Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)

Vol. 2 No. 4
ISSN 2338 3240
Analisis Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Kelas X
dalam Pokok Bahasan Dinamika Partikel

Rika Hermawati, Haeruddin, I Wayan Darmadi


email : Rikahermawati084@yahoo.co.id
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulko
Jl. Soekarno Hatta Km.9 Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu-Sulawesi Tengah

Abstrak - Tujuan penelitin ini untuk mendeskripsikan keterampilan berpikir kreatif siswa kelas X dalam pokok
bahasan dinamika partikel. Subyek penelitian ini terdiri dari 25 orang siswa SMA. Data diperoleh dari tes awal, tes
keterampilan berpikir kreatif dan wawancara. Tes awal terdiri dari 25 butir pertanyaan. Tes keterampilan berpikir
kreatif terdiri atas 8 butir pertanyaan yang masing-masing mengandung aspek keterampilan berpikir kreatif yaitu
kelancaran, kebaruan, keluwesan dan elaborasi yang diikuti dengan wawancara. Data penelitian dianalisis melalui
pendekatan deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data hasil penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa, aspek kebaruan dan kelancaran yang diperoleh dari nilai rata-rata per soal siswa berada pada
kategori tinggi, dan aspek keluwesan serta elaborasi berada pada kategori sedang.

Kata Kunci: Analisis, Keterampilan, Berpikir kreatif, Dinamika Partikel

I. PENDAHULUAN serta mampu memecahkan masalah yang


berkaitan dengan kehidupan mereka sehari-hari
Siswa berprestasi di beberapa sekolah hanya di adalah penting. Kesadaran ini juga telah
ukur dengan nilai-nilai yang mereka peroleh saja. mendasari pengembangan kurikulum yang kini
Tanpa melihat bagaimanakah mereka lebih lebih mengedepankan pembelajaran
mendapatkan nilai tersebut. Bahwa jika para konstekstual. Akan tetapi sebagian besar guru
siswa tersebut ditanya apakah mereka ingat belum berbuat, belum merancang secara serius
materi apa yang mereka pelajari dan bagaimana pembelajaran yang didasarkan pada proses
cara mereka mengerjakan soal, maka tidak pembelajarannya.
mengherankan jika mereka telah lupa dengan Penelitian tentang berpikir kreatif biasanya
apa yang mereka kerjakan. Sehingga hanya merupakan penelitian eksperimen yang
kemampuan berpikir kreatif siswa tidak meneliti pengaruh sebuah model pembelajaran
dikembangkan secara baik. terhadap keterampilan berpikir kreatif. Atau juga
Berpikir kreatif adalah proses seseorang untuk hanya penelitian tindakan kelas yang meneliti
menciptakan sesuatu yang baru berpikir kreatif peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa
terjadi melalui kemiripan-kemiripan sesuatu atau pada suatu kelas. Penelitian tentang berpikir
melalui pemikiran analogis. Tujuan dari berpikir kretif banyak juga mendeskripsikan tentang
kreatif adalah untuk merangsang keingintahuan proses keterampilan berpikir kreatif yang meliputi
dan meningkatkan kemampuan berpikir divergen. persiapan, inkubasi, iluminasi dan verifikasi.
Berpikir kreatif menurut James. dan Coustance Sedangkan penelitian ini akan mendeskripsikan
yang dikutip Jalaluddin[1] adalah “thinking which tentang keterampilan berpikir kreatif siswa
produces new methods, new concepts, new berdasarkan aspeknya yaitu aspek kebaruan
understandings, new inventions, new work of (originality), keluwesan (fleksibility), kelancaran (
art.” Berpikir kreatif diperlukan mulai dari fluency), dan elaborasi (elaboration).
komunikator yang harus mendesain pesannya, Salah satu topik dalam mata pelajaran Fisika
insinyur yang harus merancang bangunan, ahli adalah dinamika partikel. Topik ini lebih
iklan yang harus menata pesan verbal dan pesan menjelaskan tentang konsep hukum Newton
grafis, sampai pada pemimpin masyarakat yang yang menjadi dasar dalam dinamika, dan
harus memberikan perspektif baru dalam aplikasinya dalam persoalan dinamika sederhana.
mengatasi masalah sosial. Konsep hukum Newton dapat dipelajari oleh
Drost[2] menyatakan sebenarnya para guru siswa melalui sejumlah percobaan. ketika siswa
telah menyadari bahwa pembelajaran berpikir melakukan sejumlah percobaan, siswa
agar anak menjadi cerdas, kritis, dan kreatif
15
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)
Vol. 2 No. 4
ISSN 2338 3240
diharapkan untuk bisa membangun keterampilan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
dasar, memberikan penjelasan lanjut, dan
menyimpulkan. Semua siswa diharapkan Berdasarkan hasil dari pemberian tes
memiliki keterampilan berpikir kreatif guna keterampilan berpikir kreatif dengan cara
memahami konsep yang telah ada sehingga Thinking-Aloud diperoleh persentase
diperoleh hasil belajar yang optimal. keterampilan berpikir kreatif siswa dan skor rata-
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah rata yang dapat dilihat pada Tabel 1:
diuraikan diatas maka peneliti tertarik melakukan
TABEL 1. PERSENTASE KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF
penelitian tentang analisis keterampilan berpikir Inisi Nomor Soal
kreatif siswa kelas X dalam pokok bahasan N al 1 1 Jumla kateg
2 3 4 5 6 7 8
dinamika partikel . o Sisw a b h (%) ori
a 2 1 3 3 3 3 3 3 3
RM- 62,5
II. METODE PENELITIAN 1
01
1 1 2 3 2 2 1 1 2
0
Kreatif
RM- 54,1 Cukup
Penelitian ini menggunakan pendekatan 2
06
1 0 2 2 2 2 1 1 2
6 Kreatif
kualitatif. Pendekatan ini dipilih berdasarkan dua RM- 70,8
3 1 1 3 2 2 2 2 1 3 Kreatif
alasan. Pertama, permasalahan yang sedang 13 3
dikaji dalam penelitian analisis kemampuan Sanga
RM- 83,3
4 2 1 3 3 3 3 1 1 3 t
berfikir kreatif siswa dalam pokok bahasan 16 3
Kreatif
dinamika partikel membutuhkan sejumlah data RM- 54,1 Cukup
5 1 0 2 2 1 3 1 1 2
lapangan yang sifatnya aktual dan konstektual. 22 6 Kreatif
Kedua, pemilihan ini didasarkan pada keterkaitan RM- 66,6
6 1 0 2 2 1 2 3 3 2 Kreatif
18 7
masalah yang dikaji dengan sejumlah data
primer dari subjek penelitian yang tidak dapat Tabel 1 memperlihatkan bahwa keterampilan
dipisahkan dari latar belakang alamiahnya. berpikir kreatif siswa berbeda-beda dalam
Desain Penelitian ini adalah peneliti sebagai menjawab soal yang diberikan. RM-16 berada
instrumen utama akan memberikan beberapa tes pada kategori siswa yang sangat kreatif, RM-01,
kepada sampel yaitu siswa-siswa Kelas X IPA 1 RM-13 dan RM-18 berada pada kategori kreatif,
Tahun Ajaran 2014/2015 yang kemudian akan dan RM-06, RM-22 memiliki tingkat keterampilan
diambil 6 responden dengan teknik penentuan berpikir kreatif yang berada pada kategori cukup
responden berdasarkan skor jawaban tes kreatif.
pemilihan responden yang mewakili tiap kategori RM-01 yang memiliki dua aspek yang lebih
tinggi, sedang dan rendah. Kemudian tinggi _ancer_ing dengan respnden lainnya, yaitu
diwawancarai untuk dideskripsikan lebih lanjut aspek kelancaran dan kebaruan, yang dapat
dan ditarik kesimpulan dari pendeskripsian dikatakan bahwa RM-01 berada pada Tingkat
tersebut.
Keterampilan Berpikir Kreatif (TKBK) 3, seperti
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yang dikatakan oleh Siswono[3] yaitu TKBK 3
adalah tes yang mengandung aspek-aspek adalah siswa mampu membuat satu jawaban
keterampilan berpikir kreatif yang berjumlah 8
baru dengan fasih, tetapi tidak dapat
soal masing-masing soal diberi bobot 0-3. menyelesaikan masalah dengan beberapa cara
Sebelum diujikan, instrument penelitian yang (fleksibel). Sedangkan RM-06 hanya memiliki
digunakan pada penelitian ini di validasi oleh satu aspek keterampilan berpikir kreatif yaitu
validator ahli dan merujuk pada karakteristik kelancaran, yang berarti RM-06 berada pada
keterampilan berpikir kreatif berdasarkan TKBK 1, seperti dijelaskan oleh Siswono [3] bahwa
pendapat Torrance[3] yang mengemukakan TKBK 1 yaitu siswa mampu menjawab dengan
secara rinci bagaimana siswa bisa dikatakan fasih (_ancer) tetapi tidak mampu membuat satu
memiliki keterampilan berpikir kreatif, yaitu:
jawaban yang baru dan tidak mampu
1) Kebaruan (originalitas) menyelesikan dengan berbagai cara (fleksibel).
2) Kelancaran (fluency) Menurut Siswono[3] TKBK 2 yaitu siswa mampu
3) Keluwesan (fleksibilitas) menyelesaikan dengan berbagai cara (luwes)
4) Elaborasi meskipun tidak fasih dalam menjawab dan
jawaban yang dihasilkan tidak baru. Dalam
penelitin ini RM-13 memiliki dua aspek
16
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)
Vol. 2 No. 4
ISSN 2338 3240
ketermpilan berpikir kreatif yaitu keluwesan dan adalah mampu mencetuskan banyak jawaban,
elaborasi. gagasan, penyelesaian masalah dan
RM-16 merupakan responden yang memiliki perHtanyaan. Misalnya pada soal memindahkan
tingkat ketermpilan berpikir kreatif yng lebih balok seberat 50 Kg, RM-16 mampu memberikan
tinggi dibandingkan responden lainnya yaitu 3 jawaban yang sangat efisien dan kreatif dan
memiliki 3 aspek berpikir kreatif keluwesan, mampu memberikan alasan mengapa cara-cara
kelancaran dan kebaruan. RM-16 berada pada tersebut efisien menurutnya, sehingga dapat
TKBK 4 yaitu seperti yang dijelaskan oleh dikatakan bahwa keterampilan berpikir kreatif
Siswono[4] siswa mampu membuat satu jawaban pada aspek kelancaran berada pada kategori
yang baru (tidak biasa dibuat siswa pada tingkat tinggi.
berpikir umumnya) dengan fasih dan fleksibel. Sama halnya dengan soal nomor 8, ketika
Responden keempat yaitu RM-18 memiliki dua responden diberikan kasus bagaimana cara
aspek keterampilan berpikir kreatif yaitu menimba air agar tidak terasa berat, hampir
elaborasi dan keluwesan yang berarti RM-18 semua responden menjawab dengan lebih dari
berada pada TKBK 2 yaitu siswa mampu satu gagasan. sesuai dengan pernyataan
menyelesaikan dengan berbagai cara (luwes) Munandar[4] definisi kemampuan berpikir lancar
meskipun tidak fasih dn jawaban yang dihasilkan yang lain adalah selalu memikirkan lebih dari
tidak baru. Begitu pula RM-22 berada pada TKBK satu gagasan untuk menyelesaikan suatu
2 karena RM-22 mampu menyelesaikan soal masalah.
dengan berbagai cara (luwes) meskipun tidak Pada aspek kebaruan, 3 responden mampu
fasih dalam menjawab dan jawaban yang memberikan penyelesaian yang baru, yang
dihasilkan tidak baru. berbeda dibanding responden yang lainnya.
Perbandingan keterampilan berpikir kreatif Munandar[4] memberikan definisi untuk
untuk setiap responden dan setiap aspek dapat kemampuan berpikir orisinal adalah mampu
dilihat pada gambar 1: membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim
pada bagian-bagian atau kasus-kasus tertentu.
Dalam kasus perahu yang kehabisan bahan bakar
ditengah laut, responden mampu memberikan
penyelesaian dengan menggunakan alat apa saja
yang ada didalam perahu untuk mendayung
misalnya gayung dan alat yang digunakan
memancing, dan mencari sesuatu yang bisa
digunakan sebagai layar, sedangkan responden
yang lain menjawab akan berenang ke dermaga
atau hanya melambai untuk meminta
pertolongan.
Pada aspek keluwesan, dua dari empat
responden yang mampu memberikan beragam
jawaban untuk satu kasus dan berdasarkan
konsep dari semua jawaban yng diberikannya.
Dennis[5] menyatakan bahwa fleksibilitas
Gambar 1. perbandingan keterampilan berpikir kreatif
menggambarkan kemampuan seseorang untuk
Gambar 1 menunjukkan bahwa masing-masing mengubah perangkat mentalnya ketika keadaan
responden memiliki keterampilan berpikir kretif memerlukan untuk itu, atau kecenderungan
yang berbeda-beda per-aspek berpikir kreatif. untuk memandang sebuah masalah secara instan
dari berbagai perspektif. Misalnya seperti RM-16
RM-16 memiliki 3 aspek berpikir kreatif yang
lebih tinggi dibanding responden yang lain. dalam kasus bagaimana agar kue ulang tahun
Pada keterampilan berpikir kreatif aspek ibu tidak berantakan ketika sampai dirumah, RM-
kelancaran, 4 orang responden mampu 16 mampu memberikan jawaban dengan
menyelesaikan kasus yang diberikan dengan mengikat kue tersebut agar tidak goyang dan
memberikan alasan yang tepat yaitu agar
baik. Mereka mampu memberikan banyak pilihan
jawaban yang efektif dan kreatif. Munandar[4] kelembaman kue tersebut bertambah yang
mendefinisikan kemampuan berpikir lancar
17
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)
Vol. 2 No. 4
ISSN 2338 3240
membuat gerakan yang akan membuat kue kategori tinggi, dan aspek keluwesan serta
berantakan akan semakin kurang. elaborasi berada pada kategori sedang.
Pada aspek elaborasi, di soal nomor 6, RM-13
dan RM-18 mampu mengelaborasi atau IV. KESIMPULAN
menjelaskan secara rinci peristiwa ketika andi
jatuh dari sepedanya . Mereka juga mampu Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data
menjelaskan hukum Newton yang terkandung dapat disimpulkan bahwa, aspek kebaruan dan
dalam peristiwa tersebut. Mereka juga mampu kelancaran yang diperoleh dari nilai rata-rata per
menjelaskan apa yang selanjutnya akan terjadi soal siswa berada pada kategori tinggi, dan aspek
pada peristiwa tersebut secara terperinci dan keluwesan serta elaborasi berada pada kategori
runtut. Seperti yang diungkapkn oleh Dennis[5] sedang.
elaborasi adalah kemampuan untuk menguraikan
sebuah objek tertentu. Pada soal nomor 7, DAFTAR PUSTAKA
dimana siswa diminta menjelaskan atau
mengelaborasi mengapa sepeda perlu terus [1] Jalaludin Rakhmat, 2005, Psikologi Komunikasi, edisi
revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
dikayuh agar tetap berjalan, responden tidak ada
[2] Drost, J.I.G.M. 1998. Sekolah: Mengajar atau Mendidik.
yang mampu mengelaborasinya, responden Yogyakarta: Kanisius & Universitas Sanata Dharma.
hanya menjawab bahwa jika tidak dikayuh maka [3] Siswono, Tatag Yuli Eko. 2004. Identifikasi Proses
sepeda tidak kan berjalan. Berpikir Kreatif Siswa Dalam Pengajuan Masalah
(Problem Posing) Matematika Berpadu Dengan Model
Berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh
Wallas Dan Creative Problem Solving (CPS) Di SMP
responden per aspek, dapat diketahui kategori NEGERI 4 Dan SMP NEGERI 26 Surabaya. (Buletin
aspek berpikir kreatif yang diperoleh adalah Pendidikan Matematika Volume 6 Nomor 2)
seperti tabel 2 berikut: [4] Munandar, Utami. 1991. Berbagai Masalah Pendekatan
dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara
TABEL 2. KATEGORI ASPEK BERPIKIR KREATIF [5] Dennis K. Filsaime. 2008. Menguak Rahasia Berpikir
Kebaru Kelancar Kritis dan Kreatif. Jakarta. Prestasi Pustaka
Keluwesan Elaborasi
N Respond an an
o en 1 1
3 4 8 2 5 6 7
a b
1 RM-01 3 2 2 1 2 2 1 1 1
2 RM-06 2 2 2 1 2 2 0 1 1
3 RM-13 2 2 3 1 3 2 1 2 1
4 RM-16 3 3 3 2 3 3 1 1 1
5 RM-18 2 1 2 1 2 3 0 1 1
6 RM-22 2 1 2 1 2 2 0 3 3
1 1
Jumlah 14 11 14 7 3 9 8
4 4
Rata-rata 2,33 2,08 1,94 1,11
Kategori Tinggi Tinggi Sedang Sedang

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa,


aspek kebaruan dan kelancaran yang diperoleh
dari nilai rata-rata per soal siswa berada pada

18

Anda mungkin juga menyukai