Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN DIAGNOSA MEDIS TB PARU DI RUANG IRNA III B


RSUD KOTA MATARAM

DI SUSUN OLEH :
HUSNIAWATI
054 STYJ 17

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI NERS JENJANG PROFESI
MATARAM
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat limpahan rahmat karunia dan hidayah Nya-lah penulis dapat
menyelesaikan Asuhan Keperawatan tentang TB Paru ini tepat pada waktunya.
Penulis menyadari tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan penyusunan makalah yang berikutnya. Tidak lupa pula penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Mataram, November 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 3
1.3 Tujuan........ .................. ................................................................. 3
1.4 Manfaat...................................................................................... ... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 5
2.1. Konsep Teori. ....................................................................................... 5
2.1.1 Pengertian............................................................................. 5
2.1.2 Klasifikasi ........................ ...................................................... 5
2.1.2 Etiologi .................................... ............................................... 8
2.1.4 Patofisiologi........................... .................................................. 11
2.1.5 Manifestasi klinis ................................................... ................. 11
2.1.6 Komplikasi................... ............................................................ 13
2.1.7 Pemeriksaan penunjang............................................................ 14
2.1.8 Penatalaksanaan..................................................................... 16
2.2. Konsep Asuhan Keperawatan. ...............................................................
2.2.1 Pengkajian....................... ........................................................... 14
2.2.2 Diagnosa.................................................................................. 22
2.2.3 Intervensi keperawatan............................................................. 23
2.2.4 Implementasi............................................................................ 41
2.2.5 Evaluasi.................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh,
pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan
pergantian sel yang rusak. Metabolisme merupakan semua proses biokimia
pada sel tubuh. Proses metabolisme dapat berupa anabolisme (membangun)
dan katabolisme (pemecah).
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan
metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umm
faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk
kebutuhan metabolisme bassal, faktor patologis seperti adanya penyakit
tertentu yang menganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhan nutrisi,
faktor sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi.
Zat Gizi (Nutrients) merupakan ikatan kimia yang diperlukan tubuh
untuk melakukan fungsinya, yaitu : energi, membangun dan memelihara
jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan. Status Gizi adalah keadaan
tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan pengunaan zat-zat gizi.
Malnutrisi sering terjadi pada pasien-pasien dengan penyakit kronis. misalnya
10 % : pasien-pasien dengan kanker, pasien-pasien dengan penyakit paru atau
jantung. Pasien-pasien yang masuk ke rumah sakit sudah dengan malnutrisi
sebanyak 30-60 % dari kasus-kasus; 10-25 % nya dengan malnutrisi berat.
Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang
sangat penting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energi
untuk segala aktivitas dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal
dari dalam tubuh sendiri, seperti glikogen, yang terdapat dalam otot dan hati
ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan sumber lain yang berasal dari
luar tubuh seperti yang sehari-hari dimakan oleh manusia.
Nutrisi sangat penting bagi manusia karena nutrisi merupakan
kebutuhan fital bagi semua makhluk hidup, mengkonsumsi nutrien (zat gizi)

1
yang buruk bagi tubuh tiga kali sehari selama puluhan tahun akan menjadi
racun yang menyebabkan penyakit dikemudian hari. Nutrisi sangat bermanfaat
bagi tubuh kita karena apabila tidak ada nutrisi maka tidak ada gizi dalam
tubuh kita. Sehingga bisa menyebabkan penyakit / terkena gizi buruk oleh
karena itu kita harus memperbanyak nutrisi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian nutrisi?
2. Apa saja faktor penyebab gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi?
3. Apa saja faktor predisposisi gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi?
4. Apa saja karakteristik/jenis/tipe gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi?
5. Apa saja masalah yang timbul dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi?
6. Bagaimana patofisiologi dari gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi?
7. Apa saja manifestasi klinis gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi?
8. Apa saja pemeriksaan diagnostik gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi?
9. Apa saja pemeriksaan penunjang gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi?
10. Bagaimana penatalaksanaan medis dan keperawatan gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi?
11. Apa saja komplikasi gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi?
12. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui konsep dasar penyakit dan asuhan keperawatan
pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi nutrisi.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan
nutrisi.
3. Untuk mengetahui faktor predisposisi gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi.
4. Untuk mengetahui karakteristik/jenis/tipe gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi.

2
5. Untuk mengetahui masalah yang timbul dalam pemenuhan
kebutuhan nutrisi.
6. Untuk mengetahui patofisiologi dari gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi.
7. Untuk mengetahui manifestasi klinis gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi.
8. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi.
9. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi.
10. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis dan keperawatan
gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
11. Untuk mengetahui komplikasi gangguan pemenuhan kebutuhan
nutrisi.
12. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Penyakit


2.1.1 Pengertian
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat
makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan
digunakan dalam aktivitas tubuh (Alimul, 2006).
Nutrisi adalah substansi organik dan non organik yang
ditemukan dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat
berfungsi dengan baik (Kozier dalam Mubarak, 2008).
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme
untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, dan
pemeliharaan kesehatan (Wikipedia Indonesia, 2008).
2.1.2 Faktor penyebab gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
Menurut wartonah (2006), penyebab gangguan pemenuhan
nutrisi sebagai berikut :
1. Kekurangan nutrisi
a. Efek dari pengobatan
b. Mual/ muntah
c. Gangguan intake makanan
d. Radiasi/ kemoterapi
e. Penyakit kronis
f. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna
kalori akibat penyakit infeksi atau kanker
g. Disfagia karena adanya kelainan persarafan
h. Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit / intoleransi laktosa
i. Nafsu makan menurun
2. Kelebihan nutrisi
a. Kelebihan intake
b. Gaya hidup
c. Psikologi untuk konsumsi tinggi kalori

4
d. Penurunan laju metabolik
e. Latihan/ aktivitas yang tidak adekuat
2.1.3 Faktor Predisposisi
Faktor pencetus dari gangguan nutrisi adalah berkurangnya
nafsu makan yang disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Rasa nyeri
2. Depresi
3. Perubahan situasi lingkungan
4. Ansietas
5. Perbedaan makanan
6. Gangguan intake makanan
7. Waktu pemberian makanan tidak tepat
2.1.4 Karakteristik/Jenis/Tipe
Menurut Potter (2005), gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi dibagi
menjadi 2 kategori yaitu :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan :
1. Body Mass Index
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang
dengan tinggi badan, BMI dihubungkan dengan total lemak dalam
tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan
(over weight) dan obesitas.
2. Ideal Body Weight
Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi
tubuh yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi dalam
sentimeter dikurangi 10% dari jumlah itu (Wartonah, 2006)
2.1.5 Masalah yang Timbul dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas
kekeurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes
melitus, hipertensi, jantung koroner, kanker, anoreksia nervosa.

5
1. Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami
seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko
penurunan berat badan akibat ketidakmampuan asupan nutrisi
untuk kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis :
a. Berat badan 10-20% dibawah normal
b. Tinggi badan dibawah ideal
c. Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran
standar
d. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
e. Adanya penurunan albumin serum
f. Adanya penurunan transferin
g. Kemungkinan penyebab:
h. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna
kalori akibat penyakit infeksi atau kanker
i. Disfagia karena adanya kelainan persarafan
j. Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atau
intoleransi laktosa
k. Nafsu makan menurun
2. Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami
seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat
asupan kebutuhan metabolisme secara berlebihan.
Tanda klinis :
a. Berat badan lebih dari 10% berat ideal
b. Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)
c. Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada
wanita
d. Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau
monoton
e. Kemungkinan penyebab :

6
f. Perubahan pola makan
g. Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman
3. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang
mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya
adalah melebihi kebutuhan asupan kalori dan penurunan dalam
penggunaan kalori.
4. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan
kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan
sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah
dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari
kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi,
pucat pada kulit, membrane mukosa, konjungtiva dan lain- lain.
5. Diabetes mellitus
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi
yang ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat
akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara
berlebihan.
6. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga
disebabkan oleh berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi
seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan kalsium,
natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
7. Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang
sering disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan
merokok. Saat ini, penyakit jantung koroner sering dialami karena
adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan
lain-lain.

7
8. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang
disebabkan oleh pengonsumsian lemak secara berlebihan.
2.1.6 Patofisiologi
Abnormalitas saluran gastrointestinal bermacam-macam dan
menunjukkan banyak patologi yang dapat mempengaruhi sistem organ
lain : perdarahan, perforasi, obstruksi, inflamasi dan kanker. Lesi
congenital, inflamasi, infeksi, traumatic dan neoplastik telah
ditemukan pada setiap bagian dan pada setiap sisi sepanjang saluran
gastrointestinal.
Bagian dari penyakit organik dimana saluran gastrointestinal
dicurigai, terdapat banyak faktor ekstrinsik yang menimbulkan gejala.
Stress dan ansietas sering menjadi keluhan utama berupa indigesti,
anoreksia/gangguan motorik usus, kadang-kadang menimbulkan
konstipasi/diare.
Selain itu status kesehatan mental, faktor fisik : seperti
kelelahan dan ketidakseimbangan/perubahan masukan diet yang tiba-
tiba dapat mempengaruhi saluran gastrointestinal sehingga
menyebabkan perubahan nutrisi (Smeltzer, 2002).

8
2.1.7 M

9
2.1.8 Manifestasi Klinis
Klinis atau tanda dan gejala nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh menurut buku saku diagnosa keperawatan NIC-NOC antara lain:
1. Subjektif
a. Kram abdomen
b. Nyeri abdomen dengan atau tanpa penyakit.
c. Merasakan ketidakmampuan untuk mengingesti makanan.
d. Melaporkan perubahan sensasi rasa.
e. Melaporkan kurangnya makanan.
f. Merasa kenyang segrav setelah mengingesti makanan.
2. Objektif
a. Tidak tertarik untuk makan.
b. Diare.
c. Adanya bukti kekurangan makanan.
d. Kehilangan rambut yang berlebiahan.
e. Busing usus hiperaktif.
f. Kurangnya minat pada makanan.
g. Luka, rongga mulut inflamasi.
2.1.9 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Albumin (N:4-5,5 mg/100ml)
b. Transferin (N:170-25 MG/100 ML)
c. Hb (N: 12 MG%)
d. BUN (N:10-20 mg/100ml)
e. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N : laki-laki: 0,6-1,3 mg/100
ml, wanita: 0,5 1,0 mg/100 ml).
Hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan resiko
status nutrisi buruk meliputi penurunan hemoglobin dan
hematokrit, penurunan nilai limfosit, penurunan albumin serum <
3.5 gr/dl, dan peningkatan/penurunan kadar kolesterol (Mubarak,
2008).

10
2. Pengukuran antropometri
a. BB ideal : (TB – 100) ± 10 %
b. Lingkar pergelangnan tangan
c. Lingkar lengan atas (LLA)
Nilai normal wanita : 28,5 cm, Pria : 28,3 cm
d. Lipatan kulit pada otot trisep (TSF)
Nilai normal wanita : 16,5 – 18 cm, Pria : 12,5 -. 16,5 cm
3. Clinis
Metode ini didasarkan atas perubahan yang terjadi yang
digunakan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat
pada jaringan epitel seperti : kulit, rambut, dan mata.
4. Diet
Makanan yang dimakan jenisnya dan porsinya.
2.1.10 Penatalaksanaan Medis Dan Keperawatan
Menurut Kozier (2011), penatalaksanaan dalam pemenuhan
nutrisi sebagai berikut :
1. Penatalaksanaan Medis
a. Nutrisi enteral
Metode pemberian makanan alternative untuk
memastikan kecukupan nutrisi meliputi metode enteral (melalui
system pencernaan). Nutrisi enteral juga disebut sebagai nutrisi
enteral total (TEN) diberikan apabila klien tidak mampu
menelan makanan atau mengalami gangguan pada saluran
pencernaan atas dan transport makanan ke usus halus
terganggu. Pemberian makanan lewat enteral diberikan melalui
slang nasogastrik dan slang pemberian makan berukuran kecil
atau melalui slang gastrostomi atau yeyunostomi.
b. Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteral (PN), juga disebut sebagai nutrisi
parenteral total (TPN) atau hiperalimentasi intravena (IVH),
diberikan jika saluran gastrointestinal tidak berfungsi karena
terdapat gangguan dalam kontinuitas fungsinya atau karena

11
kemampuan penyerapannya terganggu. Nutrisi parenteral
diberikan secara intravena seperti melalui kateter vena sentral
ke vena kava superior.
Makanan parenteral adalah larutan dekstrosa, air,
lemak, protein, elektrolit, vitamin, dan unsure renik, semuanya
ini memberikan semua kalori yang dibutuhkan. Karena larutan
TPN bersifat hipertonik larutan hanya dimasukkan ke vena
sentral yang beraliran tinggi, tempat larutan dilarutkan oleh
darah klien.
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Menstimulasi nafsu makan
1) Berikan makanan yang sudah dikenal yang memang disukai
klien yang disesuaikan dengan kondisi klien.
2) Pilih porsi sedikit sehingga tidak menurunkan nafsu makan
klien yang anoreksik
3) Hindari terapi yang tidak menyenangkan atau tidak nyaman
sesaat sebelum atau setelah makan
4) Berikan lingkungan rapi dan bersih yang bebas dari
penglihatan dan bau yang tidak enak. Balutan kotor, pispot
yang telah dipakai, set irigasi yang tidak tertutup atau
bahkan piring yang sudah dipakai dapat memberikan
pengaruh negative pada nafsu makan
5) Redakan gejala penyakit yang menekan nafsu makan
sebelum waktu makan; istirahat bila mengalami keletihan
6) Kurangi stress psikologi
7) Berikan oral hygiene sebelum makan
b. Membantu klien makan
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diet sesuai
dengan kondisi.

12
2.1.11 Komplikasi
1. Malnutrisi
Kekurangan zat makanan (nutrisi) ataupun kelebihan (nutrisi).
2. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang
mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya
adalah melebihi kebutuhan metabolism karena kelebihan asupan
kalori dan penurunan dalam pengguanaan kalori.
3. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga
disebabkan oleh berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi
seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan kalsium,
natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
4. Penyakit jantung koroner
Merupakan gangguan nutrisi yangs sering disebabkan oleh
adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini,
gangguan ini sering dialami karena adanya perilaku atau gaya
hidup yang tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.
5. Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang
disebabkan oleh pengonsumsian lemak secara berlebihan.
6. Anoreksia nervosa
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan
berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi,
pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi, dan
kelebihan energi (Alimul, 2006).

13
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari
berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan klien. Pengkajian ini dilakukan dengan metode
wawancara/tanya jawab, observasi, serta studi dokumentasi.
1. Identitas
a. Identitas klien
Meliputi : nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, alamat,
pendidikan, pekerjaan, agama, dan penanggungjawab.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluhan utama yang sering ditemukan pada klien
dengan gangguan pemenuhan nutrisi adalah tidak ada nafsu
makan, lemah, pusing, mual, muntah, sulit menelan.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Yang perlu ditanyakan pada klien :
1) Apakah klien mual dan muntah, jika klien mengeluh mual
muntah tanyakan kapan keluhan itu dirasakan dan apa yang
dilakukan untuk mengatasi mual dan muntah.
2) Apakah klien mengalami diare.
3) Apakah klien mengalami ganguan defekasi
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Yang perlu ditanyakan pada klien :
1) Apakah klien menderita penyakit hipertensi, diabetes
mellitus, penyakit jantung.
2) Apakah klien alergi terhadap makanan atau obat antibiotik.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Yang perlu di ditanyakan adalah apakah dalam keluarga
ada yang menderita penyakit yang sama karena faktor
genetik/keturunan

14
3. Pola Fungsi Kesehatan
a. Persepsi terhadap kesehatan-manajemen kesehatan
1. Tingkat pengetahuan kesehatan atau penyakit
Apakah pasien mengetahui tentang penyakitnya, cara
perawatannya dan cara pengobatannya.
2. Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan
Apa yang dilakukan jika pasien sakit, bagaimana cara untuk
mengobati penyakitnya.
3. Faktor-faktor resiko sehubungan dengan kesehatan.
b. Pola aktivitas dan latihan
Menggunakan tabel aktifitas yang didasarkan pada skala 0
sampai 4, meliputi makan, mandi berpakaian, eliminasi,
mobilisasi di tempat tidur, berpindah, ambulansi, naik tangga.
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan dan minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu
orang lain dan alat, 4: tergantung total
c. Pola istirahat tidur
Ditanyakan :
(1) Jam berapa biasa pasien mulai tidur dan bangun tidur
(2) Kualitas dan kuantitas jam tidur
d. Pola nutrisi-metabolik
Ditanyakan :
(1) Berapa kali makan sehari
(2) Makanan kesukaan
(3) Berat badan sebelum dan sesudah sakit
(4) Frekuensi dan kuantitas minum sehari
e. Pola eliminasi
Dikaji :
(1) Frekuensi dan kuantitas BAK dan BAB sehari
(2) Nyeri

15
(3) Kuantitas
f. Pola kognitif perceptual
Adakah gangguan penglihatan, pendengaran (Panca Indra)
g. Pola konsep diri
(1) Gambaran diri
(2) Identitas diri
(3) Peran diri
(4) Ideal diri
(5) Harga diri
h. Pola koping
Ditanyakan :
(1) Cara / metode pemecahan dan penyelesaian masalah
(2) Hasil koping dari metode yang dilakukan
i. Pola seksual-reproduksi
Ditanyakan : adakah gangguan pada alat kelaminnya.
j. Pola peran hubungan
Hubungan dengan anggota keluarga
(1) Dukungan keluarga
(2) Hubungan dengan tetangga dan masyarakat.
k. Pola nilai dan kepercayaan
(1) Persepsi keyakinan
(2) Tindakan berdasarkan keyakinan
4. Komponen pengkajian nutrisi :
Data skrining Data tambahan
Antropometri 1. Tinggi badan 1. Lipatan trisep
2. Berat badan 2. LILA
3. Berat badan ideal 3. Lingkar otot
4. Indeks massa lengan tengah
tubuh. 4. Lingkar lengan
tengah
Biokimia 1.
(3) Hemoglobin
B 1. Kadar transferin
2. Albumin
i serum serum
3. Hitung
o limfosit 2. Nitrogen urea
total
k kemih
i 3. Ekskresi
m kreatinin kemih
i

16
Clinical 1. Kulit 1. Analisis rambut
2. Rambut dan kuku 2. Neurologi
3. Membran mukosa
Diet 1. Porsi makan Riwayat diet
dalam 24 jam
2. Frekuensi makan
Environment Lingkungan
Fatique Tingkat aktivitas Penyakit tertentu
yang berhubungan
dengan aktivitas
5. Pemeriksaan Fisik
Pengkajian tidak hanya berfokus pada jaringan yang
berproliferasi secara cepat seperti kulit, rambut, kuku, mata, dan
mukosa tetapi juga meliputi tinjauan sistematis yang dapat
dibandingkan dengan setiap pemeriksaan fisik yang rutin. Tanda
Klinis malnutrisi :
Area Pemeriksaan Tanda- tanda
Penampilan umum Apatis, tidak bersemangat, lelah, mudah letih
BB Berlebih/ kurang
Kulit Kering, berlapis, bersisik, pucat/ berpigmen,
ada petekie/ memar, lemak subkutan kurang
Kuku Rapuh, pucat, melengkung, bentuk seperti
sendok
Rambut Kering, kusam, jarang, warna memudar,
rapuh
Mata Konjungtiva pucat/merah,, kering, kornea
lunak, kornea berawan
Bibir Bengkak, pecah berwarna merah di pinggir
mulut, fisura vertical
Lidah Bengkak, berwarna merah, penampakan halus
Gusi Berspons, bengkak, mudah berdarah,
meradang
Otot Lemah, mengecil
System Anoreksia, tidak mampu mencerna, diare,
gastrointestinal konstipasi, pembesaran hati
Saraf Penurunan refleks, kehilangan sensorik, rasa
terbakar, kesemutan di tangan dan kaki,
iritabilitas
6. Riwayat diet
Mencakup data mengenai pola dan kebiasaan makan klien
yang biasa; pilihan makanan, alergi, dan intoleransi; frekuensi,

17
jenis, dan kuantitas makanan yang dikonsumsi; dan factor social,
ekonomi, etnis atau agama yang mempengaruhi nutrisi.
7. Pemeriksaan Laboratorium
a. Albumin (N: 4-5,5 mg/100ml)
b. Transferin (N:170-25 mg/100ml)
c. Hb (N:12mg%)
d. BUN (N: 10-20 mg?100ml)
e. Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3
mg/100ml, wanita: 0,5-1,0 mg/100mg)
8. Analisa Data
Symptom Etiologi Problem
Ds : Status kesehatan Perubahan nutrisi
1. Nyeri abdomen menurun kurang dari
2. Kram abdomen kebutuhan tubuh
3. Menghindari makan
4. Cepat kenyang setelah Kelemahan otot
mencerna makanan menelan
Do :
1. Berat badan 20% atau
lebih di bawah BB ideal Gangguan menelan
2. Diare makanan
3. Bising usus hiperaktif
4. Penurunan BB dengan
asupan makanan adekuat Asupan nutrisi tidak
5. Membran mukosa pucat terpenuhi
6. Ketidakmampuan
mencerna makanan
7. Tonus otot menurun
8. Sariawan di rongga mulut
9. Steatorea
10. Kelemahan otot
11. Gangguan menelan
Ds : Kebutuhan Perubahan nutrisi
Klien mengatakan : metabolisme untuk lebih dari kebutuhan
1. Adanya pola makan yang pertumbuhan tubuh
tidak diinginkan
2. Adanya kelebihan
frekuensi makan Peningkatan intake
nutrisi

18
Do :
1. Disfungsi pola makan (mis.
Makan sambil melakukan Kebutuhan energi
aktivitas lain) meningkat
2. Aktivitas monoton
3. Lipatan otot triseps >
25mm pada wanita; Mudah lapar
>15mm pada pria
4. Obesitas, BB 20% melebihi
tinggi dan kerangka tubuh Nafsu makan
ideal meningkat
5. Kelebihan BB 10%
melebihi tinggi dan
kerangka tubuh ideal Sering makan

Peningkatan berat
badan
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d.:
a. Kesulitan untuk mencerna makanan
b. Kesulitan untuk menelan makanan
c. Anoreksia, muntah
d. Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien
e. Depresi, stress, isolasi sosial
f. Peningkatan kebutuhan protein dan vitamin untuk
penyembuhan luka dan penurunan asupan sekunder akibat:
pembedahan, medikasi (mis. kemoterapi), terapi radiasi,
rekontruksi bedah mulut, kawat rahang
g. Penurunan asupan oral, ketidaknyamanan mulut, akibat :
terapi radiasi, kemoterapi, tonsilektomi
Ditandai dengan :
a. Data Subyektif
Pasien mengatakan :
1) Nyeri abdomen
2) Kram abdomen
3) Menghindari makan
4) Cepat kenyang setelah mencerna makanan

19
b. Data Obyektif
1) Berat badan 20% atau lebih di bawah BB ideal
2) Diare
3) Bising usus hiperaktif
4) Penurunan BB dengan asupan makanan adekuat
5) Membran mukosa pucat
6) Ketidakmampuan mencerna makanan
7) Tonus otot menurun
8) Sariawan di rongga mulut
9) Steatorea
10) Kelemahan otot
11) Gangguan menelan
2. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d.:
a. Perubahan pola kepuasan makan
b. Penurunan indera pengecapan dan penciuman
c. Obat-obatan (kortikosteroid, antihistamin, estrogen)
d. Penurunan pola aktivitas, penurunan kebutuhan metabolic
e. Kurang pengetahuan terhadap nutrisi dasar
f. Pola makan disfungsional
g. Peningkatan nafsu makan
h. Pemilihan makanan yang tidak memenuhi kebutuhan
sehari-hari
Ditandai dengan :
a. Data Subyektif
Pasien mengatakan :
1) Adanya pola makan yang tidak diinginkan
2) Adanya kelebihan frekuensi makan
b. Data Obyektif
1) Disfungsi pola makan (mis. Makan sambil melakukan
aktivitas lain)
2) Aktivitas monoton

20
3) Lipatan otot triseps > 25mm pada wanita; >15mm pada
pria
4) Obesitas, BB 20% melebihi tinggi dan kerangka tubuh
ideal
5) Kelebihan BB 10% melebihi tinggi dan kerangka tubuh
ideal.

21
2.2.3 Intervensi Keperawatan
No NOC NIC
Dx
1 Tujuan : Setelah dilakukan Mandiri :
tindakan keperawatan, pasien 1. Timbang BB setiap
dapat menunjukan hari
peningkatan pemenuhan 2. Jelaskan pentingnya
kebutuhan nutrisi. nutrisi yang adekuat
Kriteria Hasil: 3. Berikan kondisi yang
a. Nafsu makan meningkat relaks saat
b. Peningkatan masukan oral menyajikan makanan
c. Peningkatan aktivitas 4. Ajarkan atau bantu
d. Massa otot individu untuk
e. Berat badan beristirahat sebelum
makan
5. Pertahankan
kebersihan mulut
yang baik sebelum
dan sesudah makan
6. Berikan makan
dalam porsi kecil
namun sering
7. Instruksikan individu
yang mengalami
penurunan nafsu
makan untuk :
8. Makan makanan
kering (crakers) saat
bangun tidur
9. Makan makanan asin
bila tidak ada
pantangan
10. Hindari makanan
yang terlalu manis
11. Makan kapan saja
bila dapat ditoleransi
12. Pada kondisi
menurunnya nafsu
makan, batasi asupan
cairan saat makan
dan hindari
mengonsumsi cairan
satu jam sebelum dan
sesudah makan.
Kolaborasi :
1. Konsulkan
kebutuhan kalori

22
harian yang realistis
dan adekuat pada
ahli gizi
2. Berikan suplemen
makanan
3. Beri makanan tinggi
kalori dan tinggi
protein
4. Enteral. Pemberian
makanan melalui
selang nasogastrik
(NGT)
5. Nutrisi parenteral
total (TPN),
menggunakan larutan
hiperosmolar.
2 Tujuan : Setelah dilakukan Mandiri :
tindakan keperawatan Pasien 1. Observasi aktivitas
dapat menunjukan klien
pemenuhan kebutuhan nutrisi 2. Tentukan factor
adekuat. penyebab
Kriteria Hasil : peningkatan BB
a. Peningkatan aktivitas 3. Timbang BB klien
dengan penurunan BB 4. Tentukan keinginan
b. Mengidentifikasi pola dan motivasi klien
makan yang menunjang untuk mengurangi
penambahan BB BB
c. Penurunan BB 5. Bantu klien untuk
d. Lipatan otot triseps… menentukan pola
e. BB ideal …. makan tentang apa,
f. Menahan diri untuk tidak kapan, dan di mana
makan banyak dalam satu pasien makan.
waktu tertentu 6. Berikan informasi
g. Masukan adekuat tapi yang sesuai tentang
tidak berlebihan, cukup kebutuhan nutrisi
kalori, lemak, protein, adekuat dan
karbohidrat, vitamin, bagaimana dapat
mineral, besi, dan kalsium memenuhi kebutuhan
tersebut.
7. Anjurkan klien untuk
mengikuti diet yang
terdiri dari
karbohidrat
kompleks dan
protein, dan hindari
gula, makanan cepat
saji, kafein atau
minuman ringan.

23
8. Ajarkan pemilihan
makanan yang
sesuai.
9. Bantu pengurangan
BB:
10. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi
motivasi untuk
makan dan isyarat
internal dan eksternal
yang dikaitkan
dengan makan
11. Tentukan dengan
klien tentang jumlah
penurunan BB yang
diinginkan
12. Bantu dengan
menyesuaikan diet
terhadap gaya hidup
dan tingkat aktivitas
13. Rencanakan program
latihan ,
pertimbangkan
aktivitas klienyang
dibatasi
14. Susun rencana yang
realistis dengan klien
untuk memasukkan
pengurangan asupan
makanan dan
peningkatan
penggunaan energy
15. Ajarkan teknik
modifikasi perilaku
untuk mengurangi
asupan kalori :
16. Jangan makan pada
saat melakukan
kegiatan
17. Minum segelas air
sesaat sebelum
makan
18. Kurangi porsi
makanan tambahan,
makanan berlemak,
makanan manis, dan
alkohol.
19. Siapkan makanan

24
dalam porsi kecil
cukup untuk satu kali
makan
20. Makan dengan
perlahan dan kunyah
makanan hingga
sempurna
Kolaborasi :
1. Diskusikan dengan
ahli gizi, program
penurunan BB yang
meliputi pengelolaan
diet dan pengeluaran
energy
2.2.4 Implementasi Keperawatan
Implementsi merupakan tindakan yang sudah direncanakan
dalam rencana keperawatan. Tindakan keperawatan mencakup
tindakan independent (mandiri), dan kolaboorasi.
1. Tindakan mandiri adalah aktifitas keperawatan yang
didasarkan pada kesimpulan atau keputusan sendiri dan bukan
merupakan petunjuk atau perintah dari petugas kesehatan lain.
2. Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan hasil
keputusan bersama seperti dokter dan petugas lain.
2.2.5 Evaluasi Keperawatan
Merupakan proses penilaian pencapaian tujuan dari
tindakan yang telah dilakukan baik secara kualitatif maupun
kuantitatif serta pengkajian ulang terhadap rencana keperawatan.
Dalam evaluasi mengungkapkan empat keyakinan yaitu :
1. Masalah teratasi
Masalah teratasi jika klien mampu menunjukan prilaku
sesuai dengan pernyataan tujuan pada waktu atau tanggal yang
telah di tentukan
2. Masalah teratasi sebagian
Masalah teratasi sebagian jika klien telah mampu
menunjukan perilaku. Tetapi tidak seluruhnya sesuai dengan
pernyataan tujuan yang telah ditentukan

25
3. Masalah belum teratasi
Masalah tidak teratasi jika klien tidak mampu atau tidak
mau sama sekali menunjukan perilaku yang telah di tentukan.
4. Muncul masalah baru
Masalah baru muncul jika di temukan adanya penyakit
yang baru. Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk
melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa
jauh diagnosa keperawatan.
Selanjutnya perkembangan respon pasien di tuangkan
perkembangan ke dalam catatan perkembangan pasien yang di
uraikan secara SOAP :
S : Keluhan-keluhan pasien (apa yang di katakan pasien/keluarga)
O: Apa yang di lihat ,di ukur dan di rasakan oleh perawat
A: Kesimpulan perawat tentang kondisi pasien
P: Rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah pasien
Asuhan keperawatan dikatakan berhasil bila :
1. Nafsu makan klien bertambah.
2. Klien mampu menghabiskan porsi makanan yang telah
disediakan rumah sakit.
3. Klien mampu mengontrol pola makannya.
4. Klien merasa nyaman saat makan

26
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, A Aziz. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep


Dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Doengoes, Marilynn E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Judith M. Wilkinson. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Intervensi NIC
dan Kriteria Hasil NOC; Edisi 7. Jakarta: EGC.
Kozier, Barbara. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,
Dan Praktik Edisi 7. Jakarta : EGC
Mubarak, Wahit Iqbal. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Teori Dan
Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta : EGC
Potter, Patricia A. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta :EGC
Smeltzer Suzanne, C, Bare Brende,E. (2002). Buku Perawatan Medikal Bedah,
Edisi 8. Jakarta: EGC.
Wartonah, Tarwoto. (2006). KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika

27

Anda mungkin juga menyukai