Proses perencanaan yang sedemikian rumitnya sehingga analisis satu kegiatan harus memperhitungkan
pengaruhnya pada kegiatan yang lain, agar menghasilkan penyelesaian yang memuaskan. Kegiatan suatu
bandara mencakup sekumpulan kegiatan yang luas dan mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda dan
seringkali bertentangan. Kegiatan tersebut saling tergantung satu sama lainnya sehingga suatu kegiatan
tunggal dapat membatasi kapasitas dari keseluruhan kegiatan.
Perencanaan kegiatan bandar udara yang ada saat ini biasanya sudah direncanakan dan
mempertimbangkan kebutuhan di masa yang akan datang. Rencana kegiatan bandara di masa yang akan
datang tersebut dibuat dalam sebuah dokumen yang dinamakan dengan Rencana Induk bandara.
Agar semua upaya perencanaan bandara dimasa datang berhasil dengan baik, maka semua kegiatan yang
dilakukan harus didasarkan kepada pedoman-pedoman yang dibuat dalam sebuah rencana induk.
Sistem bandar udara dibagi menjadi 2 bagian:
1. Sisi darat (landside)
2. Sisi Udara (airside)
Sebagai pemisah dari kedua bagian tersebut adalah terminal.
Terminal Area :
Merupakan areal utama yang mempunyai interface antara lapangan udara dan bagian-bagian dari bandara
yang lain (fasilitas pelayanan penumpang (passenger handling system), penanganan barang kiriman
(cargo handling), perawatan dan administrasi bandara.
Menurut PP Menteri Perhubungan No. 11 Tahun 2010 pasal 1 ayat 1 menyebutkan pengertian dari
Pelabuhan Udara, yaitu “Bandar Udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-
batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun
penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi yang
dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas
penunjang lainnya, yang terdiri atas bandar udara umum dan bandar udara khusus yang selanjutnya
bandar udara umum disebut dengan Bandar Udara.”
(download PP Menteri Perhubungan No.11 Tahun 2010, klik di sini.)
(download Peraturan DirJen Perhubungan Udara No. SKEP/77/VI/2005 tentang Persayaratan
Teknis Pengoperasian Fasilitas Teknik Bandar Udara, klik disini.)
Standar Bandar Udara :
1. ICAO (International Civil Aviation Organization) PBB.
2. FAA (Federal Aviation Asosiation) USA.
Tipe pesawat terbang
Setiap Bandara yang sering kita lihat. Banyak sekali tipe pesawat terbang yang take off maupun landing.
Perlu pembaca ketahui bahwa sebenarnya tipe pesawat terbang inilah yang menentukan perencanaan
Bandara yang akan kita buat. Baik dari perencanaan dari segi geometric, geoteknis dan lainnya seperti
perencanaan wajib Bandara yang meliputi rynway, taxiway dan apron. Intinya adalah setiap kita
melakukan perencanaan Bandara, maka kita harus menentukan dahulu tipe pesawat terbang apa yang
akan kita ambil untuk bisa dipergunakan di Bandara tersebut. Hal ini juga tidak terlepas dari studi
kelayakan yang kita lakukan.
Yang paling banyak diminati adalah jenis Boeing dan Airbus. Untuk perintis biasa menggunakan
pesawat-pesawat kecil yang berkapasitas 10-35 penumpang.
Jenis-jenis pesawat terbang bisa ditinjau dari beberapa hal, yakni :
Ditinjau dari kegunaannya
Ditinjau dari jumlah wing
Ditinjau dari bentuk wing
Ditinjau dari bentuk stabilizer
Ditinjau dari alat pendaratannya
Ditinjau dari jumlah mesin
Karakteristik pesawat terbang
Menurut Sartono (1992) karakteristik pesawat terbang yang berhubungan dengan perancangan lapis keras
bandara antara lain:
Beban pesawat
Konfigurasi roda pendaratan utama pesawat
. Beban Pesawat
Beban pesawat diperlukan untuk menentukan tebal lapis keras Landing Movement yang dibutuhkan.
Beberapa jenis beban pesawat yang berhubungan dengan pengoperasian pesawat antara lain:
1. Berat kosong operasi (Operating Weight Empty = OWE); adalah Beban utama pesawat, termasuk
awak pesawat dan konfigurasi roda pesawat tetapi tidak termasuk muatan (payload) dan bahan
bakar.
2. Muatan (Payload); adalah beban pesawat yang diperbolehkan untuk diangkut oleh pesawat sesuai
dengan persyaratan angkut pesawat. Biasanya beban muatan menghasilkan pendapatan (beban
yang dikenai biaya). Secara teoritis beban maksimum ini merupakan perbedaan antara berat bahan
bakar kosong dan berat operasi kosong.
3. Berat bahan bakar kosong (Zero Fuel Weight = ZFW); adalah beban maksirnum yang terdiri dan
berat operasi kosong, beban penumpang dan barang.
4. Berat Ramp maksimum (Maximum Ramp Weight = MRW); adalah beban maksimum untuk
melakukan gerakan, atau berjalan dari parkir pesawat ke pangkal landas pacu. Selama melakukan
gerakan ini, maka akan terjadi pembakaran bahan bakar sehingga pesawat akan kehilangan berat.
5. Berat maksimum lepas landas (Maximum Take Off Weight = MTOW); adalah beban maksimum
pada awal lepas landas sesuai dengan bobot pesawat dan persyaratan kelayakan penerbangan.
Beban ini meliputi berat
6. Berat maksimum pendaratan (Maximum Landing Weight = MLW); adalah beban rnaksimum
pada saat roda pesawat menyentuh lapis keras (mendarat) sesuai dengan bobot pesawat dan
persyaratan kelayakan penerbangan.
Karakteristik perencanaan Bandar Udara :
1. ARFL (Aeroplane Reference Field Length);
2. ARC (Aerodrome Reference Code):
3. Wingspan;
4. OMGWS (Outer Main Gear Wheel Span);
5. Fuselage Length;
6. Wheel Base;
7. Berat pesawat;
8. Keperluan bahan bakar.