Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pulau Nusalaut merupakan salah satu pulau kecil yang berada pada Provinsi Maluku.
Pulau ini memiliki perairan dengan ekosistem terumbu karang yang mengelilingi pulau, namun
seiring berjalannya waktu terjadi perubahan pada luasan ekosistem terumbu karang. Perubahan
luasan terumbu karang pada pulau Nusalaut dapat dilihat melalui pengindraan jauh dengan
menggunakan data citra dari satelit.

Pengindraan jauh menggunakan data citra memiliki beberapa metode yang dapat dipakai
untuk melihat permukaan bumi. Remote sensing atau pengindraan jauh merupakan suatu metode
yang dapat dipakai untuk menganalisis permukaan bumi. Pengindraan jauh didefinisikan sebagai
suatu metode perolehan data mengenai suatu daerah atau gejala yang terjadi tanmpa kontak
langsung dengan objek. Perolehan informasi dari pengindraan jauh diperoleh dengan cara
mendeteksi atau mengukur gelaja atau perubahan yang terjadi pada daerah sekitar objek.

Charles Elachi (2004) dalam Introduching to REMOTE SENSING mendefinisikan


pengindraan jarak jauh sebagai perolehan informasi tentang suatu objek tanpa kontak fisik
denganya. Informasi mengenai suatu objek diambil melalui data citra yang ada pada setiap
landsat yang berada pada ketinggian yang berbeda-beda dengan sistem pengambilan data yang
berdeda-beda juga.
B. TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi mengenai luasan
ekosisiten terumbu karang pada daerah perairan pulau Nusalaut, selain itu penelitian ini juga
memberikan informasi mengenai penggunaan data citra untuk melihat permukaan bemi melalui
pengindraan jauh.

C. MANFAAT

Manfaat dari penelitian ini kita mendapat informasi mengenai perubahan-perubahan pada
luasan daerah ekosistem terumbu karang pada peraiaran pulau Nusalaut, serta kita dapat
mengetahui penggunaan sistem pengindraan jauh memakai data satelit.
TINJAUN PUSTAKA

A. Ekosistem Terumbu Karang

Ekosistem Terumbu Karang merupakan ekosistem yang banyak ditemui pada daerah
tropis. Terumbu Karang merupakan ekosistem laut dengan produksi primer terbesar di laut
karena ekositemnya yang kompleks.

B. Pengindraan Jauh

Pengindraan jauh atau Remote Sensing sering diaanggap sebagai suatu ilmu dan seni
memperoleh data dan informasi mengenai objek dipermukaan bumi tanpa berhubungan langsung
dengan objek yang dimaksud. Informasi dari permukaan bumi diperoleh dengan cara;
pengukuran, perekaman, serta interpertasi gelombang elektromagnenik yang dipentulkan dan
kembali setelah sinar matahari mengenai objek di permukaan.

Data yang diperoleh dari hasil perkaman tenaga elektromagnetik yang di terima atau
dipantulkan oleh objek berdasarkan sistem pengindraan jauh, maka data tersebut disebut data
pengindraan jauh. Sistem pengambilan data pengindraan jauh meliputi;

a. Sumber tenaga

Dalam pengindraan jauh harus ada sumber tenaga, baik sumber tenaga alam maupun
buatan, tenaga dibutuhkan untuk mengenai objek yang kemudian akan dipantulka ke sensor.
Jumlah tenaga matahari yang mencapai bumi dipengaruhi oleh waktu (jam dan musim), lokasi,
dan kondisi cuaca. Pada siang hari jumlah tenaga yang diterima memiliki nilai yang lebih besar
dari pada waktu pagi dan sore hari. Tenaga yang didapat oleh sensor adalah berupah tenaga
pantulan maupun tenaga pancara yang berasal dari objek dipermukaan bumi.

b. Atmosfer

Atmosfet membatasi jumlah spektrum elektromaknetik yang dapat digunakan dalam


pengindraan jauh. Atmosfer berperan sebgai media penyerap, memantulkan, menghamburkan
serta melewatkan spektrum elektromagnetik. Energi dari spektrum yang berhasil mencapai
permukaan bumi disebut “jendela atmosfer”. Jendela atmosfer terbentuk karen adanya unsur-
unsur kimia yang berfungsi sebagai penyerap. Jika lapisan atmosfer yang berfungsi sebagai
penyaring dan penyerap kurang berfungsi maka memungkinkan untuk gelombang yang lain dan
berbahawa dapat masuk kepermukaan bumi.

c. Objek

Masing-masing objek memiliki karakteristik tersendiri dalam memantulkan tenaga ke


sensor. Pada dasarnya pengenalan objek dilakukan dengan cara melihat karakteristik objek
secara spasial pada citra, jika objek kelihatan cerah maka ada tenaga yang dipencarkan
sebaliknya jika objek tidak memancarkan energi maka objek akan kelihatan gelap. Adapulah
objek yang memiliki karakteristik spektral yang hampir sama sehingga cukup sulit untuk
mengetahui perbedaan kedua objek pada citra. Hal seperti itu dapat diatasi denga melihat pada
karakteristik lain dari objek seperti; bentuk, ukuran, dan pola.

d. Sensor

Tanaga yang datang dari objek ke permukaan bumi diterima dan direkam oleh sensor.
Tiap sensor memiliki tingkkat kepekaan yang berbeda-beda dalam merekam objek terkecil yang
masih dapat dibedakan dari objek lainya atau dari lingkungan sekiranya. Ada dua jenis sensor
yang dibedakan berdasarkan proses perekamanya yaitu; sensor fotografik dan sensor elektronik.
Utnuk snesor fotografik perekamannya secara kimiawi, dimana tenaga elektromagnetik diterima
dan direkam pada lapisan emusi filim yang jika diproses akan menghasilkan gambar. Sedangkan
sensor elektronik mengunakan listrik dalam bentuk sinyal elektronik, alat penerima sensornya
adalah pita magnetik atau detktor lainya.
BAB II

Metodeogi

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat pada perairan pulau Nusalau yang merupakan salah satu
pulau kecil yang ada pada provinsi maluku. Penelitian mengenai luasan ekosistem karang pada
Pada pulau Nusalaut ini tidak diambil datanya dengan cara mengitung pada luasan di lapangan
namun hanya dengan menggunakan data satelit.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahn yang diperluka dalam pengambilan data maupun pembuatan penelitian ini adalah :

Alat dan Bahan Kegunaan


Alat tulis Untuk mencatat hasil dari data yang
diperoleh
Camera Untuk dokumentasi
Notebook Untuk mengerjakn penelitian
Perangkat lunak ER MAPER Untuk melihat luasan karang per-band
Perangkat lunak surver Untuk pembuatan peta lokasi penelitian
Data satelit Data path and row untuk pulau Nusalaut
GPS Untuk mengetahui titik koordinat lokasi

C. metode pengambilan data

Dalam bidang pengindraan jauh ada beberapa langkah dalam proses pengambilan dnag
pengelolaan data satelit.

1. pengambilan gambar pada data citra

a. Spektrum Elektromagnetik Sinar matahari sebagai spektrum elektromagnetik mengenai


sasaran (objek) yang diinginkan.
b. Penyinaran : Matahari sebagai sumber energi alami digunakan dalam proses satelit
sebagai sistem pasif (searah). Sinar yang masuk dihambat oleh atmosfir melalui serapan,
pantulan,dan kemudian diteruskan.
c. Pemantulan dan Penangkapan : Hasil penyinaran dari sasaran (objek) yang berupa
pantulan kemudian ditangkap oleh alat perekam data (citra satelit).
d. Perekaman : Hasil perekaman dari citra satelit diterima oleh piringan penerima data,
dalam hal ini data secara digital, baru kemudian diolah (dicetak, disimpan, dan
sebagainya) dan digunakan oleh pengguna data.

2. Interpertasi data

a. Deteksi : Deteksi adalah upaya mengetahui benda dan gejala di sekitar lingkungan kita,
dengan menggunakan alat pengindera (sensor).
b. Identifikasi : Objek yang tergambar pada citra dapat dikenali berdasarkan ciri yang
terekam oleh sensor.
c. Pengenalan : Pengenalan adalah proses klasifikasi terhadap objek secara langsung yang
tampak didasarkan pengetahuan lokal atau pengetahuan tertentu.
d. Analisis : Analisis bertujuan untuk mengelompokkan objek yang mempunyai citra yang
sama dengan identitas objek.
e. Deduksi : Deduksi adalah pemrosesan berdasarkan pada bukti yang mengarah kearah
yang lebih khusus. Bukti ini diperoleh dari objek yang tampak langsung.
f. Klasifikasi : Klasifikasi meliputi deskripsi dari kenampakan yang dibatasi. Hal ini
merupakan interpretasi citra karena pada tahap inilah kesimpulan dan hipotesis dapat
diambil.
g. Idealisasi : Idealisasi merupakan pekerjaan kartograf, yaitu menyajikan hasil interpretasi
citra kedalam bentuk peta yang siap pakai.
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya naikan ke hadirat Tuhan karena atas berkat dan penyertaannya saya
dapat menyelesaikan Proposal tentang “ Analisis Luasan Ekosistem Karang di Perairan Pulau
Nusalaut Menggunakan Metode Remote Sensing” kami harapkan makalah yang saya buat ini
dapat berguna bagi pembaca.

saya juga menyadari bahwa proposal yang saya buat ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu saya sangat menerima adanya kritik dan saran dari para
pembaca guna memperbaiki makalah yang telah saya buat ini mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tampa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana yang saya buat ini dapat berguna bagi pembaca, tetapi
sebelumnya saya mohon maaf jika ada salah-salah kata atau apapun yang tidak berkenan bagi
pembaca, kiranya saya mohon saran dan kritik dari pembaca agar makalah ini dapat diperbaiki
menjadi lebih baik lagi.
DAFTRA PUSTAKA

Elachi.C.2004. Intoduching to Remote Sensig, Second Edition. Wiley Intercince. Canada

Hitijahubesy.R. 2007. Apliksai Teknologi Remote Sensing Satelit Landsat 8/ETM untuk
pememtaan Terumbu Karang di Pulau Nusalaut. Skipsi. Ambon. Univesitas Unpatti
RINCIAN PEGELUARAN PENELITIAN

No Kebutuhan Jumlah

1. Transport 200.000.00

2 Alat tulis 135.000.00

3 Konsumsi 200.000.00

4. Lain-lainya
*fotocopy 200.000.00
*paket

Total Rp.735.000.00
Analisis Luasan Ekosistem Karang Diperairan Pulau
Nusalaut Menggunakan Metode Remote Sesing
Proposal

Oleh
Anggrin Flora Hattu
201564060

Program Studi Ilmu Kelautan


Jurusan Manajemen Sumber Daya Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas pattimura
Ambon
2017

Anda mungkin juga menyukai