Distribusi Frekuensi
Data yang telah diperoleh dari suatu penelitian yang masih berupa data acak yang dapat dibuat
menjadi data yang berkelompok, yaitu data yang telah disusun ke dalam kelas-kelas tertentu.
Daftar yang memuat data berkelompok disebut distribusi frekuensi atau tabel frekuensi.
Distribusi frekuensi adalah susunan data menurut kelas interval tertentu atau menurut kategori
tertentu dalam sebuah daftar (Hasan, 2001).
Sebuah distribusi frekuensi akan memiliki bagian-bagian yang akan dipakai dalam membuat
sebuah daftar distribusi frekuensi. Bagian-bagian tersebut akan dijelaskan sebagai berikut
(Hasan, 2001):
Kelas-kelas (class) adalah kelompok nilai data atau variable dari suatu data acak.
Batas kelas (class limits) adalah nilai-nilai yang membatasi kelas yang satu dengan kelas
yang lain. Batas kelas merupakan batas semu dari setiap kelas, karena di antara kelas
yang satu dengan kelas yang lain masih terdapat lubang tempat angka-angka tertentu.
Terdapat dua batas kelas untuk data-data yang telah diurutkan, yaitu: batas kelas bawah
(lower class limits) dan batas kelas atas (upper class limits).
Tepi kelas disebut juga batas nyata kelas, yaitu batas kelas yang tidak memiliki lubang
untuk angka tertentu antara kelas yang satu dengan kelas yang lain. Terdapat dua tepi
kelas yang berbeda dalam pengertiannya dari data, yaitu: tepi bawah kelas dan tepi atas
kelas.
Titik tengah kelas atau tanda kelas adalah angka atau nilai data yang tepat terletak di
tengah suatu kelas. Titik tengah kelas merupakan nilai yang mewakili kelasnya dalam
data. Titik tengah kelas = ½ (batas atas + batas bawah) kelas.
Interval kelas adalah selang yang memisahkan kelas yang satu dengan kelas yang lain.
Panjang interval kelas atau luas kelas adalah jarak antara tepi atas kelas dan tepi bawah
Frekuensi kelas adalah banyaknya data yang termasuk ke dalam kelas tertentu dari data
acak.
Jenis Jenis Distribusi Frekuensi
Distribusi frekuensi memiliki jenis-jenis yang berbeda untuk setiap kriterianya. Berdasarkan
kriteria tersebut, distribusi frekuensi dapat dibedakan tiga jenis (Hasan, 2001):
Distribusi frekuensi yang berisikan jumlah frekuensi dari setiap kelompok data. Distribusi
frekuensi ada dua jenis yaitu distribusi frekuensi numerik dan distribusi frekuensi peristiwa atau
kategori.
Distribusi frekuensi yang berisikan nilai-nilai hasil bagi antara frekuensi kelas dan jumlah
pengamatan. Distribusi frekuensi relatif menyatakan proporsi data yang berada pada suatu kelas
interval, distribusi frekuensi relatif pada suatu kelas didapatkan dengan cara membagi frekuensi
dengan total data yang ada dari pengamatan atau observasi.
Distribusi frekuensi yang berisikan frekuensi kumulatif (frekuensi yang dijumlahkan). Distribusi
frekuensi kumulatif memiliki kurva yang disebut ogif. Ada dua macam distribusi frekuensi
kumulatif yaitu distribusi frekuensi kumulatih kurang dari dan distribusi frekuensi lebih dari.
Penyusunan suatu distribusi frekuensi perlu dilakukan tahapan penyusunan data. Pertama
melakukan pengurutan data-data terlebih dahulu sesuai urutan besarnya nilai yang ada pada data,
selanjutnya diakukan tahapan berikut ini (Hasan, 2001).
1. Menentukan jangkauan (range) dari data. Jangkauan = data terbesar – data terkecil.
2. Menentukan banyaknya kelas (k). Banyaknya kelas ditentukan dengan rumus sturgess K
= 1 + 3.3 log n; k (Keterangan: k = banyaknya kelas, n = banyaknya data)
3. Menentukan panjang interval kelas. Panjang interval kelas (i) = Jumlah Kelas (k)/
Jangkauan (R)
4. Menentukan batas bawah kelas pertama. Tepi bawah kelas pertama biasanya dipilih dari
data terkecil atau data yang berasal dari pelebaran jangkauan (data yang lebih kecil dari
data data terkecil) dan selisihnya harus kurang dari panjang interval kelasnya.
5. Menuliskan frekuensi kelas didalam kolom turus atau tally (sistem turus) sesuai
banyaknya data.Daftar Pustaka
Hasan, M. Iqbal. 2001. Pokok-pokok Materi Statistik I (Statistik Deskriptif), Bumi Aksara.
Jakarta.
Distribusi Frekuensi
Distribusi frekuensi adalah suatu cara untuk menyusun data baik yang bersifat diskrit / utuh
maupun data yang bersifat kontinyu / tidak utuh dengan memasukkan data ke dalam kelas - kelas
interval dengan tujuan agar mudah dipahami, dianalisis, dan disimpulkan.
Aturan Sturges
1. Menentukan besarnya range, merupakan selisih antara nilai tertinggi dan nilai terendah dari
suatu distribusi data (raw data).
Rumus:
r=a-b
Keterangan:
r = Range
a = Nilai tertinggi
b = Nilai terendah
2. Menentukan banyaknya kelas interval / kelompok interval yang dapat dibentuk dari suatu
distribusi data.
Rumus:
K = 1 + 3.332 Log N
Keterangan:
K = Kelas interval / kelompok interval
N = Jumlah frekuensi / distribusi data
Frekuensi Kumulatif
Frekuensi Kumolatif adalah frekuensi pada setiap kelas interval dijumlahkan dengan seluruh
frekuensi pada kelas - kelas interval sebelumnya.
Frekuensi Relatif
Frekuensi Relatif adalah perbandingan antara frekuensi pada setiap kelas interval dengan jumlah
frekuensi secara keseluruhan.
Grafik Histogram
Grafik Histogram adalah suatu grafik yang menggambarkan frekuensi dari setiap kelompok data
atau kelompok interval yang berbentuk balok atau persegi empat.
Grafik Polygon
Grafik Polygon adalah grafik distribusi frekuensi dalam bentuk garis yang menghubungkan titik
- titik tengah selisih frekuensi pada setiap kelompok interval pada grafik histograf.
Contoh Soal
Susunlah tabel distribusi frekuensi dari distribusi nilai ujian statistik ekonomi I dari 76 orang
mahasiswa!
Raw Data:
60 50 60 75 60 55 80 60 50 90
50 65 70 80 70 40 50 60 45 45
40 45 60 70 70 80 90 80 75 60
50 45 40 50 60 80 60 60 70 40
75 70 80 70 60 50 60 70 85 85
60 50 45 50 60 70 70 80 90 85
60 80 60 50 70 60 70 60 80 60
75 60 50 50 60 65
Jawaban
2. K = 1 + 3.332 Log N
= 1 + 3.332 Log 76
= 1 + 3.332 (1.88)
= 1 + 6.266
= 7.266
=8
3. i = r / k
= 50 / 8
= 6.25
=7
Catatan: Dalam aturan sturges, bila hasilnya dalam bentuk koma, misalnya 7.266 maka
dibulatkan menjadi 8 atau 6.5 dibulatkan jadi 7.
2. Frekuensi: berapa kali muncul data pada kolom nilai. Misalnya, 40 - 46 (lihat array data yang
telah kita susun tadi), angka 40 muncul sebanyak 4 kali dan angka 45 muncul sebanyak 5 kali.
Jadi, frekuensinya adalah 9
3. Frekuensi kumulatif: lihat penjelasan sebelumnya (Frekuensi Kumolatif adalah frekuensi pada
setiap kelas interval dijumlahkan dengan seluruh frekuensi pada kelas - kelas interval
sebelumnya). Misalnya, dari tabel di atas kiat ambil Frekuensinya 22. Jadi, frekuensi
kumulatifnya adalah 22 + 21 = 43.
4. frekuensi relatif: membandingkan / membagi frekuensi setiap kelas dengan jumlah frekuensi
secara keseluruhan. Misalnya, dari tabel kita ambil frekuensinya 9, jadi frekuensi relatifnya
adalah 9 / 76 = 0.11
Catatan:
Jika ada yang kebingungan cara mencari Log 76 dari soal di atas, berikut ini akan saya share
hasil logaritma 1 - 100.
Demikian pembahasan materi Distribusi Frekuensi: Penjelesan dan Contoh Soal dan semoga
contoh soal yang admin berikan mudah dipahami. Silahkan gunakan kolom komentar untuk
bertanya.
Baca juga:
Pengertian dan Kegunaan Statistik
Daftar Pustaka
Catatan Mata Kuliah Pengantar Statistik 1. 29 September 2016. Kampus Ekonomi: Universitas
Samudra. www.startkampus.net
Distribusi Frekuensi Relatif dan Kumulatif
Variasi penting dari distribusi frekuensi dasar adalah dengan menggunakan nilai frekuensi
relatifnya, yang disusun dengan membagi frekuensi setiap kelas dengan total dari semua
frekuensi (banyaknya data). Sebuah distribusi frekuensi relatif mencakup batas-batas kelas yang
sama seperti TDF, tetapi frekuensi yang digunakan bukan frekuensi aktual melainkan frekuensi
relatif. Frekuensi relatif kadang-kadang dinyatakan sebagai persen.
Frekuensi relatif =
fi = 2; n = 80
Variasi lain dari distribusi frekuensi standar adalah frekuensi kumulatif. Frekuensi kumulatif
untuk suatu kelas adalah nilai frekuensi untuk kelas tersebut ditambah dengan jumlah frekuensi
semua kelas sebelumnya.
Perhatikan bahwa kolom frekuensi selain label headernya diganti dengan frekuensi kumulatif
kurang dari, batas-batas kelas diganti dengan “kurang dari” ekspresi yang menggambarkan
kisaran nilai-nilai baru.
Variasi lain adalah Frekuensi kumulatif lebih dari. Prinsipnya hampir sama dengan prosedur di
atas.
Histogram
Histogram adalah merupakan bagian dari grafik batang di mana skala horisontal mewakili nilai-
nilai data kelas dan skala vertikal mewakili nilai frekuensinya. Tinggi batang sesuai dengan nilai
frekuensinya, dan batang satu dengan lainnya saling berdempetan, tidak ada jarak/ gap diantara
batang. Kita dapat membuat histogram setelah tabel distribusi frekuensi data pengamatan dibuat.
Poligon Frekuensi:
Poligon Frekuensi menggunakan segmen garis yang terhubung ke titik yang terletak tepat di
atas nilai-nilai titik tengah kelas. Ketinggian dari titik-titik sesuai dengan frekuensi kelas, dan
segmen garis diperluas ke kanan dan kiri sehingga grafik dimulai dan berakhir pada sumbu
horisontal.
Ogive
Ogive adalah grafik garis yang menggambarkan frekuensi kumulatif, seperti daftar distribusi
frekuensi kumulatif. Perhatikan bahwa batas-batas kelas dihubungkan oleh segmen garis yang
dimulai dari batas bawah kelas pertama dan berakhir pada batas atas dari kelas terakhir. Ogive
berguna untuk menentukan jumlah nilai di bawah nilai tertentu. Sebagai contoh, pada gambar
berikut menunjukkan bahwa 68 mahasiswa mendapatkan nilai kurang dari 90.5.
https://smartstat.wordpress.com/2010/03/29/distribusi-frekuensi/
si (Data Kelompok)
Date: 24 April 2017Author: danioyo 5 Komentar
Ini tugas kuliah statistika saya. Barangkali ada yang dapet tugas serupa, ini boleh jadiin referensi.
Contoh soal: buatlah tabel distribusi frekuensi (data kelompok) dari data sebagai berikut:
58, 57, 50, 56, 44, 59, 43, 52, 55, 49,
45, 45, 49, 55, 58, 48, 46, 42, 44, 48,
40, 40, 42, 69, 69, 79, 80, 75, 70, 68,
69, 70, 67, 65, 79, 69, 67, 76, 73, 65.
40, 40, 42, 42, 43, 44, 44, 45, 45, 46,
48, 48, 49, 49, 50, 52, 55, 55, 56, 57,
58, 58, 59, 65, 65, 67, 67, 68, 69, 69,
69, 69, 70, 70, 73, 75, 76, 79, 79, 80.
Banyaknya kelas (k) = 1+3,3 log(n)= 1+3,3 log(40)= 6,28 (dibulatkan ke atas jadi 7)
Kita dapat membuat 3 alternatif ujung bawah misalnya, 40, 39, dan 38.
Jadi, batas bawah kelas pertama adalah 39,5 (alt. 1), 38,5 (alt. 2), dan 37,5 (alt. 3).
Batas atas kelas pertama adalah batas bawah ditambah panjang kelas,
batas bawah kelas kedua adalah batas atas kelas pertama, dst… (bedakan istilah ‘ujung bawah’
dengan ‘batas bawah’).
Alternatif 3 tidak mencakup data 80, artinya jangan diambil. Misalkan, kita ambil alternatif 1.
Selesai…
https://danioyo.wordpress.com/.../membuat-tabel-distribusi-frekuensi-data-kelompok/
DISTRIBUSI FREKUENSI
BAB II
DISTRIBUSI FREKUENSI
2.1. Pendahuluan
Dari hasil penelitian seringkali diperoleh data dalam jumlah yang besar sehingga kita mengalami
kesulitan untuk mengenali cirri-cirinya. Dengan demikian, data yang jumlahnya besar tersebut perlu
diorganisir dengan cara meringkas data ke dalam bentuk kelompok data. Berdasarkan kelompok-
kelompok data ini dengan mudah diketahui ciri-ciri data dan dapat dengan mudah menganalisis data
sesuai dengan keperluan.
Pengelompokan data dilakukan dengan cara mendistribusikan data dalam kelas interval dan
menetapkan banyaknya nilai yang termasuk dalam setiap kelas. Banyaknya data yang nilainya masuk ke
dalam kelas interval disebut dengan frekuensi kelas. Pengelompokan data menjadi tabulasi data yang
memakai kelas-kelas data dan dihubungkan dengan masing-masing frekuensinya disebut distribusi
frekuensi atau tabel frekuensi.
Data yang telah dibuat dalam kelompok seperti tabel distribusi frekuensi, ternyata mempunyai
keuntungan dan kerugian.
Keuntungannya adalah kita mempunyai gambaran menyeluruh secara jelas mengenai data yang dimiliki.
Sedangkan kerugiannya adalah rincian data atau informasi awal dari data menjadi hilang sehingga data
berkelompok menjadi tidak nyata.
2.2. Tabel Distribusi Frekuensi
Tabel distribusi frekuensi merupakan suatu tabulasi data yang memakai kelas-kelas data dan
dihubungkan dengan masing-masing frekuensinya. Sebelum menjelaskan bagaimana cara membuat
tabel distribusi frekuensi, terlebih dahulu dijelaskan tentang istilah-istilah yang dipakai. Untuk
menjelaskan beberapa istilah-istilah tersebut digunakan tabel distribusi frekuensi dari data nilai ujian
statistika dan probabilitas dari 80 orang mahasiswa seperti ditunjukkan pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 terdiri dari dua kolom, kolom pertama (kolom sebelah kiri) berisi kelas-kelas data nilai ujian
terdiri atas enam kelas. Kelas pertama, yaitu 41 – 50 terdiri atas data nilai ujian dari 41 sampai 50.
Lambang yang menyatakan kelas seperti 41 – 50 disebut interval kelas. Urutan kelas disusun mulai data
terkecil terus berturut-turut ke bawah sampai nilai data terbesar.
Sedangkan pada kolom kedua (kolom sebelah kanan) berisi frekuensi masing-masing kelas secara
berurutan. Pada kelas pertama, yaitu 41 – 50, memiliki frekuensi sama dengan empat, hal ini
menyatakan bahwa ada 4 orang mahasiswa yang mendapat nilai ujian paling rendah 41 dan paling tinggi
50.
Nilai terkecil dan terbesar pada setiap kelas disebut tepi kelas. Pada kelas pertama dari tabel 2.1,
yaitu 41 – 50, nilai 41 disebut tepi bawah kelas dan nilai 50 disebut tepi atas kelas.
Jika data dicatat dengan teliti hingga satuan, maka batas bawah kelas sama dengan tepi bawah
kelas dikurangi 0,5, sedangkan batas atas kelas didapat dari tepi atas kelas ditambah dengan 0,5. Oleh
karena itu, interval kelas 41 – 50 sesungguhnya mencakup semua nilai ujian dari 40,5 sampai 50,5. Nilai
40,5 dan 50,5 disebut batas kelas dari interval 41 – 50. Nilai 40,5 disebut batas bawah kelas dan nilai
50,5 disebut batas atas kelas.
Nilai tengah antara batas bawah kelas dengan batas atas kelas disebut nilai tengah kelas. Untuk
menghitung nilai tengah kelas dapat dilakukan dengan cara berikut ini.
Untuk kelas 41 – 50 dengan batas kelas 40,5 – 50,5 mempunyai nilai tengah 45,5.
Selisih antara batas atas kelas dengan batas bawah kelas disebut lebar kelas. Jadi untuk kelas
pertama, yaitu 41 – 50 lebar kelasnya adalah 50,5 – 40,5 = 10. Pada umumnya lebar masing-masing
kelas dibuat sama.
Tabel 2.1 adalah jenis sebaran frekuensi yang sering kita jumpai dalam laporan-laporan. Untuk
kepentingan statistik biasanya lebih menguntungkan bila disajikan dalam bentuk sebaran yang lebih
terinci. Dari tabel 2.1 dapat disusun sebuah tabel yang lebih rinci seperti ditunjukkan tabel 2.2.
Untuk membuat daftar distribusi frekuensi dengan panjang kelas yang sama akan dijelaskan berikut
ini. Perhatikan data umur pemakaian dari hasil pengujian 60 buah aki mobil dengan jenis yang sama
seperti di bawah ini.
2,2 4,1 3,5 4,5 3,2 3,7
3,4 1,6 3,1 3,3 3,8 3,1
2,5 4,3 3,4 3,6 2,9 3,3
3,3 3,1 3,7 4,4 3,2 4,1
4,7 3,8 3,2 2,6 3,9 3,0
3,0 2,6 2,2 2,6 2,5 3,1
4,7 3,7 4,1 3,1 3,4 3,7
3,9 3,1 3,5 3,3 3,6 4,4
1,9 3,4 4,5 3,8 2,9 3,2
4,2 3,5 3,2 3,1 3,3 3,0
Secara umum langkah-langkah yang diperlukan untuk membuat tabel distribusi frekuensi adalah sebagai
berikut.
1. Data mentah di atas diurutkan lebih dahulu dari yang paling besar sampai yang paling kecil.
4,7 4,1 3,6 3,3 3,1 2,9
4,7 3,9 3,6 3,3 3,1 2,6
4,5 3,9 3,5 3,3 3,1 2,6
4,5 3,8 3,5 3,3 3,1 2,6
4,4 3,8 3,5 3,2 3,1 2,5
4,4 3,8 3,4 3,2 3,1 2,5
4,3 3,7 3,4 3,2 3,0 2,2
4,2 3,7 3,4 3,2 3,0 2,2
4,1 3,7 3,4 3,2 3,0 1,9
4,1 3,7 3,3 3,1 2,9 1,6
2. Dari jajaran data yang telah diurutkan, selanjutnya ditentukan jangkauan datanya, yaitu:
Jangkauan = nilai maksimum – nilai minimum
r = 4,7 – 1,6 = 3,1
3. Menentukan banyaknya interval kelas, biasanya diambil paling sedikit 5 dan paling banyak 15 kelas.
Banyaknya kelas data dapat juga ditentukan seperti berikut:
k = 1 + 3,3 log n
k = 1 + 3,3 log 60
k = 1 + 3,3(1,7781) = 6,87
Dengan demikian banyaknya kelas dapat ditentukan kira-kira mendekati 7.
4. Menentukan lebar kelas, perlu diperhatikan lebar kelas harus cukup besar sehingga ketujuh kelas data
tersebut dapat mencakup semua data.
Lebar kelas dapat ditentukan dengan cara berikut ini:
Maka lebar kelas diambil c = 0,5
5. Menentukan nilai data kelas pertama.
Untuk ini bisa diambil sama dengan data terkecil atau nilai data yang lebih kecil dari data terkecil tetapi
selisihnya harus kurang dari lebar kelas c = 0,5.
Karena data terkecil adalah 1,6, maka:
- Tepi bawah kelas = 1,5
- Untuk data yang dicatat hingga satu desimal, maka batas bawah kelas sama dengan tepi bawah kelas
dikurangi 0,05.
Batas bawah kelas = Tepi bawah kelas – 0,05
Batas bawah kelas = 1,5 – 0,05 = 1,45
- Untuk batas atas kelas sama dengan tepi atas kelas ditambah dengan 0,05 atau batas bawah kelas
ditambah dengan lebar kelas.
Batas atas kelas = Batas bawah kelas + Lebar kelas
Batas atas kelas = 1,45 + 0,5 = 1,95
- Karena batas atas kelas sama dengan tepi atas kelas ditambah 0,05, maka untuk menentukan tepi atas
kelas adalah sama dengan batas atas kelas dikurangi 0,05.
Tepi atas kelas = batas atas kelas – 0,05
Tepi atas kelas = 1,95 – 0,05 = 1,9
- Nilai tengah kelas dari kelas pertama dapat dilakukan dengan cara berikut:
- Frekuensi pada kelas pertama adalah banyaknya data yang masuk dalam interval kelas pertama, yaitu
1,5 – 1,9.
Berdasarkan jajaran data di atas, maka data yang masuk dalam interval kelas pertama adalah 1,6 dan
1,9, sehingga frekuensi pada kelas pertama adalah 2.
Nilai data kelas berikutnya dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti untuk menentukan nilai data
kelas pertama. Selanjutnya kita dapatkan sebuah tabel distribusi frekuensi seperti pada tabel 2.3.
Dari data yang ada pada tabel 2.3 di atas dapat kita olah lagi menjadi distribusi frekuensi relatif dan
distribusi frekuensi komulatif.
Distribusi frekuensi relatif merupakan frekuensi masing-masing kelas yang dinyatakan dalam persen.
Frekuensi relatif masing-masing kelas diperoleh dengan cara membagi frekuensi kelas dengan frekuensi
total dikalikan 100%. Distribusi frekuensi relatif dari umur pakai aki mobil adalah seperti pada tabel 2.4
berikut ini.
Distribusi frekuensi komulatif adalah distribusi frekuensi total semua nilai yang jatuh di atas atau di
bawah daripada batas atas kelas suatu interval kelas tertentu. Tabel distribusi frekuensi komulatif dapat
dibentuk dari tabel distribusi frekuensi sebelumnya atau tabel 2.4, dengan jalan menjumlahkan frekuensi
demi frekuensi. Distribusi komulatif ada dua jenis, yaitu distribusi frekuensi komulatif kurang dari dan
distribusi frekuensi komulatif lebih dari. Kedua jenis distribusi ini dapat dibuat dalam bentuk frekuensi
komulatif relative atau persen komulatif.
Informasi tentang cirri-ciri penting yang ada pada suatu distribusi frekuensi lebih mudah difahami jika
disajikan dalam bentuk grafik. Grafik distribusi frekuensi ada tiga jenis, yaitu grafik histogram frekuensi,
grafik polygon frekuensi, dan ogif.
Digunakannya batas kelas untuk lebar batang menghilangkan ruang yang ada antara batang-batang
sehingga memberikan bentuk yang padat. Jika semua kelas interval sama lebarnya, maka tinggi batang
sebanding dengan frekuensi kelas dan biasanya tinggi batang secara numeric sama dengan frekuensi
kelas interval. Grafik histogram dari umur pakai aki mobil ditunjukkan pada gambar 2.1.
Grafik ogif frekuensi komulatif kurang dari untuk data umur pakai aki mobil ditunjukkan pada gambar 2.3,
sedangkan grafik ogif frekuensi komulatif lebih dari ditunjukkan pada gambar 2.4.
3. Data hasil ujian matakuliah Statistika dan Probabilitas dari 70 orang mahasiswa adalah sebagai berikut:
25 60 79 35 57 74 52 70 82 36
80 77 81 95 40 65 90 85 55 76
52 40 64 75 78 25 80 98 81 67
41 70 83 54 64 72 86 62 74 42
62 78 86 76 84 48 84 90 75 79
34 67 47 82 69 74 64 80 85 65
52 92 80 88 84 63 70 85 96 65
a. Buatlah tabel distribusi frekuensi yang berisi kelas interval, batas kelas, nilai tengah, frekuensi, dan
frekuensi relative.
b. Buatlah tabel distribusi frekuensi komulatif lebih dari dan komulatif kurang dari.
c. Buatlah histogram, poligon frekuensi, dan ogif.
4. Data tinggi badan 60 mahasiswa Jurusan Teknik Mesin adalah sebagai berikut ini.
164 163 164 162 164 157 161 167 164 167
166 160 169 172 167 167 164 163 168 156
162 167 163 160 163 162 167 156 174 170
160 162 156 164 154 158 162 156 163 164
165 171 162 158 162 175 174 164 169 155
167 157 176 160 169 163 159 168 159 168
a. Buatlah tabel distribusi frekuensi yang berisi kelas interval, batas kelas, nilai tengah, frekuensi, dan
frekuensi relatif.
b. Buatlah tabel distribusi frekuensi komulatif lebih dari dan komulatif kurang dari.
c. Buatlah histogram, poligon frekuensi, dan ogif.
agungkrisfani.blogspot.com/2014/03/distribusi-frekuensi.html
B. Bagian-Bagian Distribusi Frekuensi
Sebuah distribusi frekuensi akan memiliki bagian-bagian sebagai berikut.
1. Kelas-kelas (class)
Kelas adalah kelompok nilai data atau interval.
2. Batas kelas (class limits)
Batas kelas adalah nilai-nilai yang membatasi kelas yang satu dengan kelas yang lain. Terdapat dua batas
kelas yaitu:
a. Batas kelas bawah (lower class limits), terdapat di deretan sebelah kiri setiap kelas.
b. Batas kelas atas (upper class limits), terdapat di deretan sebelah kanan setiap kelas.
Batas kelas merupakan batas semu dari setiap kelas, karena di antara kelas yang satu dengan kelas yang
lain masih terdapat lubang tempat angka-angka tertentu.
50 – 59 16
60 – 69 32
70 – 79 20
80 – 89 17
90 – 99 15
Jumlah 100
1. Kadang-kadang suatu distribusi memiliki panjang interval kelas yang tidak sama, bergantung kepada
tujuannya.
2. Kadang-kadang distribusi frekuensi memiliki batas kelas yang berulang suatu nilai (batas kelas)
dipakai sebagai dua batas kelas.
3. Kadang-kadang distribusi frekuensi memiliki kelas terbuka, artinya batas kelas atas pada kelas terakhir
dan batas kelas bawah pada kelas pertama tidak ada.
K = banyaknya kelas
n = banyaknya data
1. Pada pembuatan distribusi frekuensi, perlu dijaga jangan sampai ada data yang tidak dimasukkan ke
dalam kelas atau data yang masuk ke dalam dua kelas yang berbeda.
2. Titik tengah diusahakan bilangan bulan bukan pecahan.
3. Nilai frekuensi di usahakan tidak ada yang nol.
4. Dalam menentukan bnyaknya kelas, (k), diusahakan:
a. Tidak terlalu sedikit, sehingga pola kelompok kabur.
b. Banyaknya kelas berkisar antara 5 sampai 15 buah,
c. Jika jangkauan terlalu besar maka banyaknya kelas antara 10 sampai 20.
5. Cara lain dalam menetapkan banyaknya kelas ialah:
a. Memilih atau menetapkannya sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan.
b. Menggunakan rumus
Keterangan :
R = jangkauan
Cara tersebut dipakai dengan mencoba menetapkan terlebih dahulu panjang interval kelasnya (i).
Contoh soal :
1. Dari hasil pengukuran diameter pipa-pipa yang dibuat oleh sebuah mesin (dalam mm terdekat),
diperoleh data sebagai berikut.
78 72 74 79 71 74 75 74 72 68
72 73 72 74 75 74 73 74 65 72
66 75 80 69 82 73 74 72 79 71
70 75 71 70 70 70 75 76 77 67
Penyelesaian:
a. Urutan data
65 66 67 68 69 70 70 70 70 71
71 71 72 72 72 72 72 72 73 73
73 74 74 74 74 74 74 74 75 75
75 75 75 76 77 78 79 79 80 82
b. Jangkuan (R) = 82 – 65 = 17
c. Banyaknya kelas (k) adalah
f. Tabelnya
65 – 67 III 3
68 – 70 IIII I 6
71 – 73 IIII IIII II 12
77 – 79 IIII 4
80 - 82 II 2
Jumlah 40
Histrigaram dal poligon frekuensi adalah dua grafik yang sering digunakan untuk menggambarkan
distrubusi frekuensi. Histrogram merupakan grafik batang dari distribusi frekuensi dan poligon frekuensi
merupakan grafik garisnya.
Pada histrogram batang-batangnya saling melekat atau berimpitan, sedang poligon frekuensi
dibuat dengan cara menarik garis dari satu titik tengah batang histrogram ke titik tengah batang
histrogram yang lain. Agar diperoleh poligon tetutup, harus dibuat dua kelas baru dengan panjang kelas
sama dengan frekuensi nol pada kedua ujungnya. Pembuatan pada duakelas baru itu diperbolehkan
karena luas histrogram dal poligon yang tertutup sama.
Pada pembuatan histrogram digunakan sistem salibsumbu. Sumbu mendatar (sumbu X) dan
sumbuh tegak (sumbuh Y) menyatakan frekuensi.
Contoh:
a. Histrogram
b. Poligon frekuensi
2. Kurva frekuensi
Kurva distribusi frekuensi, diseingkt kurva frekuensi yang telah dihaluskan mempunyai bebagai
bentuk dengan ciri-ciri tertentu. Bentuk-bentuk kurva frekuensi adalah sebagai berikut.
a. Simetris atau bernentuk lonceng. Ciri-cirinya ninali variabel di samping kiri dan kanan yang berjarak
sama terhadap titik tengah(yang frekuensinya terbesar) mempunyai frekuensi yang sama. Bentuk kurva
simetris sering dijumpai dalam distribusi bermacam-macam variabel, karena itu dinamakan distribusi
normal.
b. Tidaksimetris atau condong, ciri-cirinya ialah ekoer kurva yang satu lebih panjang daripada ekor kurva
lainnya. Jika ekor kurva lebih panjang berada di sebelah kanan kurva disebut kurva condong ke kanan
(mempunyai kecondongan posotif), sebaliknya disebut condong ke kiri (mempunyai kecondongan
negatif).
c. Bentuk J atau J terbalik, ciri-cirinya ialah salah satu nilai ujung kurva memiliki frekuensi maksimum.
g. Unifim , terjadi bila nilai-nilai veriabel suatu interval mempunyai frekuensi sama.
Distribusi frekuensi biasa adalah distribusi frekuensi yang hanya berisikan jumlah frekuensi dari setiap
kelompok data atau kelas.
Distribusi frekuensi numerik adalah distribusi frekuensi yang pembagian kelasnya dinyatakan dalam
angka.
Contoh:
TABEL 5 PELAMAR PERUSAHAAN “XYZ”
20 – 24 15
25 – 29 20
30 – 34 9
35 – 39 4
40 – 44 2
Jumlah 50
Distribusi frekuensi peristiwa atau kategori adalah distribusi frekuensi yang pembagian kelasnya
dinyatakan berdasrkan data atau golongan data yang ada
Contoh:
1 4
2 6
3 5
4 3
5 8
6 4
Jumlah 30
Distribusi frekuensi relatif adalah distribusi frekuensi yang berisikan nilai-nilai hasil bagi antara frekuensi
kelas dan jumlah pengamatan yang terkandung dalam kumpulan data yang berdistribusi tertentu.
Dengan rumus :
Misalnya distrubusi frekuensi memiliki 4 buah interval kelas dengan frekuensi masing-masing: maka
distrubusi yang terbentuk adalah
. .
jumlah
Frekuensi relatif kadang-kadang dinyatakan dalam bentuk perbandingan desimal ataupun persen.
Contoh :
Jumlah 50 1 1 100
Distribusi frekuensi kumulatif adalah distribusi frekuensi yang berisikan frekuensi kumilatif. Frekuensi
kumulatif adalah frekuensi yang dijumlahkan.
Distribusi frekuensi kumulatig memiliki grafik atau kurva yang disebut ogif. Pada ogif dicantumkan
frekuensi kumulatifnya dan digunakan nilai batas kelas.
Ada dua macam distrubusi frekuensi kumulatif, yaitu diatrubusi frekuensi kumulatif kurang dari dan
lebih dari.
Disrtibusi frekuensi kumulatif kurang dari adalah distribusi frekuensi yang memuat jumlah frekuensi
yang memiliki nilai kurang dari nialai batas kelas suatu interval.
Distribusi frekuensi kumulatif lebih dari adalah distribusi frekuensi yang memuat jumlah frekuensi yang
memilii lebih dari nilai batas kelas suatu interval tertentu.
Contoh:
TABEL 8 DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF KURANG DARI
< 140 =0
< 145 =2
140 – 144 2 0+2
< 150 =6
145 – 149 4 0+2+4
< 155 = 16
150 – 154 10 0 + 2 + 4 + 10
< 160 = 30
155 – 159 14 0 + 2 + 4 + 10 + 14
< 165 = 42
160 – 164 12 0 + 2 + 4 + 10 + 14 + 12
< 170 = 47
165 – 169 5 0 + 2 + 4 + 10 + 14 + 12 + 5
< 175 = 50
170 - 174 3 0 + 2 + 4 + 10 + 14 + 12 + 5 + 3
Contoh :
grafik distribusi frekuensi kurang dari disebut ogif kurang dari atau ogif positif.
Contoh :
Contoh :
grafik distribusi frekuensi kurang dari disebut ogif lenih dari atau ogif negatif.
suriyadiando.blogspot.com/2016/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html