Anda di halaman 1dari 9

Ultimatics Vol.3 No.

1, Juni 2011 Kuntarto

Distribusi Data Listrik Pelanggan


Melalui
Sistem Informasi Berbasis Web

GUSON PRASAMUARSO KUNTARTO


Program Studi Teknik Informatika,
Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi
Universitas Multimedia Nusantara
Gading Serpong, Tangerang, INDONESIA
guson@unimedia.ac.id

Abstract— Paradigma baru dalam proses pembacaan meter elektronik yaitu sistem Automated Meter
Reading (AMR) yang dapat membaca dan mengunduh data meter elektronik secara jarak jauh dan
otomatis telah menggeser sistem pembacaan meter elektronik secara konvensional. Sistem ini
memanfaatkan teknologi komunikasi seperti PSTN, GSM/ GPRS dan Internet (TCP/ IP) guna
transmisi data meter elektronik hingga dapat sampai di server AMR. Teknologi ini harus dibarengi
dengan pendistribusian data meter pelanggan. Sehingga data meter pelanggan yang telah diunduh
tidak menjadi sia-sia. Distribusi data meter pelanggan dapat menggunakan sistem informasi berbasis
web, dengan implementasi sistem informasi ini di sisi pengguna tidak perlu lagi diinstal software
khusus. Pengguna hanya memerlukan web browser untuk mengakses sistem informasi. Sehingga pada
akhirnya, sistem informasi ini dapat dipergunakan oleh pihak PT PLN(Persero) Area Jaringan Bali
Selatan guna menganalisis dan mengambil keputusan serta langkah-langkah strategis berkaitan dengan
data hasil pembacaan. Dari data yang disajikan melalui sistem informasi dapat dilihat tren penggunaan
listrik dan terdapat indikasi jika pelanggan melakukan tindakan curang.

Keywords— Sistem Automated Meter Reading, AMR, meter elektronik, sistem informasi berbasis web,
web based application system fo AMR.

pemanfaatan teknologi ini, petugas pecatat


I. PENDAHULUAN listrik tidak perlu lagi datang ke tempat
Kemajuan di bidang teknologi automasi pelanggan untuk mencatat stand pemakaian
telah berkembang pesat hampir disemua lini kWh per bulannya. Data yang terdapat pada
industri. Salah satu industri yang meter elektronik langsung dapat dibaca dan
mengimplementasikan hal ini adalah diunduh oleh server AMR secara remote
perusahaan penyedia listrik yaitu PT PLN dengan memanfaatkan kanal komunikasi
(Persero). Perusahaan ini telah melakukan PSTN atau GSM.
efisiensi dan meningkatkan efektifitas Keterbatasan yang saat ini dimiliki oleh
dengan menerapkan teknologi Automatic meter elektronik dalam hal teknologi
Meter Reading (AMR). Dengan penyimpanan data meter elektronik dengan
Distribusi Data Listrik 131
Kuntarto Ultimatics Vol. 3 No.1, Juni 2011

kapasitas 512 kBytes menggunakan memanfaatkan teknologi basis data


teknologi EEPROM dapat dikurangi. (Sullivan, 2007).
Karena secara berkala data meter elektronik Automated Meter Reading (AMR)
dibaca dan diunduh oleh server AMR. merupakan paradigma baru dalam hal
Yang menjadi permasalahan selanjutnya pembacaan, dan pengumpulan data
adalah bagaimana data listrik pelanggan pemakaian listrik pelanggan yang terukur
yang telah dibaca secara remote dapat oleh meter elektronik yang dilengkapi
diakses oleh pimpinan Area Jaringan? dengan modul komunikasi dan dibaca
Sehingga selaku pimpinan dapat memantau secara otomatis oleh server AMR (host)
konsumsi listrik atau tren pemakaian listrik secara remote atau secara jarak jauh. Agar
di wilayah yang dipimpinnya serta dapat data dari meter elektronik dapat sampai ke
mengetahui indikasi jika pelanggan server AMR, diperlukan media transmisi.
melakukan tindakan curang. Power line communication (PLC), telepon
Dari permasalahan tersebut, perlu kiranya (PSTN), radio frequency, GSM/ GPRS
dirancang sistem informasi berbasis web network, dan Internet network (TCP/IP)
yang mampu mendistribusikan data listrik dapat dijadikan pilihan (Joongwong, 2007).
pelanggan dikalangan pimpinan. Penjelasan di atas menunjukkan bahwa
Mengapa dipilih sistem informasi AMR akan dapat berfungsi maksimal jika
berbasis web, karena dengan menerapkan AMR bersinergi dengan modul komunikasi,
sistem informasi ini disisi pengguna atau host, dan media transmisi. Sehingga AMR
client tidak diperlukan menginstal software menjadi sebuah sistem yang solid dan
khusus. Pimpinan yang ingin melihat sistem terintergrasi (Minar, 2006).
informasi cukup menggunakan web
browser seperti Internet Explorer, Opera,
FireFox dan lain sebagainya. B. Sistem Informasi
Sistem informasi tidak terlepas dari dua
hal yaitu sistem dan informasi. Secara
II. TELAAH LITERATUR definisi sistem diartikan sebagai kumpulan
dari berbagai elemen yang berinteraksi
Telaah literatur diperlukan untuk guna mencapai tujuan tertentu. Sementara
mengambil langkah-langkah dan strategi itu, Jerry Fith Gerald berpendapat bahwa
yang sesuai dengan tujuan yaitu sistem merupakan suatu jaringan kerja dari
membangun sistem informasi guna prosedur yang yang terkait guna
pendistribusian data listrik pelanggan. menyelesaikan masalah tertentu. Sistem
memiliki karakteristik yaitu memiliki
komponen, memiliki batasan, memiliki
A. Automated Meter Reading (AMR)
penghubung sistem, masukan sistem
Revolusi Automated Meter Reading (input), keluaran sistem (output), pengolah
(AMR) berawal dari perubahaan pemakaian sistem (process), dan target sistem.
meter elektromekanik untuk mengukur (Notohadiprawiro, 2006).
konsumsi listrik pelanggan beralih ke Sedangkan yang dimaksud dengan
pemakaian meter elektronik (Salonen, informasi adalah data yang telah diproses
2007). Faktor yang memercepat perubahan menjadi bentuk yang memiliki arti bagi
ini antara lain, keakuratan meter elektronik penerima dan dapat berwujud fakta, nilai
dalam hal pengukuran energi mencapai klas yang berguna. Proses transformasi data
1 bahkan 0.5s (Iskraemeco, Iskraemeco - sehingga berubah menjadi informasi harus
Products - MT830, 2000). Hal lain adalah melalui input > proses > output. Informasi
meter elektronik dilengkapi dengan fungsi itu sendiri harus memenuhi syarat kuantitas
dan modul komunikasi yang dalam hal ukuran informasi. Serta syarat
memungkinkan meter terhubung ke sistem kualitas di mana informasi harus akurat
informasi, di mana sistem informasi

132 Distribusi Data Listrik


Ultimatics Vol.3 No. 1, Juni 2011 Kuntarto

bebas dari kesalahan, tetap pada waktu di mengatur konten dari pesan yang terdapat
mana informasi datang kepada penerima dalam meter elektronik, serta perlunya
dengan tidak terlambat, dan informasi harus didefinisikan model sistem informasi untuk
relevan di mana informasi harus memiliki pembacaan meter elektronik (Chandra,
manfaat untuk orang yang memanfaatkan 2005).
informasi tersebut. (Notohadiprawiro, Dari latar belakang tersebut, meter
2006). elektronik diatur menggunakan standar
Sehingga sistem informasi dapat baku. Salah satu standar baku yang telah
diartikan sebagai suatu sistem yang oleh IEC untuk standar yang berkaitan
terintegritas yang mampu menyediakan dengan electrical dan standar ISO untuk
informasi yang bermanfaat bagi keperluan bisnis seperti data processing
penggunanya. (Chandra, 2005). Untuk mempermudah
Jika kita kaitkan dengan teori di atas, komunikasi pertukaran data antara meter
maka sistem informasi berbasis web yang yang diproduksi oleh bermacam – macam
akan dirancang nantinya merupakan sistem manufaktur dengan host, dibentuklah
yang terintegrasi yang mampu sebuah standar yang disebut dengan Device
menyediakan informasi listrik pelanggan Language Message Specification (DLMS)
yaitu billing atau tagihan, maximum (Chandra, 2005).
demand, load profile kanal satu dan dua, DLMS merupakan standar baku IEC
dan log book. Informasi tersebut dapat yang dituangkan dalam rumusan IEC-
dimanfaatkan oleh jajaran pimpinan PT 61334-4-41, yang secara definisi diartikan
PLN (Persero) dalam hal ini manajer AJ sebagai bahasa yang lazim digunakan oleh
Bali Selatan. meter elektronik dalam hal pertukaran data
(Chandra, 2005). Sebagai contoh, standar
ini mengatur profil komunikasi antara meter
C. Meter Elektronik dengan host yang dinotasikan dalam HDLC
Segmentasi meter elektronik khusus untuk tingkat data link (Fuchs, 2004). Tidak
untuk pengukuran energi listrik hanya mengatur profil komunikasi antara
diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok meter dengan host, namun meter elektronik
yaitu kelompok residensial, komersial/ juga mampu mendukung struktur tarif yang
industrial, dan distribusi (Miklavčič, 2007). diterapkan di negara yang bersangkutan
Segmen meter elektromekanik R3, B2, (Chandra, 2005).
dan I2 sudah digantikan oleh meter Selain tujuan yang telah dipaparkan di
elektronik (Putra, 2006). Kelompok atas, standar meter elektronik tersebut
tersebut dapat dikategorikan ke dalam dituangkan dalam protokol. Tujuan
kelompok residensial dan komersial/ protokol tersebut adalah menghindari re-
industrial. Sistem informasi yang dirancang coding pada tingkat aplikasi jika kanal
akan dapat mengakomodasi pendistribusian komunikasinya berubah-ubah. Karena pada
data pelanggan kelas komersial. tingkat kanal komunikasi, sangat mungkin
terjadi pergantian interface dan media
komunikasi yang dipergunakan (Fuchs,
D. DLMS 2004).
DLMS lahir dari sebuah kebutuhan akan Standar ini terbuka untuk semua anggota
standar baku yang mampu menyelesaikan DLMS-UA. Standar ini mengatur obyek
masalah ketidaksesuaian standar antara interface, di mana obyek interface tersusun
produk meter elektronik yang dihasilkan dari obyek register dan setiap register
oleh manufaktur meter guna pembacaan obyek disimpan dalam nilai yang
meter otomatis (Chandra, 2005). Untuk itu terkandung di dalamnya tipe data, skala,
sangat diperlukan bahasa yang seragam di dan unit (Chandra, 2005). Nilai tersebut
antara meter elektronik, formula yang dinotasikan dalam sebuah logical name

Distribusi Data Listrik 133


Kuntarto Ultimatics Vol. 3 No.1, Juni 2011

yang berdasar pada EDIS (Energy Data yang telah ditentukan, biasanya terletak di
Identification System) (Fuchs, 2004). depan meter elektronik. Optical probe
Sehingga kebutuhan pemakai meter tersambung ke komputer melalui serial port
elektronik dalam membaca tipe meter yang (RS-232).
diproduksi oleh bermacam-macam
manufaktur, mudah dalam perawatan, dan
mudah dalam instalasi dapat tercapai.
Sehingga pada akhirnya akan membawa
dampak yang positif pada pengguna dalam
hal biaya dan interoperabilitas (Chandra,
2005). Gambar 2. Konfigurasi pembacaan meter elektronik (lokal)
Gambar 1 memberikan contoh bagaimana (Putra, 2006)
salah satu komponen meter elektronik yaitu
register dalam kaitannya dengan logical Meter elektronik yang telah terpasang di
name untuk sebuah register total energy titik pelanggan dilengkapi dengan fitur
dimodelkan. modul komunikasi yang memungkikan
pembacaan data meter secara remote, tanpa
harus petugas pencatat meter datang ke
lokasi. Modul komunikasi tersebut
disesuaikan dengan biaya operasional.
Di sisi komputer pembacaan data meter
dapat dilakukan secara manual yaitu dengan
interfensi operator maupun secara otomatis
tanpa interfensi dari operator. Tentunya
diperlukan sistem aplikasi otomatisasi yang
handal guna mendukung proses ini. Sistem
Gambar 1. OBIS CODE
ini dikenal dengan istilah sistem automated
meter reading (AMR) (AISYSTEM, 2007).
E. Pembacaaan Data Meter Elektronik
Disamping mengatur standar yang
berkaitan dengan COSEM interface object
model, dan presentation (APDU). Standar
DLMS juga mengatur pertukaran data pada
layer transport menggunakan layanan
ACSE (logical connection) (Fuchs, 2004). Gambar 3. Konfigurasi sistem AMR (AISYSTEM, 2007)
Profil komunikasi DLMS telah dibakukan
dalam beberapa alternatif komunikasi yaitu Basis data dibutuhkan untuk penyimpan-
local (optical probe), PSTN, GSM, GPRS, an data hasil pembacaan meter elektronik.
dan Internet (TCP/ IP) (Fuchs, 2004). Hal ini untuk memenuhi aspek ketersedian
Pembacaan data meter elektronik dapat data meter elektronik karena meter
dilakukan dengan dua cara yaitu pembacaan elektronik memiliki keterbatasan memori
secara lokal dan remote. Sebelum di instal (EEPROM) dalam penyimpan data profil
di titik yang telah ditetapkan, meter yaitu hanya sekitar 380 hari untuk interval
elektronik terlebih dahulu harus waktu 30 menit (Iskraemeco, MT372 Poly-
dikonfigurasi. Untuk itu meter elektronik Phase Meter with GSM/ GPRS Modem for
secara lokal dikonfigurasi menggunakan AMR and Remote Control, 2005). Sehingga
perangkat lunak konfigurasi meter perlu secara berkala data meter elektronik
elektronik yang telah diinstal pada sebuah diunduh dan disimpan dalam basis data
komputer dan sebuah optical probe (Putra, (Hibrar, 2007). Data meter elektronik yang
2006). Optical probe diletak pada tepat

134 Distribusi Data Listrik


Ultimatics Vol.3 No. 1, Juni 2011 Kuntarto

terkait adalah data billing, load profiles, dan (c) Transaksi = {MeterSerialNumber,
log book (Putra, 2006). BillingRegister, MaximumDemand,
Data billing meliputi stand kWh (total, LoadProfile1, LoadProfile2, LogBook}.
WBP, dan LWBP) meter bulan lalu dan MeterSerialNumber menjadi primary key
stand kWH (total, WBP, dan LWBP) meter karena serial meter tidak ada yang sama dan
bulan sekarang, reaktif plus (VARh) dan nilainya unik.
reaktif minus (VARh) serta daya semu plus Sistem basis data untuk AMR berangkat
(Vah) dan minus (Vah) (Putra, 2006). dari struktur data yang terdapat pada meter
Data load profile terdiri dari arus fasa R, elektronik. Untuk mejelaskan kumpulan
S, dan T (Ampere), aktif plus (W), aktif obyek-obyek/ entiti yang terdapat pada
minus (W), reaktif plus (var) (Putra, 2006). meter elektronik serta hubungan antara
Sedangkan data log book meliputi waktu obyek-obyek tersebut, diperlukan
kejadian dan nama kejadian (event) (Putra, pendekatan model entity relationship
2006). diagram (ERD) (Navathe, 2003). Gambar 5
Mengingat faktor terpenting dari basis menunjukkan entity relationship diagram
data adalah ketersedian data harus tinggi (ERD) antara meter elektronik dengan
dengan tingkat redundansi data yang pelanggan.
rendah, maka peranan basis data sangat
krusial, sehingga perlu rancangan struktur
basis data yang mengakomodasi
kepentingan tersebut.

III. PENGEMBANGAN SISTEM


BASIS DATA AMR
Relasi antara pelanggan dan meter
elektronik adalah one to many, dengan
penjelasan bahwa satu pelanggan dapat
melakukan lebih dari satu transaksi
kelistrikan. Diagram – ER pada gambar 4
dapat diterjemahkan ke dalam kamus data
(Setiyadi, 2007) sebagai berikut.

Gambar 5. Entity Relationship Diagram AMR system

Gambar 4. Kamus data ERD


Kamus data:
(a) Pelanggan = {MeterSerialNumber, IV. PENGEMBANGAN SISTEM
CustomerNumber , CustomerName, , INFORMASI BERBASIS WEB
Tariff, MeterType}. MeterSerialNumber
menjadi primary key karena serial meter
tidak ada yang sama dan nilainya unik. A. Data Flow Diagram (DFD)
(b) Meter elektronik = Sebelum mengembangkan sistem
{MeterSerialNumber, BillingRegister, informasi terlebih dahulu perlu dibuat data
MaximumDemand, LoadProfile1, flow diagram (DFD). DFD adalah suatu
LoadProfile2, LogBook}. jaringan yang menggambarkan suaatu
MeterSerialNumber menjadi primary key sistem komputerisasi, manual atau
karena serial meter tidak ada yang sama dan gabungan dari keduanya dalam suatu
nilainya unik. susunan berbentuk komponen sistem yang

Distribusi Data Listrik 135


Kuntarto Ultimatics Vol. 3 No.1, Juni 2011

saling berhubungan sesuai dengan aturan B. Halaman Web


yang berlakuk (Informatika, 2006). Langkah selanjutnya adalah mendesain
Komponen terdiri dari eksternal entiti yang interface sistem informasi. Untuk
berbentuk kotak, proses yang berbentuk mempermudah perancangan desain dibuat
lingkaran, data flow yang berbentuk anak berdasarkan top-down design. Gambar 7
panah dan data store yang berbentuk dua menunjukkan struktur interface sistem
garis horisontal atas dan bawah informasi berbasis web.
(Informatika, 2006). Tahapan proses DFD
harus melewati diagram konteks (global), Gambar 7. Struktur Sistem Informasi
diagram nol (0), dan diagram detail/ rinci
(Informatika, 2006).
Sistem informasi dirancangan dengan
pendekatan sistem informasi berbasis web.
Hal ini dipilih karena dengan menggunakan
sistem informasi berbasis web akan
memberikan kemudahan kepada pengguna
untuk menggunakan sistem informasi tanpa
harus menginstal perangkat lunak
tambahan, pengguna hanya perlu
menggunakan web browser untuk
mengakses sistem informasi.
User sistem informasi berbasis web
dibagi menjadi dua yaitu admin yang
bertugas untuk mengatur akun user yang
akan mengakses sistem informasi,
Secara umum interface sistem informasi
memelihara basis data, dan melihat dan
ditunjukkan pada gambar 8. Interface terdiri
mengkonversikan laporan perpelanggan
dari header, menu pencarian, menu
maupun keseluruhan pelanggan yang
navigasi, konten, dan footer.
berkaitan dengan billing, maximum
demand, load profile 1 dan 2, dan log book.
Sementara user lain adalah manajer yang
bertugas melihat dan mengkonversikan
laporan perpelanggan maupun keseluruhan
pelanggan yang berkaitan dengan billing,
maximum demand, load profile 1 dan 2,
dan log book. Disamping itu manajer juga
harus melewati proses login terlebih dahulu
untuk dapat mengakses sistem informasi.
Penjelasan di atas dideskripsikan dengan
gambar 6 di bawah ini.

Gambar 8. Struktur Interface Sistem Informasi Secara Umum

Gambar 6. Context Diagram

136 Distribusi Data Listrik


Ultimatics Vol.3 No. 1, Juni 2011 Kuntarto

V. IMPLEMENTASI SISTEM username dan password yang diberikan


INFORMASI oleh system admin.
Sistem informasi berbasis web ini diinstal
pada sebuah tower server IBM System
x3100 dengan prosesor quad-core Intel,
memory 16GB 1333 MHz DDR3 UDIMMs
dengan dilengkapi HDD SATA 3.0 Gbps
berkapasitas 500GB.
Di dalam server ini diinstal XAMPP yang
berfungsi sebagai web server. Versi yang
digunakan adalah versi 1.6.7 untuk
windows server. Di dalam XAMPP versi
1.6.7 yang dirilis pada tanggal 04 Juli 2008
terdapat phpMyAdmin versi 2.11.7, Apache
2.2.9, PHP 5.2.6 + PHP 4.4.9 + PEAR,
FileZilla FTP Server 0.9.25, XAMPP
Security 1.0 dan OpenSSL 0.9.8h. Gambar 91. Halaman Perpelanggan
Web server juga diinstal jpgraph v1.20.5
Revision: r769 untuk membuat chart dalam
bentuk bar dan line. Untuk memerkuat
sistem keamanan web server, dilakukan
konfigurasi pada file httpd.conf yang
terletak pada direktori xampp/apache/conf,
maka file sistem informasi yang diletakkan
dalam folder amr akan aman dari akses
eksternal. Sehingga akses pengguna ke
folder xampp dibatasi, sementara untuk
folder amr yang berisikan file sistem
informasi berbasis web dikonfigurasi
dengan Allow form all. Sehingga halaman
Gambar 102. Halaman Laporan Billing
web dapat diakses oleh pengguna.
Seluruh file sistem informasi berbasis
web diletak pada folder amr, web server
dikonfigurasi DNS sehingga dapat
dipanggil dari komputer pengguna melalui
web browser via alamat:
http://iskraemeco/amr atau
http://10.25.11.138/amr
Sedangkan untuk sistem basis data,
sistem informasi ini menggunakan MSSQL
2000. Sistem basis data ini telah
dipergunakan oleh PT PLN (Persero) sejak
tahun 2005, dan sangat kecil kemungkinan
untuk mengganti DBMS MSSQL menjadi
MySQL.
Gambar 9 dan 10 menunjukkan sistem
Gambar 113. Grafik load profile
informasi berbasis web ketika dijalankan.
Untuk dapat mengakses sistem pengguna
terlebih dahulu harus login menggunakan

Distribusi Data Listrik 137


Kuntarto Ultimatics Vol. 3 No.1, Juni 2011

Selain dapat menyajikan laporan dalam Dengan memantau tren pemakaian listrik
format tabulasi, sistem informasi berbasis pelanggan dari billing dan maximum
web juga mampu menghasilkan laporan demand diharapkan para pimpinan dapat
dalam bentuk grafik. Hal ini membantu memberikan estimasi rata-rata penggunaan
pengguna untuk dapat menganalisa trend listrik di wilayah yang dipimpinnya.
penggunaan beban oleh pelanggan seperti Sehingga pasokan listrik kepada
yang ditunjukkan pada Gambar 11.Laporan masyarakat dapat selalu terjamin. Tidak
billing, loadprofile, dan logbook setiap hanya itu kualitas listrik yang disalurkan
pelanggan dan seluruh pelanggan dapat kepada pelanggan juga dapat dipantau
digenerate ke dalam format MS. excel menggunakan data tabulasi maupun grafik
sehingga meningkatkan interoperabilitas yang disajikan pada halaman loadprofile
data. Gambar 12 menunjukkan laporan baik perpelanggan maupun seluruh
yang telah dikonversikan ke dalam format pelanggan. Tidak hanya itu saja, dengan
MS. Excel. menggunakan sistem informasi ini semua
kejadian yang bersifat normal maupun
abnormal dapat terekam dan dapat disajikan
dalam bentuk tabulasi data. Hal ini akan
memberikan data yang akurat kepada pihak
PT PLN (Persero) jika ditemukan
pelanggan yang berusaha untuk bertindak
curang misalkan dengan menghilangkan
salah satu tegangan pada salah satu fasa.
Sistem ini dilengkapi dengan sistem
keamanan yang terpadu. Hanya pengguna
Gambar 12 Laporan Billing Seluruh Pelanggan yang terdaftar di dalam sistem yang dapat
(Format Ms. Excel) mengakses data. Selain itu pengguna
ditolak aksesnya untuk dapat mengakses
Hal lain yang tidak kalah pentingnya
sistem informasi ini. Tidak hanya dari sisi
adalah menyajikan kontak person in charge
keamanan, namun sistem informasi ini juga
berupa no. telephone dan e-mail jika terjadi
dilengkapi dengan fitur pencarian, menu
troubleshooting atau ketidak lancaran pada
grafik (bar dan line), dan menu konversi
saat penggunaan sistem maupun gangguan
data tabulasi dari web ke format Ms. Excel.
yang bersifat eksternal misalkan gangguan
Sehingga interoperabilitas data dapat
jaringan internal PT PLN (Persero).
dimaksimalkan.
Selain itu, sistem informasi ini juga
dilengkapi buku panduan yang berfungsi
VI. SIMPULAN untuk memberikan jalan keluar jika
Distribusi data listrik pelanggan melalui pengguna menjumpai kesulitan dalam
sistem informasi berbasis web di PT PLN menggunakan sistem informasi. Dan yang
(Persero) Area Jaringan (AJ) Bali Selatan terpenting dengan memberikan no.
dapat direalisasikan. Dengan menggunakan telephone dan e-mail akan memberikan rasa
sistem informasi berbasis web, maka aman kepada pengguna, sebab mereka tahu
pimpinan PT PLN Distribusi maupun siapa yang akan mereka hubungi jika terjadi
pimpinan di wilayah AJ Bali Selatan dapat masalah.
memantau data listrik pelanggan yang
terdapat di dalam basis data yang
merupakan hasil pembacaan dan REFERENSI
pengunduhan yang dilakukan secara
berkala oleh server AMR. [1] Adeline, R. T. (2007). Teknik Normalisasi dalam
Perancangan Basis Data Relasional.

138 Distribusi Data Listrik


Ultimatics Vol.3 No. 1, Juni 2011 Kuntarto

[2] AISYSTEM. (2007). What is AISYSTEMS MR ? Dipetik [14] Microchip. (2005). Introduction to Utility Metering
10 14, 2007, dari AISYSTEMS AMR - Automatic Meter Tutorial. Microchip Technology.
Reading, Comprehensive Metering Solutions: [15] Miklavčič, S. (2007). Iskraemeco AMM. Dipetik 10 20,
http://www.aisystemsamr.com/v1/index.php?option=com_ 2007, dari Iskraemeco:
content&task=view&id=45&Itemid=124 www.mee.hu/files/images/5/III_1_StanislavM.pdf
[3] Asial. (2008). JPGRPAH The most Powerful PHP-driven [16] Minar, D. (2006). Automated Meter Reading an Advanced
Charts. Technology. Dipetik 10 13, 2007, dari
[4] Bertalya. (2008). Perancangan Basis Data. Jakarta. www.electronicsmaker.com/em/admin/pdf/free/Automated
[5] Chandra, M. A. (2005, 09 20). Device Language Message .pdf
Specification (DLMS) in General Definition. Jakarta. [17] Muhamad Ali, M. T. (2006). Teknik Perancangan Basis
[6] Chapple, M. (2007). Introduction to Microsoft SQL Server Data.
2000. [18] Navathe, R. E. (2003). Fundamental of Database Systems.
[7] Fuchs, P. (2004). DLMS/COSEM standards - Achieving Pearson.
interoperability . Berlin, Germany. [19] Notohadiprawiro, T. (2006). Sistem Informasi Pengertian
[8] Hibrar, M. (2007). MT830/MT831 Industrial multi- dan Kepentingannya. Yogyakarta.
function meter - Installation Manual. Slovenia: [20] Putra, I. T. (2006, 11 22). PLN Disjaya . Jakarta.
Iskraemeco. [21] Riordan, R. M. (1999). Designing Relational Database
[9] Informatika, B. S. (2006). Data Flow Diagram. Jakarta. System. Microsoft.
[10] Iskraemeco. (2000). Iskraemeco - Products - MT830. [22] Salonen, V. (2007, 06 02). Index of Opetus. Dipetik 10 24,
Dipetik 10 14, 2007, dari Iskraemeco: www.iskraemeco.si 2007, dari Index of Opetus:
[11] Iskraemeco. (2005, 05 08). MT372 Poly-Phase Meter with http://www.netlab.tkk.fi/opetus/s383310/06-
GSM/ GPRS Modem for AMR and Remote Control. 07/Kalvot%2006-07/salonen_060207.pdf
Slovenia. [23] Setiyadi, D. (2007). Model Data dan Entity-Relationship
[12] Joongwong, J. (2007). FEASIBILITY STUDY OF Model. Bekasi.
ZIGBEE-BASED AUTOMATIC METER READING [24] Sullivan, G. P. (2007). Metering Best Practice. Federal
SYSTEM AUTOMATIC METER READING SYSTEM . Energy Management Program.
Bangkok: Shinawatra University . [25] Tamarkin, T. D. (1992, 10). Automatic Meter Reading.
[13] Maxfield, W. (2000, 11). MySQL and PHP from Scratch. Automatic Meter Reading . Public Power Magazine.
USA. [26] Winantu, A. (2006). Sistem Basis Data. Yogykarta.

Distribusi Data Listrik 139

Anda mungkin juga menyukai