Pengamatan mengenai fenomena pertumbuhan dan perkembangan yang
kami amati, yaitu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bunga Hibiscus sp. Proses pembentukan bunga melibatkan serangkaian proses fisiologi yang kompleks. Hasil dari proses fisiologis tersebut beberapa diantaranya dapat diamati dari aspek morfologi bunga yang terbentuk. Pembentukan bunga pada Hibiscus sp. secara teori terdiri beberapa tahapan, yaitu tahap inisiasi (inisiasi awal 12 hari, inisiasi tengah 7 hari, dan inisiasi akhir 8 hari), tahap preantesis (preantesis awal 2 hari dan preantesis akhir 3 hari), serta tahap antesis selama 1 hari. Total waktu yang dibutuhkan dalam perkembangan bunga dari kuncup ukuran 3 mm hingga bunga mekar adalah 33 hari (Utami, 2015). Didasarkan pada hal tersebut maka pengamatan yang telah dilakukan dapat dinyatakan sebagai proses perkembangan bunga Hibiscus sp. pada tahap pre - anthesis akhir sampai tahap anthesis.
Gambar. 1 Tahap Perkembangan Bunga
(Alvarez et al, 2010) Secara umum, terdapat 20 tahapan dalam proses pembentukan bunga pada tumbuhan Angiospermae, termasuk Hibiscus sp. Adapun tahap pre-anthesis akhir sampai tahap anthesis yang telah diamati merupakan bagian dari tahap ke-13 sampai 20. Pada tahap pre-anthesis petal sudah terlihat diantara sepal dan terus memanjang dengan cepat. Pemanjangan tersebut merupakan hasil pembelahan yang cepat dari lapisan meristematik sel primordium petal. Tingkat pembelahan yang tinggi pada tahap ini disebabkan karena beberapa faktor fisiologis, salah satu diantaranya yaitu tingginya aktivitas metabolisme karbohidrat pada sel primordia petal. Karbohidrat, khususnya sukrosa dan glukosa, berperan penting dalam metabolisme tanaman, selain menjadi sumber energi, karbohidrat tersebut dapat juga berperan sebagai osmoregulator yang berfungsi dan bertindak sebagai molekul pensinyalan yang terlibat dalam proses penting kehidupan tanaman (Trivellini et al, 2011). Tahap anthesis (mekarnya petal) pada bunga Hibiscus sp. berlangsung selama satu hari. Secara molekuler, mekarnya petal disebabkan karena adanya ekspansi dari sel-sel petal secara cepat. Mekar dan menutupnya petal pada bunga Hibiscus sp. merupakan fenomena periodisme, dimana bunga akan menutup setelah 12 jam dari awal petal terbuka. Pada tahap anthesis ini terjadi perubahan distribusi dari beberapa jenis mineral. Distribusi mineral ini terutama terjadi saat bunga telah menutup kembali. Menutupnya bunga Hibiscus sp. dapat disebabkan karena bunga telah melakukan polinasi atau bunga sudah tidak reseptif lagi untuk melakukan polinasi. Menutupnya bunga juga terkait dengan menurunnya tingkat respirasi (metabolisme) dari sel-sel petal. Konsentrasi N, P, K, dan Mg yang tinggi pada sel-sel petal saat bunga mekar, kemudian mengalami penurunan saat bunga menutup. Hal ini terjadi karena mineral-mineral tersebut diremobilisasi ke jaringan penyimpanan (sink tissue) lainnya, seperti pada ovarium yang sedang berkembang. Unsur P yang tinggi pada ovarium berperan penting dalam perkembangan embrio. Untuk mobilisasi P dibutuhkan suatu enzim yang membutuhkan unsur Mg sebagai kofaktornya, sehingga unsur Mg juga tinggi pada ovarium. Selain itu, ion Ca juga dibutukan untuk pertumbuhan tabung polen. DAFTAR PUSTAKA Alvarez et all. 2010. Flower Development. American Society of Plant Biologists, 8 : 1-57 Trivellini et all. 2011. Spatial and temporal distribution of mineral nutrients and sugars throughout the lifespan of Hibiscus rosa-sinensis L. flower. Central European Journal of Biology, 6 (3) : 365-375 Utami. 2015. Fenologi Bunga Dan Tahap Perkembangan Polen Kembang Sepatu (Hibiscus rosa sinensis) Warna Merah. S1 Thesis, Universitas Negeri Yogyakarta.