428 537 1 SM PDF
428 537 1 SM PDF
Abstrak
Ibuprofen merupakan agen anti inflamasi, analgetik dan antipiretik. Ibuprofen memiliki kelarutan dan
bioavailabilitas rendah. Pemberian ibuprofen dalam jangka waktu lama dan dosis besar dapat meningkatkan efek
samping saluran cerna (ulkus peptik). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembentukan dispersi
padat terhadap efek ulcerogenic ibuprofen dibandingkan dengan ibuprofen saja dan campuran fisik. Dispersi
padat ibuprofen-PVP (1:1) dibuat dengan metode pelarut. Uji ulcerogenic dilakukan dengan menggunakantikus
putih, dibagi secara acak menjadi 5 kelompok yaitu kelompok sehat (aquades), kontrol pensuspensi (PVP 1%),
obat (ibuprofen) dengan dosis 360 mg/kgBB, kelompok dispersi padat (ibuprofen-PVP) dan kelompok campuran
fisik (ibuprofen-PVP). Pembentukan tukak lambung tikus diamati dan dievaluasi dengan skor kemudian
dilanjutkan dengan perhitungan indeks tukak dan histologi lambung. Hasil penelitian menunjukkan angka indeks
tukak kelompok ibuprofen adalah 6,67. Angka indeks tukak pada kelompok dispersi padat adalah 4,00 dan
kelompok campuran fisik adalah 3,34. Kesimpulannya adalah efek ulcerogenic dispersi padat dan campuran fisik
berbeda bermakna (p<0,05) dibandingkan ibuprofen saja. Penurunan efek ulcerogenic pemberian dispersi padat
lebih besar dibandingkan ibuprofen saja atau berbeda tidak bermakna (p>0,05) dibandingkan dengan pemberian
campuran fisik.
Abstract
Ibuprofen is an anti inflammatory, analgesic and antipyretic agent. It has low solubility and bioavailability.
The administration of ibuprofen in a long time and high dose can increased of side effect at gastrointestinal (peptic
ulcer). This study was aimed to determine the influence its solid dispersions formation on ulcerogenic effect of
ibuprofen buprofenis compared with ibuprofen alone and physical mixture. Solid dispersion of Ibuprofen-PVP
(1:1) was prepared by solvent method. The ulcerogenic test was conducted by observing is white rat, divided
randomly into 5 groups are healthy group (aquadest), suspending agent control (PVP 1%), drug (ibuprofen) at a
dose of 360 mg/kg body weight, group solid dispersion (ibuprofen-PVP) and group physical mixture
(ibuprofen-PVP). Rats gastric was observed of formation ulcer and evaluated by scoring then followed the
calculation by the index ulcer. The results showed that the number of ulcer index of ibuprofen is 6,67. Number of
ulcer index of solid dispersion was 4,00 and physical mixture was 3,34. The ulcerogenic effect of solid dispersion
and physical mixture difference was significant (p<0,05) compared with ibuprofen alone. Ulcerogenic effect
administration of solid dispersion was smaller than ibuprofen alone and statistically no different (p>0,05)
compared with physical mixture.
yang diperoleh dari Laboratorium Biofarmasetika manusia dan lebih mudah untuk dilakukan
Universitas Ahmad Dahlan serta polivinilpirolidon pengamatan (Smith dan Mangkoewidjoyo, 1987).
(PVP) dan aseton p.a yang diperoleh dari Hewan uji yang digunakan terlebih dahulu
Laboratorium Formulasi dan Teknologi Sediaan diadaptasikan selama satu minggu sebelum diberi
Padat Universitas Ahmad Dahlan. perlakuan untuk mengetahui tikus yang digunakan
Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih merupakan tikus sehat dilihat dari tidak adanya
jantan galur Wistar dengan berat badan 150-180 gram kelainan fisik yang muncul dan penurunan berat
berumur 2-3 bulan, yang diperoleh dari Unit badan tikus.
Pemeliharaan Hewan Uji (UPHU) Universitas Hewan uji sebanyak 25 ekor tikus putih jantan
Muhammadiyah Surakarta. galur Wistar dikelompokkan secara acak menjadi lima
kelompok, yaitu sebagai berikut:
Alat 1. Kelompok kontrol sehat adalah sekelompok
Alat yang digunakan dalam penelitian ini hewan uji diberikan aquades secara peroral untuk
adalah desikator, seperangkat spuit injeksi oral, meng hindari bias data dan memastikan bahwa
alat-alat gelas, seperangkat alat bedah, kandang tikus hewan uji merupakan hewan yang sehat.
kelompok, timbangan tikus, timbangan analitik dan 2. Kelompok kontrol pensuspensi diberi larutan PVP
camera digital (Sony cyber-shot DSC-W570). 1% secara peroral.
3. Kelompok obat diberi suspensi ibuprofen dalam
Jalannya Penelitian
PVP 1% dengan dosis 360 mg/kgBB.
Pembuatan sediaan dispersi padat ibuprofen-PVP 4. Kelompok perlakuan I diberi suspensi dispersi
padat ibuprofen-PVP dalam PVP 1% dengan dosis
Serbuk sistem dispersi padat dibuat dengan 360 mg/kgBB.
komposisi ibuprofen dan PVP dengan perbandingan
1:1. Dispersi padat ibuprofen dan PVP dibuat dengan 5. Kelompok perlakuan II diberi suspensi campuran
metode pelarut yaitu ibuprofen dan PVP dengan fisik ibuprofen- PVP dalam PVP 1% dengan dosis
perbandingan 1:1 dicampur dan dihomogenkan 360 mg/kgBB.
setelah itu dilarutkan dengan aseton sebagai pelarut Pemberian dilakukan selama 7 hari, pada hari
hingga tepat larut, kemudian pelarut diuapkan. ke-8 tikus dikorbankan dengan cara pembiusan
Sedangkan pembuatan campuran fisik ibuprofen-PVP menggunakan kloroform, kemudian dilakukan
dibuat dengan mencampur secara fisik ibuprofen dan pembedahan abdominal. Lambung dikeluarkan dan
PVP dengan perbandingan 1:1. direndam dalam 10 mL formalin 0,5% selama 10
menit (Kaneko et al., 1998). Lambung dibuka dengan
Uji Ulcerogenic membedah pada lengkung terbesar dan dicuci dengan
Penelitian menggunakan hewan uji berupa NaCl fisiologis lalu dibentangkan pada permukaan
tikus putih jantan galur Wistar dengan berat badan yang datar dan dilakukan pengamatan (Gusdinar et
150-180 gram, umur 2-3 bulan. Penggunaan tikus al., 2009).
putih jantan dengan alasan ratio kejadian Peptic Ulcer Pengujian efek ulcerogenic dilakukan dengan
Disease (PUD) pada jantan dan betina adalah 2:1 mengamati ulkus atau tukak yang terbentuk di
(Shayne, 2006). Tingkat stres tikus jantan juga lebih lambung. Keparahan tukak diukur dengan
kecil dibandingkan tikus betina (Basuki, 2008). menghitung jumlah tukak yang terbentuk dan
Penggunaan galur Wistar pada hewan uji pengukuran diameter tukak. Tukak yang terbentuk
dimaksudkan karena hewan ini lebih besar dan lebih dievaluasi dengan skor yang telah ditetapkan
menguntungkan untuk perlakuan serta aspek perilaku (Gusdinar et al., 2009) seperti tersaji pada Tabel I.
dan fisiologi pada tikus galur ini lebih relevan dengan
Tabel I. Skoring keparahan tukak (Gusdinar et al., 2009)
Jumlah Tukak Kondisi Luka Skor
Lambung Normal Lambung Normal 1
Bintik Berdarah Bintik Berdarah 2
Jumlah Tukak 1-3 Buah Diameter Tukak 0,5-1,5 mm 3
Jumlah Tukak 4-6 Buah Diameter Tukak 1,6-4,0 mm 4
Jumlah Tukak 7-9 Buah Diameter Tukak > 4,0 mm 5
Jumlah Tukak >9 Buah Perforasi 6
32 , Vol. 3, No. 2, 2013 :29 - 36
Setelah dilakukan pengamatan terhadap tukak Dari penelitian Giri et al. (2010) ibuprofen
yang terbentuk, lambung dilakukan uji histologi. memiliki puncak difraksi yang tinggi dilihat dari hasil
Untuk uji histologi, lambung direndam dalam larutan difraksi X-ray. Hal tersebut menunjukkan bahwa
formalin 10%, didehidrasi, difiksasi dalam parafin ibuprofen banyak terdapat dalam bentuk kristal. Pada
dan dibuat preparat mikroskopis dengan pewarnaan pembentukan dispersi padat antara ibuprofen dan PVP
hematoksilin dan eosin (Jain et al., 2004). tidak terlihat puncak difraksi yang berarti ibuprofen
Untuk pengujian efek ulcerogenic dilakukan dalam sistem dispersi padat mengalami perubahan
pengambilan gambar lambung yang telah mengalami bentuk dari kristal menjadi amorf. Dalam bentuk
tukak dan dihitung jumlah tukak serta pengukuran amorf dapat meningkatkan pembasahan dan
diameter tukak, yang kemudian dibandingkan dengan solubilisasi obat dalam pembawa yang juga akan
kelompok kontrol. Tingkat keparahan tukak meningkatkan disolusi obat.
dinyatakan sebagai indeks tukak, yang dihitung
menggunakan Persamaan 2 (Gusdinar et al., 2009): Pengujian Efek Ulcerogenic
Bahan obat yang terdispersi berada dalam
Indeks Tukak = A + B ....... ............... (1) keadaan partikel yang halus atau molekuler atau
dalam keadaan amorf (Sari, 2004), sedangkan pada
A = rata-rata skor jumlah tukak
campuran fisik dapat terjadi pembentukan kompleks
B = rata-rata skor diameter tukak molekuler tetapi lebih rendah bila dibandingkan
Data indeks tukak yang diperoleh kemudian dengan obat yang terdispersi (Afianti, 2010).
dianalisis secara statistik, sedangkan data histologi Hasil perhitungan indeks tukak tersaji pada
lambung yang mengalami tukak dianalisis secara Tabel II, sedangkan gambaran mukosa lambung
deskriptif. Analisis dari preparat irisan lambung terlihat pada gambar 1.
dilakukan dengan mengamati perubahan spesifik
yang terjadi pada lambung tersebut (Maslachah et al., Pada kelompok kontrol sehat yang diberikan
2008). aquades menunjukkan gambaran mukosa lambung
yang normal atau tidak mengalami perubahan, begitu
HASIL DAN PEMBAHASAN juga pada kelompok kontrol pensuspensi yang
diberikan PVP 1%. Gambaran makroskopis mukosa
lambung kelompok kontrol sehat dan kelompok
Hasil Pembuatan Dispersi Padat Ibuprofen-PVP
kontrol pensuspensi (PVP 1%) terlihat pada Gambar
Pembentukan dispersi padat antara ibuprofen 1.A dan Gambar 1.B.
dan PVP dibuat menggunakan metode pelarut dengan
Hasil pengamatan menunjukkan tukak paling
perbandingan 1:1 (Giri et al., 2010). Dipilih metode
parah terjadi pada kelompok ibuprofen saja seperti
pelarut karena PVP merupakan polimer yang
terlihat pada Gambar 1.C. Hal ini disebabkan
memiliki titik didih yang tinggi (Sharma dan Jain,
ibuprofen merupakan obat yang memiliki kelarutan
2011). Pelarut yang digunakan dalam pembentukan
yang rendah sehingga partikel-partikel ibuprofen
dispersi padat ini adalah aseton (Afianti, 2010).
yang tidak larut membentuk konsentrasi yang besar
Aseton merupakan senyawa yang berupa cairan
pada mukosa lambung dan menyebabkan kerusakan
transparan, tidak berwarna, mudah menguap dan
mukosa (Arianto, 2005).
mempunyai bau yang khas. Senyawa ini mempunyai
rumus molekul CH3COCH3 (Anonim, 1995). Dispersi Pada pemberian dispersi padat ibuprofen-PVP
padat ibuprofen-PVP yang dihasilkan berwarna juga memperlihatkan adanya ulkus atau tukak tetapi
kuning pucat dan agak lengket. lebih kecil bila dibandingkan dengan kelompok
A B C
D E
Keterangan:
Bundaran berwarna merah merupakan bagian ulkus atau tukak
A. Lambung kontrol sehat D. Lambung dispersi padat ibuprofen-PVP
B. Lambung kontrol pensuspensi E. Lambung campuran fisik ibuprofen-PVP
C. Lambung obat ibuprofen
ibuprofen saja. Jika dibandingkan dengan campuran sebagai faktor utama penyebab peningkatan
fisik ibuprofen-PVP menunjukkan hasil yang hampir kecepatan disolusi (Seo et al., 2003; Vilhelmsen et al.,
sama secara visual seperti tersaji pada Gambar 1.D 2005).
dan Gambar 1.E. Dari penelitian diperoleh angka Pencampuran ibuprofen dan PVP sebagai
indeks tukak pembentukan dispersi padat adalah 4,00 pembawa hidrofilik akan membentuk suatu ikatan
dan campuran fisik adalah 3,34. Angka indeks tukak yang kuat. Saat campuran ibuprofen dan PVP kontak
menunjukan keparahan ulkus atau tukak yang dengan air, partikel-partikel PVP akan mengalami
terbentuk di lambung. hidrasi ke dalam larutan sehingga berperan dalam
Hal tersebut sesuai dengan penelitian Arianto meningkatkan pembasahan dan meningkatkan
(2005) yang menyatakan bahwa tukak lambung kelarutan dari ibuprofen. Dengan meningkatnya
dapat terjadi karena adanya partikel-partikel obat kelarutan, partikel-partikel tidak larut dari ibuprofen
yang tidak larut membentuk suatu konsentrasi obat menjadi lebih kecil konsentrasinya pada lambung
yang tinggi dalam daerah lapisan difusi. Lapisan ini sehingga efek ulcerogenic dari ibuprofen menjadi
berkontak langsung dengan permukaan mukosa lebih rendah. Pembentukan campuran fisik juga dapat
lambung, menyebabkan kerusakan mukosa. Tetapi meningkatkan kelarutan tetapi lebih rendah bila
pernyataan ini kurang tepat karena lapisan difusi dibandingkan dengan pembentukan dispersi padat
merupakan lapisan yang berbentuk larutan. Jika obat (Kumar dan Mishra, 2006).
kelarutannya meningkat maka partikel-partikel obat Dari Mann-Whitney test pada kelompok
akan banyak terlarut pada daerah lapisan difusi pensuspensi (PVP 1%) menunjukkan perbedaan tidak
menyebabkan konsentrasi obat semakin tinggi, bermakna dengan kelompok kontrol sehat. Hal ini
sehingga kemungkinan terjadinya kerusakan mukosa menunjukkan PVP tidak menimbulkan tukak.
lambung semakin besar. Kemungkinan yang lain Digunakan PVP sebagai pensuspensi karena PVP
adalah dengan pembentukan dispersi padat memiliki kemampuan melindungi mukosa yang
menyebabkan lama kontak antara obat dengan rendah sehingga diharapkan tidak mempengaruhi efek
permukaan mukosa menjadi lebih singkat karena obat ulcerogenic yang diperoleh (Smart et al., 1984).Pada
cepat terdissolusi. kelompok dispersi padat ibuprofen-PVP dan
Pembentukan dispersi padat antara ibuprofen campuran fisik ibuprofen-PVP menunjukkan
dan PVP dapat meningkatkan kelarutan dan kecepatan perbedaan bermakna dengan kelompok ibuprofen
disolusi dari ibuprofen seperti pada penelitian Giri saja. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya
dkk. (2010). Peningkatan kecepatan disolusi akibat peningkatan kelarutan menyebabkan konsentrasi
pembentukan dispersi padat dipengaruhi oleh partikel tidak larut ibuprofen lebih rendah sehingga
beberapa faktor yaitu perubahan bentuk kristal, efek yang ditimbulkan lebih kecil dibandingkan
peningkatan daya pembasahan dan dispersibilitas dengan ibuprofen saja. Pada kelompok dispersi padat
serta penurunan ukuran partikel yang dianggap menunjukkan perbedaan tidak bermakna dengan
34 , Vol. 3, No. 2, 2013 :29 - 36
kelompok campuran fisik dan dapat ditarik Pada kelompok yang diberikan obat ibuprofen dengan
kesimpulan bahwa pengaruh efek ulcerogenic antara dosis 360 mg/kgBB terlihat perbedaan gambaran
dispersi padat dan campuran fisik hampir sama. Hal mikro- skopis mukosa lambung dibandingkan dengan
ini dikarenakan pada pembentukan dispersi padat dan kontrol sehat.
campuran fisik terdapat bahan pembawa yang bersifat Pada kelompok obat ibuprofen dengan dosis
hidrofilik yaitu PVP. Bahan pembawa ini dapat 360 mg/kgBB menunjukkan kerusakan yang parah
melapisi obat dalam medium disolusi sehingga efek pada sel-sel lambung seperti tersaji pada Gambar 2.C.
yang ditimbulkan hampir sama. Hal ini ditandai dengan terjadinya kerusakan hingga
Penelitian ini mengacu pada penelitian Kumar ke bagian muskularis mukosa pada gambaran
dan Mishra (2006) yang meneliti tentang efek mikroskopis mukosa lambung kelompok obat. Pada
analgetik, anti inflamasi dan efek ulcerogenic dispersi kelompok yang diberikan dispersi padat ibuprofen
padat meloksikam pada tikus. Penelitian Kumar dan dan PVP menunjukkan kerusakan yang terjadi lebih
Mishra (2006) menggunakan CMC Na sebagai rendah hanya sampai bagian lamina propria saja bila
pensuspensi, sedangkan pada penelitian ini dibandingkan dengan pemberian ibuprofen saja.
pensuspensi yang digunakan adalah PVP 1% karena Gambaran mikroskopis mukosa lambung dari
CMC Na memiliki kemampuan melindungi mukosa pembentukan dispersi padat terlihat pada Gambar
lambung lebih besar dibanding dengan PVP 1% 2.D. Pada kelompok campuran fisik ibuprofen dan
sehingga bila digunakan CMC Na akan menimbulkan PVP menunjukkan kerusakan pada sel-sel lambung
bias data uji efek ulcerogenic (Smart et al., 1984). yang hampir sama dengan kelompok dispersi padat
ibuprofen dan PVP yaitu mengalami kerusakan
Pengamatan Mikroskopis Mukosa Lambung hingga bagian lamina propria seperti terlihat pada
Gambar 2.E.
Pada kelompok kontrol sehat menunjukkan
gambaran mikroskopis mukosa lambung yang normal Hasil pengamatan mikroskopis terhadap
atau tidak menunjukkan perubahan spesifik seperti preparat irisan lambung menunjukkan bahwa
tersaji pada Gambar 2.A. Gambaran mikroskopis pemberian dispersi padat memiliki tingkat keparahan
mukosa lambung yang normal juga ditunjukkan pada tukak lebih kecil dibandingkan dengan ibuprofen
kelompok kontrol pensuspensi yang diberikan PVP dimana kerusakan hanya terjadi pada bagian lamina
1% seperti pada Gambar 2.B. Hal ini menandakan propria dan juga memiliki kerusakan yang hampir
bahwa pensuspensi yang digunakan (PVP 1%) tidak sama dengan campuran fisik.
mempunyai kemampuan untuk menimbulkan tukak.
A B C
D E
Keterangan:
Perbesaran 40X dengan pewarnaan hematoksillin dan eosin, tanda panah hitam merupakan bagian yang mengalami kerusakan
A. Lambung kontrol sehat C. Lambung obat ibuprofen E. Lambung campuran fisik ibuprofen-PVP
B. Lambung kontrol pensuspensi D. Lambung dispersi padat ibuprofen-PVP
Efek Ulcerogenic Dispersi Padat Ibuprofen-Polivinilpirolidon (PVP) .... (Iis Wahyuningsih, dkk) 35