Anda di halaman 1dari 36

PENERAPAN JUST IN TIME

PADA PERUSAHAAN “TOYOTA”

Pengertian Just In Time (JIT)

Just In Time (JIT) adalah strategi produksi yang berusaha untuk


meningkatkan Return On Investment (ROI) dengan mengurangi biaya pada
persediaan dan biaya dalam hal transportasi, baik biaya transportasi dari dan
ke industri tersebut maupun biaya yang akan timbul dalam material
handling di dalam industri tesebut. JIT merupakan adopsi dari sistem
produksi yang telah diterapkan dalam Industri Otomotif Jepang terutama
pada Toyota (The Toyota Way) kemudian di implementasikan diseluruh
industri manufaktur Jepang.
Terdapat empat aspek pokok dalam konsep Just In Time Toyota, yaitu:

1. Menghilangkan semua aktifitas atau sumber-sumber yang tidak


memberikan nilai tambah terhadap produk atau jasa.

2. Komitmen terhadap kualitas prima.

3. Mendorong perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan


efisiensi.

4. Memberikan tekanan pada penyederhanaan aktivitas dan peningkatan


visibilitas aktivitas yang memberikan nilai tambah.

PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 1


JIT memiliki dua tujuan strategis, yang pertama untuk meningkatkan
laba dan yang kedua untuk memperbaiki posisi bersaing perusahaan. Kedua
tujuan tersebut dapat dicapai dengan mengendalikan biaya, memperbaiki
kinerja pengiriman dan dengan peningkatan kualitas. Produksi dan pembelian
dengan sistem JIT mewakili usaha terus-menerus dalam mengejar
produktivitas melalui penghapusan pemborosan.
Meski JIT berfokus lebih dari sekedar manajemen persediaan,
pengendalian persediaan merupakan keuntungan tambahan yang penting.
Jenis dan efisiensi tata letak pabrik dikelola secara berbeda dalam proses
manufaktur JIT. JIT mengganti tata letak pabrik tradisional dengan suatu
pola.
JIT terfokus pada menyerang pada kesia-siaan dan variabilitas yang
menyebabkan kesia-siaan tersebut. Berbicara tentang kesia-sian dalam proses
produksi barang adalah membicarakan waktu yang hilang yang disebabkan
oleh distribusi bahan baku kedalam in line production. Dengan adanya
pengurangan waktu dalam distribusi bahan baku tersebut maka pengurangan
terhadap biaya simpan dan juga barang hasil produksi cepet keluar dari
pabrik sehingga dapat mempercepat delivery ke konsumen. Semakin
cepat delivery ke konsumen maka semakin cepat juga pengembalian modal
yang ditimbulkan akibat penjualan barang tersebut ke konsumen sehingga
ROI dapat meningkat. Disamping menyerang kesia-sian pada proses produksi
maka perlu kita perhatikan variabilitasnya.
Variabilitas adalah setiap penyimpangan dari proses optimel yang
mengantarkan produk sempurna tepat waktu setiap waktu. Persediaan

PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 2


menyembunyikan variabilitas. Semakin kecil variabilitas dalam sistem maka
semakin kecil pula kesia-sian yang terjadi. Variabilitas terjadi karena :

1. Karyawan, mesin dan pemasok memproduksi unit-unit produk yang tidak


sesuai dengan standar, terlambat diproduksi atau jumlahnya tidak sesuai;
2. Spesifikasi tidak akurat;
3. Karyawan memproduksi dengan tidak memperhatikan spesifikasi atau
mendahului produksi sebelum spesifikasi barang tersebut final;
4. Permintaan konsumen tidak diketahui.

Konsep dibelakang JIT adalah sistem tarik. JIT merupakan sistem tarik yang
memproduksi satu unit lalu ditarik ke tempat yang memerlukannya. Sistem
tarik menggunakan sinyal untuk meminta pengiriman dari fasilitas produksi
hulu ke fasilitar produksi hilir. Dengan menarik bahan baku melalui sistem
tersebut dalam ukuran lot yang sangat kecil sejumlah yang diperlukan,
terhapusnya gundukan persediaan, investasi dalam persediaan dan waktu
siklut manufaktur berkurang. Waktu siklus manufaktur adalah waktu antara
saat bahan baku diterima dan saat barang jadi keluar dari fasilitas produksi.

Elemen-elemen Kunci Dalam JIT

Elemen-elemen kuci pada JIT dilakukan secara luas baik dari luar perusahaan
maupun yang dari dalam perusahaan, yakni :

1. Pemasok

PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 3


Di banyak proses produksi, bahan baku yang masuk ditunda pada titik
pengangkutan , pemeliharaan dan pada bagian penerimaan. Demikian pula,
barang disimpan atau ditahan di gudang-gudang sebelum dilakukannya
pengangkutan ke distributor atau konsumen. Persediaan yang ditahan dengan
cara ini dangat sia-sai dan JIT diarahkan untuk mengurangi kesia-sian ini.
Hal ini mencakup kesia-sian yang ada di sistem pasokan, penerimaan dan
inspeksi atas bahan baku yang diterima. Kesia-siaan ini sering kali berbentuk
kelebihan persediaan, mutu yang buruk dan keterlambatan. Kemitraan antara
pemasok dan pembeli adalah solusinya yang bertujuan bersama untuk
menghilangkan kesia-siaan dan menurunkan biaya-biaya dimasing-
masingnya.

2. Tata letak
Tata letak pada JIT memungkin kita untuk mengurangi kesia-siaan yang lain
yaitu pergerakan. Pergerakan bahan baku tidak menyebabkan penambahan
nilai contohnya lini perakitan harus dirancang dengan titik-titik pengiriman di
samping lini agar bahan baku tidak perlu dikirimkan ke bagian penerima
yang letaknya jauh dari lini perakitan, untuk kemudian dipindahkan lagi.
Ketika tata letak mengurangi jarak, kita juga akan menghemat ruang dan
menghapus kemungkinan adanya tempat untuk persediaan yang tidak kita
inginkan.

3. Persediaan
Persediaan dalam sistem produksi dan distribusi sering kali diadakan agar
untuk menjaga jika terjadi sesuatu. Namun berbeda dengan penerapan

PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 4


persediaan yang dilakukan melalui JIT, yakni dengan perediaan diatur
melalui perhitungan persediaan minimal dengan memperhitungkan besaran
yang dibutuhkan unutk memepertahankan proses produksi secara sempurna.
Dengan persediaan JIT, barang-barang dengan jumlah yang tepat tiba pada
saat dibutuhkan.

Taktik-taktik persediaan jit adalah sebagai berikut :

1. Sistem tarik dalam memindahkan persediaan.


2. Lot-lot yang lebih kecil.
3. Pengiriman tepat waktu oleh pemasok.
4. Pengiriman langsung ke titik pemakaian.
5. Tepat jadwal.
6. Pengurangan waktu pemasangan mesin.
7. Teknologi kelompok.

4. Penjadwalan
Penjadwalan adalah pemegang peran penting dalam sistem JIT. Bila jadwal
yang efektif, dikomunikasikan di dalam organisasi dan kepada pemasok,
maka menjadi pendukung utama dalam sistem JIT. Penjadwalan yang baik
juga meningkatkan kemampuan unutk memenuhi pesanan konsumen,
menurunkan persediaan dengan memproduksi dalam ukuran lot yang lebih
kecil, dan mengurangi barang dalam proses. Pada penjadwalan ini terdapat 2
teknik yakni :

1. Jadwal menggunakan bahan baku moderat


PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 5
Jadwal menggunakan bahan baku moderat memproses lot kecil secara rutin.
Karena teknik ini menjadwalkan banyak lot berukuran kecil yang selalu
berubah-ubah, teknik ini menjadwalkan banyak lot berukuran kecil.

2. Kanban
Kata kanban berasal dari kata Jepang untuk kartu. Dalam usaha mengurangi
persediaan, bangsa Jepang menggunakan sistem yang menarik persediaan
dari pusat kerja. Sering kali mereka menggunakan kartu untuk
mengisyaratkan kebutuhan bahan baku lebih, kartu itu bernama kanban.
Kartu ini merupakan pengesahan agar batch bahan baku berikutnya
diproduksi.

Pada perkembangannya sistem kanban tidak lagi menggunakan kartu, sistem


ini dimodifikasi agar kartu yang tertera secara fisik tersebut digantikan
dengan sistem yang lebih baik, misalnya seperti lampu tanda yang jika
kosong akan menyala atau dengan sistem penandaan menggunakan media
lemari yang dimodifikasi sehingga penandaan dapat dilakukan pada box
tersebut.

Ukuran produksi biasanya kecil sehingga waktu prosesp roduksi tidak terlalu
lama. Sistem ini mengharuskan jadwal yang ketat. Jumlah kecil harus
diproduksi beberapa kali per hari. Proses ini harus berjalan dengan mulus
karena kekurangan yang terjadi akan mempengaruh langsung kepada
keseluruhan sistem.

5. Pemeliharaan

PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 6


Pemeliharaan terkait dengan rutinitas harian dimana rutinitas harian dalam
melakukan perbaikan mutu, perbaikan tempat kerja dan masukan yang
dilakukan oleh semua pihak akan meningkatkan efisiensi sehingga waktu
yang hilang dalam proses produksi akan semakin sedikit. Disamping rutinitas
harian dalam pemeliharaan tidak kalah pentingnya diperhatikan adalah
keterlibatan operator dalam melaksanakan rutinitas tersebut.

6. Produksi yang bermutu


Dengan adanya JIT maka mutu yang dihasilkan akan berpengaruh langsung.
Pengaruh tersebut dapat kita kelompokkan dalam 3 (tiga) hal :

1. JIT mengurangi biaya pemerolehan mutu yang baik, hal ini terjadi karena
biaya produksi sisa, produk yang memerlukan pengerjaan ulang, investasi
persediaan dan biaya kerusakan terkandung dalam persediaan. JIT
menurunkan persediaan, sehingga lebih sedikit cacat yang diproduksi dan
lebih sedikit unit yang perlu dikerjakan ulang. Persediaan
menyembunyikan mutu yang buruk, sementara JIT segera menunjukkan
mutu yang buruk.
2. Dengan sistem JIT yang segera menunjukkan mutu yang buruk, maka
mutu yang buruk itu akan dijadikan sebagai bukti kesalahan yang akan
diingat lebih lama sehingga akan mengurangi kesalahan yang sama
dikemudian hari. Dengan adanya peringatan bahwa mutu bahan baku yang
buruk maka adanya sistem yang akan dibentuk untuk melakukan
peringatan dini sehingga mutu yang buruk dapat dilakukan pemisahan

PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 7


langsung. Dan yang paling utama adalah adanya umpan balik untuk
perbaikan mutu dengan cepat kepada pemasok.
3. Dengan adanya perbaikan dari pemasok dan waktu tunggu produksi makin
sedikit maka dengan sendirinya cadangan akan semakin sedikit
mengakibatkan biaya simpan menjadi kecil.

7. Pemberdayaan karyawan
Karyawan merupakan salah satu elemen kunci yang sangat menentukan
dalam JIT. Karena karyawanlah yang mempunyai peran yang sangat besar
dalam menjalankan sistem JIT. Pemberdayaan karyawan mengikuti pepatah
manajemen bahwa tidak ada orang yang lebih tahu mengenai satu pekerjaan
selain pegawai pelaksana pekerjaan itu sendiri. Perusahaan tidak hanya
melatih dan melatih silang, tetapi juga perlu mengambil keuntungan investasi
yang dilakukan dalam memperkaya pekerjaan (job enrichment) (Richard J.
Schanberger 1994).
Falsafah JIT mengenai peningkatan mutu yang berkelanjutan memberikan
pada pekerja kesempatan unutk memperkaya pekerjaan dan kehidupan
mereka. Bila pemberdayaan berhasil, akan ada saling keterikatan dan saling
menghargai di pihak karyawan dan manjemen sehingga semua bekerja sama
untuk menciptakan perusahaan yang lebih produktif dan lebih dapat
memenangkan order.

8. Komitmen

PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 8


Komitmen semua pihak-pihak dari elemn-elemn kunci diatas akan
memberikan hasil-hasil yang diharapkan yang secara umum dapat kita
uraikan hasilnya sebagai berikut :

1. Pengurangan antrean dan keterlambatan, sehingga proses produksi


semakin cepat, aset bisa digunakan unutk kegiatan yang lebih produktif,
dan perusahaan dapat memenangkan pesanan.
2. Peningkatan mutu sehingga kesia-sian berkurang dan perusahaan dapat
memenangkan pesanan.
3. Penurunan biaya sehingga meningkatkan margin laba atau menurunkan
harga jual.
4. Pengurangan variabilitas ditempat kerja, sehingga kesia-siaan berkurang
dan perusahaan dapat memenangkan pesanan.
5. Pengurangan kegiatan pengerjaan ulang sehingga kesia-siaan berkurang
dan perusahaan dapat memenangkan pesanan.

Hal yang harus diperhatikan dalam penerapan JIT

1. Aliran Material yang lancar – Sederhanakan pola aliran material. Untuk


itu dibutuhkan pengaturan total pada lini produksi. Ini juga
membutuhkan akses langsung dengan dan dari bagian penerimaan dan
pengiriman. Tujuannya adalah untuk mendapatkan aliran material yang
tidak terputus dari bagian penerimaan dan kemudian antar tiap tingkat
produksi yang saling berhubungan secara langsung, samapi pada bagian

PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 9


pengiriman. Apapun yang menghalangi aliran yang merupakan target
yang haru diselidiki dan dieliminasi.
2. Pengurangan waktu set-up – Sesuai dengan JIT, terdapat beberapa
bagian produksi diskret yang memilki waktu set-up mesin yang
kadang-kadang membutuhkan waktu beberapa jam. Hal ini tidak dapat
ditoleransi dalam sistem JIT. Pengurangan waktu setup yang dramatis
telah dapat dicapai oleh berbagai perusahaan, kadang dari 4-7 jam
menjadi 3-7 menit. Ini membuat ukuran batch dapat dikurangi menjadi
jumlah yang sangta kecil, yang mengijinkan perusahaan menjadi sangat
fleksibel dan responsif dalam menghadapi perubahan permintaan
konsumen.
3. Pengurangan lead time vendor – Sebagai pengganti dari pengiriman
yang sangat besar dari komponen-komponen yang harus dibeli setiap
2/3 bulan, dengan sistem JIT kita ingin menerima komponen tepat pada
saat operasi produksi membutuhkan. Untuk itu perusahaan kadang-
kadang harus membuat kontrak jangka panjang dengan vendor untuk
mendapatkan kondisi seperti ini.
4. Komponen zero defect – Sistem JIT tidak dapat mentolelir komponen
yang cacat, baik itu yang diproduksi maupun yang dibeli. Untuk
komponen yang diproduksi, teknis kontrol statistik harus digunakan
untuk menjamin bahwa semua proses sedang memproses komponen
dalam toleransi setiap waktu. Untuk komponen yang dibeli, vendor
diminta untuk menjamin bahwa semua produk yang mereka sediakan
telah diproduksi dalam sistem produksi yang diawasi secara satistik.

PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 10


Perusahaan kan selalu memiliki program sertifikasi vendor untuk
menjamin terlaksananya hal ini.
5. Kontrol lantai produksi yang disiplin – Dalam system pengawasan
lantai produksi tradisional, penekanan diberikan pada utilitas mesin,
waktu produksi yang panjang yang dapat mengurangi biaya set up dan
juga pengurangan waktu pekerja. Untuk itu, order produksi dikeluarkan
dengan memperhatikan faktorfaktor ini. Dalam JIT, perhitungan
performansi tradisional ini sangat jauh dari keinginan untuk
membentuk persediaan yang rendah dan menghilangkan halhal yang
menghalangi operasi yang responsif. Hal ini membuat waktu awal
pelepasan order yang tepat harus dilakukan setiap saat. Ini juga berarti,
kadangkadang mesin dan operator mesin dapat saja menganggur.
Banyak manajer produksi yang telah menghabiskan sebagian besar
waktunya untuk menjaga agar mesin dan tenaga kerja tetap sibuk,
mendapat kesulitan membuat penyesuaian-penyesuaian yang
dibutuhkan agar berhasil menggunakan operasi JIT. Perusahaan yang
telah berhasil mengimplementasikan filosofi JIT akan mendapatkan
manfaat yang besar.

Prinsip-prinsip JIT

1. Simplification, merupakan salah satu tools just in time dalam


penyederhanaan proses yang
ada.

PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 11


2. Cleanliness and Organization, merupakan aturan dalam organisasi dan
Perusahaan
3. Visibility, membuat agar kesalahan terlihat.
4. Cycle time, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu produk.
5. Agility, kekuatan dalam pembuatan produk
6. Variability Reduction, kemampuan mengurangi hal-hal yang tidak
diperlukan.
7. Measurement, pengertian akan proses keseluruhan.

Prinsip Dasar Just In Time

Untuk mengaplikasikan metode JIT maka ada delapan prinsip yang harus
dijadikan dasar pertimbangan di dalam menentukan strategi sistem produksi,
yaitu:

1. Berproduksi sesuai dengan pesanan Jadwal Produksi Induk

Sistem manufaktur baru akan dioperasikan untuk menghasilkan produk


menunggu setelah diperoleh kepastian adanya order dalam jumlah tertentu
masuk. Tujuan utamanya untuk memproduksi finished goods tepat waktu dan
sebatas pada jumlah yang ingin dikonsumsikan saja (Just in Time), untuk itu
proses produksi akan menghasilkan sebanyak yang diperlukan dan
secepatnya dikirim ke pelanggan yang memerlukan untuk menghindari
terjadinya stock serta untuk menekan biaya penyimpanan (holding cost).

2. Produksi dalam jumlah kecil (Unitary Production)

PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 12


Produksi dilakukan dalam jumlah lot (Lot Size) yang kecil untuk
menghindari perencanaan dan lead time yang kompleks seperti halnya dalam
produksi jumlah besar. Fleksibilitas aktivitas produksi akan bisa dilakukan,
karena hal tersebut memudahkan untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian
dalam rencana produksi terutama menghadapi perubahan permintaan pasar.

3. Mengurangi pemborosan (Eliminate Waste)

Pemborosan (waste) harus dieliminasi dalam setiap area operasi yang ada.
Semua pemakaian sumber-sumber input (material, energi, jam kerja mesin
atau orang, dan lain- lain) tidak boleh melebihi batas minimal yang
diperlukan untuk mencapai target produksi.

4. Perbaikan aliran produk secara terus menerus.(Continous Product Flow


Improvement)

Tujuan pokoknya adalah menghilangkan proses-proses yang menimbulkan


bottleneck dan semua kondisi yang tidak produktif (idle, delay, material
handling, dan lain-lain) yang bisa menghambat kelancaran aliran produksi.

5. Penyempurnaan kualitas produk (Product Quality Perfection)

Kualitas produk merupakan tujuan dari aplikasi Just in Time dalam sistem
produksi. Disini selalu diupayakan untuk mencapai kondisi “Zero Defect”
dengan cara melakukan pengendalian secara total dalam setiap langkah
proses yang ada. Segala bentuk penyimpangan haruslah bisa diidentifikasikan
dan dikoreksi sedini mungkin.
PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 13
6. Respek terhadap semua orang/karyawan (Respect to People)

Dengan metode Just in Time dalam sistem produksi setiap pekerja akan
diberi kesempatan dan otoritas penuh untuk mengatur dan mengambil
keputusan apakah suatu aliran operasi bisa diteruskan atau harus dihentikan
karena dijumpai adanya masalah serius dalam satu stasiun kerja tertentu.

7. Mengurangi segala bentuk ketidak pastian (Seek to Eliminate


Contigencies)

Inventori yang ide dasarnya diharapkan bisa mengantisipasi demand yang


berfluktuasi dan segala kondisi yang tidak terduga, justru akan berubah
menjadi waste bilamana tidak segera digunakan. Begitu pula rekruitmen
tenaga kerja dalam jumlah besar secara tidak terkendali seperti halnya yang
umum dijumpai dalam aktivitas proyek akan menyebabkan terjadinya
pemborosan bilamana tidak dimanfaatkan pada waktunya. Oleh karena itu
dalam perencanaan dan penjadualan produksi harus bisa dibuat dan
dikendalikan secara teliti. Segala bentuk yang memberi kesan ketidakpastian
harus bisa dieliminir dan harus sudah dimasukkan dalam pertimbangan dan
formulasi model peramalannya.

8. Perhatian dalam jangka panjang.

Ketujuh prinsip pelaksanaan Just in Time dalam sistem produksi di atas


bukanlah suatu komitmen perusahaan yang diaplikasikan dalam jangka waktu
pendek, melainkan harus dibangun secara berkelanjutan dan merupakan

PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 14


komitmen semua pihak dalam jangka panjang. Dalam jangka pendek, ada
kemungkinan aplikasi Just in Time dalam sistem produksi justru akan
menambah biaya produksi mengikuti konsekuensi proses terbentuknya kurva
belajar.

Sejarah Toyota Motor Corporation

Pada tahun 1924, Sakichi Toyoda menemukan Toyoda Model G Automatic


Loom. Prinsip jidoka, yang berarti mesin berhenti sendiri bila masalah
terjadi, kemudian menjadi bagian dari Toyota Production System. Alat tenun
dibangun pada lini produksi kecil. Pada tahun 1929, paten untuk otomatis alat
tenun dijual kepada sebuah perusahaan Inggris, menghasilkan modal awal
untuk pengembangan mobil Toyoda Standard Sedan AA. Pada tahun 1933
sebagai sebuah divisi dari Toyoda Automatic Loom Works dikhususkan
untuk produksi mobil di bawah arahan putra pendiri, Kiichiro Toyoda.
Kendaraan pertama adalah mobil penumpang A1 dan G1 tahun 1935.
Kendaraan yang awalnya dijual dengan nama “Toyoda”, dari nama keluarga
pendiri perusahaan, Kiichiro Toyoda. Pada bulan April 1936, mobil
penumpang pertama Toyoda, AA Model, selesai. Harga jual adalah ¥ 3.350,
¥ 400 lebih murah daripada Ford atau GM mobil. Pada tahun 1936
perusahaan melakukan perlombaan untuk mengubah logo dikarenakan
keturunan Toyoda tidak dapat mewarisi nama Toyoda lagi.Pada tahun 1937
Toyoda merubah nama menjadi Toyota sebagai merek dagang dan
mendirikan perusahaan dengan nama Toyota Motor Company.

PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 15


Pada September 1947, kendaraan berukuran kecil Toyota yang dijual dengan
nama “Toyopet” kendaraan pertama yang dijual di bawah nama ini adalah
Toyopet SA, namun demikian Toyota juga memproduksi truk dan berbagai
macam jenis mobil dengan nama yang sama yakni Toyopet SB truk, Toyopet
Stout truk ringan, Toyopet Crown, Toyopet Guru, dan Toyopet Corona. Kata
“Toyopet” sebenarnya disematkan kepada Toyota SA karena ukurannya yang
kecil, sebagai hasil dari kontes penamaan Toyota Perusahaan yang
diselenggarakan pada tahun 1947.

Namun, ketika Toyota akhirnya memasuki pasar Amerika pada tahun 1957
dengan nama Toyoped Crown, nama itu tidak diterima dengan baik karena
konotasi mainan dan hewan peliharaan. nama itu segera dirubah khusus untuk
pasar Amerika, namun dalam perkembangannya nama Toyoped akhirnya
dihilangkan juga pada negara lain pada pertengahan 1960-an.

Pada awal 1960-an, AS mulai menempatkan tarif impor baku pada kendaraan
tertentu. Yang disebut “pajak ayam” yang berlaku pada 1964 dengan besaran
bea masuk 25%. Menanggapi tarif, Toyota, Nissan Motor Co dan Honda
Motor Co mulai membangun pabrik di AS sekitar tahun 1980-an.

Pada tahun 1982, Toyota Motor Company dan Toyota Motor Sales
bergabung menjadi satu perusahaan, Toyota Motor Corporation. Dua tahun
kemudian, Toyota menandatangani joint venture dengan General Motors
yang disebut New United Motor Manufacturing, Inc, NUMMI, operasi pabrik
mobil-manufaktur di Fremont, California. Pabrik adalah pabrik General
Motors lama yang telah ditutup selama dua tahun. Toyota kemudian mulai
PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 16
membangun merek baru pada akhir tahun 1980-an, dengan peluncuran divisi
mewah Lexus pada tahun 1989.
Pada 1990-an, Toyota mulai memproduksi mobil jenis yang lebih banyak
mulai dari seri yang mewah sampai pada mobil yang berukuran besar seperti
Truk T100, beberapa jenis SUV, versi sport dari Camry, yang dikenal
sebagai Camry Solara, dan merek Scion, beberapa jenis mobil yang
terjangkau dengan penampilan sporty, mobil yang ditargetkan khusus untuk
orang dewasa muda. Toyota juga mulai produksi mobil yang kemudian hari
menjadi yang terlaris jenishybrid di dunia, Prius, pada tahun 1997.
Seiring keberhasilan mereka di Amerika maka Toyota mulai merambah
Eropa dengan Toyota Team Eropa, TMME, untuk membantu pemasaran di
benua tersebut. Tepatnya pada tahun 1999, Toyota mendirikan pabrik yang
berbasis di Inggris

Pada tahun 2002, Toyota berhasil masuk dalam kompetisi mobil dimana
kmpetisis tersebut adalah kompetisi terbaik di dunia yang bernama Formula
One. Toyota peringkat kedelapan di Forbes 2000 daftar perusahaan
terkemuka di dunia untuk tahun 2005 tetapi meluncur ke 55 untuk tahun
2011. Perusahaan ini adalah nomor satu dalam penjualan mobil global untuk
kuartal pertama 2008. Pada tahun 2007, Toyota merilis update truk berukuran
penuh, yaitu Tundra, diproduksi di dua pabrik Amerika, satu di Texas dan
satu di Indiana. Motor Trend bernama Tundra “Truck of the Year”, dan 2007
Toyota Camry “Car of the Year” untuk tahun 2007. Pada tahun itu juga
pembangunan dua pabrik baru, satu untuk membangun RAV4 di Woodstock,
Ontario, Kanada, dan lain untuk membangun Toyota Prius di Blue Springs,

PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 17


Mississippi, Amerika Serikat. Pabrik ini awalnya ditujukan untuk
membangun Toyota Highlander, tapi Toyota memutuskan untuk
menggunakan pabrik di Princeton, Indiana, Amerika Serikat, sebagai
gantinya.
Pada tahun 2011, Toyota, bersama dengan sebagian besar industri otomotif
Jepang, menderita akibat bencana alam. Gempa Tohoku 2011 dan tsunami
menyebabkan gangguan parah dari basis pemasok dan penurunan produksi
dan ekspor. Banjir parah selama musim hujan 2011 di Thailand yang terkena
mobil Jepang yang telah memilih Thailand sebagai basis produksi. Toyota
diperkirakan telah kehilangan produksi 150.000 unit akibat dari tsunami dan
produksi 240.000 unit akibat dari banjir.

Penerapan Sistem Just In Time di Pabrik-pabrik Toyota


Penerapan JIT di Pabrik-pabrik Toyota memiliki prinsip bahwa “Just-in-
Time” berarti membuat “hanya apa yang dibutuhkan, ketika dibutuhkan, dan
dalam jumlah yang dibutuhkan.” Misalnya, secara efisien menghasilkan
sejumlah besar mobil, yang dapat terdiri dari sekitar 30.000 komponen, perlu
untuk membuat rencana produksi rinci yang meliputi bagian pengadaan.
Menyediakan “apa yang dibutuhkan, ketika dibutuhkan, dan dalam jumlah
yang dibutuhkan” sesuai dengan rencana produksi ini dapat menghilangkan
pemborosan atau kesia-siaan, inkonsistensi, dan persyaratan yang tidak
masuk akal, sehingga meningkatkan produktivitas.

JIT pada pabrik-pabrik Toyota memiliki nama sendiri yakni dengan


nama Toyota Production System (TPS). TPS ini mengendalikan produksi

PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 18


dengan sistem kanban yang memainkan persan secara integral. Sistem
kanban juga telah disebut “metode Supermarket” karena ide di balik itu
dipinjam dari supermarket. Supermarket menggunakan kartu kontrol produk
di mana informasi yang terkait dengan produk, seperti produk nama, kode
dan lokasi penyimpanan, dimasukkan. Karena Toyota memiliki tanda kanban
untuk digunakan dalam proses produksi mereka, metode yang kemudian
disebut “sistem kanban.” Di Toyota, ketika proses mengacu pada proses
sebelumnya untuk mengambil bagian, menggunakan kanban untuk
berkomunikasi bagian mana telah digunakan. Supermarket hanya
menyediakan persediaan yang dibutuhkan oleh pelanggan hanya sesuai
dengan jumlah yang dibutuhkan, dan memiliki semua item yang tersedia
untuk dijual pada pelanggan pada waktu tertentu juga.
Pada Toyota Production System (TPS) penghapusan kesia-siaan dinamakan
dengan penghapusan limbah. Pada awalnya filososfi tersebut dinamakan
dengan “penghapusan lengkap semua limbah” dari semua aspek produksi
dalam mengejar metode yang paling efisien, seperti mesin yang diciptakan
pada awal-awal produksi Toyota yakni mesin tenun otomatis Sakichi Toyoda.
TPS diuji dan dicoba selama bertahun-tahun untuk meningkatkan efisiensi
didasarkan pada konsep Just-in-Time dikembangkan oleh Kiichiro Toyoda,
pendiri (dan presiden kedua) dari Toyota Motor Corporation. Limbah dapat
bermanifestasi sebagai kelebihan persediaan, penambahan proses, dan
produk-produk yang cacat. Jika “sampah” tersebut dibiarkan dan dijumlahkan
masing-masing dimana terbentuk “sampah tersebut maka pada akhirnya
berdampak pada pengelolaan korporasi itu sendiri.

PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 19


Kiichiro Toyoda, yang mewarisi filosofi ini, berangkat untuk mewujudkan
keyakinannya bahwa “kondisi ideal untuk membuat hal-hal yang dibuat
ketika mesin, fasilitas, dan orang-orang bekerja sama untuk menambah nilai
tanpa menghasilkan limbah apapun.” Dengan metodologi dan teknik ini
sehingga dapat menghilangkan limbah antar proses, hasilnya adalah Just In
Time (JIT).

Manfaat penerapan JIT pada perusahaan Toyota

Toyota memperoleh berbagai macam manfaat dengan menerapkan JIT,


beberapa diantaranya yaitu :

Seluruh system yang ada dalam perusahaan dapat berjalan lebih efisien

Pabrik mengeluarkan biaya yang lebih sedikit untuk memperkerjakan


para staffnya.

Persediaan tidak perlu dicek, disimpan atau diretur kembali.

Kertas kerja dapat lebih simple

Penghematan yang telah di lakukan dapat digunakan untuk mendapat


profit yang lebih tinggi misalnya, dengan mengadakan promosi tambahan.

Keterlacakan biaya

PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 20


Keakuratan penentuan biaya produk

Mengeliminasi aktivitas tidak bernilai tambah

Meminimumkan persediaan

Zero Defect

Mengurangi harga pokok produksi

Menghemat biaya penyimpanan dan gudang

Lead time (waktu tunggu) pemanufakturan

Menghemat waktu perpindahan

Biaya mutu

Tujuan sistem JIT pada perusahaan Toyota

Tujuan dari sistem produksi Just in Time ini adalah mengurangi ongkos
produksi dan meningkatkan produktivitas total industri secara keseluruhan
dengan cara menghilangkan pemborosan (waste) secara terus menerus.
Tujuan utama yang ingin dicapai dari sistem ini adalah:
1. Zero Defect (tidak ada barang yang rusak)

2. Zero Set-up Time (tidak ada waktu set-up)

PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 21


3. Zero Lot Excesses (tidak ada kelebihan lot)

4. Zero Handling (tidak ada penanganan)

5. Zero Queues (tidak ada antrian)

6. Zero Breakdowns (tidak ada kerusakan mesin)

7. Zero Lead Time (tidak ada lead time)

Menurut Monden tujuan Just In Time adalah sebagai berikut:

1. Laba Lewat Pengurangan Biaya

Sistem produksi Toyota adalah suatu metode ampuh untuk membuat produk
karena sistem ini merupakan alat efektif untuk menghasilkan tujuan akhir
laba. Untuk mencapai tujuan sistem produksi Toyota ini, maka dilakukan
pengurangan biaya atau perbaikan produktivitas.

2. Menghilangkan Produksi Berlebihan

Pertimbangan utama bagi sistem produksi Toyota adalah pengurangan biaya


dengan cara menghapuskan pemborosan.

Ada empat jenis pemborosan dalam operasi produksi:

 Sumberdaya produksi terlalu banyak


 Produksi berlebihan

PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 22


 Persediaan terlalu banyak
 Investasi modal yang tak perlu

3. Pengendalian Jumlah, Jaminan Mutu, Menghormati Kemanusiaan

Pengurangan biaya merupakan tujuan yang terpenting dari sistem ini,


pertama-tama harus dipenuhi tiga sub tujuan lain yaitu :

 Pengendalian jumlah, yang memungkinkan sistem ini menyesuaikan


diri dengan fluktuasi harian dan bulanan dalam permintaan baik jumlah
maupun variansinya.
 Jaminan mutu yang memastikan bahwa tiap proses hanya akan
memasok unit yang baik kepada proses berikutnya.
 Menghormati kemanusiaan yang harus dibudayakan karena sistem
menggunakan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran biaya.

Syarat utama untuk produksi Just In Time adalah membuat semua proses,
mengetahui penetapan waktu yang tepat dan jumlah yang dibutuhkan dengan
cara penentuan jadual pada semua proses. Untuk dapat menerapkan strategi
Just In Time, sistem informasi dalam industri harus bersifat transparan dan
komprehensif, dimana beberapa model informasi yang diperlukan adalah:

1. Daftar pemasok material dalam program Just In Time

2. Laporan kualitas yang komprehensif dalam perusahaan

PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 23


3. Laporan secara rutin kepada pemasok material dan departemen pembelian
material dari perusahaan Toyota

4. Pertemuan secara periodik dengan setiap pemasok material.

Dampak/hubungan penerapan JIT dalam perusahaan Toyota dengan


Akuntansi Biaya

Pemanufakturan JIT dan Penentuan Biaya Produk

Pemanufakturan JIT menggunakan pendekatan yang lebih memusat daripada


yang ditemui dalam pemanufakturan tradisional. Penggunaan sistem
pemanufakturan JIT mempunyai dampak pada:

1. Meningkatkan Keterlacakan (Ketertelusuran) biaya.

2. Meningkatkan akurasi penghitungan biaya produk.

3. Mengurangi perlunya alokasi pusat biaya jasa (departemen jasa)

4. Mengubah perilaku dan relatif pentingnya biaya tenaga kerja langsung.

5. Mempengaruhi sistem penentuan harga pokok pesanan dan proses.

Dasar-dasar pemanufakturan JIT dan perbedaannya dengan pemanufakturan


tradisional:

PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 24


• JIT Dibandingkan dengan Pemanufakturan Tradisional.

Pemanufakturan JIT adalah sistem tarikan permintaan (Demand-Pull). Tujuan


pemanufakturan JIT adalah memproduksi produk hanya jika produk tersebut
dibutuhkan dan hanya sebesar jumlah permintaan pembeli (pelanggan).
Beberapa perbedaan pemanufakturan JIT dengan Tradisional meliputi:

a. Persediaan Rendah

b. Sel-sel Pemanufakturan dan Tenaga Kerja Interdisipliner c. Filosofi TQC


(Total Quality Control)

• JIT dan Ketertelusuran Biaya Overhead

Dalam lingkungan JIT, beberapa aktivitas overhead yang tadinya digunakan


bersama untuk lebih dari satu lini produk sekarang dapat ditelusuri secara
langsung ke satu produk tunggal. Manufaktur yang berbentuk sel-sel, tenaga
kerja yang terinterdisipliner, dan aktivitas jasa yang terdesentralisasi adalah
karakteristik utama

PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 25


JIT TRADISIONAL

1.Sistem Pull-through 1.Sistem Push-through


2.Persediaan tidak signifikan Sel- 2.Persediaan signifikan Berstruktur
sel pemanufakturan departemen
3.Tenaga kerja terinterdisipliner 3.Tenaga kerja terspesialisasi
4.Pengendalian mutu (TQC) 4.Level mutu akseptabel (AQL)
5.Desentralisasi jasa 5.Sentralisasi jasa

• Keakuratan Penentuan Biaya Produk dan JIT

Salah satu konsekuensi dari penurunan biaya tidak langsung dan kenaikan
biaya langsung adalah meningkatkan keakuratan penentuan biaya (Harga
Pokok Produk). Pemanufakturan JIT, dengan mengurangi kelompok biaya
tidak langsung dan mengubah sebagian besar dari biaya tersebut menjadi
biaya langsung maupun sebaliknya, dapat menurunkan kebutuhan penaksiran
yang sulit.

• JIT dan Alokasi Biaya Pusat Jasa

Dalam manufaktur tradisional, sentralisasi pusat-pusat jasa memberikan


dukungan pada berbagai departemen produksi. Dalam lingkungan JIT,
banyak jasa didesentralisasikan. Hal ini dicapai dengan membebankan

PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 26


pekerja dengan keahlian khusus secara langsung ke lini produk dan melatih
tenaga kerja langsung yang ada dalam sel-sel untuk melaksanakan aktivitas
jasa yang semula dilakukan oleh tenaga kerja tidak langsung.

Sebagai perusahaan yang menerapkan JIT dan otomatisasi, biaya tenaga kerja
langsung tradisional dikurangi secara signifikan.Oleh sebab itu ada dua
akibat:

1. Persentasi biaya tenaga kerja langsung dibandingkan total biaya produksi


menjadi berkurang

2. Biaya tenaga kerja langsung berubah dari biaya variabel menjadi biaya
tetap.

• Pengaruh JIT pada Penilaian Persediaan

Salah satu masalah pertama akuntansi yang dapat dihilangkan dengan


penggunaan pemanufakturan JIT adalah kebutuhan untuk menentukan biaya
produk dalam rangka penilaian persediaan. Jika terdapat persediaan, maka
persediaan tersebut harus dinilai, dan penilaiannya mengikuti aturan-
aturan tertentu untuk tujuan pelaporan keuangan. Dalam JIT diusahakan
persediaan nol (atau paling tidak pada tingkat yang tidak signifikan),
sehingga penilaian persediaan menjadi tidak relevan untuk tujuan pelaporan
keuangan.

PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 27


Dalam JIT, keberadaan penentuan harga pokok produk hanya untuk
memuaskan tujuan manajerial. Manajer memerlukan informasi biaya produk
yang akurat untuk membuat berbagai keputusan misalnya:

Penetapan harga jual berdasar cost-plus,

Analisis trend biaya,

Analisis profitabilitas lini produk,

Perbandingan dengan biaya para pesaing,

Keputusan membeli atau membuat sendiri, dsb

• Pengaruh JIT pada Harga Pokok Pesanan

Dalam penerapan JIT untuk penentuan order pesanan, pertama, perusahaan


harus memisahkan bisnis yang sifatnya berulang-ulang dari pesanan
khusus.Selanjutnya, sel-sel pemanufakturan dapat dibentuk untuk bisnis
berulang- ulang.

Dengan mereorganisasi tata letak pemanufakturan, pesanan tidak


membutuhkan perhatian yang besar dalam mengelompokkan harga pokok
produksi. Hal ini karena biaya dapat dikelompokkan pada level selular.
lagi pula, karena ukuran lot sekarang lebih sangat kecil, maka tidak praktis
untuk menyusun kartu harga pokok pesanan untuk setiap pesanan. Maka
lingkungan pesanan akan menggunakan sifat sistem harga pokok proses.

PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 28


• Penentuan Harga Pokok Proses dan JIT

Dalam metode proses, perhitungan biaya per unit akan menjadi lebih rumit
karena adanya persediaan barang dalam proses. Dengan
menggunakan JIT, diusahakan persediaan nol, sehingga penghitungan unit
ekuivalen tidak terlalu dibutuhkan, dan tidak perlu menghitung biaya dari
periode sebelumnya. JIT secara signifikan mengarah pada penyederhanaan.

• JIT dan Otomasi

Sejak sistem JIT digunakan, biasanya hanya menunjukkan kemungkinan


otomasi dalam beberapa hal. Karena tidaklah umum bagi perusahaan yang
menggunakan JIT untuk mengikutinya dengan pemilikan teknologi
pemenufakturan maju. Otomasi perusahaan untuk : (a) menaikkan kapasitas
produksi, (b) menaikkan efisiensi, (c) meningkatkan mutu dan pelayanan, (d)
menurukan waktu pengolahan, (e) meningkatkan keluaran.

Otomasi meningkatkan kemampuan untuk menelusuri biaya pada berbagai


produk secara individual. sebagai contoh sel-sel FMS, merupakan rekan
terotomasi dari sel-sel pemanufakturan JIT. Jadi. beberapa biaya yang
merupakan biaya yang tidak langsung dalam lingkungan tradisional sekarang
menjadi biaya langsung.

• Penentuan Harga Pokok Backflush

Penentuan harga pokok backflush mengeliminasi rekening barang dalam


proses dan membebankan biaya produksi secara langsung pada produk
PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 29
selesai. Perusahaan menggunakan backflush costing jika terdapat kondisi-
kondisi sebagai berikut :

1. Manajemen ingin sistem akuntansi yang sederhana.

2. Setiap produk ditentukan biaya standarnya.

3. Metode ini menghasilkan penentuan harga pokok produk yang


kira-kira mengasilkan informasi keuangan yang sama dengan penelusuran
secara berurutan.

• Meningkatnya Tuntutan Mutu

JIT Manufacturing menuntut ketepatan waktu produksi dan penyerahan


produk akhir kepada pelanggan maupun produk antara dari satu tahap
produksi ke tahap berikutnya. Untuk menjamin ketepatan waktu dituntut
produksi tanpa cacat atau rusak, dan bahan baku sesuai spesifikasi yang
ditetapkan tanpa cacat, serta kondisi mesin dan ekuipment produksi tanpa
kerusakan. Untuk menghasilkan produk bermutu dibutuhkan pengendalian
menyeluruh atau total quality control (TQC). TQC merupakan konsep
pengendalian yang meletakkan tanggungjawab pengendalian di pundak setiap
karyawan yang terllibat dalam proses pembuatan produk, sejak desain, proses
produksi, sampai produk mencapai pembeli. Oleh karena itu karyawan
didorong agar berusaha menghasilkan “zero defect”.

Perbandingan Sistem Manajemen JIT dan Tradisional

PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 30


JIT TRADISIONAL
1. Sistem tarikan 1. Sistem dorongan
2. Persediaan tidak 2. Persediaan
signifikan signifikan
3. Basis pemasok 3. Basis pemasok
sedikit banyak
4. Kontrak jangka 4. Kontrak jangka
panjang dengan pendek dengan
pemasok pemasok
5. Pemanufakturan 5. Pemanufakturan
berstruktur seluler berstruktur departemen
6. Karyawan 6. Karyawan
berkeahlian ganda terspesialisasi
7. Jasa
terdesentralisasi 7. Jasa tersentralisasi

8. Keterlibatan 8. Keterlibatan
karyawan tinggi karyawan rendah
9. Gaya manajemen 9. Gaya manajemen
sebagai penyedia sebagai pemberi
Aktivitas
fasilitas Just In Time Tradisional
perintah
10. Total
Ukuran Lot quality control (TQC)
Lot Kecil 10.Acceptable quality level
Lot Besar

(AQL)
Pemilihan Pemasok Satu pemasok dengan kontrak Banyak pemasok dengan
jangka panjang kontrak jangka pendek

PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 31


Penilaian Pemasok Mutu produk, performa Mutu produk, performa
pengiriman dan harga dengan pengiriman dan harga
Acceptable Quality Level dengan Acceptable Quality
Level

Inspeksi Produk Dieliminasi Dilakukan pembeli

Secara singkat, dampak JIT terhadap Akuntansi Manajemen adalah


mencakup beberapa poin berikut :

1. Ketertelusuran langsung sejumlah biaya dapat ditingkatkan.

2. Perubahan “cost pools” yang digunakan untuk mengumpulkan biaya.

3. Mengubah dasar yang digunakan untuk mengalokasikan biaya sehingga


banyak biaya tidak langsung dapat diubah menjadi biaya langsung.

4. Mengurangi perhitungan dan penyajian informasi mengenai selisih harga


beli secara individual

5. Mengurangi biaya administrasi penyelenggaraan sistem akuntansi.

6. Mengeliminasi atau mengurangi kelompok biaya (cost pools) untuk


aktivitas tidak langsung

7. Mengurangi frekuensi perhitungan dan pelaporan informasi selisih biaya


tenaga kerja dan overhead pabrik secara individual

PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 32


Lean Production

Istilah Lean Production di cetuskan oleh sebuah tim dari MIT untuk
menggambarkan apa yang sebelumnya dikenal dengan nama Toyota
Production System. Tim yang berbasis di MIT tersebut adalah International
Motor Vehicle Program (IMVP) dimana hasil riset mereka selama 5 tahun di
akhir tahun 80-an disajikan dalam sebuah buku yang berjudul The Machine
That Changed The World.

Buku ini secara komprehensif menceritakan sejarah industri mobil serta


perkembangan sistem produksinya dari Craft Production di awal tahun 1900-
an (ketika mobil baru diproduksi satu persatu seperti barang seni), kemudian
Henry Ford memperkenalkan Mass Production di tahun 1914, pertama
kalinya konsep produksi mobil secara masal diperkenalkan, dimana Alfred
Sloan lalu menyempurnakan sistem ini sejak 1920 di General Motors. Setelah
sekian lama bertahan dengan sistem produksi yang cukup ampuh buat
industri manufaktur mobil di Amerika untuk menguasai dunia, tanpa disadari
oleh industri mobil Barat, Toyota telah merintis sistem yang sama sekali
berbeda yang oleh tim IMVP disebut sebagai Lean Production.

Dibandingankan dengan Mass Production, Lean Production memerlukan 1/2


dari usaha manusia di pabrik, 1/2 ruang pabrik, 1/2 investasi peralatan, 1/2
waktu engineering, dan 1/2 waktu yang diperlukan untuk meluncurkan
produk baru.

PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 33


Hal inilah yang diakhir tahun 80-an para manajer pabrik manufaktur di
Amerika tidak bisa menerima "ramalan tersebut" karena bagi orang-orang
yang berkecimpung sekian lama dalam sistem Mass Production pasti akan
berpikir "tidak mungkin menghasilkan produk yang lebih baik dalam waktu
yang lebih cepat dan biaya lebih murah." Paradigma lama mengatakan bahwa
"produk yang lebih baik pasti memerlukan waktu yang lebih lama dan biaya
lebih tinggi."

Toyota dan pabrik mobil Jepang lainnya membuktikan itu salah.

Dengan studi yang mendalam pada sistem Mass Production, Toyota


memikirkan sistem baru yang sama sekali memiliki paradigma yang berbeda
dengan sistem produksi masal. Prinsip Lean Production meliputi "kerjasama
tim, komunikasi, penggunaan sumber daya secara efisien, penghilangan
Muda/Waste, dan perbaikan secara kontinyu."

Tampak gampang dalam teori, tapi sangat berat dalam realita karena sampai
sekarang banyak perusahaan termasuk perusahaan-perusahaan manufaktur
terkemuka masih berusaha keras menerapkan Lean Production ini.

Kalau kita pelajari dari sejarah lahirnya Lean ini, maka tampak jelas bahwa
budaya Jepang yang cenderung kolektif dan sangat disiplin merupakan salah
satu faktor utama dalam konsep ini. Ditambah budaya mereka yang sangat
menjunjung tinggi usaha menuju perfection, maka tidak heran jika konsep ini
sangat berhasil diterapkan di Jepang.

PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 34


Salah satu contoh bagaimana revolusioner-nya sistem produksi Toyota adalah
dengan memberikan otorisasi bagi tiap pekerja di pabrik untuk menghentikan
assembly line kalau menemukan cacat dalam produk yang sedang ia tangani
atau baru diterima dari orang sebelumnya. Sistem yang tentu saja sangat
revolusioner dan pada awalnya pasti merupakan gangguan besar (karena tiap
saat produksi terhenti) ternyata dalam jangka panjang mampu memberikan
keuntungan bagi Toyota karena dengan demikian produk yang dihasilkan
akan menghasilkan hampir 100% produk bebas cacat tanpa melalui proses
inspeksi di akhir. Ini berbeda jauh dengan konsep barat (pada waktu itu) yang
cenderung fokus pada kesinambungan produksi dan membiarkan produk
jelek diteruskan kepada proses selanjutnya. Sistem produksi massal
menggantungkan kualitas akhir produk pada inspeksi yang dilakukan para
ahli pada step terakhir dari produksi. Yang belum mereka sadari pada saat itu
adalah setiap cacat yang diteruskan kepada proses selanjutnya akan
menimbulkan multiplication effect serta inspeksi di akhir memerlukan waktu
yang panjang untuk menemukan kesalahan. Tak heran banyak produk yang
masih cacat masih ditemukan dalam mobil-mobil yang dikeluarkan produsen
Amerika dan Eropa.

Setelah hampir 15 tahun konsep Lean di sebarluaskan dimana segala usaha


pengurangan Muda/Waste menjadi topik utama di dunia manufaktur: mulai
dari pengurangan inventori, pengurangan transportasi, pengurangan gerakan
yang berlebihan, menghilangkan waktu tunggu, penghilangan kerja ulang,
dan berbagai pengurangan lainnya, konsep Lean menjadi tersebar luas bukan
hanya di dunia manufaktur mobil. Dell dan Wal Mart disebut-sebut telah

PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 35


menjadi master di bidang Lean ini dengan menyempurnakan operasinya
bertumpu pada lean supply chain. Berbagai industri di luar manufaktur dan
retail juga sudah menerapkan Lean Production ini, sehingga konsep Just In
Time (JIT) dan Kanban bukan lagi menjadi bahan pembicaraan di pabrik
saja.

PENERAPAN JUST IN TIME PADA PERUSAHAAN TOYOTA Page 36

Anda mungkin juga menyukai

  • Visi Misi Toyota
    Visi Misi Toyota
    Dokumen10 halaman
    Visi Misi Toyota
    Oim Parampam Pam
    Belum ada peringkat
  • Manajemen Operasional
    Manajemen Operasional
    Dokumen32 halaman
    Manajemen Operasional
    Nugroho SnB
    Belum ada peringkat
  • Pesan
    Pesan
    Dokumen36 halaman
    Pesan
    Nugroho SnB
    Belum ada peringkat
  • Pesan
    Pesan
    Dokumen36 halaman
    Pesan
    Nugroho SnB
    Belum ada peringkat
  • It 021225
    It 021225
    Dokumen37 halaman
    It 021225
    Nugroho SnB
    Belum ada peringkat
  • Kewirausahaan
    Kewirausahaan
    Dokumen41 halaman
    Kewirausahaan
    Nugroho SnB
    Belum ada peringkat
  • La Ro 2 2
    La Ro 2 2
    Dokumen6 halaman
    La Ro 2 2
    Nugroho SnB
    Belum ada peringkat
  • Koperasi
    Koperasi
    Dokumen6 halaman
    Koperasi
    Nugroho SnB
    Belum ada peringkat
  • Lit Bang
    Lit Bang
    Dokumen1 halaman
    Lit Bang
    Nugroho SnB
    Belum ada peringkat
  • Ekonomi Koperasi 3
    Ekonomi Koperasi 3
    Dokumen3 halaman
    Ekonomi Koperasi 3
    Nugroho SnB
    Belum ada peringkat