Blok 25 Makalah
Blok 25 Makalah
Riama Sihombing
102012185 – D3
riamasihombing7@gmail.com
Pendahuluan
Keluarga Berencana menurut WHO (World Health Organisation) adalah tindakan yang
membantu individu atau pasangan suami isteri untuk menghindari kelahiran yang tidak
diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval diantara kelahiran,
mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami dan istri, menentukan
jumlah anak dalam keluarga.
Kontrasepsi berasal dari kata “Kontra” yang berarti mencegah atau melawan dan “Konsepsi”
yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sperma yang mengakibatkan kehamilan.
Jadi, kontrasepsi adalah upaya mencegah pertemuan sel telur matang dan sperma untuk
mencegah kehamilan.
Skenario
Seorang perempuan berusia 25 tahun P1A0 pasca melahirkan 2 bulan yang lalu, datang kepada
dokter di poliklinik untuk konsultasi tentang keluarga berencana. Ibu merencanakan untuk
memberi ASI esklusif pada bayinya.
Anamnesis Umum
1. Menanyakan identitas pasien: nama pasien, nama suami/keluarga terdekat, alamat, umur,
agama, status perkawinan, pendidikan
2. Menanyakan keluhan utama
3. Menanyakan keluhan tambahan
1
4. Menanyakan riwayat penyakit sekarang
5. Menanyakan riwayat haid
6. Menanyakan riwayat kehamilan
7. Menanyakan riwayat perkawinan: berapa kali menikah, pernikahan sekarang sudah
berapa lama
8. Menanyakan riwayat penyakit dahulu
9. Menanyakan riwayat penyakit keluarga
Pemeriksaan
Berdasarkan skenario pemeriksaan fisik dalam batas normal, penyakit penyerta tidak ada.
Kondisi anak sehat.
Pembahasan
Keluarga Berencana
Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia meningkat dengan cukup cepat. Pemerintah sudah
berupaya untuk mengantisipasi laju pertumbuhan penduduk yang cepat ini dengan berbagai cara,
salah satunya adalah dengan mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) yang dimulai
sejak tahun 1970. Dewasa ini Program KB Nasional terkesan stagnan dan perlu memperoleh
dukungan dari semua pihak. Hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah
penduduk Indonesia adalah 237,6 juta jiwa. Laju pertumbuhan penduduk 1,49 persen masih lebih
tinggi dari target yang harus dicapai pada tahun 2010 yaitu 1,27 persen.1
2
KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan
objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran
yang diinginkan, mengatur interval di antara kelahiran, mengontrol waktu saat kelahiran dalam
hubungan dengan umur suami-isteri, serta menentukan jumlah anak dalam keluarga (WHO,
1970). Program KB tidak hanya bertujuan untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk,
melainkan juga meningkatkan kualitas keluarga maupun individu-individu di dalamnya sehingga
dapat tercipta keluarga yang memiliki jumlah anak yang ideal, sehat, sejahtera, berpendidikan,
berketahanan, serta terpenuhi hak-hak reproduksinya.2
Kontrasepsi
Sejak program Keluarga Berencana (KB) menjadi program nasional pada tahun 1970, berbagai
cara kontrasepsi telah ditawarkan dalam pelayanan KB di Indonesia. Dari sudut pandang hak-hak
pasien/klien, segala cara kontrasepsi yang ditawarkan haruslah mendapat persetujuan pasangan
suami isteri (Pasutri), setelah memperoleh penjelasan dengan cara lisan untuk cara-cara non
bedah dan secara tertulis untuk cara kontap. Seorang dokter harus memberikan konseling kepada
Pasutri atau calon akseptor, dengan penjelasan lebih dahulu tentang indikasi kontra, efektivitas
dan keamanan setiap jenis kontrasepsi dan akhirnya Pasutri lah yang menentukan pilihannya.3
Pelayanan kontrasepsi mempunyai dua tujuan yaitu:
Faktor-faktor yang mempengaruhi akseptor dalam memilih metode kontrasepsi antara lain:
a. Faktor pasangan
Umur
Gaya hidup
Frekuensi senggama
Jumlah keluarga yang diinginkan
Pengalaman dengan metode kontrasepsi yang lalu
Sikap kewanitaan dan kepriaan
3
b. Faktor kesehatan
Status kesehatan
Riwayat haid
Riwayat keluarga
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan panggul
c. Faktor metode kontrasepsi
Efektivitas
Efek samping
Biaya
Faktor-faktor ini nantinya juga akan mempengaruhi keberhasilan program KB. Hal ini
dikarenakan setiap metode atau alat kontrasepsi yang dipilih memiliki efektivitas yang berbeda-
beda.
Jenis-jenis Kontrasepsi
Kontrasepsi yang baik harus memiliki syarat-syarat antara lain aman, dapat diandalkan,
sederhana (sebisa mungkin tidak perlu dikerjakan oleh dokter), murah, dapat diterima oleh orang
banyak, dan dapat dipakai dalam jangka panjang.4 Sampai saat ini belum ada metode atau alat
kontrasepsi yang benar-benar 100% ideal. Jenis-jenis kontrasepsi yang tersedia antara lain:
A. Metode Sederhana
Tanpa alat: Senggama terputus (Coitus Interruptus), pantang berkala (Ogino
Knaus), metode amenorea laktasi
Dengan alat: Kondom pria. Barier intra vaginal antara lain diafragma, kap serviks,
spons, dan kondom wanita.
Spermisida: Dikemas dalam bentuk aerosol, tablet vaginal, krim.
B. Metode Modern5
1. Kontrasepsi Hormonal
Pil KB
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)/IUD (Intra Uterine Devices)
Suntikan KB
4
Susuk KB/Implan/AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)
2. Kontrasepsi Mantap (Kontap)
Tubektomi
Vasektomi
Merupakan metode KB tradisional dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya dari vagina
sebelum mencapai ejakulasi.
Keuntungan:
Keterbatasan:
Pantang berkala adalah tidak melakukan senggama pada masa subur seorang wanita yaitu waktu
terjadinya ovulasi. Agar kontrasepsi dengan cara ini berhasil, seorang wanita harus benar benar
mengetahui masa ovulasinya (waktu dimana sel telur siap untuk dibuahi). Kerugian dengan cara
ini adalah masa puasa bersenggama sangat lama sehingga menimbulkan rasa kecewa dan
kadang-kadang berakibat pasangan tersebut tidak mentaati.
Metode ini adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI. MAL merupakan kontrasepsi
bila:
5
Menyusui secara penuh
Belum haid
Umur bayi kurang dari 6 bulan
Keuntungan:
Efektivitas tinggi
Segera efektif
Tidak mengganggu senggama
Tidak ada efek samping sistemik
Tidak perlu pengawasan medis
Tidak perlu obat atau alat, tanpa biaya
Kondom Pria
Sumber: http://www.edukia.org
6
Merupakan sarung karet yang dipasang pada penis saat hubungan seksual. Keuntungan:
Keterbatasan:
Kondom Wanita/Diafragma
Sumber: http://www.edukia.org/web/kbbayi/3-2-4-konseling-bagi-ibu/
Adalah kap berbentuk bulat cembung yang terbuat dari lateks (karet) yang di insersikan ke dalam
vagina sebelum berhubungan seksual & difragma menutupi serviks.
Keuntungan:
7
Tidak ada efek samping sistemik
Murah dan dapat dibeli umum
Mencegah penularan IMS
Keterbatasan:
Spermisida
Sumber: https://millswhrc.wordpress.com/about/contraceptive-methods/
Adalah bahan kimia yang digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma. Dikemas
dalam bentuk aerosol, tablet vaginal, cream.
Cara kerja: menyebabkan sel membrane sperma terpecah, memperlambat gerakan sperma,
menurunkan kemampuan pembuahan sel telur. Keuntungan:
Efektif seketika
Tidak ada efek samping sistemik
Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual
Mudah digunakan
Perlindungan terhadap IMS
8
Pil KB
Sumber: https://mediskus.com/wanita/cara-benar-minum-pil-kb
Pil KB adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil/tablet di dalam strip yang
berisi gabungan hormone estrogen dan hormon progesteron atau yang hanya terdiri dari hormon
progesteron saja. Keuntungan menggunakan pil KB adalah :
a. Mudah menggunakan
b. Mudah dihentikan setiap saat
c. Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin menggunakannya untuk
mencegah kehamilan
d. Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan
Suntik KB
Sumber: http://www.edukia.org/web/kbbayi/3-2-4-konseling-bagi-ibu/
9
Suntik KB ini mencegah lepasnya sel telur dari indung telur wanita, dan mengentalkan lendir
mulut rahim, sehingga spermatozoa (sel mani) tidak dapat masuk ke dalam rahim. Keuntungan
menggunakan suntik KB adalah:
a. Jangka panjang
b. Risiko terhadap kesehatan kecil
c. Aman
Sumber: http://www.edukia.org/web/kbbayi/3-2-4-konseling-bagi-ibu/
AKBK yaitu kontrasepsi yang disusupkan di bawah kulit. Dengan disusupkannya implan
dibawah kulit, setiap hari dilepaskan secara tetap suatu hormon ke dalam darah melalui proses
difusi dari kapsul-kapsul yang terbuat dari bahan silastik tersebut, sehingga dapat menghambat
terjadinya ovulasi. Keuntungan menggunakan AKBK adalah:
10
a. Tidak menekan produksi ASI
b. Tidak terdapat faktor lupa Universitas Sumatera Utara
c. Masa pakai jangka panjang (3-5 th)
d. Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormone
a. Implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang terlatih
b. Petugas kesehatan perlu dilatih khusus dan praktek untuk pemasangan dan pengangkatan
implant
c. Implant sering mengubah pola haid
AKDR (IUD)
Sumber: http://www.edukia.org/web/kbbayi/3-2-4-konseling-bagi-ibu/
IUD atau AKDR adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya
bermacam-macam,terdiri dari plastik. Keuntungan menggunakan IUD adalah:
a. Praktis
b. Jangka panjang dan sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat ingat
11
Tubektomi (Metode Operasi Wanita/MOW)
Sumber: http://www.edukia.org/web/kbbayi/3-2-4-konseling-bagi-ibu/
Tubektomi adalah prosedur bedah suka rela untuk menghentikan fertilitas seorang perempuan
secara permanen. Keuntungan MOW adalah:
a. Sangat efektif
b. Permanen
c. Tidak mempengaruhi proses menyusui
d. Baik bagi akseptor apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang serius
e. Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual
a. Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan
kembali), kecuali dengan operasi rekanalisasi
b. Akseptor dapat menyesal dikemudian hari
c. Rasa sakit atau ketidaknyamanan dalam jangka pendek
12
Vasektomi (Metode Operasi Pria/MOP)
Sumber: http://www.edukia.org
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan
melakukan operasi kecil sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak
terjadi. Keuntungan MOP adalah:
a. Efektif
b. Sederhana
c. Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit
d. Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anestesi lokal saja
e. Biaya rendah
f. Secara kultural, sangat dianjurkan di negara-negara dimana wanita merasa malu untuk
ditangani oleh dokter pria untuk kurang tersedia dokter wanita dan paramedis wanita.
13
ASI Esklusif
Sumber: http://www.edukia.org/web/kbbayi/3-2-4-konseling-bagi-ibu/
ASI adalah makanan terbaik bagi bayi karena mengandung zat gizi paling sesuai untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin
setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain walaupun hanya air
putih sampai bayi berumur 6 bulan. Kandungan yang terdapat dalam ASI adalah lemak,
kolesterol, protein, karbohidrat, vitamin dan mineral. Asi kolostrum (hari 0-4), Asi transisi (hari
5-14), Asi matur (hari 15-dstnya).6
Kolostrum/susu jolong adalah jenis susu yang diproduksi pada tahap akhir kehamilan dan pada
hari-hari awal setelah melahirkan. Warnanya kekuningan dan kental. Meski jumlahnya tidak
banyak, kolostrum memiliki gizi dan imunitas yang tinggi. Faktor yang mempengaruhi produksi
ASI:
Pembatasan waktu ibu: menyusui yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik.
Wanita karir: rentan mengalami stress yang menghambat pemberian asi eksklusif
Kondisi sosial budaya
Umur, paritas, kenyamanan ibu, faktor bayi
IMD
Frekuensi dan durasi menyusui
Menyusui malam hari
Faktor psikologis, faktor fisiologis
14
Kesimpulan
Berdasarkan skenario seorang ibu berusia 25 tahun pasca melahirkan 2 bulan lalu datang ke
poliklinik untuk berkonsultasi tentang KB. Dokter menyarankan penggunaan kontrasepsi yang
tidak mengganggu produksi ASI nya, mengingat ibu tersebut akan memberikan ASI eksklusif
pada bayinya. Setelah menjelaskan tentang metode KB, dokter menyarankan pemilihan metode
KB IUD (AKDR) dan kondom.
Daftar Pustaka
1. Pusat Komunikasi Publik Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. 2013. Program
KB Nasional Perlu Dukungan Semua Pihak. www.depkes.go.id. Diakses pada tanggal 17
Juni 2017.
2. BKKBN. Evaluasi Program Kependudukan dan KB. Semarang: 2012.
3. Jusuf Hanafiah M, Amri Amir. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan. Edisi ke 4.
Jakarta: Penerbit EGC; 2008. Hal 109.
4. Hartanto, Hanafi. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan;
2004.
5. Handayani, Sri. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihama;
2010.
6. Khasanah, Nur. ASI atau Susu Formula ya?. Yogyakarta: Flashbooks; 2011.
15