Etka Kedokteran Kuliah 1
Etka Kedokteran Kuliah 1
HUKUM KESEHATAN
Hukum adalah peraturan perundangan, seperti yang terdapat dalam hukkum pidana,
hukum perdata, hukum tata negara dan hukum administrasi negara. Dalam proses penegakan
hukum, peran ilmu dan bantuan dokter diperlukan oleh jajaran penegak hukum yang dikenal
sebagai ilmu kedokteran forensik yaitu cabang ilmu kedokteran yang sejak awal berkembangnya
telah mendekatkan disiplin ilmu kedokteran dan ilmu hukum.
Sebaliknya, dalam perkembangan dan peningkatan upaya pemeliharaan dan pelayanan
kesehatan diperlukan pula pengetahuan dan aturan hukum yang kemudian dikenal sebagai hukum
kesehatan. Pada saat ini ada hukum kesehatan, berupa Undang-Undang Kesehatan (1992) dan
Undang-Undang Praktik Kedokteran (2004) yaitu aturan hukum atau ketentuan hukum yang
mengatur tentang pelayanan kedokteran/kesehatan.
Hukum kesehatan menurut Anggaran Dasar Perhimpunan Hukum Kesehatan Indonesia
(PERHUKI) adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan
/pelayanan kesehatan dan penerapan hak dan kewajiban baik bagi perseorangan maupun
segenap lapisan masyarakat, baik sebagai penerima pelayanan kesehatan maupun sebagai pihak
penyelenggara pelayanan kesehatan dalam segala aspek, organisasi, sarana, pedoman standar
pelayanan medik, ilmu pengetahuan kesehatan dan hukum, serta sumber-sumber hukum lain.
Hukum kedokteran merupakan bagian dari hukum kesehatan yaitu yang menyangkut pelyanan
kedokteran.
Beberapa persamaan etik dan hukum ;
1. Merupakan alat untuk mengatur tertibnya hidup bermasyarakat.
2. Obyeknya adalah tingkah laku manusia
3. Mengandung hak dan kewajiban anggota masyarakat agar tidak saling merugikan
4. menggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi
5. Sumbernya adalah hasil pemikiran para pakar dan pengalaman para anggota
senior.
Perbedaan etik dan hukum :
1. Etik berlaku untuk lingkunga profesi, hukum berlaku untuk umum
2. Etik disusun berdasarkan kesepakatan anggota profesi, hukum disusun oleh badan
pemerintah
3. Etik tidak seluruhnya tertulis, hukum tercantum secara rinci dalam kitab undang-
undang dan lembaran/berita negara.
4. Sanksi terhadap pelanggaran etik berupan tuntunan, sedangkan pelanggaran
hukum berupa tuntutan
5. Penyelesaian pelanggaran etik tidak selalu disertai bukti fisik, pelanggaran hukum
memerlukan bukti fisik
6. Pelangggaraan etik diselesaikan oleh Majelis Kehormatan Disiplin kedokteran
Indonesia (MKDKI) yang dibentuk oleh konsil kedokteran Indonesia dan atau oleh
Majelis kehormatan Etika Kedoktera (MKEK) yang dibentuk oleh Ikatan Dokter
Indonesia (IDI) sedangkan pelanggaran hukum diselesaikan oleh pengadilan.