Disusun Oleh :
2017
KATA PENGANTAR
Dengan ucapan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga Laporan Praktik Klinik (PK) I ini dapat di selesaikan.
Dalam penyusunan laporan ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan
berbagai pihak. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
Penyusun menyadari dalam penyusunan Laporan Praktik Klinik (PK) I ini jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna
perbaikan untuk laporan selanjutnya. Penyusun berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Amin.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
b. Manfaat
1) Terdokumentasinya rencana kegiatan untuk mencapai tujuan.
2) Acuan bagi karyawan dalam melaksanakan kegiatan.
3) Menghindari duplikasi wewenang dan tanggung jawab atau ”grey area”.
4) Memudahkan dalam melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan.
5) Memenuhi standar dan parameter pada akreditasi rumah sakit.
1.3 Sasaran
Sasaran pelaksanaan program/kegiatan ini yaitu agar dokumen rekam medis pasien
terdistribusi ≤ 15 menit ke setiap poliklinik di instalasi rawat jalan serta mengurangi
salah letak (misfile) dokumen rekam medis pasien dengan target ≤ 5 dokumen per hari.
2. 1 Perencanaan
Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan
menetapkan jalan pada sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang paling
efektif dan efisien. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur berbagai sumber daya
agar hasil yang dicapai sesuai yang diharapkan. Ada tiga kegiatan dalam setiap
perencaaan, diantaranya :
a. Perumusan tujuan yang ingin dicapai.
b. Pemilihan program untuk mencapai tujuan.
c. Identifikasi dan pengerahan sumber yang jumlahnya terbatas.
2. 1. 1 Fungsi Perencanaan
a. Menentukan fungsi-fungsi manajemen lainnya (fungsi terpenting).
b. Landasan dasar dari fungsi manajemen secara keseluruhan.
c. Memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan
yang akan dijalankan, siapa yang akan melakukan dan kapan akan dilakukan.
d. Merupakan tuntunan terhadap proses pencapaian tujuan secara efektif dan
efisien.
2. 1. 2 Model Perencanaan
a. Dilihat dari jangka waktu berlakunya
1) Rencana jangka panjang (long term planning) berlaku antara 10-25 th.
2) Rencana jangka menengah (medium range planning) berlaku antara 5-7
th.
3) Rencana jangka pendek (short range planning) berlaku 1 th.
b. Dilihat dari tingkatannya
1) Rencana induk (masterplan), menitik beratkan pada uraian kebijakan
organisasi, mempunyai tujuan jangka panjang dan ruang lingkup yang
luas (15-25 th, dst).
2) Rencana operasional (operasional planning) menitik beratkan pada
pedoman atau petunjuk melaksanakan suatu program.
3) Rencana Harian (day to day planning), adalah rencana harian yang
bersifat rutin.
c. Dilihat dari ruang lingkupnya
1) Rencana strategis (strategic planning), berisikan uraian kebijakan, tujuan,
sasaran, program dan kegiatan. Waktu pelaksanaan 5 tahun.
2) Rencana taktis (tactical planning), berisikan uraian jangka pendek,
kegiatan mudah menyesuaikan asal tujuan tidak berubah.
3) Rencana menyeluruh (comprehensive planning) , berisikan uraian
secara menyeluruh dan lengkap.
4) Rencana terintegrasi (integrated planning), berisikan uraian secara
menyeluruh dan terpadu.
2. 2 Pengorganisasian
Fungsi manajemen berikutnya adalah pengorganisasian (organizing). George R.
Terry (1986) mengemukakan bahwa: “Pengorganisasian adalah tindakan
mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga
mereka dapat bekerja sama secara efisien, dan memperoleh kepuasan pribadi dalam
melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai
tujuan atau sasaran tertentu”.
Lousie E. Boone dan David L. Kurtz (1984) mengartikan pengorganisasian: “… as
the act of planning and implementing organization structure. It is the process of
arranging people and physical resources to carry out plans and acommplishment
organizational obtective”.
Dari kedua pendapat di atas, dapat dipahami bahwa pengorganisasian pada
dasarnya merupakan upaya untuk melengkapi rencana-rencana yang telah dibuat
dengan susunan organisasi pelaksananya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam
pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan harus jelas siapa yang mengerjakan,
kapan dikerjakan, dan apa targetnya.
Ernest Dale seperti dikutip oleh Nanang Fattah mengemukakan tiga langkah dalam
proses pengorganisasian, yaitu: (a) pemerincian seluruh pekerjaan yang harus
dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi; (b) pembagian beban pekerjaan total
menjadi kegiatan-kegiatan yang logik dapat dilaksanakan oleh satu orang; dan (c)
pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan
para anggota menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.
Pengorganisasian adalah suatu proses pengaturan dan pengalokasian kerja,
wewenang, dan sumber daya di kalangan anggota sehingga mereka dapat mencapai
tujuan organisasi secara efisien. Kepala Instalasi harus dapat mempunyai kemampuan
menentukan jenis program yang dibutuhkan dan mengorganisasikan semua potensi
yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kepala Instalasi harus
dapat membimbing, menatur, mempengaruhi, menggerakkkan, mengkoordinasikan
pelaksanaan tugas-tugas agar berjalan teratur, dan penuh kerjasama.
Meliputi kegiatan-kegiatan membentuk atau mengadakan struktur organisasi baru
untuk menghasilkan produk baru dan menetapkan garis hubungan kerja antara struktur
yang ada dengan struktur baru, merumuskan komunikasi dan hubungan-hubungan,
menciptakan deskripsi kedudukan dan menyusun kualifikasi tiap kedudukan yang
menunjuk apakah rencana dapat dilaksanakan oleh organisasi yang ada atau diperlukan
orang lain yang mempunyai keterampilan khusus.
2. 3 Pelaksanaan
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan
fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian
lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan
fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung
dengan orang-orang dalam organisasi.
Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating
merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga
mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran
anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai
sasaran-sasaran tersebut. Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) merupakan
upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai
pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan
secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
Pelaksanaan terdiri dari staffing dan motivating. Pada tahap staffing bertujuan
untuk menentukan keperluan-keperluan sumber daya manusia, pengerahan,
penyaringan, latihan dan pengembangan tenaga kerja. Sedangkan pada tahap
motivating kegiatan ini mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia ke arah
tujuan-tujuan.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah
bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika : (a) merasa
yakin akan mampu mengerjakan, (b) yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan
manfaat bagi dirinya, (c) tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain
yang lebih penting, atau mendesak, (d) tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi
yang bersangkutan dan (e) hubungan antarteman dalam organisasi tersebut harmonis.
Dalam rangka pencapaian tujuan ada lima kombinasi fungsi fundamental yang
paling umum. Kombinasi tersebut dibaca dari atas ke bawah akan terlihat A terdiri dari
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), memberi dorongan (actuating),
dan pengawasan (controlling). B terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, memberi
motivasi (motivating), dan pengawasan. C terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
staffing, memberi pengarahan (directing) dan pengawasan. D terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, staffing, memberi pengarahan, pengawasan, inovasi dan memberi
peranan. E terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, memberi motivasi, pengawasan,
dan koordinasi. Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini:
Manajer
A B C D E
Perencanaan
Pengorganisasian
Penempatan Penempatan
Pengarahan Pengarahan
Pengawasan
Inovasi Koordinasi
Representing
Tujuan
Suatu hal yang menarik perhatian bahwa tiap kombinasi ada tiga fungsi yang sama,
yakni (a) perencanaan, (b) pengorganisasian, dan (c) pengawasan. Ada perbedaan
tentang fungsi-fungsi lainnya. Misalnya, apakah harus memasukkan actuating atau
motivating ke dalam kombinasi tersebut atau dikeluarkan sama sekali dan justru
memasukkan fungsi staffing dan directing ke dalamnya. Ada yang berpendapat bahwa
staffing sudah merupakan bagian dari organizing dan directing adalah bagian dari
actuating atau motivating, dan seperti dipelihatkan dalam gambar di atas, ada juga yang
berkeyakinan bahwa innovating, refresenting, dan coordinating merupakan fungsi-
fungsi yang fundamental.
Fungsi manajemen yang dikemukakan oleh para ahli tidak sama. Hal ini
disebabkan latar belakang mereka, pendekatan yang dilakukan tidak sama. Untuk bahan
perbandingan tentang fungsi-fungsi manajemen menurut ahli manajemen sebagai
berikut:
b. Klasifikasi Evaluasi
Klasifikasi evaluasi dapat dilakukan berdasarkan pada:
1) Apa yang dievaluasi
2) Tujuan evaluasi
3) Fokus evaluasi
4) Pendekatan evaluasi
5) Orientasinya
Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Dalam kuadran ini
organisasi tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan
peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah
mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy).
Kuadran 2 : Pada kuadran ini meskipun menghadapi ancaman, namun organisasi
masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara
strategi diversifikasi (produk/pasar).
Kuadran 3 : Pada kuadran ini organisasi menghadapi peluang pasar yang sangat
besar, tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala/hambatan internal. Fokus
strategi organisasi ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal organisasi
sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, organisasi ini
menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Gambar 1. Diagram Analisis SWOT
Kekuatan Internal
Substansial
Kuadran IV Kuadran II
Mendukung strategi Mendukung strategi
yang Devensif yang diversifikasi
Dari hasil matriks internal dan eksternal diatas, maka diketahui skor yang diperoleh
Holding UPTD BLUD Puskesmas Brebes untuk faktor internal, skor kekuatan : 144
dan skor kelemahan 140 (Skor kekuatan – kelemahan : 144 – 140 = 4) dan untuk
faktor eksternal, skor peluang 168 dan skor ancaman 155, (Skor peluang – skor
ancaman : 168 – 152 = 16). Ini berarti Holding UPTD BLUD Puskesmas Brebes
berada di Kuadran I, yaitu berada di posisi mendukung strategi yang agresif.
Gambar 2. Diagram Analisis SWOT
STRENGTH
144
Agresive
152 168
THREATS OPPORTUNITI
ESES
140
WEAKNESS
ANALISIS
Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weakness)
LINGKUNGAN 1. Ketersediaan tracer dan 1. Keterbatasan SDM kompetensi
outguide Penerapan SIKDA Rekam Medis
INTERNAL Generik di Puskesmas 2. Keterlambatan pengumpulan
2. Ketersediaan buku laporan Sensus Harian Rawat
ekspedisi setiap poliklinik Inap (SHRI) dari beberapa
(ALI) yang ada di rumah sakit bangsal
3. Petugas yang rata-rata 3. Keterbatasan petugas pada sub
sudah memiliki pengalaman unit layanan Sensus Harian
kerja cukup lama di RSUD Rawat Inap (SHRI)
Brebes Ketersediaan 4. Penggunaan software dalam
koneksi internet (Wifi) di bentuk ICD Browser dalam versi
UPTD Puskesmas Brebes yang belum terupdate
4. Ketersediaan software ICD 5. Kesulitan untuk mendapatkan
10 versi 2005 persetujuan dari pihak tertentu
ANALISIS
5. Ketersediaan ruang filling terkait pengadaan sarana dan
yang menggunakan sistem prasarana yang dibutuhkan
LINGKUNGAN desentralisasi 6. Kebijakan terkait penggunaan
6. Ketersediaan petugas rekam admission note bagi pasien yang
EKSTERNAL medis yang memahami akan di rawat inap belum
standar pelayanan rekam mendukung
(ALE) medis di rumah sakit 7. Kurangnya pembinaan teknis
7. Komitmen tinggi dari pihak dalam pengelolaan kinerja
instansi rumah sakit untuk layanan rekam medis yang sesuai
mengadakan perubahan dan dengan standar
meningkatkan kualitas
kinerja layanan
Strategi S-O Strategi W-O
Peluang (Opportunities)
1. Pelatihan bagi petugas 1. Meningkatkan kemampuan 1. Pelaksanaan pelatihan untuk
mengenai standar pelayanan petugas dalam petugas filling agar memenuhi
rekam medis menggunakan tracer dan standar kompetensi yang
2. Recruitmen pegawai baru outguide sehingga diperlukan oleh pihak
yang lebih kompeten dan penyimpanan dokumen manajemen rumah sakit
sesuai dengan bidangnya menjadi lebih tertata 2. Pembuatan format baru laporan
3. Penyediaan buku ICD 10 2. Penempatan pegawai RSUD sensus harian rawat inap agar
dan ICD 9CM dalam versi Brebes sesuai kompetensi mempermudah dalam proses
terbaru (Update) 3. Transfer of knowledge dari pengisian
4. Pembuatan kebijakan secara pegawai RSUD Brebes 3. Penambahan dan
tertulis pada SOP mengenai yang sudah memenuhi pengembangan pegawai RSUD
penggunaan form admission standar kompetensi atau Brebes yang memiliki
note yang ahli pada bidangnya kompetensi dalam bidang
5. Penataan ulang dalam 4. Pembuatan jadwal pelayanan di unit rekam medis
sistem pengumpulan laporan penerimaan laporan SHRI 4. Mengikuti udpate terbaru versi
sensus harian rawat inap dalam bentuk lembar buku ICD 10 dan ICD 9CM
dari hasil koordinasi dari checklist yang dikeluarkan oleh WHO
petugas SHRI dengan 5. Penggunaan buku ICD 10 5. Penetapan sistem kode
perawat bangsal versi terupdate (misalnya pewarnaan yang akan
6. Ketidakjelasan status pasien versi 2010) digunakan pada dokumen
rawat jalan dan gawat 6. Penetapan kebijakan dalam rekam medis pasien di RSUD
darurat yang akan di rawat penggunaan admission note Brebes
inap 6. Merealisasikan kebijakan yang
7. Standar pelayanan di telah dibuat secara tertulis pada
instalasi rekam medis belum SOP mengenai penggunaan
sepenuhnya sesuai dengan admission note
standar
Ancaman (Treaths)
1. Kesulitan dalam mencari Strategi S-T Strategi W-T
dokumen rekam medis
yang sedang dipinjam 1. Penggunaan buku ekspedisi 1. Peningkatan kinerja petugas
serta proses pelayanan di yang lebih efektif untuk dalam memberikan pelayanan
pendaftaran rawat jalan mempermudah melakukan melalui pelatihan yang
menjadi lebih lama pengecekan dokumen diselenggarakan
2. Data yang dikumpulkan 2. Meningkatkan kualitas data 2. Proses pengumpulan data dan
kurang lengkap dan yang terkumpul di dalam informasi yang lebih spesisifk
akurat laporan dari berbagai agar lebih terpercaya dan terbukti
3. Keterlambatan pihak sumber keakuratannya
manajemen rumah sakit 3. Progress pengetahuan dan 3. Menghindari penggunaan kode
dalam pengambilan kemampuan petugas dalam diagnosa penyakit maupun
keputusan karena proses pengumpulan data menjadi tindakan yang tidak spesifik
evaluasi yang terhambat informasi 4. Peningkatan kemampuan petugas
4. Penurunan income 4. Peningkatan dalam rekam medis mengenai standar
rumah sakit karena pemberian kode agar lebih pelayanan rekam medis di rumah
kurang akuratnya akurat sehingga income sakit
pemberian kode rumah sakit menjadi lebih 5. Pemberlakuan kebijakan dalam
diagnosa penyakit tinggi penggunaan admission note
maupun tindakan oleh 5. Peningkatan dalam segi sehingga status pasien yang akan
petugas coding penyimpanan/penempatan di rawat inap menjadi lebih jelas
5. Kesulitan dalam dokumen rekam medis di
menemukan dokumen ruang filling menjadi lebih
rekam medis akibat akurat dan tertata
adanya missfile 6. Penggunaan admission note
6. Ketidakjelasan status agar memperjelas status
pasien rawat jalan dan pasien yang akan dirawat
gawat darurat yang akan inap
di rawat inap
7. Standar pelayanan di
instalasi rekam medis
belum sepenuhnya
sesuai dengan standar
Keterangan :
A : AKTUAL P : PROBLEMATIK
K : KEKHALAYAKAN L : LAYAK
Berdasarkan analisis APKL tersebut di atas, Ketiga isu aktual memenuhi kriteria
APKL.
Tabel 3.2.2
Isu Aktual ditentukan dengan Analisis USG, sbb :
Kriteria
No Total Rank
U S G
Isu Aktual
1 Penggunaan tracer dan outguide kurang 5 5 5 15 I
efektif di filling rawat jalan
2 Belum diberlakukannya sistem kode 5 4 5 14 II
pewarnaan pada penyimpanan dokumen
rekam medis di ruang filling
3 Tidak diberlakukannya penggunaan 4 4 4 12 III
admission note bagi pasien yang akan di
rawat inap
Kriteria
No. Masalah Pokok Total Rank
U S G
Tabel 3.3.2
Matriks USG Masalah Spesifik
Kriteria
No. Masalah Spesifik Total Rank
U S G
1 Tidak sesuainya latar belakang
pendidikan petugas dengan bidangnya 5 5 5 15 I
AKIBAT
SEBAB
a b c 2
a c 3
b
Tidak sesuainya latar Kurangnya rekuitmen
Rendahnya kualitas SDM. belakang pendidikan petugas yang kompeten
petugas dengan dibidangnya.
bidangnya.
Keterangan :
1. Masalah yang dihadapi adalah No. 1 (Masalah Utama).
2. Penyebab masalah No. 1 adalah masalah No. 2b (Masalah Pokok).
3. Penyebab masalah No. 2b adalah masalah No. 3b (Masalah Spesifik).
4. Akibat masalah No. 1 adalah No. 4
3.5 Alternatif Penyelesaian Masalah
a. Rumusan Sasaran (Pohon Sasaran)
Untuk mewujudkan agar meningkatnyapenggunaan tracer dan outgate kurang
efektif di filling rawat jalan, dapat dilakukan dengan menempuh beberapa alternatif
kegiatan sehingga dapat tercipta hal-hal sebagai berikut :
1. Petugas filling harus memenuhi standar kompetensi.
2. Adanya kebijakan manajemen RSUD Brebes dalam meningkatkan kualitas
mutu pelayanan.
3. Terlaksananya SOP filling rawat jalan secara optimal.
Dari ketiga sasaran tersebut, yang paling dominan untuk diwujudkan adalah
“Petugas filling harus memenuhi standar kompetensi.”, dan untuk mewujudkan hal
tersebut maka beberapa sasaran di atas dijabarkan menjadi sasaran spesifik yaitu :
1. Tidak sesuainya latar belakang pendidikan petugas dengan bidangnya.
2. Rendahnya kualitas Sumberdaya Manusia.
3. Kurangnya rekuitmen petugas yang kompeten dibidangnya.
Dari ketiga faktor sasaran pendukung tersebut, yang paling spesifik adalah
“Tidak sesuainya latar belakang pendidikan petugas dengan bidangnya.“. Adapun
gambaran Pohon Sasaran dapat dilihat pada gambar berikut :
Pohon Sasaran (Pernyataan Positif)
AKIBAT
Sudah efektifnya
penggunaan tracer dan
outgate di filling rawat 1
jalan.
SEBAB
a c 2
b
Adanya kebijakan Sudah terpenuhinya Optimalisasi pelaksanaan
manajemen RSUD Brebes standar kompetensi SOP filling rawat jalan.
dalam meningkatkan petugas filling.
kualitas.mutu pelayanan.
a 3
b c
Meningkatnya kualitas Sudah sesuainya latar Meningkatnya rekuitmen
SDM. belakang pendidikan petugas yang kompeten
petugas dengan dibidangnya.
bidangnya.
Keterangan :
Pohon sasaran ini didapat dengan merubah pernyataan negatif pada pohon masalah
menjadi pernyataan positif.
5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5
c. Diagram Alternatif
Untuk optimalisasi petugas fillingdi instalasi rawat jalan dapat ditempuh
melalui beberapa alternatif kegiatan sebagai berikut :
1. Melaksanakan Pelatihan bagi petugas filling di instalasi rawat jalan.
2. Menambah dan meningkatkan sarana dan prasarana yang dirasa kurang.
Gambaran tentang sasaran alternatif kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
RSUD Brebes dapat dilihat pada Pohon Alternatif di bawah ini :
Pohon Alternatif
Sudah efektifnya
penggunaan tracer dan 1
outgate di filling rawat
jalan.
Sudah terpenuhinya
standar kompetensi 2
petugas filling.
a b
Kesimpulan :
Dari ketiga alternatif kegiatan tersebut di atas (sebagai alternatifpenyelesaian
masalah), alternatif terpilih adalah :”Kegiatan Pelatihan bagi petugas filling di
instalasi rawat jalan”.
3.6 Penyusunan Perencanaan Program / Kegiatan pada Unit MIK
Tabel 3.6.1
Perencanaan Program / Kegiatan Pelatihan bagi Petugas Filling di Instalasi Rawat Jalan
RSUD Brebes Tahun 2017
Tabel 3.8.1
Plan of Action (POA) Program / Kegiatan Pelatihan bagi Petugas Filling di Instalasi Rawat
Jalan RSUD Brebes Tahun 2017
B. Kesimpulan
Berdasarkan hasil-hasil yang didapat dari analisis SWOT yang dilakukan pada
RSUD Brebes, dapat disimpulkan bahwa RSUD Brebes sudah mampu bersaing di pasar
persaingan secara kompetitif. Berdasarkan analisis SWOT, RSUD Brebes dapat
memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada, serta meminimalkan kelemahan dan
ancaman. Strategi yang dapat dilakukan antara lain :
C. Saran
Berdasarkan hasil-hasil yang didapat dari analisis SWOT yang dilakukan pada
RSUD Brebes, saran-saran yang yang diberikan bagi RSUD Brebes adalah sebagai
berikut :
1. Dalam program peningkatan kinerja petugas bagian rekam medis, RSUD Brebes
harus memanfaatkan kekuatan dan peluang yang dimiliki dengan tetap memandang
faktor kelemahan dan ancaman. Jangan sampai kekuatan dan peluang berubah
menjadi ancaman besar bagi lembaga sendiri.
2. Agar dapat bersaing di pasar persaingan yang semakin ketat, RSUD Brebes
hendaknya harus lebih memprediksi peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan dan
selalu melakukan inovasi-inovasi produk serta kebijakan guna meningkatkan
pelayanan yang lebih prima.
3. Melakukan pembenahan dalam hal rekrutmen kinerja yang sesuai dengan bidang
serta latar belakang pendidikannya agar lebih efektif serta dapat melakukan
pekerjaannya secara professional.