Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkebunan kelapa sawit yang banyak tumbuh di Indonesia menjadi

salah satu pendukung sektor perindustrian minyak kelapa sawit mentah atau

Crude Palm Oil (CPO). Banyaknya industri minyak CPO harus diimbangi

dengan kualitas mutu yang dihasilkan. Pengembangan dan penelitian tentang

kualitas CPO sangat penting mengingat persaingan ekonomi secara global.

Pengembangan produk CPO dapat dilakukan dengan pengujian dan

pengendalian kualitas minyak. Hal tersebut dapat digunakan untuk

mengetahui apa yang mempengaruhi kualitas minyak CPO. Hasil pengujian

berupa asam lemak bebas dan kadar air dapat dijadikan pembanding mutu

dan kualitas dengan menggunakan standar baku mutu yang sudah ada seperti

SNI.01-2901-2006 dan PORAM.

Minyak yang terbuat dari kelapa sawit tidak hanya CPO tapi juga Palm

Kernel Oil (PKO). Perbedaan keduanya terletak pada bahan baku yang

diproses untuk membuat minyak tersebut. Minyak CPO dibuat dengan

mengekstraksi lapisan mesocarp biji sawit sedangkan PKO terbuat dari biji

bagian dalam atau daging biji sawit yang disebut kernel. Minyak CPO

biasanya dapat digunakan untuk pembuatan minyak goreng, margarin atau

sabun, sedangkan PKO digunakan untuk industri kosmetik.

Industri minyak kelapa sawit di Indonesia meskipun sudah masuk ke

dalam industri ekspor namun kadang masih menemui kendala dalam hal

1
kualitas produk yang dihasilkan. Sifat dan karakteristik kelapa sawit yang

bulky harus dapat ditangani dengan baik dan benar ketika dipanen. Kelapa

sawit sebagai bahan baku, menjadi hal penting yang mempengaruhi hal

tersebut. Selain itu, penyimpanan CPO setelah diproses juga dapat

mempengaruhi. Oleh karena itu, beberapa parameter kualitas dan mutu CPO

akan diteliti selama beberapa hari penyimpanan untuk mengetahui

bagaimana hubungan yang terjadi antara kadar air dan suhu CPO serta lama

penyimpanan terhadap asam lemak bebas sebagai karakteristik mutu CPO.

Kualitas produk yang dihasilkan menjadi tolak ukur peruasahaan dalam

pengembangan produk dan menjadi keharusan. Standar mutu produk harus

selalu terjaga agar konsumen tidak berpindah ke perusahaan lain. Oleh

karena itu, peran Quality Control dalam pengawasan kualitas produk sangat

penting. Kualitas CPO dapat dijaga dengan menerapkan pengujian kadar air

dan kadar asam lemak bebas selama proses dan juga setelah CPO disimpan.

Minyak sawit mentah atau CPO merupakan komoditi berbentuk cairan

kental yang sangat rentan rusak. Pengolahan yang terkontrol dan baik akan

menghasilkan kualitas CPO yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Setelah minyak disimpan, diperlukan kontrol terhadap kualitas dan mutu

minyak secara berkala agar kualitas produk dapat dikendalikan. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui hubungan pengaruh kadar air, dan lama

penyimpanan terhadap kadar asam lemak bebas CPO.

2
1.2. Batasan Masalah

1. Objek studi kasus adalah CPO di Tank Farm PT. Gunung Maras

Lestari.

2. Studi kasus dilakukan untuk mengetahui pengaruh kadar air, dan

lama penyimpanan terhadap asam lemak bebas CPO.

3. Variabel yang diuji berupa suhu, kadar air, dan asam lemak bebas

CPO

4. Parameter mutu yang digunakan adalah asam lemak bebas dan kadar

air yang diuji dibandingkan dengan SNI. 01-2901-2006 dan

PORAM tentang CPO.

5. Waktu pengambilan data dilakukan pada tanggal 15 Juli - 28 Juli

2016.

1.3. Tujuan

1. Mengevaluasi parameter mutu CPO pada tangki timbun PT. Gunung

Maras Lestari menggunakan SNI. 01-2901-2006 tentang CPO dan

PORAM.

2. Mengetahui pengaruh kadar air CPO terhadap asam lemak bebas

CPO.

3. Mengetahui pengaruh lama penyimpanan terhadap asam lemak

bebas CPO.

3
1.4. Manfaat

1. Hasil studi kasus dapat digunakan oleh perusahaan sebagai saran

perbaikan dimasa yang akan datang dan dapat menunjang

pengembangan perusahaan dalam hal penyimpanan dan pengawasan

mutu kualitas produk.

2. Hasil studi dapat digunakan sebagai evaluasi produk bagi

perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai