Anda di halaman 1dari 32

2016

1. PENDAHULUAN

A. Dasar Teori Tentang Dinding Penahan Tanah


Dinding penahan tanah adalah suatu bangunan yang dibangun untuk
mencegah keruntuhan tanah curam atau lereng yang dibangun ditempat
dimana kemantapannya tidak dapat dijamin oleh lereng itu sendiri dan
dipengaruhi oleh kondisi gambaran fotografi tempat itu.
Dinding penahan tanah merupakan struktur yang umumnya digunakan
dalam banyak kontruksi bangunaan. Jenis-jenis dinding penahan tanah yang
umum digunakan dapat dikelompokkkan dalam empat kelompok, yaitu :
a. Dinding penahan tanah gravitasi ( gravity retaining Walls)
b. Dinding penahan tanah semi gravitasi ( semi gravity retaining walls )
c. Dinding penahan yang kontitener ( contibrer retaining walls )
d. Dinding penahan tanah cuontfort ( counterfort retaining walls )

1. a. Dinding Penahan Tanah Gravitasi


Dinding penahan tanah gravitasi tersebut dari beton biasa atau
pasangan batu. Didinding ini mengandalkan beratnya sendiri dan tanah
yang berada pada pasangan batu unruk ketahanan terhadap tekanan
tanah.
Bentuknya sederhana dan pelaksanannya mudah. Jenis dinding ini
sering di gunakan bila dibutuhkan kotruksi panahan yang tidak terlalu
tinggi.

Beton/pasangan batu

1|
2016

2.b. Dinding Penahan Tanah Semi Grafitasi


Sifat dinding grafitasi antara lain :
a. Digunakan sejumlah kecil baja tulangan untuk pembangunan
didnding panahan grafitasi ini, yang akan mengurangi ukuran
penampang dinding.
b. Mendapatkan kemantapan denagn dindingnya sendiri, tetapi dalam
jenis ini batangan tulangan disusun karena adanya tengangan tarik
pada bahan didinding.

Rein for cemen

3.c. Dinding Penahan Tanah Kontilever


Dinding panahan terdiri dari kontilever terbuat dari beton
bertulang yang terdiri atas pondasi tipis dan subuh pelat dasar. Jenis
dinding ini ekonomis bila digunakan untuk tembok yang tingginy alebih
dari delapan meter.

Rein for cemen

2|
2016

4.d. Dinding Penahan Tanah Counterfort


Dinding jenis ini sam dengan panahan kontilever, akan tetapi pada
jarak tertentu diberi pelat beton vertikal yang tipis. Dinding ini berfungsi
untuk mengurangi geser momen yang terjadi.

Counterfort

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan dinding panahan


tanah adalah sebagai berikut:
1. Beban yang akan didukung oleh dinding panahan terdiri dari;
a. Berat sendiri dinding panahan serta berat tanah pada bagian atas
plat lantai.
b. Tekanan tanah, baik tekanan tanah aktif maupun pasif yaitu
tekanan tanah yang dalam keadaan batas dimana tanah isian
dibagian belakang akan mulai runtuh mengelincir karena berat
sendiri.
c. Beban pembebanan
Bila permukaan tanah dibelakng dinding digunakan untuk jalan
raya, maka pembebanan harus dimaukkan dalam perhitungan.
d. Beban-beban lain
Seperti daya apung dan tekanan yang hatus dimasukkan daalm
perhitungan.

3|
2016

2. Stabilitas Dinding Penahan


Untuk memeriksa stanilitas dinding penahan dilakukan dengan
perhitungan terhadap :
a. Stabilitas terhadap guling ( over turning )
b. Stabilitas terhadap geser ( sliding )
c. Stabilitas terhadap daya dukung ( Bearing capasity )
d. Stabilitas seluruh sistem termasuk penanggulangan atau
pengisian pada bagian belakang dan tanah pondasi sebagai satu
kesatuan.
Dalam melaksanakan perencanan dinding penahan tanah :
Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Memperkirakan ukuran / dimensi dari pada dinding penahan tanah.
2. Mencari besarnya tanah, baik secaar analisis, maupun grafis sesuai
dengan tiope dinding panahan tanah yaitu colume atau renkine.
3. Lebar dasar dinding panahan tanah harus cukup memobilisasi daya
dukung tanahnya dimana tekanan yang terjadi bekerja akibat
konstruksi dan gaya lain tidak melebihi daya dukung yang diizinkan.
4. Perhitungan kekuatan struktur dari kontruksi dinding panahan tanah.
Dilakukan pemeriksaan terhadap tegangan geser dan tekanan dari
struktur dinding panahan tanah.
5. Dinding panahan tanah harus aman terhadap stabilitas guling ( sliding )
6. Dinding penahan tanah harus aman terhadap stabilitas geser ( sliding )
7. Menetukan lokasi penempatan dinding penahan tersebut :
Dinding penahan harus terletak pada suatu daerah dimana stabilitas
dari kemiringan lerengnya memenuhi nilai faktor keamanan ( faktor of
safety ) or. Fs tertentu, yaitu :
- Fs > 1,5 untuk pelebaran tetap
- Fs > 1,3 untuk pembebanan sementara

Teori Perencanaan Stabilitas dan Kekuatan

4|
2016

Struktur Dinding Penahan Tanah

a. Teori Rankine
Gambar di samping
menunjukkan gaya-
gaya yang bekerja
pada dinding penahan
kontilever

Bedasarkan gambar : W2 W1

Pr = Pa sin 0
Pr = Pa cos 0 Pp
W3

Keterangan :
W4
Pp : tekanan tanah pasif
Pa : tekanan tanah aktif
Jadi, Wtotal termasuk berat tanah diatas tumit (toe) dan (heel) dari dinding
penahan tanah :

b. Teori Coulomb
Mencari titik tangkap resultan gaya.
Pada tahap pekerjaan ini. Pp dianggap = 0

Rv . x = w . x1 + Pv . x2 + Ph . z
w . x1  Pv . x 2  Ph . z
x =
w  Pv Pv Pa
W
a
ΣM
= Ph
ΣV Ph
R
Pv Z
Pp

W 5|
No X1 X2
b/2 b/2
2016

Dimana : M = Jumlah momen


V = Total gaya vertikal
Gaya Rv (V) bekerja  dasar
Diagran tegangan yang mungkin adalah :
C B

b/3 b/3 b/3 f2 b/3 b/3 b/3 f2

f1 f1

2 Rv
f 
Gb. a b Gb. b

Keterangan :
Gambar a : Menunjjukkan rasultan gaya R pada titik berjamak e < b/g
menimbulkan teganagn V pada kedua ujung dasar dinding.
Gambar b : Menunjukkan gaya R bekerja paad titik berjarak e = b/G masih

2Rv
menimbulkan diagram tegangan tekan : F1 = ; F2 = 0
b
Apabila e > b/g, maka tegangan titik terhadap di B, kita ketahui tanah pada
umumunya hanya tahap bertahap terhadap tekan, maka tegangan akan
didistribusikan kembali sepanjang 3 bi, dimana bi adaalh dari jark titik
bekerjanya R ketikan ujung C.

6|
2016

Lihat gambar C
2Rv 2Rv
F1 = 3b ; dimana b1 b/2 – e, maka F1 =
1 3(b/2 - e)

Tegangan pada ujung-ujung dasar dinding panahan tanah diberikan sebagai


berikut :

Rv Rv
F1 = (1+be/b) F1 = (1-be/b)
b b

Keterangan : b = lebar dasar


E = eksentrisitas / jarak dari tengah-tengan dasar keempat gaya
bekerja

e = b/2 - x

 Pemeriksaan Terhadap Stabilitas Guling (over turning stability)


Disini tekanan tanah pasif (Pp) dianggap = O < Pp = O>
Ambil M pada ujung tumit (toe) dinding = MR
Momen yang akan menahan
Dimana Fs (cover turing) = Momen yang akan menggulingkan

ΣMR
Fs (over turning) = > 1,5 ~ 2
ΣMo

 Kontrol Terhadap Stabilitas Geser / Gelincir (sliding stability)


Σv tan (k1θ 2 )  b . k 2 . C 2  Pp
Fs (sliding ) = > 1,5
Pa cos α
Diman : k1 = k2= 2/3
Pp = 1/2 . Kp. J2. D2 + 2. C2. D. Kp

- Kontrol terhadap daya dukung (bearing capacity)


qv
Fs (bearing capacity) = q > 3,0
max

ΣV
Dimana : qmax/min = (1  be/B)
B

7|
2016

qv = c2 . Nc . Fcd . Fa + q . Nq . Fqd . Fqi + ½ . 2 . N . Fd . FI . B’


- Rumus-rumus yang berkaitan dengan q di atas
(qult dan qmax) :
ΣMR  ΣMo
e = B/2 -
ΣV
q = 2 . D
B’ = B – 2e
Fcd = 1 + 0,4 D/B’
Fqd = 1 + 2 tan 2 (1 – sin 2)2 D/B’
Fd = 1
(Pa cos α)
Fci = Fqi = (1 – w/900)2 ; dimana w = tan-1
ΣV
- Nc, Nq, N merupakan faktor-faktor daya dukung yang
tergantung pada besar 2
- Harga Nc, Nq, N dapat diisi (dicari) menggunakan tabel 3.2

 Pemeriksaan Terhadap Kekuatan Konstruktur


Untuk menghitung kekuatan struktur maka perlu diperiksa terhadap
beberapa potongan, misalnya pada potonga 1-1

Pa
Pv
W Ph h
I I

H B

Pa = ½ .  . H2 . ka

Keterangan : w = Konstruksi (kg) diatas potongan 1-1 pada satuan panjang


Im = 100 Cm

8|
2016

B = Lebar dinding pada potongan 1-1

 Pemeriksaan terhadap tegangan Geser dan Tekan


- Tegangan Geser
Ph
σ z
100b
- Tegangan Tekan
P M.y M.y m
σ  dimana = 
A I I w
M=R.e
bH 2 m g Re
W=  sehingga ; 
b w g H2

V g . Re
σ tekan     tekan
b b2

B.1. Teori tekanan tanah Lateral

Tekanan tanah lateral sebuah plameter perencanaan (design parameter)


yang paling penting didaalm sejumlah persoalan teknik pondasi.
Tekanan tanah dalam istilah yang sangat luas adalah tekanan atau gaya
resultan yang dihasilkan oleh tanah terhadap struktur atau yang bekerja
dekat permukaan atau oleh suatu massa tanah.
Tekanan Tanah Diam (kg)
Apabila tembok pada gambar 2.1 tidak diperkenankan untuk bergerak
baik masuk maupun keluar massa tanah ; (regangan horizontal = 0)
daapt kita lihat tekanan tanah dalam keadaan diam (at rest) tekanan
lateral pada keadaan-keadaan adalah :
Dimana ; h = ko . v + u
Dimaan ; ko = Koef. Tekanan tanah diam
u = Tekanan air pori P1
P0

Ph
δv γ
e
Ǿ Z

Z 9|
δh
Co
2016

Gambar. Tekanan tanah diam

Perbandingan tekanan arah horizontal dan vertikal dinamakan koefensi


tekanan n tanah diam. ko :
h h h
k0 = k0 = 
v v 

Penentuan k0 di lapangan dengan mengukur h hampir tidak mungkin


dilakukan, karena selamanya akan hilang apabila lubang digali
sepanjang elemen tersebut.
Dalam banyak kasus k0 < 1, tetapi biasanya sebagai berikut
Ko<1 ; Untuk tanah berkonsilidasi normal
Ko>1 : untuk tanah berkonsolidasi berlebihan (arc > 3)

 Beberapa pendekatan yang pernah dilakukan untuk mengetahui nilai k0,


seperti
1. Jaki (1948) dan Brooker & Ireland (1965)
k0 =1 - sin 
Dimana, untuk tanah kohesif dan nonkohesif yang berkonsilidasi
secara normal, juga pada tanah berbutir M =1
k0 = 1-sin ’
Keterangan :  = sudut geser efektif
Untuk tanah lempung yang terkonsolidasi berlebihan (arc > 2)
m = 0,95, sehingga k0 = 0.95 - sin 
2. Brooker dan Ireland (1965)

10 |
2016

Hubungan antara k0 dan Ip untuk lempung normally consolidation :


k0 = 0,40 + 0,007 (Ip) = 0,0 sampai dengan 40
k0 = 0,64 + 0.001 (ip) untuk Ip= 40 sampai dengan 80
3. Alpon (1967)
Hubungan antara Ko dan Ip untuk lempung normaly
Consolidation :
k0 = 0,19+ 0,223 log (Ip)
4. Sherf dan ishigasi (1981)
Hubungan antara k0 dan ll dengan menggunakan faktor  dan 
k0 =  +  (OCR – 1)
 = 0,54 + 0,0044 (ll – 20)
 = 1,0 untuk ll > 10%
5. Sherif, Fang dan Sherif (1981)
Menggunakan suatu rumusan dalam memperkirakan k0
  d  
k0 = (1 – sin ) =    1 (3,5)

 d min  
Keterangan:  d = beret isi pasir

 d min = berat isi pasir minuman

2. TEKANAN
a. Tekanan Tanah Aktif
Teori tekanan tanah literal, rankine, ikemukakan pertama kali hanya
diterapkan pada tanah nan kohesif yang seragam, dengan asumsi sebagai
beriktut :
1. Massa tanah adalah semi tak terbatas, homogen
kering, dan non kohesif
2. Permukaan tanah adalah sebuah dinding yang
berbentuk datar ataupun berinklinasi

11 |
2016

3. Belakang tembok adalah tegas dan lurus, dengan


kata lain dimana tidak terjadi tegangan geser antara tembok dan tanah
serta hubungan tegangan setiap elemen yang berdekatan denagn tembok
adalah sama dengan yang jauh dari tembok.
∆X
450+Φ/2 450+Φ/2
Tembok
menjauhi gedung Z
(ΔX) γ
e
σ0 Ǿ
σ'
Tekanan pada Z
berapapun akan
menurun

Shear Stres

S = C + σ tanθ
c

b
a

ά Normal
σa σb σc Stress

-
H =

σo. ko 2c.
Tekanan / tegangan aktif yang terjadi adalah :
σ a  σ r . ka  2c kp

ka = tan2 (450 - /2)

Distribusi tekanan tersebut mwnunjukkan bahwa z = 0, tekanan aktif adalah


Ta = -2c ka , hal ini menunjukkan sebagai tekanan tarik. Tekanan tarik

12 |
2016

zc
menurun terhadap kedalam dan menjadi nol pada z = zc atau zc = ;
γ ka

sehingga besarnya gaya aktif persatuan panjang tembok adalah :



Ra = ½ H 
2c 

 γ . ka H  2c
γ ka 
ka 

b. Tekanan Tanah Pasif


Gambar dibawah menunjukkan sebuah tembok vertikal tanpa gerakan dengan
urugan horizontal, pada kedalaman z, tegangan vertikal pada elemen tanah
v = z, sebenarnya apabila tembok tidak bergerak sama sekali, tekanan lateral
pada kedalaman z adalah h = k0 - v

450+Φ/2

Z
γ
e
Ǿ

Shear Stres

S = C + σ tanθ
c
b
k
a

Normal
σh = ko σo σo σh - σp Stress

Apabila tembok tersebut terdorong 4x, maka vertikal pada kedalaman akan
tetap sama tetapi tegangan horozontal meningkat, apabila tembok brgerak
lebih jauh lagi kedalaman, tagangan pada kedalaman akan mencaapi batas

13 |
2016

yang ditunjukkan oleh lingkaran Mohr. Kondisi ini akan mencaapi keruntuhan
Mohr Coulomb, sehingga akan menyebabkan tanah dibelakang tembok akan
runtuh akibat terdorong ketas. Tegangan horizontal pada titik ini dinyatakan
sebagai tegangan Rankine, atau h = 0, dimana :
p = v . kp + 2c kp

kp = tan2 45   2
0

Sehingga besarnya resultan pasif persatuan panjang tembok adalah :


kp = ½ . kp . H2 + 2c . H . kp

Tekanan Tanah Akibat Beban Luar


Pada beberapa kasus, teori elastisitas digunakan untuk menentukan
tekanan tanah lateral pada tembok panahan yang disebabkan sebaagi jenis
beban luar, seperti beban titik, bebab gratis dan beban luasan (strip)
X=m-h R ΔH Q

Σ1
Z=n-h σB
H Z=b-h γ

a. tekanan lateral akibat beban titik b. tekanan lateral akibat beban grafis

a/Z

Z
H
ά
P

Penurunan (Settlement)
Suatu koordinasi tanah yang mengalami penampatan akibat adanya
suatu pembebanan diebut penurunan segera.

14 |
2016

Penurunan terbagi dua yaitu :


- Penurunan segara
- Penurunan Konsolidasi (primer dan sekunder)
Dinding dengan dasr pada tanah-tanah butiran halus banyak penurunan, yang
diharapkan terjadi setelah selesainya kontruksi dinding dan urugan balik.
Dinding pada tanah kohesif dimana teori konsilidasi dipakai akan berfungsi
(to settle) selama beberapa waktu setelah kontruksi selesai.
Gaya resultan harus dipegang dekat tengah-tengah dasar untuk tanah ini, agar
dapat mempertahankan penurunan yang seragam secara relatif dan
mengurangu gulingan. Intensitas tekanan tanah pada tapat-tapt lebih besar
pada ekentrisitas resultan L/G dibandingkan bila eksentrisitasnya nol.

Kegagalan-Kegagalan Penurunan
a. Sudut penampang simpang vertikal yang berlebihan yang disebabkan
oleh tekanan tapak yang tinggi.
b. Penurunan berlebihan dan sudut pandang vertikal yang disebabkan
oleh urugan balik.

Irugan balik

a. Penurunan tapak yang berlebihan

b. strara bahan termampatkan yang


mendasarai seperti lempung/gambut

Bila telapak sampai di atas batuan, maka ada dua hal yang harus
dipertimbangkan, pertama, harus terdapat rotasi dasar dan dinding yang cukup
agar tekanan aktif dapat berkembang. Hal ini dapat dicapai denagn
menempatkan sebuah bantalan (pad) dibawah dasar yang besarnya 150 s/d

15 |
2016

300 mm, atau dengan mengkronstruksi badan denagn fleksibelitas yang cukup
agar dapat menahan tekanan darah. Kedua, untuk menghindari tekanan-
tekanan yang tapak tang tinggi, yang dapat memisahkan tapak dari sisa bagian
yang lain. Hal ini dapat dihindari denganj membut tapak menjadi beberapa
bagian agar resultan jatuh di dekat pusat.
Penurunan diferensial dapat menimbulkan sebuah masalah dalam arah
longitudinal jika dinding tersebut panjang, walupun ada usaha untuk
menjebatani deposit bahan yang jelek (poor material ) setempat. Tetapi jika
kualitas dukung bahan tersebut berbeda dengan suatu jarak yang besar, hal ini
harus diperhitungkan kalau tidak dinding dapat retak dalam arah vertikal.
Tanah tersebut, boleh diganti, dimempukan atau distabilkan, atau tekanan
dukung tanah dapat dikurangi dalam menambahkan lebar tepak. Bila
penurunan yang dihitung, elastis maupun konsolidasi, terlalu besar maka
pondasi tiang pancang.

Jaring Aliran
γ 2h γ 2h 0
Persamaan Laplace =  ά = 18tanah
= 0, dalam isotropis
2x 2 2z 2
menggambarkan dua kurva ortogonal yaitu : garis aliran dan garis
γ aliran
ekopotensial, garis aliran ialah garis sepanjang 1,45 m
φ C air yang mengalir dari
1sat, 1, 1

hulu ke hilir melalui tanah yang tembus air, sedangakn gaaris ekipotensial
ialah garis yang mempunyai tinggi yang sama sepanjang garis tersebut.
Gabungan / kombinasi, jumlah gari-garis aliran ekipotensial disebut jaring-
jaring aliran (flow nets). 3,5 m
1,8 m
Jaringan-jaringan aliran dapat digunakan untuk menentukan tekanan air
ke atas (uplift pressure) di bawah konstruksi bangunan air. 2,05 m
1m

2. PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN

1,1 m
0,85 m
16 |
γ2sat, φ2, C2
1,2 m 0,6 m 0,85 m 0,6 m 1,2 m
2016

Dik :
γ = 14,9 kN/m3
φ1 = 280
C1 = 0 kN/m2
γ1sat = 18,1 kN/m3
γ2sat = 19,5 kN/m3
φ2 = 120
C2 = 21 kN/m2
γtembok = 23,58 kN/m3
eo = 0,80
Cc = 0,25
Cv = 4,8 x 10-6 cm2/det
K = 2,1 x 10-3 cm2/det


Untuk  1 = 280 dan  = 180

17 |
2016

cosα - cos 2 α - cos 2


ka = . cos 
cosα  cos 2 α - cos 2

cos 18 - cos 18 - cos 2 28


= . cos 18
cos 18  cos 2 18 - cos 2 28

= 0,208


Akibat massa tanah
z=0  v = 0 ; h = 0
z = 1,45  v = 1 . z = 14,9 . (1,45 ) = 21,605 kN/m2
h = ka.v = 0,208. (21,605) = 4,494 kN/m2
z = 4,35  v’ = v + ((1 sat - w) . hw2)
= 21,605 + ((18,1 – 1).4,35 = 57,6665 kN/m2
h = ka . v’ = 0,208 (57,6665) = 11,995 kN/m2

Akibat massa air
h = h . w’ = 4,35 (1) = 4,35 kN/m2

1,45 m P1

P2
4,35 m
P3 P4

4,494 7,501 42,674

 Gaya aktif rangkin persatuan panjang tembok


No h . q (m2) P = luas (kN/m2)
1. ½ . 1,45 . (4,494) 3,258
2. 4,35 . (4,494) 19,549

18 |
2016

3. ½ . 4,35. (7,501) 16,315


4. ½ . 4,35 .(4,35) 9,461
Pa = 48,583

Pav = Pa sin  = 48,583 sin 18 = 15,013 kN/m


Pah = Pa cos  = 48,583 cos 18 = 46,205 kN/m

 Sehingga besarnya lokasi resultan aktif :


Pa . za = P1 (h1(1/3) + h2) + P2 (h2/2) + P3 (h2/3) + P4 (h2/3)
= 3,258((1,45/3) + 2,05) + 19,549(2,05/2) + 16,315(2,05/3) +
9,461 (2,05/3)
48,583 za = 8,254 + 20,038 + 11,149 + 6,465
za = 0,944 m


Untuk tanah pasif
kp = tan2 (45 + 2/2)
= tan2 (45 + 12/2) = 1,525

Gaya pasif persatuan panjang tembok adalah


Pp = P1 + P2 + P3
= ½ (sat - w) . D2 . kp + 2c2 . D . kp + ½ (w . h22)
= ½ (19,5 – 1) (1,1)2 . 1,525 + 2 . 21 . 1,1 . 1,525 + ½ (1 .2,1)
= 76,294 kN/m

Sehingga besarnya lokasi resultan pasif :


Pp . zp = P1 (1/3) . D + P2 (1/2) . D + P3 (1/3) h2
76,294. zp = 8,940 (1/3) . 1,1 + 57,053 (1/2) . 1,1 + 10,301 (1/3) . 2,05
zp = 0,547 m

19 |
2016

A.1. Stabilitas terhadap overturning

ά = 180
9
10
7 8 1,45 m

5 6

2,05 m
1m 2 1 3

1,1 m
4 0,85 m

1,2 m 0,6 m 0,85 m 0,6 m 1,2 m

Penentuan Momen Penahan


Luas (m2) Berat (kN/m2) Lengan(m) Momen(kN.m2)
Bag
(1) (2) (3) (2) x (3)
1 3,5 (0,85) = 2,975 tbk (2,975) = 70,15 2,225 156,084
2 ½ (0,6) 3,5 = 1,05 tbk (1,05) = 24,76 1,600 39,616
3 ½ (0,6) 3,5 = 1,05 tbk (1,05) = 24,76 2,625 64,995

20 |
2016

4 4,45 (0,85) = 3,783 tbk (3,783) = 89,20 2,225 198,47


5 ½ (0,351) 2,05 = 0,36 ’ (0,36) = 6,52 2,859 18,641
6 1,2 (2,05) = 2,46 ’ (2,46) = 44,53 3,459 154,029
7 0,351 (1,45) = 0,509 ’ (0,509) = 9,21 2,859 26,331
8 1,2 (1,45) = 1,74 ’ (1,74) = 31,49 3,459 108,924
9 ½ (1,8) tan 180 . 1,8 = 0,526 ’ (0,526) = 9,52 2,615 24,895
10 ½ (0,249) 1,45 = 0,181 ’ (0,181) = 3,28 2,391 7,842
Pav = 15,013 4,45 50,485
v = 324,765 MR 850,312
Ma = za . Pah = 0,944 . 46,583 = 43,974 kN.m
Mp = zp . Pp = 0,547 . 76,294 = 41,733 kN.m

ΣMR
Fk (over turning) = ΣMa  ΣMp

850,312
=
43,974  41,733

= 9,921 > 1,5 (aman)

A.2. Stabilitas terhadap sliding


Σv tan (k i .θ 2 )  B k 2 . c 2  Pp
Fk (sliding) =
Pa h
324,765 tan (2/3 . 12)  4,45 (2/3 . 21)  76,294
=
34,915

= 5,277 > 1,5 (aman)

A.3. Stabilitas terhadap bearing capacity


Mnett = MR + Mp - Ma
= 850,312 + 41,733 – 43,974
= 859,469 kN.m
M nett 859,469
x= = 324,469 = 2,646
ΣV
e = B/2 – x  4,45/2 – 2,646 = 0,421
e = 0,421 < B/6 = 4,45/6 = 0,742 (aman)

21 |
2016

q max ΣV  6.e 
 1  
min B  B 

324,469  6.(0,421) 
= 1  
4,45  4,45 

qmax = 114,303 kN/m


qmin = 31,525 kN/m
Faktor daya dukung 2 = 120 (lihat table)
Nc = 9,28
Nq = 2,97
N = 1,69
q = D . 2
= (1,1) ( 19,5 – 9,81) = 10,659 kN/m
B’ = B – 2e
= 4,45 – 2 (0,421) = 3,608 m

Faktor kedalaman
Fcd = 1 + 0,4 (D/B’)
= 1 + 0,4 (1,1/3,608) = 1,122
fqd = 1 + 2 tan 2 (1 – sin 2)2 . (D/B’)
= 1 + 2 tan 24 (1 – sin 24)2 . (1,1/3,608) = 1,096
fd = 1,096

Faktor inklinasi
Fct = fqt = (1 – w/90)2
 Pa cos α 
2 = tan-1  
 ΣV 

 Pah 
= tan-1  
 ΣV 
 34,915 
= tan-1  
 324,469 

= 6,1420

22 |
2016

2
 0 
fc’ = fqi = 1  
 90 
2
 6,142 
= 1   = 0,868
 90 

2
  
f1 = 1  
 2 
2
 6,142 
= 1   = 0,238
 12 

Persamaan daya dukung umum yang disarankan oleh Mayerhoff (1963)


qult = C2.Nc.fci.fcd + q.Nq.fqi.fqd + ½ ’2.B’ .N.f1.fd
= (21).(9,28) .(0,868) .(1,122) + (10,659). (2,97). (0,868). (1,096) +
½ (19,5). (3,608). (1,69). (0,238). (1,096)
= 189,793 + 15,593 + 15,508
= 220,894 kN/m
q ult 220,894
Fk = = 114,303 = 1,933 < 2,5 (tidak aman)
q max

Saran : “ perlu diperbesar atau diperdalam lagi dfnya dan dalam


pengerjaannya menggunakan cerucuk agar menjadi aman”
B. Penurunan (Settlement)
q=

Df=1,1m

γsat2 = 19,5 kN/m3


Φ2 = 120
H=15m
C2 = 21 kN/m2
Cc = 0,25
eo = 0,80
K = 2,1 x 10-3 cm/dt

23 |
2016

Untuk perhitungan peningkatan tegangan vertikal bisa kita asumsikan bahwa


kenaikan tegangan disebabkan oleh beban lajur (lebar terbatas dengan panjang
tak terhingga)
q max  q min
o q=
2
114,303  31,525
= = 72,914 kN/m
2
o Po = (½ L + D) . (2 sat - w)
= (½ .15 + 1,1) (19,5 – 9,81)
= 83,334 kN/m2
x =0m
o z = ½ L  ½ . 15 = 7,5 m
B = 4,45 m

2x 2z
Dari grafik variasi, nilai pengaruh p terhadap dan (Jurgenson,
B B

2z 2(7,5)
1934) didapat (tabel) = = 3,371
B 4,45

p/q = 0,4927
p/q = 0,4927 . q
p = 0,4927 . 72,914
= 35,924

Sehingga besarnya penurunan konsolidasi adalah


Cc . H Po  Δp
Sc = log
eo  1 Po
0,25 . 15 83,334  35,924
= 0,80  1 log 83,334

= 2,083 log 1,431

24 |
2016

= 0,324 meter

C. Kontrol Terhadap Uplift

ά = 180
9
10
7 8 1,45 m

5 6

2,05 m
1m 2 1 3

25 |
2016

1,1 m
4 0,85 m
1,2 m 0,6 m 0,85 m 0,6 m 1,2 m
a c d e
b
1
2
3
4
5

Nd = 3,5
Nf = 2,1
H = hw1 – hw2
= 2,05 – 2,1 = 0,05

Kehilangan tinggi energi untuk tiap-tiap penurunan energi potensial adalah


ΔH 0,05
  0,014
Nd 3,5

he = (hw1 – 1 (H/Nd) w
= (2,05 – 1 (0,014) . 9,81 = 1,913 kN/m2
hd = (hw1 - 2 (H/Nd) . w
= (2,05 – 2 (0,014) . 9,81 = 1,775 kN/m2
hc = (hw1 – 3 (H/Nd) . w
= (2,05 – 3 (0,014) . 9,81 = 1,638 kN/m2
hb = (hw1 – 4 ((H/Nd) . w

26 |
2016

= (2,05 – 4 (0,014) . 9,81 = 1,501 kN/m2


ha = (hw2 – 5 (H/Nd) . w
= (2,05 – 5 (0,014) . 9,81 = 1,363 kN/m2

Tekanan keatas yang telah dihitung tersebut kemudian digambarkan seperti


gambar di bawah ini
4,45
 1,113
ha hb hc hd he 4

4 3 2 1

Gaya angkat ke atas (uplift force) persatuan panjang yang diukur sepanjang
sumbu tembok dapat dihitung dengan menggunakan luas diagram tegangan
yang tergambar.
A1 = ½ (he-hd) (b/4) + (hd(b/4))
= ½ (1,913– 1,775) (4,45/4) + (1,775 (4,45/4)
= 2,051 kN/m
A2 = ½ (hd-hc) (b/4) + (hc(b/4))
= ½ (1,775 – 1,638) (4,45/4) + (1,638 (4,45/4))
= 1,898 kN/m
A3 = ½ (hc-hb) (b/4) + (hb(b/4))
= ½ (1,638– 1,501) (4,45/4) + (1,501 (4,45/4))
= 1,746 kN/m
A4 = ½ (hb-ha) (b/4) + (ha(b/4))
= ½ (1,501 – 1,363) (4,45/4) + (1,363(4,45/4))
= 1,593 kN/m

Sehingga keamanan terhadap uplift force


ΣV
Sf =
Atot

27 |
2016

Atot = A1 + A2 + A3 + A4
= 2,051 + 1,898 + 1,746 + 1,593
= 7,738 kN/m
324,765
Jadi, Sf = 7,738
= 41,970 > 4 (sangat aman)

D. Kontrol Terhadap Piping


½ Df
½ (1,1) = 0,55

Df= 1,1 m a = 15 – 0,55 = 14,45


b = 14,45 – 0,55 = 13,9
c = 13,9 – 0,55 = 13,35
a b c

Nd  a
ha = (hw1 – hw2)
Nd
3,5  14,45
= 3,5
(2,05 – 2,1) = 0,156

Nd  b
hb = (hw1 – hw2)
Nd
3,5  13,9
= 3,5
(2,05 – 2,1) = 0,149

Nd  c
hc = (hw1 – hw2)
Nd
3,5  13,35
= 3,5
(2,05 – 2,1) = 0,141

1/4 Df  ha  hc 
hrata-rata =  2  hb
1/2 Df 

28 |
2016

1/4 (2,1)  0,156  0,141 


=   (0,149)
1/2 (2,1)  2 
= 0,149 m

Sehingga keamanan terhadap piping :


Df .γ 2 '
Sfpi 
hr.γ w
2,1. (19,5)

0,149.(9,81)

= 28,016 > 4 (aman)

Panjang Tinggi w tg  2
Slice 0 ’ w w sin  u C2 . b tan  Cos 
B h cos 
1 1,4 1,44 -58 9,69 19,535 -16,567 14,126 29,400 0,213 0,530 2,200
2 1,4 3,08 -41 9,69 41,783 -27,412 30,215 29,400 0,213 0,755 6,703
3 1,4 4,04 -28 9,69 54,807 -25,730 39,632 29,400 0,213 0,883 10,286
4 1,4 4,61 -16 9,69 62,539 -17,238 45,224 29,400 0,213 0,961 12,778
5 1,4 4,88 -5 9,69 66,202 -5,770 47,873 29,400 0,213 0,996 14,018
6 1,4 4,87 6 9,69 66,066 6,906 47,775 29,400 0,213 0,995 13,966
7 1,4 4,6 17 9,69 62,404 18,245 45,126 29,400 0,213 0,956 12,685
8 1,4 4,02 28 9,69 54,535 25,603 39,436 29,400 0,213 0,883 10,235
9 1,4 3,04 42 9,69 41,241 27,595 29,822 29,400 0,213 0,743 6,514
10 1,4 1,36 59 9,69 18,450 15,815 13,342 29,400 0,213 0,515 2,020
1,446 352,571 294,000 2,126 8,217 91,405

29 |
2016

E. Over Stability
KONDISI 1

Dimana : w = b . h . ’
u = w . h
’ = sat w
Diketahui Pa = 36,712 kN/m
x = 2,5 m
R = 7,41 m
Pa . x (36,712)( 2,5)
a = = = 17,821 kN/m
R 7,41

w tan  2 cos   u  cb


Fs =
w sin  0  a
91,405  352,571  294
= 1,446  17,821

= 2,374 > 1,5 (OK)

KONDISI 2

Panjan Tingg w tg  2
Slice g i 0 ’ w w sin  u C2 . b tan  Cos 
B h cos 
1 1,4 1,39 -54 9,69 18,857 -15,255 13,636 29,400 0,213 0,588 2,356
2 1,4 2,84 -39 9,69 38,527 -24,246 27,860 29,400 0,213 0,777 6,364

30 |
2016

3 1,4 3,73 -26 9,69 50,601 -22,182 36,591 29,400 0,213 0,899 9,667
4 1,4 4,27 -15 9,69 57,927 -14,993 41,889 29,400 0,213 0,966 11,893
5 1,4 4,52 -5 9,69 61,318 -5,344 44,341 29,400 0,213 0,996 12,984
6 1,4 4,52 5 9,69 61,318 5,344 44,341 29,400 0,213 0,996 12,984
7 1,4 4,26 16 9,69 57,791 15,929 41,791 29,400 0,213 0,961 11,808
8 1,4 3,71 27 9,69 50,330 22,849 36,395 29,400 0,213 0,891 9,532
9 1,4 2,8 39 9,69 37,985 23,905 27,468 29,400 0,213 0,777 6,275
10 1,4 1,32 54 9,69 17,907 14,487 12,949 29,400 0,213 0,588 2,237
0,494 327,262 294,000 2,126 8,439 86,100

Dimana : w = b . h . ’
u = w . h
’ = sat w
Diketahui Pa = 36,712 kN/m
x = 3,25 m
R = 7,80 m
Pa . x (36,712)(3,25)
a = = = 15,297 kN/m
R 7,80

w tan  2 cos   u  cb


Fs =
w sin  0  a
86,100  327,2621  294
= 0,494  15,297

= 3,346 > 1,5 (OK)

KONDISI 3

31 |
2016

Panjang Tinggi w tg  2
Slice 0 ’ w w sin  u C2 . b tan  Cos 
B h cos 
1 1,4 1,35 -50 9,69 18,314 -14,029 13,244 29,400 0,213 0,643 2,502
2 1,4 2,65 -36 9,69 35,950 -21,131 25,997 29,400 0,213 0,809 6,182
3 1,4 3,47 -25 9,69 47,074 -19,894 34,041 29,400 0,213 0,906 9,068
4 1,4 3,98 -15 9,69 53,993 -13,974 39,044 29,400 0,213 0,966 11,085
5 1,4 4,22 -5 9,69 57,249 -4,990 41,398 29,400 0,213 0,996 12,122
6 1,4 4,21 5 9,69 57,113 4,978 41,300 29,400 0,213 0,996 12,094
7 1,4 3,96 15 9,69 53,721 13,904 38,848 29,400 0,213 0,966 11,030
8 1,4 3,45 25 9,69 46,803 19,780 33,845 29,400 0,213 0,906 9,016
9 1,4 2,61 37 9,69 35,407 21,309 25,604 29,400 0,213 0,799 6,011
10 1,4 1,29 50 9,69 17,500 13,406 12,655 29,400 0,213 0,643 2,391
-0,642 305,974 294,000 2,126 8,630 81,501

Dimana : w = b . h . ’
u = w . h
’ = sat w
Diketahui Pa = 36,712 kN/m
x = 4,00 m
R = 8,24 m
Pa . x (36,712)(4,00)
a = = = 17,821 kN/m
R 8,24

w tan  2 cos   u  cb


Fs =
w sin  0  a
81,501  305,974  294
=  0,642  17,821

= 4,047 > 1,5 (OK)

32 |

Anda mungkin juga menyukai