Anda di halaman 1dari 11

LEMBAGA – LEMBAGA

NEGARA SESUAI AMANDEMEN


1945

Nama kelompok :

1. M.Alfi farhan Badillah


2. Djeza Abrial Iswanto
3. Ahmad Aly Yafi Anwar
4. Nadia Aulia
5. Nur Aisyah Pratiwi
6. Afifa Alya Kamila
7. Annisya Paramita

SDN. KOMPLEKS IKIP I


MAKASSAR
2017

[0]
LEMBAGA – LEMBAGA NEGARA SESUAI AMANDEMEN
1945

A. Lembaga negara sebelum amandemen

1. MPR

Sebelum amandemen, MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat)


merupakan lembaga tertinggi negara yang diberikan kekuasaan tak
terbatas. Pada saat itu MPR memiliki wewenang untuk :
a. Membuat putusan yang tidak dapat ditentang oleh lembaga negara
lain, termasuk menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara
(GBHN) yang pelaksanaaanya dimandatkan kepada Presiden.
b. Mengangkat Presiden dan Wakil Presiden
c. Meminta dan menilai pertanggungjawaban Presiden mengenai
pelaksanaan GBHN
d. Memberhentikan presiden bila yang bersangkutan melanggar GBHN
e. Menetapkan pimpinan majelis yang dipilih dari dan oleh anggota
MPR
f. Memberikan keputusan terhadap anggota yang melanggar sumpah
anggota MPR
g. Menetapkan peraturan tata tertib Majelis

2. DPR

[1]
DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) adalah lembaga perwakilan rakyat
yang tidak dapat dibubarkan oleh Presiden. Anggota DPR adalah
Anggota Partai Politik peserta pemilu yang dipilih oleh rakyat. tugas dan
wewenang DPR adalah:

a. Mengajukan rancangan undang-undang


b. Memberikan persetujuan atas Peraturan Perundang-undangan
(Perpu)
c. Memberikan persetujuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN)
d. Meminta MPR untuk mengadakan sidang istimewa.

3. Presiden

Presiden adalah lembaga negara yang memiliki kekuasaan untuk


menjalankan pemerintahan. Sebelum amandemen dilakukan Presiden
diangkat oleh MPR dan bertanggung jawab kepada MPR.
Adapun wewenang Presiden antara lain:

a. Memegang posisi dominan sebagai mandatori MPR


b. Memegang kekuasaan eksekutif, kuasaan legislatif dan yudikatif.
c. Mengangkat dan memberhentikan anggota BPK
d. Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
dalam situasi yang memaksa
e. Menetapkan Peraturan Pemerintah
f. Mengangkat dan memberhentikan meteri-menteri

4. Mahkamah Agung (MA)

Sebelum amandemen Undang-undang Dasar 1945, kekuasaan


kehakiman dilakukan hanya oleh mahkamah agung. Lembaga
mahkamah agung bersifat mandiri. Wewenang sebelum amandemen :

a. Berwenang mengadili pada tingkat kasasi


b. Menguji peraturan perundang-undangan

[2]
c. Mengajukan tiga orang hakim konstitusi
d. Memberikan pertimbangan kepada presiden untuk memberikan grasi
dan rehabilitasi.

5. BPK (Badan Pemeriksaan Keuangan)

Sebelum amandemen tidak banyak dijelaskan menenai BPK. BPK


bertugas untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara.
Hasil dari pemeriksaan keuangan tersebut kemudian dilaporkan kepada
DPR

6. DPA (Dewan Pertimbangan Agung)

DPA memiliki kewajiban untuk memberi jawaban terhadap pertanyaan


Presiden. DPA juga serta berhak untuk mengajukan usulan kepada
pemerintah. Sama Seperti BPK, UUD 1945 tidak banyak menjelaskan
tentang DPA.

[3]
B. Lembaga negara setelah amandemen

1. MPR

Setelah amandemen, MPR adalah lembaga tinggi negara yang memiliki


kedudukan sejajar dengan lembaga tinggi lainnya. sistem keanggotaan
MPR yaitu:

a. MPR terdiri atas Anggota DPR dan DPD .


b. Anggota MPR memiliki masa jabat selama 5 tahun.
c. Mengucapkan sumpah atau janji sebelum menjalankan amanat
sebagai anggota MPR

Tugas dan Wewenang MPR setelah amandemen:

a. Amandemen dan menetapkan Undang-Undang Dasar


b. Melantik Presiden dan wakil Presiden yang dipilih lewat Pemilu
c. Memutuskan usulan yang diajukan DPR berdasarkan keputusan MK
dalam hal pemberhentian presiden atau wakilnya

MPR diharuskan untuk bersidang paling tidak sekali dalam 5 tahun.


Sidang MPR dinyatakan sah apabila:

a. Untuk memberhentikan Presiden, harus didapat suara setidak dua


pertiga dengan minimum kehadiran anggota dalam sidang sebanyak
tiga perempat dari total jumlah anggota MPR.

[4]
b. Dalam mengamandemen dan menetapkan UUD, suara yang dicapai
harus dua pertiga dari total suara MPR
c. Selain sidang-sidang diatas, sekurang-kurangnya mendapatkan
suara 50%+1 dari jumlah anggota MPR.

2. DPR

Pasca dilakukannya perubahan terhadap UUD, DPR semakin diperkuat

keberadaannya. Kini DPR memiliki wewenang untuk membuat Undang-

undang. Wewenang ini sebelum amandemen dimiliki oleh Presiden.

Tugas, wewenang dan fungsi DPR setelah Amandemen:

a. Membentuk undang-undang bersama dengan presiden agar dicapai


persetujuan bersama
b. Membahas dan memberikan persetujuan atas peraturan pemerintan
pengganti undang-undang
c. Menerima dan membahas usulan RUU dari DPD mengenai bidang
tertentu.
d. Menetapkan APBN bersama dengan Presiden dengan
memperhatikan pertimbangan DPD
e. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN serta
kebijakan pemerintah.

Hak-hak DPR

a. Hak Interpelasi, yaitu hak untuk meminta keterangan kepada


pemerintah
b. Hak angket, merupakan hak untuk menyelidiki pelaksanaan UU dan
kebijakan yang dibuat pemerintah
c. Hak imunitas, yaitu hak kekebalan hukum. Anggota DPR tidak bisa
dituntut karena pernyataan atau pertanyaan yang dikemukakan
dalam rapat DPR selama hal tersebut tidak melanggar kode etik

[5]
d. Hak menyatakan pendapat, DPR berhak untuk berpendapat
mengenai:

 Pelaksanaan hak angket dan hak interpelasi.


 Dugaan bahwa Presiden atau wakil persiden melakukan
pelanggaran hukum.
 Kebijakan yang diambil oleh pemerintah tentang kejadian luar
biasa baik di dalam maupun luar negeri.

3. Presiden

Setelah amandemen, kini rakyat dapat secara langsung memilih


presidennya lewat pemilihan umum. Presiden juga tidak perlu lagi
bertanggung jawab kepada MPR karena posisi antara MPR dan
Presiden kini sama tinggi.

Wewenang Presiden yang berubah setelah amandemen antara lain:

a. Hakim agung dipilih oleh presiden berdasarkan pengajuan KY dan


disetujui oleh DPR.
b. Anggota BPK tidak lagi diangkat oleh Presiden, kini presiden hanya
meresmikan anggota BPK, yang dipilih oleh DPR dengan
memperhatikan pertimbangan DPD

Wewenang yang dimiliki oleh presiden setelah Amandemen diantaranya:

a. Memegang kekuasaan pemerintah menurut UUD


b. Memegang kekuasaan tertinggi atas AD, AL dan AU
c. Melakukan pembahasan dan pemberian persetujuan RUU bersama
DPR
d. Mengesahkan RUU menjadi UU
e. Menetapkan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang
dalam sutuasi yang memaksa
f. Menetapkan peraturan pemerintah

[6]
g. Mengangkat dan memberhentikan meteri-menteri
h. Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan
persetujuan DPR
i. Mengangkat duta dan konsul
j. Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan
pertimbangan DPR
k. Memberi grasi dan rehabilitasi berdasarkan pertimbangan MA
l. Memberi amnesti dan abolisi berdasar pertimbangan DPR
m. Menetapkan hakim agung yang dicalonkan KY dan disetujui DPR
n. Menetapkan hakim konstitusi yang calonnya diajukan oleh DPR dan
MA
o. Mengangkat dan memberhentikan KY dengan persetujuan DPR.

4. DPD

DPD (Dewan Perwakilan Daerah) merupakan lembaga yang dibentuk


setelah amandemen. DPD merupakan langkah untuk mengakomodir
kepentingan daerah di tingkat nasional. Tugas dan wewenang DPD

a. Mengajukan RUU pada DPR yang berkaitan dengan otonomi daerah


b. Memberi pertimbangan tentang RUU perpajakan, pendidikan dan
keagamaan.

5. BPK (Badan Pemeriksaan Keuangan)

BPK merupakan lembaga tinggi Negara yang memiliki wewenang untuk

mengawas serta memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab

keuangan negara.

Tugas BPK :
PK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara,

[7]
Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau
badan lain yang mengelola keuangan negara.

Wewenang BPK :

Dalam melaksanakan tugasnya, BPK berwenang :

a. Menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan melaksanakan


pemeriksaan, menentukan waktu dan metode pemeriksaan serta
menyusun dan menyajikan laporan pemeriksaan;
b. Meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh
setiap orang, unit organisasi pemerintah pusat, pemerintah daerah,
lembaga negara lainnya, bank indonesia, badan usaha milik negara,
badan layanan umum, badan usaha milik daerah, dan lembaga atau
badan lain yang mengelola keuangan negara;
c. Melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barang
milik negara, di tempat pelaksanaan kegiatan, pembukuan dan tata
usaha keuangan negara, serta pemeriksaan terhadap perhitungan-
perhitungan, surat-surat, bukti-bukti, rekening koran,
pertanggungjawaban, dan daftar lainnya yang berkaitan dengan
pengelolaan keuangan negara;
d. Menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi mengenai
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang wajib
disampaikan kepada bpk;
e. Menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara setelah
konsultasi dengan pemerintah pusat/pemerintah daerah yang wajib
digunakan dalam pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara;
f. Menetapkan kode etik pemeriksaan pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara;
g. Menggunakan tenaga ahli dan/atau tenaga pemeriksa di luar BPK
yang bekerja untuk dan atas nama BPK;
h. Membina jabatan fungsional pemeriksa;

[8]
i. Memberi pertimbangan atas standar akuntansi pemerintahan; dan
j. Memberi pertimbangan atas rancangan sistem pengendalian intern
pemerintah pusat/pemerintah daerah sebelum ditetapkan oleh

6. DPA (Dewan Pertimbangan Agung)

Keberadaan DPA dihapuskan pada amandemen UUD 1945 yang ke 4.


Saat ini DPA berganti nama menjadi Dewan Pertimbangan Presiden
(Watimpres).
Tugas :
memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden dalam
menjalankan kekuasaan pemerintahan negara. Pemberian nasihat dan
pertimbangan tersebut Wajib dilakukan oleh Wantimpres baik diminta
ataupun tidak oleh Presiden. Penyampaian nasihat dan pertimbangan
tersebut dapat dilakukan secara perorangan maupun sebagai satu
kesatuan nasihat dan pertimbangan seluruh anggota dewan.

7. MA

MA merupakan lembaga negara yang memiliki kuasa untuk


menyelenggarakan peradilan bersama-sama dengan MK. MA
membawahi badan peradilan dalam wilayah Peradilan Umum, Peradilan
militer, Peradilan Agama, dan Peradilan Tata Usaha Negara
(PTUN). Kewajiban dan wewenang MA :
a. Memiliki fungsi yang berhubungan dengan kuasa kehakiman. Fugsi
ini diatur dalam UU
b. Berwenang mengadili di tingkat kasasi, menguji peraturan
perundang-undangan di bawah Undang-Undang.
c. Mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh Undang-Undang
d. Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan
rehabilitasi
e. Mengajukan anggota Hakim Konstitusi sebanyak 3 orang

[9]
8. MK (Mahkamah Konstitusi)

Keberadaan MK dimaksudkan sebagai penjaga kemurnian konstitusi.


Bersama dengan MA, MK menjadi lembaga tinggi negara yang
memegang kuasa kehakiman. Anggota Hakim Konstitusi ditetapkan oleh
Presiden, sedang calonnya diusulkan oleh MA, DPR dan
pemerintah. MK Mempunyai kewenangan:

a. Menguji UU terhadap UUD


b. Memutuskan sengketa kewenangan antar lembaga negara
c. Memutuskan pembubaran partai politik
d. Memutuskan sengketa yang berhubungan dengann hasil pemilu
e. Memberikan putusan tentang dugaan pelanggaran oleh presiden
atau wakilnya.

9. Komisi Yudisial (KY)

Komisi Yudisial berfungsi mengawasi perilaku hakim dan mengusulkan


nama calon Hakim Agung. KY merupakan lembaga negara yang bersifat
mandiri. Anggota Komisi Yudisial terdiri atas 7 orang yaitu, dua orang
mantan hakim, dua orang akademisi hukum, dua orang praktisi hukum,
dan satu dari anggota masyarakat. Anggota Komisi Yudisial memegang
jabatan selama masa 5 (lima) tahun.

Wewenang dan tanggung jawa KY,

a. Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc MA.


b. Menjaga dan menegakkan kehormatan, martabat, serta perilaku
hakim.
c. Dengan MA, bersama menetapkan Kode Etik dan Pedoman Perilaku
Hakim (KEPPH)
d. Menegakkan KEPPH.

[10]

Anda mungkin juga menyukai