Dadang Kusbiantoro
Program Studi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan
ABSTRAK
Cuci Tangan Pakai Sabun merupakan perilaku sehat yang terbukti secara ilmiah dapat mencegah
penyebaran penyakit menular. Pada survey awal didapatkan sebagian besar anak prasekolah belum
melakukan cuci tangan dengan benar. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh Health Education
cuci tangan pakai sabun terhadap kemampuan mencuci tangan dengan benar. Metode penelitian
quasi eksperimen, dengan one group pratest postest design. Populasi penelitian adalah seluruh
murid TK Pertiwi I Kembangbahu sebanyak 30 murid. Jumlah sampel 28 murid diambil dengan
teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan dianalisis
menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank Test. Hasil penelitian didapatkan setelah diberikan Health
Education,hampir seluruhnya (85,8%) anak mempunyai kemampuan mencuci tangan baik. Hasil
uji statistik diperoleh p ≤ 0,001 dimana p ≤ 0,05 yang berarti ada pengaruh pemberian Health
Education tentang cuci tangan pakai sabun terhadap kemampuan mencuci tangan dengan benar.
Kesimpulan penelitian menunjukkan pengaruh yang signifikan antara pemberian Health Education
terhadap kemampuan anak untuk mencuci tangan dengan benar Di TK Pertiwi I kecamatan
Kembangbahu kabupaten Lamongan. Berdasarkan penelitian ini, maka perlu diberikan Health
Education kepada anak prasekolah untuk meningkatkan kebiasaan hidup bersih dan sehat melalui
praktik cuci tangan pakai sabun dengan benar.
murid mengenai teknik cuci tangan belum timbulnya kemampuan anak untuk mencuci
maksimal. Mereka hanya sebatas mengetahui tangan pakai sabun yaitu berupa dukungan
bahwa harus mencuci tangan setelah mereka dalam bentuk lingkungan fisik seperti sarana
bermain tanpa mendapatkan pendidikan dan prasarana pendukung. Untuk merubah
tentang teknik cuci tangan yang benar. kemampuan anak mencuci tangan pakai
Tangan merupakan pusat kuman sabun juga diperlukan perilaku contoh dari
penyakit, mulai saat bersalaman, memegang tokoh masyarakat dan petugas kesehatan
pintu kamar kecil, menyentuh benda yang (Yuhanna, Bella Vicky, 2010).
mengandung kuman, sehabis Buang Air Perilaku sehat cuci tangan pakai sabun
Kecil (BAK) atau Buang Air Besar (BAB) yang merupakan salah satu perilaku hidup
serta menyentuh segala sesuatu yang banyak bersih dan sehat telah menjadi perhatian
disentuh orang seperti memegang uang, dan dunia, hal ini karena masalah kurangnya
sebagainya. Tangan yang kelihatan bersih praktek perilaku cuci tangan tidak hanya
belum cukup untuk mencegah dari penyakit terjadi di negara berkembang saja, tetapi
infeksi. Apalagi tangan yang bersentuhan ternyata di negara majupun kebanyakan
langsung dengan kotoran manusia dan masyarakat masih lupa untuk melakukan
binatang, cairan tubuh, makanan atau perilaku cuci tangan. Fokus cuci tangan pakai
minuman yang terkontaminasi saat tidak sabun ini adalah anak sekolah sebagai agen
dicuci dengan sabun dapat memindahkan perubahan dengan simbolisme bersatunya
bakteri, virus, dan parasit kepada orang lain. seluruh komponen keluarga, rumah dan
Oleh karena itu betapa pentingnya masyarakat dalam merayakan komitmen
membebaskan tangan kita dari berbagai jenis untuk perubahan yang lebih baik dalam
kuman penyakit tersebut dengan mencuci berperilaku sehat melalui cuci tangan pakai
tangan. sabun (Depkes RI,2007).
Cuci tangan dengan air saja, ternyata Salah satu upaya untuk
tidak cukup untuk melindungi seseorang dari membudayakan perilaku cuci tangan adalah
kuman penyakit yang menempel di tangan. dengan memberikan pendidikan kesehatan.
Penggunaan sabun saat mencuci tangan Mencuci tangan dengan benar mulai
penting karena sabun sangat membantu diajarkan saat anak sudah banyak bermain,
menghilangkan kuman yang tidak tampak, dan makanannya sudah bervariasi. Tujuan
minyak, lemak dan kotoran di permukaan dari pendidikan kesehatan adalah
kulit. Sehingga dapat memperoleh kebersihan memberikan pengetahuan tentang prinsip
yang berpadu dengan bau wangi dan dasar hidup sehat, menimbulkan sikap dan
perasaan segar setelah mencuci tangan perilaku hidup sehat, dan membentuk
dengan sabun, ini tidak akan didapatkan jika kebiasaan hidup sehat (Fitriani, S, 2011)
hanya menggunakan air saja. Kebiasaan baik Dengan memberikan pendidikan kesehatan
itu tidak disadari oleh sebagian anak-anak. maka dapat meningkatkan pengetahuan anak
Mereka memandang sabun hanya dan dapat mempengaruhi perilaku anak
bermanfaat untuk menghilangkan kotor dan mencuci tangan dengan benar (Apriany,
bau. Untuk melakukan program cuci tangan Dyna, 2012).
dengan sabun, ketersediaan air dan sabun
untuk mencuci sebenarnya bukan menjadi METODE PENELITIAN
masalah, tapi yang justru menjadi hambatan
adalah faktor kebiasaan anak-anak. Penelitian ini menggunakan desain Pra
Faktor-faktor yang mempengaruhi - Eksperimen dengan pendekatan One Group
kemampuan anak mencuci tangan yaitu : Pratest Postest Design (Nursalam, 2008).
Faktor predisposisi yang memotivasi Metode sampling menggunakan Simple
seseorang untuk melakukan cuci tangan Random Sampling. Besar populasi 30 anak
pakai sabun yang meliputi pengetahuan, dan sampel 28 responden, yaitu murid di TK
tradisi, sistem nilai yang dianut masyarakat. Pertiwi I Kembangahu, kabupaten
Pengetahuan yang baik dan pengalaman yang Lamongan. Penelitian dilakukan pada bulan
didapatkan dari lingkungan sekitar akan Maret sampai April 2014. Pengambilan data
dapat meningkatkan kemampuan anak untuk menggunakan lembar observasi. Data
melakukan perilaku hidup bersih seperti cuci diambil berdasarkan hasil pengamatan pada
tangan pakai sabun, faktor yang mendukung murid pada saat melakukan cuci tangan, baik
informasi kesehatan dan praktik yang mau belajar dan mengikuti praktik cuci
diberikan dapat menambah pengetahuan anak tangan yang telah diberikan. Melalui belajar
dan memotivasi anak untuk dapat melakukan anak-anak mendapatkan berbagai macam hal
praktik cuci tangan pakai sabun dengan baru yang belum mereka dapatkan, sehingga
teknik yang benar, sehingga anak-anak dapat mereka mau memperbaiki kekurangan yang
membentuk kebiasaan hidup yang sehat. ada dalam dirinya dan meningkatkan
Menurut Committee President On kemampuannya untuk memelihara kesehatan
Health Education, (1997) bahwa pendidikan khususnya cuci tangan pakai sabun dengan
kesehatan adalah proses yang menjembatani benar melalui berbagai stimulus dan
kesenjangan antara informasi kesehatan dan dukungan yang telah diberikan. Perubahan
praktek kesehatan, yang memotivasi perilaku belajar bukan hanya sekedar
seseorang untuk memperoleh informasi dan memperoleh pengetahuan semata, tetapi
berbuat sesuatu sehingga dapat menjaga termasuk memperoleh pula perubahan dalam
dirinya menjadi lebih sehat dengan sikap dan keterampilannya.
menghindari kebiasaan yang buruk dan Perubahan perilaku yang terjadi
membentuk kebiasaan yang menguntungkan sebagai hasil belajar meliputi perubahan
kesehatan (Mubarak, Wahid, Iqbal, 2007). dalam kawasan (domain) kognitif, afektif,
Pendidikan mempunyai dampak dan dan psikomotor, beserta tingkatan aspek-
berpengaruh terhadap perubahan perilaku aspeknya. Proses pendidikan kesehatan
seseorang. Karena hal tersebut sesuai dengan adalah tidak lain proses belajar yang
tujuannya yaitu pendidikan kesehatan memiliki tiga komponen utama yaitu
bertujuan untuk merubah perilaku seseorang masukan (input), proses, dan hasil (output).
agar menjadi lebih baik dan menjadi lebih Input dari pendidikan kesehatan ini adalah
tahu, khususnya mengenai mencucui tangan. individu, keluarga, kelompok, dan
Semakin seseorang tersebut tahu dan masyarakat yang sedang belajar dengan
mempunyai informasi lebih, maka semakin berbagai masalahnya. Proses adalah
baik pula kemampuan dan perilakunya mekanisme dan interaksi terjadinya
(Apriany, Dyna, 2012). perubahan kemampuan (perilaku) pada diri
subjek belajar. Output nya adalah hasil
3) Pengaruh Pemberian Health Education belajar itu sendiri, yaitu berupa kemmapuan
Cuci Tangan Pakai Sabun Terhadap atau perubahan perilaku dari subjek belajar.
Kemampuan Anak Mencuci Tangan Dalam proses terjadi umpan balik terhadap
Dengan Benar berbagai faktor yang dapat saling
Dari hasil analisa data menunjukkan mempengaruhi (Notoatmodjo, Soekidjo,
perubahan atau peningkatan kemampuan 2007).
anak untuk mencuci tangan dengan benar. J.Guilbert, mengelompokkan faktor-
Hasil uji Wilcoxon Sign Rank Test dengan faktor yang mempengaruhi proses belajar
signifikan ρ sign ≤ 0,001 (ρ ≤ 0,05) ini dibagi kedalam empat kelompok besar, yaitu:
menunjukkan dengan pemberian Health 1) Materi atau hal yang dipelajari ikut
Education dapat meningkatan kemampuan menentukan proses dan hasil belajar.
anak untuk mencuci tangan dengan benar. Misalnya belajar pengetahuan, sikap dan
Health Education dapat memberikan keterampilan akan menetukan perbedaan
pengalaman yang dapat mempengaruhi proses belajar, 2) Lingkungan yang
pengetahuan dan sikap serta kemampuan dikelompokkan menjadi dua, yaitu
anak untuk mencuci tangan dengan benar. lingkungan fisik yang terdiri atas suhu, udara,
Peningkatan kemampuan anak untuk dan kelembapan tempat belajar. Sedangkan
mencuci tangan dengan benar juga faktor lingkungan kedua adalah lingkungan
dipengaruhi oleh dukungan dari lingkungan sosial, yaitu manusia dengan segala
sekitar mulai dari petugas kesehatan, guru, interaksinya, 3) Instrumen yang terdiri atas
dan memaksimalkan sarana yang ada untuk perangkat keras seperti perlengkapan belajar,
mencuci tangan sehingga anak-anak alat peraga dan perangkat lunak seperti
termotivasi untuk dapat melakukan cuci kurikulum, 4) Kondisi individual subjek
tangan dengan teknik yang benar. belajar yang dibedakan kedalam kondisi
Meningkatnya kemampuan anak untuk fisiologis dan kondisi psikologis. (Nursalam,
cuci tangan dengan benar, karena mereka Effendi Feri, 2008)
Apriany, Dyna. (2012). Perbedaan Perilaku Utami, Widya. (2010). Faktor-Faktor Yang
Mencuci Tangan Sebelum Dan Berhubungan Dengan Kebiasaan Cuci
Sesudah Diberikan Pendidikan Tangan Pakai Sabun Pada
Kesehatan Pada Anak Usia 4-5 Tahun. Masyarakat Di Desa Cikoneng
The Soedirman Journal Of Kecamatan Ganeas Kabupaten
Nursing.Depkes RI. (2009). Profil Sumedang. Tesis. Tidak diterbitkan.
Kesehatan Indonesia 2008. http:// Universitas Indonesia.
www.Depkes.go.id. Diakses pada
tanggal 4 November 2013. Yuhanna, Bella Vicky. (2010). Hubungan
Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan
Depkes RI.. (2007). Pedoman Pelaksanaan Perilaku Cuci Tangan Pada Anak Usia
Promosi Kesehatan Daerah. http: Sekolah di SD Negeri Jimbaran 01
//www.Depkes.go.id. Diakses pada Kecamatan Kayen Kabupaten Pati.
tanggal 1 November 2013. Skripsi. Tidak diterbitkan. Universitas
Muhammadiyah Semarang
Depkes RI. (2008). Pedoman Umum Cuci
Tangan Pakai Sabun. http:
//www.Depkes.go.id. Diakses pada
tanggal 10 November 2013.