Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Intra Uterina Fetal Death (IUFD) Event Risk Factors in Mother and child
Hospital Siti Fatimah Makassar
Miske, Dian Sidik A, Jumriani Ansar
Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
(miske_ikhe@yahoo.com, dian_sidiq@yahoo.com, nhu_nae@yahoo.co.id, 085255884880)
ABSTRAK
Kejadian kematian janin dalam rahim (KJDR) di Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2012 telah
tercatat sebanyak 0,68% adapun jumlah kematian janin yang telah tercatat di RSKDIA Siti Fatimah
Makassar pada tahun 2014 sebanyak 40 orang (1,22%). Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor
risiko umur, riwayat komplikasi obstetrik, riwayat penyakit, kelainan congenital, lilitan tali pusat dan
partus lama terhadap kejadian KJDR di RSKDIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2014. Jenis penelitian
yang digunakan adalah observastional analitik dengan desain case control study. Populasi yaitu semua
ibu bersalin di RSKDIA Siti Fatimah tahun 2014. Penarikan sampel kasus dengan exhausted sampling
sebanyak 40 dan kontrol dengan simple random sampling sebanyak 80. Data dianalisis dengan
univariat dan bivariat dengan uji odd ratio. Hasil penelitian diperoleh faktor risiko umur (OR=5,174,
95%CI=2,078-12,881), riwayat obstetrik (OR=11,238, 95%CI=4,474-28,228), riwayat penyakit
(OR=4,333, 95%CI=1,934-9,709), kelainan congenital (OR=2,688, 95%CI=1,062-6,804), lilitan tali
pusat (OR=4,889, 95%CI=2,133-11,207), partus lama (OR=4,333, 95%CI=1,878-10,000) bermakna
secara statistik terhadap kejadian KJDR. Kesimpulan bahwa dari semua faktor independen yang
diteliti merupakan faktor risiko yang bermakna secara statistik terhadap kejadian KJDR di RSKDIA
Siti Fatimah Makassar tahun 2014.
Kata kunci : Faktor risiko KJDR, RSKDIA Siti Fatimah.
ABSTRACT
The incidence of fetal death in utero (IUFD) in South Sulawesi province in 2012 was recorded
at 0.68% while the number of fetal deaths that have been recorded in RSKDIA Siti Fatimah Makassar
in 2014 as many as 40 people (1.22%). The study aims to identify risk factors of age, a history of
obstetric complications, history of disease, congenital abnormalities, umbilical cord loops and
prolonged labor on the incidence IUFD RSKDIA Siti Fatimah Makassar in 2014. This type of
research is observastional analytical case control study design. Population is all women giving birth
in RSKDIA Siti Fatimah 2014. The sample cases by as much as 40 sampling exhausted and controls
with simple random sampling 80. Data were analyzed with univariate and bivariate odds ratio test.
The results obtained by the risk factors of age (OR = 5.174, 95% CI = 2.078 - 12.881), obstetric
history (OR = 11.238, 95% CI = 4.474 - 28.228), history of disease (OR = 4.333, 95% CI = 1.934 -
9.709 ), congenital abnormalities (OR = 2.688, 95% CI = 1.062 - 6.804), nuchal cord (OR = 4.889,
95% CI = 2.133 - 11.207), obstructed labor (OR = 4.333, 95% CI = 1.878 - 10.000) statistically
significant on the incidence KJDR. The conclusion that of all independent factors studied were the risk
factors were statistically significant on the incidence IUFD in RSKDIA Siti Fatimah Makassar 2014.
Keywords: Risk Factors, IUFD, RSKDIA Siti Fatimah
PENDAHULUAN
Intra Uterin Fetal Death (IUFD) merupakan kematian janin yang berkaitan dengan
ekspulsi komplet atau ekstraksi konsepsi dari ibu, pada durasi yang tidak dapat di perkirakan
di dalam masa kehamilan, dan merupakan terminasi kehamilan yang tidak diinduksi. Angka
kematian janin di dunia di perkirakan sekitar 22,14 – 3,82 juta jiwa.1Kematian Janin dalam
rahim termasuk dalam masalah perinatal dan merupakan indikator kesehatan yang saat ini
sangat sensitif karena berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak. Angka kematian
perinatal menyumbang sekitar 77% dari kematian neonatal, dimana kematian neonatal
menyumbang 58% dari total kematian bayi, sedangkan AKB Provinsi Lampung yaitu 34 per
1000 kelahiran hidup.2 Berdasarkan data Kemenkes (2012) melaporkan bahwa capaian target
reinstra tahun 2014 di Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 15/1000 kelahiran hidup terkait
kematian neonatal telah tercapai yakni 11/1000 kelahiran hidup, namun angka kematian bayi
belum mencapai target MDG’s 23/1000 kelahiran hidup yakni 25/1000 kelahiran hidup.3
Kejadian kematian janin di RSKDIA Siti Fatimah Makassar cenderung mengalami
peningkatan dalam 4 tahun terakhir yaitu mulai tahun 2011-2013, jumlah kasus pada tahun
2011 sebanyak (1,49%), kemudian tahun 2012 sebanyak (1,50%) dan pada tahun 2013
meningkat menjadi (1,51%) kasus, namun pada tahun 2014 kasus kematian janin mengalami
penurunan sebanyak (1,22%).4
Kematian janin dalam kandungan dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor
ibu, faktor janin dan faktor tali pusat. Faktor ibu meliputi umur, paritas, pemeriksaan antenatal
dan penyakit yang diderita oleh ibu (anemia, preeklampsidan eklampsi, solutio plasenta,
diabetes mellitus, rhesus iso-imunisasi, infeksi dalam kehamilan, ketuban pecah dini, dan
letak lintang). Faktor janin meliputi kelainan congenital dan infeksi intranatal. Faktor
kelainan tali pusat yaitu kelainan insersi tali pusat, simpul tali pusat dan lilitan tali pusat.5
Beberapa penelitian telah mengemukan adanya hubungan umur ibu dengan kejadian
KJDR, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh prasastiti menyimpulkan bahwa usia
>35 tahun merupakan faktor risiko terbanyak terhadap kejadian kematian perinatal yang di
dalamnya sudah masuk kejadian lahir mati kemudian penelitian oleh Mercy et al, di tempat
yang sama yaitu RSU Kandou Manado menyimpulkan bahwa pada tahun 2011 jumlah kasus
terbanyak ibu yang mengalami kematian perinatal yaitu umur 35 tahun dengan jumlah lahir
mati sebanyak 38 kasus dan neonatal dini sebanyak 14 kasus.6,7 Hal tersebut dipertegas oleh
beberapa survey yang menyebutkan bahwa kematian maternal 2-5 kali lebih tinggi pada
wanita hamil dan melahirkan pada usia<20 tahun jika dibandingkan dengan usia20-30 tahun.
Angka ini kembali meningkat pada usia >35 tahun Melinda et al.8
Salah satu penyebab kemaatian janin yaitu penyakit yang diderita ibunya, baik itu
penyakit sebelum masa kehamilan ataupun saat hamil terkena penyakit. Salah satu penyakit
yang begitu berpengaruh terhadap kehamilan ibu yaitu anemia. Anemia dapat mempengaruhi
perkemabangan sang janin, terdapat hubungan penyakit anemia dengan kejadian asfiksia yang
dapat mengakibatkan kematian janin.9 Subakir Bekti mengemukakan bahwa pre eklampsia
juga dapat menyebabkan kematian janin dalam rahim. Permasalahan pada janin juga tidak
terlepas dari masalah komplikasi persalinan diantaranya yaitu partus lama. Posisi janin yang
abnormal dapat mengganggu proses persalinan sehingga dapat terjadi persalinan macet atau
persalinan lama. Berdasarkan penelitian Indriyani terkait kejadian partus lama di Rumah Sakit
Ibu dan Anak Siti Fatimah untuk Tahun 2006 adalah 74 kasus dari 2552 persalinan yaitu
sekitar 2,89% dari seluruh persalinan.10 Penelitian yang dilakukan Soekiman di Rumah Sakit
Mangkuyudan di Yogyakarta didapatkan bahwa dari 3005 kasus partus lama, terjadi kematian
pada bayi sebanyak 16,4%.11 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu faktor risiko kejadian
kematian janin dalam rahim (KJDR) di RSKDIA Siti Fatimah Makassar Tahun 2014.
HASIL
Rata-rata umur ibu dalam penelitian berkisar pada umur 29 tahun untuk kelompok
kasus dan umur 28 tahun untuk kelompok kontrol. Jumlah rata-rata paritas ibu untuk kasus
sebanyak 3 dan paritas untuk kelompok kontrol sebanyak 2 (Tabel 1). Tingkat pendidikan ibu
yang telah ditamati sebagian besar telah tamat pada tingkat SMA baik itu pada kelompok
kasus (40,0%) maupun kelompok kontrol (50,0%). Kemudian jenis pekerjaan ibu yang paling
banyak yaitu bekerja informal dalam hal ini sebagai IRT baik itu pada kelompok kasus
(95,0%) maupun pada kelompok kontrol (91,2%) (Tabel 2).
Persentase umur ibu yang berisiko tinggi paling banyak ditemukan pada kelompok
kasus yaitu sebanyak 17 orang (42,5%) dibandingkan pada kelompok kontrol sebanyak 13
orang (16,2%) dengan perolehan nilai OR=5,174, dan tingkat kepercayaan 95% CI=2,078-
12,881 yang berarti umur merupakan faktor risiko yang bermakna secara statistik terhadap
(Tabel 3). Hal ini menunjukkan bahwa ibu hamil dengan umur <20 tahun atau >35 tahun
memiliki risiko sebesar 5,174 kali untuk mengalami kejadian kematian janin dalam rahim.
Persentase riwayat obstetrik yang berisiko tinggi paling banyak pada kelompok kasus yaitu
sebanyak 32 orang (80,0%) dibandingkan pada kelompok kontrol sebanyak 21 orang (26,2%)
(Tabel 3), dengan persentasi jenis riwayat obstetrik terbanyak pada jenis komplikasi
perdarahan baik pada kelompok kasus 8 orang (25,0%) maupun kontrol sebanyak 7 (28,3%)
(Tabel 4). Berdasarkan hasil nilai OR=11,238 dengan tingkat kepercayaan 95% CI=4,474-
28,228 yang berarti riwayat obstetrik merupakan faktor risiko yang bermakna secara statistik
(Tabel 3). Hal ini menunjukkan bahwa ibu dengan riwayat komplikasi obstetrik memiliki
risiko sebesar 11,238 kali untuk menalami kejadian kematian janin dalam rahim.
Persentase riwayat penyakit yang berisiko tinggi paling banyak pada kelompok kasus
yaitu sebanyak 26 orang (65,0%) dibandingkan pada kelompok kontrol sebanyak 24 orang
(30,0%) (Tabel 3), dengan persentasi jenis riwayat penyakit terbanyak pada jenis penyakit
anemia baik pada kelompok kasus sebanyak 17 orang (65,4%) maupun kontrol sebanyak 20
(83,3%) (Tabel 4). Berdasarkan hasil nilai OR=4,333 dengan tingkat kepercayaan 95%
CI=1,934-9,709 yang berarti riwayat penyakit merupakan faktor risiko yang bermakna secara
statistik (Tabel 3). Hal ini menunjukkan bahwa ibu dengan riwayat penyakit memiliki risiko
sebesar 4,333 kali untuk mengalami kejadian kematian janin dalam rahim.
Persentase kelainan congenital yang berisiko tinggi paling banyak pada kelompok
kasus yaitu sebanyak 13 orang (32,5%) dibandingkan pada kelompok kontrol sebanyak 11
orang (13,8%), berdasarkan hasil nilai OR=3,020 dengan tingkat kepercayaan 95% CI=1,206-
7,563 yang berarti kelainan congenital merupakan faktor risiko yang bermakna secara statistik
(Tabel 3). Hal ini menunjukkan bahwa ibu dengan kelainan congenital memiliki risiko
sebesar 3,020 kali untuk mengalami kejadian kematian janin dalam rahim.
Persentase lilitan tali pusat yang berisiko tinggi paling banyak pada kelompok kasus
yaitu sebanyak 22 orang (55,0%) dibandingkan pada kelompok kontrol sebanyak 16 orang
(20,0%), berdasarkan hasil nilai OR=4,899 dengan tingkat kepercayaan 95% CI=2,133-
11,207 yang berarti lilitan tali pusat merupakan faktor risiko yang bermakna secara statistik
(Tabel 3). Hal ini menunjukkan bahwa ibu dengan lilitan tali pusat memiliki risiko sebesar
4,899 kali untuk mengalami kejadian kematian janin dalam rahim.
Persentase partus lama yang berisiko tinggi paling banyak pada kelompok kasus yaitu
sebanyak 20 orang (50,0%) dibandingkan pada kelompok kontrol sebanyak 15 orang (18,8%)
(Tabel 3), dengan persentasi jenis partus lama terbanyak pada jenis presentasi bokong baik
pada kelompok kasus sebanyak 9 orang (45,0%) maupun kelompok kontrol sebanyak 9
(60,0%) (Tabel 4). Berdasarkan hasil nilai OR=4,333 dengan tingkat kepercayaan 95%
CI=1,878-10,000 yang berarti partus lama merupakan faktor risiko yang bermakna secara
statistik (Tabel 3). Hal ini menunjukkan bahwa ibu dengan partus lama memiliki risiko
sebesar 4,333 kali untuk mengalami kejadian kematian janin dalam rahim.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil dengan umur <20 tahun atau >35
tahun berisiko untuk mengalami kejadian kematian janin dalam rahim. Hasil uji statistik
diperoleh kebermaknaan nilai OR dengan hasil nilai confident interval (CI). Umur merupakan
salah satu hal yang penting dalam status reproduksi.12 Bertambahnya usia ibu, maka terjadi
juga perubahan perkembangan dari organ-organ tubuh terutama organ reproduksi dan
perubahan emosi atau kejiwaan seorang ibu. Hal ini dapat mempengaruhi kehamilan yang
tidak secara langsung dapat mempengaruhi kehidupan janin dalam rahim. Sedangkan umur
ibu yang masih muda organ-organ reproduksi dan emosi belum cukup matang, hal ini
disebabkan adanya kemunduran organ reproduksi secara umum.
Usia reproduksi yang baik untuk seorang ibu hamil adalah saat usia 20-30 tahun.8
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahayu et al menyimpulkan
bahwa kondisi ibu yang terlalu tua maka risiko untuk terserang penyakit seperti hipertensi,
auto imun, DM lebih mudah,13 Omarsari et al Adapun untuk umur <20 tahun akan berisiko
terjadinya abortus, anemia, malnutrisi, kemudian berisiko untuk mengalami komplikasi
persalinan seperti perdarahan, partus preterm, dan partus lama. Adapun umur >35 sebagian
besar akan mengalami ketidaknormalan kromosom, congenital, anomaly, diabetes
gestasional, palsenta previa dan aborsio plasenta,14 Melinda et al dapat mengakibatkan
kemtian maternal dengan besar risiko 2-5 kali lebih berisiko,8 dan Umah et al menyimpulkan
bahwa umur <20 tahun atau >35 tahun memiliki risiko sebesar 3,35 kali untuk mengalami
kematian perinatal.15
Riwayat obstetrik merupakan faktor risiko yang juga bermakna secara statistik
terhadap kejadian kematian janin dalam rahim. Hasil penelitian menunjukkan besar risiko
yaitu sebesar 11,238 terhadap kejadian kematian janin. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Pongkapadang et al menyimpulkan riwayat komplikasi obstetrik memiliki
risiko sebesar 3,54 kali terhadap kejadian kematian perinatal yang di dalamnya telah masuk
kejadian kematian janin,16Astri et al menyimpulkan bahwa ada hubungan antara riwayat
komplikasi obstetrik dengan kematian neonatal dini dengan hasil nilai P Value = 0,002,17 dan
Chaerunnisa menyimpulkan bahwa riwayat komplikasi obstetrik memiliki risiko sebesar 4,11
kali terhadap kejadian kematian janin.18 Berdasarkan hasil penelitian yang di temukan bahwa
jenis komplikasi obstetrik terbanyak pada komplikasi perdarahan, yang kemungkinan besar
bisa di sebabkan karena terjadinya rupture uteri atau placenta previa pada ibu saat hamil
bahkan menjelang persalinan.
Riwayat penyakit yang diderita oleh ibu hamil juga memberikan pengaruh terhadap
kondisi janin yang dikandungnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa riwayat penyakit
merupaan faktor risiko yang bermakna secara statistik terhadap kejadian kematian janin
dengan presentasi jenis penyakit terbanyak yang dialami ibu yaitu anemia. Bila terjadi
anemia, pengaruhnya terhadap hasil konsepsi salah satunya adalah terjadinya kematian
janin.19 Pengaruh anemia pada masa kehamilan terutama pada janin dapat mengurangi
kemampuan metabolisme tubuh ibu sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan
janin dalam rahim, akibatnya dapat terjadi abortus, kematian intrauterine, persalinan
prematur, berat badan lahir rendah, kelahiran dengan anemia, terjadi cacat bawaan, bayi
mudah mendapat infeksi dan intelegensi rendah.20 Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Caherunnisa menyimpulkan bahwa riwayat penyakit memiliki risiko
sebesar 2,11 kali terhadap kejadian kematian janin,18 Prastiti menyimpulkan bahwa riwayat
penyakit memberikan risiko sebesar 3,34 kali terhadap kejadian kematian perinatal, 6 dan
Rofi’atun,21 bahwa ibu dengan riwayat penyakit akan berpengaruh terhadap janinnya yang
bisa berakibat pada kematian janin.
Ibu hamil yang telah terdeteksi mengalami kelainan congenital pada janin yang
dikandungnya memberikan risiko terhadap gangguan janin bahkan kematian janin. Hasil
penelitian menyimpulkan bahwa adanya kelainan congenital yang dialami janin merupakan
faktor risiko yang bermakna secara statistik terhadap kejadian kematian janin. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahmudah et al menyimpulkan bahwa kelainan
congenital merupakan faktor risiko terhadap kejadian kematian janin namun hasil nilai
statistik tidak bermakna,19 Djaja et al memaparkan bahwa di Cirebon ditemukan sekitar 40%
kematian janin dan salah satu penyebabnya adanya kelainan congenital yaitu sekitar 11%,22
Lilitan tali pusat merupakan salah satu gangguan pada janin yang bisa berakibat fatal
pada janin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lilitab tali pusat merupakan faktor risiko
yang bermakna secara statistik terhadap kejadian kematian janin dalam rahim. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Notoatmodjo et al menyimpulkan bahwa adanya
hubungan antara kejadian asfiksia neonatorum dengan lilitan tali pusat dingan perolehan nilai
P Value = 0,035,23 Peranan tali pusat pada bayi sangat penting selain sebagai jalur transfusi
nutrisi juga berkaitan dengan pernafasan pada janin sehinggah ketika tali pusat mengalami
lilitan maka secara teori janin akan kekurangan asupan nutrisi dan oksigen. Lilitan tali pusat
paling sering terjadi pada trimester kedua karena pada saat ini ukuran janin masih sangat
leluasa untuk melakukan banyak gerak sehinggah tidak jarang bagi janin yang memiliki tali
pusat yang panjang memungkinkan untuk terjadi lilitan tali pusat.23
Variabel terakhir yaitu partus lama, partus lama merupakan proses persalinan yang
berlangsung lebih dari 24 jam pada primi dan lebih dari 18 jam pada multi. 24 Hasil penelitian
saya mengemukakan bahwa partus lama merupakan faktor risiko yang bermakna secara
statistik terhadap kejadian kematian janin. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Alwi memaparkaan bahwa salah satu penyebab dari kejadian partus lama yaitu kebiasaan
atau kebudayaan dari suatu daerah seperti ada tradisi tentang makanan yang harus di makan
dan tidak, aktivitas yang dibatasi serta masalah pemeriksaann kesehatan seperti ANC menurut
mereka itu tidak penting,26 dan Nankabirwa et al dalam Pongkapadang et al menyimpulkan
bahwa partus lama merupakan penyebab tertinggi kematian perinatal di RSKDIA Siti Fatimah
tahun 2014 yaitu sekitar 47%.16 Berdasarkan jenis penyebab partus lama yang paling banyak
yaitu pada jenis presentasi bokong. presentasi bokong yaitu keadaan janin yang letaknya
memanjang dengan bokong menempati bagian bawah rongga janin. Gejala yang biasa
dijumpai pada kondisi ini berupa gerakan janin dirasakan di bagian bawah, teraba bagian
kepala bulat dan keras dan mudah di gerakkan pada fundus uteri. Dalam usaha untuk
mengeluarkan janin, segmen bawah uterus melebar serta menipis, sehingga batas antara dua
bagian ini makin lama makin tinggi dan terjadi lingkaran retraksi patologik sehinggah dapat
menyebabkan kematian janin.27
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 1. Nilai Umur dan Paritas Ibu Bersalin di RSKDIA Siti Fatimah
Makassar Tahun 2014
Kasus Kontrol
Karakteristik
Nilai Nilai
Umur
Rata-rata 29 28
Minimum 15 18
Maksimum 45 39
Standar Deviasi 8,347 5,236
Paritas
Rata-rata 3 2
Minimum 1 1
Maksimum 10 7
Standar Deviasi 2,221 1,378
Sumber : Data Primer, 2015