OLEH :
NAMA : MARYAM
NIM : 02.16.046
REGULER : B
C. SISTEMATIKA ETIKA
Sebagai suatu ilmu maka Etika terfiri atas berbagai macam jenis dan ragamnya antara lain:
1. Etika deskriptif, yang memberikan gambaran dan illustrasi tentang tingkah laku manusia
ditinjau dari nilai baik dan buruk serta hal-hal mana yang boleh dilakukan sesuai dengan
norma etis yang dianut oleh masyarakat.
2. Etika normatif, membahas dan mengkaji ukuran baik buruk tindakan manusia, yang
biasanya dikelompokan menjadi:
a. Etika Umum
b. Etika Khusus
D. FUNGSI ETIKA DAN MORALITAS DALAM PELAYANAN
KEBIDANAN
1. Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya Bidan dan Klien.
2. Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan yang
merugikan/membahayakan orang lain.
3. Menjaga privacy setiap individu.
4. Mengatur manusia untuk berbuat adail dan bijaksana sesuai dengan porsinya.
5. Denga etik kita mengetahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan apa alasannya.
6. Mengarahkan polah pikir seseorang dalam bertindakatau dalam menganalisis suatu
masalah.
7. Menghasilkan tindakan yang benar.
8. Mendapatkan informasi tentang hal yang sebenarnya.
9. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku untuk perilaku manusia antara baik, buruk,
benar atau salah sasuai denagn moral yang berlaku pada umummnya.
10. Berhubungan dengan peraturan hal-hal bersifat abstrak.
11. Memfasilitasi proses proses pemecahan masalah etik,
12. Mengatur hal-hal yang bersifar praktik.
13. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata cara di
dalam organisasi profesi.
14. Mengatur sikap, tindakan tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yang biasa
tersebut kode etik profesi.
A. PENGERTIAN
1. NILAI
Nilai-nilai (valeus) adalah suatu keyakinan seseorang tentang penghargaan terhadap suatu
standar atau pegangan yang mengarah pada sikap/prilaku seseorang. System nilai dalam
suatu organisasi adalah tentang nilai-nilai yang dianggap penting dan sering diartikan
sebagai perilaku personal.
2. Pelayanan kebidanan
Pelayanan kebidana adalah penerapan ilmu kebidanan melalui asuhan kebidanan kepada
klien yang menjadi tanggung jawab bidan, mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, BBL,
keluarga berencana (KB), termasuk kesehatan reproduksi wanita dan pelayanan kesehatan
masyarakat.
B. PENYERAPAN/PEMBENTUKAN NILAI
1. Pengertian Dasar Etika
Istilah atau kata etika sering kita dengar, baik ruang kuliah mupun dalam kehidupan
sehari-hari tidak hanya dalam segi keprofesian tertentu, tetapi menjadi kata-kata umum
yanf sering digunakan, termasuk di luar kalangan cendekiawan.
2. Pengenalan Etika Umum
a. Hati Nurani
b. Nilai dan Norma
c. Hak dan Kewajiban
d. Amoral dan Immoral
e. Moral dan Agama
3. Kode Etik Bidan Indonesia
Sesuai Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/Menkes/SK/2007
Tentang Standar Profesi Bidan, di dalamnya terdapat Kode Etik Bidan Indinesia.
Deskripsi Kode Etik Bidan adalah merupakan suatu cirri profesi yang bersumber dari
nilai-nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan
komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam
melaksanakan pengabdian profesi.
A. PENGERTIAN BIDAN
1. Menurut IBI
Seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang
telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai persyaratan yang berlaku, dicatat,
diberi izin secara sah untuk menjalankan praktik.
2. Kepmenkes No.900/Menkes/SK/VII/2002
Seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian
sesuai persyaratan yang berlaku
3. Menurut WHO
Wanita yang telah diakui secara regular dalam program pendidikan kebidanan
sebagai mana yang telah diakui skala yuridis, dimana ia ditempatkan dan telah
menyelesaikan pendidikan kebidanan dan memperoleh izin melaksanakan praktik
kebidanan.
4. International confederation of midwife
Seorang yang telah menyelesaikan pendidikan bidan yang diakui oleh Negara
serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk melaksanakan praktik kebidanan
di Negara itu.
Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas bidan yang menjadi tanggung jawab
praktik profesi bidan dalam system pelayanan kesehatan yang baik bertujuan
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga
dan masyarakat.
B. TINJAUAN KEILMUAN
Karakteristik dan spesifikasi dalam ilmu kebidanan adalah :
1. Objek materi ilmu kebidanan
Antara lain adalah wanita dan masa reproduksi mulai dari pra konsepsi, masa
kehamilan masa bersalin nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana.
2. Objek formula ilmu kebidanan
Untuk dapat mencapai situasi makan pelayanan kebidanan di Indonesia harus
memiliki konsep yang dapat menjelaskan asuhan kebidanan yaitu :
a. Tindakan bidan yang tepat dan aman yaitu semua tindakan yang diberikan bidan
untuk wanita/ibu, bayi dan keluarga bukan tindakan yang dapat merugikan
kesehatan.
b. Memberikan kepuasan klien adalah tindakan yang dilakukan sesuai dengan
keadaan permasalahannya dan hasil yang dicapai dengan tindakan tersebut.
dasar-dasar dalam onotomi dan aspek legal yang mendasari dan terkait denga
pelayanan kebidanan antara lain :
a. Tujuan umum
1. Melindungi masyarakat pengguna jasa profesi
2. Meningkatkan mutu pelayanan
3. Pemerataan dan perluasan jangkauan pelayanan
b. Tujuan khusus
1. Menyatakan kemampuan pengetahuan, keterampilan dan perilaku tenaga
profesi.
2. Menetapkan kualifikasi dan lingkup kompetensi
3. Menyatakan pengetahuan, keterampilan dan perilaku pendidikan tambahan
4. Menetapkan kualifikasi, tingkat dan lingkup pendidikan tambahan tenaga
profesi
5. Memenuhi syarat untuk mendapat nomor registrasi
3.Registrasi
A. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Pengertian
Proses pengambilan keputusan merupakan bagian dasar dan integral dalam praktik suatu
profesi dan keberadaannya sangat penting karena akan menentukan tindakan selanjutnya.
2. Keterlibatan bidan dalam proses pengambilan keputusan sangat penting karena
dipengaruhi oleh 2 hal
Pelayanan “one to one”
Meningkatkan sertivikasi terhadap klien bidan berusaha keras untuk memenuhi
kebutuhan.
Perawatan berfokus pada ibu (women centered care) dan asuhan total (total care).
3. Empat tingkat kerja pertimbangan moral dalam pengambilan keputusan ketika
menghadapi dilemma etik
a. Timgkat I
b. Tingkat 2
c. Tingkat 3
d. Tingkat 4
4. Factor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
a. Factor fisik
b. Emosional
c. Rasional
d. Praktik
e. Interpersonal
f. Struktual
5. Dasar pengambilan keputusan
a. Ketidak sanggupan (bersifat segera)
b. Keterpaksaan karena karena suatu krisis, yang menentukan sesuatu untuk segera
dilakukan.
6. Pengaambilan keputusan yang etis
Ciri-cirinya :
a. Mempunyai pertimbangan yang benar atau salah
b. Sering menyangkut pilihan yang sukar
c. Tidak mungkin dielakkan
d. Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman, singkungan social
7. Tips pengambilan keputusan dalam keadaan kritis
a. Identifikasi dan tegaskan apa masalahnya, baik oleh diri sendiri maupun dengan
orang lain.
b. Tetapkan hasil apa yang diinginkan.
c. Uji kesesuaian dari setiap solusi yang ada.
d. Pilih solusi yang lebih baik.
e. Laksanakan tindakan tanpa ada keterlambatan.
Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaikannya baik atau
salah (Jones, 1994).
A. Istilah dalam praktik
Sebelum melihat masalah etik yang mungkin timbul dalam pelayanan kebidanan, maka ada
baiknya dipahami beberapa istilah berikut ini:
1. Legislasi (Lieberman, 1970) Ketetapan hokum yang mengatur hak dan kewajiban
seseorang yang berhubungan erat dengan tindakan.
2. Lisensi pemberian izin praktik sebelum diperkenankan melakukan pekerjaan yang telah
diterapkan.
3. Deontologi/Tugas Keputusan yang diambil berdasarkan keterikatan/berhubungan dengan
tugas.
4. Hak keputusan berdasarkan hak seseorang yang tidak dapat diganggu.
5. Instusioner keputusann diambil berdasarkan pengkajian dari dilemma etik dari kasus per
kasus.
6. Beneficence keputusan yang diambil harus selalu menguntungkan.
7. Mal-efficiency keputusan yang diambil merugikan pasien.
8. Malpraktik/Lalai
9. Malpraktik terjadi karena
Caroboh
Lupa
Gagal mengkomunikasikan
C. INFORMED CHOICE
1. Pengertian
Pengertian adalah membuat pilihan setelah mendapat penjelasan tentang alternatif asuhan
yang akan dialaminya, pilihan (choice) harus dibedakan daripersetujuan (consent).
2. Tujuan
Tujuannya adalah untuk mendorong wanita memilih asuhannya.
3. Rekomendasi
4. Bentuk pilihan (choice) yang ada dalam asuhan kebidanan
D. INFORMED CONSENT
1. PENGERTIAN INFORMED CONSENT
Informed consent adalah persetujuan individu terhadap pelaksanaan suatu tindakan,
seperti opersai atau prosedur diagnostik invasivf, berdasarkan pemberitahuan lengkap
tentang rresiko, manfaat, alternatif, dan akibat penolakan.
2. Sejarah Informed Consent
Kensep informed consent dapat dikatan merupakan suatu konsep yang relatif masih baru
dalam sejarah etika medis.
3. Fungsi Informed Consent
Menurut KatZ dan Capran, fungsi informet Consent:
Promosi otonomi individu
Proteksi terhadap pasien dan subjek
Menghindari kecurangan, penipuandan paksaan
Mendorong adanya penelitian yang cermat
Promosi keputusan yang rasional
Menyertakan public
4. Dasar Hukum dan Informet Consent Keperawatan
a. Dasar hokum informed consent
b. Informet Consent Keperawatan
5. Bentuk Informed Consent
Ada dua bentuk informed consent (Febiyanti Rizky, 2011)
a. Implied constructive Consent (Keadaan Biasa)
b. Implied Emergency Consent (Keadaan Gawat Darurat)
6. Perlindungan pasien tentang hak memperoleh Informed Consent dan Rekan Medis
Dasar penyusunan majelis pertimbangan etika profesi adalah majelis pembinaan dan
pengawasan etik pelayanan medis (MP2EPM), yaitu :
1. Kepmenkes RI no.554/Menkes/Per/XII/1982
2. Peraturan penerintah no.1 tahun 1988 BAB V pasa 11
3. Surat keputusan menteri kesehatan no.640/Menkes/Per/X/1991
A. Kesimpulan
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno . Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos
sedangkan bentuk jamak nya yaitu ta etha . Ethos mempunyai banyak
arti yaitu: kebiasaan / adat . akhlak , watak , perasaan , sikap , cara
berfikir.
A. Pengantar Ilmu Hukum
Ilmu Hukum Adalah Kumpulan Pengetahuan Tentang Hukum Yang Telah Dibuat
Sistematiknya.
B. Pengantar Hukum Kesehatan
Etika Dan Hukum Berkait Dengan Ruang Lingkup Masing-Masing, Dengan
Jalur Yang Berbeda.
Etika Profesi Bersifat Intern
Hukum Bersifat Berlaku Umum
Majelis Disiplin Bersifat Sebagai Hukum Publik
C. Aspek Hukum Dalam Praktik Kebidanan
D. Legislasi Pelayanan Kebidanan
Aspek Hukum Informed Consent
Peran Dan Fungsi Majelis Pertimbangan Kode Etik Profesi
Dasar Penyusunan Majelis Pertimbangan Etika Profesi Adalah Majelis Pembinaan
Dan Pengawasan Etik Pelayanan Medis (Mp2epm), Yaitu :
1. Kepmenkes Ri No.554/Menkes/Per/Xii/1982
2. Peraturan Penerintah No.1 Tahun 1988 Bab V Pasa 11
3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.640/Menkes/Per/X/1991
BAGIAN – BAGIAN BAB VIII :
A. Petugas Dan Wewenang Mp2epm Wilayah Pusat
B. Tugas Dan Berwenang Mp2epm Wilayah Profesi
C. Majelis Etika Profesi Bidan
D. Badan Konsil Kebidanan
B. SARAN
Untuk kedepannya Pada pembuatan makalah ini seharusnya
diperjelas lagi supaya dalam proses penyelesaian dapat berjalan
lancar dan tidak mendapatkan masalah.