Anda di halaman 1dari 6

GEOLOGI LAUT

STUDI KASUS PROFIL PERAIRAN PANTAI BAMA

TAMAN NASIONAL BALURAN JAWA TIMUR

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Geologi Laut

Oleh:

Prima Tegar Anugrah (125080601111024)

Program Studi Ilmu Kelautan

Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Ilmu Kelautan

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Malang

2014
STUDI KASUS : PANTAI BAMA, TAMAN NASIONAL BALURAN, JAWA TIMUR

Profil Perairan :

Pantai Bama memiliki pasir yang putih, air lautnya bersih, terdapat ekosistem mangrove
sebagai “rumah” ikan – ikan dan hewan laut lainnya, di belakang pantai terdapat banyak pepohonan
sebagai ekosistem hutan pantai. Pantai Bama merupakan pantai yang dikelilingi oleh hutan
mangrove dan merupakan pantai yang landai dan berpasir putih serta mempunyai formasi terumbu
karang. Pada perairan pantai Bama, terdapat beberapa ekosistem yaitu ekosistem padang lamun,
zona transisi antara lamun serta karang dan ekosistem terumbu karang.
Pantai Bama memiliki rataan terumbu karang (reef flat) yang sangat landai. Setelah
memasuki daerah subtidal beberapa ratus meter dari bibir pantai, tampak adanya dasar pantai
dengan kemiringan yang sangat terjal, hingga kedalaman puluhan meter.
Pantai Bama terletak di kawansan Taman Nasional Baluran dengan titik koordinat 070 29’ –
070 55’ LS dan 1140 17’ – 1140 28’ BT. Untuk mencapai lokasi pantai yang dikenal sangat alami itu,
jarak sekitar 15 km dari pintu gerbang TNB harus ditempuh. Aneka jenis satwa mamalia besar bisa
dijumpai di sepanjang jalan menuju Pantai Bama. Diantaranya Banteng Jawa (Bos javanicus), Rusa
Timor (Cervus rusa), Kerbau Liar (Bubalus bubalis), Babi Hutan (Sus scrofa), Anjing Hutan (Cuon
alpinus) dan Macan Tutul (Panthera pardus).

Sejarah penunjukan Taman Nasional Baluran, merupakan jalan panjang yang telah dimulai
sejak jaman penjajahan Belanda.

 Tahun 1920, Hutan Bitakol seluas 1.553 ha ditetapkan sebagai daerah produksi.
 Tahun 1930, Baluran ditetapkan sebagai Hutan Lindung.
 Tahun 1937, ditetapkan sebagai kawasan Suaka Margasatwa dengan luas kira – kira
25.000 ha.
 Tahun 1940, kawasan C. O. Bajulmati I dan II seluas 732,22 ha, tanah negara Parengan
dan areal C. O. Bajulmati III masuk ke dalam Suaka Margasatwa.
 Tahun 1962, tanah konsesi Labuhan Merak 293,6 ha dimasukkan ke dalam Suaka
Margasatwa.
 Tahun 1975, areal Labuhan Merak 233 ha dan areal Gunung Mesigit 130 ha dijadikan
tanah Hak Guna Usaha (HGU) selama 25 tahun dan kawasan hutan seluas 45 ha di
daerah Pandean didirikan perumahan.
 Tahun 1980, pemberian konsesi pada HGU ditinjau kembali dengan memperpendek
jangka waktu dan pada kongres Taman Nasional sedunia di Bali, kawasan hutan Baluran
diumumkan menjadi Taman Nasional Baluran.
 Tahun 1984, dibentuk Struktur Organisasi dan Tata Kerja Taman Nasional, termasuk TN
Baluran.

Perairan Baluran adalah kawasan konservasi terumbu karang dan mangrove yang masih
benar – benar alami di garis pantai sepanjang 41 Km yang terletak di zona perairan seluas 1.063 Ha
dari Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Ekosistem alam yang masih terjaga, seperti
hutan pantai dan mangrove yang subur membentang di sepanjang garis pantai menjadi pendukung
utama hidupnya terumbu karang di sekitaran pantai.
Sedimen Dasar Yang Ada :

Jenis batuan di Taman Nasional Baluran berupa batuan vulkanik tua yang berasal dari
pelapukan basalt, debu vulkanik dan batuan vulkanik intermedia dan alluvial. Batuan vulkanik tua
hampir mendominasi seluruh kawasan, batuan alluvial terdapat di sepanjang pantai meliputi daerah
Pandean, Tanjung Sendano, Tanjung Sumber Batok dan Tanjung Lumut. Tanah dasar laut yang ada
terbatas hanya pada dataran pasir sepanjang pantai daerah – daerah hutan mangrove.

Pantai Baluran terdiri dari pasir hitam, putih, batu pantai yang hitam kecil, atau lereng
karang tergantung daerahnya. Dasar Pantai Bama memiliki 4 jenis substrat, yaitu Pasir, Lumpur,
Lamun dan Terumbu Karang. Jenis sedimen dibedakan menjadi dua, yaitu lumpur (sedimen dengan
ukuran <0,063 mm) dan pasir (sedimen dengan ukuran 0,063 - 2 mm). Komposisi sedimen dilakukan
dengan mengidentifikasi fraksi-fraksi pembentuknya yaitu liat, debu dan pasir.
Pantai Bama bagian selatan dimulai dari garis pantai menuju ke arah subtidal ditandai oleh
substrat lumpur dengan komunitas yang didominasi oleh hutan bakau (Rhizopora mucronata Lmk)
berikutnya pasir berlumpur dengan vegetasi dominan Enhalus acaroides dan terakhir sebelum
memasuki zona subtidal berupa batu karang yang komunitasnya didominasi oleh hewan – hewan
karang.

Kondisi Hidro Oseanografi :

Deburan gelombangnya relative kecil. Daerah pasang surutnya meliputi garis pantai
sepanjang 2,5 kilometer. Lebar daerah pasang surut (intertidal zone) adalah 200 - 500 meter, bila
dihitung dari batas pasang maksimal dengan batas surut maksimal. Pantai Bama tidak memiliki
muara sungai. Karena hempasan gelombang dan hembusan angin maka pasir dari pantai
membentuk gundukan ke arah darat. Setelah gundukan pasir itu biasanya terdapat hutan yang
dinamakan hutan pantai.

Perairan Pantai Bama berada di perairan selat Bali dengan rentangan pasang surut yang
tidak terlalu besar (sekitar 2 m) Pantai Bama memiliki pasir berwarna putih. Deburan gelombangnya
relatif kecil. Setelah memasuki daerah subtidal tampak adanya dasar pantai dengan kemiringan yang
sangat terjal, sampai kedalaman puluhan meter.

Hubungan Sedimen Dasar Yang Ada Dengan Kondisi Hidro Oseanografi Dan Erosi :

Perairan pantai Bama merupakan daerah pantai yang tidak terdapat muara sungai, sehingga
tanahnya berpasir dengan sedikit lumpur. Ditinjau dari tekstur tanah, tanah bertekstur liat
mempunyai luas permukaan yang lebih besar sehingga mampu menahan air dan meyediakan unsur
hara yang tinggi. Komposisi partikel tanah bakau mempengaruhi permeabilitas dan menentukan
pula kandungan air dan keadaan nutrien tanah. Keberadaan lumpur di dasar perairan sangat
dipengaruhi oleh banyaknya partikel tersuspensi yang dibawa oleh air tawar dan air laut serta faktor
– faktor yang mempengaruhi penggumpalan, pengendapan bahan tersuspensi tersebut, seperti arus
dari laut.
Pantai Bama memiliki ombak yang relatif kecil, hal ini dikarenakan karena kondisi substrat
bawah airnya yang kaya akan ekosistem lamun dan terumbu karang. Ekosistem ini akan mengurangi
daya pecah ombak karena telah menghalangi kekuatan gelombang yang besar yang datang dari
tengah lautan untuk mencapai pantai dengan bentang ekosistem yang lebar. Sehingga ketika
mencapai bibir pantai kekuatan gelombangnya lemah dan ombak yang datang menjadi kecil. Adanya
ekosistem lamun dan terumbu karang di Pantai Bama ini juga menyebabkan tepian Pantai Bama
terhindar dari erosi. Secara fisik hutan pantai mampu mem ecah energi angin air laut
sehingga bermanfaat sebagai buffer zone dari bencana alam tsu nami dan juga berfungsi
area penyangga datangnya gelombang.

Biota Yang Ada :

Pantai Bama dikelilingi oleh hutan mangrove yang memiliki jenis flora seperti Rhizophora muncronata,
Rhizophora apiculata dan Sonneratia alba. Vegetasi pantai yang tumbuh adalah formasi Baringtonia
yang berkembang baik (antara Pandean dan Tanjung Candibang, di Labuan Merak), pandanan
(Pandanus tectorius) di Tanjung Bendi, Pemphis acidula di Air Karang, Acrophora, Porites lutea,
Serioptophora histerix, dan Stylophora sp. Mangrove pendek yang tumbuh dengan agak baik di atas
lumpur, terdapat di Kelor dan Bilik yang dikuasai oleh kayu api (Avicenia sp), Bogen (Sonneratia spp),
Bakau – bakauan (Rhizopora spp), serta Cantigi (Ceriops tagal).
Vegetasi pantai merupakan kelompok tumbuhan yang menempati daerah intertidal mulai
dari daerah pasang surut hingga daerah di bagian dalam pulau atau daratan dimana masih terdapat
pengaruh laut. Hutan pantai merupakan jalur hijau daerah pantai yang mempunyai fungsi ekologis
dan sosial ekonomi.
Pada ekspedisi karang tahun 2010, 500 terumbu karang dari empat jenis ditanam di perairan
Pantai Bama. Keempat jenis karang yang ditanam itu adalah Acropora, Montipora, Trubinaria dan
Caulastrea. Terumbu karang yang dikembangkan / ditanam tersebut berasal dari kegiatan
transplantasi nelayan di Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi. Bukan berasal
dari pengambilan terumbu karang dari lautan lainnya. Para nelayan atau penangkar terumbu karang
memiliki kewajiban menyisihkan 10 persen dari terumbu karang yang berhasil ditangkar.
Tranplantasi yang di lakukan oleh para peminat terumbu karang dan mangrove di kawasan
konservasi ini hanya butuh waktu 8 bulan saja dengan hasil pertumbuhan 3 – 5 Cm. Tak hanya
terumbu karangnya yang tersimpan alami, ikan laut yang memiliki ketergantungan pada coral itu
juga nampak terlihat.

Pada penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa ITS di Pantai Bama pada medio Mei –
Oktober 2010 ditemukan 28 famili ikan karang yang terwakili oleh 111 spesies dan 6781 individu
pada ekosistem padang lamun, zona transisi dan ekosistem terumbu karang dimana 22 dari 28 famili
ikan karang tersebut termasuk dalam famili ikan yang mayoritas ditemukan pada terumbu karang.
Keanekaragaman ikan karang di padang lamun Pantai Bama didominasi oleh famili Pomacentridae
dengan 6 spesies sedangkan untuk dominasi jumlah individu di dominasi oleh famili Pinguipedidae
(Parapercis cylindrica) dan Siganidae (Siganus canaliculatus dan Siganus spinus).
Famili ikan karang yang mendominasi keanekaragaman spesies pada ekosistem terumbu
karang adalah Pomacentridae dengan 23 spesies. Dalam jumlah individu, famili Pomacentridae juga
mendominasi pada ekosistem terumbu karang yang di wakili oleh spesies Pomacentrus molluccensis
dengan jumlah keseluruhan 501 individu dan di temukan di seluruh stasiun pada ekosistem terumbu
karang.

Pantai Bama merupakan pantai yang padang lamunnya bervegetasi campuran. Spesies
lamun yang tumbuh di Pantai Bama adalah Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocoea
routndata, Halodule uninervis, Halophila ovalis, Halophila ovata, dan Syringodium isoetifolium.
Formasi padang lamun di Taman Nasional Baluran tersebar pada pantai – pantai dengan kelerengan
landai dan tidak memiliki gelombang air yang terlalu ekstrim.

Potensi Yang Bisa Digali :

Pantai ini cocok sebagai tempat istirahat, relaksasi dan berbagai jenis kegiatan wisata air.
Antara lain, snorkel, berkano, menyelam, berenang dan bersampan. Disini matahari terbit (Sunrise –
nya) pulau Jawa dapat disaksikan keindahannya. Pada pagi hari dapat dilihat pemandangan matahari terbit
(sunrise) dari pantai ini. Lokasinya yang strategis dan dekat dengan pusat – pusat tujuan wisata,
yaitu Bali dan beberapa kawasan wisata lainnya di Jawa Timur, maka kawasan ini sangat potensial
untuk dikembangkan sebagai tujuan wisata.

Disamping kekayaannya akan jenis – jenis fauna langka dan dilindungi, taman nasional ini
juga merupakan tempat pemijahan nener / anak bandeng (Chanos chanos), yang memiliki nilai
ekonomi penting bagi masyarakat sekitar. Selain panorama darat, Pantai Bama menyimpan
keindahan panorama bawah air yang menawan. Aneka terumbu karang dan ikan hias dapat ditemui
disini. Terumbu karang yang masih utuh serta aneka ikan hias menjadikan pemandangan bawah laut
pantai ini telah terkenal di kalangan turis mancanegara. Di sekeliling pantai ini terdapat juga
panorama hutan mangrove yang menarik untuk dijelajahi. Di sini merupakan lokasi wisata bahari,
lokasi memancing, dan atraksi perkelahian antar rusa jantan (pada bulan Juli / Agustus) dan atraksi
kawanan kera abu - abu yang memancing kepiting / rajungan dengan ekornya pada saat air laut
surut.

Referensi :

http://tunashijau.org/2010/07/26/ekspedisi-terumbu-karang-2010-di-pantai-bama-taman-nasional-
baluran-kabupaten-situbondo/

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-15292-1506100034-Presentation.pdf

http://rideralam.com/2013/11/12/pantai-bama-eksotisme-pantai-berpasir-putih-di-taman-nasional-
baluran-i-will-be-back-soon/

http://eafm-indonesia.net/public/files/penelitian/709e2-
Distribusi_ikan_karang_di_pantai_bama_taman_nasional_baluran_jawa_timur.pdf

http://www.coremap.or.id/downloads/TN_Baluran_1.pdf
http://jalanjalan.ingintauaja.com/tag/taman-nasional/page/5

http://id.wikipedia.org/wiki/Taman_Nasional_Baluran

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-13379-Paper.pdf

Jurnal Penelitian Perikanan 1(1) (2012) 15-24, online at www.jpp.ub.ac.id

http://www.eastjavatraveler.com/permata-bawah-laut-hutan-baluran/

http://www.academia.edu/5003485/TAMAN_NASIONAL_BALURAN_Secuil_Afrika_di_Jawa_

http://www.academia.edu/3428816/Ekologi_Baluran

Anda mungkin juga menyukai