2DistribusiDataListrikPelangganMelaluiSistemInformasiBerbasisWeb PDF
2DistribusiDataListrikPelangganMelaluiSistemInformasiBerbasisWeb PDF
Abstract— Paradigma baru dalam proses pembacaan meter elektronik yaitu sistem Automated Meter
Reading (AMR) yang dapat membaca dan mengunduh data meter elektronik secara jarak jauh dan
otomatis telah menggeser sistem pembacaan meter elektronik secara konvensional. Sistem ini
memanfaatkan teknologi komunikasi seperti PSTN, GSM/ GPRS dan Internet (TCP/ IP) guna
transmisi data meter elektronik hingga dapat sampai di server AMR. Teknologi ini harus dibarengi
dengan pendistribusian data meter pelanggan. Sehingga data meter pelanggan yang telah diunduh
tidak menjadi sia-sia. Distribusi data meter pelanggan dapat menggunakan sistem informasi berbasis
web, dengan implementasi sistem informasi ini di sisi pengguna tidak perlu lagi diinstal software
khusus. Pengguna hanya memerlukan web browser untuk mengakses sistem informasi. Sehingga pada
akhirnya, sistem informasi ini dapat dipergunakan oleh pihak PT PLN(Persero) Area Jaringan Bali
Selatan guna menganalisis dan mengambil keputusan serta langkah-langkah strategis berkaitan dengan
data hasil pembacaan. Dari data yang disajikan melalui sistem informasi dapat dilihat tren penggunaan
listrik dan terdapat indikasi jika pelanggan melakukan tindakan curang.
Keywords— Sistem Automated Meter Reading, AMR, meter elektronik, sistem informasi berbasis web,
web based application system fo AMR.
bebas dari kesalahan, tetap pada waktu di mengatur konten dari pesan yang terdapat
mana informasi datang kepada penerima dalam meter elektronik, serta perlunya
dengan tidak terlambat, dan informasi harus didefinisikan model sistem informasi untuk
relevan di mana informasi harus memiliki pembacaan meter elektronik (Chandra,
manfaat untuk orang yang memanfaatkan 2005).
informasi tersebut. (Notohadiprawiro, Dari latar belakang tersebut, meter
2006). elektronik diatur menggunakan standar
Sehingga sistem informasi dapat baku. Salah satu standar baku yang telah
diartikan sebagai suatu sistem yang oleh IEC untuk standar yang berkaitan
terintegritas yang mampu menyediakan dengan electrical dan standar ISO untuk
informasi yang bermanfaat bagi keperluan bisnis seperti data processing
penggunanya. (Chandra, 2005). Untuk mempermudah
Jika kita kaitkan dengan teori di atas, komunikasi pertukaran data antara meter
maka sistem informasi berbasis web yang yang diproduksi oleh bermacam – macam
akan dirancang nantinya merupakan sistem manufaktur dengan host, dibentuklah
yang terintegrasi yang mampu sebuah standar yang disebut dengan Device
menyediakan informasi listrik pelanggan Language Message Specification (DLMS)
yaitu billing atau tagihan, maximum (Chandra, 2005).
demand, load profile kanal satu dan dua, DLMS merupakan standar baku IEC
dan log book. Informasi tersebut dapat yang dituangkan dalam rumusan IEC-
dimanfaatkan oleh jajaran pimpinan PT 61334-4-41, yang secara definisi diartikan
PLN (Persero) dalam hal ini manajer AJ sebagai bahasa yang lazim digunakan oleh
Bali Selatan. meter elektronik dalam hal pertukaran data
(Chandra, 2005). Sebagai contoh, standar
ini mengatur profil komunikasi antara meter
C. Meter Elektronik dengan host yang dinotasikan dalam HDLC
Segmentasi meter elektronik khusus untuk tingkat data link (Fuchs, 2004). Tidak
untuk pengukuran energi listrik hanya mengatur profil komunikasi antara
diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok meter dengan host, namun meter elektronik
yaitu kelompok residensial, komersial/ juga mampu mendukung struktur tarif yang
industrial, dan distribusi (Miklavčič, 2007). diterapkan di negara yang bersangkutan
Segmen meter elektromekanik R3, B2, (Chandra, 2005).
dan I2 sudah digantikan oleh meter Selain tujuan yang telah dipaparkan di
elektronik (Putra, 2006). Kelompok atas, standar meter elektronik tersebut
tersebut dapat dikategorikan ke dalam dituangkan dalam protokol. Tujuan
kelompok residensial dan komersial/ protokol tersebut adalah menghindari re-
industrial. Sistem informasi yang dirancang coding pada tingkat aplikasi jika kanal
akan dapat mengakomodasi pendistribusian komunikasinya berubah-ubah. Karena pada
data pelanggan kelas komersial. tingkat kanal komunikasi, sangat mungkin
terjadi pergantian interface dan media
komunikasi yang dipergunakan (Fuchs,
D. DLMS 2004).
DLMS lahir dari sebuah kebutuhan akan Standar ini terbuka untuk semua anggota
standar baku yang mampu menyelesaikan DLMS-UA. Standar ini mengatur obyek
masalah ketidaksesuaian standar antara interface, di mana obyek interface tersusun
produk meter elektronik yang dihasilkan dari obyek register dan setiap register
oleh manufaktur meter guna pembacaan obyek disimpan dalam nilai yang
meter otomatis (Chandra, 2005). Untuk itu terkandung di dalamnya tipe data, skala,
sangat diperlukan bahasa yang seragam di dan unit (Chandra, 2005). Nilai tersebut
antara meter elektronik, formula yang dinotasikan dalam sebuah logical name
yang berdasar pada EDIS (Energy Data yang telah ditentukan, biasanya terletak di
Identification System) (Fuchs, 2004). depan meter elektronik. Optical probe
Sehingga kebutuhan pemakai meter tersambung ke komputer melalui serial port
elektronik dalam membaca tipe meter yang (RS-232).
diproduksi oleh bermacam-macam
manufaktur, mudah dalam perawatan, dan
mudah dalam instalasi dapat tercapai.
Sehingga pada akhirnya akan membawa
dampak yang positif pada pengguna dalam
hal biaya dan interoperabilitas (Chandra,
2005). Gambar 2. Konfigurasi pembacaan meter elektronik (lokal)
Gambar 1 memberikan contoh bagaimana (Putra, 2006)
salah satu komponen meter elektronik yaitu
register dalam kaitannya dengan logical Meter elektronik yang telah terpasang di
name untuk sebuah register total energy titik pelanggan dilengkapi dengan fitur
dimodelkan. modul komunikasi yang memungkikan
pembacaan data meter secara remote, tanpa
harus petugas pencatat meter datang ke
lokasi. Modul komunikasi tersebut
disesuaikan dengan biaya operasional.
Di sisi komputer pembacaan data meter
dapat dilakukan secara manual yaitu dengan
interfensi operator maupun secara otomatis
tanpa interfensi dari operator. Tentunya
diperlukan sistem aplikasi otomatisasi yang
handal guna mendukung proses ini. Sistem
Gambar 1. OBIS CODE
ini dikenal dengan istilah sistem automated
meter reading (AMR) (AISYSTEM, 2007).
E. Pembacaaan Data Meter Elektronik
Disamping mengatur standar yang
berkaitan dengan COSEM interface object
model, dan presentation (APDU). Standar
DLMS juga mengatur pertukaran data pada
layer transport menggunakan layanan
ACSE (logical connection) (Fuchs, 2004). Gambar 3. Konfigurasi sistem AMR (AISYSTEM, 2007)
Profil komunikasi DLMS telah dibakukan
dalam beberapa alternatif komunikasi yaitu Basis data dibutuhkan untuk penyimpan-
local (optical probe), PSTN, GSM, GPRS, an data hasil pembacaan meter elektronik.
dan Internet (TCP/ IP) (Fuchs, 2004). Hal ini untuk memenuhi aspek ketersedian
Pembacaan data meter elektronik dapat data meter elektronik karena meter
dilakukan dengan dua cara yaitu pembacaan elektronik memiliki keterbatasan memori
secara lokal dan remote. Sebelum di instal (EEPROM) dalam penyimpan data profil
di titik yang telah ditetapkan, meter yaitu hanya sekitar 380 hari untuk interval
elektronik terlebih dahulu harus waktu 30 menit (Iskraemeco, MT372 Poly-
dikonfigurasi. Untuk itu meter elektronik Phase Meter with GSM/ GPRS Modem for
secara lokal dikonfigurasi menggunakan AMR and Remote Control, 2005). Sehingga
perangkat lunak konfigurasi meter perlu secara berkala data meter elektronik
elektronik yang telah diinstal pada sebuah diunduh dan disimpan dalam basis data
komputer dan sebuah optical probe (Putra, (Hibrar, 2007). Data meter elektronik yang
2006). Optical probe diletak pada tepat
terkait adalah data billing, load profiles, dan (c) Transaksi = {MeterSerialNumber,
log book (Putra, 2006). BillingRegister, MaximumDemand,
Data billing meliputi stand kWh (total, LoadProfile1, LoadProfile2, LogBook}.
WBP, dan LWBP) meter bulan lalu dan MeterSerialNumber menjadi primary key
stand kWH (total, WBP, dan LWBP) meter karena serial meter tidak ada yang sama dan
bulan sekarang, reaktif plus (VARh) dan nilainya unik.
reaktif minus (VARh) serta daya semu plus Sistem basis data untuk AMR berangkat
(Vah) dan minus (Vah) (Putra, 2006). dari struktur data yang terdapat pada meter
Data load profile terdiri dari arus fasa R, elektronik. Untuk mejelaskan kumpulan
S, dan T (Ampere), aktif plus (W), aktif obyek-obyek/ entiti yang terdapat pada
minus (W), reaktif plus (var) (Putra, 2006). meter elektronik serta hubungan antara
Sedangkan data log book meliputi waktu obyek-obyek tersebut, diperlukan
kejadian dan nama kejadian (event) (Putra, pendekatan model entity relationship
2006). diagram (ERD) (Navathe, 2003). Gambar 5
Mengingat faktor terpenting dari basis menunjukkan entity relationship diagram
data adalah ketersedian data harus tinggi (ERD) antara meter elektronik dengan
dengan tingkat redundansi data yang pelanggan.
rendah, maka peranan basis data sangat
krusial, sehingga perlu rancangan struktur
basis data yang mengakomodasi
kepentingan tersebut.
Selain dapat menyajikan laporan dalam Dengan memantau tren pemakaian listrik
format tabulasi, sistem informasi berbasis pelanggan dari billing dan maximum
web juga mampu menghasilkan laporan demand diharapkan para pimpinan dapat
dalam bentuk grafik. Hal ini membantu memberikan estimasi rata-rata penggunaan
pengguna untuk dapat menganalisa trend listrik di wilayah yang dipimpinnya.
penggunaan beban oleh pelanggan seperti Sehingga pasokan listrik kepada
yang ditunjukkan pada Gambar 11.Laporan masyarakat dapat selalu terjamin. Tidak
billing, loadprofile, dan logbook setiap hanya itu kualitas listrik yang disalurkan
pelanggan dan seluruh pelanggan dapat kepada pelanggan juga dapat dipantau
digenerate ke dalam format MS. excel menggunakan data tabulasi maupun grafik
sehingga meningkatkan interoperabilitas yang disajikan pada halaman loadprofile
data. Gambar 12 menunjukkan laporan baik perpelanggan maupun seluruh
yang telah dikonversikan ke dalam format pelanggan. Tidak hanya itu saja, dengan
MS. Excel. menggunakan sistem informasi ini semua
kejadian yang bersifat normal maupun
abnormal dapat terekam dan dapat disajikan
dalam bentuk tabulasi data. Hal ini akan
memberikan data yang akurat kepada pihak
PT PLN (Persero) jika ditemukan
pelanggan yang berusaha untuk bertindak
curang misalkan dengan menghilangkan
salah satu tegangan pada salah satu fasa.
Sistem ini dilengkapi dengan sistem
keamanan yang terpadu. Hanya pengguna
Gambar 12 Laporan Billing Seluruh Pelanggan yang terdaftar di dalam sistem yang dapat
(Format Ms. Excel) mengakses data. Selain itu pengguna
ditolak aksesnya untuk dapat mengakses
Hal lain yang tidak kalah pentingnya
sistem informasi ini. Tidak hanya dari sisi
adalah menyajikan kontak person in charge
keamanan, namun sistem informasi ini juga
berupa no. telephone dan e-mail jika terjadi
dilengkapi dengan fitur pencarian, menu
troubleshooting atau ketidak lancaran pada
grafik (bar dan line), dan menu konversi
saat penggunaan sistem maupun gangguan
data tabulasi dari web ke format Ms. Excel.
yang bersifat eksternal misalkan gangguan
Sehingga interoperabilitas data dapat
jaringan internal PT PLN (Persero).
dimaksimalkan.
Selain itu, sistem informasi ini juga
dilengkapi buku panduan yang berfungsi
VI. SIMPULAN untuk memberikan jalan keluar jika
Distribusi data listrik pelanggan melalui pengguna menjumpai kesulitan dalam
sistem informasi berbasis web di PT PLN menggunakan sistem informasi. Dan yang
(Persero) Area Jaringan (AJ) Bali Selatan terpenting dengan memberikan no.
dapat direalisasikan. Dengan menggunakan telephone dan e-mail akan memberikan rasa
sistem informasi berbasis web, maka aman kepada pengguna, sebab mereka tahu
pimpinan PT PLN Distribusi maupun siapa yang akan mereka hubungi jika terjadi
pimpinan di wilayah AJ Bali Selatan dapat masalah.
memantau data listrik pelanggan yang
terdapat di dalam basis data yang
merupakan hasil pembacaan dan REFERENSI
pengunduhan yang dilakukan secara
berkala oleh server AMR. [1] Adeline, R. T. (2007). Teknik Normalisasi dalam
Perancangan Basis Data Relasional.
[2] AISYSTEM. (2007). What is AISYSTEMS MR ? Dipetik [14] Microchip. (2005). Introduction to Utility Metering
10 14, 2007, dari AISYSTEMS AMR - Automatic Meter Tutorial. Microchip Technology.
Reading, Comprehensive Metering Solutions: [15] Miklavčič, S. (2007). Iskraemeco AMM. Dipetik 10 20,
http://www.aisystemsamr.com/v1/index.php?option=com_ 2007, dari Iskraemeco:
content&task=view&id=45&Itemid=124 www.mee.hu/files/images/5/III_1_StanislavM.pdf
[3] Asial. (2008). JPGRPAH The most Powerful PHP-driven [16] Minar, D. (2006). Automated Meter Reading an Advanced
Charts. Technology. Dipetik 10 13, 2007, dari
[4] Bertalya. (2008). Perancangan Basis Data. Jakarta. www.electronicsmaker.com/em/admin/pdf/free/Automated
[5] Chandra, M. A. (2005, 09 20). Device Language Message .pdf
Specification (DLMS) in General Definition. Jakarta. [17] Muhamad Ali, M. T. (2006). Teknik Perancangan Basis
[6] Chapple, M. (2007). Introduction to Microsoft SQL Server Data.
2000. [18] Navathe, R. E. (2003). Fundamental of Database Systems.
[7] Fuchs, P. (2004). DLMS/COSEM standards - Achieving Pearson.
interoperability . Berlin, Germany. [19] Notohadiprawiro, T. (2006). Sistem Informasi Pengertian
[8] Hibrar, M. (2007). MT830/MT831 Industrial multi- dan Kepentingannya. Yogyakarta.
function meter - Installation Manual. Slovenia: [20] Putra, I. T. (2006, 11 22). PLN Disjaya . Jakarta.
Iskraemeco. [21] Riordan, R. M. (1999). Designing Relational Database
[9] Informatika, B. S. (2006). Data Flow Diagram. Jakarta. System. Microsoft.
[10] Iskraemeco. (2000). Iskraemeco - Products - MT830. [22] Salonen, V. (2007, 06 02). Index of Opetus. Dipetik 10 24,
Dipetik 10 14, 2007, dari Iskraemeco: www.iskraemeco.si 2007, dari Index of Opetus:
[11] Iskraemeco. (2005, 05 08). MT372 Poly-Phase Meter with http://www.netlab.tkk.fi/opetus/s383310/06-
GSM/ GPRS Modem for AMR and Remote Control. 07/Kalvot%2006-07/salonen_060207.pdf
Slovenia. [23] Setiyadi, D. (2007). Model Data dan Entity-Relationship
[12] Joongwong, J. (2007). FEASIBILITY STUDY OF Model. Bekasi.
ZIGBEE-BASED AUTOMATIC METER READING [24] Sullivan, G. P. (2007). Metering Best Practice. Federal
SYSTEM AUTOMATIC METER READING SYSTEM . Energy Management Program.
Bangkok: Shinawatra University . [25] Tamarkin, T. D. (1992, 10). Automatic Meter Reading.
[13] Maxfield, W. (2000, 11). MySQL and PHP from Scratch. Automatic Meter Reading . Public Power Magazine.
USA. [26] Winantu, A. (2006). Sistem Basis Data. Yogykarta.