09e00109 PDF
09e00109 PDF
SENOVANDY A. L. TOBING
NIM. 040422032
Oleh :
Senovandy A L.Tobing
NIM. 040422032
Disetujui Oleh
Pembimbing
Ir.PANUSUR SML.TOBING
NIP : 130 538 365
Diketahui Oleh
Ketua Departemen Teknik Elektro
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya memberikan pengetahuan dan kesempatan kepada penulis sehingga
mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Tugas Akhir ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program
Pendidikan Sarjana Ekstension Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara, dan pada kesempatan ini penulis memilih judul “ Penentuan Temperatur
Akhir Trafo Distribusi Dengan Percobaan Hubung Singkat ”.
Dalam pembuatan Tugas Akhir ini, penulis telah mendapatkan banyak bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, baik material, spritural dan informasi. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir.Nasrul Abdi, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Elektro Universitas
Sumatera Utara.
2. Bapak Rahmad Fauzi, ST,MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Elektro Universitas
Sumatera Utara.
3. Bapak Ir. Panusur SML Tobing selaku Dosen Pembimbing
4. Bapak Soeharwinto, ST, MT selaku Dosen Wali
5. Bapak dan Ibu Staf Pengajar serta pegawai Administrasi Departemen Teknik Elektro
Universitas Sumatera Utara.
6. Orang tua, Kakak, Abang Penulis
7. Rekan-rekan dan Krabat yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun tulisan ini.
Senovandy A L.T
Sebagaimana kita ketahui, bahwa setiap instalasi PLN dan Industri sangat
membutuhkan transformator sebagai alat untuk mengubah tegangan rendah menjadi tegangan
tinggi ataupun sebaliknya tegangan tinggi menjadi tegangan rendah. Panjangnya jaringan
listrik PLN sudah barang tentu memerlukan banyak transformator dan peralatan lainnya
dalam mendistribusikan tenaga listrik untuk melayani konsumen, oleh karena itu kita harus
Umumnya untuk transformator kecil sampai 30 kVA persoalan panas tidak menjadi
berat, dan pingiran-pinggiran bak dapat dibuat secara licin. Untuk transformator -
trnasformator yang lebih besar , pinggiran bak perlu diberi bentuk bergelombang, sehingga
luas pendinginan menjadi lebih besar. Dalam transformator ada dua bagian yang secara aktif
“membangkitkan” panas, yaitu : besi (inti) dan tembaga (kumparan). Panas – panas itu
bilamana tidak disalurkan atau diadakan pendinginan, akan menyebabkan bahwa besi ataupun
tembaga itu mencapai suatu suhu yang terlampau tinggi, sehingga bahan – bahan isolasi akan
menjadi rusak. Untuk hal ini kebanyakan dilakukan dengan memasukkan inti dan kumparan
kedalam minyak.
Minyak transformator didalam bak transformator tidak mempunyai suhu yang sama,
akan tetapi di sebelah bawah adalah yang terdingin, sedangkan suhu tertinggi disekitar sisi
atas dari kumparan tembaga. Sebuah transformator, setelah dibebankan, tidak akan
memperoleh suhu akhirnya, akan tetapi suhu itu akan dicapainya setelah beberapa waktu
lampau.
Dalam tugas akhir ini penulis akan membahas penentuan temperature akhir dari trafo
PENDAHULUAN
memindahkan dan mengubah energi listrik bolak-balik dari rangkaian satu kerangkaian lain
melalui kinerja satu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.
Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat dari besi berlapis,
dan dua buah kumparan yaitu primer dan sekunder. Kedua kumparan ini tidak terhubung
bersama yang terdapat dalam inti. Dalam transformator ada dua bagian yang secara aktif
“membangkitkan” panas, yaitu : besi (inti) dan tembaga (kumparan). Panas – panas itu
bilamana tidak disalurkan atau diadakan pendinginan, akan menyebabkan bahwa besi ataupun
tembaga itu mencapai suatu suhu yang terlampau tinggi, sehingga bahan – bahan isolasi akan
menjadi rusak. Untuk hal ini kebanyakan dilakukan dengan memasukkan inti dan kumparan
kedalam minyak.
terutama mencegah kerusakan trafo itu sendiri. Untuk menentukan suatu system pendingin
data temperature batas akhir sangat diperlukan. Pada prinsipnya kumparan pada trafo ada dua
yaitu kumparan primer dan sekunder. Jika ada kumparan ketiga disebut dengan kumparan
tersier Dengan tahanan (Ohm) berubah dan berbanding lurus dengan temperature maka batas
akhir temperature transformator distribusi dapat ditentukan untuk mencegah dan mengurangi
Mengingat luasnya pembahasan dalam tugas akhir ini , maka untuk mendapatkan hasil
tulisan yang maksimal penulis perlu membatasi masalah yang dibahas. Adadapun batasan
1. Penulis hanya membahas penentuan temperatur akhir dari trafo distribusi dengan
1. Studi literature : merupakan studi kepustakaan dan kajian dari buku-buku teks
pendukung.
2. Studi bimbingan : diskusi dan konsultasi berupa tanya jawab dengan dosen
pembimbing yang telah ditunjuk oleh pihak Departemen Teknik Elektro USU
berlangsung.
3. Studi penelitian, merupakan studi untuk memperoleh data dari hasil percobaan.
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II TEORI
Bab ini akan menjelaskan teori transformator secara umum, prinsip kerja,
Rangkaian pengujian.
Bab ini berisikan tentang prosedur pengujian, data hasil pengujian dan
analisa data.
TEORI
II.1.Umum
Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan
energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolak-balik dari satu level ke
level tegangan yang lain melalui kinerja satu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip
induksi elektromagnetik.
Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat dari besi berlapis,
dan dua buah kumparan yaitu kumparan perimer dan kumparan sekunder. Kedua kumparan
ini tidak terhubung secara langsung. Satu-satunya hubungan antara kedua kumparan adalah
fluks magnetic bersama yang terdapat dalam inti. Salah satu dari kedua kumparan
transformator tadi dihubungkan ke sumber daya listrik bolak-balik dan kumparan kedua (serta
ketiga jika ada) akan mensuplai daya ke beban. Kumparan transformator yang terhubung
kesumber daya dinamakan kumparan primer sedangkan yang terhubung ke beban dinamakan
Pemakaian transformator pada tenaga listrik adalah yang tidak bisa dihindarkan.
Transformator yang sangat sederhana dan handal itu merupakan salah satu sebab penting
bahwa arus bolak-balik sangat banyak dipergunakan untuk pembangkitan dan penyaluran
tenaga listrik. Pada penyaluran tenaga listrik terjadi kerugian sebesar I2R watt, kerugian ini
akan banyak berkurang apabila tegangan dinaikkan. Dengan demikian saluran-saluran tenaga
dengan 500.000 volt. Hal ini dilakukan terutama untuk mengurangi kerugian energi yang
terjadi. Dan menaikkan tegangan listrik di pusat listrik dari tegangan generator yang biasanya
berkisar antara 6-20 kv pada awal saluran transmisi, dan menurukannya pada ujung saluran
tenaga. Disamping itu ada jenis – jenis transformator lain yang banyak dipergunakan, dan
yang pada umumnya merupakan transformator yang jauh lebih kecil.Misalnya transformator
yang dipakai dirumah tangga, yang dipakai pada lampu TL, pesawat radio, televise dan
untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik
lainnya, dengan frekuensi yang sama dan perbandingan transformasi tertentu melalui suatu
perbandingan tegangan antara sisi primer dan sisi sekunder berbanding lurus dengan
arusnya.
Fungsi transformator pada sistem tenaga listrik adalah hal yang tidak bisa dihindarkan.
Prinsip kerja trnasformator adalah transformator terdiri atas dua kumparan (primer
dan sekunder ) yang bersifat induktif, yang terpisah secara elektris namun berhubungan secara
magnetis melalui jalur yang memiliki reluktansi rendah. Apabila kumparan primer
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak – balik, karena kumparan tersebut membentuk
jaringan tertutup mengalirlah arus primer, maka fluks bolak – balik muncul dalam inti (core)
yang dilaminasi..Akibat adanya fluks dikumparan primer, maka di kumparan primer terjadi
induksi (self induction) dan terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena pengaruh
induksi dari kumparan primer ( Mutual induction) yang menyebabkan timbulnya fluks magnet
di kumparan sekunder, serta arus sekunder jika rangkaian sekunder dibebani, sehingga energi
Tujuan utama menggunakan inti (core) pada transformator adalah untuk mengurangi
Sesuai dengan hokum Faraday maka ggl yang dihasilkan pada kumparan primer :
dθ
e1 = − N 1
dt
d (θ max sin ω t )
e1 = − N 1
dt
e1 = − N 1ωθ max cos ω t ( tertinggal 90 o dari θ (1)
N 1 2τ f θ max
E1 = = 4 , 44 N 1 f θ max (2)
2
dθ
e2 = − N 2
dt
e 2 = − N 2 ωθ max cos ω t (3)
E2 = 4,44 N 2 fθ max
(4)
Karena kedua lilitan dipotong oleh fluksi yang sama, maka ggl yang diinduksikan
dalam setiap lilit dari kedua lilitannya adalah sama. Maka tegangan setiap lilit dalam kedua
E1 N1
=
E2 N 2 (5)
E1 V1 N1
= = =1/ a
E2 V2 N2 (6)
Dengan melihat pers.3, maka E1 dalam pers.2 sama dengan nilai rms V1 dari tegangan
yang dikenakan.Maka,
V1
θmaks =
4,44 fN1 (7)
3.1. Inti
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, yang ditimbulkan oleh arus listrik
yang melalui kumparan. Dibuat dari lempeng-lempengan besi tipis berisolasi, untuk
mengurangi panas ( sebagai rugi-rugi besi ) yang ditimbulkan oleh “eddy current”.
Dalam bentuk tipe transformator konstruksi intinya terbuat dari besi yang berupa
laminasi-laminasi. Menurut konstruksi intinya, maka ada dua jenis transformator yaitu :
Memiliki lilitan yang mengelilingi inti besi yang terlaminasi. Dalam tipe ini terlihat
bahwa lilitan primer mengelilingi satu kaki inti, sedangkan lilitan sekunder
diisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain dengan isolasi padat seperti
Umumnya pada trafo terdapat kumparan primer dan sekunder. Bila kumparan primer
dihubungkan dengan tegangan / arus bolak-balik maka pada kumparan tersebut timbul fluksi
yang menginduksikan tegangan, bila pada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian beban)
a. Jenis Kosentris
Yaitu susunan pada primer dan sekunder berupa silindris yang dibatasi berupa vernis
atau kertas pelindung lain yang mengikuti bentuk silindris dan umumnya belitan
b. Jenis Berlapis
bagian lainnya. Bahan isolasi akan berubah sifat karena kenaikan temperatur. Maka dengan
itu bahan – bahan isolasi yang dipergunakan untuk mengisolasi belitan memenuhi persyaratan
A Ao E B F H
atas ( 0C )
Disamping itu, suhu-suhu lebih itu tidak pula boleh merusak isolasi ataupun sifat-sifat
3.3. Tangki
Pada umumnya bagian-bagian trafo yang terendam minyak trafo berada (ditempatkan)
dalam tangki. Untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan
konservator.
3.4. Bushing
Hubungan antara kumparan trafo ke jaringan luar melalui sebuah bushing yaitu sebuah
konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara
3.5. Minyak
Minyak transformator mempunyai fungsi gandengan yaitu sebagai bahan isolasi dan
sebagai bahan pendingin transformator. Sebagai bahan isolasi, minyak akan mengisi ruang
antara kumparan primer dan kumparan sekunder, sehingga tidak timbul breakdown antar
kumparan tersebut. Sebagai bahan pendingin, minyak dipilih karena minyak dapat
merendam kumparan-kumparan dan inti besi transformator. Untuk itu minyak trafo harus
¾ Penyalur panas yang baik, berat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel
¾ Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat membahayakan.
Dalam inti transformator, tidak seluruh fliks ( φ ) yang dihasilkan oleh arus
ekivalen ) yang dipakai untuk menganalisa kerja transformator, adanya fluks bocor φ 1 dan φ 2
ditunjukkan sebagai reaktansi X1 dan X2. Sedangkan rugi tahanan ditunjukkan r1 dan r2.
Dengan demikian model rangkain dapat dituliskan seperti pada gambar berikut :
I1 I2'
R1 X1 IO R2 X2 I2
Iu IM
V1 RO XO E1 E2 V2
ZL
N1 N2
θ
I1
Iu
I 1r 1 IO
I2 IM
E1 E2
I1 X 1 θ V2 I 2X 2
I2 I2 r 2
V1
V1 = E1 + I 1 R1 + I 1 X 1 (8)
E 2 = V2 + I 2 R2 + I 2 X 2 (9)
E1 / E 2 = N 1 / N 2 = a atau E1 = aE 2
hingga,
E1 = a (I 2 Z L + I 2 R2 + I 2 X 2 ) (10)
Karena,
'
I 2 / I 2 = N 2 / N1 = 1 / a atau I 2 = aI 2'
maka
dan
dinyatakan dalam harga rangkaian primer, harganya perlu dikalikan dengan faktor a 2 .
Rugi yang disebabkan arus beban yang mengalir pada kawat tembaga, dapat ditulis :
PCu = I 2 .R (13)
Karena arus beban berubah – ubah rugi tembaga juga tidak konstan. Atau rugi tembaga juga
Rugi tembaga adalah rugi yang terjadi pada kumparan trafo baik pada sisi primer maupun sisi
sekunder. Disebut rugi tembaga karena pada umumnya kumparan dibebani. Besarnya rugi
tembaga I2R.
Jadi rugi tembaga berbanding lurus dengan kuadrat arus (KVA)2. Dengan kata lain, rugi
tembaga pada ½ beban penuh adalah ¼ dari rugi tembaga saat beban penuh. Nilai rugi-rugi
tembaga dapat dicari dari percobaan hubung singkat. Rugi tembaga ini juga mengakibatkan
panas.
Rugi histeresis, yaitu rugi yang disebabkan fluks bolak-balik pada inti besi, yang
Kh = Konsatnta
Dalam trnasformator, inti besi ditempatkan dalam medan magnet yang arahnya terus-
menerus bolak-balik.Intensitas magnetic H baik dari n φ sampai maksimum yang sama tapi
arahnya terbalik, turun lagi ke nol dan terus-menerus siklus ini terjadi secara berulang-ulang.
Akibat Hysterisis adalah panas yang ditimbulkan dalam benda – benda feromagnetik yang
mengalami jerat Hysterisis. Panas ini akibat semacam gesekan didalam daerah magnetik
arahnya dibalik. Panas yang ditimbulkan persatuan volume pada tiap siklus berbanding lurus
Rugi ‘arus eddy’ yaitu rugi yang disebabkan arus pusar pada inti besi, yang
Rugi arus eddy terjadi pada bahan penghantar yang diletakkan dalam medan yang
berubah-ubah. Besarnya tergantung dari sifat bahan material, ukurannya dan juga frekuensi
dalam inti. Inti dari besi juga bersifat menghantar dan tipa irisan, misalnya: orisan A-A dapat
diumpamakan sebagai sejumlah sirkuit tertutup yang menghantar, yang satu dalam lainnya.
Fluksi melalui sirkulasi arus pusar dalam seluruh volume inti tersebut. Arus pusar ini
merugikan karena mengakibatkan energi terbuang sia-sia dalam bentuk panas dan sesuai
hokum Lentz. Arus eddy cenderung melawan perubahan fluks yang menyebabkannya.
Untuk mengurangi, inti trafo dibuat berlapis (terdiri dari lembaran besi tipis). Daya
hambat listrik antara lapisan ( yang diisolasi satu sama lain ) membuat arus eddy terkurung
II.6.Sistem Pendingin
Pada inti besi dan kumparan akan timbul panas akibat rugi-rugi besi dan rugi-rugi
tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang berlebihan akan merusak
sistem isolasi yang terdapat pada transformator. Sehingga diperlukan suatu sistem pendingin
untuk mengurangi kenaikan suhu yang berlebihan tersebut. Media yang digunakan dapat
AN : Pendingin alam (natural cooling) oleh sirkulasi udara tanpa alat-alat khusus. Inti dan
kumparan trafo terbuka, tanpa minyak. Sistem pendingin ini digunakan untuk trafo-
AB : Pendinginan oleh air (air blast) langsung yang dihasilkan oleh fan (kipas angin).
Panas yang ditimbulkan oleh pada inti dan kumparan diteruskan melalui minyak
kedinding trafo yang kemudian didinginkan oleh udara luar sekitarnya. Keuntungan
dengan cara seperti ini adalah bahwa kotoran-kotoran (debu) semua uap air tidak
masuk pada inti dan kumparan maupun minyak trafo. Sistem ini digunakan untuk
OB : Sistem ini sama dengan hembusan system ON yang dilengkapi dengan hembusan
radiator menggunakan satu cara. Pada system ini tidak ada fan.
OFB : Adalah system OFN yang dilengkapi hembusan angin dari fan. Digunakan untuk
e. Dinding luar radiator didinginkan oleh sirkulasi air sebagai pengganti fan.
Sistem campuran : Adalah gabungan dari beberapa system pendinginan. Misalnya ON/OB;
dengan cara paksaan /tekanan. Pada cara alamiah, pengaliran terjadi sebagai akibat adanya
perbedaan suhu medis, dan untuk mempercepat perpindahan panas dari media tersebut ke
udara luar diperlukan bidang perpindahan panas yang lebih luas antara media dengan cara
yang lebih cepat lagi, cara alamiah tersebut dapat dilengkapi dengan peralatan untuk
mempercepat sirkulasi media pendingin dengan pompa-pompa sirkulasi minyak, udara dan
air.
II.7.Temperatur Transformator
Pemanasan yang terjadi pada sebuah transformator adalah berasal dari rugi-rugi besi
dan tembaga. Panas yang menyebabkan pertambahan temperatur transformator, panas ini
sekeliling.Kenaikan temperatur akan terus berlanjut jika panas yang diterima tidak sebanding
suhu yang sama, akan tetapi di sebelah bawah adalah yang terdingin, sedangkan suhu tertinggi
mengalami suhu akhirnya, dan suhu itu akan dicapainya setelah beberapa waktu lampau.
Suhu lebih pada lilitan pada umumnya ditentukan dengan pengukuran – pengukuran
R p − Rd
θ= (235 0 C + t d ) + t d − t m (17)
Rd
Dimana :
o
θ = Suhu lebih rata – rata lilitan C
o
td = Suhu dari lilitan dalam keadaan dingin C
o
tm = Suhu dari minyak transformator C
Rd = Tahanan dari lilitan dalam keadaan dingin pada suhu td
Rp = Tahanan dari lilitan dalam keadaan panas
Pada transformator – transformator minyak suhu td dianggap sama dengan suhu minyak
lapisan atas sewaktu dingin. Transformator harus sekurang-kurangnya 8 jam tidak bekerja.
pengukuran arus searah dengan jembatan biasa. Pengukuran tahanan panas Rp dialakukan
Oleh karena hal ini akan memerlukan waktu, maka suhu akan sebentar menurun, sehingga
nilai Rp hanya dapat diperoleh dengan ekstrapolasi.
R
RP
Δ R1
Δ R 1
ΔR 2 ΔR2
ΔR3 Δ R 3
Δ T Δ T Δ T Δ T
w a k tu
Batas untuk sebuah temperatur sebuah transformator tidak bisa dipungkiri dengan
menentukan material-material yang digunakan pabrik untuk sebagai isolasi. Sejak itu sebagian
besar untuk isolasi yang digunakan dalam kumparan adalah material organis dan material
serbuk dalam alam, seperti kertas kraf, kertas manila, pressboard, dan lain sebagainya. NEMA
maksimum dari kumparan untuk bermacam-macam isolasi dibagi dalam tingkatan kelas-kelas
adalah sbb :
1 2 3 4 5
Suhu-tetap
tertinggi di
Nr Klas Bahan Isolasi Pengolahan
tempat
terpanas
Direndam/diolah dengan
Bahan-bahan organis seperti
silikon-silikon, yang diolah
6 F asbest, bahan-gelas, bahan- 155 0C
dengan bahan-bahan buatan
bahan mineral serupa
organis
Direndam/diolah dengan
7 H 180 0C
silikon-silikon murni.
8 C kwartz, dan bahan-bahan Tidak direndam atau diolah oleh tahanan isolasi
temperatur ambient dan kenaikan temperatur, ini nyata bahwa temperatur ambient sangat
besar menentukan beban yang layak dibawah perbaikan. Tempertur ambien adalah merupakan
temperatur ambient dapat diukur seperti pada ambient dapat digunakan dalam penentuan dari
Rata-rata temperatur ambient untuk sampul dari waktu tidak melebihi 24 jam dengan
temperatur maksimum tidak lebih dari 10 C terbesar dan rata-ratanya untuk udara dan 5 C
untuk air. Tabel dibawah akan menunjukkan peningkatan dan penurunan dalam batas beban
untuk lainnya dan kira-kira mengeluarkan ambient 30 C untuk udara dan 25 C untuk air.
Secara umum metode ini adalah sebagai berikut : Suatu kumparan dari
transformator yang dihubung singkat dan tegangan digunakan pada kumparan lain. Nilai daya
masukan adalah sama dengan total rugi-rugi beban penuh dari transformator sampai
temperatur sesuai untuk melanjutkan beban penuh, yang merupakan kebutuhan utama dari
semua untuk mengukur rugi-rugi besi dan tembaga. Pengukuran diambil dengan temperatur
ambient transformator. Sebelum pengujian dihitung juga arus untuk menghindari kelebihan
• Akhir pengujian
rugi..besi
Arus Normal x 1 + (19)
rugi..tembaga.. panas
Umumnya terlihat pengujian ini harus sesuai ketika perbandingan rugi tembaga libih tinggi
daripada rugi besi, dan sebaliknya ketidaksamaan dibutuhkan ketika hubungan transformator
mempunyai rugi-rugi besi tinggi secara relative. Pengujian ekivalen tidak dipakai ketika ratio
dari rugi tembaga dan rugi besi adalah tidak sebanyak dua berbanding satu. Untuk
perbandingan ratio bawah menyebutkan rangkaian terbuka ( open circuit ) lebih baik.
Supply terminal S u pp ly te rm in al
A
A
W W
V
V
A1 A2 A B C
Tegangan tinggi T eg an ga n ting gi
kumparan tegangan tinggi dihubungkan ke suplai satu phasa dengan terhubung ammeter,
voltmeter, dan wattmeter dalam rangkaian.Seperti pada gambar a , arus dalam kumparan
tegangan tinggi biasanya sampai daya masukan adalah sama dengan penjumlahan dari rugi-
rugi tembaga panas dan rugi-rugi besi. Arus lebih adalah kelebihan dalam arus beban penuh,
dan tegangan silang phasa adalah tertinggi dimana tegangan impedansi dalam urutan
Transformator 3 Phasa, Pada gambar b diatas terlihat transformator yang siap untuk
dihubungkan pada tegangan rendah suplai 3 (tiga) phasa, dan kumparan tegangan rendah
dihunbung singkat. Hubungan disuplai phasa A dan C dan bermacam –macam alat terhubung
saklar dua kutub digunakan untuk menutup dan membuka tiap phasa yang sesuai
hubungannya. Ammeter, wattmeter coil arus dihubung seri pada phasa, voltmeter dan
wattmeter coil tegangan dihubungkan diantara phasa sama dan phasa B. Suplai tiga phasa
saklar adalah tertutup dan saklar dua kutup tertutup di phasa A, hubungan A dibuka.Tegangan
suplai dimasukkan sampai arus yang terbaca oleh ammeter adalah sedikit kelebihan dalam
ditutup dan saklar dua kutub diubah ke phasa C, hubungan dalam phasa dibuka pembacaan
wattmeter dicatat lagi. Proses ini dilakukan sampai berulang-ulang, secara aljabar
penjumlahan dari dua wattmeter yang dibaca adalah sama dengan penjumlahan dari rugi-rugi
V V
LV LV
LV
A HV A HV
HV
Transformator Transform ator
A A
Auxiliary
Transformer
LV LV
V V
HV LV
c b a LV
Auxliary
Transformator a b c Transformator a b c Transformator
B B
HV
HV
LV
A
A
HV
HV
c b a
Transformator c b a Transformator
A A
LV
LV
Dalam pengujian back to back ini, transformator dibangkitkan tegangan normal dan
Transformator 1Phasa, Seperti pada gambar a. diatas metode ini dihubungkan dari
transformator satu phasa. Transformator (memerlukan dua inisial ) tempatnya tidak kurang
dari 1 m tersendiri dengan sisi tegangan tinggi berdekatan. Kumparan tegangan tinggi
dihubungkan kesuplai kumparan satu phasa, yang lainnya dihubungkan parallel. Tetapi
kumparan tegangan rendah auxiliary transformator salah satu dari sumber yang pantas
satu suplainya tersendiri seperti pada gambar atau ditempat parallel melewati yang lain
tegangan rendah dalam hubungan parallel dan suplai tegangan ke kumparan tegangan tinggi
dari auxiliary transformator sampai ke ammeter dalam pengukuran tegangan tinggi dari
transformator dibawah pengujian dibaca dan arus normal beban penuh. Jika tahanan berubah-
ubah terhubung digunakan auxiliary transformator, resistannya adalah biasa sampai ammeter
dalam pengujian tegangan tinggi dari transformator dibawah pengujian menunjukkan keadaan
Seabagai catatan dalam metode ini tanpa wattmeter digunakan, sebenarnya dalam
kondisi beban penuh. Exitasi normal dan arus beban penuh yang dibenarkan dan rugi-rugi
tembaga serta rugi-rugi besi, oleh karena itu tidak membutuhkan pengukuran selama
pengujian di metode ini. Mesin mensuplai kumparan tegangan rendah dan hubungan parallel
harus mampu memberikan keadaan normal tegangan rendah, tegangan dari transformator
setelah pengujian dan dua kali tanpa arus beban yang merupakan suplai rangkaian rugi-rugi
besi.
Kumparan tegangan dari auxiliary transformator harus munsupali dua kali tegangan
impedansi dari transformator setelah pengujian. Keadaan normal tegangan rendah arus beban
penuh dan ketika metode seperti gambar diatas digunakan, mesin mensuplai auxiliary
transformator harus mampu memberikan tegangan sama ke ratio transformasi dari auxiliary
transformator setelah pengujian. Arus sama pada tegangan rendah dari transformator setelah
pengujian dibagi dengan ratio transformasi dari auxiliary transformator. Rangkaian ini
S u p p ly te r m in a l
3 p h a s a
V V
T e g a n g a n tin g g i
T e g a n g a n re n d a h
S u p p ly te r m in a l
1 p h a s a
Metode pengujian ini, terhubung delta/delta dapat dipakai pada satu sampai tiga phasa
transformator dimana satu phasa dapat dihubungkan dengan kelompok tiga phasa.
Ganbar c memperlihatkan dengan diagram sering kali dikerjakan. Kumparan tegangan rendah
dihubungkan dalam delta tertutup, disuplai dari sumber tiga phasa. Kumparan tegangan tinggi
dihubungkan dalam delta terbuka dan dihubungkan ammeter. Voltmeter dihubungkan diantara
phasa rangkaian tegangan rendah. Tegangan tiga phasa dengan frekuensi sebenarnya
digunakan untuk kumparan tegangan rendah dan biasa sampai sama dengan keadaan normal
hubungan dibuat jika kebutuhan tegangan dan arus wajib setelah pengujian untuk bermacam-
macam keadaan normal antara phasa dihubung dan memberikan tabel sebagai berikut :
dibandingkan dengan rugi rugi tembaga ketika ratio dari rugi tembaga ke rugi besi adalah
turun, secara umumnya tak mungkin mengadakan pengujian kenaikan temperatur dengan
metode hubung singkat. Daya masukan dalam metode ini wajib mengharuskan arus dalam
kumparan setelah sisi transformator disuplai jadi terlalu banyak kepadatan arus tinggi di
daerah tersebut. Dalam kasus ini mungkin pada pengujian transformator rangkaian terbuka
rugi-rugi normal tidak teratur dalam rangkaian besi. Jika disuplai sebuah frekuensi sekali
batas keadaan normal frekuensi dari transformator dapat dihindarkan. Sebuah kondisi
mungkin didapat untuk total rugi-rugi yang tidak teratur sebuah pengujian tegangan dan arus
diperoleh dilingkungan normal batas tegangan dan arus dari transformator. Bagaimanapun,
jika suplai frekuensi rendah tidak dapat dihindarkan, transformator mungkin bekerja batas
normal frekuensi dengan suplai tegangan besar dengan batas tegangan normal. Seperti itu
nilai daritotal rugi-rugi tidak teratur dalam rangkaian besi Mengambil variasi rugi besi
kwadrat dari tegangan, tegangan wajib turun dalam kondisi ini memberikan rumus :
Tiap sisi dari transformator mungkin disuplai menurut mana yang lebih tepat. Metode ini
dapat diaplikasi dua yakni satu phasa dan banyak phasa transformator.
A
V V
Tegangan tinggi
Tegangan rendah
3.1. Umum
Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa trafo merupakan alat listrik statis yang
transformator itu sendiri terdiri dari dua kumparan yakni kumparan primer (tegangan tinggi)
dan kumparan sekunder (tegangan rendah). Akibat dari pembebanan akan menyebabkan
transformator akan menjadi panas dan apabila panas tersebut tidak dapat dikontrol akan
yang ditimbulkan pembebanan terhadap kumparan sekunder, sehingga kita dapat memperoleh
temperatur pada minyak dan kumparan trafo dengan beberapa kali pengujian. Pengujian ini
dilakuakan dengan metode hubung singkat, suhu minyak diukur dengan thermometer,
tertentu. Oleh karena itu kita memerlukan waktu untuk melakukan pengujian ini karena suhu
akan menurun sehingga nilai tahanan panas kita peroleh secara ekstrapolasi. Dengan
didapatnya temperatur akhir transformator akan sangat berperanan penting untuk melakukan
Objek pengujian yang digunakan dalam percobaan ini adalah transformator, dengan
percobaan hubung singkat untuk menguji kedua kumparan pada transformator. Transformator
Frekuensi : 50 Hz
Belitan : Tegangan Tinggi (HV) = 11547 V Tegangan Rendah (LV) = 231 / 460 V
216,4 Amp
Hubungan : Izo
Frekuensi : 50 Hz
360,8 Amp
Hubungan : DYw5
5. Thermometer 6 buah
Ip Is
Kumparan sisi Sekunder
Kumparan sisi Primer
(Tegangan Rendah)
(Tegangan Tinggi)
Vsc
A 1 A 2
T e g a n g a n tin g g i
T e g a n g a n re n d a h
T e r h u b u n g s in g k a t
A a
(alat penghubung singkat )
B b
C c
V
A B C
T e g a n g a n tin g g i
T e g a n g a n re n d a h
T e rh u b u n g s in g k a t
Sebagai catatan, pengukuran untuk rugi-rugi inti dan rugi-rugi tembaga pada Transformator
1 φ dan 3 φ dilakukan saat beban nol atau tidak dalam keadaan terhubung singkat.
1. Rangkaian dibuat seperti gambar 3.1 dan gambar 3.2 pada bab III.
2. Pengujian beban nol, untuk mengetahui rugi-rugi inti dan tembaga. Dilakukan dengan
cara, untuk rugi inti supply diberikan 400 V ( sesuai name plate trafo ) dari sisi
sekunder dan untuk rugi-rugi tembaga suplly diberikan dari sisi primer 20 KV ( sesuai
3. Ukur tahanan kumparan primer dan sekunder sebelum dibebani dengan sumber dc.
4. Sebelum pengujian, letakkan thermometer 6 (enam) buah yakni, 3 buah untuk suhu
5. Sisi primer atau tegangan rendah dihubung singkat dengan kopel tembaga.
6. Tegangan pada sisi primer atau tegangan tinggi dihubungkan, secara perlahan-lahan
7. Suplly rangkaian sampai dengan total rugi – rugi primer dan sekunder (1 φ = 725 watt
8. Kondisi langkah 7 dipertahankan samapai suhu trafo jenuh ( untuk mengetahui suhu
9. Setelah transformator jenuh, diturunkan sesuai arus nominalnya ( sesuai dengan trafo
11. Lakukan langkah percobaan 1-10 untuk mendapatkan kalibrasi paling akurat. Dalam
12. Arus di off, untuk mengukur tahanan primer dan sekunder dengan alat ukur jembatan
wheat stone.
13. Catat tahanan primer dan sekunder dengan penurunan waktu setiap ½ menit.
14. Dengan data yang didapat, maka temperatur akhir dari kumparan primer dan sekunder
10 69.5 25 25 25 47 42 25 44.5
11 70 25 25 25 46 43 25 45
Shut down
Cold at C Cold at C
Hot 15810 ˝ affter 2.5 min Hot 0,024220 ˝ affter 2.5 min
Hot 15759 ˝ affter 3.5 min Hot 0,024160 ˝ affter 3.5 min
Hot 15719 ˝ affter 4.5 min Hot 0,024107 ˝ affter 4.5 min
Hot 15689 ˝ affter 5.5 min Hot 0,024046 ˝ affter 5.5 min
Hot 15657 ˝ affter 6.5 min Hot 0,024004 ˝ affter 6.5 min
Hot 15626 ˝ affter 7.5 min Hot 0,023958 ˝ affter 7.5 min
Hot 15601 ˝ affter 8.5 min Hot 0,023917 ˝ affter 8.5 min
15868
15850
15810
15800
15778
Tahanan ( Ohm )
15759
15750
15737
15719
15700 15699
15689
15672
15657
15650
15642
15626
15612
15600 15601
15587
15550
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu ( menit )
0,02425 0,02425
0,02422
0,0242
0,024187
0,02416
0,02415
0,024139
Tahanan ( Ohm )
0,0241 0,024107
0,024074
0,02405 0,024046
0,024022
0,024 0,024004
0,02398
0,023958
0,02395
0,023939
0,023917
0,0239 0,023901
0,02385
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu ( menit )
3 65 27 27 27 51.5 34.5 27 38
14 71 29 29 29 54 36 29 42
15 70 31 31 31 54 37 31 39
Hot 15443 ˝ affter 9.5 min Hot 0,0070015 ˝ affter 9.5 min
15,9
15,815
15,8
15,78
Gambar 4.3. Grafik R ( Tahanan ) Fungsi Waktu (menit)
Tegangan Primer Trafo 3 Phasa
0,0073
0,00725
0,007241
0,0072184
0,0072
0,0071947
)
Gambar 4.4. Grafik R ( Tahanan ) Fungsi Waktu (menit)
Tegangan Sekunder Trafo 3 Phasa
A.Untuk transformator 1 φ
1) t1 = 28 ; t2 = 28 ; t3 = 28
28 + 28 + 28
Temperatur Ambient rata-rata = = 28 oC
3
4) t1 = 27 ; t2 = 26.5 ; t3 = 27
27 + 26,5 + 27
Temperatur Ambient rata-rata = = 26,83 oC
3
5) t1 = 26,5 ; t2 = 26 ; t3 = 26,5
26,5 + 26 + 26,5
Temperatur Ambient rata-rata = = 26,33 oC
3
6) t1 = 26 ; t2 = 26 ; t3 = 26,5
26 + 26 + 26,5
Temperatur Ambient rata-rata = = 26,16 oC
3
7) t1 = 25,5 ; t2 = 26 ; t3 = 26
25,5 + 26 + 26
Temperatur Ambient rata-rata = = 25,83 oC
3
8) t1 = 25 ; t2 = 25,5 ; t3 = 25,5
9) t1 = 25 ; t2 = 25 ; t3 = 25,5
25 + 25 + 25,5
Temperatur Ambient rata-rata = = 25,16 oC
3
10) t1 = 25 ; t2 = 25 ; t3 = 25
25 + 25 + 25
Temperatur Ambient rata-rata = = 25 oC
3
11) t1 = 25 ; t2 = 25 ; t3 = 25
25 + 25 + 25
Temperatur Ambient rata-rata = = 25 oC
3
12) t1 = 25 ; t2 = 25 ; t3 = 25,5
25 + 25 + 25,5
Temperatur Ambient rata-rata = = 25,16 oC
3
29,5 + 28,5 + 29
Temperatur Ambient rata-rata = = 28,66 oC
3
30,5
30
28,66
28
27,5 27,5 27,16 26,83 26,5
26,33 26,16 25,83
Temperatur Rata-rata Ambien
20
15
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Waktu Percobaan ( Jam )
B.Untuk transformator 3 φ
29 + 28,5 + 29
Temperatur Ambient rata-rata = = 28,83 oC
3
2) t1 = 27,5 ; t2 = 27,5 t3 = 28
27,5 + 27,5 + 28
Temperatur Ambient rata-rata = = 27,66 oC
3
3) t1 = 27 ; t2 = 27 t3 = 27,5
27 + 27 + 27,5
Temperatur Ambient rata-rata = = 27,16 oC
3
4) t1 = 27 ; t2 = 27 t3 = 27
27 + 27 + 27
Temperatur Ambient rata-rata = = 27 oC
3
6) t1 = 27 ; t2 = 27 t3 = 26.5
27 + 27 + 26.5
Temperatur Ambient rata-rata = = 26,83 oC
3
8) t1 = 26 ; t2 = 26,5 t3 = 26,5
26 + 26,5 + 26,5
Temperatur Ambient rata-rata = = 26,33 oC
3
9) t1 = 26 ; t2 = 26,5 t3 = 26,5
10) t1 = 25,5 ; t2 = 26 t3 = 26
11) t1 = 25,5 ; t2 = 26 t3 = 26
25,5 + 26 + 26
Temperatur Ambient rata-rata = = 25,83 oC
3
12) t1 = 26 ; t2 = 26 t3 = 26,5
26 + 26 + 26,5
Temperatur Ambient rata-rata = = 26,16 oC
3
13) t1 = 27 ; t2 = 27 t3 = 27,5
27 + 27 + 27.5
Temperatur Ambient rata-rata = = 27,16 oC
3
14) t1 = 29 ; t2 = 29 t3 = 29
29 + 29 + 29
Temperatur Ambient rata-rata = = 29 oC
3
15) t1 = 31 ; t2 = 31 t3 = 31
31 + 31 + 31
Temperatur Ambient rata-rata = = 31 oC
3
35
31
30
29
Gambar 4.6. Grafik Temperatur Ambient rata-rata ( oC ) Trafo 3 Phasa
2. Perhitungan masing – masing kenaikan temperatur minyak (top oil rise) pada
transaformator 1 φ dan 3 φ .
A.Untuk transformator 1 φ
60
USU Repository © 2009
61
Senovandy A. L. Tobing : Penentuan Temperatur Akhir Trafo Distribusi Dengan Percobaan Hubung Singkat, 2008.
50
44,5 45 44,83
43,67 43,84 44 43,33
Gambar 4.7. Grafik Kenaikan Temperatur ( oC ) Minyak Trafo 1 Phasa
B.Untuk transformator 3 φ
60
38
Gambar 4.8. Grafik Kenaikan Temperatur ( oC ) Minyak Trafo 3 Phasa
Dimana :
o
θ = Suhu rata-rata ( Suhu Akhir ) lilitan trafo C
o
td /t1 = Suhu dari lilitan dalam keadaan dingin C
o
tm/t2 = Suhu dari minyak transformator C
Rd/R1 = Tahanan dari lilitan dalam keadaan dingin pada suhu td (Ω)
A. Untuk transformator 1 φ
Pada saat sebelum dan sesudah percobaan diperoleh data – data dan khusus untuk
Pada saat : t1 = 30 oC
1
Tap 3. A1 - = 13,354 Ω
a
A1 − a 2 = 0,021070 Ω
R1 = 0,021070 Ω t1 = 30 oC
R2 = 0,02440 Ω t 2 = 30,5 oC
0,0244 − 0,021070
θ sekunder = (235 + 30) + 30 − 30,5
0,021070
0,00333
= x 264,5
0,021070
0,880785
=
0,021070
θ sekunder = 41,80 o C
R1 = 13,354 Ω t1 = 30 oC
R2 = 16,0 Ω t 2 = 30,5 oC
16,0 − 13,354
θ primer = (235 + 30) + 30 − 30,5
13,354
2,646
= 265 + 30 − 30,5
13,354
2,646
= x 264,5
13,354
699,867
=
13,354
θ primer = 52,40 o C
B. Untuk transformator 3 φ
Pada saat : t1 = 30 oC
R1 = 0,0061632 Ω t1 = 30 oC
R2 = 0,00732 Ω t 2 = 31 oC
0,00732 − 0,0061632
θ sekunder = (235 + 30) + 30 − 31
0,0061632
0,001568
= 265 + 30 − 31
0,0061632
0,001568
= 264
0,0061632
0,3053952
=
0,0061632
θ sekunder = 49,55 o C
R2 = 15,96 Ω t 2 = 31 oC
15,96 − 13,286
θ primer = (235 + 30) + 30 − 30,5
13,286
2,674
= 264
13,286
705,936
=
13,286
θ primer = 53,13 o C
BAB V
Berdasarkan dari hasil percobaan temperature akhir dari sebuah trafo distribusi dengan
1. Temperatur akhir dari transformator yang diuji untuk transformator 1 phasa adalah
2. Temperatur akhir dari transformator yang diuji untuk transformator 3 phasa adalah
4. Dalam pengujian temperatur ruang dan temperatur pada radiator sangat penting
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta, 1991.
9. Zuhal : Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, PT.Gramedia Jakarta
2000.