Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Distilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan Yunani sekitar abad pertama masehi
yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya permintaan akan spritus.
Hypathia dari Alexandria dipercaya telah menemukan rangkaian alat untuk distilasi dan
Zosimus dari Alexandria-lah yang telah berhasil menggambarkan secara akurat tentang proses
distilasi pada sekitar abad ke-4.Distilasi atau penyulingan adalah suatu
metode pemisahan bahan kimiaberdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap
(volatilitas) bahan atau didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan
titik didih. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih
rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia
jenisperpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatularutan,
masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan
pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton

.
Tujuan dari destilasi adalah memisahkan molekul air murni dari kontaminan yang
punya titik didih lebih tinggi dari air. Destilasi, menyediakan air bebas mineral untuk
digunakan di laboratorium sains atau keperluan percetakan. Destilasi membuang logam berat
seperti timbal, arsenic, dan merkuri.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah tentang destilasi ini adalah untuk mengetahui gambar
mesin serta deskripsinya, cara kerja dari mesin destilasi bioetanol, contoh mesin dari proses
destilasi. Mengetahui deskripsi dan fungsi komponen penting destilasi, yaitu kondensor. Serta
mengetahui beberapa contoh perusahaan yang menggunakan proses destilasi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gambar Mesin Destilasi dan Keterangan


Berikut ini adalah skema tipe unit destilasi dengan arus umpan dan dua arus produk
Beberapa komponen utama dari alat destilasi adalah sebagai berikut:
 Sebuah shell vertical dimana pemisah komponen cairan dilakukan
 Internal kolom seperti tray/pelat/packing yang digunakan untuk meningkatkan pemisahan
komponen
 Reboiler sebagai penyedia penguapan yang dbutuhkan bagi proses destilasi. Pemanas untuk
boiler harus menghasilkan panas yang stabil.
 Kondensor untuk mendinginkan dan mengembunkan uap yang meninggalkan bagian atas
kolom
 Sebuah drum reflux untuk menahan uap terkondensasi dari bagian atas kolom sehingga
cairan(reflix) dapat di daur ulang ke kolom
 Rumah-rumah shel vertical, internal kolom dan bersama-sama dengan kondensor serta reboiler
menyusun suatu kolom destilasi

Berikut ada beberapa jenis alat destilasi beserta keterangannya:


2.2 Cara Kerja Mesin Destilasi

Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke
dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Pada
dasarnya alat destilasi dibagi menjadi dua yaitu destilasi kering dan basah. Dan penggunaan
alat destilasi pun tergantung dari siapa yang menggunakannya karena alat destilasi itu sendiri
dapat berskala laboratorium dan skala komersil.

Cara kerja alat destilasi basah skala komersil adalah sebagai berikut:
 Buka tutup ketel pemanas dan penyuling, masukkan air dan bahan yang akan didestilasi, bahan
harus terendam dalam air, guna menghindari menggumpalnya bahan yang didestilasi karena
pengaruh panas. Kemudian tutuplah ketel dan kuatkan pengunci.
 Hubungkan ketel dengan kondensor melalui sebuah pipa
 Hubangkan kondensor dengan alat penampung air pendingin dan usahakan aliran air
pendingin dalam kondensor berlawanan dengan aliran dari uap yang dikondensasikan
 Pasanglah alat penampung kondensat dan pemisah cairan destilasi
 Nyalakan api pemanas dan jangan sampai padam
 Akibat dari pemanasan air dalam ketel pemanas dan penyuling akan mendidih dan bahan
dalam air akan menguap, jagalah air jangan sampai kurang, bila kurang tambahlah melalui
lubang penambahan air, kecilkan dulu api dan setelah beberapa waktu baru tutup lubang dibuka
dan seterusnya diisi air air tambahan. Hal tersebut bertujuan guna menghindari semburan air
panas keluar akibat tekanan uap
 Uap bahan akan mengalir ke dalam kondensor, yang seterusnya akan mengalami kondensasi
dan kondensat terapung dalam alat penampung. Kondensat selanjutnya dimasukkan dalam alat
pemisah cairan destilasi (destilat) untuk diadakan pemisahan dengan air
 Setelah pekerjaan selesai api dipadamkan dan alat dilepaskan dari rangkaian. Setelah dingin
sisa bahan dikeluarkan dari dalam ketel pemanas dan penyuling
Selanjutnya adalah destilasi secara kering. Pada dasarnya alat destilasi kering adalah
sama dengan alat destilasi basah. Perbedaannya hanya terletak pada alat ketel destilasi,
sedangkan alat yang lain seperti kondensor adalah sama. Dalam destilasi kering, bahan yang
didestilasi dipanasi dalam ketel destilasi dengan menggunakan udara panas atau asap panas.
Udara panas atau asap panas dapat berasal dari sebuah dapur yang berada di luar ketel destilasi.
Dapat pula dari bahan bakar yang langsung dibakar dalam ketel penyulingan. Uap bahan yang
terjadi kemudian dialirkan ke dalam kondensor sehingga mengalami kondensasi. Kondensat
yang terjadi ditampung dalam alat penampung yang kemudian dipisahkan dengan alat
pemisah.

Cara kerja dari alat destilasi kering skala komersil adalah sebagai berikut:

  Bukalah tutup ketel penyulingan dan masukkan bahan yang akan didestilasi
kemudian tutup kembali dan eratkan baut-baut penguncinya
  Hubungkan ketel penyuling dengan kondensor dan pasanglah alat penampung
kondensat pada mulut pengeluaran kondensat dari kondensor
  Alirkan air pendingin ke kondensor jangan sampai terbalik. Aliran air pendingin
dalam kondensor harus berlawanan dengan aliran uap bahan dari ketel penyuling ke
kondensor
  Nyalakan api pemanas dan apabila sumber panas ada di luar ketel, alirkanlah asap
panasnya ke dalam ketel, alirkanlah asap panasnya ke dalam ketel dengan membuka
oemasukkan asap panas
  Dengan adanya asap panas yang masuk ke dalam ketel penyuling, maka bahan
yang akan didestilasi akan dipanasi dan minyak atsiri yang terkandung di dalamnya
akan menguap. Apabila sumber panas berada di luar ketel maka asap panas yang
dialirkan melalui pipa ke dalam ketel akan memanasi udara di dalam ketel dan udara
panas akan naik memanasi bahan yang akan didestilasi
  Uap minyak akan dialirkan ke dalam kondensator melalui pipa penyuling, karena
adanya air pendingin maka uap bahan akan mengalami kondensasi dan berubahlah
menjadi kondensat, yang ditampung dalam alat penampung yang selanjutnya
dipisahkan dari zat-zat yang lain dalam alat pemisah.

2.4 Komponen Penting Destilasi


2.4.1 Pengertian Kondensor
Kondensor merupakan alat penukar kalor pada sistem refrigerasi yang berfungsi untuk
melepaskan kalor kelingkungan. Kondensor banyak digunakan dalam kehidupan kehidupan
sehari-hari baik itu dalam industri rumah tangga, industri otomotif, maupun dalam industri
farmasi dan obat-obatan. Di Indonesia sendiri, kondensor bukanlah hal yang asing. Kondensor
banyak kita jumpai dalam perangkat pendingin pada mobil, maupun Air Conditioner yang
terpasang pada gedung-gedung, instalasi perkantoran atau fasilitas umum seperti mall dan
supermarket.

Gambar 2. 1 Kondensor
Didalam sistem kompresi uap (vapor compression) kondensor adalah suatu komponen
yang berfungsi untuk merubah fase refrigerant dari uap bertekanan tinggi menjadi cairan
bertekanan tinggi atau dengan kata lain pada kondensor ini terjadi proses kondensasi.
Refrigerant yang telah berubah menjadi cair tersebut kemudian dialirkan ke evaporator melalui
pompa.

Gambar 2. 2 Kondensor pada sistem kompresi uap

2.4.2 Pengertian Kondensasi


Kondensasi berasal dari bahasa latin yaitu condensare yang berarti membuat tertutup.
Kondensasi merupakan perubahan wujud zat dari gas atau uap menjadi zat cair.
Kondensasi terjadi pada pemampatan atau pendinginan jika tercapai tekanan
maksimum dan suhu di bawah suhu kritis. Kondensasi terjadi ketika uap didinginkan menjadi
cairan, tetapi dapat juga terjadi bila sebuah uap dikompresi (yaitu tekanan ditingkatkan)
menjadi cairan, atau mengalami kombinasi dari pendinginan dan kompresi.
Contoh bentuk kondensasi dilingkungan sekitar adalah uap air diudara yang
terkondensasi secara alami pada permukaan yang dingin dinamakan embun. Uap air hanya
akan terkondensasi pada suatu permukaan ketika permukaan tersebut lebih dingin dari titik
embunnya atau uap air telah mencapai kesetimbangan di udara, seperti kelembapan jenuh.
Titik embun udara adalah temperatur yang harus dicapai agar mulai terjadi kondensasi
diudara. Molekul air mengambil sebagian panas dari udara. Akibatnya temperatur air akan
sedikit turun. Di atmosfer, kondensasi uap airlah yang menyebabkan terjadinya awan.
Molekul kecil air dalam jumlah banyak akan menjadi butiran air karena pengaruh suhu,
dan tapat turun ke bumi menjadi hujan. Inilah yang disebut siklus air. Pengendapan atau
sublimasi juga merupakan salah satu bentuk kondensasi. Pengendapan adalah pembentukan
langsung es dari uap air, contohnya salju.
Cairan yang telah terkondensasi dari uap disebut kondensat. Sebuah alat yang
digunakan untuk mengkondensasi uap menjadi cairan disebut kondensor. Kondensor
umumnya adalah sebuah pendingin atau penukar panas yang digunakan untuk berbagai
tujuan, memiliki rancangan yang bervariasi, dan banyak ukurannya dari yang dapat di
genggam sampai yang sangat besar. Kondensasi uap menjadi cairan adalah lawan dari
penguapan (evaporasi) dan merupakan proses eksothermik (melepas panas).

2.4.3 Cara Kerja Kondensor


Uap panas yang masuk ke kondensor dengan temperatur yang tinggi dan bertekanan
yang merupakan hasil proses dari turbin. Kemudian uap panas masuk ke dalam Suction Pipe
dan kemudian mengalir dalam tube. Dalam tube, uap panas didinginkan dengan media
pendingin air yang dialirkan melewati sisi luar tube, kemudian keluar melalui Discharge Pipe
dengan temperatur yang sudah turun.
Prinsip kondensasi di kondensor adalah menjaga tekanan uap Superheat
Refrigerant yang masuk ke kondensor pada tekanan tertentu kemudian suhu Refrigerantnya
diturunkan dengan membuang sebagian kalornya ke medium pendingin yang digunakan di
kondensor. Sebagai medium pendingin digunakan udara dan air atau gabungan keduanya.
Dalam perancangan ini akan digunakan air sebagai media pendingin.
Pada proses pendinginan (cooling) cairan refrigerant yang menguap di dalam pipa-pipa
Cooling Coil (evaporator) telah menyerap panas sehingga berubah wujudnya menjadi gas
dingin dengan kondisi superheat pada saat meninggalkan Cooling Coil. Panas yang telah
diserap oleh refrigerant ini harus dibuang atau dipindahkan ke suatu medium lain sebelum ia
dapat kembali diubah wujudnya menjadi cair untuk dapat mengulang siklusnya kembali.

2.4.4 Komponen Utama dari Kondensor


Kondensor pada umumnya memiliki beberapa komponen utama, dimana masing-
masing komponen memiliki fungsinya tersendiri. Adapun komponen-komponen utama dari
kondensor adalah sebagai berikut:
1. Suction Pipe dan Discharge Pipe (Pipa saluran masuk dan pipa saluran keluar).
a. Suction Pipe
Suction Pipe adalah pipa saluran masuk untuk masuknya media pendingin ke dalam
kondensor,yang mana media pendingin itu berupa fluida cair yang bertekanan yang merupakan
hasil dari pemampatan di kompresor.
b. Discharge Pipe
Discharge pipe adalah pipa saluran keluar Refrigerant dari kompresor melalui tube ke tangki
receiver.
2. Tube ( Pipa dalam Kondensor )
Tube adalah pipa aliran yang dilalui Refrigerant yang bertekanan dan panas yang
merupakan hasil dari turbin melalui suction pipe dan akan disalurkan ke discharge pipe dan
kemudian diterima oleh tangki receiver. Umumnya terdapat empat susunan tube yaitu,
Triangular (30o), Rotate square (60o), Square (90o), Rotate square (45o).

Gambar 2. 3 Lay-Out pada Tube


Susunan triangular memberikan nilai perpindahan panas yang lebih baik bila
dibandingkan dengan susunan rotate square dan square karena dengan susunan triangular dapat
menghasilkan turbulensi yang tinggi, namun begitu tube yang disusun secara triangular akan
menghasilkan pressure drop (penurunan tekanan) yang lebih tinggi dari pada susunan rotate
square dan square. Apabila fluida yang digunakan memiliki tingkat fouling yang tinggi dan
memerlukan pembersihan secara mekanik (mechanical cleaning) susunan tube secara riangular
tidak digunakan, sebaiknya digunakan susunan square, apabila jenis cleaning yang digunakan
adalah chemical cleaning, maka susunan tube secara triangular dapat diperimbangkan kembali,
mengingat untuk chemical cleaning tidak memerlukan akses jalur ruang (acess lanes) yang
lebih seperti pada mechanical cleaning.

3. Buffle
Buffle merupakan jarak bagi antar tube

Gambar 2. 4 Jenis – jenis buffle yang ada pada tube


4. Water Box
Ruang air pendingin(refrigerant) yang terbuat dari baja karbon.

2.4.5 Macam –Macam Kondensor


1. Menurut Jenis Cooling Medium
Menurut jenis cooling mediumnya kondensor dibagi menjadi 3 jenis yaitu :
a. Air Cooled Condenser (menggunakan udara sebagai cooling
mediumnya).
Air Cooled Kondensor mengkondensasikan pembuangan uap dari turbin uap dan
kembali kondensat(cairan yang sudah terkondensasi) ke boiler tanpa kehilangan air.

Gambar 2. 5Air Cooled Condenser

b. Water Cooled Condenser (menggunakan air sebagai cooling mediumnya).


Water Cooled Condenser yang paling banyak digunakan yaitu :
a) Shell and Tube Condenser
Shell and Tube Condenser atau Kondensor tipe Tabung dan Pipa digunakan pada
kondensor berukuran kecil sampai besar. biasa digunakan untuk air
pendingin berupa ammonia dan freon. Seperti terlihat pada gambar didalam kondensor.
Tabung dan Pipa terdapat banyak pipa pendingin, dimana air pendingin pengalir di
dalam pipa-pipa tersebut, ujung dan pangkal pipa pendingin terikat pada pelat pipa, sedangkan
diantara pelat pipa dan tutup tabung dipasang sekat-sekat untuk membagi aliran air yang
melewati pipapipa dan mengatur agar kecepatannya cukup tinggi, yaitu 1,5 – 2 m/detik.
Gambar 2. 6 Shell and Tube Condenser
Air pendingin masuk melalui pipa bagian bawah kemudian keluar melalui
pipa bagian atas. Jumlah saluran maksimum yang dapat digunakan
sebanyak 12, semakin banyak jumlah saluran yang digunakan maka semakin besar
tahanan aliran air pendingin. Pipa pendingin ammonia biasa terbuat dari baja sedangkan untuk
freon biasa terbuat dari pipa tembaga.
Jika menginginkan pipa yang tahan tehadap korosi bias menggunakan pipa kuningan
datau pipa cupro nikel. Ciri-ciri kondensor Tabung dan Pipa adalah :
 Dapat dibuat dengan pipa pendingin bersirip sehingga ukurannya relatif lebih kecil dan
ringan.
 Pipa dapat dibuat dengan mudah.
 Bantuk yang sederhana dan mudah pemasangannya.
 Pipa pendingin mudah dibersihkan.

b) Shell and Coil Condenser


Kondensor tabung dan koil banyak digunakan pada unit pendingin dengan Freon
refrigerant berkapasitas lebih kecil, misalnya untuk penyegar udara, pendingin air, dan
sebagainya.
Seperti gambar dibawah ini, Kondensor tabung dan koil dengan tabung pipa pendingin
di dalam tabung yang dipasang pada posisi vertical. Koil pipa pendingin tersebut biasanya
dibuat dari tembaga, berbentuk tanpa sirip maupun dengan sirip. Pipa tersebut mudah dibuat
dan murah harganya.
Pada Kondensor tabung dan koil, aliran air mengalir di dalam koil pipa pendingin.
Disini, endapan dan kerak yang terbentuk di dalam pipa harus dibersihkan menggunakan zat
kimia (detergent).

Gambar 2. 7Shell and Coil Condenser


Adapun cirri-ciri Kondensor tabung dan koil sebagai berikut :
 Harganya murah karena mudah dalam pembuatannya.
 Kompak karena posisinya yang vertical dan mudah dalam
pemasangannya.
 Tidak perlu mengganti pipa pendingin, tetapi hanya perlu pembersihan dengan menggunakan
detergen

c) Tube and Tubes Condenser


Kondensor jenis pipa ganda merupakan susunan dari dua pipa coaksial dimana
refrigerant mengalir melalui saluran yang terbentuk antara pipa dalam dan pipa luar yang
melintang dari atas ke bawah. Sedangkan air pendingin mengalir di dalam pipa dalam arah
berlawanan, yaitu refrigerant mengalir dari atas ke bawah.
Pada mesin pendingin berkapasitas rendah dengan Freon sebagai refrigerant, pipa
dalam dan pipa luarnya terbuat dari tembaga. Gambar dibawah ini menunjukkan Kondensor
jenis pipa ganda, dalam bentuk koil. Pipa dalam dapat dibuat bersirip atau tanpa sirip.

Gambar 2. 8Tube and Tubes Condenser

Kecepatan aliran di dalam pipa pendingin kira-kira antara 1-2 m/detik. Sedangkan
perbedaan temperature air keluar dan masuk pipa pendingin (kenaikan temperature air
pendingin di dalam kondensor) kira-kira mencapai suhu 10oC. Laju perpindahan kalornya
relative besar.
Adapun cirri-ciri Kondensor jenis pipa ganda adalah sebagai berikut:
 Konstruksi sederhana dengan harga yang memadai.
 Dapat mencapai kondisi yang super dingin karena arah aliran refrigerant dan air pendingin
yang berlawanan.
 Penggunaan air pendingin relative kecil.
 Sulit dalam membersihkan pipa, harus menggunakan detergen.
 Pemeriksaan terhadap korosi dan kerusakan pipa tidak mungkin dilaksanakan. Penggantian
pipanya pun juga sulit dilakukan.
c. Evaporatif Condenser (menggunakan kombinasi udara dan air sebagai cooling
mediumnya).
Kombinasi dari kondensor berpendingin air dan kondensor berpendingin udara,
menggunakan prinsip penolakan panas oleh penguapan air menjadi aliran udara menjadi
kumparan kondensasi.

Gambar 2. 9Evaporatif Condenser

2. Menurut Jenis Desain


a. Berbelit-Belit
Jenis kondensor terdiri dari satu tabung panjang yang digulung berakhir dan kembali pada
dirinya sendiri dengan sirip pendingin ditambahkan di antara tabung.
Gambar 2. 10 Kondensor Berbelit-Belit

b. Arus Pararel
Desain ini sangat mirip dengan radiator aliran silang. Alih-alih bepergian
refrigeran melalui satu bagian (seperti tipe serpentine) sekarang dapat
melakukan perjalanan di berbagai bagian. Ini akan memberi luas permukaan yang lebih
besar untuk udara ambien dingin untuk kontak.

Gambar 2. 11Kondensor Arus Pararel

3. Berdasarkan Klasifikasi Umum


a. Surface Condenser
Prinsip kerja surface Condenser Steam masuk ke dalam shell kondensor
melalui steam inlet connection pada bagian atas kondensor. Steam kemudian
bersinggungan dengan tube kondensor yang bertemperatur rendah sehingga temperatur steam
turun dan terkondensasi, menghasilkan kondensat yang terkumpul pada hotwell.
Temperatur rendah pada tube dijaga dengan cara mensirkulasikan air yang menyerap
kalor dari steam pada proses kondensasi. Kalor yang dimaksud
disini disebut kalor laten penguapan dan terkadang disebut juga kalor
kondensasi (heat of condensation) dalam lingkup bahasan kondensor.
Kondensat yang terkumpul di hotwell kemudian dipindahkan dari kondensor dengan
menggunakan pompa kondensat ke exhaust kondensat.
Ketika meninggalkan kondensor, hampir keseluruhan steam telah terkondensasi kecuali
bagian yang jenuh dari udara yang ada di dalam sistem.
Udara yang ada di dalam sistem secara umum timbul akibat adanya kebocoran pada
perpipaan, shaft seal, katup-katup, dan sebagainya.
Udara ini masuk ke dalam kondensor bersama dengan steam. Udara dijenuhkan oleh uap
air, kemudian melewati air cooling section dimana campuran antara uap dan udara didinginkan
untuk selanjutnya dibuang dari
kondensor dengan menggunakan air ejectors yang berfungsi untuk mempertahankan
vacuum di kondensor.
Untuk menghilangkan udara yang terlarut dalm kondensat akibat adanya udara di
kondensor, dilakukan deaeration. De-aeration dilakukan di kondensor dengan memanaskan
kondensat dengan steam agar udara yang terlalut pada kondensat akan
menguap. Udara kemudian ditarik ke air cooling section dengan memanfaatkan tekanan
rendah yang terjadi pada air cooling section. Air ejector kemudian akan memindahkan udara
dari sistem.
Surface Condenser dibedakan menjadi dua jenis lagi, yaitu :
a) Horizontal Condenser
Air pendingin masuk kondensor melalui bagian bawah, kemudian
masuk ke dalam pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas sedangkan arus panas
masuk lewat bagian tengah kondensor dan keluar sebagai kondensat pada bagian bawah
kondensor.

Gambar 2. 13Horizontal Condenser


Kelebihan Kondensor horizontal adalah :
1. Dapat dibuat dengan pipa pendingin bersirip sehingga relaif berukuran kecil dan ringan
2. Pipa pendingin dapat dibuat dengan mudah
3. Bentuk sederhana dan mudah pemasangannya
4. Pipa pendingin mudah dibersihkan

b) Vertical Condenser
Air pendingin masuk konddensor melalui bagian bawah, kemudian
masuk ke dalam pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas Sedangkan arus panas
masuk lewat bagian atas kondensor dan keluar sebagai kondensat pada bagian bawah
kondensor.

Gambar 2. 14 Vertical Condenser


Keterangan :
1. Esterification reactor
2. Vertical frational column
3. Vertical Condenser
4. Horizontal Condenser
5. Storage device
Kelebihan Kondensor vertical adalah :
1. Harganya murah karena mudah pembuatannya.
2. Kompak karena posisinya yang vertikal dan mudah pemasangan
3. Bisa dikatakan tidak mungkin mengganti pipa pendingin,
pembersihan harus dilakukan dengan menggunakan deterjen.
b. Direct-Contact Condenser
Direct-contact Condenser mengkondensasikan steam dengan mencampurnya
langsung dengan air pendingin. Direct-
contact atau open Condenser digunakan pada beberapa kasus khusus, seperti :
1. Geothermal power plant.
2. Pada power plant yang menggunakan perbedaan temperatur di air laut (OTEC)
Direct-contact Condenser dibagi menjadi dua jenis lagi, yaitu :
a) Spray Condenser
Pada Spray Condenser, pencampuran steam dengan air pendingin dilakukan dengan
jalan menyemprotkan air ke steam. Sehingga steam yang keluar dari exhaust turbin pada bagian
bawah bercampur dengan air pendingin pada bagian tengah menghasilkan kondensat yang
mendekati fase saturated.
Kemudian dipompakan kembali ke cooling tower. Sebagian dari kondensat
dikembalikan ke boiler sebagai feedwater. Sisanya didinginkan, biasanya di dalam dry-
(closed) cooling tower. Air yang didinginkan pada Cooling tower disemprotkan ke exhaust
turbin dan proses berulang.
b) Barometric dan Jet Condenser
Ini merupakan jenis awal dari kondensor. Jenis ini beroperasi dengan prinsip yang sama
dengan spray condenser kecuali tidak dibutuhkannya pompa pada jenis ini. Vacuum dalam
kondensor diperoleh dengan menggunakan prinsip head statis seperti pada barometric
Condenser, atau menggunakan diffuser seperti pada jet Condenser.

Gambar 2. 15Jet Condenser


2.5 Pabrik yang Menggunakan Alat Destilasi

2.5.3 UD. Tirta Kencana Nusantara


UD. TKN dalam usahanya memproduksi minyak atsiri daun cengkeh menggunakan
metode penyulingan dengan air dan uap dimana bahan olah tidak bercampur langsung dengan
air, namun berada di atas rak/ saringan berlubang. UD. TKN menggunakan beberapa alat yang
spesifikasinya didasarkan beberapa hal, diantaranya jenis dan jumlah bahan baku. Alat-alat
uang digunakan dalam proses produksi antara lain:
A. Ketel Suling
Ketel suling atau biasa disebut tangki, berfungsi sebagai tempat air atau uap untuk
mengadakan kontak dengan bahan serta untuk menguapkan minyak atsiri. Penggunaan bentuk
ketel tergantung metode penyulingannya. UD.TKN menggunakan metode uap dan air,
sehingga bahan dan air menjadi satu tempat yang terpisah oleh rak atau saringan. Tangki
tersebut dilengkapi dengan tutup yang dapat dibuka dan diapitkan pada bagian atas tangki
dipasang pipa berbentuk leher angsa (gooseneck) untuk mengalirkan uap ke kondensor. Dasar
keterl dilengkapi dengan suatu kran untuk saluran air saat mengadakan pembersihan.
Sementara satu setengah meter dari dasar ketel terdapat kran untuk mengalirkan air yang
digunakan untuk pengukusan. Spesifikasi dari ketel suling tersebut adalah:
 Kapasitas : 7,5 – 10 Kwintal
 Tinggi : 3 meter
 Diameter : 1,9 meter
 Tebal : 9 mm
 Konstruksi : Besi baja
 Tinggi saringan dari dasar ketel : 1 meter
 Umur teknis : 5 tahun

B. Kondensor ( kolam pendingin )


Kondensor merupakan salah satu alat penyulingan yang berfungsi untuk mengubah
seluruh komponen uap menjadi komponen cair, baik itu uap minyak maupun uap cair. Dalam
proses penyulingan minyak atsiri ini, kondensor dalam bentuk kolam pendingin berfungsi
untuk mendinginkan uap minyak yang bercampur dengan uap air. Melalui kondensor ini uap
minyak dan uap air akan terpisah sebab kedua bahan tidak saling melarut. Spesifikasi dari
kondensor tersebut adalah:
 Konstruksi : Beton
 Panjang : 7 meter
 Lebar : 4 meter
 Kedalaman : 3 meter
 Bentuk Pipa dalam kolam : Zig zag
 Jumlah pipa : 8 buah
C. Drum ( kolam pemisah )
Alat ini berfungsi untuk menampung cairan minyak dan air yang sudah didinginkan
dalam kondensor. Selanjutnya minyak dan air terpisah berdasarkan berat jenisnya. Untuk
minyak atsiri daun cengkeh, karena berat jenisnya lebih tinggi dibandingkan dengan air, maka
posisi minyak berada di dasar drum. Sementara air berada di bagian atas. Kemungkinan masih
belum sempurnanya pemisahan tersebut, di UD. TKN dipasang 3 kolam pemisahan; yang
memungkinkan alat tersebut menampung bagian minyak yang belum terpisah pada kolam
pemisah pertama. Namun demikian dari segi jumlah, pada kolam pemisah kedua dan ketiga
tidak sebanyak pada kolam pertama. Spesifikasi alat ini adalah:
 Kapasitas : 100 kg
 Konstruksi : besi baja
 Tinggi : 1 meter
 Diameter : 70 cm
 Jumlah : 3 buah

D. Penyaring
Minyak yang sudah dipisahkan dari air selanjutnya didiamkan sementara untuk
kemudian dilakukan penyaringan dengan kain saring. Ini bertujuan untuk menahan dan
menghilangkan air yang mungkin terikut dengan minyak. Dan juga menyaring benda-benda
asing yang mungkin terikut dalam bahan, seperti misalnya hasil reaksi antara minyak dengan
bahan logam yang digunakan dalam proses. Spesifikasi alat ini adalah:
 Konstruksi : kayu bertingkat
 Bahan penyaring : kain cotton
 Jumlah : 2 buah

E. Jerigen
Penggunaan wadah penyimpan minyak atsiri di UD. TKN berasal dari bahan jerigen
plastik dengan kapasitas sekitar 40 kg minyak setiap jerigen. Wadah yang digunakan itu adalah
wadah yang tidak tembus cahaya. Hal ini menjadi syarat yang perlu dilakukan sewaktu akan
melakukan penyimpanan. Sebab jika terjadi kontak langsung dengan cahaya matahari akan
menimbulkan reaksi kimia yang merusak komposisi zat yang terkandung.

2.5.4 PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk.


PT. SMART merupakan perusahaan yang memproduksi minyak goreng, dimana dalam
tahap pengolahan CPO menggunakan prinsip destilasi seperti pada proses deodorizing. Proses
deodorasi adalah suatu tahapan proses pemurnian minyak yang bertujuan untuk menghilangkan
bau dan rasa yang tidak enak dalam minyak karena masih mengandung asam lemak bebas
(FFA). Prosesnya adalah dengan destilasi, yaitu ketika minyak berada dalam tangki dilakukan
proses steam dengan cara di spray. Adapun peralatan yang digunakan dalam proses
deodorizing adalah:
 Pompa Packed Column (P-304)
Berfungsi untuk mengalirkan semi RBDPO (Refined Bleached Degummed Palm Oil) dari
packed column ke Deodorizer
 Deodorizer (T-302)
Berfungsi untuk menghilangkan bau khas kelapa sawit
 Splash Oil Tank (V-307)
Berfungsi untuk menampung sebagian RBDPO yang keluar dari deodorizer untuk mengalirkan
kembali ke deodorizer
 Pompa Splash Oil Tank (P-315)
Berfungsi untuk mengalirkan RBDPO kembali ke deodorizer
 Pompa Deodorizer (P-302A, P-302B)
Berfungsi untuk mengalirkan RBDPO dari deodorizer ke crystallizer (CR-01 – CR-26) dengan
melalui proses pendinginan (spiral heat exchanger (E-302), economic atau plate heat exchanger
1 (E-205), plate heat exchanger 4 (E-304)) dan proses penyaringan (catridge filter)
 Plate Heat Exchanger 4 (E-304)
Berfungsi untuk mendinginkan RBDPO dengan menggunakan air pendingin
 Catridge Filter 1 (CF-1)
Berfungsi untuk menjernihkan atau menyaring impurities yang masih terdapat dalam RBDPO
(tahap akhir)
 Tangki RBDPO (P-1, P-2, dan P-4)
Berfungsi untuk menampung RBDPO

2.5.5 PTPN XI di PASA II Djatiroto, Lumajang


Di PTPN XI Lumajang memproduksi etanol, dimana destilasi merupakan tahap terakhir
dari proses produksi alkohol dari tetes tebu. Destilasi yaitu pemisahan dua komponen senyawa
atau lebih berdasarkan pada titik didih masing-masing komponen dengan cara pemanasan
penguapan, untuk memperoleh produk alkohol dengan kualitas prima. Setelah proses
fermentasi selesai, maka cairan fermentasi masuk ke dalam destilator. Proses destilasi
dilakukan pada suhu antara 79-81⁰C. Pada suhu ini, etanol sudah menguap namun air tidak
menguap. Maka uap etanol dialirkan ke destilator. Bioetanol akan keluar dari pipa pengeluaran
destilator. Destilasi pertama biasanya di dapat kadar etanol masih 50-55%. Apabila kadar
etanol masih di bawah 95%, maka destilasi perlu diulangi lahi (reflux) hingga kadar etanolnya
95%. Apabila sudah mencapai 95% maka dilakukan dehidrasi atau penghilangan air. Untuk
menghilangkan air bisa digunakan kapur tohor atau zeolit sintetis. Tambahkan kapur tohor pada
etanol dan biarkan selama semalam. Setelah itu didestilasi lagi hingga kadar etanolnya kurang
lebih 99,5%.

2.5.6 PT Salim Ivomas Pratama Surabaya


BPO dari filtrate tank dilewatkan melalui plate heater (E701) kemudian dialirkan
menuju zorro box economizer (E702) untuk meningkatkan temperature dan diteruskan ke final
heater. Proses pemanasan yang terjadi di E703 menggunakan steam yang dialirkan dari high
pressure boiler(G701). Dari E703, BPO dialirkan menuju deodorizer tank (DEO701) untuk
dilakukan proses deodorisasi yang berdaya vacuum kuat.

Proses deodorisasi atau penyulingan juga dapat berfungsi untuk mengurangi kandungan
FFA dari BPO. Kandungan FFA yang diharapkan sebesar ± 0.03-0.05%. DEO701 terdiri dari
beberapa tray atau palka yang dilengkapi dengan steam sparging untuk membantu proses
penguapan pada proses deodorisasi. RBDPO yang bersuhu tinggi kemudian dialirkan menuju
E702, dan terjadi cross dengan BPO. Dari E702, RBDPO dialirkan menuju heat exchanger
(E001). Di dalam E001 terjadi cross antara RBDPO yang bersuhu tinggi dengan CPO yang
bersuhu rendah sehingga suhu RBDPO menjadi turun sedangkan suhu CPO menjadi naik.
Apabila suhu CPO daro E001 masih kurang dari ketentuan maka dipanaskan kembali dengan
bantuan E002. RBDPO yang keluar dari E001 kemudian dialirkan menuju cooler (E704)
dengan media pendinginnya berupa air. Penurunan suhu RBDPO yng keluar dari E704
kemudian dilewatkan bag filter(F701 dan F702) untuk memastikan bahwa RBDPO yang
dihasilkan bersih dari kotoran. Setelah itu, RBDPO ditampung dalam tangki timbun atau
dialirkan langsung ke proses fraksinasi.

Hasil samping dari proses penyulingan yaitu berupa palm fatty acid destilate (PFAD)
yang kemudian ditampung di intermediate tank (T703). Dari T703, PFAD dipompa menuju
cooler (E705). Temperature di PFAD ±60-80°C. sebagian yang sudah berbentuk cair dialirkan
kembali menuju DEO701 untuk menangkap atau mengkondensasi PFAD yang masih
berbentuk uap atau gas dan sebagian lagi ditapung dalam tangki penyimpanan PFAD yang
nantinya akan diekspor atau dijual kembali sebagai bahan baku sabun dan kosmetik. Dari
proses deodorisasi terdapat tumpahan minyak yang masih mentah kemudian ditampung di
tangki splash oil dan diproses kembali di dalam tangki T601

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Destilasi merupakan salah satu metode yang digunakan untuk pemurnian dan
pemisahan larutan yang berdasarkan pada perbedaan titik didih yang relatif jauh. Contoh jenis
alat destilasi yaitu destilasi uap, destilasi air dan destilasi uap dan air. Cara kerja destilasi dibagi
menjadi dua cara yaitu cara kerja destilasi basah dan cara kerja destilasi kering. Pada jurnal
dijelaskan mengenai prosees reaktif destilasi yang merupakan proses dimana reaktan
direaksikan dan komponen-komponen hasil langsung dipisahkan. Dengan proses reaktif
destilasi dapat menghemat biaya investasi dan memperoleh kemurnian produk yang lebih
tinggi. Beberapa senyawa yang selama ini sudah diproduksi dengan proses reaktif destilasi dan
memberikan keuntungan yang cukup besar adalah Metil asetat dan Metyl Tertier Butyl Ether
(MTBE). Pada jurnal dilakukan proses optimasi pada pembuatan senyawa dietil eter dengan
proses reaktif distilasi. Tujuan penelitian pada jurnal adalah untuk mengoptimasi proses
pembuatan dietil eter dari etanol teknis dan asam sulfat dengan proses reaktif distilasi secara
batch. Alat destilasi telah banyak digunakan pada perusahaan besar.
Kondensor merupakan alat penukar kalor pada sistem refrigerasi yang berfungsi untuk
melepaskan kalor kelingkungan. Didalam sistem kompresi uap (vapor compression) kondensor
adalah suatu komponen yang berfungsi untuk merubah fase refrigerant dari uap bertekanan
tinggi menjadi cairan bertekanan tinggi atau dengan kata lain pada kondensor ini terjadi proses
kondensasi.Cara kerja kondensor adalah uap panas yang masuk ke kondensor dengan
temperatur yang tinggi dan bertekanan yang merupakan hasil proses dari turbin. Kemudian uap
panas masuk ke dalam Suction Pipe dan kemudian mengalir dalam tube. Dalam tube, uap panas
didinginkan dengan media pendingin air yang dialirkan melewati sisi luar tube, kemudian
keluar melalui Discharge Pipe dengan temperatur yang sudah turun.
Berikut adalah contoh perusahaan yang menggunakan alat destilasi pada proses
produksinya antara lain UD. Tirta Kencana Nusantara, PT. Sinar Mas Agro Resources and
Technology Tbk., PTPN XI di PASA II Djatiroto, Lumajang dan PT Salim Ivomas Pratama
Surabaya. Perusahaa tersebut menggunakan alat destilasi pada proses produksi produknya
dengan jenis mesin destilasi yang berbeda-beda.

3.2 Saran
Dalam pembahasan yang disajikan perlu diperhatikan proses perawatan dalam mesin
destilasi agar mesin dapat terjaga dengan baik. Sehingga masa pakai mesin destilasi dapat
dipakai dalam jangka yang panjang. Perlu diadakannya pengembangan supaya tercapai
konversi energi dengan sumber energi terbarukan ramah lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai