PENDAHULUAN
.
Tujuan dari destilasi adalah memisahkan molekul air murni dari kontaminan yang
punya titik didih lebih tinggi dari air. Destilasi, menyediakan air bebas mineral untuk
digunakan di laboratorium sains atau keperluan percetakan. Destilasi membuang logam berat
seperti timbal, arsenic, dan merkuri.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah tentang destilasi ini adalah untuk mengetahui gambar
mesin serta deskripsinya, cara kerja dari mesin destilasi bioetanol, contoh mesin dari proses
destilasi. Mengetahui deskripsi dan fungsi komponen penting destilasi, yaitu kondensor. Serta
mengetahui beberapa contoh perusahaan yang menggunakan proses destilasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke
dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Pada
dasarnya alat destilasi dibagi menjadi dua yaitu destilasi kering dan basah. Dan penggunaan
alat destilasi pun tergantung dari siapa yang menggunakannya karena alat destilasi itu sendiri
dapat berskala laboratorium dan skala komersil.
Cara kerja alat destilasi basah skala komersil adalah sebagai berikut:
Buka tutup ketel pemanas dan penyuling, masukkan air dan bahan yang akan didestilasi, bahan
harus terendam dalam air, guna menghindari menggumpalnya bahan yang didestilasi karena
pengaruh panas. Kemudian tutuplah ketel dan kuatkan pengunci.
Hubungkan ketel dengan kondensor melalui sebuah pipa
Hubangkan kondensor dengan alat penampung air pendingin dan usahakan aliran air
pendingin dalam kondensor berlawanan dengan aliran dari uap yang dikondensasikan
Pasanglah alat penampung kondensat dan pemisah cairan destilasi
Nyalakan api pemanas dan jangan sampai padam
Akibat dari pemanasan air dalam ketel pemanas dan penyuling akan mendidih dan bahan
dalam air akan menguap, jagalah air jangan sampai kurang, bila kurang tambahlah melalui
lubang penambahan air, kecilkan dulu api dan setelah beberapa waktu baru tutup lubang dibuka
dan seterusnya diisi air air tambahan. Hal tersebut bertujuan guna menghindari semburan air
panas keluar akibat tekanan uap
Uap bahan akan mengalir ke dalam kondensor, yang seterusnya akan mengalami kondensasi
dan kondensat terapung dalam alat penampung. Kondensat selanjutnya dimasukkan dalam alat
pemisah cairan destilasi (destilat) untuk diadakan pemisahan dengan air
Setelah pekerjaan selesai api dipadamkan dan alat dilepaskan dari rangkaian. Setelah dingin
sisa bahan dikeluarkan dari dalam ketel pemanas dan penyuling
Selanjutnya adalah destilasi secara kering. Pada dasarnya alat destilasi kering adalah
sama dengan alat destilasi basah. Perbedaannya hanya terletak pada alat ketel destilasi,
sedangkan alat yang lain seperti kondensor adalah sama. Dalam destilasi kering, bahan yang
didestilasi dipanasi dalam ketel destilasi dengan menggunakan udara panas atau asap panas.
Udara panas atau asap panas dapat berasal dari sebuah dapur yang berada di luar ketel destilasi.
Dapat pula dari bahan bakar yang langsung dibakar dalam ketel penyulingan. Uap bahan yang
terjadi kemudian dialirkan ke dalam kondensor sehingga mengalami kondensasi. Kondensat
yang terjadi ditampung dalam alat penampung yang kemudian dipisahkan dengan alat
pemisah.
Cara kerja dari alat destilasi kering skala komersil adalah sebagai berikut:
Bukalah tutup ketel penyulingan dan masukkan bahan yang akan didestilasi
kemudian tutup kembali dan eratkan baut-baut penguncinya
Hubungkan ketel penyuling dengan kondensor dan pasanglah alat penampung
kondensat pada mulut pengeluaran kondensat dari kondensor
Alirkan air pendingin ke kondensor jangan sampai terbalik. Aliran air pendingin
dalam kondensor harus berlawanan dengan aliran uap bahan dari ketel penyuling ke
kondensor
Nyalakan api pemanas dan apabila sumber panas ada di luar ketel, alirkanlah asap
panasnya ke dalam ketel, alirkanlah asap panasnya ke dalam ketel dengan membuka
oemasukkan asap panas
Dengan adanya asap panas yang masuk ke dalam ketel penyuling, maka bahan
yang akan didestilasi akan dipanasi dan minyak atsiri yang terkandung di dalamnya
akan menguap. Apabila sumber panas berada di luar ketel maka asap panas yang
dialirkan melalui pipa ke dalam ketel akan memanasi udara di dalam ketel dan udara
panas akan naik memanasi bahan yang akan didestilasi
Uap minyak akan dialirkan ke dalam kondensator melalui pipa penyuling, karena
adanya air pendingin maka uap bahan akan mengalami kondensasi dan berubahlah
menjadi kondensat, yang ditampung dalam alat penampung yang selanjutnya
dipisahkan dari zat-zat yang lain dalam alat pemisah.
Gambar 2. 1 Kondensor
Didalam sistem kompresi uap (vapor compression) kondensor adalah suatu komponen
yang berfungsi untuk merubah fase refrigerant dari uap bertekanan tinggi menjadi cairan
bertekanan tinggi atau dengan kata lain pada kondensor ini terjadi proses kondensasi.
Refrigerant yang telah berubah menjadi cair tersebut kemudian dialirkan ke evaporator melalui
pompa.
3. Buffle
Buffle merupakan jarak bagi antar tube
Kecepatan aliran di dalam pipa pendingin kira-kira antara 1-2 m/detik. Sedangkan
perbedaan temperature air keluar dan masuk pipa pendingin (kenaikan temperature air
pendingin di dalam kondensor) kira-kira mencapai suhu 10oC. Laju perpindahan kalornya
relative besar.
Adapun cirri-ciri Kondensor jenis pipa ganda adalah sebagai berikut:
Konstruksi sederhana dengan harga yang memadai.
Dapat mencapai kondisi yang super dingin karena arah aliran refrigerant dan air pendingin
yang berlawanan.
Penggunaan air pendingin relative kecil.
Sulit dalam membersihkan pipa, harus menggunakan detergen.
Pemeriksaan terhadap korosi dan kerusakan pipa tidak mungkin dilaksanakan. Penggantian
pipanya pun juga sulit dilakukan.
c. Evaporatif Condenser (menggunakan kombinasi udara dan air sebagai cooling
mediumnya).
Kombinasi dari kondensor berpendingin air dan kondensor berpendingin udara,
menggunakan prinsip penolakan panas oleh penguapan air menjadi aliran udara menjadi
kumparan kondensasi.
b. Arus Pararel
Desain ini sangat mirip dengan radiator aliran silang. Alih-alih bepergian
refrigeran melalui satu bagian (seperti tipe serpentine) sekarang dapat
melakukan perjalanan di berbagai bagian. Ini akan memberi luas permukaan yang lebih
besar untuk udara ambien dingin untuk kontak.
b) Vertical Condenser
Air pendingin masuk konddensor melalui bagian bawah, kemudian
masuk ke dalam pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas Sedangkan arus panas
masuk lewat bagian atas kondensor dan keluar sebagai kondensat pada bagian bawah
kondensor.
D. Penyaring
Minyak yang sudah dipisahkan dari air selanjutnya didiamkan sementara untuk
kemudian dilakukan penyaringan dengan kain saring. Ini bertujuan untuk menahan dan
menghilangkan air yang mungkin terikut dengan minyak. Dan juga menyaring benda-benda
asing yang mungkin terikut dalam bahan, seperti misalnya hasil reaksi antara minyak dengan
bahan logam yang digunakan dalam proses. Spesifikasi alat ini adalah:
Konstruksi : kayu bertingkat
Bahan penyaring : kain cotton
Jumlah : 2 buah
E. Jerigen
Penggunaan wadah penyimpan minyak atsiri di UD. TKN berasal dari bahan jerigen
plastik dengan kapasitas sekitar 40 kg minyak setiap jerigen. Wadah yang digunakan itu adalah
wadah yang tidak tembus cahaya. Hal ini menjadi syarat yang perlu dilakukan sewaktu akan
melakukan penyimpanan. Sebab jika terjadi kontak langsung dengan cahaya matahari akan
menimbulkan reaksi kimia yang merusak komposisi zat yang terkandung.
Proses deodorisasi atau penyulingan juga dapat berfungsi untuk mengurangi kandungan
FFA dari BPO. Kandungan FFA yang diharapkan sebesar ± 0.03-0.05%. DEO701 terdiri dari
beberapa tray atau palka yang dilengkapi dengan steam sparging untuk membantu proses
penguapan pada proses deodorisasi. RBDPO yang bersuhu tinggi kemudian dialirkan menuju
E702, dan terjadi cross dengan BPO. Dari E702, RBDPO dialirkan menuju heat exchanger
(E001). Di dalam E001 terjadi cross antara RBDPO yang bersuhu tinggi dengan CPO yang
bersuhu rendah sehingga suhu RBDPO menjadi turun sedangkan suhu CPO menjadi naik.
Apabila suhu CPO daro E001 masih kurang dari ketentuan maka dipanaskan kembali dengan
bantuan E002. RBDPO yang keluar dari E001 kemudian dialirkan menuju cooler (E704)
dengan media pendinginnya berupa air. Penurunan suhu RBDPO yng keluar dari E704
kemudian dilewatkan bag filter(F701 dan F702) untuk memastikan bahwa RBDPO yang
dihasilkan bersih dari kotoran. Setelah itu, RBDPO ditampung dalam tangki timbun atau
dialirkan langsung ke proses fraksinasi.
Hasil samping dari proses penyulingan yaitu berupa palm fatty acid destilate (PFAD)
yang kemudian ditampung di intermediate tank (T703). Dari T703, PFAD dipompa menuju
cooler (E705). Temperature di PFAD ±60-80°C. sebagian yang sudah berbentuk cair dialirkan
kembali menuju DEO701 untuk menangkap atau mengkondensasi PFAD yang masih
berbentuk uap atau gas dan sebagian lagi ditapung dalam tangki penyimpanan PFAD yang
nantinya akan diekspor atau dijual kembali sebagai bahan baku sabun dan kosmetik. Dari
proses deodorisasi terdapat tumpahan minyak yang masih mentah kemudian ditampung di
tangki splash oil dan diproses kembali di dalam tangki T601
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Destilasi merupakan salah satu metode yang digunakan untuk pemurnian dan
pemisahan larutan yang berdasarkan pada perbedaan titik didih yang relatif jauh. Contoh jenis
alat destilasi yaitu destilasi uap, destilasi air dan destilasi uap dan air. Cara kerja destilasi dibagi
menjadi dua cara yaitu cara kerja destilasi basah dan cara kerja destilasi kering. Pada jurnal
dijelaskan mengenai prosees reaktif destilasi yang merupakan proses dimana reaktan
direaksikan dan komponen-komponen hasil langsung dipisahkan. Dengan proses reaktif
destilasi dapat menghemat biaya investasi dan memperoleh kemurnian produk yang lebih
tinggi. Beberapa senyawa yang selama ini sudah diproduksi dengan proses reaktif destilasi dan
memberikan keuntungan yang cukup besar adalah Metil asetat dan Metyl Tertier Butyl Ether
(MTBE). Pada jurnal dilakukan proses optimasi pada pembuatan senyawa dietil eter dengan
proses reaktif distilasi. Tujuan penelitian pada jurnal adalah untuk mengoptimasi proses
pembuatan dietil eter dari etanol teknis dan asam sulfat dengan proses reaktif distilasi secara
batch. Alat destilasi telah banyak digunakan pada perusahaan besar.
Kondensor merupakan alat penukar kalor pada sistem refrigerasi yang berfungsi untuk
melepaskan kalor kelingkungan. Didalam sistem kompresi uap (vapor compression) kondensor
adalah suatu komponen yang berfungsi untuk merubah fase refrigerant dari uap bertekanan
tinggi menjadi cairan bertekanan tinggi atau dengan kata lain pada kondensor ini terjadi proses
kondensasi.Cara kerja kondensor adalah uap panas yang masuk ke kondensor dengan
temperatur yang tinggi dan bertekanan yang merupakan hasil proses dari turbin. Kemudian uap
panas masuk ke dalam Suction Pipe dan kemudian mengalir dalam tube. Dalam tube, uap panas
didinginkan dengan media pendingin air yang dialirkan melewati sisi luar tube, kemudian
keluar melalui Discharge Pipe dengan temperatur yang sudah turun.
Berikut adalah contoh perusahaan yang menggunakan alat destilasi pada proses
produksinya antara lain UD. Tirta Kencana Nusantara, PT. Sinar Mas Agro Resources and
Technology Tbk., PTPN XI di PASA II Djatiroto, Lumajang dan PT Salim Ivomas Pratama
Surabaya. Perusahaa tersebut menggunakan alat destilasi pada proses produksi produknya
dengan jenis mesin destilasi yang berbeda-beda.
3.2 Saran
Dalam pembahasan yang disajikan perlu diperhatikan proses perawatan dalam mesin
destilasi agar mesin dapat terjaga dengan baik. Sehingga masa pakai mesin destilasi dapat
dipakai dalam jangka yang panjang. Perlu diadakannya pengembangan supaya tercapai
konversi energi dengan sumber energi terbarukan ramah lingkungan.