Anda di halaman 1dari 14

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jumlah penduduk yang terus bertambah mengakibatkan kebutuhan bahan pangan juga
bertambah. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan protein hewani yaitu dengan
mengonsumsi telur ayam. Telur ayam yang dikonsumsi lebih banyak berasal dari ayam ras
petelur. Telur dipilih sebagai sumber protein hewani karena memiliki kandungan gizi yang
lengkap seperti protein, vitamin, vitamin, dan zat gizi lain yang dapat dikonsumsi masyarakat
secara luas. Harga telur yang lebih murah dibandingkan dengan produk pangan hewani lain
membuat telur semakin unggul di kalangan masyarakat. Hal ini tentu mengakibatkan
kebutuhan telur mengalami peningkatan. Persoalan pemenuhan kebutuhan telur ini
seharusnya menjadi peluang bagi masyarakat untuk mengembangkan usaha di bidang
peternakan ayam petelur. Suatu usaha ayam petelur seharusnya didukung dengan adanya
konsep-konsep dasar dalam membentuk usaha perunggasan. Suatu usaha juga perlu dilakukan
evaluasi kelayakan usaha untuk mengetahui apakah usaha yang disususn sudah layak
dilaksanakan atau tidak.

B. Rencana Usaha

Rencana usaha peternakan ini adalah penyediaan telur yang berasal dari ayam petelur fase
layer yang dipelihara sejak pullet berumur 21 minggu sampai 75 minggu. Jenis ayam petelur
yang dipelihara adalah ayam petelur strain MB 404. Alasan menggunakan Strain MB 404
dikarenakan produktif dan terpercaya, kualitas telur dan warna yang bagus, ukuran telur
medium coklat dengan cangkang keras dan FCR yang bagus. Pakan yang akan digunakan
adalah PAR L I berbentuk tepung untuk ayam umur 21 minggu sampai 75 minggu.
Jumlah ternak unggas MB 402 yang dipelihara adalah 20 ST atau 4000 ekor dengan
pemeliharaan dari umur 21-75 minggu tiap satu kali produksi.

Pemeliharaan menggunakan kandang cage dengan bahan cage dari bambu

Jumlah tenaga kerja yang digunakan yaitu 2 (dua) orang anak kandang yang masing-masing
memelihara 1000 ekor ayam layer.

Rencana usaha ini akan dilaksanakan selama 5 tahun dengan 1 kali produksi selama 13,5
bulan sehingga selama 5 tahun dilakukan 4 kali produksi.

Perkandangan dan tanah merupakan milik sendiri dengan modal usaha berasal dari pinjaman
bank sebesar 30% dengan tingkat suku bunga 2% per bulan dan modal sendiri sebesar 70%.

II. HARGA INPUT & OUTPUT


A. Output

Biaya Operasiona Biaya Tetap


Jenis Biaya Satuan Jumlah Harga Total Penyusutan Biaya 1
Satuan Harga / tahun Periode
Pembuatan
Unit 4 30000000 12000000 10% 12000000
Kandang
Peralatan
Unit 400 80000 32000000 20% 640000
Kandang
Pembuatan
Gudang Unit 1 15000000 15000000 10% 1500000
Pakan
Jumlah Biaya (Rp) 14.140.000

Kebutuhan kandang dan Peralatan Kandang


Nama Barang Kapasitas Jumlah Harga Total Penyusutan Total
(ekor) Satuan Harga /thn (Rp)
(Rp) (Rp)

Tower Air 2 900000 1800000 10% 180000

Selang air 4 100000 400000 30% 120000

Lampu 40 10000 400000 35% 140000

Kabel listrik 20 10000 200000 30% 60000

Timbangan 4 120000 480000 20% 96000

Total/produksi (Rp) 596.000

Harga Total
Jenis Biaya Satuan Jumlah Satuan Harga Biaya 1 Periode
Ayam pullet Ekor 4000 52000 208000000 208.000.000
Ransum Kg 153900 285500 878769000 878.769.000
Vaksin ND Paket 4 21400 85600 85.600
Vitastress Sachet 40 42500 1700000 1.700.000
Desinfektan Unit/bulan 10 192000 1920000 1.920.000
Tenaga kerja Orang/bulan 4x13,5 700000 37800000 37.800.000
Transportasi 1 300000 300000 300.000
Listrik Bulan 13,5 150000 2025000 2.025.000
Egg stimulan Sachet 40 30000 1200000 1.200.000
Jumla Biaya (Rp) 1.131.799.600

Total output 1 kali produksi = 14.140.000 + 596.000 + 1.131.799.600

= 1.146.535.600

B. Input

Harga Input

Yaitu segala sesuatu yang dihasilkan dan dapat dimanfaatkan atau menghasilkan masukan untuk
mengurangi biaya yang digunakan selama proses produksi.

URAIAN JUMLAH HARGA TOTAL


SATUAN
341 butir/ekor x 4000
Jumlah
ekor = 16500 1.406.625.000
Telur
1364000/16=85250 Kg
Feces 7638 karung 500 3.819.000
Ayam Afkir 4000 40000 160.000.000
Total (Rp) 1.570.444.000

III. BIAYA OPERASIONAL

Biaya operasional adalah total biaya yang dikeluarkan untuk membiayai semua kegiatan usaha
atau proses produksi baik secara teknis maupun non teknis selama proses produksi berlangsung.
Biaya operasional disajikan pada tabel berikut

Biaya Operasional Biaya Tetap


Jenis Biaya Satuan Jumlah Harga Total Penyusutan Biaya 1
Satuan Harga / tahun Periode
Pembuatan
Unit 4 30000000 12000000 10% 12000000
Kandang
Peralatan
Unit 400 80000 32000000 20% 640000
Kandang
Pembuatan
Gudang Unit 1 15000000 15000000 10% 1500000
Pakan
Jumlah Biaya (Rp) 14.140.000

Kebutuhan kandang dan Peralatan Kandang


Nama Barang Kapasitas Jumlah Harga Total Penyusutan Total
(ekor) Satuan Harga /thn (Rp)
(Rp) (Rp)

Tower Air 2 900000 1800000 10% 180000

Selang air 4 100000 400000 30% 120000

Lampu 40 10000 400000 35% 140000

Kabel listrik 20 10000 200000 30% 60000

Timbangan 4 120000 480000 20% 96000

Total/produksi (Rp) 596.000

Harga Total
Jenis Biaya Satuan Jumlah Satuan Harga Biaya 1 Periode
Ayam pullet Ekor 4000 52000 208000000 208.000.000
Ransum Kg 153900 285500 878769000 878.769.000
Vaksin ND Paket 4 21400 85600 85.600
Vitastress Sachet 40 42500 1700000 1.700.000
Desinfektan Unit/bulan 10 192000 1920000 1.920.000
Tenaga kerja Orang/bulan 4x13,5 700000 37800000 37.800.000
Transportasi 1 300000 300000 300.000
Listrik Bulan 13,5 150000 2025000 2.025.000
Egg stimulan Sachet 40 30000 1200000 1.200.000
Suku bunga 27% 92.869.384 92.869.384
Jumla Biaya (Rp) 1.224.668.984

Biaya operasional 1 kali produksi = Rp. 14.140.000 + Rp. 596.000 +


Rp. 1.224.668.984

= Rp. 1.239.404.984

Suku Bunga
Pinjaman bank sebesar 30 % dari output= 30% x Rp. 1.146.535.600 =Rp.343.960.680
Selama 13,5 bulan dilakukan 1 kali produksi sehingga dengan tingkat suku bunga 2% per bulan
maka besarnya pembayaran bunga tiap satu kali produksi sebesar:

= 2% x 13,5 bulan x Rp. 343.960.680

= 92.869.384
IV. HASIL USAHA

Rincian Satuan Total Harga (Rp)


A. Biaya Investasi
Biaya tetap 14.140.000
Peralatan kandang 596.000
B. Biaya Operasional
Pakan 1.224.668.984
Sanitasi obat
Tenaga Kerja
Transportasi
dll
Total Output/produksi (Rp) 1.239.404.984

Peminjaman 30% X Output = 30% x Rp. 1.146.535.600 = Rp. 343.960.680

Suku bunga / produksi = 2% x 13,5 bulan x Rp. 343.960.680

= Rp. 92.869.384

Keuntungan kotor = Input - Output

= Rp. 1.570.444.000– Rp. 1.239.404.984

= Rp. 331.039.016

Keuntungan bersih = Keuntungan kotor – Suku Bunga

= Rp. 331.039.016– Rp. 92.869.384

= Rp. 238.169.632

Pelaksanaan usaha selama 5 tahun, tiap 13,5 bulan memproduksi 1 kali, sehingga jumlah
produksi selama 5 tahun adalah 5 tahun : 13,5 bulan = 4 kali Produksi.

Pendapatan selama 5 tahun = 4 kali x Rp. 1.570.444.000= Rp. 6.281.776.000

Keuntungan bersih 5 tahun = Pendapatan – Peminjaman Bank

= Rp. 6.281.776.000–Rp.371.477.536

= Rp5.910.298.464
V. EVALUASI USAHA

A. Kriteria Discounted

Kriteria Discounted mengacu pada apa yang akan diperoleh dikemudian hari dan berapa nilainya
sekarang.

1. Benefit per Cost


Kelayakan usaha ini didasarkan pada keuntungan dan biaya dengan ukuran tingkat suku bunga
yang berlaku. Bila nilai B/C bernilai > 1 maka usaha layak untuk diteruskan. Bila B/C ratio
bernilai = 1 maka akan tercapai break event point artinya usaha layak untuk dapat diteruskan
atau tidak diteruskan. Tetapi B/C ratio bernilai < 1 maka usaha tidak layak untuk diteruskan,
karena hanya akan mendatangkan kerugian.
Rumus B/C ratio = Keuntungan/ Total Biaya dengan tingkat suku bunga

= Rp. 238.169.632/ 1.239.404.984

= 0,19
Berdasarkan perhitungan B/C ratio, diketahui bahwa nilai B/C ratio < 1 sehingga dapat
disimpulkan bahwa disarankan rencana usaha ini ditolak.

2. Profit Rate
Profit rate adalah keuntungan absolut yang diperoleh dari selisih total penerimaan (Revenue)
dengan total Cost. Bila nilai yang diperoleh positif maka investasi diteruskan, sedangkan bila
negatif maka investasi ditolak.

∏ = TR – TC

= Rp. 1.570.444.000– Rp. 1.239.404.984

= Rp. 331.039.016

Berdasarkan perhitungan Profit rate dihasilkan nilai positif (+) sehingga investasi DITERIMA.

B. Kriteria Undisconted

1. Margin Efficiyency Capital (MEC)

Margin Efficiyency Capital (MEC) merupakan perbandingan antara keuntungan yang diharapkan
dengan tingkat bunga yang berlaku. Berdasarkan data maka MEC dapat dihitung sebagai berikut:

%Keuntungan = (Rp. 331.039.016/ Rp. 1.239.404.984) × 100 %

= 26,71%

%Tingkat bunga/produksi = 2% X 13,5 bulan = 27%

MEC = %keuntungan/%tingkat suku bunga

= 26,71%/ 27% = 0,99


Dari perhitungan dapat diketahui nilai MEC < 1, maka investasi TIDAK dapat diteruskan.

2. Ranking by Infestion

Ranking by Infestion merupakan selisih antara keuntungan kotor dengan biaya operasional dan
biaya pemeliharaan. Berdasarkan data diatas maka Ranking by Infestion (RBI) dapat diketahui
sebagai berikut:

RBI = Rp. 331.039.016– Rp. 1.239.404.984

= -Rp. 908.365.968

3. Pay Back Periode

Pay Back Periode merupakan waktu pelunasan investasi oleh net benefit per periode produksi.
Berdasarkan data diatas maka. Diketahui besarnya Pay Back Periode adalah = Peminjaman
bank/penghasilan bersih

= Rp. 92.869.384/Rp.238.169.632

= 0,39

Berdasarkan hasil tersebut maka dapat diketahui bahwa Pay Back Periode untuk pelunasan
investasi oleh net benefit adalah 0,39 kali produksi atau 5,3 bulan usaha, sehingga bila jangka
waktu usaha 5 tahun belum dapat melunasi seluruh pinjaman bank.

4. Penerimaan Impas (Break Even Point)

Suatu alat pengukur usaha dimana pada suatu titik waktu tertentu terdapat keseimbangan antara
biaya usaha keseluruhan dengan penerimaan usaha.

Diketahui C = Rp. 14.736.000

I = Rp. 59.543

V = Rp. 30.617
PI = C : (1-V/I)

= Rp. 14.736.000/ (1 –( Rp. 30.617/Rp. 59.543)


= Rp. 14.736.000/ (1 – 0,51)
= Rp. 14.736.000/0,49
= Rp. 3.007.347
Jadi total penerimaan yang harus diperoleh sampai mencapai titik impas adalah Rp. Rp.
3.007.347

Secara teknis :
a. Feed gain ratio/feed egg ratio

Adalah jumlah ransum yang dikonsumsi mulai sampai ayam diafkir dari suatu flock dibagi
dengan jumlah telur yang dihasilkan

Konsumsi ransum = konsumsi ransum/produksi telur

= 153900 kg / 85250 kg

=1,81

b. Biaya makan per kg ayam/itik/telur

Adalah besarnya FER dikali harga ransum

= 1,81 x Rp. 5710

= Rp. 10336

c. Biaya produksi per kg ayam/telur

Biaya ransum merupakan 70% biaya produksi telur

Biaya produksi per 1 kg telur = 100/70 x Rp. 10336

= Rp. 14.766
VI. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil asumsi dan perhitungan analisis usaha, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Analisis berdasarkan kriteria Discounted diperoleh nilai B/C ratio < 1 sehingga dapat
disimpulkan bahwa usaha ini tidak layak untuk diteruskan karena hanya akan mendatangkan
kerugian sedangkan Profit rate dihasilkan nilai positif (+) sehingga investasi diterima.
2. Analisis berdasarkan kriteria Undiscounted diperoleh diketahui nilai MEC < 1, maka investasi
TIDAK dapat diteruskan, nilai Ranking by Infestion negatif artinya investasi tidak diterima,
Pay Back Periode untuk pelunasan investasi oleh net benefit adalah 0,39 kali produksi atau
5,3 bulan usaha, Break Even Point atau penerimaan yang harus diperoleh sampai mencapai
titik impas adalah Rp. 3.007.347.
3. Berdasarkan hasil analisis kelayakan usaha baik pada kriteria Discounted maupun
Undiscounted maka apabila usaha ini mengandalkan 30% modal pada pinjaman di bank
dengan bunga 2% per bulan maka usaha tidak layak diteruskan. Namun apabila tidak
memperhitungkan tingka bunga atau modal sendiri maka usaha ini layak diteruskan karena
cukup menguntungkan.

Anda mungkin juga menyukai