Anda di halaman 1dari 8

TAHAPAN-TAHAPAN PEMERIKSAAN INTERNAL

PENDAHULUAN

Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam


penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu
instansi pemerintah telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara
efektif dan efisien, sesuai dengan rencana, kebijakan yang telah ditetapkan, serta ketentuan
dan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu, pengawasan intern atas penyelenggaraan
pemerintahan diperlukan untuk mendorong terwujudnya good governance dan clean
government serta mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien,
transparan, akuntabel serta bersih dan bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Dalam pelaksaan pengawasan intern, perlu didukung dengan pedoman dan peraturan
perundang-undangan tentang pengawasan intern pemerintah yang merumuskan ketentuan-
ketentuan pokok dalam bidang pengawasan intern pemerintah dalam rangka menjamin
terlaksananya pengawasan intern pemerintah yang efektif dan efisien. Mengingat pentinganya
suatu standar pengawasan intern, maka Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
telah mengeluarkan Peraturan Menpan Nomor : PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar
Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (SA-APIP). Standar Audit ini wajib
dipergunakan sebagai acuan bagi seluruh APIP dalam melaksanakan audit sesuai dengan
mandat audit masing-masing guna mewujudkan pengawasan yang berkualitas sesuai ukuran
mutu yang ditetapkan.
Khusus untuk Inspektorat Jenderal Depdagri dan Inspektorat Daerah, pedoman
pemeriksaan yang menjadi acuan adalah sebagaimana diatur dalam 3 (tiga) paket Peraturan
Menteri Dalam Negeri yang mengatur tentang pedoman/tata cara pemeriksaan
penyelenggaraan pemerintahan, yaitu Permendagri No. 23 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata
Cara Pemeriksaan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Permendagri No.24 Tahun 2007
tentang Pedoman Pemeriksaan Dalam Rangka Berakhirnya Masa Jabatan Kepala Daerah dan
Permendagri No. 25 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat di Lingkungan
Depdagri dan Pemerintah Daerah. Ketiga Permendagri tersebut merupakan penjabaran dari
Peraturan pemerintah No. 79 Tahun 2005 tentang Pembinaan dan Pengawasan
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

1
Koordinasi pelaporan hasil pengawasan sebagai bagian dari koordinasi pengawasan
yang menyeluruh merupakan mata rantai koordinasi yang penting, karena melalui suatu
sistem pelaporan hasil pengawasan yang menyeluruh akan diperoleh gambaran tentang
kinerja hasil pengawasan APIP pada tingkat nasional yang belum terwujud sampai dengan
saat ini. Koordinasi pengawasan intern pemerintah di pusat dan daerah baru terwujud dalam
bentuk penyusunan program kerja pengawasan tahunan (PKPT). Informasi tentang kinerja
pengawasan tingkat nasional sangat diperlukan dalam rangka menghasilkan umpan balik
untuk meningkatkan kinerja pengawasan intern pemerintah, baik pusat maupun daerah.
Dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan
bupati/walikota bertanggung jawab atas efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern di lingkungan masing-masing. Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas Sistem
Pengendalian Intern tersebut dilakukan pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan
fungsi instansi pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara. Pengawasan intern
tersebut dilakukan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang terdiri dari Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal (Itjen) atau nama
lain yang secara fungsional melaksanakan pengawasan intern, Inspektorat Provinsi, dan
Inspektorat Kabupaten/Kota.
PP Nomor 60 Tahun 2008 Pasal 54 mengatur bahwa setelah melaksanakan tugas
pengawasan, APIP wajib membuat laporan hasil pengawasan dan menyampaikannya kepada
pimpinan instansi pemerintah yang diawasi. Selain itu, APIP wajib menyusun dan
menyampaikan ikhtisar laporan hasil pengawasan dengan mekanisme pelaporan diatur lebih
lanjut sebagai berikut:
 Secara berkala, BPKP menyusun dan menyampaikan ikhtisar laporan hasil
pengawasan kepada Presiden dengan tembusan kepada MenPAN & RB.
 Secara berkala, Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional
melaksanakan pengawasan intern, Inspektorat Provinsi, dan Inspektorat
Kabupaten/Kota menyusun dan menyampaikan ikhtisar laporan hasil pengawasan
kepada menteri/pimpinan lembaga, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangan dan tanggung jawabnya dengan tembusan kepada MenPAN & RB.
Makalah ini akan membahas tahapan-tahapan pemeriksaan internal pada Bagian
Keuangan Pemerintah Kota Manado yang dilakukan oleh Aparat pengawasan Intern
Pemerintah, yaitu Inspektorat Kota Manado.

2
PEMBAHASAN
TAHAPAN PEMERIKSAAN INTERNAL (KASUS PENGADAAN KOMPUTER)
PADA BAGIAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA MANADO

1. PERSIAPAN PENUGASAN
Kegiatan utama pada tahap ini adalah pengumpulan informasi umum tentang auditi,
untuk ditelaah dalam rangka menentukan sasaran audit tentantif (tentative audit objectieves)
atau perkiraan permasalahan yang perlu mendapat perhatian pada tahap audit pendahuluan.
Secara keseluruhan aktivitas persiapan penugasan meliputi:
 Penerbitan Surat tugas
 Koordinasi dengan Inspektorat lain
 Pemberitahuan kepada Auditi
 Pengumpulan informasi umum
 Penyusunan rencana penugasan
 Penyiapan program audit untuk audit Pendahuluan.

2. AUDIT PENDAHULUAN
Pada tahap ini auditor berupaya memperoleh kerjasama dengan auditi, memperoleh
gambaran yang lebih detil tentang auditi, serta mengumpulkan bukti awal dan melakukan
berbagai penelaahan dengan memperhatikan sasaran audit tentantif (tentative audit
objectives) dan mengikuti langkahlangkah pemeriksaan dalam program audit pendahuluan.
Hasil pengumpulan bukti awal dan penelaahan tersebut digunakan untuk menentukan
permasalahan yang perlu didalami (sasaran audit definitif/firmaudit objectives) dalam rangka
merencanakan prosedur audit selanjutnya.
Secara keseluruhan aktivitas yang dilakukan oleh auditor pada audit pendahuluan ini,
meliputi:
 pertemuan awal
 observasi lapangan
 penelaahan dokumen
 evaluasi pengendalian internal
 prosedur analitis
 penyusunan program audit lanjutan.

3
a. Pemahaman Entitas
Gambaran Umum Entitas
Visi :
Terwujudnya pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan.
Misi :
 Mewujudkan sistem pengelolaan keuangan daerah yang efisien dan efektif.
 Mewujudkan aparat pengelolaan keuangan daerah yang profesional.
 Menciptakan pelayanan prima.
Nilai Strategis :
 Nilai-nilai strategis yang menjadi acuan Biro Keuangan Kota Manado adalah
melaksanakan kebijakan, program, dan kegiatan dalam mewujudkan visi dan misi.

b. Identifikasi Area Kunci


Tujuan :
 Menentukan area kunci (Prosedur pengadaan komputer pada Bagian Keuangan
Pemerintah Kota Manado)
Langkah-langkah :
 Menganalisis area audit potensial dengan menggunakan pendekatan faktor pada
pengelolaan belanja.

c. Penetapan Tujuan Dan Lingkup Audit


Tujuan :
 Menetapkan tujuan audit tetap dan lingkup audit
Langkah-langkah :
 Menetapkan tujuan audit tetap berdasarkan area kunci yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Hasil :
1. Tujuan Audit Tetap
 Dari area potensial yang ada, tim audit melihat area pengelolaan belanja adalah
penting untuk dilakukan audit.
2. Lingkup Audit
 tahun anggaran yang diaudit adalah 2011
 lingkup pengelolaan yang diaudit meliputi pengelolaan belanja

4
 lingkup kegiatan yang diuji dalam audit berdasarkan pemilihan area kunci yang sudah
dilakukan adalah pengadaan komputer
 lokasi audit di Bagian Keuangan Pemerintah Kota Manado

d. Penetapan Kriteria Audit


Tujuan :
 Menetapkan kriteria audit.
Langkah-langkah :
 Nilai ketepatan karakteristik kriteria audit
 Tentukan sumber audit
 Kembangkan kriteria audit
 Komunikasikan kriteria dengan auditee
Hasil :
1. Menilai ketepatan karakteristik kriteria audit
Tim audit merumuskan kriteria pemeriksaan dengan mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :
 Standar biaya yang sewajarnya
 Bukan standar minimum terendah atau standar yang tertinggi yang dapat dicapai
 Mencerminkan praktik yang baik
2. Sumber Kriteria Audit
Untuk merumuskan kriteria yang baik, tim audit mempelajari berbagai macam
peraturan, kebijakan pemerintah, pendapat ahli dan standar yang terkait dengan
pengelolaan belanja.

3. PELAKSANAAN & PENGUJIAN


Pada tahap ini dilakukan pendalaman pemeriksaan, dengan mengumpulkan bukti-
bukti yang lebih banyak dan analisa yang lebih mendalam, dalam rangka
memperkuat/melengkapi atribut terkait dengan permasalahan yang perlu mendapat perhatian
sebagaimana diidentifikasi pada audit pendahuluan. Kegiatan pelaksanaan pengujian ini
disebut juga dengan pemeriksaan lanjutan/perluasan pengujian/pengembangan temuan

Pengumpulan Dan Analisis Bukti


Tujuan :
 Menilai efektivitas pengelolaan belanja (Pengadaan Komputer)

5
Kriteria :
 Apakah Bagian Keuangan Pemerintah Kota Manado telah melakukan proses
pengelolaan belanja sesuai dengan standar dan prosedur yang ditetapkan sesuai
dengan perundang-undangan yang berlaku.
Jenis Bukti :
a. SK
b. RKA
c. DPA
d. Laporan Realisasi Anggaran
e. BKU
f. Kartu kendali
g. Berita acara penerimaan barang
h. Berita acara pemeriksaan barang
Sumber Bukti :
1. Kepala Bagian
2. PPK
3. Bendahara pengeluaran

4. PENYELESAIAN PENUGASAN
Pada tahap penyelesaian penugasan, auditor merangkum semua permasalahan yang
ditemukan dalam suatu daftar permasalahan/temuan, kemudian mengkonfirmasikannya
kepada pihak auditi untuk mendapatkan tanggapan dan pengembangan rekomendasi untuk
persetujuan dan komitmen dari menajemen mengenai permasalahan yang dikemukakan dan
pelaksanaan rekomendasi tersebut. Kegiatan konfirmasi dengan pihak auditi tersebut
biasanya dilakukan dalam forum pertemuan akhir atau clossing conference’

5. PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT


1. Pelaporan
Penyusunan laporan hasil audit, yaitu aktivitas menuangkan rangkuman hasil audit
kedalam laporan, biasanya dilakukan oleh Ketua Tim Audit, direviu oleh Supervisor dan
disetujui/ditanda tangani oleh Penanggung Jawab Audit. Laporan yang telah disetujui
kemudian digandakan sesuai kebutuhan dan didistribusikan kepada pihak-pihak yang berhak
menerimanya

6
2. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
Dalam laporan hasil audit diungkapkan pula berbagai permasalahan yang ditemukan
dan rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti oleh manajemen atau pihak lain yang terkait.
Terhadap rekomendasi yang diberikan itu, auditor melakukan pemantauan dan evaluasi
(monitoring dan evaluation). Maksudnya adalah untuk mencapai tujuan akhir kegiatan audit
internal, yaitu adanya perbaikan, penertiban, penyempurnaan dan peningkatan kinerja auditi,
sekaligus bermanfaat dalam upaya peningkatan pelayanan masyarakat dan kesejahteraan
masyarakat.
Laporan Hasil Audit atas Pengelolaan Belanja di Biro Bagian Keuangan Pemerintah
Kota Manado Tahun 2011
Ringkasan :
 Pemeriksaan audit Bagian Keuangan Pemerintah Kota Manado bertujuan untuk
menilai efektivitas pengelolaan belanja. Hasil pemeriksaan pengelolaan belanja sesuai
dengan standar dan prosedur yang ditetapkan.
Tujuan Audit :
 Untuk menilai efektivitas pengelolaan belanja.
Lingkup Audit :
 Tahun anggaran yang diaudit adalah 2011
 Lingkup pengelolaan yang diaudit meliputi proses pengelolaan belanja
 Lingkup kegiatan yang diuji dalam audit berdasarkan pemilihan area kunci yang
sudah dilakukan adalah pengadaan komputer.
 Lokasi audit di Bagian Keuangan Pemerintah Kota Manado.
Waktu Audit :
 Pemeriksaan dilaksanakan selama 14 hari kerja
Kriteria Audit :
 Audit atas efektivitas pengelolaan belanja terhadap pengadaan komputer.
Metodologi :
Pemeriksaan atas pengelolaan belanja dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
 Pemeriksaan dan review dokumen
 Analisis hasil
 Analisis prosedur
 Uji petik
 Pengamatan
 Wawancara

7
Temuan dan Rekomendasi :
Pada pelaksanaan di lapangan Bagian Keuangan Pemerintah Kota Manado telah
melaksanakan pengelolaan belanja (pengadaan komputer) sudah sesuai dengan standar dan
prosedur yang telah ditetapkan oleh perundang-undangan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai