Anda di halaman 1dari 5

Piriformis Syndrome is A Pain in the Butt

OLEH REDAKSI · 4 JULI 2014 · 11351


Suatu hari ketika melakukan long run, kamu merasakan rasa sakit tajam di area bokong dan
rasa sakit tidak mau hilang saat kamu berusaha untuk terus berlari. Hamstring terasa kencang
dan pegal. Rasa sakit sedikit berkurang bila kamu mengurangi kecepatan dan dengan usaha
keras kamu akhirnya menyelesaikan sesi long run tersebut. Saat duduk beristirahat, kamu
merasa kesemutan di bagian belakang paha dan betis.
Apa yang kamu rasakan merupakan Piriformis Syndrome — radang yang menyerang area
otot piriformis. Otot ini berawal dari sacrum (tulang kelangkang), melewati pembukaan di
tulang panggul atau sciatic notch dan menempel pada bagian tulang samping paha (greater
trochanter).
Otot piriformis berperan dalam gerakan rotasi luar pinggul. Syaraf sciatic terbentuk dari 5
syaraf yang muncul dari tulang belakang dan biasanya melewati bagian depan dari otot
piriformis. Namun bagi 15% dari populasi, syaraf ini langsung menembus melewati otot.
Masalah muncul ketika piriformis mengalami radang. Radang dapat terjadi akibat trauma
langsung (jatuh dalam posisi duduk), cidera overuse, atau gerakan rotasi pinggul yang
mendadak atau dipaksakan – yang dapat terjadi saat berlari di permukaan tidak rata.

Otot yang meradang dapat menyebabkan rasa sakit di bagian tengah bokong atau menekan
syaraf sciatic dan menimbulkan sakit, nyeri, atau rasa kesemutan di kaki.

Rasa sakit dapat meningkat saat duduk, naik tangga,


atau jongkok. Bila bagian tengah bokong ditekan atau otot-otot sekitar area ini diregangkan
secara tiba-tiba, rasa sakit juga dapat terasa.
Pada awalnya mereka yang mengalami cidera ini masih dapat berlari sambil menghiraukan
rasa sakit, tapi dalam banyak kasus rasa sakit semakin menjadi-jadi dan membatasi
kemampuan diri untuk beraktifitas.

Otot menegang dan bahkan mengejang saat aktifitas sehingga mempengaruhi postur tubuh
dan gerakan langkah kita ketika berlari.

Sisi panggul yang mengalami Piriformis Syndrome tertarik ke atas, mengakibatkan adanya
perbedaan ketinggian kaki antara kaki yang normal dengan kaki yang terkena cidera. hal ini
dapat berujung pada banyak jenis cidera overuse akibat biomekanis yang salah.
Mengapa?
Apa penyebab Piriformis Syndrome? Umumnya masalah ini terjadi akibat
otot adductorpinggul yang kencang. Adductor adalah otot yang terletak di bagian sisi dalam
paha dan berperan dalam menarik kaki kearah samping dalam. Adductor yang kencang dapat
menimpa otot abductor (otot di bagian sisi luar paha yang berperan dalam menarik kaki
kearah samping luar) dan piriformis bergerak sebagai abductor pinggul.’
Jika kaki kita berpronasi secara berlebihan saat bertolak
dari tanah, kaki akan berotasi kearah dalam dan piriformis mengambil peran sebagai rotator
eksternal dari pinggul (berputar ke arah luar), serta berkontraksi sebagai reaksi tiap kali kaki
kita beranjak dari tanah.
Tidak semua rasa sakit di bokong disebabkan oleh piriformis syndrome; penyakit yang
menyerang ruas tulang punggung seperti pecahnya disk tulang belakang dan disfungsi
sendi sacroiliac adalah beberapa contoh masalah yang dapat menyebabkan rasa sakit di area
tubuh yang sama.
Rasa sakit akibat fraktur stres dari sacrum atau panggul juga dapat terasa di bagian tersebut.
Salah satu cara yang dapat dilakukan di rumah untuk mengurangi rasa sakit adalah dengan
meregangkan otot piriformis. Salah satu metode adalah dengan berbaring terlentang dan
tekuk pinggul serta lutut yang terasa sakit. Pegang lutut dengan tangan kanan dan dorong ke
arah bahu kiri. Pegang pergelangan kaki kanan dengan tangan kiri dan rotasikan kaki ke sisi
dalam.

Untuk meregangkan otot adductor, duduk di lantai dan tempelkan sol sepatu satu sama lain.
Pegang kaki dengan tangan dan perlahan-lahan tarik badan ke depan sampai terasa otot
selangkang meregang – jaga agar jangan sampai timbul rasa sakit. Tarik badan ke depan dari
arah pinggul dan punggung bawah, bukan dari punggung atas dan leher. Tahan selama 20-30
detik. Lakukan sesi peregangan untuk otot pinggul juga karena mereka akan terpengaruh oleh
perubahan cara melangkah akibat piriformis syndrome.

Tergantung dari tingkat keparahan, kamu mungkin masih dapat berlari tapi disarankan untuk
mengurangi jumlah total kilometer sebanyak 50%. Hindari sesi speedwork, lari di dataran
yang menurun atau menanjak, dan permukaan yang tidak rata.
Pertolongan
Bila kamu telah melakukan peregangan dan mengurangi intensitas latihan namun berlari
makin terasa sulit, saatnya untuk mengunjungi dokter spesialis cidera olahraga.

Dokter akan mengevaluasi dengan peregangan provokatif untuk mencoba menimbulkan rasa
sakit dan menentukan area masalah.

Evaluasi area punggung bawah dan pinggul akan menunjukan hasil normal; pemeriksaan
sinar X jarang menunjukan hasil yang jelas.

Jika dokter melakukan pemeriksaan syaraf, seringkali hasil menunjukan tidak ada masalah.
Bila pinggul dimanipulasi saat tes, hasil abnormal terkadang dapat terlihat.

MRI dapat dilakukan untuk mengeliminasi jenis penyakit lain yang memiliki gejala sama,
namun umumnya MRI tidak secara langsung menunjukan hasil positif untuk piriformis
syndrome.
Penyembuhan dapat meliputi kombinasi dari terapi fisik, obat anti radang, pijat, dan
suntikan cortisone. Kamu mungkin disarankan untuk berhenti berlari dan mencoba cross
training atau aktifitas lain yang tidak menimbulkan sakit.
Jika gejala tidak kunjung hilang juga, operasi dapat dilakukan untuk menghilangkan otot
piriformis (otot-otot lain akan mengambil alih fungsi otot piriformis).

Walaupun beberapa pasien piriformis syndrome melaporkan bahwa operasi yang dilakukan
berhasil menghilangkan rasa sakit dan mereka dapat kembali beraktifitas, tindakan operasi
merupakan langkah terakhir bila semua metode pengobatan telah terbukti tidak mampu
menyembuhkan.

Anda mungkin juga menyukai