantu anak dalam hal ini dengan teknik-teknik tertentu.
Terapi Perilaku. Anak autistik seringkali merasa frustrasi.

Teman-temannya seringkali tidak memahami mereka, mereka merasa sulit


mengekspresikan kebutuhannya, Mereka banyak yang hipersensitif terhadap
suara, cahaya dan sentuhan. Tak heran bila mereka sering mengamuk. Seorang
terapis perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari perilaku
negatif tersebut dan mencari solusinya dengan merekomendasikan perubahan
lingkungan dan rutin anak tersebut untuk memperbaiki perilakunya, Terapi
Perkembangan Floortime, Son-rise dan RDI (Relationship Developmental
Intervention) dianggap sebagai terapi perkembangan. Artinya anak dipelajari
minatnya, kekuatannya dan tingkat perkembangannya, kemudian ditingkatkan
kemampuan sosial, emosional dan Intelektualnya. Terapi perkembangan berbeda
dengan terapi perilaku seperti ABA yang lebih mengajarkan ketrampilan yang
lebih spesifik.

Terapi Visual Individu autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visual
learners/visual thinkers). Hal inilah yang kemudian dipakai untuk
mengembangkan metode belajar komunikasi melalui gambar-gambar, misalnya
dengan metode …………. Dan PECS ( Picture Exchange Communication System).
Beberapa video games bisa juga dipakai untuk mengembangkan ketrampilan
komunikasi.

Terapi Biomedik Terapi biomedik dikembangkan oleh kelompok dokter yang


tergabung dalam DAN! (Defeat Autism Now). Banyak dari para perintisnya
mempunyai anak autistik. Mereka sangat gigih melakukan riset dan
menemukan bahwa gejala-gejala anak ini diperparah oleh adanya gangguan
metabolisme yang akan berdampak pada gangguan fungsi otak. Oleh karena itu
anak-anak ini diperiksa secara intensif, pemeriksaan, darah, urin, feses, dan
rambut.

Semua hal abnormal yang ditemukan dibereskan, sehingga otak menjadi bersih
dari gangguan. Terrnyata lebih banyak anak mengalami kemajuan bila
mendapatkan terapi yang komprehensif, yaitu terapi dari luar dan dari dalam
tubuh sendiri (biomedis). Terapi Gelombang Otak Terapi autis dengan audio
gelombang otak ini sering disebut oleh para pelanggan dengan sebutan terapi
lumba-lumba.

Memang benar, terapi ini berisi gelombang yang mempunyai pola gelombang
sama dengan gelombang sonar yang dihasilkan lumba-lumba. Anda dapat
mendapatkan CD Terapi Lumba-lumba ini dengan melakukan pemesanan ke
kami, Telah diketahui oleh dunia medis bahwa di tubuh lumba-lumba terkandung
potensi yang bisa menyelaraskan kerja saraf motorik dan sensorik penderita autis.

Sebab lumba-lumba mempunyai gelombang sonar yang dapat merangsang otak


anak autis untuk memproduksi energi yang ada dalam tulang tengkorak, dada,
dan tulang belakang, sehingga dapat membentuk keseimbangan antara otak
kanan dan kiri. Selain itu, gelombang suara dari lumba-lumba juga dapat
meningkatkan neurotransmitter. Gelombang sonar ini mempunyai kesamaan dan
fungsi dengan gelombang SMR (Sensori Motor Rhytm) pada otak manusia.

Karena pada anak autis gelombang SMR nya mengalami gangguan, maka hal ini
bisa distimulasi dengan gelombang sonar lumba-lumba ini. Hal ini mengikuti
prinsip fisika Frequency Following Response (FFR), dimana otak secara alami
mengikuti frekuensi dari rangsangan luar yang mempunyai pola gelombang yang
sama secara berirama dan berulang. Sekarang telah banyak tempat di Indonesia
yang menyediakan terapi ikan lumba-lumba.

Terapi Oksigen Menurut penelitian yang diungkap di jurnal Bio Medical Centre
(BMC) Pediatrics, oksigen murni bisa mengurangi inflamasi atau pembekakan di
otak dan meningkatkan asupan oksigen di sel-sel otak. Terapi ini dilakukan
dengan sebuah alat berupa tabung dekompresi. Penderita autisme masuk ke
dalam tabung itu lalu dialiri oksigen murni dan tekanan udara ditingkatkan
menjadi 1,3 atmosfer. Cara ini rupanya cukup efektif.

Pemberian terapi oksigen hiperbarik secara rutin menunjukkan perbaikan pada


kondisi saraf dan mengatasi cerebral palsy. Terapi ini banyak dipilih di beberapa
negara dan para peneliti terus mengembangkannya. Dan Rossignol dari
International Child Development Resource Centre, Florida, AS, melakukan
penelitian terhadap 62 penderita autisme berusia 2-7 tahun.

Responden diberi terapi oksigen selama 40 menit setiap hari selama sebulan
dengan asupan oksigen 24% dan tekanan udara 1,3 atmosfer. Hasilnya, terjadi
peningkatan hampir di seluruh fungsi organ tubuh, seperti sensor gerak,
kemampuan kognitif, kontak mata, kemampuan sosial, dan pemahaman bahasa.
Terapi saja tidak cukup untuk menghilangkan gejala autis pada anak. Di smping
terapi yang dilakukan, anak juga harus menjalani penanganan berupa diet
makanan.

Meskipun anak terapi dengan baik di tempat yang baik namun dietnya tidak
terjalankan, maka tidak akan memberikan hasil yang optimal. Diet inilah yang
paling susah di terapkan oleh para orang tua, karena kasihan pada anaknya
orang tua tidak tega pada anak sehingga diet tidak terjalankan. Diet makanan
pada autis autisme, yaitu dengan pemberian probiotik, diet bebas jamur, diet
bebas gluten, diet bebas kasein, dan diet pemberian suplemen vitamin A, C, B6,
B12, Mg, asam folat, dan omega-3. Namun, sebelum mencoba diet sebaiknya
didiskusikan lebih dahulu dengan dokter anak anda.

Seperti diketahui gejala yang timbul pada anak dengan gangguan autisme
sangat bervariasi, oleh karena itu terapinya sangat individual tergantung keadaan
dan gejala yang timbul, tidak bisa diseragamkan. Namun akan sulit sekali
membuat pedoman diet yang sifatnya sangat individual. Perlu diperhatikan
bahwa anak dengan gangguan autisme umumnya sangat alergi terhadap
beberapa makanan.

Pengalaman dan perhatian orangtua dalam mengatur makanan dan mengamati


gejala yang timbul akibat makanan tertentu sangat bermanfaat dalam terapi
selanjutnya. Terapi diet disesuaikan dengan gejala utama yang timbul pada anak.
Diet tanpa gluten dan tanpa kasein Berbagai diet sering direkomendasikan untuk
anak dengan gangguan autisme.

Pada umumnya, orangtua mulai dengan diet tanpa gluten dan kasein, yang
berarti menghindari makanan dan minuman yang mengandung gluten dan
kasein. Gluten adalah protein yang secara alami terdapat dalam keluarga
“rumput” seperti gandung/terigu, havermuth/oat, dan barley. Gluten memberi
kekuatan dan kekenyalan pada tepung terigu dan tepung bahan sejenis,
sedangkan kasein adalah protein susu.

Pada orang sehat, mengonsumsi gluten dan kasein tidak akan menyebabkan
masalah yang serius/memicu timbulnya gejala. Pada umumnya, diet ini tidak sulit
dilaksanakan karena makanan pokok orang Indonesia adalah nasi yang tidak
mengandung gluten. Beberapa contoh resep masakan yang terdapat pada
situs Autis.info ini diutamakan pada menu diet tanpa gluten dan tanpa kasein.

Bila anak ternyata ada gangguan lain, maka tinggal menyesuaikan resep masakan
tersebut dengan mengganti bahan makanan yang dianjurkan.
Perbaikan/penurunan gejala autisme dengan diet khusus biasanya dapat dilihat
dalam waktu antara 1-3 minggu. Apabila setelah beberapa bulan menjalankan
diet tersebut tidak ada kemajuan, berarti diet tersebut tidak cocok dan anak
dapat diberi makanan seperti sebelumnya.

https://barmieny.wordpress.com/2015/03/04/terapi-dan-diet-untuk-anak-autis/
Korban Penyalahgunaan Narkoba Mengobati kecanduan narkoba memang
bukan perkara mudah. Saking beratnya, pecandu bahkan bisa kembali lagi
terjerat narkoba meski sudah menjalani terapi. Berbagai terapi pun banyak
ditawarkan untuk menghilangkan kebiasaan mengonsumsi barang-barang adiktif
tersebut.

Jika memang benar-benar ingin sembuh, pecandu terlebih dahulu harus


menguatkan tekad dan tentu saja meninggalkan lingkungan lamanya. Namun
terkadang tekad yang kuat saja tidak cukup untuk bisa terbebas dari jeratan
candu narkoba Kebanyakan pecandu membutuhkan bantuan terapi untuk bisa
menghilangkan efek obat-obatan terlarang yang telah terlanjur merusak sistem
di otaknya.

"Terapi-terapi ada bermacam-macam, ada yang dari medis, non medis dan
spiritual," jelas dr Iskandar Hukom, Sekretaris Jenderal Yayasan Cinta Anak
Bangsa (YCAB), saat dihubungi detikHealth, Rabu (6/6/2012). Masyarakat
umumnya mengenal rehabilitasi sebagai terapi untuk pengobatan kecanduan
narkoba. Namun dr Iskandar mengatakan tidak semua pecandu bisa efektif
menghentikan kebiasaannya hanya dengan masuk panti rehabilitasi dan dirawat
inap.

Terkadang masuk panti rehabilitasi justru dapat membawa dampak buruk bagi
pecandu, terutama yang menggunakan narkoba hanya sebagai social
user (karena alasan bersosialisasi) "Tidak semua pecandu harus direhab, karena
rehabilitasi identik dengan rawat inap. Bisa saja berobat dengan rawat jalan asal
dengan aturan yang ketat.

Terkadang yang rawat inap malah berdampak negatif, apalagi untuk social
user karena yang biasanya dimasukkan rehab kan hardcore, bisa-bisa dia malah
terkontaminasi," lanjut dr Iskandar. Jadi menurut dr Iskandar, sebelum
memasukkan pecandu ke panti rehabilitasi, perlu dilakukan assessment yang
berulang-ulang dan tidak bisa dipukul rata untuk semua pecandu.Menurut dr
Iskandar, ada beberapa terapi narkoba yang ditawarkan di Indonesia, antara lain:
Terapi medis
Terapi medis biasanya dilakukan dengan memberikan pasien obat-obatan yang
dapat menurunkan efek sakaw pada pecandu, ditambah dengan psikoterapi dan
konseling suportif.

2.

Terapi non medis atau spiritual


"Ada yang namanya program 12 langkah. Program ini dikenalnya di Amerika
pada tahun 50-an saat banyak orang yang kecanduan narkoba, alkohol, rokok,
judi, pornografi. Di setiap langkah si pecandu diajak tahan dan setiap langkah
juga dievakuasi terus oleh mentor.

Setelah ke-12 langkahnya selesai, nanti akan diulang lagi dari awal," jelas dr
Iskandar.

Selain terapi program 12 langkah, ada juga komunitas terapi (therapy


community). Terapi ini juga diperkenalkan di Amerika pada tahun 60 atau 70-an,
saat banyak penjara-penjara kasus pecandu yang menyatukan antara pecandu
dan bandar.

"Pecandu dan bandar itu tidak bisa disatukan, karena bisa-bisa si pecandu malah
makin terkontaminasi," jelas dr Iskandar.

Prinsip terapi ini adalah 'dari kita untuk kita'.

Jadi dalam sebuah terapi, pecandu akan membuat aturannya sendiri yang
kemudian akan diterapkan oleh pecandu-pecandu lainnya. Kemudian
perkembangan pecandu akan dipantau dari rekap center.

"Ini yang paling banyak diterapkan. Tapi biasanya masing panti-panti akan
menggunakan terapi yang dimodifikasi," lanjut dr Iskandar.

3.

Terapi alternatif
Selain terapi medis dan non medis atau spiritual, ada pula terapi alternatif.
Contohnya terapi rebus pasien yang terdapat di Purbalingga, Jawa Tengah.

Terapi ketergantungan narkoba yang dilakukan Ahmad Ichsan Maulana atau


Ustadz Ichsan (38) terbilang ekstrim dan unik.

Terapi dilakukan dengan merebus pasien di dalam drum di atas kompor yang
menyala.

Cara yang dilakukan pengelola Yayasan Pendidikan Islam Nurul Ichsan Al-Islami
Syifa Ar-Ridlo di Dukuh Legoksari, Desa Karangsari, Kecamatan Kalimanah,
Purbalingga, Jawa Tengah ini dilakukan seperti orang merebus jagung, kacang
atau ketela. Bedanya drum terapi ini tak ditutup, melainkan dibiarkan terbuka.

Ustadz yang dijuluki Kyai Godog ini mula-mula memanasi air di dalam drum
setinggi dada. Begitu air sudah mendidih, air akan diberi ramuan-ramuan dan
ragi tempe.

Kemudian air dicampur air tawassul.

Untuk meyakinkan pasien, ustdaz dan istrinya akan memberi contoh berendam
secara bergantian di dalam drum. Setelah pasien merasa mantap selanjutnya
giliran pasien nyemplung.
Selama proses perebusan, yakni 30 menit, si pasien akan duduk di kursi kecil.
Sang Kyai meminta tetap tenang atau tidak takut. Tak jauh dari drum ada televisi
yang dinyalakan untuk ditonton oleh si pasien selama direbus.

Tujuannya agar pasien merasa enjoy berendam. Justru ketika merasa panik, air
yang sudah mendapat perlakuan khusus semacam didoakan itu terasa panas.

Menurut ustadz yang dijuluki Kyai Godog, air yang panas itu terasa hangat oleh
pasien. Cara merebus kata sang kyai merupakan upaya untuk mengeluarkan
toksin atau racun dari tubuh pasien.

Menurutnya pasien yang mengalami ketergantungan ekstasi dan dextro akan


direbus empat hingga lima kali. Untuk pecandu sabu-sabu bisa direbus hingga
delapan kali.

Yang paling berat adalah pecandu heroin karena akan direndam hingga 15 kali.
https://health.detik.com/read/2012/06/06/173447/1934616/775/terapi-terapi-
untuk-pengobatan-kecanduan-narkoba Anak Hiperaktif Ayah dan bunda sekalian
jika kita memiliki anak , yang pada dasarnya sifat anak itu memilki rasa ingin tahu
yang sangat besar sehingga kita sebagai orang tua dan pendidik terkadang
kewalahan menghadapinya.

Terlebih lagi dengan anak yang hiperaktif yang mengeksplorasi setiap tindakanya
berlebihan, yang membuatnya bertindak diluar kendalinya. Ada beberapa tips
dalam menghadapi anak hiperaktif Merika membutuhkan sosok ibu yang kuat ,
yang bisa memberikan dukungan yang penuh terhadap mereka. Banyak sekali
orang tua yang tidak mau mengakui bahwa anaknya memiliki kekurangan dan
bahkan mereka cenderung malu untuk mengakuinya.

Mereka ingin diperlakukan sama dengan anak anak yang normal yang lain. Pada
dasarnya anak hiperaktif itu ada yang memiliki daya piker yang normal mereka
tidak mau dibedakan dengan anak normal yang lain hanya saja mereka tidak bisa
mengontrol tindakan mereka yang berlebihan. Anak hiperaktif membutuhkan
tindakan atau kegiatan yang membuat mereka tenang seperti membacakan
cerita, mendengarkan musik.

Cara ini bisa meningkatkan imajinasi anak dan bisa membuat anak lebih tenang
dan menuruti perintah kita. Membuat kegiatan yang rutinitas misalkan sholat,
belajar mengaji, belajar membaca membereskan mainan,karena dengan begitu
anak akan menemukan hal apa yang harus mereka lakukan dan mereka pun akan
lebih kreatif serta mereka mampu menemukan dunianya.

Jangan pernah berkata “ jangan “ sebab jika kita melarang anak untuk melakukan
sesuatu justru mereka akan melakukanya. Untuk Alihkan mereka dengan hal yang
menyenangkan seperti main sabun , dengan memainkan sabun yang berbusa
maka mereka secara tidak langsung sudah belaja mandi. Berikanlah mereka
mainan yang menarik dan menyenangkan sekaligus mereka belajar, seperti main
bongkar pasang dengan gambar gambar yang menyenangkan.

Pahami bakat dan minat mereka dengan memahami bakat mereka kita akan
mudah mengarahkanya seperti bakat menyanyi ajak mereka belajar sambil
memyanyi. Libatkan mereka dalam aktifiats bapak ibu sekalian misalnya jika
bapak atau ibu sibuk menyapu , kasih dia sapu biar dia belajar menyapu. Ayah
dan bunda sekalian demikianlah beberapa tips untuk menangani anak hiperaktif
semoga bermanfaat.

CATATAN PENUTUP Mereka istimewa adalah sifat watak karakter cara mendidik
dan berkembang ,istilah ini terinspirasi dari kelemahan atau kekurangan yang
sebagian besar dimiliki oleh anak semenjak mereka masih berada dalam
kandungan. Mereka terlahir dengan kondisi yang sangat berbeda dengan anak
anak yang lain . ada sekian banyak anak anak yang terlahir dalam kondisi yang
kurang beruntung, dan juga memiliki kluarga yang tidak mengangap dia ada.

Keistimewaan mereka tidak tergali dengan benar , mereka tidak mendapatkan


pendidikan yang tepat, dan tak jarang kekurangan mereka dijadikan sebagai
bahan exploitisme , diterlantarkan dijaln jalan. Tanpa mendapatkan penangannan
yang benar. Hanya kekuatan dan keteguhan hati yang dimiliki oleh para orang
tua untuk mendidik dan merawat mereka sehingga mereka bisa diterima didunia
luar , tak jarang anak anak yang memiliki keterbelakangan mental dijadikan
bahan bullyan di lingkungan sekitarnya.

Dengan penanganan yang tepat maka saya yakin yang mereka anggap aneh,
tidak berguna bisa menjadi sebaliknya, mereka bisa lebih berharga dari sebuah
permata.hal terpenting dalam pendidikan mereka adalah kekompakan dan
penerimaan dari lingkungan sekitarnya akan penerimaan terhadap dirinya.
mereka juga ingin diperakukan sama seperti yang lain, mereka tidak ingin
dianggap berbeda.

Sebagai pendidik dan orang tua sudah kewajipan kita untuk tetap menangani
dan membimbing mereka agar mereka belajar dan berkembang sesuai dengan
kodratnya. Tuhan menciptakan manusia bukan tidak memiliki alasan tertentu.
Dimana ada kekurangan pasti ada kelemahan.dan dimana ada kelemahan disitu
pasti ada kelebihan. DAFTAR PUSTAKA A Parents Guide to Autism Spectrum
Disorder. 2011. The National Institute of Mental Health: U.S. Department of
Health and Human Services.

Mayo Foundation for Medical Education and Research (2013) Autism Spectrum
Disorders: Facts about ASDs. 2012. Centers for Disease Control and Prevention.
Autism Spectrum Disorders: Signs & Symptoms. 2010. Centers for Disease
Control and Prevention Learning about Autism. 2012. National Genome Research
Institute A Parents Guide to Autis Lakshita, Nattaya. 2012. Panduan Simpel
Mendidik Anak Autis. Yogyakarta: Javalitera Mujaiyah. 2013.

“Pendidikan dan Pemberdayaan bagi Anak Autisme”.


(Online).http://mujaiyah.wordpress.con/2013/04/04/pendidikan-dan-
pembedayaan-bagi-anak-autisme/. Diakses: 16 November 2013. Tuslina, Tina.
2012. “Perkembangan Pendidikan ABK di Indonesia”.
(Online).http://m.kompasiana.com/post/edukasi/2012/05/19/perkembangan-
pendidikan-anak-berkebutuhan-khusus-di-indonesia/. Diakses: 17 November
2013. https://www.kompasiana.com/tanamilmu/perkembangan-pendidikan-
anak-berkebutuhan-khusus-di-indonesia Veskarisyanti, Galih A. 2008. 12 Terapi
Autis Paling Efektif dan Hemat. Yogyakarta: Pustaka Anggrek. (Dicuplik
dari http://dtarsidi.blogspot.com/2007/08/studikasustunarungu.html, oleh
Kurnaeni) https://psibkusd.wordpress.com/about/b-tunarungu/metode-
pengajaran-bahasa-bagi-anak-tunarung/ BIOGRAFI PENULIS Siti yuliana
,S.Pd.M.M.

menyelesaikan S 1 nya pendidikan Bahasa dan sastra Inggris ndi STKIP PGRI
Ponorogo tahun 1998 dan S – 2 Magister Manajemen di STIMA IMMI Jakarta
tahun 2016.Penulis berdinas di SMPN 103 Jakarta sebagai guru Bahasa Inggris. Ini
adalah karya perdana penulis , kegemaran menulis yang selama ini dikonsumsi
pribadi dengan mengikuti pelatihan menulis SAGU SABU akhirnya melahirkan
buku perdana yang penulis beri judul “Mereka Istimewa” Ini adalah langkah awal
bagi penulis menuangkan inspirasi yang selama ini terpendam .

Semoga denga lahirnya buku perdana ini akan memacu lahirnya buku buku yang
lain.

INTERNET SOURCES:
------------------------------------------------------------------------------------------
-
0% - Empty
0% - http://docplayer.info/189383-Unesco-bang
2% - http://amarsuteja.blogspot.com/2013/05/m
0% - http://mybluelive.blogspot.com/
0% - https://zaifbio.wordpress.com/2010/01/14
0% - https://issuu.com/majalahsimalaba/docs/e
0% - https://www.scribd.com/doc/248282541/Kum
0% - http://miphmiftha.blogspot.com/2012/
0% - http://b0yzachrophobia.blogspot.com/2008
0% - https://bagawanabiyasa.wordpress.com/aut
0% - http://lpitbias.org/bias/
0% - https://budishia.wordpress.com/category/
0% - https://id.wikipedia.org/wiki/Malaikat
0% - http://mustapha-lamankita.blogspot.com/
0% - https://fingeridea.wordpress.com/2012/05
0% - http://www.idp-europe.org/docs/uio_upi_i
0% - https://www.kompasiana.com/www.tabloidju
0% - https://issuu.com/radarpekalonganpaper/d
0% - http://antoniusempat.blogspot.com/2008/0
0% - http://penulisbatusangkar.blogspot.com/2
0% - https://jurbal12.wordpress.com/
0% - https://khilafahislamiyah.wordpress.com/
0% - https://ksetia.wordpress.com/tag/cinta-d
0% - http://endah-cintana.blogspot.com/2010/0
0% - http://redhoparami.blogspot.com/2013/
0% - https://ar.scribd.com/doc/33685900/ARTIK
0% - https://de.scribd.com/doc/109918303/oase
0% - https://hidingprinceofborneo.wordpress.c
0% - https://mulpix.com/instagram/adalah_yang
0% - https://www.facebook.com/hipmanADMNEGERA
0% - https://akigendengbanget.wordpress.com/2
0% - https://issuu.com/lampungpost/docs/mingg
0% - http://www.sabda.org/artikel/?q=book/exp
0% - http://research.kalbis.ac.id/Research/Fi
0% - http://www.catatanpkh.id/2017/04/anak-be
0% - https://fr.scribd.com/doc/270883055/Ruqy
0% - http://menggapairidhotuhan.blogspot.com/
0% - http://mobelos.blogspot.com/2015/02/cont
0% - https://jofipasi.wordpress.com/2013/01/2
0% - http://pengasuhan.blogspot.com/2009/
0% - http://anakanakautis.blogspot.com/
0% - http://www.infonesiana.com/pengobatan-au
0% - https://khildaamaliyah.wordpress.com/201
0% - http://visipena.stkipgetsempena.ac.id/ho
0% - https://fhiedy.wordpress.com/category/co
0% - https://balebengong.id/kabar-anyar/anak-
0% - http://artihidup-ningsih.blogspot.com/20
0% - https://penulisdongeng.blogspot.com/
0% - https://inclusiveedu.wordpress.com/
0% - http://dhitagojek.blogspot.com/
0% - https://anawaladunsholih.wordpress.com/
0% - https://agdwiyanto.wordpress.com/categor
0% - http://pengertiane.blogspot.com/2015/04/
0% - http://yosipratiwi.blogspot.com/2013/01/
0% - http://lifestyle.liputan6.com/read/28785
0% - https://slbnkarangasem.sch.id/autisme-f/
0% - http://pladenpasar.blogspot.co.id/
0% - http://pajeroindonesia234.blogspot.com/2
0% - https://issuu.com/mp-post/docs/mp1708_08
0% - http://letstoread.blogspot.com/
0% - https://issuu.com/giapringgading/docs/20
0% - https://www.scribd.com/document/32308691
0% - http://butterflyinpiece.blogspot.com/
0% - http://mardiahibnuhajar.blogspot.com/
0% - http://rahmaderaladyroses.blogspot.com/
0% - http://alegober.blogspot.com/
0% - https://dokterindonesiaonline.com/tag/ke
0% - https://keluargariantori.wordpress.com/2
0% - http://indonesia-pdd-nos.blogspot.com/20
0% - https://thepetshop4u.wordpress.com/tag/c
0% - https://issuu.com/waspada/docs/waspada__
0% - https://fr.scribd.com/doc/111350131/Arti
0% - http://cirianakautis.com/
0% - http://www.academia.edu/3246828/Strategi
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
1% - http://www.tipsperawatanbayi.com/
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
0% - http://www.tipsperawatanbayi.com/2017/10
0% - http://www.kompasiana.com/sandiazyudhasm
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
0% - http://www.campur-aduk.com/2009/11/dua-p
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
0% - http://psikologid.com/self-injury-sebaga
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
9% - https://hamil.co.id/anak/autisme/17-ciri
1% - http://www.alergon.co.id/penyebab-autism
0% - https://www.facebook.com/vitabrainku/
0% - https://www.facebook.com/JualVitaminOtak
0% - http://www.hajiumrohyulianto.com/
1% - http://www.alergon.co.id/penyebab-autism
0% - https://www.facebook.com/JualVitaminOtak
1% - http://www.alergon.co.id/penyebab-autism
1% - http://www.alergon.co.id/penyebab-autism
1% - http://www.alergon.co.id/penyebab-autism
1% - http://www.alergon.co.id/penyebab-autism
1% - http://www.alergon.co.id/penyebab-autism
1% - http://www.alergon.co.id/penyebab-autism
1% - http://www.alergon.co.id/penyebab-autism
1% - http://www.alergon.co.id/penyebab-autism
1% - http://www.alergon.co.id/penyebab-autism
0% - http://proffreud.blogspot.com/2010/04/
0% - https://www.ipotforum.com/forum/index.ph
0% - https://snsdweloveyouall.wordpress.com/t
0% - http://imenk05.blogspot.com/feeds/posts/
0% - https://www.facebook.com/Cinta-itu-sulit
1% - http://shinigamihanna.blogspot.com/2015/
2% - http://amarsuteja.blogspot.com/2013/05/m
2% - http://amarsuteja.blogspot.com/2013/05/m
0% - http://auliaayufs.blogspot.com/
2% - http://amarsuteja.blogspot.com/2013/05/m
2% - http://amarsuteja.blogspot.com/2013/05/m
0% - http://shinigamihanna.blogspot.com/
2% - http://amarsuteja.blogspot.com/2013/05/m
2% - http://amarsuteja.blogspot.com/2013/05/m
2% - http://amarsuteja.blogspot.com/2013/05/m
0% - https://www.scribd.com/document/35506563
2% - http://amarsuteja.blogspot.com/2013/05/m
2% - http://amarsuteja.blogspot.com/2013/05/m
2% - http://amarsuteja.blogspot.com/2013/05/m
0% - https://www.scribd.com/document/97169559
0% - http://psikiatri.forumid.net/t20-referat
0% - https://www.scribd.com/document/26503231
0% - http://psikiatri.forumid.net/t20-referat
2% - http://amarsuteja.blogspot.com/2013/05/m
2% - http://amarsuteja.blogspot.com/2013/05/m
0% - http://independent.academia.edu/Nurlinda
0% - http://tatisembilan.blogspot.com/2010/07
0% - http://alifiailmiah02.blogspot.com/
0% - http://yudiarputra71.blogspot.com/2011/0
0% - https://zultogalatp.wordpress.com/2013/0
0% - https://www.scribd.com/document/36385235
0% - https://makalahkeperawatan.wordpress.com
0% - https://ilmucerdaspendidikan.wordpress.c
0% - http://ghozaliu.blogspot.com/2013/01/mak
0% - http://itok609.blogspot.com/2013/04/perm
0% - https://issuu.com/media.andalas/docs/e-p
0% - http://cararesepmasakanminuman.blogspot.
0% - https://www.scribd.com/document/34780846
0% - https://humamsyaharuddin.blogspot.co.id/
1% - https://doktereva.blogspot.com/2011/05/m
1% - https://doktereva.blogspot.com/2011/05/m
0% - http://herlianuari-cissy.blogspot.co.id/
0% - https://www.scribd.com/doc/45200182/Perb
0% - https://kawirian.wordpress.com/2009/10/p
0% - https://www.wikidata.org/wiki/Q954190
0% - https://jurnalpediatri.com/2011/10/23/au
0% - https://id.m.wikipedia.org/wiki/Autisme
0% - https://kawirian.wordpress.com/2009/10/p
1% - https://doktereva.blogspot.com/2011/05/m
0% - https://www.scribd.com/document/34780846
1% - https://doktereva.blogspot.com/2011/05/m
0% - https://www.scribd.com/doc/89902645/Auti
1% - https://humamsyaharuddin.blogspot.com/20
0% - http://ariefaie.blogspot.com/2014/07/gan
0% - https://www.scribd.com/doc/89902645/Auti
1% - https://humamsyaharuddin.blogspot.com/20
1% - https://doktereva.blogspot.com/2011/05/m
1% - https://humamsyaharuddin.blogspot.com/20
0% - https://www.scribd.com/document/34780846
1% - https://doktereva.blogspot.com/2011/05/m
1% - https://doktereva.blogspot.com/2011/05/m
0% - http://cararesepmasakanminuman.blogspot.
1% - https://humamsyaharuddin.blogspot.com/20
0% - https://id.answers.yahoo.com/question/in
0% - http://johanbrekele.blogspot.com/
1% - https://humamsyaharuddin.blogspot.com/20
0% - http://cararesepmasakanminuman.blogspot.
0% - https://bundaabim.wordpress.com/2015/11/
1% - http://vitaminotak-terbaik.blogspot.co.i
1% - http://vitaminotak-terbaik.blogspot.co.i
1% - http://vitaminotak-terbaik.blogspot.co.i
1% - http://vitaminotak-terbaik.blogspot.co.i
1% - http://vitaminotak-terbaik.blogspot.co.i
1% - http://vitaminotak-terbaik.blogspot.co.i
0% - https://ernaervianapurnamasari.wordpress
0% - https://ernaervianapurnamasari.wordpress
0% - http://vitaminotak-terbaik.blogspot.com/
1% - http://vitaminotak-terbaik.blogspot.co.i
1% - http://vitaminotak-terbaik.blogspot.co.i
1% - http://vitaminotak-terbaik.blogspot.co.i
1% - http://vitaminotak-terbaik.blogspot.co.i
1% - http://vitaminotak-terbaik.blogspot.co.i
0% - http://cuitycuitytea.blogspot.com/2012/1
0% - https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstr
0% - https://pendidikankhusus.wordpress.com/2
3% - https://www.kompasiana.com/stevanie.ocha
3% - https://www.kompasiana.com/stevanie.ocha
0% - https://id.wikihow.com/Mempertahankan-Pa
0% - https://www.scribd.com/doc/218837206/int
3% - https://www.kompasiana.com/stevanie.ocha
3% - https://www.kompasiana.com/stevanie.ocha
3% - https://www.kompasiana.com/stevanie.ocha
3% - https://www.kompasiana.com/stevanie.ocha
3% - https://www.kompasiana.com/stevanie.ocha
3% - https://www.kompasiana.com/stevanie.ocha
3% - https://www.kompasiana.com/stevanie.ocha
3% - https://www.kompasiana.com/stevanie.ocha
3% - https://www.kompasiana.com/stevanie.ocha
0% - http://forum.liputan6.com/t/tanpa-disada
3% - https://www.kompasiana.com/stevanie.ocha
3% - https://www.kompasiana.com/stevanie.ocha
3% - https://www.kompasiana.com/stevanie.ocha
3% - https://www.kompasiana.com/stevanie.ocha
3% - https://www.kompasiana.com/stevanie.ocha
3% - https://www.kompasiana.com/stevanie.ocha
3% - https://www.kompasiana.com/stevanie.ocha
3% - https://www.kompasiana.com/stevanie.ocha
3% - https://www.kompasiana.com/stevanie.ocha
3% - https://www.kompasiana.com/stevanie.ocha
0% - https://ilmiahtesis.wordpress.com/catego
3% - https://www.kompasiana.com/stevanie.ocha
3% - https://www.kompasiana.com/stevanie.ocha
3% - https://www.kompasiana.com/stevanie.ocha
0% - https://issuu.com/metroriau/docs/010412
1% - https://bidanku.com/cara-mendidik-anak-a
1% - https://bidanku.com/cara-mendidik-anak-a
1% - https://bidanku.com/cara-mendidik-anak-a
0% - http://www.brainkingplus.org/2016/
1% - https://bidanku.com/cara-mendidik-anak-a
1% - https://bidanku.com/cara-mendidik-anak-a
1% - https://bidanku.com/cara-mendidik-anak-a
1% - https://bidanku.com/cara-mendidik-anak-a
0% - https://www.scribd.com/document/34908027
0% - https://www.scribd.com/document/34908027
0% - https://www.scribd.com/document/34908027
0% - http://luthviellahberkata.blogspot.com/2
0% - https://saifias.wordpress.com/2012/11/05
0% - http://fixceldeacon.blogspot.com/2010/10
0% - https://saifias.wordpress.com/2012/11/05
0% - https://saifias.wordpress.com/2012/11/05
0% - http://sarjanakesehatan.blogspot.com/201
0% - http://fixceldeacon.blogspot.com/2010/10
0% - http://sarjanakesehatan.blogspot.com/201
0% - http://3konom.blogspot.com/feeds/posts/d
0% - http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._P
0% - https://dokumen.tips/documents/upi-makal
0% - https://dokumen.tips/documents/upi-makal
0% - http://luthviellahberkata.blogspot.com/2
0% - http://digilib.uinsby.ac.id/11038/4/Bab%
0% - https://www.scribd.com/doc/11142631/PEMB
0% - https://www.scribd.com/doc/49242007/Aske
0% - https://www.scribd.com/doc/49242007/Aske
0% - https://www.scribd.com/doc/49242007/Aske
0% - http://www.dirhamandipurnama.id/2010/05/
0% - https://siobahcruel.wordpress.com/2010/0
0% - http://sarjanakesehatan.blogspot.com/201
0% - http://fixceldeacon.blogspot.com/2010/10
0% - https://siobahcruel.wordpress.com/2010/0
0% - https://nanogemez.wordpress.com/2011/01/
0% - https://tunas63.wordpress.com/category/s
0% - https://www.slideshare.net/dedehsuherni/
0% - http://www.academia.edu/11775557/PENGALA
0% - http://izzaucon.blogspot.com/2014/06/kla
0% - http://devitasary.blogspot.com/2011/11/k
0% - http://ayugadismanja.blogspot.com/2013/0
4% - https://www.kompasiana.com/tanamilmu/per
0% - http://ayugadismanja.blogspot.com/2013/0
4% - https://www.kompasiana.com/tanamilmu/per
4% - https://www.kompasiana.com/tanamilmu/per
1% - http://farizarfani-k5113023-plbuns13.blo
4% - https://www.kompasiana.com/tanamilmu/per
4% - https://www.kompasiana.com/tanamilmu/per
4% - https://www.kompasiana.com/tanamilmu/per
1% - http://farizarfani-k5113023-plbuns13.blo
0% - http://ayugadismanja.blogspot.com/2013/0
4% - https://www.kompasiana.com/tanamilmu/per
4% - https://www.kompasiana.com/tanamilmu/per
4% - https://www.kompasiana.com/tanamilmu/per
1% - http://farizarfani-k5113023-plbuns13.blo
0% - https://berjagajaga.wordpress.com/catego
4% - https://www.kompasiana.com/tanamilmu/per
4% - https://www.kompasiana.com/tanamilmu/per
4% - https://www.kompasiana.com/tanamilmu/per
0% - https://www.haibunda.com/aktivitas/d-367
1% - http://farizarfani-k5113023-plbuns13.blo
0% - https://www.scribd.com/document/35126934
1% - http://farizarfani-k5113023-plbuns13.blo
4% - https://www.kompasiana.com/tanamilmu/per
0% - http://repository.ipb.ac.id/bitstream/ha
4% - https://www.kompasiana.com/tanamilmu/per
4% - https://www.kompasiana.com/tanamilmu/per
1% - http://farizarfani-k5113023-plbuns13.blo
1% - http://farizarfani-k5113023-plbuns13.blo
4% - https://www.kompasiana.com/tanamilmu/per
4% - https://www.kompasiana.com/tanamilmu/per
0% - http://agnest-plb-2012.blogspot.com/2012
4% - https://www.kompasiana.com/tanamilmu/per
1% - http://farizarfani-k5113023-plbuns13.blo
0% - https://pendidikankhusus.wordpress.com/2
0% - http://banjirembun.blogspot.com/2016/06/
4% - https://www.kompasiana.com/tanamilmu/per
0% - https://issuu.com/kendarinews/docs/kenda
0% - http://ayo-kita-belajar.blogspot.com/201
4% - https://www.kompasiana.com/tanamilmu/per
0% - https://zaifbio.wordpress.com/2010/01/14
4% - https://www.kompasiana.com/tanamilmu/per
4% - https://www.kompasiana.com/tanamilmu/per
4% - https://www.kompasiana.com/tanamilmu/per
0% - https://rayarz.wordpress.com/2011/12/27/
0% - https://rayarz.wordpress.com/2011/12/27/
0% - http://sukmayumagic.blogspot.com/2013/04
0% - http://andhynielovers.blogspot.com/2011/
0% - https://ml.scribd.com/doc/75978641/PENDI
0% - https://rayarz.wordpress.com/2011/12/27/
0% - http://berbagiproposal.blogspot.com/2016
4% - https://www.kompasiana.com/tanamilmu/per
4% - https://www.kompasiana.com/tanamilmu/per
0% - http://repository.upi.edu/23984/4/T_PK_1
4% - https://www.kompasiana.com/tanamilmu/per
0% - http://sukmayumagic.blogspot.com/2013/04
4% - https://www.kompasiana.com/tanamilmu/per
0% - http://farizarfani-k5113023-plbuns13.blo
0% - http://www.academia.edu/9832092/inklusi_
4% - https://www.kompasiana.com/tanamilmu/per
0% - https://ml.scribd.com/doc/75978641/PENDI
4% - https://www.kompasiana.com/tanamilmu/per
0% - http://www.academia.edu/9832092/inklusi_
4% - https://www.kompasiana.com/tanamilmu/per
0% - http://berbagiproposal.blogspot.com/2016
0% - http://www.academia.edu/9832092/inklusi_
0% - http://juliianto.blogspot.com/2013/06/pe
0% - https://keluargasehat.wordpress.com/page
0% - http://nandaratano.blogspot.com/feeds/po
1% - http://momdadi.com/momdadi/terapi-dan-ti
0% - https://www.scribd.com/document/34871613
0% - http://mydocumentku.blogspot.com/2012/03
1% - http://momdadi.com/momdadi/terapi-dan-ti
0% - http://misi.sabda.org/book/export/html/3
0% - https://issuu.com/palpres/docs/palpres_j
0% - https://ikaratihiws.blogspot.co.id/2015/
1% - http://momdadi.com/momdadi/terapi-dan-ti
0% - https://www.scribd.com/doc/281966033/Kel
0% - http://tondangmargana.blogspot.com/2013/
1% - http://momdadi.com/momdadi/terapi-dan-ti
1% - http://momdadi.com/momdadi/terapi-dan-ti
0% - https://www.scribd.com/doc/283098889/gag
0% - https://www.cdc.gov/ncbddd/autism/facts.

Anda mungkin juga menyukai