LANDASAN TEORI
II. A. Kreativitas
sehingga tidak dapat dipungkiri pengertian kreativitas menyebar luas dan banyak
peradaban yang variatif, hingga secara otomatis hal ini menyebabkan munculnya
sejumlah definisi.
produk suatu respon atau karya yang baru dan sesuai dengan tugas yang dihadapi.
baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah atau sebagai kemampuan
sebelumnya.
bidang apa pun, kemudian menyusun sebagian pemikiran atau data-data teoritis
data-data itu, serta menyampaikan hasil-hasil yang dicapai kepada orang lain.
kemampuan mengatasi masalah, maupun penyampaian ide. Hal ini sesuai dengan
11
Universitas Sumatera Utara
definisi kreativitas yang dikemukakan Guilford (dalam Al-Khalili, 2005) yaitu,
sistem dari beberapa kemampuan nalar yang sederhana, dan sistem ini berbeda
understanding ).
dan elaborasi.
pertimbangan.
3. Product, ialah hasil akhir dari proses yang terjadi dalam bentuk
12
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
berbagai jenis ketrampilan yang sifatnya unik atau berbeda dari biasanya dan
mengembangkan suatu ide yang berbeda dari orang lain, dan fleksibilitas dalam
berpikir.
Ada beberapa ciri kreativitas yang dimiliki oleh individu kreatif, tidak
hanya meliputi aspek kognitif, tetapi juga meliputi aspek afektif. Guilford (dalam
ditentukan oleh ciri-ciri kognitif yang disebutnya dengan aptitude dan ciri afektif
seseorang mampu menghasilkan prestasi kreatif ikut ditentukan oleh ciri-ciri non-
aptitude (afektif).
berpikir.
13
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas terdiri dari
dua ciri yaitu ciri kognitif dan ciri afektif yang saling berhubungan satu sama lain,
meliputi :
1. Kelancaran berpikir
2. Keluwesan
dengan cara berpikir yang baru dan mampu mengubah cara pendekatan
3. Elaborasi
14
Universitas Sumatera Utara
4. Orisinalitas
unsur.
simultan dari beberapa operasi mental kreatif dengan menggunakan tes Torrence
yang terdiri dari bentuk verbal dan bentuk figural,dimana keduanya berkaitan
berkreativitas yang dilalui oleh proses kreativitas. Keempat fase tersebut meliputi:
Fase ini mencakup segala hal yang dipelajari orang yang kreatif melalui
usaha dan kesalahan terlebih dahulu. Dapat dikatakan bahwa segala hal yang
kreatif, terkadang juga diperlukan latihan khusus yang berkaitan dengan kerja
15
Universitas Sumatera Utara
2) Fase inkubasi
Dalam fase ini, secara emosional orang yang kreatif tidak akan
dalam kondisi tidak aktif, serta tidak memperlihatkan kemajuan apa pun
Perilaku orang kreatif ini tampak jelas melalui fase inkubasi antara
seseorang dengan orang lain, dan dari satu sikap dengan sikap lainnya. Dalam
rasa tidak nyaman sampai frustasi dan menjadi mudah terpengaruh dengan
faktor yang terpisah. Terkadang orang lain menjadi merasa sedih dan tertekan.
melalui dorongan yang kuat dan baru, serta keberanian melangkah ke depan.
Dalam fase ini, sebuah solusi tampak seakan-akan datang secara tiba-tiba,
disertai dengan emosi yang meluap dan menyenagkan. Fase inpirasi ini bukan
merupakan fase yang terpisah dan mandiri. Namun, merupakan hasil dari
seluruh upaya yang dilakukan oleh orang kreatif selama fase-fase sebelumnya.
Dalam fase ini, orang kreatif melakukan pengujian atas kebenaran dan
16
Universitas Sumatera Utara
dilakukan sebagian revisi atau perubahan atas produk kreativitas tersebut yang
mungkin.
Meskipun keempat fase ini ada dalam proses kreativitas, namun sebaiknya
lebih melihat kreativitas sebagai suatu proses yang dinamis, reaktif, dan
kreativitas juga merupakan proses intervensi antar beberapa fase, reaktif, dan
beberapa fase yang berbeda. Meski demikian, fokus lebih mengarah pada dua fase
yaitu inkubasi dan iluminasi sebagai dua fase dasar yang memberikan cahaya bagi
dari luar.
seseorang.
konsep-konsep.
17
Universitas Sumatera Utara
2. Faktor eksternal, didalamnya terdapat lingkungan yang mengandung
dan keterbatasannya.
eksternal
dipengaruhi oleh dua faktor yang saling mempengaruhi satu sama lain. Kedua
faktor tersebut adalah faktor internal yang bersumber dari diri individu sendiri,
pergaulan yang lebih luas. Apapun bentuk perilaku yang ditunjukkan orangtua
pada anaknya akan berdampak pada kepribadian anak (Faw dan Belkin,1989).
Selain itu, keluarga tetaplah merupakan sekolah utama di tengah masyarakat yang
18
Universitas Sumatera Utara
Menurut Amabile (1989), dalam keluarga yang kreatif, orangtua terlibat
Pada umumnya, rumah yang kreatif adalah rumah di mana anak dan orang
1. Kebebasan
2. Rasa hormat
19
Universitas Sumatera Utara
hubungan antara anak dan orangtua agak longgar. Kuncinya adalah
orangtuanya.
20
Universitas Sumatera Utara
serta mempunyai IQ yang tingi, tidak terlalu penting bila
anaknya.
7. Menghargai kreativitas
8. Visi
yang luar biasa, kreatif, dengan bakat serta skill apapun yang
mereka miliki.
21
Universitas Sumatera Utara
9. Rasa humor
menumbuhkan minat dan kreativitas anak. Dimana orangtua terlibat dalam proses
II. B. Homeschooling
pembelajaran yang singkat atau lama, di mana siswa dididik dengan beragam
subjek pelajaran di dalam rumah oleh orang tuanya, orang lain, teman-teman, atau
22
Universitas Sumatera Utara
Sementara Wichers (2001) mengemukakan bahwa homeschooling
sebuah keluarga memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anak-
pendidikannya.
Sumardiono,2007) yaitu :
1. Homescholing Tunggal
23
Universitas Sumatera Utara
sepenuhnya atas seluruh proses yang ada dalam homeschooling, mulai
2. Homeschooling Majemuk
3. Komunitas Homeschooling
lebih 50:50.
24
Universitas Sumatera Utara
a. Terstruktur dan lebih lengkap untuk pendidikan akademik,
dikendalikan.
masing-masing.
600 peserta homeschooling di Indonesia. Sebanyak 83,3% atau sekitar 500 orang
25
Universitas Sumatera Utara
II. B.2. Sejarah Homeschooling
pendidikan dan proses belajar. Perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan serta
menghasilkan sebuah evolusi sistem pendidikan yang kemudian kita kenal sebagai
modern yang dipegang manusia saat ini. Sebagai institusi modern, sekolah
manfaat bagi kemanusiaan, proses pencarian pendidikan yang terbaik tak pernah
berhenti. Berbagai filsafat dan pemkiran yang terus lahir, serta berinteraksi
pendidikan yang berbeda. Dipicu oleh pemikiran yang dilontarkan John Cadlwell
kegagalan akademis pada siswa tidak disebabkan oleh kurangnya usaha pada
Holt memicu banyak kalangan pendidikan dan keluarga untuk memikikan ulang
mengenai pendidikan dan sekolah. Pemikiran dasar Holt adalah “ manusia pada
dasarnya adalah makhluk belajar dan senang belajar, kita tidak perlu ditunjukkan
26
Universitas Sumatera Utara
bagaimana cara belajar. Yang membunuh kesenangan belajar adalah orang-orang
sekolah di rumah kepada publik. Pada tahun 1977, Holt mulai mempublikasikan
ide-ide dan dukungan untuk membantu anak-anak mereka belajar di luar sekolah.
(homeschooling). Selama dua dekade terakhir, arti istilah itu telah berubah dan
(Griffith,2006).
homeschooling dari 850 ribu (1,7% dari total siswa) menjadi 1,1 juta pada tahun
2003 (2,2% dari total siswa). Sementara itu, berdasarkan penelitian Dr. Brian Ray
(presiden the National Home Education Research Institute), pada tahun 2002-
2003 ada sekitar 1,7 juta-2,1 juta siswa homeschooling Amerika Serikat. Dr. Ray
27
Universitas Sumatera Utara
Di tahun 2003 pula, NHES melakukan survei terhadap orang tua,
Sekitar 31% orang tua menyatakan khawatir terhadap lingkungan sekolah; 30%
mengatakan alasannya adalah memberikan ajaran agama dan moral; dan alasan
sekolah.
pendidikan yang terdiri dari sentra keluarga, masyarakat, media, dan sekolah.
Namun, pada saat ini banyak fenomena yang mengarah pada bentuk
sistem sekolah formal untuk merubah kualitas hidup. Proses yang terjadi
disekolah dianggap sebagai ritual formalitas yang berkisar dari hal menjemukan
sampai penyiksaan terhadap siswa, namun tetap saja harus dilakukan agar
pembelian gelar dan ijazah sebagai jalan pintas yang juga melibatkan beberapa
28
Universitas Sumatera Utara
terhadap proses pembelajaran dalam sistem formal
(http://www.komunitasdemokrasi.or.id/comment.php?id=P153_0_9_0_C).
sekolah anak rakyat, komunitas pinggir kali, dan sebagainya. Dan akhir-akhir ini
dari dinamika proses negoisasi dimensi formal dan non-formal dari pendidikan
(http://www.komunitasdemokrasi.or.id/comment.php?id=P153_0_9_0_C).
tidak berlangsung melalui institusi sekolah formal. Konsep ini mengarah pada
konsep yang lebih umum yaitu konsep belajar otodidak atau belajar mandiri.
homeschooling ini dapat juga ditelusuri dari pendidikan berbasis agama seperti
pesantren atau komunitas adat yang melakukan pembelajaran secara mandiri tanpa
29
Universitas Sumatera Utara
terhadap sistem pendidikan, ketidaksesuaian anak terhadap mata pelajaran
akses terhadap informasi yang semakin terbuka dan membuat para orang tua
anak, bahwa anak hendaknya mulai dididik sejak lahir oleh orang tuanya sendiri.
Pendidikan anak pada hakekatnya berasal dari rumah yang menjadi guru pertama
kali dalam hidup anak adalah orang tua, yang mana pendidikan dalam rumah
menjadi guru untuk mendidik dan mengajarkan anak adalah orang tua.
Selanjutnya orang tua dapat pula mengundang siapa saja untuk memberikan
oleh karena ilmu yang sejati bisa datang dan dibawa siapa saja.
kualitas pendidikan formal yang ada, sah-sah saja jika ingin mendidik sendiri
30
Universitas Sumatera Utara
anaknya dirumah. Namun, tentu materinya harus sesuai dengan standard yang
ujian kesetaraan, yang dapat diikuti melalui lembaga yang dikelola oleh
ijazah sama seperti anak yang sekolah di sekolah formal, dan dapat melanjutkan
1.500 siswa homeschooling. Di Jakarta terdapat sekitar 600 siswa, sebagian besar
31
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Undang-Undang tersebut, definisi pendidikan yang dianut
dalam Sistem Pendidikan Nasional Indonesia adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (pasal 1).
pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional(pasal 1).
Pendidikan tidak hanya terbatas pada belajar di sekolah. Demikian pula, sistem
pendidikan tidak hanya ada dalam bentuk sekolah formal sebagaimana yang
lain yang dikenal dan diakui dalam Sistem Pendidikan Nasional yang berlaku di
Indonesia.
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan
mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan
32
Universitas Sumatera Utara
1. Formal, adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang. Terdiri
Pendidikan yang dimulai dari tingkat SD, SMP, SMU, dan Perguruan
Tinggi.
2. Non Formal, adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat
sejenis.
sama dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus
33
Universitas Sumatera Utara
“Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan
informal. Tetapi, hasil pendidikan informal ini dapat diakui sama dengan
pendidikan formal dan non formal sebagaimana yang dinyatakan pada UU No.20 /
diakui sebagai salah satu satuan pendidikan non formal yang berhak
ayat (6):
“Hasil pendidikan non formal dapat dihargai setara dengan hasil program
setempat.
34
Universitas Sumatera Utara
4. Mengadministrasikan peserta didik sesuai dengan program paket belajar
yang diikutinya.
berkewajiban untuk:
menjadi anggotanya.
nakita.com/artikel2.php3?edisi=07359&rubrik=topas), yaitu:
35
Universitas Sumatera Utara
Pengajar dan anak didik yang diajar harus menerapkan sikap yang
perihal waktu belajar. Taati waktu yang telah dipilih dan tidak
frustasi.
36
Universitas Sumatera Utara
kabar, buku, dan forum-forum orangtua homeschooling tentu akan
sangat membantu.
menyimpulkan bahwa yang dimaksud kelas reguler adalah kelas yang secara
umum diselenggarakan oleh sekolah-sekolah dengan sistem tetap atau biasa yang
selama ini yang membutuhkan waktu tempuh pendidikan selama enam tahun SD
dan tiga tahun di SMP / SMU. Waktu belajar yang digunakan kelas reguler
maksimal delapan jam, secara umum belajar yang digunakan adalah tujuh sampai
kurikulum nasional yang berlaku. Dalam kelas reguler semua peserta didik atau
mereka.
37
Universitas Sumatera Utara
studinya selama enam tahun untuk SD dan tiga tahun untuk SMP/SMU, dengan
Program Reguler
menyambut positif kebijakan ini, karena program ini adalah salah satu program
mendidik anak, yang menjadi guru pertama dalam hidup anak adalah orangtua.
minat, dan bakat anak-anaknya, sehingga dapat dirancang suatu pola didik yang
paling sesuai dengan karakter, minat, dan bakat mereka tersebut. Selanjutnya,
orangtua bisa mengundang siapa saja untuk memberikan transfer keahlian kepada
perawat untuk masalah kesehatan, seorang satpam untuk belajar beladiri, seorang
cleaning service untuk kegigihan dan kesungguhan dalam bekerja, dan lain
lebih berkembang, karena ilmu yang sejati bisa datang dan dibawa oleh siapa saja
(Yulfiansyah,2006).
belajar apa saja sesuai minat dan hal-hal yang disukainya. Sesekali mereka
38
Universitas Sumatera Utara
berkunjung ke berbagai tempat yang bisa menjadi objek pelajaran, seperti
persawahan, taman burung, pemandian air panas, kebun binatang, tepian laut yang
berisi beraneka ragam makhluk hidup, stadion olahraga, pasar, bank, dan tempat-
proses belajar mengajar di dalam kelas. Selain itu, siswa yang belajar di sekolah
memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda dan mau tidak mau harus
dan kondisi keluarga. Sekolah telah mengatur jadwal belajar dan menentukan
39
Universitas Sumatera Utara
homeschooling, kurikulum dan materi ajar dipilih dan ditentukan oleh orangtua
(Kompas,2005).
dengan kebutuhan anak dan keluarga, mandiri artinya lebih memberikan peluang
dapat memaksimalkan potensi anak tanpa harus mengikuti standar waktu yang
ditetapkan sekolah, siap terjun pada dunia nyata. Output sekolah rumah lebih siap
rekannya tersebut mengatakan, bahwa belajar akan efektif jika dilakukan dalam
situasi yang menyenangkan. Kondisi itu hanya bisa terwujud jika guru dan
muridnya berada dalam keadaan senang mengajar dan ingin belajar. Jadwal
kepentingan ini. Bisa jadi, pada saat pembelajaran berlangsung, siswa dan juga
gurunya sedang malas untuk belajar, efeknya proses belajar mengajar menjadi
tidak efektif. Esensi pelajarannya pun tidak tertangkap otak, sehingga proses
mendorong anak merasa tertarik dan tertantang untuk bersibuk diri secara kreatif.
40
Universitas Sumatera Utara
Blair, dkk (1975) mengatakan bahwa anak akan kreatif bila diberi
ubah bentuk objek. Hal ini memberi implikasi bahwa apa pun jenis kegiatan
mengembangkan sifat eksploratif dan rasa ingin tahu. Kesempatan yang luas
perkembangan kreativitas.
kreatif anak-anak itu sendiri, sehingga tercipta anak-anak yang senang belajar,
serta mampu menguasai materi pelajaran secara lebih efektif. Dengan demikian,
II.E. Hipotesis
41
Universitas Sumatera Utara