Anda di halaman 1dari 3

Kelompok : 2 (Dua)

Nama anggota : MUKHSIN ZUHRI (1401103010045)


M. FIRRIZQI FURQAN (1401103010140)
ZULVAN EFENDI (1401103010138)

SPAP-STANDAR UMUM
Standar Profesional Akuntan Publik (disingkat SPAP) adalah kodifikasi berbagai pernyataan
standar teknis yang merupakan panduan dalam memberikan jasa bagi Akuntan Publik di Indonesia.
SPAP dikeluarkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik Institut Akuntan Publik Indonesia
(DSPAP IAPI). Standar Profesional Akuntan Publik terdiri dari enam standar yaitu:
1. Standar Auditing.
2. Standar Atestasi.
3. Standar Jasa Akuntansi dan Review.
4. Standar Jasa Konsultasi.
5. Standar Pengendalian Mutu.
6. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik.
Kelima standar yang pertama merupakan standar teknis yang diterbitkan oleh Dewan Standar
Profesional Akuntan Publik., sedangkan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik merupakan
aturan moral yang diterbitkan oleh Kompartemen Akuntan Publik. Keenam standar profesional ini
disusun untuk mengatur mutu jasa yang dihasilkan akuntan publik bagi masyarakat.
Standar Auditing merupakan panduan audit atas laporan keuangan historis, yang terdiri dari 10
standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA) termasuk interpretasi Pernyataan
Standar Auditing (IPSA).Standar ini bersifat mengikat bagi anggota Ikatan Akuntan Indonesia yang
berpraktik sebagai akuntan publik, sehingga pelaksanaannya bersifat wajib.
Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan
public Indonesia terdiri atas Sepuluh Standar yang dikelompokan menjadi tiga kelompok besar, yaitu
:
1. Standar umum
2. Standar pekerjaan lapangan
3. Standar pelaporan.
Standar Umum
 Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis
yang cukup sebagai auditor.
Standar umum pertama menegaskan bahwa betapa pun tingginya kemampuan seseorang dalam
bidang – bidang lain, termasuk dalam bidang bisnis dan keuangan, ia tidak dapat memenuhi
persyaratan yang dimaksudkan dalam standar auditing ini, jika tidak memiliki pendidikan serta
pengalaman memadai dalam bidang auditing.
Dalam melaksanakan audit untuk sampai pada suatu pernyatan pendapat, auditor harus
senantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang akuntansi dan bidang auditing.
Pencapaian keahlian tersebut dimulai dengan pendidikan formalnya, yang diperluas melalui
pengalaman-pengalaman selanjutnya dalam praktik audit.

 Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus
dipertahankan oleh auditor.
Standar ini mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karene
ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Dengan demikian tidak dibenarkan
memihak kepada kepentingan siapapun, sebab bagaimanapun sempurnanya keahlian teknis yang
dimiliki, ia akan kehilangan sikap tidak memihak, yang justru sangat penting untuk
mempertahankan kebebasan pendapatnya.
Hal – hal berikut ini dimuat dalam PSA No. 04 ( SA Seksi 220 ):
1. Standar ini harus mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah
dipengaruhi, karna ia melaksanakan pekerjaan untuk kepentingan umum, dengan demikian
ia tidak dibenarkan memihak kepentingan siapapun.
2. Kepercayaan masyarakat umum atas independensi sikap auditor independen sangat penting
bagi perkembangan profesi akuntan publik. Kepercayaan masyarakat akan menurun jika
terdapat bukti bahwa independensi sikap auditor ternayata berkurang.
3. Profesi akuntan publik telah menetapkan dalam kode etik profesi akuntan publik. Agar
anggota profesi menjaga dirinya dari kehilangan persepsi independensi dari masyarakat.
4. Bapepam-LK juga menetapkan persyaratan independensi bagi auditor yang melaporkan
informasi keuangan yang diserahkan kepada badan tersebut yang mungkin berbeda dengan
yang ditentukan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia.
5. Auditor harus mengelola praktiknya dalam semangat persepsi independensi dan aturan yang
ditetapkan untuk mencapai derajat independensi dalam melaksanakan pekerjaannya.
6. Untuk menekankan independensi auditor dari manajemen, penunjukan auditor di banyak
perusahaan dilaksanakan oleh dewan komisaris, Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS)
atau Komite Audit.

 Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran
profesionalnya dengan cermat dan seksama.
Standar ini menuntut auditor independen untuk merencanakan dan melaksanakan pekerjaannya
dengan menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama. Penggunaan
kemahiran profesional dengan kecermatan dan keseksamaan menekankan tanggung jawab
setiap profesional yang bekerja dalam organisasi auditor independen untuk mengamati standar
pekerjaan lapangan dan standar pelaporan.
Hal – hal berikut dimuat dalam PSA No. 04 ( SA Seksi 230 )
1. Standar ini menuntut auditor independen untuk merencanakan dan melaksanakan
pekerjaanya dengan menggunakan kemahiran profesionalnya secara cermat dan seksama.
2. Penggunaan kemahiran professional dengan cermat dan seksama menyangkut apa yang
dikerjakan auditor dan bagaimana kesempurnaan pekerjaanya tersebut.
3. Seorang auditor harus memiliki tingkat keterampilan yang umumnya dimiliki oleh auditor
pada umumnya dan harus menggunakan keterampilan tersebut dengan kecermatan dan
kesaksamaan yang wajar.
4. Para auditor harus ditugasi dan disupervisi sesuai dengan tingkat pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan sedimikian rupa sehingga mereka dapar mengevaluasi bukti
audit yang mereka periksa.
5. Auditor di tuntun untuk melaksanakan skeptisme professional. Sekptisme professional
adalah sikap yang mencangkup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan
evaluasi secara kritis bukti audit.
6. Pengumpulan dan penilaian bukti audit secara objektif menuntut auditor
mempertimbangkan kompetensi dan kecukupan bukti tersebut.
7. Auditor tidak menganggap bahwa manajemen tidak jujur, namun juga tidak menganggap
bahwa kejujuran menajemen tidak dipertanyakan lagi.
8. Penggunaan kemahiran professional dengan cermat dan seksama memungkinkan auditor
untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji
material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan.
9. Tujuan auditor independen adalah untuk memperoleh bukti kompeten yang cukup untuk
memberikan basis yang memadai baginya dalam merumuskan suatu pendapat.
10. Oleh karna karakteristik kecurangan terutama yang melibatkan penyembunyian dan
pemalsuan dokumentasi, audit yang direncanakan dan dilaksanakan semestinya mungkin
tidak dapat mendeteksi salah saji material.
11. Oleh karena pendapat auditor atas laporan keuangan didasarkan pada konsep pemerolehan
keyakinan memadai, auditor bukanlah penjamin dan laporannya tidak merupakan suatu
jaminan.

Referensi:
http://irfandinata87.blogspot.co.id/2014/11/makalah-tentang-standar-profesional.html
https://akuntansiterapan.com/2010/06/15/standar-profesional-akuntan-publik/
http://www.himakaunitri.com/2016/03/pengertian-standar-profesional-akuntan.html

Anda mungkin juga menyukai