Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan


Pada percobaan ini, dilakukan analisis terhadap metil ester yang dihasilkan.
Diperoleh :
1. Bahan baku : Minyak goreng curah dan Minyak goreng Bimoli
Kadar FFA : 0,98
2. Metil ester
Tabel 4.1 Hasil Analisis Massa Metil Ester Minyak Goreng Curah
Suhu Katalis Waktu Massa Metil
Run
(°C) (%) (menit) Ester (gr)
I 55 52,20
II 60 1 60 91,07
III 65 25,56
IV 0,75 63,02
V 60 1 60 91,07
VI 1,25 79,43
VII 45 73,46
VIII 60 1 60 91,07
IX 75 81,44

23
24

Tabel 4.2 Hasil Analisis Massa Metil Ester Minyak Goreng Bimoli
Suhu Katalis Waktu Massa Metil
Run
(°C) (%) (menit) Ester (gr)
I 55 70,65
II 60 1 60 88,89
III 65 90,21
IV 0,75 96,51
V 60 1 60 88,89
VI 1,25 87,66
VII 45 57,34
VIII 60 1 60 88,89
IX 75 81,89

Tabel 4.3 Hasil Analisis Metil Ester Hasil Transesterifikasi Minyak Goreng Curah
Densitas Viskositas Viskositas Kinematik
Massa Yield
Run (40°C) (40°C) (40°C)
(gram) (%)
(kg/m3) x 10-3 (kg/m.s) (mm2/s)
I 52,20 0,683 1,99 2,91 51,82
II 91,07 0,793 2,83 3,57 90,41
III 25,56 0,846 1,11 1,32 24,89
IV 63,02 0,853 1,13 1,32 62,56
V 91,07 0,793 2,83 3,57 90,41
VI 79,43 0,842 1,00 1,19 78,85
VII 73,46 0,847 3,47 4,10 72,93
VIII 91,07 0,793 2,83 3,57 90,41
IX 81,44 0,742 2,26 3,04 80,85
25

Tabel 4.4 Hasil Analisis Metil Ester Hasil Transesterifikasi Minyak Goreng
Bimoli
Densitas Viskositas Viskositas Kinematik
Massa Yield
Run (40°C) (40°C) (40°C)
(gram) (%)
(kg/m3) x 10-3 (kg/m.s) (mm2/s)
I 70,65 0,860 0,20 0,23 68,79
II 88,89 0,864 2,69 3,11 86,54
III 90,21 0,803 0,09 0,11 87,83
IV 96,51 0,874 2,97 3,39 93,96
V 88,89 0,864 2,69 3,11 86,54
VI 87,66 0,755 2,09 2,77 85,35
VII 57,34 0,784 3,64 4,63 55,83
VIII 88,89 0,864 2,69 3,11 86,54
IX 81,89 0,814 3,57 4,39 79,73

4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisis Densitas Metil Ester
Berikut adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara waktu reaksi dengan
densitas biodiesel pada suhu 60oC

0.90 Batas max


0.80 Batas min
Densitas ( gram/cm3)

0.70
0.60
0.50 Minyak Goreng
0.40 Curah
0.30 Minyak Goreng
0.20 Bimoli
0.10
0.00
45 60 75
Waktu Reaksi (menit)

Gambar 4.1 Hubungan antara Waktu Reaksi dengan Densitas Biodiesel


26

Dari grafik batang di atas dapat dilihat bahwa untuk percobaan dengan suhu
60oC waktu reaksi 30 menit, 45 menit dan 60 menit densitas metil ester yang diperoleh
mengalami penurunan untuk minyak goreng curah dan mengalami fluktuasi untuk
minyak goreng Bimoli.
Semakin lama waktu reaksi yang dilakukan dalam proses metanolisis ini, maka
berat jenis biodiesel yang diperoleh akan semakin besar pula. Hal ini dikarenakan
adanya reaksi balik (reversible) dari transesterifikasi yang menyebabkan
terbentuknya sabun, dan juga semakin banyak jumlah katalis yang digunakan pada
pembuatan biodiesel, maka semakin besar densitas dari produk biodiesel yang
dihasilkan. Jumlah katalis basa yang lebih banyak mendorong terjadinya reaksi
penyabunan. Hal ini dapat menimbulkan zat-zat sisa atau pengotor dari reaksi yang
tidak terkonversi menjadi metil ester, yang akan menyebabkan densitas metil ester
semakin besar (Faizal, dkk., 2013).
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 04-7182-2006), densitas biodiesel
pada suhu 40oC adalah 850 – 890 kg/m3. Dari hasil percobaan untuk berbagai variasi
yang dilakukan diperoleh densitas yang belum memenuhi standar, hal ini dapat
disebabkan oleh :
1. Reaksi transesterifikasi yang terjadi belum sempurna sehingga membuat
sebagian trigliserida tidak terkonversi menjadi metil ester namun ikut bercampur
ke dalamnya.
2. Terbentuknya gliserol saat pemutusan ikatan rantai trigliserida pada reaksi
transesterifikasi.
3. Terdapat sisa-sisa katalis dan metanol yang tidak terpisah secara sempurna
sehingga mempengaruhi nilai densitas biodiesel.
27

4.2.2 Analisis Viskositas Metil Ester


Berikut adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara waktu reaksi dengan
viskositas.

0.0040
0.0035
Viskositas x10-3 (gram/cm.s)

0.0030
0.0025
0.0020 Minyak Goreng
Curah
0.0015
Minyak Goreng
0.0010 Bimoli
0.0005
0.0000
0 15 30 45 60 75
Waktu Reaksi (menit)

Gambar 4.2 Hubungan antara Waktu Reaksi dengan Viskositas

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa untuk percobaan dengan suhu 60oC waktu
reaksi 30 menit, 45 menit dan 60 menit viskositas metil ester yang dihasilkan
mengalami penurunan untuk minyak goreng curah dan mengalami fluktuasi untuk
minyak goreng Bimoli.
Semakin lama waktu reaksi yang dilakukan dalam proses metanolisis ini, maka
viskositas biodiesel yang diperoleh akan semakin besar pula (Dewi dan Putri, 2013).
Hal ini dikarenakan adanya reaksi balik (reversible) dari transesterifikasi yang
menyebabkan terbentuknya sabun (Faizal, dkk., 2013). Keberadaan impurities berupa
komponen-komponen yang tidak diketahui yang tercampur dengan metil ester
maupun gliserol yang belum terpisah sempurna juga dapat menaikkan densitas dan
viskositas kinematik metil ester (Simbolon, 2013).
Hasil percobaan yang diperoleh belum sesuai dengan teori, dimana viskositas
mengalami fluktuasi untuk minyak goreng bimoli. Hal ini dapat disebabkan oleh:
1. Kesulitan dalam menjaga suhu konstan pada 40oC saat pengukuran viskositas
dengan Viskosimeter Ostwald, yang berpengaruh pada nilai viskositas dimana
viskositas merupakan fungsi waktu.
28

2. Pemurnian biodiesel yang kurang maksimal sehingga masih terdapat komponen


lain seperti air sehingga mempengaruhi viskositas biodiesel.
3. Trigliserida yang belum sempurna terkonversi menjadi metil ester
mengakibatkan peningkatan berat molekul metil ester sehingga besarnya nilai
viskositas berfluktuasi.

4.2.3 Analisis Viskositas Kinematik Metil Ester


Berikut adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara waktu reaksi dengan
viskositas kinematik pada perbandingan mol sebesar 1:3.
Viskositas Kinematik (mm2/s)

6 Batas max
5 Minyak Goreng
4 Curah
Minyak Goreng
3 Bimoli
2
Batas min
1
0
45 60 75
Waktu (menit)

Gambar 4.3 Hubungan antara Waktu Reaksi dengan Viskositas Kinematik

Dari grafik batang di atas dapat dilihat bahwa untuk percobaan dengan suhu
60oC waktu reaksi 30 menit, 45 menit dan 60 menit, viskositas kinematik metil ester
yang diperoleh mengalami penurunan pada minyak goreng curah dan mengalami
fluktuasi pada minyak goreng Bimoli.
Jumlah metanol yang lebih tinggi akan mendukung pembentukan ion-ion
metoksi di permukaan CaO dan juga harus menggeser kesetimbangan reaksi terhadap
arah depan sehingga yield FAME meningkat (Viriya-empikul, dkk., 2011). Bila
konsentrasi metanol ditingkatkan di atas atau dikurangi di bawah konsentrasi
optimalnya, tidak ada peningkatan dalam produksi biodiesel tetapi kelebihan atau
kekurangan konsentrasi metanol hanya akan mengakibatkan peningkatan
pembentukan gliserol dan emulsi (Yanti, dkk., 2012).
29

Viskositas kinematik adalah suatu angka yang menyatakan besarnya perlawanan


atau hambatan dalam dari sebuah bahan cairan untuk mengalir atau ukuran tahanan
geser dari bahan cair. Viskositas kinematik juga merupakan salah satu karakteristik
bahan bakar diesel yang sangat penting karena akan mempengaruhi kinerja injektor
pada mesin diesel. Viskositas yang diharapkan adalah viskositas yang rendah sehingga
akan memperkecil tahanan untuk mengalir (Riyanti, dkk., 2012).
Reaksi transesterifikasi mengubah trigliserida menjadi metil ester yang memiliki
ukuran molekul lebih kecil dan mengakibatkan viskositas juga semakin rendah.
Semakin lama waktu reaksi, viskositas kinematik akan semakin menurun karena
trigliserida yang berubah menjadi metil ester akan semakin banyak (Saputra, dkk.,
2012).
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 04-7182-2006), viskositas kinematik
biodiesel pada suhu 40oC adalah 2,3 – 6,0 mm2/s dan densitas biodiesel pada suhu
40oC adalah 850 – 890 kg/m3.
Dari hasil percobaan untuk berbagai variasi yang dilakukan diperoleh hasil
percobaan yang memenuhi standar pada run I, II, IV, V, IX, X, XI, XII, dan XIII
berturut-turut nilainya 2,91; 4,10; 3,57; 3,04; 3,39; 4,63; 3,11; dan 4,39 sedangkan
yang belum memenuhi standar yaitu pada run II, VI, VII, VIII, dan XIV yaitu 1,32;
1,19; 1,32; 0,23; 0,11. Ketidak sesuaian dengan standar yang ada dapat disebabkan
oleh :
1. Terbentuknya gliserol saat pemutusan ikatan rantai trigliserida pada reaksi
transesterifikasi.
2. Trigliserida yang belum sempurna terkonversi menjadi metil ester
mengakibatkan peningkatan berat molekul metil ester sehingga besarnya nilai
viskositas berfluktuasi.
3. Pemurnian biodiesel yang kurang maksimal sehingga masih terdapat komponen
lain seperti air, sehingga mempengaruhi viskositas biodiesel.
30

4.2.4 Hubungan Analisis Densitas dengan Viskositas Kinematik dalam Reaksi


Transesterifikasi
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara densitas dengan
viskositas kinematik dalam reaksi transesterifikasi pada perbandingan mol sebesar 1:3.

0.004
Viskositas Kinematik (mm2/s)

0.004
0.003
0.003
0.002 Minyak Goreng
Curah
0.002
Minyak Goreng
0.001 Bimoli
0.001
0.000
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Densitas ( gram/cm3)

Gambar 4.4 Hubungan antara Densitas dengan Viskositas Kinematik dalam


Reaksi Transesterifikasi

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pada suhu 60oC waktu reaksi 30 menit,
45 menit dan 60 menit hasil percobaan mengalami fluktuasi.
Hubungan antara viskositas kinematik dan densitas dapat dilihat dari rumus
dibawah ini :
v = µ/ρ (Mazumdar, dkk., 2013)
dimana
v = viskositas kinematik (m2/s)
µ = viskositas dinamik (Ns/m2)
ρ = Densitas atau massa jenis (kg/m3)
dari persamaan diatas dapat disimpulkan viskositas kinematik berbanding terbalik
dengan densitas. Semakin besar densitas maka semakin kecil viskositas kinematiknya
dan sebaliknya.
31

Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 04-7182-2006), viskositas kinematik


biodiesel pada suhu 40oC adalah 2,3 – 6,0 mm2/s. Dari hasil percobaan untuk berbagai
variasi yang dilakukan diperoleh viskositas kinematik yang belum memenuhi standar,
hal ini dapat disebabkan oleh :
1. Trigliserida yang belum sempurna terkonversi menjadi metil ester
mengakibatkan peningkatan berat molekul metil ester sehingga besarnya nilai
viskositas berfluktuasi.
2. Terbentuknya gliserol saat pemutusan ikatan rantai trigliserida pada reaksi
transesterifikasi.
3. Pada proses pemisahan dengan corong pemisah, gliserol, katalis sisa, dan
metanol yang berada pada lapisan bawah tidak terbuang seluruhnya.

4.2.5 Analisis Yield Metil Ester


Berikut adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara waktu reaksi dengan
yield biodiesel.

100
90
80
70
Yield (%)

60
50 Minyak Goreng
40 Curah
30 Minyak Goreng
20 Bimoli
10
0
0 15 30 45 60 75
Waktu Reaksi (menit)

Gambar 4.5 Hubungan antara Waktu Reaksi dengan Yield Biodiesel

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pada suhu 60oC waktu reaksi 30 menit,
45 menit dan 60 menit yield mengalami fluktuasi.
Semakin lama waktu reaksi yang dilakukan maka yield yang diperoleh akan
semakin besar pula, hal tersebut disebabkan karena semakin lama waktu reaksi maka
kontak antar zat yang bereaksi akan semakin besar sehingga yield yang diperolehpun
32

akan semakin besar (Dewi dan Putri, 2013). Sedangkan waktu reaksi yang terlalu
lama dapat menyebabkan reaksi reversible. Peningkatan waktu reaksi tidak
meningkatkan yield biodiesel. Disamping itu, waktu reaksi yang lebih lama akan
mengurangi produk (biodiesel) karena adanya reaksi balik yaitu metil ester yang
terbentuk kembali menjadi trigliserida. Sedangkan untuk waktu reaksi yang singkat
menyebabkan trigliserida belum terkonversi menjadi metil ester sehingga yield yang
dihasilkan menjadi kecil (Mathiyazhagan dan Ganapathi, 2011).
Dari percobaan yang dilakukan yield terbesar yang diperoleh adalah sebesar
90,41 pada minyak goreng curah dengan katalis 1%, suhu rekasi 60 0C dan waktu
rekasi 60 menit. Penambahan konsentrasi katalis basa NaOH dari 0,4%wt hingga
1%wt memberikan nilai yang sebanding lurus dengan nilai yield yang dihasilkan yaitu
dengan semakin besarnya konsentrasi katalis basa yang diberikan maka nilai yield
yang diperoleh juga akan semakin besar pula (Rachimoellah, dkk., 2011).
Berdasarkan teori diatas, hasil percobaan yang diperoleh belum sesuai dengan
teori. Hal ini dapat disebabkan oleh :
1. Pada proses pemisahan dengan corong pemisah, gliserol, katalis sisa, dan
metanol yang berada pada lapisan bawah tidak terbuang seluruhnya
2. Pada saat reaksi, suhu yang digunakan susah untuk dipertahankan.

Anda mungkin juga menyukai