Anda di halaman 1dari 26

SGD 12 “Ayo kita ciptakan kawasan bebas rokok” LBM 4

STEP 1

Pemberdayaan Masyarakat : merupakan proses yg dilakukan masyarakat dg atau tanpa


campur tangan org lain tujuan utk memperbaiki lingkungan ( sanitasi dan aspek lain scr
langsung maupun tdk langsung yg nantinya akan mempengaruhi masyarakat). Merubah pola
dan tingkah laku masyarakat untuk berpatisipasi dalam rangka memperbaiki kesejahteraan
hidup.
Promosi kesehatan : Proses membuat orang hingga mampu meningkatkan dan memperbaiki
kesehatan.
Advokasi : merupakan tindakan mempengaruhi/ mendukung sesuatu atau seseorang yg
berkaitan kegiatan publik seperti regulasi dan kebijakan pemerintah
Bina suasana : menjalin komitmen atau opini publik, bertujuan utk menjadi motor
penggerak.

STEP 2

1. Apa definisi, tujuan, manfaat serta fungsi dari pemberdayaan masyarakat?


2. Apa sasaran, unsur-unsur pemberdayaan masyarakat?
3. Bagaimana strategi melakukan pemberdayaan masyarakat?
4. Apa peran tenaga kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat?
5. Berikan contoh program pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan?
6. Apa hubungan pemberdayaan masyarakat dengan sistem kesehatan nasional?
7. Bagaimana hubungan pemberdayaan masyarakat dengan pembangunan kesehatan
nasional?
8. Apa definisi, visi dan misi promosi kesehatan?
9. Apa saja ruang lingkup dari promkes?
10. Bagaimana strategi melakukan promkes?
11. Apa saja sasaran promosi kesehatan ?
12. Apa saja hambatan dalam melakukan promkes?
13. Apa tujuan, tingkatan , prinsip dari partisipasi masyarakat?
14. Bagaimana meningkatkan peran aktif masyarakat melaui bina suasana dan advokasi ?
15. Bagaimana faktor pendorong dan penghambat dalam partisipasi masyarakat?

STEP 3

1. Apa definisi, tujuan, manfaat serta fungsi dari pemberdayaan masyarakat?


Definisi : upaya utk meningkatkan derajat masyarakat itu sendiri
Tujuan umum : utk meningkatkan kemandirian masyarakat dan keluarga dlm bidang
kesehatan sehingga masyarakat ikut andil dalam meningkatkan derajat kesehatan
Tujuan kusus : meningkatnya pengetahuan dlm bidang kesehatan
Meningkatnya pengetahuan masyarakat dlm pemeliharaan dan meningkatkan derajat
kesehatannya sendiri
Meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh masyarakat
Terwujudnya pelembagaan upaya masyarakat di lapangan
SGD 12 “Ayo kita ciptakan kawasan bebas rokok” LBM 4

Manfaat : mampu mengenali masalah kesehatan dan faktor yg mempengaruhi masalah


kesehatan dilingkungan tempat tinggal
Mampu mengatasi masalah kesehatan secara mandiri dg menggali potensi masyarakat di
tempat
Mampu memelihara dan melindungi diri dari berbagi macam acaman dg tindakan preventif
Mampu meningkatkan kesehatan secara dinamis dan terus menerus ,melalui berbagai
macam kegiatan kelompok
CIRI-CIRI : mampu mengenali masalah kesehatan dan faktor yg mempengaruhi masalah
kesehatan
Mampu memelihara dan melindung diri mereka dr berbagai ancaman
Dalam promkes pemberdayaan masyarakat itu sangat penting dan saling kesinambungan,
tujan pemberdayaan merubah dari yg tidak tau menjadi tau, dari tau menjadi mau, dan dari
mau menjadi mampu
Pemberdayaan itu menjadi power utk meningkatkan derajat kesehatan.

2. Apa sasaran, unsur-unsur pemberdayaan masyarakat?


Sasaran : berdasarkan manfaat
terciptanya pemberdayaan individu, keluarga, masyarakat ditandai dengan peningkatan
perilaku sehat
Terpelihara dan meningkatnya status gizi masyarrakat , status kesehatan jiwa dan
meningkatnya cangkupan pemeliharaan kesehatan.
Berdasarkan tujuan : sasaran primer : keluarga
Sasaran skunder : tokoh masyarakat
Tersier : pembuat keputusan
Unsur : aksestabilitas informasi berkaitan dg peluang, layanan penegkan hukum
Keterlibatan dan partisipasi berkaitan dg siapa yg melaksanakan
Akuntabilitas berkaitan dg pertanggung jawaban publik akan apa yg dilakukan
Kapasitas organisasi lokal kaitan dg bekerjasama, dan organisasi masyarakat utuk
memecahkan masalah yg hadapi

3. Bagaimana strategi melakukan pemberdayaan masyarakat?


Ada 6 strategi :
Melakukan penguatan lembaga dan organisasi masyarakat : mendukung dan meningkatkan
akses masyarakat utk kemanfaat input sumberdaya yg ada
Mengembangkan kapasitas masyarakat melalui peningkatan sarana dan prasarana
Mengembangkan sistem perlindungan sosial utk masyarakat yg terkena musibah
Menurangi berbagai bentuk peraturan yg menghambat dan organisasi masyarakat utk
interaksi sosial ke organisasi sosial politik
Membuka ruang gerak seluas luas nya utk partisipasi
Mengembangkan potensi masyarakat, dan memperkuat solidaritas dlm memecahkan
masalah.
Ada 3 :
Advokasi : tersier, dilakukan pendekatan ke pembuat kebijakan
Bina suasana : pelatihan , pertemuan dan tatap muka
Gerakan Pemberdayaan masyarakat : proses yg membantu sasaran utk tau mau dan mampu
SGD 12 “Ayo kita ciptakan kawasan bebas rokok” LBM 4

Ada 5
Meningkatkan kesadaran masyarakat
Pengembangan dan pengorganisasian masyarakat
Peningkatan upaya advokasi
Penggalangan partisipasi lintas sektor
Peningkatan pemanfaatan potensi dan sumber daya

Prinsip : berbasis masyarakatb


Peningkatak nkesadran dan kemauan
Pemerintah bersifat terbuka
Bertanggung jawab dan tanggap
Kemitraan dg semangat

4. Apa peran tenaga kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat?


Menfasilitasi masyarakat dlm berbagai kegiatan : misal dalam imunisasi
Memotivasi agar masyarakat mau berkontribusi
Meningkatkan pengetahuan ketrampilan teknologi keppada masyarakat

5. Berikan contoh program pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan?


Pemberdayaan kader utk posyandu : memberi tahu kepada ibu ibu m
Menyiapkan peralatan posyandu : timbangan, buku KMS
Melakukan pendaftaran bayi balitan ( penccatatan), penimbangan
Melakukan kunjungan rumah kerumah kususnya ibu hamil, pasangan usia subur, bayi dan
balita utk datang ke posyandu
Meningkatkan pengetahuan petugas dalam penanggulangan : peraturan masalah merokok,
pencegahan terdapat 3 sasaran individu, tokoh masyarakan dan remaja

6. bagaimana peran pemberdayaan kesehtan masyarakat sebagai salah satu sub sistem
kesehatan nasional?
Sebagai subjek sekaligus objek : dengn atau tanpa campur tangan pihan utk memperbaiki
kesehatan
Program pemberdayaan masyarakat yg akan mempengaruhi kualitas hidup
Pembiayaan program pemberdayaan : menciptakan suasana masyarakat utk
mengembangkan potensi
Pemberdayaan diselenggarakan melalui upaya promkes atau disebut dg pendidikan
masyarakat

7. Bagaimana kedudukan pemberdayaan kesehatan masyarakat sebagai dasar pembangunan


kesehatan nasional?
Pemberdayaan masyarakat sebagai dasar pembanguna kesehatan
Pemberdayaan oleh setiap org atau masyarakat meningkatkan pemberdaya masyarakat,
masyarakat dan pemerintah berperan utk meningkatkan derajat kesehatn
Masyarakat ikut berperan serta dealam meningkatkan kesehatan masyarakat
SGD 12 “Ayo kita ciptakan kawasan bebas rokok” LBM 4

Upaya pemberdayaan masyarakat masih menempatkan masyarakat sebgai objek dan upaya
nya lebih banyak berupa bantuan kemanusian bersifat mendesak, pergerakan baru bersifat
sementara dan baru pada tahap pengembangan

8. Apa definisi, visi dan misi promosi kesehatan?


Definisi: proses membuat orang mampu meningkatkan kesehatan
Visi : agar masyrakat mau dan mampu meningktakna kesehatannya
Menaggulangi penyakit dalam meningkatkan derajat kesehatan
Mengembangkan dan menyelenggarakan uapa keshatan masyarakat
Meningkatkan kemampuan masyarakan utk derajat kesehatan
Meningkatkan pendidikan kesehatan
Mencegah timbulnya penyakit

Misi : ada 3: memperdayakan individu, keluarga, kelmopok masyarakat baik melalui


pendekatan individu dan kelurga dan melalui pengorganisasaian masyarakat,
Membina suasana kondusif bagi terciptanya phbs masyarakat
Mengadvokasi pengambil kebijakan, penentu kebijakan, untuk kebijkana yg berwawasan
kesehatan, integrasi promkes, serta investasi di bidang promkes dan kesehatan
Misinya ada 3 :
Advokasi, menjembatani, dan memampukan ( memberi keterampilan kepada masyarakat
agar mandiri)
Tujuan promkes: tersosialisasi program kesehatan,dan terwujud nya masyarakat sehat dan
berperan aktif dlam gerakan kesehatan

9. Apa saja ruang lingkup dari promkes?


10. Bagaimana strategi melakukan promkes?
11. Apa saja sasaran promosi kesehatan ?
12. Apa saja hambatan dalam melakukan promkes?
13. Apa tujuan, tingkatan , prinsip dari partisipasi masyarakat?
14. Bagaimana meningkatkan peran aktif masyarakat melaui bina suasana dan advokasi ?
15. Bagaimana faktor pendorong dan penghambat dalam partisipasi masyarakat?

STEP 4
SGD 12 “Ayo kita ciptakan kawasan bebas rokok” LBM 4

STEP 7

1. Apa definisi, tujuan, manfaat serta fungsi dari pemberdayaan masyarakat?


a. Merupakan proses yang dilakukan masyarakat dengan atau tanpa campur
tangan orang lain tujuannya untuk memperbaiki kondisi lingkungan, sanitasi
dan aspek lain scr langsung maupun tidak langsung yang nantinya akan
mempengaruhi kesehatan masyarakat
b. Suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat itu sendiri

- Untuk menumbuhkan kesadaran pengetahuan dan pemahaman akan kesehatan


individu, kelompok masyarakat
- Menimbulkan kemampuan masyarakat untuk mendukung terwujudnya tindakan
atau perilaku sehat masyarakat
- Tujuan umum :
o Meningkatkan kemandirian masyarakat dan keluarga dalam bidang
kesehatan dll shg masyarakat dapat memberikan andil dalam meningkatkan
derajat kesehatannya
- Tujuan khusus :
o Meningkatkan pengetahuan dalam bidang kesehatan
o Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan dan
peningkatan derajat kesehatan
o Meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan
o Agar terwujudnya pelembagaan upaya kesehatan masyarakat di lapangan

i. Menetapkan suasana atau iklim yang


memungkinkan berkembangnya potensi yang
dimilki masyarakat, baik sumber daya alam
maupun sistem nilai tradisional dalam menata
kehidupan masyarakat.
ii. Memperkuat potensi yang dimilki masyarakat,
baik potensi lokal yang telah membudaya dalam
menata kehidupan masyarakat melalui
pemberian masukan berupa bantuan dana,
SGD 12 “Ayo kita ciptakan kawasan bebas rokok” LBM 4

pembangunan sarana dan prasarana baik fisik


(jalan, irigasi, listrik) maupun sosial (pendidikan,
kesehatan) serta pengembangan lembaga
pendanaan, penelitian dan pemasaran di daerah.
iii. Melindungi melalui pemihakan kepada
masyarakat yang lemah untuk mencegah
persaingan yang tidak seimbang dan bukan
berarti mengisolasi atau menutupi dari interaksi.
(Sumber : Buku Sistem Kesehatan, Wiku adisasmito, Ph. D)

a. Tujuan Umum
Meningkatnya kemandirian masyarakat dan keluarga
dalam bidang kesehatan sehingga masyarakat dapat
memberikan andil dalam meningkatkan derajat
kesehatannya.
b. Tujuan Khusus
1. Meningkatnya pengetahuan masyarakat dalam bidang
kesehatan
2. Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam
pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatannya
sendiri
3. Meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan
oleh masyarakat
4. Terwujudnya pelembagaan upaya kesehatan masyarakat di

lapangan.
Sumber: Penggerakkan dan Pemberdayaan Masyarakat bagi
Kader dan Tokoh Masyarakat. Pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan.2007.
1) Menumbuhkembangkan potensi masyarakat.
SGD 12 “Ayo kita ciptakan kawasan bebas rokok” LBM 4

2) Mengembangkan gotong-royong masyarakat.

3) Menggali kontribusi masyarakat.

4) Menjalin kemitraan.

5) Desentralisasi.

Sumber: Marasabessy, N.B,. (2007). Program pemberdayaan


masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan pemberantasan
malaria dikabupaten Maluku tengah.pdf. Universitas Gadjah Mada.

1) Mereka mampu mengenali masalah kesehatan dan


faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan
terutama di lingkungan tempat tinggal mereka sendiri.
Pengetahuan tersebut meliputi pengetahuan tentang
penyakit, gizi dan makanan, perumahan dan sanitasi, serta
bahaya merokok dan zat-zat yang menimbulkan gangguan
kesehatan.

2) Mereka mampu mengatasi masalah kesehatan secara


mandiri dengan menggali potensi-potensi masyarakat
setempat.

3) Mampu memelihara dan melindungi diri mereka dari


berbagai ancaman kesehatan dengan melakukan tindakan
pencegahan.

4) Mampu meningkatkan kesehatan secara dinamis dan


terus-menerus melalui berbagai macam kegiatan seperti
kelompok kebugaran, olahraga, konsultasi dan sebagainya.
Sumber: Wass, A. (1995). Promoting health: the primary health
approach.Toronto: W.B. Sanders.

2. Apa sasaran, unsur-unsur pemberdayaan masyarakat?


SGD 12 “Ayo kita ciptakan kawasan bebas rokok” LBM 4

UNSUR PEMBERDAYAAN MASY


▪ Aksestabilitas informasi, karena informasi merupakan kekuasaan baru
kaitannya dengan : peluang, layanan, penegakkan hukum, efektivitas
negosiasi, dan akuntabilitas
▪ Keterlibatan dan partisipasi, yang menyangkut siapa yang dilibatkan
dan bagaimana mereka terlibat dalam keseluruhan proses
pembangunan
▪ Akuntabilitas, kaitannya dengan pertanggungjawaban publik atas
segala kegiatan yang dilakukan dengan mengatasnamakan rakyat
▪ Kapasitas organisasi lokal, kaitannya dengan kemampuan bekerja sama,
mengorganisasi warga masyarakat, serta memobilisasi sumber daya
untuk memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi
Buku Sistem Kesehatan, Wiku adisasmito, Ph. D

a. Sasaran
Berdasarkan Tujuan
- Primer: kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum. Ibu hamil dan
menyusui untuk masalah KIA, anak sekolah untuk kesehatan remaja.
- Sekunder: tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat untuk memberikan
pendidikan kepada kelompok sekitarnya.
- Tersier: pembuat keputusan baik lingkup pusat maupun daerah.

Berdasarkan Manfaat

- Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan keluarga


- Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan komunitas
- Terpelihara dan meningkatnya status gizi masyarakat
- Terpelihara dan meningkatnya status jiwa masyarakat
- Meningkatnya jumlah dan cakupan pemeliharaan kesehatan dan
pembiayaan praupaya
- Berkurangnya jumlah penduduk miskin dan kelompok masyarakat yang
miskin dan berpotensi menjadi miskin

Terciptanya keberdayaan individu, keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan yang
ditandai oleh peningkatan perilaku hidup sehat dan peran aktif dalam memelihara,
meningkatkan dan melindungi kesehatan diri dan lingkungan sesuai dengan sosial budaya
setemapat, khususnya pada masa kehamilan, masa bayi dan kanak-kanak, remaja perempuan
usia produktif, dan kelompok-kelompok lain dengan kebutuhan kesehatan khusus.

(Sumber : Buku Pembangunan kesehatan di indonesia, R. Hapsari Habib Rachmat)


SGD 12 “Ayo kita ciptakan kawasan bebas rokok” LBM 4

Unsur-unsur :
Penggerak pemberdayaan

3. Bagaimana strategi melakukan pemberdayaan masyarakat?

1. Melakukan penguatan lembaga dan organisasi masyarakat


guna mendukung peningkatan posisi tawar dan akses
masyarakat untuk memperoleh dan memanfaatkan input
sumber daya yang dapat meningkatkan kegiatan ekonomi.
2. Mengembangkan kapasitas masyarakat melalui bantuan
peningkatan ketrampilan dan pengetahuan, penyediaan
prasarana dan sarana seperti modal, informasi pasar dan
teknologi, sehingga dapat memperluas kerja dan
memberikan pendapatan yang layak, khususnya bagi keluarga
dan kelompok masyarakat miskin.
3. Mengembangkan sistem perlindunagan sosial, terutama
bagi masyarakat yang terkena musibah bencana alam dan
masyarakat yang terkena dampak krisis ekonomi
4. Mengurangi berbagai bentuk pengaturan yang
menghambat untuk membangun lembaga dan organisasi guna
penyaluran pendapat, melakukan interaksi sosial untuk
membangun kesepakatan di antara kelompok masyarakat dan
dengan organisasi sosial politik
5. Membuka ruang gerak selaus-luasnya bagi masyarakat
untuk terlibat dan berpartisipasi dalam proses
pengembalian keputusan publik malalui pengemabangan
forum lintas yang dibangun dan dimiliki masyarakat
setempat.
6. Mengembangkan potensi masyarakat untuk membangun
lembaga dan organisasi keswadayaan masyarakat di tingkat
lokal untuk memperkuat solidaritas dan ketahanan sosial
masyarakat dalam memecahkan berbagai masalah
kemasyarakatan dan khususnya untuk membantu masyarakat
miskin dan rentan sosial.
(Sumber : Buku Sistem Kesehatan, Wiku adisasmito, Ph. D)

4. Apa peran tenaga kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat?


SGD 12 “Ayo kita ciptakan kawasan bebas rokok” LBM 4

PERAN PETUGAS KESEHATAN


• Memfasilitasi masyarakat melalui kegiatan-kegiatan maupun program-program pemberdayaan
masyarakat meliputi pertemuan dan pengorganisasian masyarakat.
• Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan
pemberdayaan agar masyarakat mau berkontribusi terhadap program tersebut.
• Mengalihkan pengetahuan, keterampilan, dan teknologi kepada masyarakatdengan melakukan
pelatihan-pelatihan yang bersifat vokasional

PRINSIP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


• Menumbuhkembangkan potensi masyarakat
• Mengembangkan gotong-royong masyarakat
• Menggali kontribusi masyarakat
• Menjalin kemitraan.
• Desentralisasi.

5. Berikan contoh program pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan?


Ada 3 kegiatan pokok :
KIE ( komunikasi, informasi dan edukasi)
Pengembangan upaya kesehatan : seperti posyandu
Peningkatan pendidikan kesehatan pada masyarakat

6. bagaimana peran pemberdayaan kesehtan masyarakat sebagai salah satu sub sistem
kesehatan nasional?

7. Bagaimana kedudukan pemberdayaan masyarakat sebagai dasar dari pembangunan


kesehatan nasional?
SGD 12 “Ayo kita ciptakan kawasan bebas rokok” LBM 4

KEDUDUKAN PEMBERDAYAAN MASY DLM


PEMBANGUNAN KESEHATAN
▪ Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan mengacu pada dasar:
a. Perikemanusiaan
b. pemberdayaan dan kemandirian
c. adil dan merata
d. pengutamaan dan manfaat.
▪ Setiap orang dan masyarakat bersama dengan Pemerintah dan Pemerintah Daerah
berperan, berkewajiban, dan bertanggung jawab untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat, dan lingkungannya
▪ Pembangunan kesehatan harus mampu meningkatkan dan mendorong peran aktif
masyarakat
▪ Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan berlandaskan pada kepercayaan atas
kemampuan dan kekuatan sendiri, kepribadian bangsa, semangat solidaritas sosial, gotong
royong, dan penguatan kesehatan sebagai ketahanan nasional.

Subsistem Kesehatan Nasional


▪ Subsistem upaya kesehatan
▪ Subsistem penelitian dan pengembangan kesehatan
▪ subsistem pembiayaan kesehatan
▪ Subsistem SDM kesehatan
▪ Subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan
▪ Subsistem manajemen, informasi dan kesehatan
▪ Subsistem pemberdayaan masyarakat
SGD 12 “Ayo kita ciptakan kawasan bebas rokok” LBM 4

 Pemberdayaan masyarakat adalah sebagai subyek sekaligus obyek dari sistem


kesehatan. Dalam dimensi kesehatan, pemberdayaan merupakan proses yg
dilakukan oleh masyarakat (dengan atau tanpa campur tangan pihak luar) utk
meperbaiki kondisi lingkungan, sanitasi dan aspek lainnya secara langsung
maupun tdk langsung berpengaruh dlm kesehatan masyarakat.
 Program pemberdayaan yg akan mempengaruhi kualitas hidup adalah
pemberdayaan masyarakat miskin. faktor ini akan mampu memutuskan
ketertinggalan rakyat baik dari segi pendidikan, ekonomi maupun kesehtan.
Faktor lain yg akan menjamin penguatan daya tawar dan akses guna
mendukung masyarakat utk memperoleh dan memanfaatkan input sember
daya yg dpt meningkatkan kegiatan ekonomi adalah melakukan penguatan
lembaga dan organisasi masyarakat.
 Pembiayaan program pemberdayaan akan menjadi aspek yg penting utk
menjamin keberlangsungan program. Oleh karena itu, berdirinya lembaga
swadaya dgn dukungan pihak ketiga seperti perusahaan dan volunter sangat
berpengaruh terhadap penguatan organisasi masyarakat. Pemberdayaan
masyarakat diharapkan dapat menciptakan suasana yg memungkinkan potensi
masyarakat utk berkembang disertai dgn dorongan dan motivasi bahwa pada
dasarnya setiap orang memiliki potensi yg harus dikembangkan.
 Pemberdayaan masyarakat diselenggarakan melalui upaya promosi kesehatan
atau disebut pendidikan kesehatan masyarakat atau penyuluhan masyarakat.
Pasal 38 UU No.23 tahun 1992 menyebutkan bahwa penyuluhan kesehatn
masyarakat diselenggarakan guna meningkatkan pengetahuan, kesadaran,
kemauan, kemampuan masyarakat utk hidup sehat, aktif dan berperan serta
dalam upaya kesehatan
(Sumber : Buku Sistem Kesehatan, Wiku adisasmito, Ph. D)

8. Apa definisi, visi dan misi promosi kesehatan?


SGD 12 “Ayo kita ciptakan kawasan bebas rokok” LBM 4

Promosi Kesehatan
Promosi KesehatanSuatu kegiatan untuk meningkatkan derajat kesehatan;
suatu program2 kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan baik
dalam masyarakat, organisasi, maupun lingkungan.
Tujuan
• Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan baik fisik mental dan dosial sehingga produktif secara
ekonomi dan sosial dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan.
• Tujuan program  merupakan pernyataan tentang apa yang akan
dicapai dalam periode waktu tertentu yang berhubungan dengan status
kesehatan.
• Tujuan pendidikan  merupakan pendidikan atau pembelajaran yang
harus tercapai (perilaku yang diinginkan). Oleh sebab itu, tujuan
perilaku berhubungan dengan pengetahuan dan sikap.
• Tujuan perilaku  merupakan deskripsi perilaku yang akan dicapai
dapat mengatasi masalah kesehatan yang ada. (Green, 1990)

9. Apa saja ruang lingkup dari promkes?


SGD 12 “Ayo kita ciptakan kawasan bebas rokok” LBM 4

Dimensi : Dimensi :

sasaran yan kes tempat

Institusi
Preventiv & Kuratif & kelaurga
Yan kes
promotiv: rehabilitatif:
sekolah Tempat umum
Bagi klp sehat Bagi klp sakit

Tempat kerja

Terdiri dari 2 dimensi yaitu :


a. Dimensi Aspek Pelayanan Kesehatan
Kesehatan masyarakat itu mencakup 4 aspek pokok, yakni : promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif. Ahli lain hanya membaginya menjadi 2 aspek, yakni : a)
Aspek promotif dengan sasaran kelompok orang sehat, b) Aspek preventif
(pencegahan) dan kuratif (penyembuhan) dengan sasaran kelompok orang yang
beresiko tinggi terhadap penyakit dan kelompok yang sakit. Sejalan dengan uraian
ini, maka ruang lingkup pendidikan / promosi kesehatan juga dikelompokkan
menjadi dua.
a. Pendidikan kesehatan pada aspek promotif
Sasaran pendidikan atau promosi kesehatan pada aspek promotif adalah kelompok
orang sehat. Selama ini kelompok orang sehat kurang memperoleh perhatian dalam
upaya kesehatan masyarakat. Padahal kelompok orang sehat disuatu komunitas
sekitar 80-85% dari populasi. Apabila jumlah ini tidak dibina kesehatannya, maka
jumlah ini akan meningkat. Oleh sebab itu pendidikan kesehatan pada kelompok ini
perlu ditingkatkan atau dibina agar tetap sehat, atau lebih meningkat lagi.

b. Pendidikan kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan


Pada aspek ini upaya pendidikan kesehatan mencakup 3 upaya atau kegiatan, yaitu :
1) Pencegahan Tingkat Pertama (Primary Prevention)
Sasaran promosi / pendidikan kesehatan pada aspek ini adalah Kelompok
masyarakat yang berisiko tinggi (high risk), misalnya : kelompok ibu hamil dan
menyusui, para perokok, obesitas, para pekerja seks (wanita atau pria), dan
sebagainnya. Tujuan upaya pendidikan / promosi kesehatan pada kelompok ini
adalah agar mereka tidak jatuh sakit atau terkena penyakit.
SGD 12 “Ayo kita ciptakan kawasan bebas rokok” LBM 4

2) Pencegahan Tingkat Kedua (Secondary Prevention)


Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah para penderita penyakit kronis,
misalnya asma, DM, TBC, reumatik, tekanan darah tinggi dan sebagainnya. Tujuan
upaya promosi kesehatan pada kelompok ini adalah agar penderita mampu
mencegah penyakitnya menjadi lebih parah.
3) Pencegahan Tingkat Ketiga (Tertiary Prevention)
Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah kelompok pasien yang baru
sembuh (recovery) dari suatu penyakit. Tujuannya adalah agar mereka segera pulih
kembali kesehatannya.

b. Dimensi tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi kesehatan


Dapat dikelompokkan menjadi :
 Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)
Keluarga atau rumah tangga adalah unit masyarakat terkecil. Oleh sebab itu untuk
mencapai perilaku masyarakat yang sehat harus dimulai di masing-masing keluarga.
Di dalam keluargalah mulai terbentuk perilaku-perilaku masyarakat. Orang tua (ayah
dan ibu) merupakan sasaran utama dalam promosi kesehatan pada tatanan ini.
 Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah
Sekolah merupakan perpanjangan tangan pendidikan kesehatan bagi keluarga.
sekolah, terutama guru pada umumnya lebih dipatuhi oleh murid-muridnya. Oleh
sebab itu lingkungan sekolah, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial yang
sehat, akan sangat berpengaruh terhadap perilaku sehat anak-anak (murid). Kunci
pendidikan kesehatan di sekolah adalah guru, oleh sebab itu perilaku guru harus
dikondisikan, melalui pelatihan-pelatihan kesehatan, seminar, lokakarya dan
sebagainya.
 Pendidikan kesehatan di tempat kerja
Lingkungan kerja yang sehat (fisik dan non fisik) akan mendukung kesehatan pekerja
atau karyawannya dan akhirnya akan menghasilkan produktivitas yang optimal.
Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak sehat serta rawan kecelakaan kerja akan
menurunkan derajat kesehatan pekerjanya dan akhirnya kurang produktif. Oleh
sebab itu pemilik, pemimpin atau manajer dari institusi tempat kerja termasuk
perkantoran merupakan sasaran promosi kesehatan sehingga mereka peduli
terhadap kesehatan para pekerjanya dan mengembangkan unit pendidikan
kesehatan di tempat kerja
 Pendidikan di tempat-tempat umum
Tempat – tempat umum disini mencakup pasar, terminal bus, bandar udara, tempat-
tempat perbelanjaan, tempat-tempat olahraga, taman-taman kota dan sebagainnya.
Tempat-tempat umum yang sehat, bukan saja terjaga kebersihannya, tetapi juga
harus dilengkapi dengan fasilitas kebersihan dan sanitasi, terutama WC umum dan
sarana air bersih, serta tempat sampah. Para pengelola tempat-tempat umum
merupakan sasaran promosi kesehatan agar mereka melengkapi tempat-tempat
SGD 12 “Ayo kita ciptakan kawasan bebas rokok” LBM 4

umum dengan fasilitas yg dimaksud, disamping melakukan himbauan – himbauan


kebersihan dan kesehatan bagi pemakai tempat umum atau masyarakat melalui
pengeras suara, poster, leaflet, dan sebagainya.
 Fasilitas pelayanan kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan ini mencakup RS, puskesmas, poliklinik, rumah
bersalin, dan sebagainya. Kadang-kadang sangat ironis, dimana RS atau puskesmas
tidak menjaga kebersihan fasilitas pelayanan kesehatan. Keadaan fasilitas tersebut
kotor, bau, tidak ada air, tidak ada tempat sampah dan sebagainya. Oleh sebab itu
pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan merupakan sasaran utama promosi
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan ini. Mereka inilah yang bertanggung
jawab atas terlaksananya pendidikan atau promosi kesehatan di institusinya
tersebut.

Ruang Lingkup Berdasarkan Tingkat Pelayanan


Berdasarkan dimensi tingkat pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dapat
dilakukan berdasarkan 5 tingkat pencegahan dari Leavel and Clark
 Promosi Kesehatan (Health Promotion)
Dalam tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan misalnya dalam peningkatan gizi,
kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan, kesehatan perorangan dan
sebagainya
 Perlindungan Khusus (Spesific Protection)
Dlam program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus ini
pendidikan kesehatan sangat diperlukan terutama di negara-negara berkembang.
Hal ini karena kesadaran masyarakat tentang pentingnya imunisasi sebagai cara
perlindungan terhadap penyakit pada orang dewasa maupun pada anak-anaknya
masih rendah.
 Diagnosis dini dan pengobatan segera (Early Diagnosis and Prompt
Treatment)
Dikarenakan rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap
kesehatan dan penyakit, maka penyakit-penyakit yang terjadi di dalam masyarakat
sering sulit terdeteksi. Bahkan kadang-kadang masyarakat sulit atau tidak mau
diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini akan menyebabkan masyarakat tidak
memperoleh pelayanan kesehatan yang layak. Oleh sebab itu pendidikan kesehatan
/ promosi kesehatan sangat diperlukan pada tahap ini.
 Pembatasan Cacat (Disability Limitation)
Kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan penyakit,
seringkali mengakibatkan masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya sampai
tuntas. Mereka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit
terhadap penyakitnya. Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat
mengakibatkan orang yang bersangkutan menjadi cacat atau memiliki
SGD 12 “Ayo kita ciptakan kawasan bebas rokok” LBM 4

ketidakmampuan untuk melakukan sesuatu. Oleh karena itu pendidikan kesehatan


juga diperlukan pada tahap ini.
 Rehabilitas (Rehabilitation)
Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi cacat.
Untuk memulihkan cacatnya tersebut diperlukan latihan-latihan tertentu. Oleh
karena kurangnya pengertian dan kesadaran orang tersebut, ia tidak atau segan
melakukan latihan-latihan yang dianjurkan. Disamping itu orang yang cacat setelah
sembuh dari penyakit, kadang merasa malu untuk kembali ke masyarakat. sering
terjadi pula masyarakat tidak mau menerima mereka sebagai anggota masyrakat
yang normal. Oleh sebab itu jelas pendidikan kesehatan diperlukan bukan saja untuk
orang yang cacat tersebut, tetapi juga untuk masyarakat.
( Sumber : Buku Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Prof. Dr. Soekidjo
Notoatmodjo, Rineka Cipta)
SGD 12 “Ayo kita ciptakan kawasan bebas rokok” LBM 4

10. Bagaimana strategi melakukan promkes?

Strategi global menurut WHO 1984


 Advokasi (Advocacy)
Kegiatan yang ditujukan kepada pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik dibidang
kesehatan maupun sector lain diluar kesehatan, yang mempunyai pengaruh terhadap public.
Tujuannya adalah agar para pembuat keputusan ini mengeluarkan kebijakan-kebijakan, atara
lain dalam bentuk : peraturan, undang-undang, instruksi, dan sebagainya yang
menguntungkan kesehatan publik.
 Dukungan social (Social Suport)
Kegiatan yang ditujukan kepada para tokoh masyarakat, baik formal (Guru, Lurah, Camat,
Petugas kesehatan, dan sebagainya) maupun informal (Tokoh agama dan sebagainya ) yang
mempunyai pengaruh dimasyarakt. Tujuan kegiatan ini adalah agar kegiatan dan program
kesehatan tersebut memperoleh dukungan dari tokoh masyarakat dan agama.Selanjutnya
Toma dan Toga ini dapat menjembatani antara pengelola program kesehatan dengan
masyarakat.
 Pemberdayaan masyarakat (Empowerment)
Pemberdayaan ini ditujukan kepada masyarakat langsung, sebagai sasaran primer promosi
kesehatan. Tujuaannya adalah agar masyarakat memiliki kemampuan dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat ini dapat diwujutkan
dalam berbagai kegiatan antara lain penyuluhan kesehatan, pengorganisasian, dan
pembangunan masyarakat dalam bentuk misalnya koperasi dan pelatihan ketrampilan dalam
SGD 12 “Ayo kita ciptakan kawasan bebas rokok” LBM 4

rangka peningkatan pendapatan keluarga (latihan menjahit, pertukangan, peternakan dan


sebagainnya). Melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan masyarakat memiliki
kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri (self relince in
health).

Strategi promosi kesehatan berdasarkan piagam Ottawa (Ottawa Charter) Dikelompokkan


menjadi 5 butir yaitu :

1. Kebijakan berwawasan kesehatan (healthy public policy)


Kegiatan yang ditujukan kepada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan.Sehingga
dikeluarkan atau dikembangkannya kebijakan-kebijakan pembangunan yang berwawasan
kesehatan. Hal ini berarti bahwa setiap kebijakan pembangunan dibidang apa saja harus
mempertimbangkan dampak kesehatannya bagi masyarakat.
2. Lingkungan yang mendukung (supportive environment)
Kegiatan untuk mengembangkan jaringan kemitraan dan suasana yang mendukung.
Kegiatan ini ditujukan kepada para pemimpin organisasi masyarakat serta pengelola
tempat-tempat umum (public places). kegiatan mereka diharapkan memperhatikan
dampaknya terhadap lingkungan, baik lingkunagn fisik maupun lingkunagn non fisik
yang mendukung atau kondusif terhadap kesehatan masyarakat.
3. Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health service)
Kesehatan masyarakat bukan hanya masalah pihak pemberi pelayanan (provider), baik
pemerintah maupun swasta saja, melainkan juga masalah masyarakat sendiri
(consumer). Oleh sebab itu penyelenggaraan pelayanan kesehatan juga merupakan
tanggung jawab bersama antara pihak pemberi pelayanan (provider) dan pihak
penerima pelayanan (consumer). Dewasa ini titik berat pelayanan kesehatan masih
berada pada pihak pemerintah dan swasta, dan kurang melibatkan masyarakat
sebagai penerima pelayanan. Melibatkan masyarakat dalam pelayanan kesehatan
berarti memberdayakan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya sendiri.
4. Ketrampilan individu (personal skill)
Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat, yang terdiri dari kelompok, keluarga
an individu. Oleh sebab itu kesehatan masyarakat terwujud apabila kesehatan
kelompok, kesehatan masing-masing keluarga, dan kesehatan individu terwujud. Oleh
sebab itu meningkatkan ketrampilan setiap anggota masyarakat agar mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri adalah sangat penting.
5. Gerakan masyarakat (community action)
Kesehatan masyarakat adalah perwujudan kesehatan kelompok, keluarga dan individu.
Oleh sebab itu mewujudkan derajat kesehatan masyarakat akan efektif apabila
unsure-unsur yg ada dimasyrakat dalam mengupayakan peningkatan kesehatan
mereka sendiri adalah wujud dari gerakan masyarakat (community action)

( Sumber : Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, 2012 Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo,
Rineka Cipta)’
SGD 12 “Ayo kita ciptakan kawasan bebas rokok” LBM 4

11. Apa saja sasaran promosi kesehatan ?

Sasaran dibagi dalam 3 kelompok sasaran yaitu :

 Sasaran Primer (Primary Target)


Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya pendidikan atau
promosi kesehatan. Sesuai dengan masalah kesehatan, maka sasaran ini dapat
dikelompokkan menjadi kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil
dan menyusui untuk masalah KIA, anak sekolah untuk kesehatan remaja dan
sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasarn primer ini sejalan
dengan strategi pemberdayaan masyarakat.
 Sasaran Sekunder (Secondary Target)
Para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan sebagainya. Disebut sasaran
sekunder karena dengan memberikan pendidikan kesehatan pada kelompok ini
diharapkan untuk selanjutnya kelompok ini akan memberikan pendidikan kesehatan
pada masyarakat sekitarnya. Disamping itu dengan perilaku sehat para tokoh
masyarakat sebagai hasil pendidikan kesehatan yang diterima, maka para tokoh
masyarakat ini akan memberikan contoh atau acuan perilaku sehat bagi masyarakat
sekitarnya. Upaya promosi kesehatan yang ditujuakan pada sasaran sekunder ini
adalah sejalan dengan strategi dukungan social (Social Suport).

 Sasaran Tersier (Tertiary Target)


Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik ditingkat pusat maupun daerah
adalah sasaran tersier pendidikan kesehatan. Dengan kebijakan-kebijakan atau
keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan mempunyai dampak terhadap
perilaku para tokoh masyarakat (Sasaran Sekunder), dan juga kepada masyarakat
umum (Sasaran Primer). Upaya promosi kesehatan yang ditujuakan kepada sasaran
tersier ini sejalan dengan strategi advokasi.

( Sumber : Buku Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Prof. Dr. Soekidjo


Notoatmodjo, Rineka Cipta)
SGD 12 “Ayo kita ciptakan kawasan bebas rokok” LBM 4

12. Apa saja hambatan dalam melakukan promkes?


SGD 12 “Ayo kita ciptakan kawasan bebas rokok” LBM 4

Panduan Integrasi Promosi Kesehatan dalam Program-program Kesehatan di


Kab/Kota JILID 1 (Pusat Promosi Kesehatan, Depkes RI.2006)

- Tenaga kesehatan yg minim


- Masyarakat masih percaya mitos : masih banyak yg datang ke dukun atau hal yg berbau
mistis
13. Apa tujuan, tingkatan , prinsip dari partisipasi masyarakat?
Definisi
• Menurut Sustrino (1995:222) ada dua pengertian partisipasi yakni : Pertama,
partisipasi adalah dukungan masayrakat terhadap rencana/proyek pembangunan
yang dirancang dan tujuannya ditentukan perencana : kedua, partisipasi
masyarakat dalam pembangunan, merupakan kerjasama yang erat antara
perencana dan rakyat dalam merencanakan, melaksanakan, melestarikan dan
mengembangkan hasil pembangunan yang telah dicapai.
• Menurut Uphoff, kohen, dan Goldsmith (1979:4), pengertian partisipasi
merupakan istilah deskriptif yang menunjukkan ketertibatan beberapa orang
dengan jumlah signifikan dalam berbagai situasi atau tindakan yang dapat
meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

Tujuan

• Pelibatan masyarakat setempat dalam pemilihan, perencanaan, perencanan dan


pelaksana program atau proyek yang akan mewarnai hidup mereka, sehingga
dengan demikian dapatlah dijamin bahwa persepsi setempat, pola sikap dan pola
berpikir serta nilai-nilai dan pengetahuannya ikut dipertimangkan secara penuh

• Membuat umpan balik (feed back) yang hakekatnya merupakan bagian tidak
terlepaskan dari kegiatan pembangunan
SGD 12 “Ayo kita ciptakan kawasan bebas rokok” LBM 4

Prinsip

Tiga prinsip dasar dalam menumbuhkan partisipasi masyarakat agar ikut serta dalam
pembangunan dapat dilakukan dengan cara:

(1) Learning process (learning by doing); Proses kegiatan dengan melakukan


aktivitas proyek dan sekaligus mengamati, menganalisa kebutuhan dan keinginan
masyarakat.

(2) Institusional development; Melakukan kegiatan melalui pengembangan pranata


sosial yang sudah ada dalam masyarakat. Karena institusi atau pranata sosial
masyarakat merupakan daya tamping dan daya dukung sosial.

(3) Participatory; Cara ini merupakan suatu pendekatan yang umum dilakukan untuk
dapat menggali need yang ada dalam masyarakat (Marzali, 2003 dalam Sahidu,
1998).14)

(Sumber : Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan)

Mengembangkan dan membina partisipasi masyarakat bukan pekerjaan


mudah. Partisipasi masyarakat memerlukan kemampuan, kesempatan dan
motivasi. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa partisipasi
masyarakat dapat terjadi dalam berbagai tingkatan, yaitu :
 1) Tingkat partisipasi masyarakat karena perintah atau karena paksaan
 2) Tingkat partisipasi masyarakat karena imbalan atau karena insentif
 3) Tingkat partisipasi masyarakat karena identifikasi atau karena ingin
meniru
 4) Tingkat partisipasi masyarakat karena kesadaran
 5) Tingkat partisipasi masyarakat karena tuntutan akan hak azasi dan
tanggung jawab
Tingkat partisipasi masyarakat nomor 5 biasanya muncul di negara-negara
maju yang berpaham demokrasi. Sedangkan partisipasi yang muncul di
negara-negara sedang berkembang yang pola budayanya umumnya
paternalistik, tingkat partisipasi masyarakatnya adalah nomor 1 s/d
nomor 4 (terutama nomor 1 s/d 3).
Umumnya orang berpendapat bahwa partisipasi masyarakat erat
kaitannya dengan sifat gotong-royong masyarakat yang sudah
membudaya, namun itu bukan satu-satunya faktor penentu yang
mempengaruhi partisipasi, akan tetapi partisipasi masyarakat itu
merupakan hal yang kompleks dan sering sulit diperhitungkan karena
terlalu banyak faktor yang mempengaruhinya.
( Sumber : Buku Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo,
Rineka Cipta)

Partisipasi masyarakat yg paksaan itu mudah tercapai


Sedangkan yg kesadaraan agak sulit dicapai dan memakan waktu cukup lama.

14. Bagaimana meningkatkan peran aktif masyarakat melaui bina suasana dan advokasi ?

BINA SUASANA
SGD 12 “Ayo kita ciptakan kawasan bebas rokok” LBM 4

Bina Suasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu anggota
masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk
mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial di mana pun ia berada (keluarga di rumah,
organisasi siswa/mahasiswa, serikat pekerja/ karyawan, orang-orang yang menjadi panutan/idola,
kelompok arisan, majelis agama dan lain-lain, dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau
mendukung perilaku tersebut. Oleh karena itu, untuk memperkuat proses pemberdayaan,
khususnya dalam upaya meningkatkan para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan
bina suasana. Terdapat tiga kategori proses bina suasana, yaitu (a) bina suasana individu, (b) bina
suasana kelompok dan (c) bina suasana public

BINA SUASANA INDIVIDU


Bina suasana individu dilakukan oleh individu-individu tokoh masyarakat.Dalam kategori ini tokoh-
tokoh masyarakat menjadi individu-individu panutan dalam hal perilaku yang sedang
diperkenalkan.Yaitu dengan mempraktikkan perilaku yang sedang diperkenalkan tersebut
(misalnya seorang kepala sekolah atau pemuka agama yang tidak merokok). Lebih lanjut bahkan
mereka juga bersedia menjadi kader dan turut menyebarluaskan informasi guna menciptakan
suasana yang kondusif bagi perubahan perilaku
individu.
BINA SUASANA KELOMPOK
Bina suasana kelompok dilakukan oleh kelompok-kelompok dalam masyarakat, seperti pengurus
Rukun Tetangga (RT), pengurus Rukun Warga (RW), majelis pengajian, perkumpulan seni,
organisasi Profesi, organisasi Wanita, organisasi Siswa/mahasiswa, organisasi pemuda, serikat
pekerja dan lain-lain. Bina suasana ini dapat dilakukan bersama pemuka/tokoh masyarakat yang
telah peduli.Dalam kategori ini kelompok-kelompok tersebut menjadi kelompok yang peduli
terhadap perilaku yang sedang diperkenalkan dan menyetujui atau mendukungnya.Bentuk
dukungan ini dapat berupa kelompok tersebut lalu bersedia juga mempraktikkan perilaku yang
sedang diperkenalkan, mengadvokasi pihak-pihak yang terkait dan atau melakukan kontrol sosial
terhadap individu-individu anggotanya.
BINA SUASANA PUBLIK
Bina suasana publik dilakukan oleh masyarakat umum melalui pengembangan kemitraan dan
pemanfaatan media-media komunikasi, seperti radio, televisi, koran, majalah, situs internet
danlain-lain, sehingga dapat tercipta pendapat umum. Dalam kategoriini media media massa
tersebut peduli dan mendukung perilakuyang sedang diperkenalkan. Dengan demikian, maka
media-mediamassa tersebut lalu menjadi mitra dalam rangka menyebarluaskaninformasi tentang
perilaku yang sedang diperkenalkan danmenciptakan pendapat umum atau opini publik yang
positif tentangperilaku tersebut. Suasana atau pendapat umum yang positif iniakan dirasakan pula
sebagai pendukung atau “penekan” (socialpressure) oleh individu-individu anggota masyarakat,
sehingga akhirnya mereka mau melaksanakan perilaku yang sedangdiperkenalkan.

( Sumber : Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, 2012 Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo,
Rineka Cipta)
SGD 12 “Ayo kita ciptakan kawasan bebas rokok” LBM 4

15. Bagaimana faktor pendorong dan penghambat dalam partisipasi masyarakat?

Faktor Pendorong Partisipasi Masyarakat

Dalam upaya mengembangkan dan membina partisipasi masyarakat ada beberapa


faktor yang bisa membantu atau mendorong upaya tersebut, yang antara lain adalah :

a. Faktor pendorong di masyarakat, Konsep partisipasi masyarakat sebenarnya


bukan hal yang baru bagi kita di Indonesia. Dari sejak nenek moyang kita, telah
dikenal adanya semangat gotong-royong dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan di
masyarakat. Semangat gotong-royong ini bertolak dari nilai-nilai budaya yang
menyangkut hubungan antar manusia. Semangat ini mendorong timbulnya
partisipasi masyarakat

b. Faktor pendorong di pihak provider, Faktor pendorong terpenting yang ada di


pihak provider adalah adanya kesadaran di lingkungan provider, bahwa perilaku
merupakan faktor penting dan besar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan.
Kesadaran ini melandasi pemikiran pentingnya partisipasi masyarakat. Selain itu
keterbatasan sumber daya dipihak provider juga merupakan faktor yang sangat
mendorong pihak provider untuk mengembangkan dan membina partisipasi
masyarakat.

Faktor Penghambat Partisipasi Masyarakat

a. Faktor penghambat yang terdapat di masyarakat

a. persepsi masyarakat yang sangat berbeda dengan persepsi provider tentang


masalah kesehatan yang dihadapi
b. susunan masyarakat yang sangat heterogen dengan kondisi sosial budaya
yang sangat berbeda-beda pula
c. pengalaman pahit masyarakat tentang program sebelumnya
d. adanya kepentingan tetap (vested interest) dari beberapa pihak
dimasyarakat
e. sistim pengambilan keputusan dari atas kebawah
f. adanya berbagai macam kesenjangan sosial
g. kemiskinan
SGD 12 “Ayo kita ciptakan kawasan bebas rokok” LBM 4

b. Faktor penghambat yang terdapat di pihak provider

a. terlalu mengejar target sehingga terjerumus dalam pendekatan yang tidak


partisipatif
b. pelaporan yang tidak obyektif (ABS) hingga provider keliru mentafsirkan
situasi
c. birokrasi yang sering memperlambat kecepatan dan ketepatan respons pihak
provider terhadap perkembangan masyarakat
d. persepsi yang berbeda antara provider dan masyarakat
(Sumber : Buku Pembangunan kesehatan di indonesia, R. Hapsari Habib
Rachmat)

Factor yang mempengaruhi:


• Perilaku individu
– Tingkat pengetahuan
– Sikap mental
– Tingkat kebutuhan individu : berkaitan dg sistem kebutuhan individu tsb
– Tingkat keterikatan kelompok
– Tingkat kemampuan sumber daya : prilaku individu tergantung pada
ketersedian sumber daya
• Perilaku masyarakat
– Keadaan dan struktur politik
– Keadaan ekonomi ;
Aspek sosial-budaya
Aspek pendidikan : terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan
kesehatannya
Aspek Agama

Anda mungkin juga menyukai