Pengertian Kohesi Dan Koherensi
Pengertian Kohesi Dan Koherensi
“Hei, apa kabar?” “Oh, kamu. Kabar baik. Tinggal di mana? Masih di
tempat yang dulu?” “Iya, di situlah saya tinggal sampai sekarang.”
Semua unsur lahir dalam penggalan teks tersebut terpadu, baik secara
leksikal maupun gramatikal. Sementara itu, keberpaduan atau
koherensi mengharuskan unsur-unsur batinnya (makna, konsep, dan
pengetahuan) saling berpadu. Misalnya, ujar “apa kabar” biasanya
digunakan oleh orang yang sudah saling kenal dan relative (hubungan
kerabat) sudah agak lama tidak saling jumpa. Pembicara pertama
mengujarkannya kepada yang kedua dan yang kedua menyambut
dengan akrab dan mengisyaratkan pemahaman bahwa mereka sudah
lama tidak saling jumpa. Apa lagi, pengujar tersebut melanjutkan
dengan ujaran berikutnya, yang memperkuat tafsiran bahwa dia
merasa sudah lama tidak jumpa dengan pengujar pertama.
Contoh Koherensi
Contoh Kohesi
Pada tahun 1997, produksi padi turun 3,85 persen. Impor beras
meningkat, diperkirakan menjadi 3,1 ton tahun 1998. swasembada
pangan tercapai pada tahun 1984, pada tahun 1985, kita mengekspor
sebesar 371,3 ribu ton beras, bahkan 530,7 ribu ton pada tahun 1993.
pada tahun 1994, neraca perdagangan beras kita tekor 400 ribu ton.
Impor beras meningkat dan pada tahun 1997 mencapai 2,5 juta ton.
Paragraf di atas mengemukakan satu gagasan utama, yaitu mengenai
masalah naik turunnya produksi beras Indonesia. Dengan demikian
koherensi kalimat tersebut sudah terpenuhi, namun paragraf tersebut
dikatakan tidak memiliki kohesivitas yang baik sehingga gagasan
tersebut sulit dipahami. Paragraf tersebut perlu diperbaiki, misalnya
dengan memberikan kata perangkai seperti berikut ini.
Pada tahun 1997, produksi padi turun 3,85 persen. Akibatnya, impor
beras meningkat, diperkirakan menjadi 3,1 ton tahun
1998. Sesudah swasembada pangan tercapai pada tahun 1984, pada
tahun 1985, kita mengekspor sebesar 371,3 ribu ton beras, bahkan
530,7 ribu ton pada tahun 1993. Akan tetapi, pada tahun 1994, neraca
perdagangan beras kita tekor 400 ribu ton. Sejak itu, impor beras
meningkat dan pada tahun 1997 mencapai 2,5 juta ton.