Anda di halaman 1dari 14

Kimia Farmasi Analisis

(KULWAP APOTEKER)

Winasih Rachmawati, M.Si., Apt.


(Farmakokimia)
Farmasi Analsiis

Analisis Kualitatif Analisis Kuantitatif


(ada/tidaknya zat dalam sampel) (berapa jumlah zat di dalam sampel)

Ada
Reaksi Perhitungan
Spesifik Selektif Sensitif perubahan Spesifik Selektif Sensitif
yang diamati spontan Stoikiometri

- Warna
- Endapan
- Bau

Kriteria Reaksi Kimia


Hidroksil ( -OH)

Karbonil ( -C(O)-)
Analisis
Gugus Fungsi
Karboksil ( -C(O)-OH)

Metode Analisis Amin ( -NH2)


Kualitatif
Alkohol

Fenol
Analisis
Golongan Senyawa
Karbohidrat

Sulfonamida
Reaksi asam
basa
Gravimetri

Metode Klasik Reaksi redoks

Titrimetri
Reaksi
pengendapan
Metode Analisis Spektro UV-Vis
Kuantitatif Reaksi
pengompleks
KCKT

Metode
Kr. Gas
Instrumentasi

AAS

dll
GRAVIMETRI

• Gravimetri adalah penentuan penentuan kadar unsur


ataupun ataupun spesi kimia dengan cara mengukur berat
(penimbangan) hasil reaksi kimia tidak larut yang diketahui
dengan pasti.
PROSEDUR GRAVIMETRI

Penyiapan
Pengendapan Penyaringan
larutan

Pengeringan /
Penimbangan Pencucian
pemanggangan

Perhitungan
TITRIMETRI

• Titrimetri adalah metode penentuan kadar unsur atau spesi kimia dengan cara
mengukur jumlah senyawa kimia yang secara pasti diketahui bereaksi secara
sempurna sempurna berasal dari unsur atau spesi yang akan ditentukan tersebut.
• Massa kimia tersebut diukur dari sejumlah volume larutan standar (baku) dengan
cara titrasi.
• Pengamatan titik akhir titrasi (TAT):
mengamati perubahan warna indikator
mengamati selisih potensial pada elektroda,
mengamati perubahan konduktivitas larutan.
STOIKIOMETRI

Reaksi yang terjadi:

aA + cT  products
A = Analit
T = Titran

Stoikiometri adalah keadaan dimana bahan yang diselidiki telah bereaksi dengan
senyawa baku secara kuantitatif sebagaimana dinyatakan dalam persamaan reaksi
KADAR LARUTAN
Molaritas Normalitas
1M = Dalam satu liter larutan Banyaknya ekivalen (ek) zat
(solution) berisi 1 mol zat terlarut. terlarut (solute) tiap liter larutan
𝑚𝑜𝑙 𝑔 𝑒𝑘 𝑔
𝑀= = N= ; ek =
𝐿 𝐵𝑀 𝑥 𝑉(𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟) 𝑉 𝐵𝐸
𝑔
N=
𝐵𝐸 𝑥 𝑉
• Hitunglah molaritas suatu 𝐵𝑀
larutan yang mengandung 6,0 BE =
𝑛
g NaCL (BM=58,44) dalam 200 𝑔𝑥𝑛
mL larutan !
N=
𝐵𝑀 𝑥 𝑉
PENENTUAN VALENSI (N)

1. Reaksi asam-basa
Valensinya ditentukan berdasarkan banyaknya mol H+ atau OH-
yang dihasilkan tiap mol asam atau basa
Contoh:
• HCl  H+ + Cl- (valensi 1)
• H2SO4  2H+ + SO42- (valensi 2  BE = BM/2)
• H3PO4  ...
• Ca(OH)2  …
• Al(OH)3  …
PENENTUAN VALENSI (N)
2. Reaksi redoks
Valensinya ditentukan oleh banyaknya electron yang hilang atau
timbul pada reaksi redoks.
Misal:
I2 + 2e  2 I- (valensinya 2) BE = ½ BM
MnO4- + 8H+ + 5e  Mn2+ + 4 H2O, BE = 1/5 BM

Hitung BE Na2C2O4 (BM=134) dan K2Cr2O7 (BM= 294,2) dalam reaksi


berikut:
3 C2O42- + Cr2O72- + 14H+  2 Cr3+ + 6 CO2 + 7 H2O
CARA PERHITUNGAN KADAR
: kesetaraan

V x N = jumlah gram ekivalen (grek) Jumlah mol


x kesetaraan

x BM

: berat sampel x 100%


Kadar (%) Berat
CONTOH PERHITUNGAN
Pembakuan HCl dilakukan dengan menggunakan baku primer
natrium karbonat. Sebanyak 354,2 mg natrium karbonat dilarutkan
dalam air dan dititrasi dengan larutan HCl (yang akan dibakukan)
menggunakan indicator metil orange, dibutuhkan volume HCl
sebesar 30,23 mL. Hitunglah berapa normalitas HCl?
Jawab:
Na2CO3 + 2 HCl  2NaCl + H2O + CO2
1 mol Na2CO3 setara dengan 2 mol HCl
Mgrek HCl = mgrek Na2CO3
( V x N) HCl = mmol Na2CO3 x n
𝑚𝑔 𝑁𝑎2𝐶𝑂3 𝑥 𝑛 354,2 𝑥 2
N HCl = = = 0,2211 𝑁
𝐵𝑀 𝑁𝑎2𝐶𝑂3 𝑥 𝑉 𝐻𝐶𝑙 106 𝑥 30,23
CONTOH PERHITUNGAN
Sebanyak 250 mg serbuk yang mengandung asam salisilat (BM=138,12)
ditimbang seksama, dilarutkan dalam 15 mL etanol 95% yang telah
dinetralkan terhadap merah fenol LP (6,8-8,4). Campuran selanjutnya
ditambah 20 mL air dan dititrasi dengan natrium hidroksida 0,1N
menggunakan indicator merah fenol. Sampai terjadinya titik akhir diperlukan
NaOH sebanyak 12,56 mL. Berapakah kadar asam salisilat dalam serbuk di
atas?

Jawab: 69,39%

Anda mungkin juga menyukai