Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Tahap ini adalah tahap sebelum melakukan induksi. Pada tahap ini, yang harus anda lakukan
adalah mengajak si objek untuk berbicara ringan. Seperti :
Bagaimana kabar anda hari ini?
Tes ini diberikan kepada objek agar kita tahu, seberapa peka objek menerima sugesti dan
hipnosis. Hal yang harus anda katakan :
– Objek mengeluarkan banyak air liur —> objek sangat peka dengan hipnosis
– Objek mengeluarkan sedikit air liur —> objek kurang peka namun masih bisa dihipnosis
– Objek tidak mengeluarkan air liur —> Kerja keraslah teman! Atau cari objek lain.
3. Tahap Induksi
Ini merupakan tahap yang paling penting dalam hipnosis. Kita akan menempatkan objek ke
dalam Trance. Ok, ini agak sulit. Jangan mudah putus asa ya…
Suruhlah si objek untuk memandang ujung jari telunjuk anda (anda menegakkan jari telunjuk
seperti angka 1). Anda boleh menggunakan apa saja, yang penting intinya dapat membuat si
objek amat terfokus.
Ucapkanlah sugesti berikut :
“Sekarang anda memandang ujung jari telunjuk saya. Seiring anda memandang jari saya,
anda akan rileks… Rilekskanlah tubuh anda sekarang…. Lemaskan semua otot-otot anda…
Anda sekarang sangat rileks… sangat rileks… Jika anda mau, anda bisa memejamkan mata
anda… Anda sekarang sangat rileks…. semua otot-otot anda akan lemas…”
Setelah kurang lebih 3 menit, suruhlah objek memejamkan mata dan ucapkanlah sugesti
berikut :
“Pejamkanlah mata anda sekarang. Anda sudah letih pada hari ini karena segala aktivitas
pada hari ini membuat anda amat lelah…. lelah… dan sangat lelah… Yang anda butuhkan
sekarang hanya istirahat…. Anda merilekskan semua otot anda dan istirahatlah….
istirahatlah…. Kosongkan pikiran anda dan rilekslah… rilekslah… Tangan dan kaki anda
semakin berat… makin berattt…. dan anda akan tertidur. Saya akan membawa anda dalam
tidur yang pulas… tidur yang pulass… dan tidur yang nyenyak”
Note : tanda (…) adalah jeda dalam pengucapan.
4. Memperdalam Trance
Lebih mudah dari tahap induksi. Cukup anda ucapkan sugesti berikut :
“Sekarang saya akan menghitung mundur… Dari angka 10 sampai angka 1. Begitu sampai
pada angka 1… anda akan semakin rileks dan tertidur… (tahan selama 15 detik). Ok, mari
kita mulai.. 10…. 9… 8….. 7…. 6…. 5…. 4…. 3… 2… 1.. anda sekarang sudah tertidur
pulas…”
Ada kemungkinan objek belum tertidur maka lakukan tes berikut :
Angkat tangan objek dan jatuhkan. Jika jatuhnya lemas, berarti dia sudah tertidur. Namun,
jika belum, anda harus memperdalam trance lagi seperti sugesti tadi. Terus lakukan agar dia
benar-benar masuk ke trance yang dalam.
5. Trance Testing
Deep Trance —> Saatnya memberikan sugesti, ditandai dengan si objek mengalami
amnesia
Mudah kan? jika objek diam dan tidak menjawab atau objek menjawab tidak tahu (lupa
namanya), maka objek sudah berada di deep trance. Namun, jika objek masih menjawab
dengan benar, perdalam trance dengan langkah sebelumnya.
6. Sugesti
Inilah tujuan utama dalam hipnosis. Yakni sugesti. Saya akan berikan satu contoh sugesti
yang sederhana untuk hipnotis pemula.
Teddy Bear Hallucination
Sugesti :
“Setelah membuka mata anda nanti, anda akan melihat sebuah boneka beruang kecil di
tangan kanan anda. Boneka beruang tersebut berwarna coklat dengan warna mata hitam dan
sangat lucu. Anda akan terpesona dengan boneka tersebut dan akan menciumnya. Sekarang
pada hitungan ketiga buka mata anda dan anda akan melihat boneka tersebut. Mari kita mulai
1…2…3.. buka mata anda.”
Jika si objek berhalusinasi melihat boneka beruang, maka selamat! anda telah berhasil
menghipnosis. Dan lanjutkan ke langkah berikut.
7. Terminasi
“Pejamkanlah mata anda kembali. Sekarang anda sudah tidak melihat boneka beruang
tersebut. Setelah anda bangun nanti anda akan merasa sangat segar dan kuat. Pada hitungan
kelima anda harus membuka mata anda dan bangun. Mari kita mulai. 1…2…3….4…5…
buka mata anda”
Sudah selesai smua proses dan teknik hipnosis. Semoga ini bermanfaat bagi anda yang ingin
belajar hipnosis. Jika anda mengalami kesulitan silahkan post kesulitan anda disini. Dan
apabila anda gagal menghipnosis, jangan putus asa, teruslah mencoba. Semakin anda banyak
menghipnosis, maka skill anda semakin meningkat.
Pada poin berikut ini saya akan memberikan contoh-contoh script teknik dasar induksi. Saya
juga mohon saudara-saudara sekalian untuk menambahkan informasi apabila dirasa masih
kurang.
Semoga bermanfaat.
Baik, saya akan memberikan contoh-contoh script teknik induksi kepada anda. Satu hal yang
perlu diingat, bahwa script-script yang saya berikan tidak bermaksud untuk anda hafal. Saya
ingin membuat anda mengerti alur scriptnya seperti apa, sehingga anda dapat membuat script
anda sendiri yang mungkin lebih baik dari yang saya contohkan.
Script pertama yang akan dipelajari adalah script teknik fiksasi mata (eye fixation).
Mengapa teknik fiksasi mata? Sebab, teknik ini mudah dipelajari dan dapat dilakukan oleh
para hipnotis pemula dan tidak berpengalaman sebelumnya. Teknik ini memanfaatkan
konsentrasi dan pemusatan pikiran sadar suyet untuk menembus ke pikiran bawah sadar
suyet. Konsentrasi dan fokus pada suatu objek secara terus-menerus dapat membuat pikiran
sadar menjadi bosan dan akhirnya lengah. Dengan demikian, kita dapat memby-pass pikiran
sadar dan langsung berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar suyet.
Teknik ini bagus untuk suyet tipe normal. Anda bisa menggunakan objek apa saja sebagai
fokus perhatian. Sebagai contoh, fokus perhatian adalah sebuah titik di dinding. Mintalah
kepada suyet untuk merilekskan tubuhnya di kursi (jika suyet duduk di kursi).
Katakanlah : “Duduklah dengan serileks mungkin. Ya, bagus seperti itu. Kaki menapak di
lantai dan tangan di pangku.”
Pada tahap ini, anda memuji tindakan suyet yang merilekskan tubuhnya. Dengan demikian,
suyet akan merasa sangat mudah mengikuti perintah anda dan proses induksi menjadi lebih
mudah. Sebenarnya pada saat memuji tersebut, anda sudah meng-edukasikan pikiran suyet
agar menuruti ucapan anda. Dan sekarang, mintalah suyet untuk menatap sebuah titik di
dinding. Saya sarankan titik tersebut sedikit di atas mata suyet. Dengan demikian, otot-otot
mata suyet akan lebih mudah lelah dan suyet dapat dengan mudah masuk ke dalam kondisi
trance.
Script :
Sekarang, saya meminta anda untuk memfokuskan perhatian pada titik ini
(tunjukkan titiknya).
titik itu dapat membawa anda ke dalam kondisi hipnosis yang dalam…
tolong jangan membuka mata anda sampai saya minta anda buka…
anda semakin rileks…. rasakan relaksasi ini… sangat dalam… sangat rileks….
5…anda rileks…
3 anda sangat rileks…tubuh anda mulai lelah… dan anda akan tidur….
2 anda sangat rileks… dan rasa tidur sangat kuat…tubuh anda lelah..sangat rileks…
1 (jentikkan jari anda) anda 10 kali lebih rileks dan tidur nyenyak….
“Jika anda mendengar suara saya, tolong anda gerakkan jari ini (sentuh salah satu jari suyet)”
Jika jari suyet bergerak dengan lamban dan lemah, paling tidak suyet berada di medium
trance. Namun, jika gerakkan tangannya masih lemah, anda harus menginduksikan suyet
lebih dalam lagi.
Suruhlah suyet untuk menggabungkan kedua tangannya dan membentuk kepalan gabung.
Buat jari telunjuk kiri dan jari telunjuk kanan suyet memisah. Sugestikan bahwa kedua jari itu
merupakan dua kutub magnet yang saling tarik menarik.
Script :
(ketika kedua jari suyet menyatu, sentuh dahinya dan katakan : Tidur Sekarang!) “
Serial Hypnosis : Pra dan Induksi
PRA INDUKSI
Pra induksi merupakan tahap pertama dalam proses hypnosis dan merupakan faktor penentu
keberhasilan hypnosis yang sangat penting. Pra induksi menyangkut kesan pertama yang kita
tampilkan pada calon klien. Kesan yang kita tampilkan pada “pandangan pertama” harus
memberikan kesan bahwa kita adalah seseorang dengan kemampuan yang cukup mumpuni
agar bisa dipercaya sebagai sebagai juru hypnosis.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menjalani pra induksi antara lain :
Kegagalan dalan menjalankan proses pra induksi sangat merugikan hypnotist karena
kepercayaan calon klien di bentuk pada tahap ini. Jika calon klien tidak memberikan perhatian
dan kepercayaannya pada hypnotist maka tahap selanjutnya (induksi) tidak akan berjalan
lancar sebagaimana mestinya. Pra induksi merupakan tahapan yang sangat alami sehingga
senyuman atau bahkan gerakan tubuh yang tidak kita sadari sekalipun bisa memunculkan citra
tertentu di benak calon klien.
Dalam pra induksi, kita bisa menerapkan prinsip yang disebut 5 YES.
Prinsip 5 YES sangat penting untuk menguji apakah calon klien benar- benar bersedia untuk
masuk dalam proses hypnosis yang lebih lanjut.
Prinsip 5 YES dikatakan berhasil saat calon klien memberikan lima respon positif berturut-
turut atau bahkan lebih terhadap hypnotist.
Jika 5 YES terpenuhi maka proses selanjutnya berupa pemberian induksi bisa segera diberikan
pada calon klien.
INDUKSI
INDUKSI VERBA
Induksi merupakan serangkaian proses yang digunakan hypnotist untuk membantu klien
mencapai trance. Pada setiap kalimat yang dipakai dalam induksi, hypnotist harus memastikan
bahwa klien sudah memahami maksud dari induksi tersebut. Untuk memastikan klien dalam
keadaan memahami kalimat induksi mapun hal-hal lain dalam induksi maka hypnotis harus
selalui menanyakan kepada klien apakah klien sudah paham ataukah belum. Hypnotis harus
menentukan respon klien untuk jawaban ya dan tidak ( anggukan, gelengan kepala, gerakan
jari tertentu dll) sehingga tidak mengganggu trance klien.
Induksi verbal adalah modal dasar bagi anda untuk menguasai semua cabang hypnosis. Bahkan
induksi verbal ini sering bisa dijadikan “senjata pamungkas” pada klien yang sangat sulit
menerima jenis induksi yang lain. Dengan kemampuan induksi verbal yang baik maka kualitas
anda sebagai praktisi hypnosis sudah semakin maju.
Seperti yang anda ketahui, sebelum menginduksi suyet kita harus melakukan Pra-Induksi
secara baik dan benar. Induksi akan gagal bila dalam proses Pra-Induksi tidak berjalan dengan
baik. Oleh karena itu, saya sarankan agar anda benar-benar menguasai tahap Pra-Induksi
sebelum anda mempelajari teknik induksi.
Aturan-aturan Induksi
1. Aturan pertama adalah TIDAK ADA ATURAN. Semua tergantung dengan situasi dan kondisi
saat hipnosis dilakukan. Ingat, situasi yang mengendalikan tindakan yang diambil oleh hipnotis.
Jangan pernah terpaku dengan script yang anda hafal.
2. Sukses menghasilkan sukses berikutnya. Maksudnya adalah jika suyet memberikan respon
terhadap apa yang kita katakan, maka gunakan hal ini sebagai acuan/patokan untuk tahap
berikutnya.
3. Seorang hipnotis dituntut tetap percaya diri dan mampu beradaptasi dengan situasi.
Misalnya, jika induksi tidak berjalan semestinya, anda harus tetap dapat mengendalikan situasi
dengan baik. Anda dituntut untuk tetap santai dan tidak tegang dan mencoba teknik induksi
lain kepada suyet tanpa memberitahu suyet apa yang terjadi.
5. Nada, volume, intonasi, tekanan, dan jeda pada sugesti sangat penting. Bandingkan
kalimat berikut : "Tangan anda terkunci rapat dan sangat melekat, anda berusaha membukanya
namun terkunci rapat" dengan "Tangan anda TERKUNCI RAPAT dan sangat MELEKAT, anda
berusaha membukanya namun TERKUNCI RAPAT"
6. Berikan sugesti yang melibatkan banyak indera. Sebab, setiap orang mempunyai
kemampuan menerima informasi yang berbeda. Ada yang unggul pada Visual (penglihatan),
Auditori(pendengaran), dan Kinestetik (gerak). Untuk membedakannya tidaklah mudah, maka
sugesti yang anda berikan harus mencakup banyak indera.
7. Manfaatkan segala respon positif yang tampak dari suyet. Misalnya, jika suyet
mengedipkan matanya, buatlah seolah-olah memang itu yang diharapkan terjadi, jadi anda
dapat menambahkan respon tersebut ke dalam sugesti anda.
8. Untuk mengoptimalkan sugesti anda, ulangilah terus menerus sugesti yang sama.
Sebab, pongulangan sugesti dapat memastikan pikiran suyet secara benar dan efeknya sugesti
tersebut menjadi lebih kuat.
10. Jangan pernah menjadikan induksi sebagai kontes. Maksudnya adalah jangan pernah
membuat suyet merasa tertantang oleh kita. Contoh sugesti yang salah adalah " Saya akan
membuat anda terhipnosis walaupun anda menolak." Dengan begitu, suyet akan merasa
tertantang dan akan sulit dihipnosis.
Ada enam teknik dasar induksi pada umumnya. Anda harus menggunakan uji sugestibilitas
sebelum melakukan induksi agar anda tahu, suyet termasuk tipe sulit, moderat, atau gampang
terhipnosis. Sebab, teknik-teknik dasar tersebut mempunyai kaitan erat dengan tipe suyet.
Sebelumnya, saya belum bisa memberikan contoh script pada teknik-teknik dasar ini. Saya
akan menjelaskannya terlebih dahulu dan pada pekan mendatang saya akan melampirkan
contoh scriptnya.
Dengan teknik ini, suyet diminta untuk berkonsentrasi pada sebuah objek benda dengan fokus
terus dengan objek tersebut. Objek yang bisa digunakan adalah satu titik pandang, ujung jari
telunjuk, cahaya, atau apa saja yang bisa membuat suyet terfokus. Dengan fokus pada objek
tersebut, mata suyet akan lelah. Teknik ini memanfaatkan kebosanan pada pikiran sadar dan
lengah.
4. Teknik Mental Misdiretion (Menyesatkan Pikiran) Teknik ini biasanya digabung dengan
Uji Sugestibilitas. Teknik ini memanfaatkan respon fisik suyet terhadap yang diimajinasikan.
Contohnya pada Hand Locking Test, pada uji sugestibilitas ini biasanya langsung dikonversikan
ke dalam hipnosis. Suyet diminta untuk menggerakkan mata ke atas ke arah ubun-ubun dalam
keadaan terpenjam dan disugestikan bahwa mata suyet terkunci rapat.
5. Teknik Loss of Equilibrium (Kehilangan Keseimbangan) Ini adalah teknik induksi dengan
cara menggoyang-goyangkan tubuh suyet agar masuk ke dalam trance. Ilustrasinya adalah ibu
yang menidurkan anaknya dengan mengayun-ayun si anak. Teknik ini biasanya menggunakan
kursi goyang atau yang bisa membuat tubuh suyet goyang.
6. Teknik Shock to Nervous System (Kejutan pada Sistem Saraf) Teknik ini biasanya
digabungkan dengan teknik induksi lain. Intinya adalah pertama, anda harus membuat pikiran
sadar suyet bosan dan lengah. Kedua, membuat pikiran sadar "kaget" atau terkejut. Caranya
adalah dengan membuat kejutan yang tak disangka oleh suyet. Bisa dengan jentikan jari atau
tepukan tangan secara mendadak. Kejutan dapat membuat gerbang pikiran bawah sadar
terbuka sementara. Oleh karena itu, kita harus dapat memanfaatkannya dengan baik. Contoh
sederhana adalah seperti ini, pada saat kita bertepuk tangan (mengagetkan suyet) kita berkata :
"TIDUR NYENYAK". Maka dengan spontan suyet melakukan apa yang kita ucapkan. Teknik ini
biasanya termasuk teknik induksi cepat.
Serial Hypnosis : Hypnosis Script (contoh)
RELAKSASI
Relaksasi Metode I
Kosongkan pikiran semua, relaks, nikmati rasa keindahan pada seluruh hidup anda,
biarkan setiap pembuluh darah dan setiap syaraf mengendor dan melemas dan relaks,
lengan dilemaskan sekarang, seperti boneka kain. Bagus…
Sekarang, kirimkan rasa nyaman ini ke seluruh tubuh anda, mulai dari ujung kepala
hingga ke ujung ibu jari kaki anda. Biarkan setiap pembuluh darah dari syaraf mengendor,
melemas dan relaks. Anda sekarang sedang merasakan lebih relaks dan santai lebih dalam
lagi.
Sekarang kelopak mata terasa berat, mengantuk dan makin mengantuk. Tenang dan
santai. Anda merasa lebih relaks, jangan ditahan rasa ngantuk ini, tidurlah …
Relaksasi Metode II
Tangan anda lemaskan, terkulai seperti boneka kain. Ketika saya mengangkat tangan
anda, biarkan seluruh beban tubuh tergantung lemas pada jari-jari tangan saya. Dan
ketika saya dijatuhkan, kirimkan gelombang relaks ke seluruh tubuh anda. Seperti anda
merasakan menyentuh tubuh anda, kirimkan gelombang relaks mulai dari ujung
kepala hingga turun menjalar ke seluh tubuh anda dan berakhir di ujung ibu jari kaki.
Dan ketika anda melakukan, Anda mendapatkan bahwa dua kaki lebh relaks dari
sebelumnya. Sekarang, sekali lagi dengan tangan yang sebelahnya (ulangi dengan
tangan sebelahnya).
Metode Tangga
Pada saat ini saya akan membuat anda merasa jauh lebih relaks dan nyaman, sekarang
saya akan mulai menghitung terbalik dari mulai hitungan 10 dan terakhir 1. Pada saat
saya mengatakan “sepuluh” anda harus mula i memejamkan mata. Pada saat itu pula,
bayangkan seolah-olah mata anda melihat diri anda berada di puncak tangga yang paling
atas. Pada saat saya mengatakan 9 dan seterusnya, anda akan turun selangkah
demi selangkah. Dari tangga tersebut dan merasa sangat relaks … hingga di akhir
tangga paling bawah ada sebuah tempat tidur yang lengkap dengan bantal-bantal
yang lembut dan nyaman. Ketika sudah sampai sana anda akan tertidur nyeyak di
tempat tidur tersebut dan nikmatilah tidur tersebut dengan penuh rasa santai dan nyaman
yang luar biasa.
Contoh :
Angka 10 :
Angka 9 :
Angka 8 :
Enam …
Dua … menuju hitungan selanjutnya, angka satu , menuju ke tempat tidur, tenang, …
damai, makin rela ks … Satu … tidurlah ke kasur berbulu lembut, biarkan se tiap
pembuluh darah melemas dan setiap urat-urat syaraf mengendur dan lepas supaya
anda lebih tenang, damai ….
Angkat dan kakulah lengan anda, kepalkan (tolonglah subyek mencapai posisi ini,
kemudian lepas). Bagus… seperti batangan baja, kaku dan kuat. Begitu kaku dan
keras dan begitu kuat, semakin anda mencoba untuk membengkokkan, akan semakin kaku
dan kencang. Cobalah untuk menurunkan dan membengkokkan lengan anda dan lihatlah
dia kan terkunci, kaku dan keras Semakin keras anda berusaha melakukannya
semakin kaku. Baiklah … ketika saya menyentuh dahi, tangan anda akan jatuh
lemas dan anda akan dalam keadaan tertidur lelap.
Subyek diminta untuk mengangkat sebelah lengan agar supaya berada sedikit di atas
kepala dan beri sugesti. Ada beberapa aspek atas indikasi ini dimana hal tesebut
memerlukan pehatian khusus. Pertama, lengan diletakkan pada posisi lepas, seperti
kelelahan.Gerakan menurun dikencangkan ke bawah bagian dalam relaksasi.
Kesungguhan pribadi untuk berpegangan, selebihnya disertakan saran dengan
menyatakan secara secara tidak langsung sebuah pertanyaan :”Anda tidak akan
menuju daerah yang terdalam dari relaksasi hingga seluruh lengan terkulai artinya tentu
saja bahwa, “Anda akan menuju kebagian tersebut ketika seluruh lengan terkulai”
Anda boleh terus memandangnya atau pejamkan kedua belah mata anda dan
visualisasikan°ke dalam pikiran anda. Ketika anda mecamkan dalam ingatan apa yang
yang telah anda pandang tadi, anda akan perhatikan bahwa jari jari yang lain cenderung
keluar dari fokus dan lengan anda melalui terasa berat dan semakin berat. Sem'akin
lama anda berkonsentrasi kearah jari-jemari tersebut lengan anda menjadi semakin
berat dan berat. Tetapi anda tidak akan pergi kebagian yang terdalam dari relaksasi
tersebut. Hingga lengan anda terkuiai kebawah. Tetaplah berkonsentrasi pada jari jari
tersebut sementara lengan anda terasa semakin berat dan berat dan berat. [Ketika
bergerak turun menjadi semakin
nyata] Perhatikan bahwa ketika lengan terasa berat proses tersebut berjalan perlahan-
lahan; turun perlahan-lahan, turun.... turun....makin turun ......lebih turun lagi ... semakin
turun [komentar selanjutnya : Sugesti harus dihitung dengan pergerakan tangan yang
actual ].
Pada saat lengan anda diletakkan di atas kedua belah paha anda, seperti ini [beri
contoh tersebut pada pasien]. Sekarang saya ingin anda melihat ke arah tangan saya.
Pada saat saya angkat tangan saya ke atas di depan mata anda sepert ini
[demonstrasikan jari telunjuk dan jari tengah dari tangan kanan pada posisi huruf "V"
pada posisi tepat di atas alis mereka] Ketika saya melakukannya, tangan saya akan
melintas turun di depan mata anda. Tahan pandangan mata anda pada jari tangan saya.
Ketika saya menurunkan tangan saya, biarkan kelopak mata anda terpejam perlahhan-
lahan. [Bawa tangan lurus ke bawah, satu jari bergerak turun melintas tiap mata].
[Gerakkan jari-jari pada posisi huruf "V" tepat di atas alis mata agar mereka dapat
memandang jari terakhir] baiklah, sekarang pusatkan pandangan mata anda pada jari-jari
saya. Saya akkan menurunkan tangan saya tepat di depan mata anda, dan seperti
saya lakukan, biarkan kelopak mata anda terpejam perlahan-lahan. [Bawa tangan lurus ke
bawah, satu jari bergerak turun melintas setiap mata].
Sekarang mata anda tertutup. Saya ingin anda
mengendurkan setiap pembuluh darah dan urat-urat syaraf di sekitar kelopak mata
anda. Saya ingin anda mengendurkan semuanya agar tidak berfungsi bahkan anda
menginginkannya. Sekarang, cobalah untuk melakukan pengetesan; anda akan
melihat, bahwa anda sukses [jika mereka membuka mata, katakan untuk rileks kembali,
saat ini Iebih Iengkap lagi. Jika mereka tidak membuka mata mereka, berhentilah
seiama tiga detik dan kemudian teruskan lagi].
tetap rileks dan terlelap. Sekarang saya akan mengangkat tangan anda. Saya akan
melakukan memegang ibu jari kanan anda dengan jari jari saya seperti ini. [Pegang ibu jari
diantara ibu jari dan jari telunjuk - yakinkan pegangan anda telah menggunakan ibu
jari yang tepat. Ketika saya mengangkat tangan anda, tolong lemaskan di dalam
pegangan jari tangan saya [sebagai tambahan; sedikit dibelakang lengan dan
selanjutnya] Kemudian ketika saya jatuhkan, biarkan dia jatuh seperti boneka kain yang
basah. Ketika anda menyentuh tubuh anda, ketika dia jatuh, kirimkan gelombang atau
relaksasi mulai dari ujung kepala anda hingga turun kke seiuruh tubuh sanpai ke
ujung jari kaki anda. Hal i.tu akan memberikan dua kali tingkatan dari relak.
lemas dengan sendirinya, seperti kain basah, dan ketika dia menyentuh tubuh anda,
kirimkan gelombang dari relaksasi mulai dari ujung kepala onda hingga ujung jari
kaki anda [jatuhkan tangan]. Bagus sekali. Sekarang kita lalukakan lagi dengan
tangan sebelah kiri. Sekarang saya akan mengembil tangan kiri anda, dan ketika saya
pegang ibi jari anda, biarkan lemas, [sebagai tambahan; sedikit belakang lengan dan
selanjutnya]. Bagus sekali, sekarang anda mendapat ide. Ketika saya jatuhkan biarkan
dia jatuh seperti kain basah. Ketika tangan tersebut menyentuh tubuh anda, kirimkan
gelombang relaksasi mulai dari ujung kepala anda hingga ke ujung kaki anda dan
dua kali tingkatkan dari relaksasi anda peroleh [jatuhkan tangan] bagus
.............................................................
tertidur lelap, Sembilan puluh delapan tertidur lelap dan seterusnya. Setelah
menghitung beberapa kali, pada saat hitungan ke sembilan puluh tujuh atau sembilan
puluh enam atau mungkin kehitungan ke sembilan puluh lima, anda akan
mendapatkan angka-angka tersebut menghilang. Anda akan mendapatkan pikiran anda
menjadi sangat rileks dan karenanya anda tidak akan sadar.
Metode Langsung Jadi [Instantaneous Method] Berdiri menghadap saya, Benar, sekarang
melangkah ke depan [letakkan tangan kanan ke kepala pasien, untuk mendukung
tengkorak kepala. Pegang lengan kanan pasien pada sikunya dengan tangan kiri].
Dekatkan kedua telapak kaki bersama-sama. Benar, Tarik napas dalam-dalam [Tarik
Iengannya secara tiba-tiba dengan sentakan ringan keaah anda]. Tidur sekarang. [Jika
kaki yang bersangkutan mulai menekuk] seperti seekor kuda, dapat berdiri dan tertidur
tanpa kehilangan keseimbangan, kaki anda terlalu kuat menyangga tubuh anda,
anda dapat berdiri dan tertidur.
menjadi yang jelas, mantap dan lancar dalam nada yang positif serta meyakinkan.
Hal ini di mungkinkan dengan melatih sendiri suara Anda d l m percobaan-percobaan
yang Anda lakukan. Dengan suara yang balk dan berwibawa, setiap sugesti yang
Anda lancarkan dengan lisan, akan mempunyai kekuatan yang tanVuh, yang dapat
mempengaruhi dan menaklukkan kemauan suyet
[Sebagai ganti dari "horse description"] Kaki anda kaku dan keras menopang tubuh
anda ketika anda berdiri tegak dan tegang / kaku.
Baru-baru ini di milis Money Magnet ada pertanyaan menarik mengenai gelar yang
disandang oleh hipnoterapis. Ada yang memasang C.Ht, C.C.Ht, MH, dan sebagainya. Mana
yang benar?
Sebenarnya ada banyak “gelar” yang dipasang oleh seseorang setelah ia selesai mengikuti
pelatihan hipnosis/hipnoterapi:
7.DCH = Doctor of Clinical Hypnotherapy (Kalo yang ini, gelar palsu dan menipu)
Dan daftar di atas bisa semakin bertambah panjang bergantung “kreativitas” masing-masing
orang.
Mengapa bisa seperti ini? Profesi sebagai hipnoterapis adalah Non-Lincensed Profession.
Yang masuk kategori Licensed Profession adalah seperti MD (Medical Doctor), Psikiater,
dan Psikolog atau Konselor. Yang dimaksud dengan Licensed Profession adalah suatu
pekerjaan yang baru bisa dilakukan setelah menempuh pendidikan selama sekian tahun di
Universitas, mengambil pendidikan lanjut, mengikuti tes yang ditetapkan pemerintah, dan
baru setelah itu keluar ijin praktiknya yang resmi.
Kalau kita hipnoterapis mau minta ijin praktik maka kita hanya perlu ke dinas kesehatan
setempat dan mengajukan ijin. Dan yang luar biasanya adalah kita ini, hipnoterapis, untuk
perijinan, dulunya, masuk di kategori ijin “Paranormal atau Dukun”.
Sekarang sudah ada kemajuan sedikit. Klasifikasi kita meningkat dan masuk ke kelompok
“Pijat Refleksi”… ha…ha… Bisa anda bayangkan betapa kacaunya pemahaman orang
(Indonesia) mengenai hipnosis/hipnoterapi?
Kalau hipnoterapis bisa membuat gelar macam-macam, tidak begitu dengan rekan-rekan
Licensed Profession. Itulah sebabnya gelar di kalangan Dokter, misalnya dokter spesialis,
atau psikolog, ya itu-itu saja. Nggak bisa menciptakan gelar sendiri. Kalau berani buat gelar
sendiri bisa dapat masalah karena melanggar undang-undang.
Gelar “Master” adalah gelar yang tidak ada artinya dan menyesatkan publik. Mengapa
menyesatkan? Karena gelar master adalah untuk S2. Sedangkan hipnoterapis tidak diajarkan
sebagai bagian dari materi licensed profession.
Di dunia hipnoterapi, gelar “Doctor” atau Ph.D, juga sangat menyesatkan. Gelar ini tidak ada.
Jadi, ini adalah gelar yang dipasang sendiri. Kecuali misalnya anda benar-benar seorang
lulusan S3 (Post Graduate) yang belajar hipnoterapi. Gelar S3 anda adalah untuk pendidikan
formal anda. Tapi tidak untuk hipnoterapi yang anda pelajari. Kalau anda seorang
hipnoterapis, tanpa pendidikan formal S3, dan memasang gelar Ph.D maka Ph.D yang anda
pasang bukan Philosophy Doctor tapi Permanent Head Damage.
Kasus yang saya ceritakan di atas adalah kasus yang terjadi di Amerika. Nah, kalau di
Amerika saja bisa seperti ini lalu bagaimana di Indonesia?
Jauh lebih menarik lagi. Di Indonesia, belum ada lembaga resmi, seperti National Guild of
Hypnotists (NGH) yang menjadi organisasi rujukan dan tempat bernaung para hipnotis/
hipnoterapis. Mereka menetapkan standar mutu dan kode etik yang sangat ketat. Mereka juga
menentukan gelar apa yang boleh digunakan dan tidak boleh digunakan agar profesi sebagai
hipnotis/hipnoterapis bisa punya standar yang jelas. Hal ini bertujuan untuk melindungi
kepentingan publik.
Nah, berhubung di Indonesia kita belum ada standar yang jelas, siapa saja bisa mengaku
sebagai hipnotis atau hipnoterapis, siapa saja bisa mengajar hipnosis/hipnoterapi, siapa saja
boleh dan bisa mengeluarkan sertifikasi menurut standar mereka sendiri, maka saat ini marak
pelatihan hipnosis / hipnoterapi yang hanya 1 hari atau 2 hari sudah disertifikasi sebagai
Certified Hypnotherapist.
Inilah yang menjadi dasar keprihatinan kita bersama. Kita tahu bahwa terapi adalah sesuatu
yang serius dan tidak bisa dipelajari dan dikuasai dengan sangat baik hanya dalam waktu 1
hari, 2 hari, 3 hari, atau bahkan 4 hari. Hipnoterapi membutuhkan waktu yang cukup dan
proses pembelajaran yang benar untuk bisa benar-benar dikuasai.
Karena kita masih sangat lemah di aspek legal praktik hipnoterapi maka sampai saat ini
subjek atau klien yang mengalami malpraktik tidak bisa melakukan tuntuntan apapun. Hal ini
juga disebabkan klien tidak tahu atau tidak mengerti apa sih sebenarnya hipnoterapi itu. Salah
satu malpraktik yang biasa dilakukan oleh hipnoterapis adalah aversion therapy.
Quantum Hypnosis Indonesia, bersama dengan para praktisi hipnosis / hipnoterapis atau
lembaga pelatihan hipnoterapi lain, yang concern dengan kondisi ini, berusaha menetapkan
standar acuan mutu, pelatihan, dan kode etik, untuk Indonesia. Sambil menunggu respon
rekan-rekan lain, HipnoSystem™ telah memulai langkah ini.
Pertama, kita telah mendapat legitimasi dari publik. Pelatihan hipnoterapi HipnoSystem™
sejak awal telah menetapkan standar yang sesuai dengan standar NGH yaitu 100 (seratus)
jam tatap muka di kelas, atau setara dengan 2 (dua) semester kuliah. Ini tidak termasuk
praktik dan membaca buku yang bisa mencapai minimal 50 jam, saat selama mengikuti sesi
pelatihan. Pelatihan HipnoSystem™, walaupun menurut beberapa orang termasuk “mahal”,
selalu penuh. Dan dari sini kita bertemu dengan pribadi-pribadi istimewa yang mempunyai
visi yang sama untuk membangun dan mengembangkan hipnoterapi di Indonesia demi
kemajuan bangsa kita.
Kedua, dan ini berita baik yang baru saya dapatkan, modul pelatihan 100 jam
HipnoSystem™, secara resmi telah diterima di salah satu fakultas psikologi terbaik di
Indonesia Timur. Saya telah diminta untuk mengajar materi 100 jam ini untuk mahasiswa S2
Psikologi. Jadi, kita telah mendapat legitimasi dari dunia akademik. Dan sepanjang yang saya
ketahui, baru kali ini ada fak. psikologi di Indonesia yang mengajarkan materi hipnoterapi
dengan standar kurikulum NGH yaitu 100 jam tatap muka. Hampir 1 tahun saya mengajukan
usulan bagi Universitas ini untuk bisa menerima materi HipnoSystem™ sebagai salah satu
mata kuliah yang berdiri sendiri untuk diajarkan di S2 Psikologi. Dan alhamdulilah akhirnya
terkabulkan.
Sebelum menjelaskan lebih lanjut saya ingin kita menyamakan dulu persepsi kita mengenai
hipnosis, agar kita bisa berpikir dan berdiskusi dengan koridor pikir yang sama.
Selama ini telah terjadi kerancuan makna atau salah pemahaman mengenai hipnosis. Hipnosis
telah dipersepsikan secara keliru sebagai klenik atau magic. Lalu apa sih sebenarnya
hipnosis? Seperti yang saya jelaskan di buku saya Hypnosis: The Art of Subconscious
Communication, hipnosis sebenarnya tidak lebih dari seni berkomunikasi. Lebih lengkap lagi
hipnosis adalah seni berkomunikasi dengan penekanan pada aspek dan proses komunikasi
timbal balik antara satu atau lebih orang yang terjadi pada level pikiran bawah sadar.
Dari definisi di atas tampak jelas bahwa hipnosis sama sekali tidak ada hubungannya dengan
ilmu sesat, magic, atau kekuatan supra natural. Dengan mengacu pada definisi hipnosis yang
telah kita sepakati di atas, mari kita mulai diskusi kita.
Kerancuan makna juga sering tampak dari berbagai tulisan di media massa atau internet. Saya
sempat membaca iklan di surat kabar atau cerita di milis, kebetulan saat itu lagi membahas
topik mengenai hipnosis/hipnoterapi, yang mencampur adukkan antara hipnosis dan hipnotis.
Hipnosis adalah ilmu atau seni komunikasi sedangkan hipnotis adalah orang yang
menggunakan atau mempraktikkan hipnosis. Lalu apa beda antara hipnosis dan hipnoterapi?
Semua hipnoterapi menggunakan hipnosis. Namun, hipnosis baru bisa dikatakan sebagai
hipnoterapi apabila menggunakan teknik-teknik tertentu, yang bersifat terapeutik, untuk
membantu klien meningkatkan diri mereka, sesuai dengan masalah yang dihadapi.
1. Repetisi
Dengan menggunakan bantuan hipnosis seorang hipnotis atau hipnoterapis dapat dengan
mudah masuk ke pikiran bawah sadar klien dan melakukan otak-atik “program”. Akibatnya
bisa macam-macam. Bisa positif maupun negatif. Modifikasi atau rekonstruksi “program”
pikiran ini selanjutnya akan mempengaruhi perilaku seseorang dan sebagai hasil akhir sudah
tentu hidup orang juga akan berubah.
Contohnya begini. Anda bertemu dengan seseorang, sebut saja Budi, yang tidak bisa menjual
dengan baik. Padahal Budi bekerja di bidang marketing dan sales. Kesulitan Budi disebabkan
oleh belief-nya yang menyatakan bahwa ia tidak cakap dalam hal penjualan.
Dengan pengetahuan dan kemampuan yang anda miliki, anda bisa masuk ke pikiran bawah
sadar Budi dan memodifikasi ”program” (belief) yang menghambat Budi. Setelah
”program”nya dimodifikasi Budi akhirnya mampu menjadi seorang salesman handal. Nah,
dalam hal ini hipnosis/hipnoterapi mengakibatkan suatu efek yang sangat positif.
Untuk lebih jelas mengenai teknik terapi yang digunakan dalam hipnoterapi anda bisa
membaca buku saya Hypnotherapy : The Art of Subconscious Restructuring.
Contoh yang negatif seperti ini. Misalnya anda, sebagai orangtua dan figur yang dipandang
memiliki otoritas, saat mengetahui bahwa anak anda nilai ujiannya jauh di bawah harapan
anda, berkata, “Dasar anak goblok. Kamu selalu dapat nilai jelek. Dari dulu sampe sekarang
nilaimu nggak pernah bagus. Heran ya… kok ada anak goblok seperti kamu?”
Apa yang anda lakukan pada anak anda adalah satu bentuk hipnosis yang sangat dahsyat.
Hipnosis yang anda lakukan mampu menembus langsung ke pikiran bawah sadar anak,
melalui gerbang pikiran bawah sadar yang saat itu terbuka lebar akibat perasaan takut
mendapat nilai jelek, dan akan sangat efektif. Mengapa efektif? Karena kalimat yang anda
“pilih” sungguh merupakan afirmasi yang sangat ampuh. Coba anda perhatikan kembali
kalimat di atas, khususnya kata-kata yang saya garis bawahi.
Saya beri contoh lain yang positif. Bagaimana caranya membuat anak, misalnya usia 1,5 – 4
tahun, yang sulit makan menjadi suka makan? Bagaimana caranya membuat anak yang
sampai usia 7 atau 8 tahun masih juga “ngompol” (bahasa teknisnya, enuresis) saat tidur
malam hari menjadi tidak “ngompolan”?
Dengan pemahaman akan cara kerja pikiran kita dapat dengan mudah memasukkan sugesti
positif untuk membantu anak mengubah perilakunya. Caranya bagaimana? Kita harus tahu
kapan gerbang bawah sadar terbuka secara alamiah dan pada saat itu kita harus segera
memasukkan afirmasi positif, tentunya dengan pilihan kata yang cermat.
Saya mengajarkan teknik ini pada setiap orangtua yang hadir di seminar saya di berbagai
kota. Hasilnya? Cespleng. Saya sendiri sampai saat ini, meskipun saya mengerti betul cara
kerja teknik ini, sering kagum dan takjub melibat betapa cepatnya perubahan bisa terjadi.
Sebaliknya bila kita tidak berhati-hati saat berbicara dengan anak kita, terutama dengan kata-
kata yang kita gunakan, maka secara sengaja maupun tidak, kita telah melakukan hipnosis
yang efeknya akan sangat negatif.
Riset yang dilakukan para pakar di bidang pikiran dan otak, di luar negeri., mendapatkan satu
hasil yang perlu kita cermati dengan hati-hati sekali. Riset itu menyatakan bahwa anak saat
berusia 0 – 3 tahun hanya beroperasi dengan menggunakan pikiran bawah sadar. Dengan
demikian apapun yang dialami oleh seorang anak pada 3 tahun pertama hidupnya akan
diserap semuanya oleh pikiran bawah sadarnya. Jika mau lebih tepat, sebenarnya pikiran
bawah sadar sudah aktif sejak anak masih dalam kandungan.
Filter mental (pikiran sadar) baru mulai terbentuk saat anak berusia 3 tahun. Filter ini akan
semakin menebal pada usia 8 tahun dan akan sangat tebal pada usia 13 tahun. Walaupun
pikiran sadar ini semakin kuat kerjanya pada usia 13 tahun, dari penelitian yang lain
didapatkan satu penemuan menarik, yaitu anak mulai usia 0–13 tahun masih sangat banyak
yang beroperasi pada gelombang otak theta ( 4–8 Hz). Ini adalah gelombang pikiran bawah
sadar.
Penasaran dengan penemuan ini saya mengukur gelombang otak anak kami yang bungsu,
usia 5,5 tahun, dengan piranti Brain Wave 1 yang saya miliki dan menemukan satu hal yang
sangat mengejutkan saya. Hasil pengukuran menunjukkan anak kami, saat dalam kondisi
sadar, ternyata beroperasi dengan sama sekali tidak ada gelombang beta, sangat sedikit
gelombang otak ”very low” alpha, dan sangat banyak theta dan delta.
Bisa anda bayangkan betapa berbahayanya bila kami, dan juga anda tentunya sebagai
orangtua, salah bicara dan bersikap pada anak. Apapun yang kita katakan akan langsung
tertanam di pikiran bawah sadar anda. Selanjutnya akan menjadi program pikiran yang
menentukan perilakunya.
Berikut saya akan berikan contoh efek positif dan negatif hipnoterapi.
Ada klien yang hanya membutuhkan satu sesi terapi. Ada yang membutuhkan beberapa sesi.
Bergantung situasi dan kondisi klien.
Hipnoterapi akan sangat berbahaya bila teknik terapi yang digunakan salah. Ini ada satu kasus
nyata. Seorang klien yang ingin berhenti merokok mendatangi seorang hipnoterapis. Oleh si
hipnoterapis, si klien diinduksi, masuk ke kondisi trance, lalu disugesti dengan kalimat
berikut:
”Mulai sekarang setiap kali anda merokok anda akan merasa muak dan jijik dengan rokok.
Setiap kali anda mencium bau rokok anda merasa muak, mual, dan jijik. Mulai saat ini dan
seterusnya anda benci dan tidak suka merokok. Bila anda merokok, anda akan merasakan
seluruh tubuh anda sakit sekali, kepala anda pusing, dan langsung terbayang paru-paru anda
kena kanker yang sangat ganas dan mengerikan. Anda tentunya tidak mau kena kanker ganas
dan mengerikan, bukan? Untuk itu anda harus berhenti merokok mulai sekarang dan
seterusnya”
Untuk orang awam, apa yang dilakukan si hipnoterapis ini kesannya sudah benar. Tahukah
anda bahwa teknik terapi seperti di atas, kalau di Amerika, masuk kategori malpraktik? Si
hipnoterapis bisa dituntut dan masuk penjara.
Apa yang salah dengan teknik di atas? Lha, kalau si klien tetap merokok, apa yang akan
terjadi? Program yang menyatakan ”Bila anda merokok, anda akan merasakan seluruh tubuh
anda sakit sekali, kepala anda pusing, dan langsung terbayang paru-paru anda kena kanker
yang sangat ganas dan mengerikan” akan langsung bekerja. Bisa jadi si klien akan benar-
benar kena kanker paru-paru.
Anda lihat sekarang betapa bahayanya bila caranya salah? Saat dalam kondisi trance pikiran
sadar klien ”off” sehingga sugesti yang diberikan akan langsung tertanam di pikiran bawah
sadar klien.
Apakah mungkin hipnoterapis bisa ”mengarahkan” klien untuk melakukan hal-hal yang
merugikan diri klien? Jawabnya bisa namun tidak mudah.
Saat seorang klien dalam kondisi deep trance, tiga buah filter pada pikiran sadar tidak bisa
bekerja/off. Ketiga filter ini, yang dikenal dengan nama three antisuggestive barriers,
berfungsi untuk menyaring berbagai informasi yang diterima pikiran sadar.
Saat dalam kondisi deep trance yang masih aktif adalah dua buah filter yang terletak di
pikiran bawah sadar. Filter pertama memeriksa apakah informasi yang masuk, bila
dilaksanakan, akan membahayakan diri klien atau tidak. Filter kedua memeriksa apakah
informasi ini, bila dilaksanakan, akan bertentangan dengan nilai-nilai dasar yang dipegang
oleh klien. Bila berhasil lolos dari dua filter ini maka informasi/sugesti (baca: perintah) ini
akan dilaksanakan dengan patuh.
Jadi, seorang klien akan melakukan perintah yang disugestikan oleh hipnoterapis bergantung
pada dua hal. Pertama, kecakapan hipnoterapis dalam meyakinkan pikiran bawah sadar klien
bahwa si klien harus melakukan yang diminta oleh si hipnoterapis. Kedua, apabila ternyata
nilai-nilai yang dipegang oleh klien mengijinkan untuk melakukan perintah yang diminta
oleh hipnoterapis.
Misalnya seorang klien, sebut saja Anto, sangat sayang pada orangtuanya. Saat dihipnosis,
masuk dalam kondisi deep trance, ia diminta untuk membunuh orangtuanya. Apakah
sugesti/perintah ini akan ia laksanakan? Tidak!
Mengapa? Karena perintah ini bertentangan dengan nilai dasar yang Anto pegang. Anda jelas
sekarang?
Misalnya Anto, yang ternyata sangat kuat ibadahnya, diminta menginjak kitab suci
agamanya. Apakah akan ia lakukan? Tidak! Menurut nilai dasar yang Anto pegang,
menginjak kitab suci akan masuk neraka dan akan dibakar tujuh kali. Tentu saja Anton tidak
mau masuk neraka.
Lain halnya bila Anto memang sangat membenci kedua orangtuanya. Atau misalnya ia
adalah seorang atheis. Kalau begini kondisinya maka perintah untuk membunuh orangtuanya
atau menginjak kitab suci akan dilakukan dengan patuh.
Pembaca, sugesti apapun tidak akan dilakukan bila tidak mendapat persetujuan dari pikiran
bawah sadar klien.
Saya yakin, sekarang di benak anda ada pertanyaan berikut, ”Bagaimana caranya untuk bisa
meyakinkan dan mendapat persetujuan dari pikiran bawah sadar klien sehingga mau
melakukan yang kita minta?”. Saya tidak akan memberikan jawaban untuk pertanyaan ini.
Sama seperti sebuah pisau. Pisau bisa digunakan untuk memasak. Pisau yang sama, setelah
digunakan untuk memasak, bisa digunakan untuk membunuh orang.
Setiap kali mendapat pertanyaan seperti di atas saya selalu teringat dengan apa yang
dikatakan oleh paman Spiderman, ”With great power comes great responsibility”.
Fenomena Kesurupan
Berikut ini adalah pengalaman Dyah, salah satu alumnus Turbo Hipnotis, dan pengalaman ini
bisa sangat bermanfaat bagi anda, terutama bagi anda yang baru belajar hypnosis.
Sesudah berhasil dalam latihan praktek menghipnotis sewaktu di workshop, Dyah menjadi
semakin pede dan mulai mengumpulkan pengalaman dan jam terbang di luar.
Kebetulan Dyah mempunyai seorang kakak perempuan yang tertarik dan bersedia dihipnotis
karena ingin merasakan bagaimana rasanya dihipnotis.
Dengan teknik induksi cepat yang sudah dipelajarinya, Dyah berhasil menghipnotis kakaknya
hanya dalam beberapa saat saja. Pada awalnya semuanya berjalan lancar, namun tiba tiba
kakaknya mulai menangis karena teringat kembali pada mendiang ibu mereka yang sudah
meninggal beberapa tahun yang lalu.
Karena ini praktek Dyah yang pertama di luar workshop, Dyah mulai panik dan mencoba
membangunkan kakaknya, dan hasilnya… bukannya bangun… malah tangisan kakaknya
semakin keras… Karena panik, Dyah berkata pada adiknya yang pada waktu itu ikut
menyaksikan “demonstrasi” Dyah, “Aduh… jangan-jangan jadi kesurupan nih…”.
Dan benar saja, reaksi kakaknya berubah seketika dan mulai menunjukkan gejala kesurupan,
kalau tadi hanya menangis saja… sekarang mulai meronta ronta sambil berteriak histeris dan
suaranya juga berubah seperti suara orang lain.
Saking paniknya Dyah langsung menelfon saya, dan melalui telefon saya berhasil
menenangkan Dyah serta memandunya untuk mengatasi kondisi tersebut… dan selang
beberapa saat kemudian kakaknya berubah menjadi tenang kembali dan semuanya menjadi
normal… kecuali Dyah sendiri yang menjadi kapok dengan pengalaman “menyeramkan”
tersebut.
Apakah anda juga pernah mengalami kejadian yang mirip diatas? Dan apakah hal ini juga
membuat anda menjadi kapok? Bagaimana caranya menangani kasus semacam ini?
Abreaksi
Kejadian diatas sebenarnya sama sekali tidak ada hubungannya dengan kesurupan, melainkan
adalah sebuah fenomena biasa yang dalam istilah hypnosis disebut dengan Abreaksi.
Abreaksi adalah respons yang ditunjukkan oleh seorang suyet dalam kondisi terhipnotis
akibat lepasnya emosi negatif dari bawah sadar, emosi tersebut biasanya sudah lama tertekan
dan tersimpan pada level bawah sadar, dan biasanya suyet sendiripun sudah lupa atau sama
sekali tidak sadar dengan kejadian yang memunculkan emosi tersebut.
Bentuk Abreaksi itu bisa bermacam macam, suyet bisa menangis saja, marah marah,
berteriak histeris, meronta ronta, bahkan bisa seperti orang yang kesurupan, dan biasanya
Abreaksi muncul pada peralihan trance medium ke deep. Berdasarkan pengalaman saya,
sebagian besar dari kasus kesurupan adalah efek dari trance dan Abreaksi saja, terutama
kasus kesurupan massal yang sering anda nonton di TV, dan umumnya kasus seperti ini bisa
ditangani dengan cepat dan efektif dengan menggunakan hypnosis, seperti yang sudah sering
saya lakukan selama ini.
Pada kasus diatas, ketika Dyah mengatakan kepada adiknya “jangan jangan jadi kesurupan
nih” sebenarnya tanpa disadari Dyah sudah memberikan sugesti tidak langsung… yaitu
sugesti supaya kesurupan, dan karena kakaknya berada dalam kondisi hyper sugestif, tentu
saja sugesti tersebut memunculkan fenomena yang biasa disebut “deep trance identification”,
dan inilah yang menyebabkan kenapa kakaknya seperti berubah menjadi orang lain, bahkan
suaranya pun berubah.
Kadang saya menggunakan fenomena ini untuk membantu peserta workshop saya untuk
belajar dan meniru presentasi orang-orang yang dikaguminya, sehingga hanya dalam
beberapa menit saja, mereka sudah mampu memberikan presentasi dengan gaya yang mirip…
gerakannya… penggunaan kata-katanya… dan suaranya… dan level energinya…. semuanya
mirip sekali…
Bagi pemula, kejadian abreaksi ini terkadang bisa membuat kapok, sedangkan bagi
hypnotherapist berpengalaman, kejadian ini merupakan berkah, karena hal ini berarti akar
permasalahan suyet sudah ditemukan, jadi tinggal digali lebih dalam saja.
Sebenarnya di dalam workshop Dyah sudah dibekali dengan cara mengatasi abreaksi
tersebut, cuma karena ini pengalaman praktek pertamanya di luar workshop, Dyah menjadi
panik…
Action tips
Berikut ini ada tips untuk mengatasi abreaksi yang bisa anda lakukan:
1. Abreaksi adalah hal yang biasa dalam hypnosis dan biasanya hanya muncul pada beberapa
kasus tertentu saja, jadi jangan takut atau panik… anda malah bisa gunakan respons tersebut
untuk mendapatkan informasi tentang penyebab permasalahan suyet.
2. Jika terjadi Abreaksi, pertahankan sikap yang tenang, karena begitu anda panik, suyetpun
ikut menjadi panik.
3. Dianjurkan untuk tidak menyentuh ketika suyet sedang mengalami Abreaksi, karena
sentuhan bisa menciptakan jangkar emosi (Anchor), sehingga nantinya, setiap kali orang
menyentuh tempat yang sama, akan memunculkan reaksi seperti ini lagi.
4. Berikan sugesti “sekarang kejadian yang anda alami mulai kabur dan hilang dari ingatan
anda… fokus kembali pada nafas anda… gandakan relaksasi anda… sehingga sekarang anda
menjadi jauh lebih tenang… lebih nyaman… dan lebih damai..”, jika perlu ulangi sugesti
tersebut bekali kali hingga suyet menjadi tenang kembali.
5. Begitu suyet kembali tenang, anda boleh bangunkan atau lanjutkan dengan sesi anda.
6. Anda bisa juga menanamkan sebuah jangkar emosi “Tempat Kedamaian” sebelum
memasukkan suyet ke deep trance, sehingga seandainya terjadi Abreaksi, dengan cepat anda
bisa menenangkan suyet hanya dengan mengembalikan suyet ke tempat kedamaiannya.
Baru-baru ini saya mendapat e-mail dari peserta roadshow seminar “The Secret of Mindset”,
di Yogyakarta, yang bertanya, “Pak, saya penasaran dengan yang Bapak lakukan. Bagaimana
Pak Adi bisa begitu mudah membawa peserta seminar, yang jumlahnya ratusan, masuk
hingga ke kedalaman profound somnambulism?”
Penasaran dengan pertanyaan ini, karena peserta ini menggunakan istilah yang sangat teknis,
profound somnambulism, saya lalu menanyakan latar belakangnya. Peserta ini, sebut saja Pak
Anggoro, menerangkan bahwa ia juga mempelajari hipnosis dan hipnoterapi. Namun, selama
ini ia mengalami kesulitan membawa kliennya masuk ke kondisi very deep hypnosis atau
yang dikenal dengan level profound somnambulism.
Bagi Anda, pembaca, yang tidak menghadiri roadshow seminar saya mungkin bingung apa
yang saya lakukan? Di seminar saya menjelaskan dan memeragakan cara masuk ke pikiran
bawah sadar dengan sangat cepat dan mudah. Pertama, saya akan memberikan contoh dengan
meminta seorang peserta maju ke depan ke atas panggung, untuk saya bimbing masuk ke
kondisi deep hypnosis.
Dalam waktu yang sangat singkat dan sangat mudah, peserta ini bisa masuk dengan sangat
dalam hingga mencapai kondisi profound somnambulism. Untuk membuktikan bahwa subjek
hipnosis saya ini telah masuk ke level yang sangat dalam saya melakukan uji kedalaman.
Salah satu fenomena kondisi profound somnambulism adalah negative visual hallucination.
Dan, subjek saya ini memberikan respon yang sesuai dengan kedalaman hipnosis yang dia
capai saat itu.
Setelah menjelaskan panjang lebar beserta contoh dan peragaan yang gamblang, saya
selanjutnya membimbing semua peserta masuk ke kondisi deep hypnosis atau profound
somnambulism. Dan rupanya hal ini yang membuat Pak Anggoro penasaran.
Nah, mungkin Anda juga bertanya, seperti Pak Anggoro, bagaimana cara saya
melakukannya? Mengapa begitu mudah? Pakai ilmu apa ya? Apa rahasianya?
Apakah memang ada rahasia di balik apa yang saya lakukan? Nggak ada rahasia.
Lho, kok nggak ada rahasia? Kalau begitu mengapa sulit mencapai kondisi profound
somnambulism? Lha, memang bukan rahasia, kok. Di berbagai buku, literatur, dan pelatihan
hipnosis/hipnoterapi “rahasia” ini pasti dijelaskan atau diajarkan sebagai pengetahuan dasar.
Namun sayangnya, informasi ini kurang mendapat perhatian yang layak dan malah sering
diabaikan.
Ada beberapa hal yang selama ini menghambat seorang operator (baca: hipnotis atau
hipnoterapis) untuk bisa membimbing subjek hipnosis atau klien masuk ke kondisi hipnosis
yang sangat dalam.
Pertama, banyak operator yang berpikir bahwa hipnosis adalah sesuatu yang mereka
lakukan terhadap subjek hipnosis, subjek masuk kondisi hipnosis karena hasil kerja si
operator. Pemahaman ini kurang tepat. Yang benar adalah subjek masuk kondisi hipnosis
karena subjek mau. Jadi, langkah awal adalah si subjek harus bersedia untuk dihipnosis.
Kedua, operator harus bisa menghilangkan perasaan takut ataupun missperception subjek
terhadap hipnosis. Ini faktor yang sangat-sangat penting. Mengapa? Karena pencapaian
kedalaman hipnosis berbanding terbalik dengan intensitas perasaan takut.
Dengan kata lain, bila subjek sangat takut maka ia tidak akan bisa dihipnosis. Bila takutnya
sedikit maka ia bisa masuk lebih dalam lagi. Jika sama sekali tidak ada rasa takut maka
subjek bisa masuk dengan sangat mudah ke level hipnosis yang sangat dalam. Setelah klien
tidak takut dan bersedia dihipnosis maka langkah selanjutnya adalah operator harus bisa
mengembangkan imajinasi dan menciptakan pengharapan mental pada diri subjek.
Ketiga, banyak orang mempunyai pemahaman yang kurang tepat, jika tidak mau dikatakan
salah, mengenai hipnosis. Banyak orang berpikir bahwa untuk bisa masuk ke kondisi hipnosis
maka secara fisik subjek harus rileks. Dengan demikian, jika subjek mau dibawa ke kondisi
hipnosis yang sangat dalam maka ia harus sangat-sangat rileks. Dengan kata lain, level
relaksasi berbanding lurus dengan level kedalaman hipnosis.
Pemahaman ini, sekali lagi, kurang tepat. Benar, salah satu ciri orang yang berada dalam
kondisi hipnosis adalah tubuhnya tampak rileks. Namun, tubuh yang rileks tidak berarti orang
dalam kondisi hipnosis.
Definisi hipnosis yang saat ini paling banyak digunakan dan diterima adalah definisi yang
dilansir oleh U.S. Departement of Education, Human Services Division, yaitu; “Hypnosis is
the by-pass of the critical factor of the conscious mind followed by the establishment of
acceptable selective thinking” atau “hipnosis adalah penembusan faktor kritis pikiran sadar
diikuti dengan diterimanya suatu pemikiran atau sugesti”.
Bila dicermati dengan saksama maka dari definisi di atas tampak jelas bahwa hipnosis sama
sekali tidak ada hubungannya dengan kondisi rileks, rileks secara fisik. Untuk bisa dikatakan
sebagai kondisi hipnosis, menurut definisi di atas, maka ada dua syarat yang harus dipenuhi.
Pertama, penembusan faktor kritis, dan kedua, diterimanya suatu sugesti oleh pikiran bawah
sadar.
Faktor keempat, yang membuat seseorang sulit masuk ke kondisi hipnosis yang dalam adalah
karena operator salah memilih teknik. Ada sangat banyak teknik untuk menembus faktor
kritis pikiran sadar. Akan terlalu teknis bila saya jelaskan di artikel ini. Namun secara umum,
ada enam teknik dasar yang biasa digunakan. Dari enam teknik dasar ini selanjutnya
berkembang menjadi sangat banyak teknik.
Satu teknik yang paling umum dan paling banyak digunakan adalah progressive relaxation.
Teknik ini paling banyak digunakan karena paling mudah dan paling “aman” untuk operator.
Oh ya, sebenarnya nama progressive relaxation juga kurang tepat. Nama yang benar adalah
fractional relaxation. Usahakan untuk tidak menggunakan teknik ini. Gunakan teknik lain
yang lebih efektif.
Progressive relaxation tidak cocok untuk orang analitis, kritis, pemikir, melankolis,
pengacara, pimpinan perusahaan, atau orang yang berada pada level otoritas tinggi.
Oh ya, banyak orang mengatakan bahwa orang analitis adalah orang yang sangat sulit
dihipnosis. Apa benar seperti itu? Ah, tidak. Tahukah Anda bahwa sebenarnya orang analitis
adalah orang yang sangat sugestif? Nah, bingung, kan?
Faktor kelima, dan ini juga sering diabaikan oleh banyak operator, adalah semantik atau
pilihan kata. Banyak operator menggunakan kata yang mengandung makna si operatorlah
yang mencipta kondisi hipnosis pada diri subjek. Contohnya seperti ini, “Sekarang Anda
merasa diri Anda semakin rileks dan lebih rileks lagi,” atau “Sekarang Anda menjadi 10 kali
lebih rileks.” Ini adalah perintah yang belum tentu akan dijalankan oleh subjek. Yang lebih
tepat adalah dengan menggunakan kalimat yang lebih permisif, persuasif, dan bersifat
himbauan.
Jika lima faktor di atas diperhatikan dengan sungguh-sungguh maka siapa pun bisa dibimbing
masuk ke kondisi hipnosis yang sangat dalam, dengan sangat mudah dan cepat.
Beberapa waktu lalu saya membaca kembali buku karya maestro hipnoterapi Charles
Tebbetts yang berjudul Miracles on Demand. Saya memang biasa membaca ulang buku-buku
yang telah saya baca sebelumnya. Tujuannya adalah untuk bisa mendapatkan sari pati
pengetahuan yang terkandung di buku-buku itu, yang mungkin sebelumnya terlewatkan.
Dulu saat saya pertama kali membaca judul buku “Miracles on Demand” saya bertanya, “Ah,
apa mungkin kita bisa menciptakan mujizat sesuai dengan yang kita inginkan?”. Ternyata
setelah membaca tuntas buku Tebbets ini dan juga mempraktikkan berbagai teknik terapi
yang dijelaskannya, benar, kita dapat menciptakan atau menghasilkan mujizat sesuai dengan
keinginan kita, yang kalau mengutip kata Tebbetts “by demand” atau sesuai permintaan.
Pembaca, jangan salah mengerti ya. Mujizat yang dimaksud oleh Tebbets adalah mujizat
perubahan/kesembuhan diri sebagai hasil aplikasi hipnoterapi dalam membantu seseorang
keluar dari masalah (emosi) yang selama ini menghambat atau mengganggu hidupnya.
Untuk bisa melakukan Miracles On Demand kita perlu memahami cara kerja berbagai teknik
yang dijelaskan di bukunya. Dan yang lebih penting lagi kita harus sungguh-sungguh
mengerti cara kerja pikiran. Saya telah banyak mengulas mengenai cara kerja pikiran di
berbagai artikel dan buku yang saya tulis. Dalam kesempatan ini saya akan mengulas satu
bagian dari mekanisme pikiran, yang sangat penting, yang selama ini hanya saya ajarkan di
pelatihan sertifikasi hipnoterapi 100 jam yang saya selenggarakan melalui Quantum Hypnosis
Indonesia.
Sebelum saya menjelaskan lebih jauh saya perlu secara jujur mengakui bahwa di awal karir
saya sebagai seorang Re-Educator dan Mind Navigator saya banyak mengalami kegagalan
melakukan terapi. Seringkali klien yang saya tangani hanya “sembuh” untuk beberapa saat
dan setelah itu masalahnya muncul lagi (relapse).
Seringkali saat sedang asyik melakukan restrukturisasi berbagai program pikiran bawah sadar
klien, saya mendapat penolakan hebat dari diri klien (baca: pikiran bawah sadar). Saya cukup
pusing memikirkan hal ini. Dan ini berpengaruh terhadap kepercayaan diri saya melakukan
terapi. Saya pernah sampai memutuskan untuk cuti melakukan terapi karena merasa diri saya
gagal total setelah 4 kali berturut-turut gagal membantu klien.
Jadi, beginilah kemampuan saya dulu. Payah.. kan? Berbekal perasaan malu kepada diri
sendiri dan dorongan untuk bisa memberikan yang terbaik untuk klien maka saya
memutuskan untuk belajar lebih mendalam lagi. Saya membeli lebih banyak buku dan
berbagai program pelatihan yang direkam dalam bentuk DVD.
Ternyata kesalahan utama saya adalah saya belum tahu cara efektif untuk membawa klien
masuk ke kedalaman trance yang dibutuhkan untuk terapi yang efektif. Teknik yang saya
gunakan ternyata sangat uzur dan tidak efektif karena tidak ada uji kedalaman trance yang
presisi.
Teknik apa yang saya gunakan? He.. he.. malu ah kalau saya harus ceritakan di sini. Tapi,
biar anda tidak penasaran saya perlu mengungkapkan teknik “rahasia”, yang ternyata tidak
efektif, yang saya gunakan untuk induksi. Teknik ini adalah teknik Progressive Relaxation.
Karena saat itu saya berpikir, berdasar pembelajaran saya pada saat itu, bahwa bila seseorang
sudah rileks, secara fisik, maka ini sama dengan kondisi hipnosis. Ternyata saya salah.
Kondisi hipnosis sama sekali tidak ada hubungannya dengan relaksasi fisik. Kondisi hipnosis
adalah relaksasi pikiran. Jadi, walaupun fisiknya tidak rileks, bila pikirannya rileks maka
klien sudah masuk ke kondisi hipnosis. Semakin rileks pikirannya maka semakin dalam level
hipnosis yang berhasil dicapai klien.
Kondisi lain untuk membawa seseorang masuk ke kondisi deep trance adalah dengan
menggunakan emosinya. Teknik ini dikenal dengan nama Emotionally Induced Induction.
Jadi, tanpa klien perlu merilekskan tubuhnya, justru pada saat emosinya sedang bergejolak,
misalnya klien menangis saat menceritakan pengalaman hidupnya, maka pada saat itu klien
sudah masuk ke kondisi trance yang dalam.
Nah, setelah mengetahui bahwa teknik Progressive Relaxation tidak efektif saya lalu meng-
update diri saya dengan menggunakan teknik yang lebih advanced. Dari sekian banyak teknik
saya akhirnya menyimpulkan, dari berbagai literatur yang saya pelajari dan juga dari
pengalaman praktik, bahwa ada 3 (tiga) teknik induksi yang sungguh-sungguh efektif untuk
membawa seeorang masuk ke kondisi (very) deep hypnosis, atau yang biasa disebut dengan
profound somnambulism, dengan sangat cepat dan sangat mudah. Teknik ini diajarkan di
kelas sertifikasi hipnoterapis 100 jam yang saya selenggarakan. Saya tidak mengajarkan
teknik lain.
Bagaimana hasil terapi saya setelah bisa membawa klien masuk ke kondisi somnnambulism?
Semakin baik. Secara statistik keberhasilan saya meningkat sangat drastis. Saya ikut senang
dengan pencapaian ini. Tapi ini bukanlah akhir dari masalah yang saya hadapi. Seperti yang
saya jelaskan di depan, beberapa kasus yang saya tangani ternyata tidak maksimal. Terutama
saat membantu klien berhenti merokok dan menurunkan berat badan.
Klien yang sudah berhenti merokok ternyata setelah beberapa saat, bisa beberapa minggu
atau bulan, eh… tiba-tiba kembali merokok. Dan kalau mereka kembali merokok biasanya
menghabiskan lebih banyak rokok dari sebelum diterapi.
Saya juga bingung kok bisa begini. Saya sudah berhasil membawa klien masuk kondisi
sangat dalam. Saya merasa telah menggunakan teknik yang sesuai dengan kondisi klien. Tapi
mengapa kok bisa kambuh lagi? Saya tahu pasti ada some thong wring dengan teknik terapi
yang saya gunakan.
Kembali lagi saya harus jujur melakuan evaluasi diri. Jika saya belum berhasil membantu
klien dengan optimal maka saya tidak akan pernah menyalahkan klien saya. Yang saya
salahkan adalah diri saya. Walaupun sebenarnya faktor klien juga sangat menentukan. Terapi
adalah kontrak upaya dari dua pihak, klien dan terapis. Bukan kontrak hasil.
Berbekal rasa penasaran ini saya akhirnya mulai melakukan indepth thinking. Saya
melakukan kaji ulang terhadap berbagai kasus yang telah saya tangani. Saya melihat catatan
yang saya buat selama menangani berbagai kasus itu. Setelah dipelajari dengan sungguh-
sungguh tetap tidak ditemukan “kesalahan” prosedur dalam terapi saya. Lalu apa yang salah
ya?
Jawaban muncul saat saya mempelajari kembali sifat-sifat pikiran bawah sadar seperti yang
dinyatakan oleh Milton Erickson. Salah satu fungsi pikiran bawah sadar kita adalah
melindungi diri kita dari bahaya fisik dan bahaya mental/emosi, baik itu bahaya yang
sebenarnya atau sesuatu yang dipersepsi sebagai bahaya. Selain itu, Milton Erickson juga
mengatakan bahwa pikiran bawah sadar malas untuk berubah.
Semuanya menjadi jelas saat saya membaca karya Georgi Lozanov, Suggestology and
Outline of Suggestopedia, yang mengatakan bahwa di pikiran bawah sadar terdapat mental
barrier yang berfungsi sebagai filter mental. Filter mental ini menghambat perubahan yang
dilakukan pada “isi” pikiran bawah sadar.
Nah, kalau sampai terapi yang saya lakukan tidak efektif, terbukti dengan klien kembali ke
pola kebiasaan lama, maka hal ini mengindikasikan bahwa terapi yang saya lakukan
mendapat perlawanan dari pikiran bawah sadar klien. Perlawanan ini muncul dalam bentuk
dianulirnya restrukturisasi yang telah saya lakukan dan klien kembali lagi ke kebiasaan lama.
Ternyata setelah dikaji dengan hati-hati akhirnya saya menemukan mengapa terapi saya
kurang efektif. Saya telah salah berasumsi. Saya berpikir bahwa dengan berhasil membawa
klien masuk kondisi hipnosis yang sangat dalam maka saya bisa melakukan apa saja dengan
pikiran klien. Bukankah saat dalam hipnosis filter pikiran klien sudah off alias tidak bekerja?
Wah.. ini pandangan yang benar-benar ngawur dan tidak ilmiah.
Memang benar saat dalam kondisi hipnosis filter mental, yang disebut critical factor, sudah
off. Namun, ini kan filter yang ada di pikiran sadar. Bukan di pikiran bawah sadar. Secara
intuitif saya yakin bahwa di pikiran bawah sadar juga ada filter mental. Ini yang selama ini
jarang dibahas.
Seorang pakar lainnya mengatakan bahwa filter mental ini, critical factor, sebagian terletak di
pikiran sadar dan sebagian lagi ada di pikiran bawah sadar. Namun sayangnya ia tidak secara
detil menjelaskan filter yang ada di pikiran bawah sadar.
Berbekal kesimpulan ini saya selanjutnya berburu informasi mengenai filter mental. Ternyata
walaupun saya punya sangat banyak literatur mengenai hipnoterapi jarang ada yang secara
khusus membahas mengenai filter mental. Saya akhirnya harus membaca ulang berbagai
literatur dan memberikan perhatian khusus pada kasus-kasus terapi yang diceritakan di
literatur itu. Dari sini akhirnya saya mendapat pencerahan. Saya melihat ada satu pola yang
konsisten yang terjadi pada kasus-kasus yang semula “gagal” diterapi oleh para pakar itu.
Setelah pakar itu melakukan beberapa perubahan pada teknik dan semantik yang digunakan
akhirnya klien sembuh total.
Saya menyimpulkan bahwa saat dalam kondisi hipnosis, saat critical factor yang ada di
pikiran sadar tidak bekerja, maka pada saat itu masih ada 4 (empat) filter mental di pikiran
bawah sadar yang tetap aktif.
Berbeda dengan pandangan umum ,yang mengatakan bahwa saat berada dalam kondisi deep
hypnosis klien sama sekali tidak berdaya sehingga terapis bisa melakukan apa saja terhadap
diri klien, ternyata sedalam apapun kondisi klien, ia tetap mendapat proteksi dari 4 filter
mentalnya.
Untuk bisa melakukan perubahan permanen maka restrukturisasi berbagai program pikiran
bawah sadar, termasuk pemberian sugesti, harus bisa menembus saringan 4 filter ini. Jika
tidak lolos salah satu saja dari keempat filter ini maka perubahan yang hendak dilakukan akan
mendapat perlawanan/penolakan dan akhirnya bisa dianulir oleh pikiran bawah sadar.
Segala perintah atau sugesti yang diberikan, walaupun klien dalam kondisi deep hypnosis,
bila membahayakan keselamatan hidup klien pasti langsung ditolak.
Bila perintah berhasil menembus filter pertama maka akan disaring oleh filter kedua ini.
Perintah yang bertentangan dengan nilai moral atau agama pasti akan ditolak.
Misalnya seorang anak, saat berada dalam kondisi deep hypnosis, diminta untuk
“memegang” pisau (ini hanya dalam imajinasinya) dan membunuh ibunya. Apakah akan ia
lakukan perintah ini? Tentu tidak.
Demikian juga jika klien diminta menginjak kitab suci agamanya. Apakah akan ia lakukan?
Tentu tidak. Mengapa? Karena sejak kecil ia dididik bahwa kalau sampai ia menginjak kitab
suci agamanya maka nanti ia akan masuk neraka dan akan dibakar 7 (tujuh) kali. Ini benar-
benar siksaan yang luar biasa. Tentu pikiran bawah sadar klien tidak akan mengijinkan klien
mengalami hal ini.
Contoh lain, misalnya terapis pria memberikan sugesti kepada klien wanita untuk melakukan
tindakan yang kurang pantas. Perintah ini akan serta merta ditolak. Klien bisa langsung
keluar dari kondisi hipnosis dan bisa sangat marah kepada terapis kurang ajar ini.
Namun tidak menutup kemungkinan klien wanita ini menuruti apa yang disugestikan oleh
terapis. Mengapa ini bisa terjadi? Jawabannya sangat sederhana dan logis. Bila klien wanita
melakukan perintah, yang seharusnya menurut nilai moral dan agama tidak pantas, maka hal
ini menunjukkan bahwa filternya mengijinkan hal ini terjadi. Dengan kata lain si wanita ini
“agak kurang beres”. Anda mengerti lah maksud saya. Tidak perlu saya jelaskan lebih detil.
Misalnya terapis memberikan sugesti pascahipnosis (post hypnotic suggestion) bahwa klien
akan berhenti merokok karena rokok baunya seperti ikan busuk, sangat menjijikkan, dan
membuat klien mual. Sugesti ini bisa bekerja untuk beberapa saat saja. Pikiran bawah sadar
akan melakukan pengecekan kebenaran data ini. Apa benar rokok itu baunya seperti ikan
busuk? Tentu tidak. Akibatnya, cepat atau lambat sugesti ini akan dianulir secara otomatis.
Pembaca, anda jelas sekarang? Ternyata urusan pikiran ini cukup njlimet … eh… rumit,
maksud saya. Semoga penjelasan saya di artikel ini bisa membantu anda untuk lebih
memahami cara kerja pikiran dan bisa diterapkan untuk kemajuan hidup anda.
Pembaca, sebenarnya ada banyak level relaksasi yang bisa kita capai. Relaksasi ada 2 macam
yaitu relaksasi fisik dan relaksasi mental. Pada umumnya kita berpikir bahwa saat kita
mengalami relaksasi fisik maka hal ini sama dengan kondisi trance. Pemahaman ini sama
sekali tidak tepat.
Saya pun dulunya berpikir seperti ini. Dulu saat saya berhasil membawa seseorang masuk ke
dalam kondisi relaksasi (fisik) yang sangat dalam, dengan menggunakan induksi progressive
relaxation, saya “yakin” klien ini telah masuk kondisi deep trance.
Namun apa yang terjadi? Dari pengalaman praktik saya mulai meragukan korelasi antara
relaksasi fisik dan kedalaman trance saat saya menemukan bahwa hasil terapi saya kadang
efektif, kadang bahkan sama sekali tidak ada hasilnya. Apa yang salah?
Saya selanjutnya berusaha menemukan apa yang salah dengan terapi yang saya lakukan.
Akhirnya setelah mencari ke sana ke mari, membaca lebih banyak literatur, saya mendapat
pencerahan. Ternyata relaksasi fisik tidak sama dengan kondisi trance. Seseorang bisa saja
begitu rileks fisiknya namun ternyata belum masuk kondisi hipnosis atau trance yang dalam.
Hal ini diperkuat dengan definisi hipnosis yang dikeluarkan oleh US. Dept. of Education,
Human Services Devision yang menyatakan bahwa hypnosis is the bypass of the critical
factor of the conscious mind followed by the establishment of acceptable selective thinking
atau hipnosis adalah penembusan faktor kritis pikiran sadar dan diikuti dengan diterimanya
suatu sugesti/ide atau pemikiran.
Definisi ini secara jelas, lugas, dan gamblang sama sekali tidak menyebutkan hubungan
antara kondisi hipnosis dan relaksasi fisik. Ternyata kondisi hipnosis adalah relaksasi pikiran
atau mental. Dari sini saya akhirnya benar-benar tercerahkan.
Pencerahan lainnya saya dapatkan saat mempelajari tulisan seorang pakar hipnoterapi lainnya
yang menghubungkan antara level kedalaman hipnosis/trance dengan efektivitas hasil terapi.
Pakar ini menyebutkan bahwa semakin dalam level hipnosis, saat terapi dilakukan, maka
akan semakin efektif dan permanen hasil terapi. Bila terapi dilakukan pada level light trance
maka efeknya hanya akan bertahan antara 2 jam hingga 2 hari. Bila dilakukan pada level
medium trance efeknya bertahan antara 2 hingga 5 minggu. Sedangkan bila dilakukan pada
deep trance maka efeknya permanen.
Pembaca, bagi anda yang awam dengan hipnosis atau hipnoterapi, jangan bingung dengan
berbagai istilah level kedalaman trance yang saya sebutkan di atas. Di bawah ini saya akan
menjelaskan secara lebih detil.
Pencerahan lain yang saya dapatkan adalah ternyata teknik induksi progressive relaxation,
yang seharusnya lebih tepat disebut dengan fractional relaxation, justru merupakan teknik
yang paling tidak efektif untuk membawa seseorang masuk kondisi deep trance. Dan teknik
ini yang paling banyak digunakan di dalam dunia hipnosis/hipnoterapi.
Saya pun dulunya sangat sering menggunakan teknik ini. Namun saat ini saya sudah tidak
pernah lagi menggunakannya. Kalaupun harus menggunakan progressive relaxation maka
saya melakukan berbagai modifikasi untuk meningkatkan efektivitasnya.
Sebenarnya kurang tepat bila kita mengatakan batas atas atau bawah. Mengapa? Karena
orang bukan masuk lebih dalam ke dalam kondisi hipnosis. Mereka, lebih tepatnya, menjadi
lebih sugestif. Namun untuk mudahnya kita sepakati menggunakan istilah ini.
Nah, di antara batas atas dan bawah terdapat begitu banyak level kesadaran “khusus” yang
dikenal sebagai “altered state of consciousness” (ASC). ASC terdapat tidak hanya di antara
dua batas ini tapi juga terdapat di bawah batas bawah dan juga di atas batas atas. Nah,
bingung kan?
Biar tidak bingung maka saya akan menjelaskan beberapa skala kedalaman trance yang
umumnya dikenal di dunia hipnoterapi. Salah satu skala kedalaman yang populer adalah
skala Elman. Elman membagi level kedalaman hipnosis/trance menjadi 4 level yaitu light
trance, medium trance, somnambulism, Esdaile, dan hypnosleep.
Masih menurut Elman, 2 level pertama yaitu light dan medium trance adalah level yang sama
sekali tidak bermanfaat untuk terapi. Terapi hanya bisa dilakukan efektif pada level
somnambulism. Sedangkan level Esdaile dan hypnosleep mempunyai manfaat terapeutik yang
agak berbeda.
Skala lain yang awalnya diajarkan pada tahun 1940an dan masih banyak digunakan hingga
saat ini adalah skala Harry Arons. Untuk lebih mudah memahami setiap level relaksasi
pikiran maka saya akan menjelaskan fenomena yang menjadi ciri setiap level.
Kedalaman ini mutlak dibutuhkan untuk melakukan anestesi (untuk operasi dan melahirkan)
atau untuk age regression. Level ini tidak cocok untuk teknik direct suggestion yang
bertujuan melakukan perubahan perilaku seperti menghentikan kebiasaan merokok, atau
menggigit jari. Satu ciri utama pada level ini adalah possitivie hallucination.
Level paling dalam pada skala Harry Arons adalah profound somnambulism. Level ini
mencakup semua hal positif dari level full somnambulim dan ditambah dengan kemampuan
negative hallucination.
Nah, apakah profound somnambulism adalah level paling dalam yang bisa dicapai seseorang?
Sudah tentu tidak. Justru level profound somnambulism ini adalah awal dari sesuatu yang
jauh lebih menarik dan dahsyat. Namun untuk kebutuhan terapi kita, hipnoterapis, hanya
perlu membawa klien maksimal mencapai level ini. Mengapa? Karena level kedalaman yang
akan saya jelaskan berikut ini mempunyai manfaat yang berbeda.
Tepat di bawah profound somnambulism terdapat level Esdaile atau yang juga dikenal dengan
hypnotic coma. Satu hal yang perlu dipahami yaitu kondisi hypnotic coma ini tidak sama
dengan kondisi medical coma.
Kondisi Esdaile ini adalah kondisi di mana seseorang merasa begitu senang dan bahagia. Ini
adalah kondisi euphoria. Orang yang masuk ke dalam kondisi ini biasanya tidak mau keluar
dari kondisi ini karena begitu “enak” dan “nikmat”nya kondisi ini, semua masalahnya hilang,
semua sempurna adanya. Jika seorang klien atau subjek masuk ke kondisi ini maka
dibutuhkan keahlian khusus untuk bisa membawa klien keluar. Jika tidak, maka klien akan
terus berada di level ini.
Level Esdaile tidak cocok untuk terapi karena pada kondisi ini pikiran kita tidak bisa
menerima sugesti apapun. Level ini digunakan untuk total anestesia, untuk painless
childbirthing atau melahirkan tanpa rasa sakit, stress management, dan bisa digunakan oleh
dokter untuk membantu mengembalikan posisi tulang atau otot pasiennya, dengan cara
mengurut bagian yang dislokasi, saat pasien berada di kondisi Esdaile.
Dari level profound somnambulism subjek/klien dapat dibawa turun ke level Esdaile dengan
cepat dan mudah, hanya membutuhkan waktu sekitar 4 menit saja.
Di bawah level Esdaile terdapat level catatonic. Ini adalah kondisi di mana tubuh subjek atau
klien menjadi plastis tapi kaku/terkunci, tanpa pemberian sugesti, dan bisa diposisikan pada
posisi/postur tertentu dalam waktu yang lama dan postur itu sama sekali tidak akan berubah.
Level ini tidak digunakan dalam terapi.
Lebih dalam lagi terdapat level hypnosleep. Level kedalaman ini pertama kali diungkapkan
oleh Hyppolite Bernheim di bukunya yang mashyur “Hypnosis And Suggestion In
Psychotherapy” yang ditulis pada tahun 1884.
Level relaksasi pikiran paling dalam, hingga saat ini, yang bisa dicapai seseorang adalah level
Sichort atau juga dikenal dengan nama ultra depth. Level ini ditemukan oleh Walter Sichort
dan mempunyai manfaat yang berbeda dengan kondisi relaksasi mental di atasnya.
Saat seseorang berhasil mencapai level Sichort maka ia dapat membantu orang lain
melalukan self healing melalui penggunaan teknik Mind-To-Mind Healing. Pada teknik ini
terapi terjadi secara otomatis di antara dua pikiran bawah sadar. Terapis sama sekali tidak
bisa mempengaruhi atau mengarahkan proses terapi. Terapi terjadi, diarahkan,dan dilakukan
hanya oleh pikiran bawah sadar.
Nah, pembaca sejauh ini saya baru menceritakan berbagai level yang ada di bawah normal
waking consciousness / NWC. Bagaimana dengan yang diatas NWC?
Sejauh ini, dalam dunia hipnoterapi, dan masih dalam tahap eksperimen, terdapat 3 (tiga)
level di atas NWC yaitu level higher self consciousness, super consciousness, dan level ultra
height. Jujur saya belum bisa bercerita banyak mengenai ke tiga level ini. Saat ini saya
sendiri sedang mendalami dan melakukan eksplorasi pada ke tiga level ini. Ke tiga level ini
mempunyai kelebihan yang luar biasa bila diterapkan pada konteks terapi dan spiritualitas.
Saya telah mempraktikkan membawa subjek ke level ultra height dan hasilnya sangat luar
biasa. Level ini dapat membantu ekspansi dan peningkatan kesadaran/kecerdasan spiritual
secara sangat cepat. Juga dapat digunakan untuk melakukan terapi fisik maupun mental
namun dengan pendekatan yang sangat berbeda.
Sehubung dengan yang mau belajar hipnosis. Saya akan memberikan Skrip(Skrip adalah
sugesti yang harus diucapkan) mengenai cara berbicara yang benar dalam menghipnosis.
Jadi, dalam menghipnosis kita harus tahu aturan-aturan berbicara ke objek.
Aturan-aturan dasar berbicara :
1. Hindari pemakaian kata negatif
Kata-kata negatif yang saya maksudkan adalah kata “Tidak” , “Jangan”, dan “Dilarang”.
Anda tidak akan berhasil menghipnosis jika menggunakan kata negatif. Lihatlah
perbandingan sebagai berikut.
Salah : “Sekarang tangan anda menyatu dan tidak bisa dibuka”
Benar : ” Jika anda merokok anda akan batuk dan nantinya anda akan berhenti merokok”
Mengapa demikian?
Hal ini disebabkan dalam keadaan “Trance”, otak kita hanya menerjemah kata-kata yang
bersifat positif. Jika kita mengatakan “Tidak bisa dibuka”, maka otak menerjemahkan
menjadi “Bisa dibuka”. Salah satu pengalaman berharga saya begini : Suatu hari, saya
menghipnosis seorang anak kecil dan saya katakan :
“Mulai sekarang kamu sudah tidak rewel lagi.” Namun, anak tersebut kian hari makin rewel
saja. Saya langsung konsultasi kepada guru yang mengajar saya dan ternyata saya salah
dalam memberikan sugesti. Kejadian tersebut terjadi pada awal mula saya belajar hipnosis.
Oleh karena itu, hindari pemakaian kata negatif.
Jika terpaksa?
Jika sudah terlanjur mengatakan “Tidak”, maka kita harus memberikan sebuah sugesti baru
yang berkaitan.
Contoh :
Perbaikan : “Tangan anda tidak bisa dibuka namun terkunci rapat sekali”
Otak akan berpikir membuka namun karena mendengar terkunci rapat, maka otak akan
mengunci tangan.
2. Berbahasa sopan dan halus
Pakailah bahasa yang sopan dan halus sekali dalam berbicara. Gunakanlah kata “anda” dan
jangan sekali-kali menggunakan kata “loe”, “kau”, dll. meskipun objek lebih muda dari kita.
3. Intonasi dan lafal
Anda cedal (tidak bisa mengucapkan konsonan “r”), jika cedal, nampaknya agak sedikit sulit
ya. Dalam memberikan sugesti, kita harus memberikan intonasi / penekanan suara yang tepat.
Contohnya adalah :
“Tangan anda terasa BERAT karena anda sedang memegang sebuah BATU”
Intonasi yang tepat adalah diberikan pada tujuan sugesti tersebut. Misalnya, jika kita
menginginkan si objek untuk merasakan tangannya berat, maka penekanan suara diberikan
pada kata BERAT.
4. Sugesti berulang-ulang
Dalam memberikan sugesti tidak bisa hanya sekali saja, namun harus berulang-ulang. Hal ini
ditujukan agar otak menerjemahkan sugesti secara tepat. Ulangilah sugesti tersebut jika objek
masih belum melakukan apa yang kita sugestikan. Bahkan, saya pernah menangani objek
yang saya sugesti selama 1 jam (parah).
Faktor ini bukan kesalahan kita yang menghipnosis, namun kemampuan otak si objek
menerima sugesti. Objek saya bagi menjadi beberapa ya :
1. Objek super peka (10% dari masyarakat)
HIPNOTIS MODERN
Posted on 25 Juli 2009 by holistic1610
Hipnotis dan fenomena semacam hipnotis sangat banyak ditemui dalam berbagai format,
mulai dari hipnotis yang sangat moderen, sampai dengan ritual-ritual tradisional yang juga
menimbulkan gejala hipnotis.
Tanya-jawab pada bagian ini akan membahas perkembangan pengetahuan hipnotis dari
jaman ke jaman, serta berbagai penjelasan yang dapat memberikan pemahaman proses
metamorfosa pengetahuan hipnotis dari sekedar suatu gejala yang sulit dipahami, hipotesa
awal di masa mesmerisme, sampai dengan penyempurnaan formulasi yang mengantarkan
hipnotis menjadi salah satu pengetahuan yang ilmiah.
Tidak begitu diketahui kapan dan dimana fenomena hipnotis mulai dikenal manusia, yang
jelas praktek hipnotis dengan berbagai istilah dan sebutan telah ada sejak ribuan tahun silam,
tumbuh bersama kebudayaan kuno di berbagai belahan bumi dan dalam berbagai bentuk
ekspresi, pada umumnya berupa ritual penyembuhan dan upacara keagamaan.
Di Indonesia fenomena semacam hipnotis dalam bentuk tradisional dapat dengan mudah
diketemukan di berbagai wilayah, antara lain kesenian kuda lumping di pulau Jawa,
permainan bambu gila di maluku, sampai dengan ritual tusuk keris di Sulawesi dan pulau
Bali.
Sebagian besar literatur menyepakati bahwa era ini dimulai pada abad ke-18, ketika Franz
Anton Mesmer seorang intelektual yang berasal dari Austria melakukan penelitian dan
membawanya kepada teori animal magnetism. Dari hasil penelitiannya Mesmer meyakini
bahwa alam semesta memiliki energi magnet yang berpengaruh terhadap manusia. Berbagai
penyakit ditimbulkan karena ketidak seimbangan jumlah magnet ini pada tubuh manusia.
Selanjutnya berdasarkan teori ini, Mesmer melakukan banyak penyembuhan dengan metode
merangsang tubuh pasien dengan kepingan-kepingan magnet di bagian-bagian tertentu yang
dianggap kekurangan energi magnet. Pada perkembangan berikutnya Mesmer bahkan
melakukannya dengan tanpa magnet fisik, melainkan melalui tubuhnya sendiri yang
diyakininya dapat menghasilkan daya magnet. Pada tahapan inilah Mesmer mulai
menerapkan pola hipnotis walaupun ia tidak menyadarinya.
Metode hypnosis ala mesmer ini dikenal sebagai teknik mesmerisme ini nantinya akan
memicu berbagai polemik sekaligus penelitian lebih lanjut dari para ilmuwan barat, yang
kelak akan mempengaruhi arah selanjutnya dari pengetahuan hipnotis.
Kapan istilah hipnotis mulai dipergunakan? Dan apakah kemudian terjadi perubahan teori
dalam menyikapi peristiwa hipnotis?
James Braid mempercayai bahwa “keadaan hypnos” adalah suatu bentuk nervous sleep (tidur
saraf) yang diakibatkan oleh perhatian terus menerus (fokus) pada objek tertentu.
Apakah teori James Braid yang menjadi teori dasar bagi hipnotis moderen ?
Bukan ! Setelah James Braid banyak ilmuwan lain yang melanjutkan penelitian fenomena
hipnotis, antara lain :
Berarti pengetahuan hipnotis yang terdapat pada saat ini dilandasi oleh teori yang disusun
oleh Liebeault, Charcot, dan Pierre Janet ?
Tidak sepenuhnya, karena pada abad ke-20 terjadi berbagai studi yang membuat paradigma
hipnotis menjadi sangat moderen dan efektif untuk diterapkan di berbagai hal.
Beberapa nama besar yang sangat berjasa dalam pengembangan pengetahuan hipnotis di
abad-20 ini antara lain Milton H. Erickson, Dave Elman, Charles Tebbets, dan Ormond
McGill, mereka semua berasal dari USA.
Milton H. Erickson adalah seorang psikiater yang merupakan salah satu legenda besar di
dunia hypnotherapy. Erickson merubah paradigma hypnotherapy dari pola authoritarian
(otoriter) menjadi pola kerjasama antara hypnotherapist dengan klien.
Sepanjang hidupnya, hampir setiap hari Erickson melakukan hypnotherapy kepada klien dari
berbagai kalangan. Dari pengalamannya dalam menangani ribuan klien, Erickson
mengembangkan prinsip-prinsip baru dalam proses hipnotis maupun hypnotherapy yang
kelak akan dikenal di dunia hypnotherapy moderen sebagai aliran ericksonian hypnotherapy.
Beberapa contoh dari pola ericksonian hypnotherapy adalah penggunaan induksi (sugesti
untuk membawa klien ke keadaan hypnos) dalam gaya bahasa tidak langsung, penggunaan
metafora dalam sugesti therapeutic, dan teknik-teknik yang menyebabkan proses disorientasi
yang dikenal dengan istilah confusion method (metoda membingungkan).
Ericksonian hypnotherapy di kemudian hari juga menjadi salah satu pilar dari pengetahuan
NLP (Neuro Linguistic Programming), teknik pemberdayaan diri yang dikembangkan
pertama kalinya oleh John Grinder dan Richard Bandler.
Berarti pada saat ini hipnotis moderen berorientasi kepada kekuatan sugesti ?
Jawabannya ya dan tidak, karena pada saat inipun masih banyak yang meyakini pola
mesmerisme, biasanya di kalangan stage hypnotist.
Mesmerisme merupakan suatu pola yang tidak dapat selalu dibuktikan, sehingga merupakan
pola eksklusif yang tidak dapat dianalisa. Artinya untuk sebagian orang pola ini berhasil,
sedangkan sebagian lainnya mungkin tidak, tanpa dapat dianalisa secara akurat.
Pola sugesti merupakan pola yang relatif lebih ilmiah, karena dapat dianalisa dengan bantuan
pengetahuan komunikasi dan psikologi praktis. Oleh karena itu 90% pengajaran hipnotis
moderen menerapkan pengetahuan yang berbasiskan kepada kekuatan sugesti.
Pada saat ini masih banyak hypnotist yang meyakini prinsip mesmerisme, dan tetap
menganggap bahwa energi magnet dapat membawa seseorang ke “keadaan hypnos”.
Praktek mesmerisme secara klasik dapat berupa hipnotis dengan dengan melambaikan
telapak tangan naik dan turun di depan wajah subyek, dan diyakini sebagai upaya
mengeluarkan magnet yang akan membuat subyek memasuki kondisi Hypnosis.
Praktek mesmerisme yang lain adalah mempercayai adanya “thought projection” atau
pengiriman gelombang pikiran yang akan mempengaruhi subyek. Sebenarnya teknik
semacam ini lebih tepat dimasukkan ke kelompok pengetahuan ESP (Extra Sensory
Perception) yang merupakan bagian dari pengetahuan “mind control” (pengendalian pikiran).
Banyak yang berpendapat bahwa Ormond McGill adalah penganut aliran mesmerisme ?
Ormond McGill merupakan tokoh hipnotis besar dunia yang digelari sebagai “The Dean of
American Hypnotists”, sebagian besar hidupnya didedikasikan untuk memahami berbagai
fenomena hipnotis di berbagai tempat di dunia, mulai dari praktek mesmerisme sampai
dengan ritual “yoga nidra” dari India. Ormond McGill juga seorang penghibur yang luar
biasa dan telah mempertunjukkan stage hypnosis lebih lama dari siapapun juga.
Ormond McGill bukan penganut mesmerisme, tetapi dia juga dapat mendemonstrasikan
nyaris seluruh metode hipnotis yang pernah ada di muka bumi. Mesmerisme hanyalah salah
satu metode dari sekian banyak metode favoritnya ketika beraksi di pertunjukkan stage
hypnosis.
***
Hipnotis modern dikembangkan oleh dr. Frans Anton Mesmer pada abad 18. Prinsip kerja
hipnotis, membawa subyek (sasaran hipnotis) dari gelombang otak beta (sadar) menuju
kondisi rileks dan “tidur” (Alpha – Theta). Dalam kondisi ini, seseorang lebih mudah
menerima perintah (sugesti).
Teknik merubah gelombang otak itu disebut induksi, dilakukan dengan berbagai cara,
misalnya dengan pendulum, tatapan mata, teknik napas, verbal (kata-kata) atau sentuhan pada
bagian tubuh tertentu. Prinsipnya, seseorang dalam kondisi terhipnotis, otak depannya yang
berfungsi untuk berpikir dan menolak itu dinon aktif sehingga hanya bisa menerima perintah
saja.
Karena itu, dalam tayangan televisi dapat disaksikan orang menurut saja saat disuruh
melakukan hal-hal ganjil, semisal, menggunakan sepatu untuk menelpon, dan setelah disadar
dari pengaruh hipnotis, ia pun malu dengan apa yang baru dilakukannya.
1. Mengurangi stres.
2. Mengendalikan berat badan (dengan merubah pola makan).
3. Problem emosi : Stres, cemas, takut (phobia), dendam, menghapus memori negativ
masa lalu (korban kekerasan/perkosaan,dll).
4. Menghentikan kebiasaan buruk : Narkoba, merokok, judi, sikap lamban, malas,
pemalu, gagap, menggigit-gigit kuku, belanja, dll.
5. Problem : Seks, makan dan tidur (sulit/berlebihan).
6. Meningkatkan prestasi : Belajar, olah raga, bisnis, kreatifitas.
7. Mengurangi nyeri (cabut gigi, sunat, operasi kecil, melahirkan) dll.
Catatan:
Untuk kepentingan terapi, penerapan hipnotis dapat dikombinasi dengan pendekatan spiritual
(psikoreligius) dengah hasil yang lebih efektif.
HIPNOTIS PANGGUNG
Kunci dari hipnotis adalah menarik subyek (sasaran hipnotis) diawali dengan pra induksi,
yaitu menarik mereka masuk dalam areal sugesti juru hipnotisnya, hingga timbul sebuah
keyakinan dan kepercayaan. Jika pra induksi itu berhasil, pada tahap selanjutnya hipnotis
akan lebih mudah dilakukan.
Anda tentu sering menyaksikan tayangan hipnotis (khususnya hipnotis panggung untuk
hiburan) di berbagai televisi. Tayangan itu mengesankan hipnotis sangat mudah dilakukan.
Misalnya, hanya dengan “menarik tangan” atau “gerakan jari” saja sudah mampu membuat
subyek tertidur dan mengikuti perintah juru hipnotisnya.
Benarkah demikian? Jawabnya adalah: Bisa YA bisa pula TIDAK. Kenapa? Apakah itu
berarti televisi membodohi pemirsanya dengan menampilkan adegan yang sudah direkayasa
Perlu diketahui bahwa apa yang Anda saksikan di televisi itu adalah sebuah adegan yang
sudah melalui proses editing. Adegan yang gagal dibuang. Atau dengan kata lain, yang
ditayangkan itu adalah adegan yang berhasil saja
Untuk menguasai hipnotis panggung, kunci utamanya adalah pengetahuan dan pengalaman
praktek. Artinya seseorang yang sering melakukan percobaan hipnotis pada umumnya makin
memahami kondisi dan kelemahan subjek yang akan dihipnotis. Rasa percaya diri pun akan
timbul dan tidak mustahil bila Anda sering melakukan praktek hipnotis, Anda akn
menemukan teknik berkomunikasi yang efektif untuk mempengaruhi subjek agar menurut.
Rekayasa hipnotis entertainmen dapat dilakukan dengan berbagai cara. Yang disebut
“rekayasa sehat” itu dilakukan dengan menggunakan subyek murni dari orang lain yang tidak
dikenalnya, semisal pengunjung di sebuah pusat perbelanjaan, terminal dan sebagainya.
Sedangkan cara yang “tidak sehat” adalah menyusupkan orang-orang yang sebelumnya sudah
dilatih menerima sugesti / perintah lalu menyamar sebagai orang yang seolah-olah tidak
dikenal juru hipnotisnya
Dalam memberikan pelatihan hipnotis, kami cenderung memilih cara yang sportif. Yaitu,
memilih subyek yang benar-benar berasal dari kalangan peserta pelatihan walau dengan
risiko kurang maksimal atau bahkan gagal. Terkecuali untuk demo yang memiliki risiko
tinggi, semisal menusuk tubuh, diperlukan subyek terlatih. Tapi terkadang dari 10 peserta
pelatihan itu terdapat 1 dan 2 yang langsung mampu melakukan adegan yang tergolong
berisiko. Tapi seorang instruktur harus menjaga kredibelitasnya dengan berterus terang pada
peserta pelatihan.
Hipnotis yang berhasil ditentukan dari kemampuan juru hipnotisnya dalam memilih calon
“korban”. Teknik-teknik mendeteksi itu dapat dilakukan dengan mengajak peserta melakukan
relaksasi massal dan berlatih menerima sugesti dengan main visualisasi.
Teknik mendeteksi calon “korban” itu ada dalam materi pelatihan kami. Sedangkan
kemampuan seseorang dalam hipnotis yang bersifat entertainmen, ditentukan dari kebiasaan
dan kecerdasan imajinasinya.
Prinsipnya, dalam keadaan terhipnotis itu, subyek mengikuti apa yang diperintahkan juru
hipnotisnya. Apakah dijadikan penyanyi, monyet, kodok, cow boy dan sebagainya.
1. Kalo hipnotis biasanya dengan kekuatan sugesti sehingga otak memberikan sinyal agar
ikut dalam perintah si pelaku hipnotis
2. Gendam melakukan penyusupan perintah dengan menangkap sinyal dan nalar manusia
sehingga menjadi tidak sadar dan mengikuti perintah pelaku gendam
Seseorang yg turun dari bis atau menunggu bis di sebuah halte kadang otaknya berpikir, ingin
segara berangkat dari halte tersebut atau berkonsentrasi melihat angkutannya tiba.
Peristiwa ini di sebut single focus mind (tertuju pada satu pusat pemikiran). Saat si penunggu
angkutan berpikir dengan SFM (single focus mind) yg bekerja adalah otak sebelah kiri, yang
berhubungan dengan indra penglihatan dengan indra pendengaran. Keadaan ini lah yg di
gunakan si pelaku gendam untuk menyusupkan perintah dengan cara masuk ke dalam pikiran
orang tersebut untuk mematuhi perintah.
Namun otak pada saat itu belum tersadar. Saat di tepuk dari belakang, perintah otak yg
masuk tadi berhadapan dengan pemikiran logika bertanya”siapakah orang ini”, tapi pelaku
gendam biasa langsung memberikan sinyal bahwa dia mengenal si korban dengan jawaban
“apa kabar”.
Hasilnya? Ya tau sendiri, si pikiran yang secara tidak sengaja terjawab nalar yg telah di
susupi mulai ikut terkendali oleh si pelaku gendam. Biasa pelaku gendam paling suka
memilih korban wanita. karena si korban di anggap lebih mudah di susupi pemikirannya dari
pada pria. Makanya pas di halte atau di mana pun tetep bergerak. Jangan diam-diam aja.
Soalnya otak kiri sama kanan harus balance klo ga mau di gendam.
Joki atau biasanya pelaku gendam beroperasi 5 orang. Mereka itu adalah; 1 orang sebagai
penyapa, 1 orang sebagai pensusup pikiran, 1 orang pelindung, 1 orang nunggu di atm, 1
orang memantau dari jauh.
HIPNOTIS TRADISIONAL
Posted on 25 Juli 2009 by holistic1610
Sebagai penunjang induksi hipnotis ilmiah. Penulis sering menggunakan hipnotis tradisional
untuk mempengaruhi pasien/subjek yang sulit menerima induksi hipnotis modern.
Pemanfaatan hipnotis tradisional untuk tindak kejahatan walau sering kita dengar, tapi yang
terjadi dijalanan itu sesungguhnya adalah bentuk dari penyalahgunaan ilmu, dan bukan tujuan
dari ilmu itu diciptakan.
Ilmu bagai sebilah pisau yang dapat digunakan untuk menolong maupun menodong.
Tergantung siapa yang memegangnya.
MANTRA, DOA SEBAGAI AUTOSUGESTI
Posisi mantra atau jenis bacaan tertentu oleh seseorang yang menggali olah batinnya,
menempatkan mantra sebagai “alat bantu”. Dengan kesimpulan itu berarti bukan mantra atau
bacaan-bacaan yang menimbulkan kekuatan, melainkan program atau niat ketika bacaan itu
dilakukan. Dalam bahasa yang lebih sederhana, “kata-katamu adalah doamu”. Artinya,
ucapan lisan yang terprogram adalah kekuatan insaniah yang dapat menghasilkan kekuatan
Ilahiyah. Kaidah ini dalam hipnotis modern disebut autosugesti.
Jika hipnotis modern lebih tertumpu pada teknik “sapa” atau verbal, Hipnotis tradisional
mempengaruhi subyek (sasaran) lebih tertumpu pada energi batinnya melalui tatapan mata,
gelombang suara dan energi lembut yang memancar dari badan halusnya. Para ahli hipnotis
tradisional pada umumnya mempelajari ilmu metafisika yang “berkarakter meluluhkan”. Ilmu
semacam itu dapat digali dari berbagai unsur, tergantung selera pribadi dan harus disesuaikan
dengan latar belakang budayanya.
Kunci sukses dari mengolah sisi supranatural harus disesuaikan tahap spiritual seseorang.
Orang yang nuraninya lebih dekat pada animisme – dinamisme dalam mengolah sisi batinnya
harus melakukan ritual yang “aneh-aneh”, orang modern dengan metode yang lebih bisa
diterima akal sehatnya, (tekhnik pernapasan, konsentrasi), sedangkan orang religius
mengolah sisi batin itu melalui wirid atau doa.
Japa Mantra (pemujaan pada alam, tokoh sakti & menguatkan ego / keakuan).
Riyadhah sebagai bentuk disiplin diri, mengurangi kenikmatan duniawi melalui
puasa, melek malam, doa, wirid dsb.
Mantra Religius (kombinasi antara mantra konvensional dengan religi) Aurad (berupa
rangkuman doa ciptaan orang-orang suci, jaljalut, hizb, asmak atau rangkuman ayat-
ayat suci) Doa, Religi Murni (bersumber dari hadis dan alquran)
Dalam tradisi Jawa, memisah jalinan hati itu disebut sapeh. Metodenya cukup memberikan
makan atau minuman yang sudah diberi energi. Maka yang terjadi kemudian, anak itu tiba-
tiba mogok menyusu karena takut saat melihat puting susu Ibunya.
Pertanyaannya adalah? Kenapa balita itu tiba-tiba menjadi tidak lagi mau menyusu? Padahal
ia tidak dibujuk-bujuk, tidak di induksi (dalam istilah hipnotis modern). Nah, jika hanya
dengan “tiupan” saja dapat mempengaruhi prilaku anak-anak (juga orang dewasa), itu
menunjukkan bahwa energi supranatural itu benar-benar ada dan dapat mempengaruhi
kepribadian manusia.
LEBIH JAUH TENTANG GENDAM
Walau istilah gendam konotasinya negatif, hakikatnya gendam itu sebuah ilmu yang netral
dan bebas nilai. Gendam tidak termasuk ilmu hitam. Posisinya seperti sirep, ilmu untuk
menidurkan yang semula diciptakan untuk menidurkan bayi rewel agar segera tertidur,
namun ketika sirep itu dipegang orang jahat lalu digunakan menidurkan calon korban. Dalam
kasus ini, sirepnya tidak salah. Yang salah adalah orang yang memegang ilmu itu.
Ilmu sejenis gendam, khususnya untuk menggagalkan niat jahat, di Jawa Tengah disebut Aji
Prembanyu / Pembayun. Sedangkan gendam itu sendiri lebih fokus pada ilmu meluluhkan
untuk tujuan komunikasi.
Ilmu gendam terbagi dalam 3 jenis. Yaitu :
Gendam fisik (murni teknik komunikasi, tapi pada umumnya mengekploitasi mistis.
Aktivitas ini termasuk “keajaiban jasmani”)
Gendam Kombinasi (perpaduan teknik komunikasi dengan “andalan” batin).
Gendam Magis (100% magis. Termasuk keajaiban ruhani). Rumusnya “belum
ketemu” tapi fenomenanya tidak dapat dipungkiri.
SEJARAH
Posted on 25 Juli 2009 by holistic1610
Berdasarkan piktograf yang ada, penggunaan hypnosis sudah ada sejak lama sebelum sejarah
itu sendiri dicatat. Di Eber Papyrus yang telah berusia kurang lebih 3000 tahun mengkisahkan
seorang peramal Yunani yan menggunakan teknik hypnosis dalam pekerjaannya. Dalam
lembar papyrus Yunani diceritakan adanya suatu kuil pengobatan dimana seorang pendeta
melalukan pengobatan dengan mengucapkan suatu kata-kata kepada pasien yang telah dibuat
tidur dengan induksi. Di dinding kuil di India digambarkan suatu proses pengobatan pada saat
pasien dalam kondisi trans dengan melalui suatu tarian atau gerakan-gerakan ritmis dalam
acar ritual penyembuhan..
Pada sekitar tahun 1500-an Paracelcus memperkenalkan suatu istilah Magnetisme, yaitu
dengan magnet seseorang dapat disembuhkan penyakitnya, seperti halnya yang dia lakukan
kepada pasien-pasiennya.
Pada tahun 1772, seorang dokter bernama Franz Anton Mesmer (1734-1815) yang juga murid
dari seorang pendeta Kristen bernama Maxmillian Hell, melihat gurunya memberikan
pengobatan dengan magnet. Mesmer menyatakan bahwa dalam tubuh manusia terdapat
cairan universal yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh.
Cairan yang tidak mengalir dengan lancar, mungkin karena tersumbat, menyebabkan manusia
menjadi tidak sehat baik mental maupun fisik. Untuk itu Mesmer menggunakan magnet
untuk melepaskan sumbatan aliran cairan tadi. Istilah ini dinamakan Animal Magnetism.
Metoda terapi yang dilakukan Mesmer adalah dengan mengisi penuh sebuah bak dengan air
lalu diisi besi. Pasien yang ingin diobati diminta memegang besi dalam bak air itu. Jika
pasiennya lebih dari satu, mereka diminta memegang tali yang menghubungkan satu sama
lain dengan maksud agar energi magnet tersebut mengalir ke tiap tubuh pasien.
Kemudian pada saat pengobatan, Mesmer melakukan suatu drama yang amat treatrikal
dibantu dengan permainan kepulan asap dan cermin. Hal ini membuat pasien yang ada
menjadi hanyut dan larut dalam imajinasi drama teatrikal tersebut bahkan ada beberapa di
antaranya yang menjadi trans dimana tubuhnya bergoncang hebat. Kadang-kadang ada juga
yang terhalusinasi oleh drama itu sehingga melihat seolah-olah tangan Mesmer mengeluarkan
asap saat Mesmer menggerak-gerakkan tangannya di udara dan mengarahkannya ke bak.
Pasien yang trans tadi kemudian disentuh oleh Mesmer dan kemudian dinyatakan telah
sembuh.
Mesmer menyatakan bahwa dia memiliki kekuatan khusus, suatu kesaktian. Dengan
kekuatannya atau kesaktiannya, dia dapat menyalurkan dan mengalirkan magnet ke dalam
gelas. Sehingga orang yang minum dari gelas itu dapat sembuh dari penyakitnya. Hal ini
membuat Mesmer menjadi sangat terkenal dan kaya, tetapi di sisi lain ia mendapatkan
perlawanan dari dunia medis ortodoks.
Marquis de Puysegur
(1781-1825)
Ia dipanggil oleh komisi Akademi Kedokteran Perancis yang dikepalai oleh Benjamin
Franklin, dimana anggotanya termasuk Dr. Joseph Guillotine dan Antonie Lavoisier, si ahli
kimia, atas permintaan King Louis XVI, untuk diselidiki keilmiahan dari metoda Animal
Magnetism tersebut.
Dari pertemuan itu diisimpulkan oleh lembaga tersebut bahwa MESMER TIDAK
MENGELUARKAN KEKUATAN APAPUN. Mesmer tidak mengeluarkan apapun dari
tangannya. Tanpa magnetisme seperti yang biasa dilakukan Mesmer, pasien dapat juga
menjadi trans dan sembuh. Malahan ada juga, seperti yang dilihat oleh Benjamin Franklin,
ada seorang pasien yang menyentuh suatu benda, yang katanya telah dialiri energi magnet
Mesmer, tidak sembuh sama sekali. Tanpa permainan drama treatrikal seperti yang dilakukan
Mesmer, magnetisme tidak terjadi. Sehingga disimpulkan pula bahwa cairan magnetis tidak
ada!
Animal magnetisme tidak ada! Mesmer tidak menggunakan kesaktian apapun dalam
menyembuhkan pasiennya.Pasien sembuh karena terimajinasi sehingga larut dalam suatu
drama treatrikal….!!!.Sejak saat itu Mesmer terkucilkan dan pindah ke luar kota dan akhirnya
meninggal dengan tenang di Swiss. Tetapi pengikut Mesmer pada saat itu sudah terlanjur
banyak. Beberapa orang di antaranya adalah pendeta Katolik bernama Fr. Joseph Gassner,
yang melakukan mesmerisme melalui kegiatan ritual.
Hasil pengembangan Braid ini menarik perhatian Prof. Jean Martin Charcot (1825-1893),
seorang neurologist (sebutan zaman dulu untuk seorang psycholog), termasuk Piere Janet,
Sigmund Freud dan Alfred Binet. Charcot menyatakan bahwa hyonosis dapat dihasilkan
secara mekanis tanpa sugesti (suata anggapan yang sangat salah) tetapi dia mendapatkan
mengenai klasifikasi fenomena hypnosis. Freud menyatakan bahwa hypnosis hanya dicapai
jika pasien mencapai trans yang sangat dalam. Mereka Piere Janet dan Freud, gagal
menghipnosis orang normal karena tidak berhasil membangun hubungan yang baik dengan
klien pada saat interview. Akhirnya mereka mengatakan bahwa hypnosis hanya untuk orang
yang sakit mental dan berbahaya. Kegagalan-kegagalan Freud dalam menentukan suatu
subyek hypnosis yang baik, membuat dirinya dan yang lainnya meninggalkan hypnosis.
Seperti kita ketahui saat ini, bahwa hypnotherapy sangat tergantung pada keinginan dan
sugestifitas klien. Hal ini tidak diketahui Freud. Akhirnya Freud mengembangkan
psikoanalisis dengan menganalisa perilaku manusia.
Liebeault
Di sisi lain ada dua orang professor, Dr. Ambroise Auguste Liebeault (1823-1904) dan
Bernheim, mengembangkan seni hypnosis ini. Mereka mengatakan bahwa subyek dapat tidur
dengan mudah dengan hanya diberikan sugesti saja. Beliau melakukan terapi dengan
hypnosis. Pendekatannya terhadap hypnosis sesuai dengan keilmuan psikologi dan
berkontribusi besar dalam psikiatri. Liebault sering disebut sebagai “Bapak Hypnosis”. Pada
tahun 1940-an Jung dan Clark Hull juga telah mengembangkan hypnosis. Mereka masih
berpendapat bahwa proses hypnosis harus dilakukan secara otoriter (perintah) agar klien
mengikuti apa yang dikehendaki oleh therapist. Jung tidak mau melanjutkan hal ini karena
dia tidak ingin memaksakan kehendak dirinya kepada klien.
Pada pertengahan tahun 1940, ada seorang psikiatrist yang sangat jenius bernama adalah
Milton Erickson (1901-1980) yang merupakan salah satu murid Hull.
Bertentangan dengan pendahulunya, dia malah menyatakan bahwa dalam suatu proses
hypnosis, yang hebat adalah subyek hypnosis atau kliennya. Karena klien dapat memahami
dan mengikuti apa yang dikatakan oleh sang terapis. Dia juga menyatakan bahwa hypnosis
adalah proses yang wajar dan tidak akan berproses bilamana bertentangan dengan nilai-nilai
dasar dan keinginan klien.
Semua pengendalian proses hypnosis berada di klien. Untuk itu dia mengubah pola-pola
hypnosis yang selama ini menggunakan otoriter menjadi permisif sehingga klien mau
mengikuti apa yang dikatakan oleh terapisnya. Dia juga yang mengembangkan pola-pola
script hypnosis dari bentuk langsung (direct) menjadi tidak langsung (indirect). Dia juga
mengembangkan teknik-teknik sugesti serta pendekatan ideodinamik (pola interaktif) dalam
proses terapi.
Selama enam puluh tahun, M. Erickson rata-rata menghypnosis 14 orang per harinya!
Dengan berbagai macam teknik yang dilakukan Erickson, prosentasi orang yang dapat
dihipnosis dalam suatu komunitas menjadi naik. Orangnya sangat kocak, bahkan dengan non
verbal pun dia dapat menghypnosis orang lain cukup hanya dengan bersalaman saja.
Akibatnya banyak teman-teman dekat Erickson tidak mau bersalaman dengannya karena
takut dihypnosis. Atas jasanya, maka hypnosis dapat diterima oleh Asosiasi Medis Amerika
dan Asosiasi Psikiatris Amerika sebagai alat terapi sejak tahun 1958.
Milton H. Erickson sering disebut sebagai Master of Communication padahal dia seorang
yang disleksia waktu masa remajanya, buta warna, dan polio sehingga dia lumpuh. Dengan
hanya berkomunikasi verbal atau non verbal yang benar, orang dapat terhypnosis. Hal inilah
yang kemudian dipelajari oleh Richard Bandler dan John Grinder dalam mengembangkan
NLP (Neuro Language Programing) yang saat ini sangat poluper.