Anda di halaman 1dari 37

BAB VII

RENCANA PELAKSANAAN

7.1 Metode Pelaksanaan


Dalam rencana pelaksanaan Bendung Batanghari Kabupaten Dharmasraya, item
pekerjaan yang dilaksanakan sebagai berikut :
A. Pekerjaan Persiapan
1. Pengukuran Ulang
Pekerjaan pengukuran dimaksud dalam rangka menentukan arah trase
sungai, mengukur potongan memanjang, dan potongan melintang sungai,
serta elevasi bangunan.
Tahap pelaksanaan :
a. Pekerjaan pengukuran trase saluran profil memanjang dan melintang serta
penggambaran dilaksanakan sebelum pekerjaan fisik dimulai, untuk
pekerjaan pengukuran menggunakan alat waterpass, theodolit, patok-
patok dan meteran 50 m atau menurut petunjuk direksi, pekerjaan ini
dilaksanakan mengikuti analisa teknis dan time schedule.
b. Melakukan pengukuran dengan mengambil referensi dari titik Bench
Mark (BM) yang telah ditentukan. Untuk mempermudah pelaksanaan
dibuat patok simpanan sedekat mungkin dengan pekerjaan dan aman dari
gangguan (diambil dari patok BM yang sudah ada).
c. Menentukan titik elevasi dan posisi yang akan dikerjakan,
d. Tandai patok acuan atau patok pedoman dengan cat berwarna merah
untuk mempermudah dilihat oleh yang mengerjakan.
e. Mengukur dan memasang Patok Bantu Elevasi (PBE) dan Bouwplank
untuk pekerjaan galian tanah dan pekerjaan lainnya.
f. Membuat gambar denah lengkap dengan koordinatnya.
g. Membuat gambar denah/site plan, penampang memanjang/melintang
yang mendukung disekitar lingkungan yang dilengkapi dengan

VII.1
ukuran/koordinatnya disajikan pada lembaran kertas dengan baik dan
diplot pada gambar rencana.
h. Proses pengukuran dimulai dari awal penentuan BM sampai penentuan
profil pasangan harus dilakukan bersama-sama antara Direksi, kontraktor,
dan konsultan sehingga hasil pengukuran dapat disetujui bersama.

Gambar 7.1 Pengukuran

2. Mobilisasi dan Demobilisasi


Mobilisasi meliputi pengiriman dan penempatan semua peralatan yang
diperlukan di lapangan. Peralatan ditempatkan sedemikian rupa sehingga
mampu melayani/mendukung pelaksanaan pekerjaan yang berada dalam
jangkauannya. Untuk kebutuhan pemakaian peralatan guna menunjang
pekerjaan dilapangan, setelah di evaluasi kebutuhan pemakaian peralatan
yang dibutuhkan, maka segera didatangkan/dimobilisasi peralatan dimaksud.
Adapun alat-alat yang didatangkan ke lokasi pekerjaan dengan kondisi baik
dan dapat bekerja sesuai dengan kebutuhan di lapangan dan memiliki
ketersediaan suku cadang yang murah didapatkan sehingga pengoperasian
alat-alat yang dipakai dapat maksimal dilapangan dan tanpa kendala. Alat
berat yang dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan ini terdiri dari Excavator
Standar, Excavator Long Arm, Bulldozer dan Dump Truck dengan kuantitas
sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
Demobilisasi alat dilakukan secara bertahap sesuai dengan progres
pekerjaan di lapangan dan pada saat pekerjaan yang memakai alat selesai

VII.2
dikerjakan maka peralatan yang tidak dibutuhkan akan dipulangkan. Ketika
alat dipulangkan akan dilakukan inspeksi terhadap dokumen alat, untuk
memastikan kesesuaian dokumen dengan alat yang dipulangkan.

Gambar 7.2 Mobilisasi dan Demobilsasi Alat

3. Pembuatan Saluran Pengelak


saluran pengelak berfungsi sebagai konstruksi pendukung yang
digunkan untuk pengalihan aliran air sungai kearah lain dengan tujuan agar
mempermudah pekerjaan pelaksanaan bangunan bendung di daerah sungai
tersebut.

Gambar 7.2 Saluran Pengelak

Tahapan dalam pelaksanaan pembuatan saluran pengelak:


a. Galian Tanah saluran pengelak
Pada proyek ini, pembuatan saluran pengelak dibuat pada sisi bagian
kanan (arah aliran) dengan melakukan pekerjaan galian tanah membentuk

VII.3
penampang trapesium. Parameter dalam pembuatan saluran pengelak
tersebut yaitu lebar dasar saluran 60 meter dan kedalaman 5 meter dengan
kemiringan sisi saluran 1:1.
b. Pemasangan Conblock
Pada bagian sisi kiri saluran pengelak merupakan bagian yang sangat labil
terhadap gerusan air sungai yang mengalir. Oleh karena itu, dibutuhkan
suatu kontsruksi yang berfungsi sebagai mendukung perkuatan sisi
saluran tersebut yaitu conblock.
Conblock merupakan beton K-300 dengan bahan campuran agregat kasar,
agregat halus, semen dan air serta zat aditif yang dicor dalam suatu wadah
dengan ukuran 1 m x 1 m x 0,5 m (Gambar 3.8)dan dipasang tulangan
dengan panjang setengah dari tinggi bekisting (sebagai telinga) pada sisi
atasnya.
Detail bahan campuran beton ready mix (Tabel 7.1) untuk pembuatan
conblock dalam 1 m3 sebagai berikut :

Tabel 7.1 Mix Design Beton K-300

Agregat Kasar (split) 1154 kg


Agregat Halus 694 kg
Semen 360 kg
Air 158 kg
Zat Aditif 1,02 liter

Setelah beton conblock berada dalam usia 28 hari, pekerjaan selanjutnya


adalah pemasangan conblock tersebut menggunakan excavator disisi kiri
saluran yang dilapisi plastik pada bagian yang bersentuhan dengan tanah
yang ditumpuk sebanyak 9 lapis searah vertikal.

VII.4
B. Pekerjaan Konstruksi Bangunan
a. Galian Tanah dengan Alat Berat
Pekerjaan diawali dengan pemasangan patok batas galian. Pemasangan
patok batas sebagai patokan ukuran batas yang diberi cat pada patok tersebut
dibuat dari kayu kelas IV yang baik dan permukaan datar. Pengukuran
dilaksanakan dengan alat ukur sederhana seperti waterpass, theodolit dan
meteran.
Pekerjaan galian tanah dilakukan dari sisi kiri atau dari sisi kanan
galian,tanah bekas galian akan diangkut oleh Dump Truck dan Bulldozer ke
Disposal yang berjarak 200 m dari lokasi pekerjaan. Pekerjaan dilaksanakan
mengikuti analisa teknis dan time schedule.
Setelah permukaan galian dikerjakan maka hasil galian akan dicek ulang
secara bersama-sama dengan pihak pengawas dan pejabat pembuat
komitmen (PPK). Pekerjaan ini dilaksanakan mengikuti analisa teknis dan
time schedule.
Sistem pekerjaan galian tanah adalah sebagai berikut:
1. Pemakaian sumber daya
a. Tenaga
1) Mandor
2) Pekerja
3) Operator
b. Alat
1) Excavator
2) Dump Truck
3) Alat bantu
2. Langkah kerja
a. Tanah yang dipotong berada disekitar lokasi pekerjaan.
b. Penggalian dilakukan dengan menggunakan alat excavator.
c. Bulldozer dan Dump Truck mengangkut/mengusur hasil galian ke
tempat pembuangan di sekitar lokasi pekerjaan.

VII.5
Untuk lebih jelasnya, tahapan pekerjaan galian tanah (Bendung) dapat
dilihat pada gambar 7.3

Gambar 7.3 Galian Tanah dengan alat berat

b. Beton Untuk Lantai Kerja Fc = 10 Mpa (K-125)


Pekerjaan ini diawali dengan pemasangan bekisting, setelah pekerjaan
bekisting sudah siap dilakukan pekerjaan beton k-125, secara keseluruhan
akan dilaksanakan dengan cara resmi mekanis,yaitu menggunakan concrete
mixer (Molen) sebagai pencampuran beton, concrete vibrator sebagai alat
penggetar/pemadat beton serta pekerja sebagai tenaga pengecoran. Beton ini
digunakan sebagai lantai kerja. Sistem pekerjaan Lantai Kerja (Beton K-125)
adalah sebagai berikut:
1. Pemakaian sumber daya
a. Tenaga
1) Pekerja
2) Tukang Batu
3) Mandor
4) Kepala Tukang

b. Alat
1) Concrete mixer (Molen)
2) Concrete vibrator
3) Ember
4) Kotak adukan

VII.6
c. Bahan
1) Pasir
2) Semen
3) Agregat Kasar
2. Tahapan kerja :
a. Mengaduk spesi beton mutu K-125.
b. Melangsir ke tukang batu.
c. Menghampar ke lokasi lantai kerja
d. Meratakan dan memadatkan sesuai rencana.

Untuk lebih jelasnya, tahapan pekerjaan lantai kerja (beton K-125) dapat
dilihat pada gambar 7.4

Mix Concrete

125

Gambar 7.4 Pekerjaan Beton Untuk Lantai Kerja K-125

c. Pekerjaan Pembesian
Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk
menghilangkan kotoran, lumpur, oil, cat, dan karat. Penulangan dilakukan
sesuai dengan kebutuhan dilapangan dengan jarak-jarak tulangan sesuai
jarak gambar kerja dan kebutuhan dilapangan yang masing-masing telah
terikat kuat dengan kawat beton sehingga tidak bergeser dan lepas pada saat
pengecoran dilakukan.
Dalam melakukan pekerjaan pembesian dilaksanakan pemotongan
besi sesuai ukuran-ukuran panjang kebutuhan dilapangan dan pembuatan
bengkok besi pada bagian kedua ujung besi serta pada bagian sambungan

VII.7
besi dilakukan sesuai dengan arahan pengawas dan standar panjang/stek
sambungan besi satu dengan yang lain.
Penempatan besi dilakukan pada permukaan bekisting/cetakan beton
dan dilakukan pemasangan beton decking sesuai dengan ketebalan selimut
beton yang diinginkan supaya permukaan besi tidak menempel pada
permukaan cetakan.Sistem pekerjaan pembesian adalah sebagai berikut:
1. Pemakaian sumber daya
a. Tenaga
1) Pekerja
2) Tukang Batu
3) Mandor
4) Kepala Tukang
b. Alat
1) Gunting Besi
2) Kunci Besi
3) Geget
4) Alat Bantu
c. Bahan
1) Besi
2) Kawat Beton
2. Tahapan kerja :
a. Besi tulangan dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan yang
diperlukan.
b. Batang tulangan dipasang/disusun sesuai dengan gambar pelaksanaan
dan persilangannya diikat kawat.
d. Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan bekisting dilaksanakan setelah area yang dicor telah siap.
Pembuatan bekisting dilakukan dengan memakai kayu, multiplek tebal 9
mm, paku, dan minyak bekisting yang berkualitas baik dengan sambungan
kedap terhadap adukan dan cukup kokoh untuk mempertahankan posisi yang

VII.8
diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan perawatan serta tidak
merusak permukaan beton saat dilakukan pembongkaran.
Setelah dilakukan pembuatan bekisting maka permukaan yang akan
dicor dilakukan penyiraman dengan memakai minyak bekisting/oli bekas
agar permukaan cetakan tidak melekat/menyatu pada beton. Pembongkaran
dilakukan setelah umur beton memenuhi ketentuan dalam spesifikasi teknis
pekerjaan beton dan bekisting akan dipakai kembali untuk pelaksanaan beton
selanjutnya (2x pakai).
Bahan yang dibutuhkan :
1. Kayu kelas III dan balok kelas II
2. Multiplek tebal 9 mm
3. Paku
Alat yang digunakan :
1. Gergaji
2. Martil

e. Pasangan Batu Kali/Belah Campuran 1 : 4


Semua pasangan batu yang dibutuhkan dalam persyaratan teknik dan
untuk keperluan yang berhubungan dengan pekerjaan ini. Batu yang
digunakan untuk pemasangan batu kali ini berasal dari batu sungai atau
didatangkan dari luar lokasi pekerjaan, batu pasangan tidak berlapis-lapis
atau cacat dengan mutu yang telah disetujui oleh direksi.
Batu tidak diperkenan dipasang pada waktu hujan yang dapat mengikis
adukan dari pasangan batu. Semua batu tersebut dikumpulkan di suatu
tempat sedemikian rupa diusahakan menjadi sedikit basah pada saat akan
digunakan dan berukuran bervariasi agar tidak ada rongga yang diizinkan
dalam jumlah yang terbatas dicampur dengan batu bersudut tajam, batu yang
bulat tidak boleh digunakan untuk dinding yang mempunyai ketebalan <30
cm.

VII.9
Batu kali yang digunakan yaitu berpermukaan kasar, dan berwarna abu-
abu hitam, keras, dan tidak pipih berdiameter >20 cm, pemasangan sesuai
gambar dan pondasi batu kali/belah dipasang dengan perekat 1 Pc : 4 Ps.
Sistem pekerjaan pasangan batu kali adalah sebagai berikut :
1. Pemakaian sumber daya
a. Tenaga
1) Pekerja
2) Tukang Batu
3) Mandor
4) Kepala Tukang
b. Alat
1) Concrete mixer (Molen)
2) Ember
3) Kotak adukan
c. Bahan
1) Batu kali
2) Pasir
3) Semen
2. Tahapan kerja :
a. Pekerja mengaduk spesi dengan molen dan melangsir adukan serta
batu kali ke tukang batu.
b. Tukang batu memasang batu sesuai rencana.

f. Beton Mutu Tipe A, fc = 20 Mpa (K-225)


Jika pelaksanaan beton K-225 ini dipakai untuk pekerjaan beton bertulang
maka sebelum pengecoran dilakukan pengecekan bekisting dan
pembesiannya terlebih dahulu agar hasil pekerjaan yang dilaksanakan dapat
maksimal dan sekali jadi.
Sedangkan jika penempatannya pada posisi yang tidak memerlukan
bekisting maupun pembesian maka akan dilakukan sesuai dengan mengecek

VII.10
posisi galian yang akan dicor dan menyesuaikannya dengan gambar kerja
dan membersihkan permukaan yang akan dicor dari sampah-sampah dan
butiran tanah yang lepas.
Pencampuran beton untuk K-225 ini dilakukan dengan melakukan
penakaran materian yang akan dicampur sesuai dengan laporan pengujian
sehingga sesuai dengan komposisi untuk melakanakan pekerjaan beton K-
225. Pencampuran dilakukan dengan cara semi mekanis, yaitu menggunakan
concrete mixer yang telah dipersiapkan dilapangan agat campuran yang
didapat benar-benar homogen dengan kekentalan yang sesuai untuk mutu
beton K-225. Dan digunakan concrete vibrator sebagai penggetar/pemadat
beton.
Setelah pengecoran dilaksanakan maka akan dilakukan pemeliharaan
beton tersebut sampai umur beton ditentukan berdasarkan jenis beton yang
dikerjakan dan dilakukan penyiraman agar permukaan beton basah dan tidak
cepat kering dan aus.
Sistem pekerjaan beton mutu tipe A, fc = 20 Mpa (K-225) adalah sebagai
berikut:
1. Pemakaian sumber daya
a. Tenaga
1) Pekerja
2) Tukang Batu
3) Mandor
4) Kepala Tukang
b. Alat
1) Concrete mixer (Molen)
2) Concrete vibrator
3) Ember
4) Kotak adukan
c. Bahan
1) Pasir

VII.11
2) Semen
3) Agregat Kasar
2. Langkah kerja :
a. Mengaduk spesi beton mutu K-225.
b. Melangsir ke tukang batu.
c. Menghampar ke lokasi lantai kerja.
d. Meratakan dan memadatkan sesuai rencana.

g. Plesteran Campuran 1 : 3
Sebelum pekerjaan dimulai celah-celah permukaan pasangan batu
dibersihkan terlebih dahulu sebelum adukan dipasang. Guna plesteran untuk
membentuk dan memperkuat pasangan batu sehingga pasangan batu pada
perkuatan tebing (pekerjaan konstruksi) mempunyai kedudukan yang kokoh.
Cara pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi
persyaratan 1 : 3. Permukaan sebelum diplester harus di bersihkan dari sisa-
sisa material atau kotoran yang lengket pada permukaan pasangan dan
kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang bekas
patok atau pengikat harus tertutup oleh adukan semen.Sistem pekerjaan
plesteran 1 : 3 adalah sebagai berikut:
1. Pemakaian sumber daya
a. Tenaga
1) Pekerja
2) Tukang Batu
3) Mandor
4) Kepala Tukang

b. Alat
1) Concrete mixer (Molen)
2) Ember
3) Kotak adukan

VII.12
c. Bahan
1) Pasir
2) Semen
2. Tahapan kerja :
a. Pekerja mengaduk spesi dengan molen.
b. Plesteran dilakukan dengan menggunakan alat bantu.

h. Pasangan Batu Kosong


1. Pasangan batu kosong berfungsi demi menjaga stabilitas dari bangunan
dari goncangan apapun.
2. Pasangan batu kosong tebalnya dibuat minimum 20 cm atau lebih lalu
dipadatkan dengan pasir selanjutnya pelaksanaan pasangan batu dapat
dilaksanakan.
3. Untuk pondasi dipakai batu kali yang berkualitas baik, keras, tidak polos
dan permukaannya tajam. Batu gunung yang dipakai harus dipecah-pecah
sehingga diameternya antar 30 cm dan minimum 10 cm
4. Sebelum pasangan abut kosong penghamparan pasir dibawahnya. Batu
gunung harus disusun sedemikian rupa sehingga dudukannya kokoh serta
terikat baik satu sama lainnya lalu dipadatkan lagi dengan urugan pasir
diatasnya.

i. Pengadaan dan Pemasangan waterstop


1. Lakukan pengecoran yang baik pada area stop cor/corld joint dengan
bekisting yang kedap dan kuat, serta vibrator yang cukup untuk
menghasilkan beton yang padat
2. Untuk penggunaan PVC waterstop, pemasangan harus dilakukan sebelum
pengecoran dimulai dan dipasang ditempar stop cor yang sudah
direncanakan

VII.13
3. Apabila menggunakan waterstop type swellabe, dipasang setelah
pengecoran pertama, dengan posisi ditengah-tengah ketebalan beton yang
didalam keadaan rata dan kering.

j. Pengadaan dan Pemasangan Pintu Bendung, Pintu Intake dan Pintu


Penguras
Pengadaan dan pemasangan pintu air sesuai dengan spesifikasi teknis
pekerjaan pengadaan dan pemasangan pintu air stang ganda b = 2,5 dan h =
2,0 m untuk bendung, untuk pintu intake dan pintu penguras .
Pembuatan dilakukan pada tempat/bengkel yang telah mendapat
persetujuan direksi dengan memakai bahan-bahan yang telah mempunyai
standar lisensi untuk pelaksanaan pekerjaan pintu air. Pemasangan dilakukan
pada penguras bendung. Pekerjaan ini berdasarkan perhitungan analisa
teknis dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.

Gambar 7.5 Pemasangan Pintu Ulir Stang Ganda

k. Rumah Pelindung Pintu Bendung dan Intake


Pelaksanaan pembuatan dan pemasangan rumah pelindung pintu
dilakukan setelah pekerjaan pemasangan pintu air dilaksanakan. Pemasangan
rumah pelindung dilakukan dengan memakai tiang pipa GIP 4” dan rangka
atap dari kayu, serta genteng metal. Pembuatan dilakukan dilokasi pekerjaan

VII.14
dan untuk pengelasan tiang maka akan dilakukan dengan memakai mesin
las.
Pembuatan dan pemasangan rumah pelindung dibuat dengan tipe
bergonjong dan dicat dengan warna sesuai arahan direksi teknis pekerjaan.

Gambar 7.6 Pengadaan dan Pemasangan Rumah Pelindung

l. Pengadaan dan Pemasangan Weep Hole 2”


Pengadaan pipa PVC 2”, ijuk saringan dan kerikil beton untuk pekerjaan
suling-suling dilakukan dengan jumlah sesuai kebutuhan dilapangan dan
dipasangkan pada lokasi yang ditentukan dalam gambar kerja/shop drawing.
Pemasangan suling-suling yang dapat berfungi supaya air resapan yang ada
di belakang pasangan sayap dapat meresap kedalam genangan bendung dan
tidak merusak pada pasangan batu kali sayap bendung
Pemasangan dilakukan dengan kemiringan yang dapat mengalirkan air
dari belakang pasangan dengan memasang ijuk dan kerikil sebagai saringan
pada bagian yang berada dibelakang pasangan batu.
Bahan yang dibutukan :
1. Pipa PVC 2”
2. Ijuk
Alat yang digunakan :
1. Cangkul

VII.15
2. Alat bantu lainnya
Tenaga kerja :
1. Pekerja
2. Tukang batu
3. Kepala tukang
4. Mandor

Gambar 7.7 Pekerjaan Wheepholes

m. Timbunan Tanah Dibelakang Pasangan Bekas Galian


Pekerjaan timbunan tanah dikerjakan setelah pekerjaan pasangan selesai
dan umur pasangan sudah cukup untuk menahan beban timbunan, pekerjaan
dilaksanakan dibelakang bangunan pada bagian yang dibutuhkan, sesuai
petunjuk direksi dengan memakai bahan hasil galian yang telah mendapat
persetujuan direksi. Pekerjaan timbunan dilakukan sesuai garis dan batas
yang tertera pada gambar atau atas perintah direksi. Bahan-bahan untuk
timbunan tidak boleh mengandung material berupa abu, alang-alang, sisa
akar, gumpalan dan material lain yang dapat membusuk kecuali ditentukan
oleh direksi. Pekerjaan ini juga menggunakan stamper untuk memadatkan.
Pekerjaan timbunan tanah bekas galian di belakang pasangan dilakukan
sesuai dengan jadwal time schedule dan analisa teknis pekerjaan terlampir.
Sistem pekerjaan timbunan tanah dibelakang pasangan bekas
galianadalah sebagai berikut:

VII.16
1. Pemakaian sumber daya
a. Tenaga
1) Mandor
2) Pekerja
b. Alat
1) Alat Pemadat (Stamper)
2) Alat Bantu
c. Bahan
1) Tanah Bekas Galian
2. Langkah kerja
a. Tanah timbunan dimasukkan ke areal yang akan ditimbun secara
manual dengan tenaga manusia.
b. Timbunan dipadatkan dengan alat pemadat.

Untuk lebih jelasnya, tahapan pekerjaan timbunan tanah dibelakang


pasangan bekas galian dapat dilihat pada gambar 7.8

Gambar 7.8 Timbunan Tanah Dibelakang Pasangan Bekas Galian

VII.17
n. Pipa Sandaran Galvanis 2”
Pengadaan pipa galvanis dengan kualitas SNI diameter 2” yang akan
dipakai untuk sandaran pengamanan pada jembatan inspeksi Bendung
dilakukan dengan jarak-jarak serta bentuk yang disetujui oleh direksi teknis
dan pengawas lapangan.
Pemasangan handrail dilakukan oleh tenaga tukang, pekerja, kepala
tukang dan mandor dengan membuat sloof dan kolom dari beton bertulang
yang dicorkan sehingga kekatan pipa sandaran dapat berdiri kokoh.
Bahan yang dibutuhkan :
1. Tiang sandaran
2. Pipa galvanis Ø2”
Alat yang digunakan : alat-alat bantu
Tahapan pekerjaan :
1. Pengadaan pipa galvanis Ø2”
2. Menyiapkan lokasi kerja
3. Pemasangan tiang sandaran
4. Pemasangan handrail pipa galvanis Ø2”

Gambar 7.9 Pekerjaan Pipa Sandaran Galvanis Ø 2”

o. Gebalan Rumput
Setelah semua pekerjaan timbunan selesai dikerjakan, maka akan
dilanjutkan dengan pemasangan gebalan rumput dengan memakai
lempengan-lempengan rumput dan di tusuk dengan cerucuk bambu agar

VII.18
lempengan-lempengan rumput tersebut tidak mudah lepas dari tanah.
Gebalan rumput ini dipasang pada slope (kemiringan) tanggul sungai baru,
pada kedua sisinya baik sisi dalam maupun sisi luar tanggul, oleh tenaga
pekerja dan didampingi oleh mandor. Pemupukan memakai pupuk kandang
secara rutin setiap hari sampai rumput tumbuh.
Sistem pekerjaan timbunan tanah bekas galian dibelakang pasangan
adalah sebagai berikut:

1. Pemakaian Sumber Daya


a. Tenaga
1) Mandor
2) Pekerja
b. Alat
1) Alat Pemadat (Stamper)
2) Alat Bantu
c. Bahan
1) Gebalan RumputTanah Bekas Galian

2. Langkah Kerja
a. Menyiapkan lahan/tanah.
b. Menyiapkan rumput yang akan ditanam.
c. Penanaman dan penyiraman gebalan rumput.

Gambar 7.10 Pekerjaan Gebalan Rumput

VII.19
7.2 Waktu Pelaksanaan Kegiatan (Durasi)
Analisa waktu pelaksanaan Proyek Rencana Pelaksanaan Pembangunan
Bendung Tetap Batang Hari Kabupaten Dharmasraya Sumatera Barat :
1 Minggu = 7 hari kerja
1 Hari = 7 jam kerja
I. Pekerjaan Pendahuluan
1. Pengukuran Ulang
Volume = 1.00 Ls
Durasi = 1 minggu
2. Mobilisasi dan Demobilisasi
3. Saluran Pengelak
II. Pekerjaan Konstruksi
1. Galian Tanah dengan Alat Berat
a. Lantai muka
Volume = 7785,00 m3
Produksi Penentu = Excavator
Kapasitas Produksi / hari = 338,84 m3
Jumlah Alat = 2 unit
7785,00
Waktu Pelaksanaan =
2 x 338,84
Durasi = 11 hari
b. Tubuh Bendung
Volume = 12461,25 m3
Produksi Penentu = Excavator
Kapasitas Produksi / hari = 338,84 m3
Jumlah Alat = 2 unit
12461,25
Waktu Pelaksanaan =
2 x 338,84
Durasi = 18 hari

VII.20
c. Batu kosong (Rip-rap)
Volume = 5363,25 m3
Produksi Penentu = Excavator
Kapasitas Produksi / hari = 338,84 m3
Jumlah Alat = 2 unit
5363,25
Waktu Pelaksanaan =
2 x 338,84
Durasi = 8 hari
d. Sayap Bendung
Volume = 2199,32 m3
Produksi Penentu = Excavator
Kapasitas Produksi / hari = 338,84 m3
Jumlah Alat = 2 unit
2199,32
Waktu Pelaksanaan =
2 x 338,84
Durasi = 3 hari
e. Tembok Pangkal
Volume = 2205,33 m3
Produksi Penentu = Excavator
Kapasitas Produksi / hari = 338,84 m3
Jumlah Alat = 2 unit
2205,33
Waktu Pelaksanaan =
2 x 338,84
Durasi = 3 hari
f. Saluran kantong lumpur
Volume = 8479,89 m3
Produksi Penentu = Excavator
Kapasitas Produksi / hari = 338,84 m3
Jumlah Alat = 2 unit

VII.21
8479,89
Waktu Pelaksanaan =
2 x 338,84
Durasi = 2 hari
g. Saluran Intake
Volume = 3331,52 m3
Produksi Penentu = Excavator
Kapasitas Produksi / hari = 338,84 m3
Jumlah Alat = 2 unit
3331,52
Waktu Pelaksanaan =
2 x 338,84
Durasi = 5 hari

2. Lantai Kerja K-125


a. Tubuh Bendung
Volume = 180,00 m3
Produksi Penentu = Concrete Mixer
Kapasitas Produksi / hari = 10,89 m3
Jumlah Alat = 10 unit
180,00
Waktu Pelaksanaan =
10 x 10,89
Durasi = 2 hari
b. Lantai Muka
Volume = 157,65 m3
Produksi Penentu = Concrete Mixer
Kapasitas Produksi / hari = 10,89 m3
Jumlah Alat = 10 unit
157,65
Waktu Pelaksanaan =
10 x 10,89
Durasi = 1 hari

VII.22
3. Pembesian dengan Besi Polos
a. Pilar Pembilas
Volume = 5776,10 kg
Produksi Penentu = Tukang
Kapasitas Produksi / hari = 200 kg
Jumlah Alat = 10
5776,10
Waktu Pelaksanaan =
10 x 200
Durasi = 3 hari
b. Pilar Intake
Volume = 8040,20 kg
Produksi Penentu = Tukang
Kapasitas Produksi / hari = 200 kg
Jumlah Alat = 10
8040,20
Waktu Pelaksanaan =
10 x 200
Durasi = 4 hari
c. Pilar Jembatan
Volume = 4630,40 kg
Produksi Penentu = Tukang
Kapasitas Produksi / hari = 200 kg
Jumlah Alat = 10
4630,40
Waktu Pelaksanaan =
10 x 200
Durasi = 2 hari
d. Lantai Muka
Volume = 82576,90 kg
Produksi Penentu = Tukang
Kapasitas Produksi / hari = 200 kg
Jumlah Alat = 10

VII.23
82576,90
Waktu Pelaksanaan =
10 x 200
Durasi = 41 hari
e. Plat Jembatan
Volume = 22573,02 kg
Produksi Penentu = Tukang
Kapasitas Produksi / hari = 200 kg
Jumlah Alat = 10
22573,02
Waktu Pelaksanaan =
10 x 200
Durasi = 11 hari
f. Undersluice
Volume = 1085,11 kg
Produksi Penentu = Tukang
Kapasitas Produksi / hari = 200 kg
Jumlah Alat = 10
1085,11
Waktu Pelaksanaan =
10 x 200
Durasi = 1 hari

4. Bekisting
a. Lantai muka
Volume = 514,00 m2
Produksi Penentu = Tukang
Kapasitas Produksi / hari = 10 m2
Jumlah Pekerja = 5 tim
514,00
Waktu Pelaksanaan =
5 x 10
Durasi = 10 hari

VII.24
b. Plat Jembatan
Volume = 22573,02 m2
Produksi Penentu = Tukang
Kapasitas Produksi / hari = 339.29 m2
Jumlah Alat = 1 tim
22573,02
Waktu Pelaksanaan =
1 x 339.39
Durasi = 1 hari
c. Pilar pembilas
Volume = 428,76 m2
Produksi Penentu = Tukang
Kapasitas Produksi / hari = 10 m2
Jumlah Alat = 5 tim
428,76
Waktu Pelaksanaan =
5 x 10
Durasi = 9 hari
d. Pilar Intake
Volume = 649,80 m2
Produksi Penentu = Tukang
Kapasitas Produksi / hari = 10 m2
Jumlah Alat = 5 tim
649,80
Waktu Pelaksanaan =
5 x 10
Durasi = 13 hari
e. Pilar Jembatan
Volume = 432,10 m2
Produksi Penentu = Tukang
Kapasitas Produksi / hari = 10 m2
Jumlah Alat = 5 tim

VII.25
432,10
Waktu Pelaksanaan =
5 x 10
Durasi = 9 hari
f. Undersluice
Volume = 50,58 m2
Produksi Penentu = Tukang
Kapasitas Produksi / hari = 10 m2
Jumlah Alat = 5 tim
50,58
Waktu Pelaksanaan =
5 x 10
Durasi = 1 hari

5. Pasangan Batu Kali Campuran 1 : 4


a. Tubuh Bendung
Volume = 11989,05 m3
Produksi Penentu = Concrete Mixer
Kapasitas Produksi / hari = 10,89 m3
Jumlah Alat = 10 unit
11989,05
Waktu Pelaksanaan =
10 x 10,89
Durasi = 110 hari
b. Sayap Bendung
Volume = 562,60 m3
Produksi Penentu = Concrete Mixer
Kapasitas Produksi / hari = 10,89 m3
Jumlah Alat = 10 unit
562,60
Waktu Pelaksanaan =
10 x 10,,89
Durasi = 5 hari

VII.26
c. Tembok Pangkal
Volume = 1619,79 m3
Produksi Penentu = Concrete Mixer
Kapasitas Produksi / hari = 10,89 m3
Jumlah Alat = 10 unit
1619,79
Waktu Pelaksanaan =
10 x 10,89
Durasi = 15 hari
d. Saluran Intake
Volume = 3641,70 m3
Produksi Penentu = Concrete Mixer
Kapasitas Produksi / hari = 10,89 m3
Jumlah Alat = 10 unit
3641,70
Waktu Pelaksanaan =
10 x 10,89
Durasi = 33 hari
e. Saluran Kantong Lumpur
Volume = 1164,91 m3
Produksi Penentu = Concrete Mixer
Kapasitas Produksi / hari = 10,89 m3
Jumlah Alat = 10 unit
1164,91
Waktu Pelaksanaan =
10 x 10,89
Durasi = 11 hari

VII.27
6. Beton K-225
a. Lantai Muka
Volume = 4800,00 m3
Produksi Penentu = Concrete Mixer
Kapasitas Produksi / hari = 10,89 m3
Jumlah Alat = 10 unit
4800,00
Waktu Pelaksanaan =
10 x 10,89
Durasi = 44 hari
b. Plat Jembatan
Volume = 249,04 m3
Produksi Penentu = Concrete Mixer
Kapasitas Produksi / hari = 10,89 m3
Jumlah Alat = 10 unit
249,04
Waktu Pelaksanaan =
10 x 10,89
Durasi = 2 hari
7. Beton K-300
a. Pilar Pembilas
Volume = 148,23 m3
Produksi Penentu = Pompa dan Conveyor Beton
Kapasitas Produksi / hari = 8,33 m3
Jumlah Alat = 2 unit
148,23
Waktu Pelaksanaan =
2 x 8,33
Durasi = 9 hari
b. Pilar Intake
Volume = 269,78 m3
Produksi Penentu = Pompa dan Conveyor Beton
Kapasitas Produksi / hari = 8,33 m3

VII.28
Jumlah Alat = 2 unit
269,78
Waktu Pelaksanaan =
2 x 8,33
Durasi = 16 hari
c. Pilar Jembatan
Volume = 147,54 m3
Produksi Penentu = Pompa dan Conveyor Beton
Kapasitas Produksi / hari = 8,33 m3
Jumlah Alat = 2 unit
147,54
Waktu Pelaksanaan =
2 x 8,33
Durasi = 9 hari
d. Undersluice
Volume = 12,62 m3
Produksi Penentu = Pompa dan Conveyor Beton
Kapasitas Produksi / hari = 8,33 m3
Jumlah Alat = 2 unit
12,62
Waktu Pelaksanaan =
2 x 8,33
Durasi = 1 hari
8. Plesteran
a. Tubuh Bendung
Volume = 4272,00 m2
Produksi Penentu = Tukang
Kapasitas Produksi / hari = 21 m2
Jumlah Alat = 10 tim
4272,00
Waktu Pelaksanaan =
10 x 21
Durasi = 20 hari

VII.29
b. Sayap Bendung
Volume = 594,00 m2
Produksi Penentu = Tukang
Kapasitas Produksi / hari = 21 m2
Jumlah Alat = 10 tim
594,00
Waktu Pelaksanaan =
10 x 21
Durasi = 3 hari
c. Tembok Pangkal
Volume = 864,74 m2
Produksi Penentu = Tukang
Kapasitas Produksi / hari = 21 m2
Jumlah Alat = 10 tim
864,74
Waktu Pelaksanaan =
10 x 21
Durasi = 4 hari
d. Saluran Intake
Volume = 1403,00 m2
Produksi Penentu = Tukang
Kapasitas Produksi / hari = 21 m2
Jumlah Alat = 10 tim
1403,00
Waktu Pelaksanaan =
10 x 21
Durasi = 7 hari
e. Saluran kantong lumpur
Volume = 3862,10 m2
Produksi Penentu = Tukang
Kapasitas Produksi / hari = 21 m2

VII.30
Jumlah Alat = 10 tim
3862,10
Waktu Pelaksanaan =
10 x 21
Durasi = 18 hari
f. Undersluice
Volume = 44,872 m2
Produksi Penentu = Tukang
Kapasitas Produksi / hari = 21 m2
Jumlah Alat = 10 tim
44,872
Waktu Pelaksanaan =
10 x 21
Durasi = 1 hari
g. Plat Jembatan
Volume = 5487,525 m2
Produksi Penentu = Tukang
Kapasitas Produksi / hari = 339.29 m2
Jumlah Alat = 1 tim
7014
Waktu Pelaksanaan =
1 x 339.39
Durasi = 1 hari
h. Pilar
Volume = 1510,66 m2
Produksi Penentu = Tukang
Kapasitas Produksi / hari = 21 m2
Jumlah Alat = 10 tim
1510,66
Waktu Pelaksanaan =
10 x 21
Durasi = 7 hari

VII.31
9. Pasangan Batu Kosong
Volume = 4306,50 m3
Produksi Penentu = Tukang
Kapasitas Produksi / hari = 6.0 m3
Jumlah Pekerja = 4 tim
4306,50
Waktu Pelaksanaan =
1 x 339.39
Durasi = 6 hari

10. Pemasangan Waterstop


Volume = m
Produksi Penentu = Tukang
Kapasitas Produksi / hari = 28.6 m
Jumlah Pekerja = 1 tim
1510,656
Waktu Pelaksanaan =
1 x 339.39
Durasi = 6 hari

11. Rumah Pelindung Bangunan Pembilas dan Bangunan Intake


Volume = 1.00 Ls
Durasi = 1 minggu

12. Pemasangan Pintu pembilas dan pintu intake


Volume = 10 unit
Produksi Penentu = Tukang
Kapasitas Produksi / hari = 0.211unit
Jumlah Pekerja = 2 tim
1510,656
Waktu Pelaksanaan =
1 x 339.39
Durasi = 4 hari

VII.32
13. Pemasangan Weep Hole Ø 2''
Volume = 23.23 m’
Produksi Penentu = Tukang
Kapasitas Produksi / hari = 16.67
Jumlah Pekerja = 1 tim
1510,656
Waktu Pelaksanaan =
1 x 339.39
Durasi = 1 hari

14. Timbunan Tanah


a. Sayap Bendung
Volume = 118.56 m3
Produksi Penentu = Stamper
Kapasitas Produksi / hari = 20 m3
Jumlah Alat = 1unit
1510,656
Waktu Pelaksanaan =
1 x 339.39
Durasi = 1 hari

b. Tembok Pangkal
Volume = 700.70 m3
Produksi Penentu = Stamper
Kapasitas Produksi / hari = 20 m3
Jumlah Alat = 2unit
1510,656
Waktu Pelaksanaan =
1 x 339.39
Durasi = 3 hari

c. Saluran Intake
Volume = 11.58 m3
Produksi Penentu = Stamper

VII.33
Kapasitas Produksi / hari = 20 m3
Jumlah Alat = 1unit
1510,656
Waktu Pelaksanaan =
1 x 339.39
Durasi = 1 hari
d. Saluran kantong lumpur
Volume = 320.04 m3
Produksi Penentu = Stamper
Kapasitas Produksi / hari = 20 m3
Jumlah Alat = 1unit
1510,656
Waktu Pelaksanaan =
1 x 339.39
Durasi = 3 hari

15. Pemasangan Handrail


Volume = 184.80 m’
Produksi Penentu = Tukang
Kapasitas Produksi / hari = 5.29
Jumlah Pekerja = 2 tim
1510,656
Waktu Pelaksanaan =
1 x 339.39
Durasi = 3 hari

16. Gebalan Rumput


Volume = 158 m’
Produksi Penentu = Tukang
Kapasitas Produksi / hari = 100
Jumlah Pekerja = 1 tim
1510,656
Waktu Pelaksanaan =
1 x 339.39
Durasi = 1 hari

VII.34
Tabel 7.Rekapitulasi Analisa Waktu Pelaksanaan

No. Uraian Durasi Predecessors


A PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Mobilisasi dan Demobilisasi 2
2 Pengukuran Ulang dan Direskeet 7 A.1
3 Saluran Pengelak
a Galian Tanah dengan Alat Berat 96 A.2
b Timbunan Tanah dipadatkan 115 B.2d
c Conblok 11 A.3a
B PEKERJAAN BENDUNG
1 Lantai Muka
a Galian Tanah dengan Alat Berat 11 A.3c
b Lantai Kerja (K125) 1 B.1a
c Bekisting 10 B.1b
d Pembesian 41 B.1c
e Beton (K225) 44 B.1d
2 Tubuh Bendung
a Galian Tanah dengan Alat Berat 18 A.3c
b Lantai Kerja (K125) 2 B.2a
c Pasangan Batu Campuran 1:4 110 B.2b
d Plesteran 20 B.2c
3 Batu Kosong (Rip-Rap)
a Galian Tanah dengan Alat Berat 8 A.3c
b Pasangan Batu Kosong 60 B.3a
4 Tembok Pangkal
a Galian Tanah dengan Alat Berat 3 A.3c
b Pasangan Batu Campuran 1:4 15 B.4a
c Plesteran 4 B.4b
5 Sayap Bendung
a Galian Tanah dengan Alat Berat 3 A.3c
b Pasangan Batu Campuran 1:4 5 C.5a
c Plesteran 3 B.5b
C PEKERJAAN BANGUNAN INTAKE
1 Saluran Intake
a Galian Tanah dengan Alat Berat 5 A.3b
b Pasangan Batu Campuran 1:4 33 C.1a
c Beton (K300) 7 C.1b FF
d Plesteran 12 C.1c

VII.35
No. Uraian Durasi Predecessors
2 Pilar Intake
a Pembesian 4 C.1b FS-29 days
b Bekisting 13 C.2a
c Beton (K300) 16 C.2b
d Plesteran 3 C.2c
3 Pintu-Pintu
a Pintu Intake 5 C.2d
b Rumah Pintu 5 C.3a
4 Jembatan Pelayanan
a Bekisting 1 C.2c
b Pembesian 1 C.4a
c Beton (K225) 1 C.4b
d Plesteran 1 C.4c
D PEKERJAAN BANGUNAN PEMBILAS
1 Pilar Pembilas
a Pembesian 3 B.2c FS -34 days
b Bekisting 9 D.1a
c Beton (K300) 9 D.1b
d Plesteran 2 D.1c
2 Pintu-Pintu
a Pintu Pembilas 6 D.1d
b Rumah Pintu 6 D.2a
3 Jembatan Pelayanan
a Bekisting 1 D1d.
b Pembesian 1 D.3a
c Beton (K225) 1 D.3b
d Plesteran 1 D.3c
4 Undersluice
a Bekisting 1 B.2c FS-34 days
b Pembesian 1 D.4a
c Beton (K300) 1 D.4b
d Plesteran 1 D.4c
E PEKERJAAN KANTONG LUMPUR
1 Saluran
a Galian Tanah dengan Alat Berat 13 C.1a
b Pasangan Batu Campuran 1:4 11 E.1a
c Plesteran 18 E.1b
F PEKERJAAN BANGUNAN PENGURAS
1 Saluran

VII.36
No. Uraian Durasi Predecessors
a Galian Tanah dengan Alat Berat 3 E.1a
b Pasangan Batu Campuran 1:4 18 F.1a
c Plesteran 4 F.1b
2 Pilar Penguras
a Pembesian 4 F1b
b Bekisting 13 F.2a
c Beton (K300) 16 F.2b
d Plesteran 3 F.2c
3 Pintu-Pintu
a Pintu Intake 5 F.2d
b Rumah Pintu 5 F.3a
4 Jembatan Pelayanan
a Bekisting 1 F.2c
b Pembesian 1 F.4a
c Beton (K225) 1 F.4b
d Plesteran 1 F.4c
G PERKERJAAN JEMBATAN INSPEKSI
1 Pilar Jembatan
a Pembesian 2 B.2c FS-34 days
b Bekisting 9 G.1a
c Beton (K300) 9 G.1b
d Plesteran 2 G.1c
2 Plat Jembatan
a Bekisting 36 G.1c
b Pembesian 11 G.2a
c Beton (K225) 2 G.2b
d Plesteran 9 G.2c
3 Handrill 9 G.2d
H PEKERJAAN LAIN-LAIN
1 Water Stop lebar 200 mm 3 G.2c
2 Gembalan Rumput 1 B.5c
3 Weep Hole Ø 2" 4 C.1b FS - 3 days

VII.37

Anda mungkin juga menyukai