Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
4.2 P0
PSI
Pt
1.5 Pf
Nilai PSI 4,2 dan 1,5 diperoleh dari kondisi perkerasan jalan awal dan akhir pengujian pada AASHO Road Test
Perancangan Struktur
Perkerasan Metode AASHTO
1972
– Prinsip-prinsip desain
Konsep Indeks Tingkat Pelayanan (Serviceability Index)
Dari grafik PSI vs Beban lalulintas di atas:
Rumus utama di atas hanya berlaku pada kondisi cuaca dan tanah yang serupa dengan kondisi
pada AASHO Road Test. Untuk memperhitungkan variasi kondisi cuaca di luar kondisi
pengujian, rumus tersebut dikoreksi dengan suatu Faktor Regional (R)
Untuk memperhitungkan variasi kondisi tanah di luar kondisi pengujian, rumus tersebut
dikoreksi berdasarkan kondisi dukungan tanah setempat (Si)
Setelah dikoreksi dengan kedua faktor di atas, persamaan utama yang menghubungkan antara akumulasi repetisi beban standar (sumbu
tunggal 18 kips) , Wt18, pada suatu tingkat pelayanan tertentu, P t, dengan kebutuhan struktural keseluruhannya (SN) dengan
mempertimbangkan faktor cuaca regional (R) dan nilai daya dukung tanah (Si) menjadi:
Nilai daya dukung tanah (DDT) metode AASHTO 1986 dinyatakan dalam modulus resilien (Mr) atau korelasi dengan CBR, sedangkan
faktor regional (FR) dinyatakan dengan koefisien drainase (m), kehilangan tingkat pelayanan( PSI), dan simpangan baku
keseluruhan (ZR dan So).
Perancangan Struktur Perkerasan Metode AASHTO
– Prinsip-prinsip desain
Wx = banyaknya repetisi beban gandar Lx; W18= banyaknya repetisi beban gandar standar (sumbu tunggal 18 kips); L x =
beban gandar yang dievaluasi (dalam kips), L 2= kode jenis gandar (L2s = 1 [standar gandar tunggal], L2x = 1, 2, atau 3, jika
gandar yg dievaluasi berupa gandar tunggal, tandem, atau tridem. Arti notasi lain, lihat rumus-rumus sebelumnya.
Perancangan Struktur Perkerasan Metode AASHTO
– Prinsip-prinsip desain
G= b = b =
40 18
Dengan:
g = persentase pertumbuhan lalulintas (%)
n = umur rencana (tahun)
Indeks Tingkat Pelayanan (Present Serviceability Index)
Angka PSI diperoleh dari pengukuran kekasaran (roughness), dan
pengukuran kerusakan (distress) seperti retak – retak, amblas, alur,
dan tipe kerusakan lain selama masa pelayanan.
Roughness merupakan faktor dominan dalam menentukan PSI
Tingkat pelayanan dibagi menjadi dua yaitu tingkat pelayanan
awal (pi) dan tingkat pelayanan akhir (pt).
Tingkat pelayanan awal berdasar AASHTO diharuskan sama atau
lebih dari 4,0. Nilai tingkat pelayanan awal (pi) yang
direkomendasikan oleh AASHTO Road Test adalah 4,2 untuk
flexibel pavement.
Angka PSI pada akhir umur rencana (pt) adalah angka yang masih
dapat diterima sebelum dilakukannya pelapisan ulang (overlay).
o Angka antara 2,5 atau 3,0 adalah yang disarankan untuk
digunakan pada jalan kelas tinggi,
o Angka 2,0 untuk jalan kelas rendah.
o Angka 1,5 dapat dapat digunakan atas dasar
pertimbangan ekonomi.
Design Serviceability Loss
PSI dihitung dengan perhitungan sebagai
berikut:
PSI=pi - pt
Dengan :
pi= Indeks pelayanan pada awal umur rencana
pt= Indeks pelayanan pada akhir umur rencana
Dengan:
G = faktor perbandingan kehilangan tingkat pelayanan
pt = indeks pelayanan (serviceability index) akhir (pt)
Fungsi desain dan variasi beban sumbu kendaraan yang
menyatakan jumlah perkiraan banyaknya sumbu kendaraan
yang akan diperlukan sehingga permukaan perkerasan
mencapai tingkat pelayanan = 1,5 dinyatakan sebagai β.
dengan:
β = faktor desain dan variasi beban sumbu
SN = structural number
Lx = beban sumbu yang akan dievaluasi (kips)
L18 = beban sumbu standar (18 kips)
L 2x = notasi konfigurasi sumbu
1 = sumbu tunggal ; 2 = sumbu ganda ; 3 = sumbu tripel
Dengan:
Β = faktor desain dan variasi beban sumbu
SN = structural number
Lx = beban sumbu yang akan dievaluasi
L18 (kips) = beban sumbu standar (18 kips) =
L 2x notasi konfigurasi sumbu
1 = sumbu tunggal ; 2 = sumbu ganda ;3 = sumbu tripel
x 18
Nilai faktor ESAL (LEF) dapat dihitung setelah W /W diketahui.
Sebagai contoh, LEF untuk kendaraan golongan 2 & 3 adalah sebagai
berikut:
Dengan:
LEF = Faktor ESAL
/ 18 = Perbandingan ekivalen sumbu x terhadap sumbu standar
LEF Total = LEF depan + LEF belakang
Lalulintas Rencana
Lalu Lintas Rencana
Lalulintas rencana : LHR X GF X 365
Dengan :
LHR = LHR pada awal jalan dibuka
= Growth Factor
365 = hari dalam satu tahun
Lalulintas Rencana ESAL
Lalu lintas rencana ESAL (ŵ18) = Lalulintas rencana x LEF
Lalu Lintas Pada Lajur Rencana
Faktor distribusi arah ditetapkan sebesar 0,5 dan faktor
distribusi lajur sebesar 1 untuk mendapatkan lalulintas
rencana kumulatif (w18). Perhitungannya adalah sebagai
berikut:
W18=DD×DL× (ŵ18)
Dengan:
DD= faktor distribusi berdasarkan arah
DL= faktor distribusi berdasarkan jumlah
Ŵ18 = Lalulintas Rencana ESAL kumulatis selama UR
Nilai DD biasanya ditentukan sebesar 0,5 (50%) pada
kebanyakan jalan. Pembuktian telah menunjukan bahwa
DD dapat bervariasi dari 0,3 sampai 0,7 tergantung pada
arah yang “terisi beban” dan yang “tidak terisi beban”
Standar Deviasi
Standar deviasi keseluruhan (S0) adalah gabungan simpangan standar dari
perkiraan lalulintas dan pelayanan perkerasan.
Besarnya nilai standar deviasi keseluruhan pada AASHTO ini tergantung
jenis perkerasan dan variasi lalulintas.
Kisaran standar deviasi (S0) yang disarankan untuk perkerasan lentur
adalah 0,35 – 0,45.
So = 0,30 – 0,40 : Rigid pavement
So = 0,4 – 0,5 : flexible pavement
Reliabilitas
Reliabilitas adalah nilai profitabilitas dari
kemungkinan tingkat pelayanan yang dipandang
dari sudut pemakai jalan. Dapat juga diartikan
sebagai penggabungan beberapa tingkat
kepastian pada proses perencanaan untuk
memastikan bahwa berbagai alternatif rencana
akan bertahan pada periode analisa. Tingkat
reliabilitas yang disarankan untuk berbagai
klasifikasi jalan sesuai dengan fungsinya
ditunjukan pada
Penerapan konsep reliability harus
memperhatikan langkah-langkah berikut ini :
Definisikan klasifikasi fungsi jalan dan
tentukan apakah merupakan jalan perkotaan
atau jalan antar kota
Pilih tingkat reliabilitas dari rentang yang
diberikan
Deviasi Standar (So) harus dipilih mewakili kondisi
setempat So = 0,40 – 0,50
Modulus resilient tanah dasar
Karakteristik mutu tanah dasar pada perencanaan
perkerasan lentur ditentukan oleh nilai resilient
modulus (MR).
Resilient Modulus adalah nilai hubungan dinamis
antara tegangan dan regangan yang mempunyai
karakteristik nonlinear.
Dengan menggunakan persamaan dari Heukelom and
Klomp (1962) korelasi antara nilai CBR Corps of
Engineer dan nilai resilient modulus (MR) dihitung
seperti berikut:
( )=1500× ( )
Dengan:
Mr = Modulus Resilien
CBR = california bearing ratio
Structural Number (SN) rencana
SN (Structural number ) rencana ditentukan dengan persaan sebagai berikut :
Dengan:
W18 = perkiraan nilai kumulatif ekivalen beban kendaraan
dari aplikasi ESAL (Equivalent Single Axle Load)
ZR = deviasi normal yang mewakili nilai relialibilitas (R)
S0 = gabungan kesalahan baku dari perkiraan beban
lalulintas dan kinerja suatu perkerasan jalan
SN = Structural number, Nilai korelasi total suatu tebal
perkerasan yang dibutuhkan
PSI = selisih antara indeks pelayanan awal dan akhir
MR = resilient modulus (psi)
Ketebalan Lapis Perkerasan (D)
Wearing Course
Binder Course
Base
Subbase
Subgrade
Koefisien Drainase (m)
Definisi umum kualitas drainase :
Wearing Course
Binder Course
Base
Subbase
Subgrade
Koefisien Kekuatan Relatif (a)
AASHTO Memberikan korelasi antara nilai koefisien kekuatan
relatif dan Modulus Resilien (MR)
Estimasi koefisien kekuatan relatif dikelompokkan ke dalam 5
kategori, diantaranya :
- Beton aspal (Asphalt concrete)
- Lapis fondasi granular (granular base)
- Lapis fondasi bawah granular (granular subbase)
- Cement-Treated Base (CTB)
- Asphalt-Treated Base (ATB)
Beton aspal (Asphalt concrete) Lapis fondasi granular (granular base)
a2 = 0,249(log10Ebs) – 0,977
Lapis fondasi bawah granular Lapis fondasi bersemen
(granular subbase)
a2 = 0,227(log10Esb) – 0,839
Lapis fondasi beraspal
Tebal Minimum perkerasan
Contoh Soal
Rencanakan:
Tebal perkerasan untuk jalan arteri 2 jalur umur rencana 10 tahun. Dengan data lalu lintas tahun 2011 seperti di
bawah.
CBR tanah dasar = 3,25 %
Data-data:
Kendaraan ringan (MP) 2 ton............................................................................ 1063 kendaraan
Kendaraan sedang (Angkutan) 5,3 ton.............................................................. 368 kendaraan
Bus kecil (1.2) 8 ton............................................................................................. 57 kendaraan
Bus besar (1.2) 14,2 ton....................................................................................... 19 kendaraan
Truk Ringan (1.2L) 8,3 ton ............................................................................... 427 kendaraan
Truk Berat (1.2H) 15,1 ton..................................................................................... 49 kendaraan
Truk (1.2.2) 26 ton.......................................................................................... 30 kendaraan
----------------------------------------------------
LHR 2011 = 2012 kendaraan/hari/2 jalur
Perkembangan lalu lintas (i) : ............................................. untuk 10 tahun = 6,5 %
Bahan-bahan perkerasan:
- Lapis permukaan = Aspal beton (AC) 2500 MPa
- Lapis fondasi atas = Butiran granular CBR 70%
- Lapis fondasi bawah = Butiran granular CBR 70%
1. Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas
Besarnya pertumbuhan lalulintas telah ditetapkan sebesar 6,5 % untuk semua jenis
kendaraan selama umur rencana. Faktor Pertumbuhan lalulintas dihitung dengan persamaan :
Dengan:
g = persentase pertumbuhan lalulintas (%)
n = umur rencana (tahun)
2. Tingkat Pelayanan
Nilai tingkat pelayanan awal (Pi) yang direkomendasikan oleh AASHTO Road Test adalah. 4,2
Nilai indeks pelayanan akhir (Pt) ditetapkan berdasar volume lalulintas ADT = 2012 sebesar 2,0
Selanjutnya PSI dapat dihitung dengan perhitungan sebagai berikut:
= −
=4,2−2,0=2,2
Pi = Indeks pelayanan pada awal umur rencana
Pt = Indeks pelayanan pada akhir umur rencana
3. Standar Deviasi
Untuk perkerasan lentur digunakan standar deviasi keseluruhan (So) sebesar 0,45.
4. Faktor ESAL
Nilai G dapat dilihat pada perhitungan berikut:
Dengan:
G = faktor perbandingan kehilangan tingkat pelayanan
pt = indeks pelyanan (serviceability index) akhir (pt)
Perhitungan βx dengan mengasumsikan nilai SN= 3,65. Nilai SN digunakan untuk menghitung βx dan β18.
Contoh perhitungan βx untuk kendaraan ringan (MP) dengan berat sumbu depan 1 ton = 2,2046 Kips.
Dengan:
β = faktor desain dan variasi beban sumbu
SN = structural number
Lx= beban sumbu yang akan dievaluasi (kips)
L 18= beban sumbu standar (18 kips)
L 2 = notasi konfigurasi sumbu
1 = sumbu tunggal 2 = sumbu ganda 3 = sumbu tripel
:
Hasil perhitungan nilai β18 dengan SN 3,65 adalah sebagai berikut:
Nilai Wx/W18 dapat dihitung setelah nilai G, β18, dan βx .Sebagai contoh perhitungan Wx/W18 untuk
kendaraan ringan (MP) sumbu depan 1 ton=2,2046 kips adalah sebagai berikut:
Dengan:
W = ekivalen beban sumbu standar (W= 18.000 lbs (80 kN))
G = faktor perbandingan kehilangan tingkat pelayanan
Lx= beban sumbu yang akan dievaluasi (kips)
L 18= beban sumbu standar (18 kips)
L 2 = notasi konfigurasi sumbu
1 = sumbu tunggal 2 = sumbu ganda 3 = sumbu tripel
Faktor ESAL (LEF) dapat dihitung setelah Wx/W18diketahui. Sebagai contoh, LEF untuk kendaraan ringan
(MP) sumbu depan adalah sebagai berikut:
Dengan:
Faktor distribusi arah ditetapkan sebesar 0,5 dan faktor distribusi lajur sebesar 1 untuk
mendapatkan lalulintas rencana kumulatif (w18). Perhitungannya adalah sebagai berikut:
18 = × × 18
=0,5×1×1797452=898726,2
Dengan:
DD= faktor distribusi berdasarkan arah
D
L= faktor distribusi berdasarkan jumlah lajur
18= nilai kumulatif prediksi E
6. Reliabilitas
Berdasarkan Tabel untuk jalan kolektor pada
daerah rural, maka nilai reliabilitas berkisar
antara 75 – 95 %.
Dengan pendekatan nilai rencana ESAL
antara 898726,2 sesuai Tabel nilai reliabilitas
dapat ditetapkan sebesar 85 %.
Untuk nilai reliabilitas 85% sesuai pada Tabel maka
nilai ZRsebesar -1,037.
7. Modulus resilient tanah dasar
CBR rencana sebesar 3,25%. Dengan menggunakan persamaan dari Heukelom and Klomp (1962) korelasi
antara nilai CBR Corps of Engineer dan nilai resilient modulus (MR) dihitung seperti berikut:
MR ( )=1500× ( )
=1500×3,25
=4875
8. Tebal Lapis Perkerasan
Lapis Permukaan
Aspal beton (AC) 2500 MPa=
Jenis Lapisan = 362592,5 Psi
Koeisien kekuatan relatif = 0,4
Tebal Minimum Perkerasan = 3 inch
Lapis Fondasi Atas
a2 = 0,249(log10Ebs) – 0,977
Lapis fondasi bawah granular
(granular subbase)
a2 = 0,227(log10Esb) – 0,839
Tugas dikumpulkan awal pertemuan minggu depan!
Rencanakan:
Tebal perkerasan untuk jalan arteri 2 jalur umur rencana 12 tahun. Dengan data lalu lintas tahun 2016 seperti di
bawah.
CBR tanah dasar = 3,5 %
Data-data:
Kendaraan ringan (MP) 2 ton............................................................................ 1100 kendaraan
Kendaraan sedang (Angkutan) 5,3 ton.............................................................. 370 kendaraan
Bus kecil (1.2) 8 ton............................................................................................. 52 kendaraan
Bus besar (1.2) 14,2 ton....................................................................................... 21 kendaraan
Truk Ringan (1.2L) 8,3 ton ............................................................................... 440 kendaraan
Truk Berat (1.2H) 15,1 ton..................................................................................... 60 kendaraan
Truk (1.2.2) 26 ton.......................................................................................... 35 kendaraan
----------------------------------------------------
LHR 2016 = 2078 kendaraan/hari/2 jalur
Perkembangan lalu lintas (g) : ............................................. untuk 12 tahun = 5 %
Bahan-bahan perkerasan:
- Lapis permukaan = Aspal beton (AC) 2000 MPa
- Lapis fondasi atas = Butiran granular CBR 70%
- Lapis fondasi bawah = Butiran granular CBR 70%