Bab Ii
Bab Ii
PEMBAHASAN
Negara hukum merupakan terjemahan dari istilah Rechstaat atau Rule of Law.
Istilah Rechstaat diberikan oleh ahli-ahli hukum Eropa continental dan istilah Rule of
Law diberikan oleh ahli hukum Anglo-Saxon. Rechstaat atau Rule of law dapat
Budiarjo,2008). Oleh karena itu, konstitusi dan negara hukum merupakan dua lembaga
Dengan demikian dalam negara hukum, kekuasaan negara berdasar atas hukum,
bukan kekuasaan belaka serta pemerintahan negara berdasar pada konstitusi yang
berpaham konstitusionalisme, tanpa hal tersebut sulit disebut sebagai negara hukum.
Supremasi hukum harus mencakup tiga ide dasar hukum, yakni keadilan, kemanfaatan,
dan kepastian. Oleh karena itu di negara hukum, hukum harus tidak boleh mengabaikan
hukum dalam arti sesungguhnya. Jimly Asshiddiqie (dalam Dwi Winarno, 2006)
3
4
menyatakan bahwa negara hukum adalah unik, sebab negara hendak dipahami sebagai
suatu konsep hukum. Dikatakan sebagai konsep yang unik karena tidak ada konsep lain.
Dalam negara hukum nantinya akan terdapat satu kesatuan sistem hukum yang
Negara tidak campur tangan secara banyak terhadap urusan dan kepentingan
warga negara. Namun seiring perkembangan zaman, negara hukum formil berkembang
menjadi negara hukum materiil yang berarti negara yang pemerintahannya memiliki
keleluasaan untuk turut campur tangan dalam urusan warga dengan dasar bahwa
pemerintah ikut bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyat. Negara bersifat aktif
Fredrich Julius stahl dari kalangan ahli hukum eropa continental memberikan
2. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak asai manusia yang biasa
Adapun AV Dicey dari kalangan ahli hukum Anglo Saxon member ciri-ciri
2. Kedudukan yang sama di depan hukum,baik bagi rakyat biasa maupun bagi pejabat.
Prof.Sudargo Gautama mengemukakan ada 3(tiga) ciri atau unsur dari Negara
individual mempunyai hak terhadap Negara atau rakyat mempunyai hak terhadap
penguasa.
2. Asas legalitas, yaitu setiap tindakan Negara harus berdasarkan hukum yang telah
diadakan terlebih dahulu yang harus ditaati juga oleh pemerintah atau aparaturnya.
3. Pemisahan kekuasaan, yaitu agar hak-hak asasi itu betul-betul terlindungi , diadakan
melaksanakan dan badan yang mengadili harus terpisah satu sama lain tidak berada
hukum sebagai salah satu ciri hakiki Negara demokrasi. Kelima ciri Negara hukum
2. Undang-undang dasar menjamin hak asasi manusia yang paling penting. Karena
tanpa jaminan tersebut, hukum akan menjadi sarana penindasan. Jaminan hak asasi
Mustafa Kamal Pasha (2003) menyatakan adanya tiga ciri khas Negara hukum,
yaitu :
2. Peradilan yang bebas dari pengaruh kekuasaan lain dan tidak memihak
3. Pembatasan kekuasaan.
8. Perlindungan HAM
9. Bersifat demokratis
Tipe Negara hukum libral ini menghendaki supaya Negara berstatus pasif
dalam bertindak sesuai dengan hukum. Disini kaum liberal menghendaki agar agar
7
penguasa dan yang dikuasai ada suatu persetujuan dalam bentuk hukum, serta
Negara hukum formil yaitu Negara hukum yang mendapat pengesahan dari
berdasarkan UU. Negara hukum formil ini disebut juga Negara demokratis yang
negara hukum formil, tindakan penguasa harus berlandaskan UU atau berlaku asas
legalitas yaitu dalam negara hukum mteriil tindakan penguasa dalam hal mendesak
Dasar pijakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum tertuang pada
Pasal 1 ayat 3 UUD 1945, yang menyebutkan bahwa “Negara Indonesia adalah Negara
menunjukkan semakin kuatnya dasar hukum serta menjadi amanat negara, bahwa
negara Indonesia adalah dan harus merupakan negara hukum. Sebelumnya, landasan
negara hukum Indonesia ditemukan dalam bagian Penjelasan Umum UUD 1945
tentang Sistem Pemerintahan Negara, yaitu sebagai berikut. 1) Indonesia adalah negara
yang berdasar atas hukum (Rechsstaat). Negara Indonesia berdasar atas Hukum
atas, negara Indonesia memakai sistem Rechsstaat yang kemungkinan dipengaruhi oleh
konsep hukum Belanda yang termasuk dalam wilayah Eropa Kontinental. Konsepsi
negara hukum Indonesia dapat dimasukkan negara hukum materiil, yang dapat dilihat
pada Pembukaan UUD 1945 Alenia IV. Dasar lain yang dapat dijadikan
landasan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum yakni pada Bab XIV tentang
perekonomian Nagara dan Kesejahteraan Sosial Pasal 33 dan 34 UUD 1945, yang
menegaskan bahwa negara turut aktif dan bertanggung jawab atas perekonomian negara
dan kesejahteraan rakyat. Negara Hukum Indonesia menurut UUD 1945 mengandung
4. Prinsip kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan (Pasal 27 (1) UUD
1945);
10. Adanya jaminan akan hak asasi dan kewajiban dasar manusia (Pasal 28 A-J UUD
1945).
9
Hak Asasi Manusia atau sering kita sebut sebagai HAM adalah terjemahan dari
istilah human rights atau the right of human. Secara terminologi istilah ini artinya
adalah Hak-Hak Manusia. Namun dalam beberapa literatur pemakaian istilah Hak Asasi
Manusia (HAM) lebih sering digunakan dari pada pemakaian Hak-hak Manusia. Di
Indonesia hak-hak manusia pada umumnya lebih dikenal dengan istilah “hak asasi”
sebagai terjemahan dari basic rights (Inggris) dan grondrechten (Belanda), atau bisa
juga disebut hak-hak fundamental (civil rights). Istilah hak-hak asasi secara
monumental lahir sejak keberhasilan Revolusi Perancis tahun 1789 dalam “Declaration
des Droits de L’homme et du Citoyen” (hak-hak asasi manusia dan warga negara
peradaban manusia dari masa ke masa. Pada mulanya dikenal dengan sebutan natural
rights (hak-hak alam), yang berpedoman kepada teori hukum alam bahwa; segala
Istilah ini kemudian diganti dengan the rights of man, tetapi akhirnya tidak
diterima, karena tidaak mewakili hak-hak wanita. Setelah PD II dan terbentuknya PBB,
maka muncul istilah baru yang lebih populer sekarang yaitu human rights. Di Amerika
Homme, Belanda: Menselijke Rechten. Namun dibalik beragamnya sebutan untuk Hak
Asasi Manusia, secara pengertian masih memiliki makna yang sama. Secara umum Hak
Asasi Manusia dapat diartikan sebagai seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,
10
hukum, Pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia.
Hak Asasi Pribadi adalah hak yang meliputi kebebasan menyatakan pendapat,
Hak Asasi Ekonomi adalah Hak untuk memiliki, membeli dan menjual, serta
memanfaatkan sesuatu.
Hak Asasi Politik adalah hak ikut serta dalam pemerintahan, hak pilih maksunya
hak untuk dipilih contohnya : mencalonkan sebagai Bupati , dan memilih dalam
suatu pemilu contohnya memilih Bupati atau Presiden), hak untuk mendirikan
Hak Asasi Hukum adalah hak untuk mendapatkan perlakukan yang sama dalam
Hak Asasi Sosial dan Budaya adalah hak yang menyangkut dalam masyarkat
sebagainya.
Hak Asasi Peradilan adalah hak untuk mendapatkan perlakuan tata cara
Dasar hukum yang dijadikan landasan dalam pemajuan dan perlindungan HAM
jaminan kepastian hukum yang sangat kuat, karena perubahan dan/atau penghapusan
konstitusi hanya memuat aturan yang bersifat global, seperti ketentuan tentang HAM
seringnya mengalami perubahan Sementara itu, pengaturan HAM melalui Tap MPR,
(Amandemen).
Jaminan atas pengakuan dan perlindungan hak asasi manusia menurut UUD
b. Hak asasi manusia sebagai hak warga negara, tercantum dalam batang tubuh
UUD 1945 Pasal 27, 28, 28D Ayat (3), 30, dan 31.
c. Hak asasi manusia sebagai tiap-tiap penduduk, tercantum dalam batang tubuh
Pengaturan HAM dalam ketetapan MPR dapat dilihat dalam TAP MPR Nomor
XVII Tahun 1998 tentang Pelaksanaan dan Sikap Bangsa Indonesia terhadap HAM
Selain diatur dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Tap
Martabat.
e. UU Nomor 19 Tahun 1999 tentang Ratifikasi Konvensi ILO Nomor 105 tentang
f. UU Nomor 20 Tahun 1999 tentang Ratifikasi Konvensi ILO Nomor 138 tentang
Bentuk Diskriminasi.
sebagai berikut:
c. Keputusan Presiden Nomor 129 Tahun 1998 tentang Rencana Aksi Nasional
Hak Asasi Manusia Tahun 1998-2003, yang memuat rencana ratifikasi berbagai
lanjutnya.
14
Hak Asasi Manusia pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Pengadilan Negeri
Hak Asasi Manusia Ad Hoc pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, yang diubah
f. Keputusan Presiden Nomor 181 Tahun 1998 tentang Komisi Nasional Anti
Pertanyaan mendasar yang dikemukakan pada bagian ini adalah, apa hubungan
Negara hukum dengan hak asasi manusia? Jawaban atas pertanyaan ini sudah tentu,
tidak begitu sulit mengkajinya dari sudut ilmu hukum, sebab antara negara hukum dan
hak asasi manusia, tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Argumentasi hukum yang
dapat diajukan tentang hal ini, ditunjukan dengan ciri negara hukum itu sendiri, bahwa
salah satu diantranya adalah perlindungan terhadap hak asasi manusia. Dalam negara
hukum hak asasi manusia terlindungi, jika dalam suatu negara hak asasi manusia tidak
dilindungi, negara tersebut bukan negara hukum akan tetapi negara dictator dengan
pemerintahan yang sangat otoriter. Perlindungan terhadap hak asasi manusia dalam
negara hukum terwujud dalam bentuk penormaan hak tersebut dalam konstitusi dan
terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah. Berhubung dengan itu harus diadakan
15
atatupun legislative terhadap kekuasaan kehakiman, bahkan pihak atasan langsung dari
peradilan ini merupakan sifat bawaan dari setiap peradilan hanya saja batas dan isi
Asas perlindungan dalam negara hukum tampak antara lain dalam Declaration
of Independent, deklarasi tersebut mengandung asas bahwa orang yang hidup di dunia
ini, sebenarnya telah diciptakan merdeka oleh Tuhan, dengan dikaruniai beberapa hak
yang tidak dirampas atau dimusnahkan, hak tersebut mendapat perlindungan secara
tegas dalam negara hukum. Peradilan tidak semata-mata melindungi hak asasi
d. Kebebasan beragama;
Setiap orang dapat menuntut atau mengajukan gugatan kepada negara, bila
seorang dapat melakukan gugatan terhadap penguasa, jika putusan pejabat yang
berwenang dirasa tidak adil. Banyak peraturan-peraturan yang member jaminan kepada
16
pemikiran bahwa kekuasaan kehakiman indonesia juga tunduk pada hukum. Pemikiran
manusia. Sehingga dari apa yang diuraikan diatas sangat jelas hubungan antara negara
hukum dengan hak asasi manusia. Perlindungan terhadap hak asasi manusia tersebut
dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia, sebagai ciri yang penting suatu
penyelenggaraan kekuasaan suatu negara, tidak boleh mengurangi arti atau makna
kebebasan dan hak-hak asasi kemanusiaan itu, oleh karena itu adanya perlindungan dan
penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia merupakan pilar yang sangat penting
dalam setiap negara yang disebut sebagai negara hukum. Jika dalam suatu negara hak
asasi manusia terabaikan atau dilanggar dengan sengaja dan penderitaan yang
ditimbulkannya tidak dapat diatasi secara adil, negara yang bersangkutan tidak dapat
Untuk melihat lebih lanjut hubungan negara hukum dengan hak asasi manusia,
dapat dikaji dari sudut pandang demokrasi, sebab hak asasi manusia dan demokrasi
merupakan konsepsi kemanusiaan dan relasi social yang dilahirkan dari sejarah
peradaban manusia diseluruh penjuru dunia. Hak asasi manusia dan demokrasi juga
mencapai harkat kemanusiaannya, sebab hingga saat ini hanya konsepsi hak asasi
17
kemanusiaan.
konstitusional yang sangat kuat dalam Undang-Undang Dasar. Sebagian besar materi
UUD ini sebenarnya berasal dari rumusan Undang-Undang yang telah disahkan
sebelumnya, yaitu Undang-Undang No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
manusia sangat penting dan bahkan dianggap merupakan salah satu ciri pokok
Rights yang dicetuskan pada tahun 1948, merupakan pernyataan umat manusia yang
mengandung nilai-nilai universal yang wajib dihormati. Bersamaan dengan itu, bangsa
Responsibility yang dicetuskan oleh Inter Action Council pada tahun 1997 juga
mengandung nilai universal yang wajib dijunjung tinggi untuk melengkapi The
Kesadaran umum mengenai hak-hak dan kewajiban asasi manusia itu menjiwai
keseluruhan sistem hukum dan konstitusi indonesia, oleh karena itu perlu diadopsikan
pemikiran yang masih terus akan berkembang dimasa-masa yang akan datang.
Dari uraian diatas terlihat jelas hubungan antara negara hukum dan hak asasi
manusia, hubungan mana bukan hanya dalam bentuk formal semata-mata, dalam arti
18
bahwa perlindungan hak asasi manusia merupakan ciri utama konsep negara hukum,
tapi juga hubungan tersebut dilihat secara materil. Hubungan secara materil ini
dilukiskan atau digambarkan dengan setiap sikap tindak penyelenggara negara harus
bertumpuh pada aturan hukum sebagai asas legalitas. Konstruksi yang demikian ini
menunjukan pada hakekatnya semua kebijakan dan sikap tindak penguasa bertujuan
untuk melindungi hak asasi manusia. Pada sisi lain, kekuasaan kehakiman yang bebas
perlindungan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia dalam negara hukum.