BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
biiasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak
(AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi dibandingkan
mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Rata-rat kematian ini jauh
melonjak dibandingkan hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100 ribu.
50 % AKI terjadi oleh pendarahan waktu hamil, 13% terjadi eklampsia atau
kelainan letak, dan saat persalinan misalnya partus lama serta sesudah
terendah. Sementara itu penyebab lain juga berperan cukup besar dalam
Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat
pada tahun 2007, angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB)
masih berada pada level yang cukup tinggi, hingga saat ini angka kematian
ibu (AKI) di Jawa Barat sebesar 321,15/100.000 kelahiran hidup dan angka
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian Persalinan
yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar secara
spontan tanpa bantuan alat dan tidak melukai ibu dan janin yang
(Verneys,2003).
a. Power (tenaga/kekuatan)
1) His pendahuluan atau his palsu (false labor pains), bersifat tidak
pendek dan tidak bertambah kuat bila ibu berjalan bahkan sering
tangan.
Jalan lahir terdiri atas panggul ibu yakni bagian tulang yang padat,
dasar panggul, vagina, dan introitus. Jalan lahir dibagi menjadi 2, yaitu:
Bagian keras, tulang-tulang panggul dan bagian lunak, otot dasar panggul
dan perieum.
3. Tahapan Persalinan
cm).Persalinan kala 1 dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten dan fase
aktif.
yaitu:
cm.
b. Tahapan Kala II
1 jam.
c) Perineum menonjol.
d) Vulva membuka.
c) Menjaga kebersihan diri, agar terhindar dari infeksi lendir. Jika ada
dibersihkan.
mengambil nafas.
Setelah bayi lahir uterus terasa keras dengan fundus setinggi pusat
setelah timbul his, plasenta terlepas dalam waktu 6-15 menit dan plasenta
lahir dan dapat diulangi setelah 15 menit jika plasenta belum lahir.
luar.
vulva, menegangkan tali pusat dari jarak dekat untuk mencegah avulsi
lahir.ketika plasenta muncul dan keluar dari dalam vulva, kedua tangan
selaput ketuban.
tetap keras dan berkontraksi dengan baik serta untuk mendorong setiap
melekat pada dinding uterus) dan sisi fetal (yang menghadap kebayi)
menit pada satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit
lahir,rujuk segera.
d. Tahapan Kala IV
1. Pemeriksaan fundus uteri tiap 15 menit pada jam pertama dan setiap
30 menit selama jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat, pijat uterus
kedua.
7. Segera setelah bayi lahir adalah waktu yang tepat untuk memulai
berkontraksi.
8. Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun dan dibantu karena
ibu sudah buang air kecil dam 3 jam pasca persalinan. Ajari ibu atau
uteri. Bila setelah 30 menit plasenta belum lepas sehingga belum dapat
dilahirkan atau jika dalam waktu menunggu terjadi perdarahan yang banyak,
dengan :
melepaskan plasenta.
mencapai/memasuki miometrium.
uterus.
b. Plasenta sudah lepas, akan tetapi belum dilahirkan dan dapat terjadi perdarahan
terlalu dalam.
3. Patofisiologis
c) Plasenta belum lahir setelah menunggu selama setengah jam atau 30 menit
b) Plasenta tidak dapat lahir spontan setelah bayi lahir (lebih dari 30 menit)
d) Plasenta tidak ditemukan didalam kanalis servikalis tetapi secara parsial atau
e) Perdarahan yang lama lebih dari 400 cc setelah bayi lahir Setelah
dengan indikasi perdarahan lebih dari 400 cc jika masih terdapat kesempatan
b) Memberikan antibiotika
c) Pasang set dan cairan infus RL/NaCl Lakukan anestesia verbal atau
f) Pastikan kandung kemih kosong karena kandung kemih yang penuh dapat
g) Lakukan bila plasenta tidak lahir setelah 30 menit bayi lahir dan telah disertai
i) Jepit tali pusat dengan klem dan tegangkan sejajar dengan lantai.
j) Masukkan tangan dalam posisi obstetri dengan menelusuri bagian bawah tali
pusat.
k) Tangan sebelah dalam menyusuri tali pusat hingga masuk ke dalam kavum
inversio uteri. Menggunakan lateral jari tangan, disusuri dan dicari pinggir
dirapatkan.
bawah.
n) Gerakkan tangan kanan ke kiri dan kanan sambil bergeser ke arah kranial
dikeluarkan.
r) Eksplorasi untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih melekat
s) Periksa plasenta lengkap atau tidak, bila tidak lengkap, lakukan eksplorasi ke
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. DATA SUBJEKTIF
1) Identitas/ Biodataa
Cimahi utara
2) Keluhan Utama
Ibu datang pada tanggal 09 Juni 2017 pukul 21.00 WIB. Ibu mengatakan
hamil 9 bulan, mengeluh perut mules – mules sejak pukul 15.00 WIB,
rasa mules yang dirasakan ibu semakin bertambah serta rasa sakit dan
mules tersebut menjalar dari pinggang keperut bagian bawah, sakit yang
3) Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, Kawin pertama kali umur 19 tahun, dengan suami sekarang
sudah 12 tahun.
4) Riwayat Haid
3. Teratur/tidak : Teratur
4. Lamanya : ± 6 – 7 hari
7. HPHT : 12-09-2016
5) Riwayat Obstetri
tahun
7) Riwayat Kesehatan
seperti hepatitis.
Frekuensi 1x 1x 3x
a. Nutrisi
22
Banyaknya : 1 piring
b. Eliminasi
BAB
Konsistensi : Cair
Masalah : Diare
BAK
c. Personal Hygiene
d. Aktivitas
Ibu nampak cemas tapi ibu yakin dapat melaluinya dan ibu
23
Ibadah apa yang diinginkan ibu saat ini : Berdzikir dan berdo’a
B. DATA SUBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
R : 24 x/menit
2. Pemeriksaan khusus
peradangan.
jugularis.
dada.
susu menonjol, dan tidak ada luka bekas operasi. Tidak teraba adanya
Leopold III : Bagian terbawah perut ibu teraba bulat, keras dan tidak
melenting
TFU : 31 cm
135x/menit reguler
m. Periksa Dalam
Pembukaan Serviks : 8 cm
Presentasi : Kepala
C. Pemeriksaan Penunjang
III. ANALISA
intra uterin
IV. PENATALAKSANAAN
A. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan
menemaninya.
dan atau membuat kontraksi menjadi tidak teratur dan kurang efektif.
selama persalinan, ibu harus berkemih sedikitnya tiap 2 jam atau lebih
sering apabila ibu merasa ingin berkemih atau jika kandung kemih
Bidan dan Ibu pun bersedia melaksanakan setiap saran yang diberikan
Bidan
keinginan untuk Buang Air Besar dan mengedan karena hal tersebut
bidan
28
molase
melakukannya.
ibu.
kecuali ekstremitas
disuntik.
melakukannya.
O : KU :Baik Kesadaran:Composmentis
mengetahuinya.
O : KU :Baik Kesadaran:Composmentis
plasenta
mengetahuinya.
bersedia
22.40
• Melakukan tindakan manual plasenta
WIB
tertinggal.
melakukannya.
kontraksi uterus
33
• Suhu : 37ºC
• Nadi : 80 x/menit
• Respirasi : 16 x/menit
• Kontraksi : Kuat.
• Perdarahan : ±150cc
% selama 10 menit
melakukannya.
tunggal
melengkapi partograf.
35
BAB IV
PEMBAHASAN
Ibu datang pada pukul 21.00 WIB, pada pengkajian data yang dilakukan Ny.T
pada tanggal 09 Juni 2017 didapatkan keluhan yaitu mules-mules sejak pukul
15.00 WIB sudah keluar lendir campur darah pada pukul 18.00 WIB. Ibu
umum ibu baik. Mules-mules yang semakin sering dan kuat sejak pukul 21.00
WIB Ibu mengatakan pergerakan janinnya aktif, DJJ :140x/m reguler , HIS:
pemeriksaan dalam hasilnya vulva vagina tidak ada kelainan, portio tipis dan
lunak, pembukaan 8 cm, ketuban (+), presentasi kepala, penurunan Hodge III,
Dari pengkajian data yang telah di dapatkan, di analisa bahwa G2P1A0 aterm
inpartu kala I fase aktif janin hidup tunggal intrauterin presentasi kepala . Dan ibu
penatalaksanaan yang sesuai terhadap kondisi dan masalah yang dihadapi oleh
ibu.
Pada pukul 21.40 WIB Berdasarkan hasil Pengkajian Ny. T sudah mengalami
tanda-tanda inpartu kala II yaitu mengeluh ingin mengedan atau ingin BAB
kemudian dilakukan pemeriksaan dan didapatkan hasil terdapat tekanan pada
tidak ada kelainan, portio sudah tidak teraba, pembukaan 10 cm, ketuban (+),
presentasi kepala
Di dapatkan analisa bahwa G2P1A0 aterm inpartu kala II janin hidup tunggal
36
oxytoxin, perlengkapan ibu dan bayi seperti selimut, pembalut, bedong,dan alat
resusitasi bayi.
1. Pukul 22.00 WIB ketuban pecah spontan warna jernih
2. Pukul 22.10 WIB bayi lahir spontan langsung menangis jenis kelamin
perempuan, BB: 3000 gram, PB: 51 cm, lingkar dada: 33 cm, lingkar
kepala: 32 cm.
3. Dilakukan penyuntikan oksitosin kedua karena plasenta belum lahir
fase laten berlangsung hampir 8 jam dan fase aktif berlangsung selama 7
jam. Dalam hal ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek, hal
ini normal karena dipantau melalui partograf dan tidak melewati garis
21.40 WIB dan bayi lahir spontan pukul 22.10 WIB. Menurut teori yang
ada, Kala II berlangsung selama 1jam pada primi dan ½ jam pada multi.
Dalam hal ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek hal ini
adekuat, faktor janin dan faktor jalan lahir sehingga terjadi proses
dengan posisi tengkurap untuk IMD. Pada bayi Ny.T IMD dilakukan
plasenta pada ibu untuk segera melahirkan plasenta . Menurut teori IMD
Normal,2008)
9. Penatalaksanaan kala III yang dilakukan yaitu melakukan manajemen
tali pusat terkendali dan massase fundus uteri. Pada Ny.T plasenta lahir
Pukul 22.50 WIB berlangsung selama 40 menit setelah bayi lahir. Hal ini
menit setelah bayi lahir dengan demikian kala III pada Ny.T terdapat
dilakukan oleh bidan tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktek
cc, kala II ±50 cc, kala III ±250 cc, kala IV ±150cc, jumlah pengeluaran
BAB V
PENUTUP
a. Kesimpulan
yang maksimal dengan mengacu pada teori yang telah diperoleh selama
tetapi perlu pengadaptasian antara kondisi nyata ibu dengan tindakan yang
dilakukan.
yang dilakukan oleh bidan apabila terjadi retensio plasenta yaitu apabila
plasenta belum lahir atau tertahan dalam 30 menit setelah bayi lahir atau
melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir. Perdarahan hanya terjadi pada
plasenta yang sebagian atau seluruhnya telah terlepas dari dinding rahim.
b. Saran
Untuk pasien :
pada persalinan.
Untuk mahasiswa :
itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat
bersalin normal.
guna mendukung
Untuk lahan :
Untuk institusi :
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta.
Sarwoho 13, 2008 Ilmu Kebidanan, Edisi 111, Cetakan 4, YBS — SP.
Nanny, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita, Salemba. Jakarta
EGC,Jakarta.