Anda di halaman 1dari 4

ARTIKEL

Oleh:

Chantika Rahmi

Al-Qur’an dan Kebenaran Ilmiah

Allah mewahyukan Al-Qur’an sebagai sumber hukum dan petunjuk yang menjelaskan
ekosistem komprehensif bagi kehidupan manusia, agar dapat menjalani kehidupan di dunia ini
dengan selaras. Sebagai mukjizat terbesar dan pendoman hidup, Al-Qur’an harus dimengerti
maknanya dan setelah itu bisa diaplikasikan isinya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan
fungsi dan keistimewaannya. Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa tingkat tinggi sehingga tidak
begitu mudah untuk dipahami, maka kemudian manusia sebagai makhluk yang berfikir berusaha
memahami isi kandungannya dengan berbagai cara, termasuk dengan akal.

Penafsiran Al-Qur’an berbasis sains modern disebut dengan al-tafsir al-‘ilmiy. Secara
bahasa, artinya adalah tafsur ilmiah atau penafsiran ilmiah. Sedangkan menurut istilah
(terminologi), penegertiannya menurut Muhammad Husayn Al-Dzahaby dalam kitabnya Al-Tafsir
wa al-Mufassir un, adalah penafsiran yang dilakukan dengan mengangkat (menggunakan
pendekatan) teori-teori ilmiah dala mengungkapkan kandungan ayat-ayat al-Aur’an dan beerusaha
dengan bersungguh-sungguh untuk menggali berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan pandangan-
pandangan filsafat dari ayat-ayat tersebut. Menurut Yusuf Al-Qarhawi mengemukakan lebih luas
lagi mengenai penafsiran ilmiah ini, yaitu penafsiran yang dilakukan dengan menggunkaan
perangkat ilmu-ilmu kontemporer dengan unsur realita-realita dan teorinya bertujuan menjelaskan
sasaran dan makna-maknanya.

Ilmu pengetahuan seperti yang telah dijelaskan merupakan sebuah akumulasi ilmu yang
sudah teruji melalui kriteria kebenaran. Dalam alam semesta yang kita tempati masih banyak
rahasia Allah yang belum ditemukan dan harus dipelajari oleh manusia. Menurut Al-Qur’an
mempelajari kitab alam akan mengungkapkan rahasia-rahasianya kepada manusia dan
menampakkan koherensi (keterpaduan), konsistensi dan aturan didalamnya ini akan
memungkinkan manusia untuk menggunakan ilmunya sebagai perantara untuk menggali
kekayaan-kekayaan dan sumber tersembunyi didalam alam dan mencapai kesejahteraan material
lewat penemuan ilmiahnya (Mahdi Ghulysyani.2006).
Ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan menyerukan kepada manusia untuk berfilsafat dan
mencari kebenaran adalah QS Al-Israa Ayat 36: Ayat ini menjelaskan mengenai teori berfilsafat.
Yang artinya:

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu akan diminta pertanggung
jawabnya.”

Q.S al-Mujadilah ayat 11: Ayat ini menjelaskan tentang teori tentang kelebihan orang yang
memiliki ilmu pengetahuan.

Artinya:

“hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam


majlis”, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila
dikatakan: “ Beredirilah kamu”, Mka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Beberapa ayat Al-Qur’an yang menjelaskan mengenai teori fisika:

1. Q.S Al-Anbiyaa’ ayat 33: Ayat ini menjelaskan tentang Terbit orbit.

Artinya:

“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari
keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.”

2. Q.S Yunus ayat 5: menjelaskan tentang teori matahari sebagai planet yang bercahaya
sedangkan bulan adalah pantulan dari cahaya matahari.

Artinya:

“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan diterapkan-Nya manzilah-
manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan
perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia
menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.”
Selain ilmu pengetahuan mengenai fisika, biologi, Islam juga mengatur persalahan
muamalah manusia di dalam Al-Qur’an sehingga melahirkan ilmu Ekonomi. Seperti teori
pemerataan harta:

Sebagaimana Q.S Al-Hasyr ayat 7:

“… Supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja diantara kamu…”

Yang mana sejalan dengan perintah berzakat dalam salah satu rurat di Al-Qur’an yang
menjelaskan mengenai peritah berzakat, yaitu Al-Baqrah ayat 43:

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah bereserta orang-orang yang ruku’.”

Yang mana distribusi kekayaan merupakan suatu hal yang penting dilakukan agar
terjadinya pemerataan kekayaan dan keadilan di seluruh lapisan masyarakat. Zakat merupakan
jalan keluar dari ketimpangan kekayaan yang sudah menjadi masalah perekonomian saat ini.

Di dalam Al-Qur’an juga menjelaskan mengenai pencatatan utang-piutan dan juga model
konsumsi pada surat Al-BAqarah :282 dan Al-Isra’:29 yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai (seperti
berjual beli, utang piutang, sewa menyewa dan sebagainya) untuk waktu yang ditentukan,
hendaklah kamu menuliskannya…” yang mana dijelaskan keharusan untuk mencatat transaksi
maupun utang-piutang agar berjaga-jaga.” (Al-Baqarah:282)

“Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu
terlalu mengulurkannya (maksudnya terlalu kikir dan terlalu pemurah), karena itu kamu menjadi
tercela dan menyesal.” (Al-Isra’:29)

Apa yang tertuliskan disini hanyalah sebagian kecil dari bukti Al-Qur’an sangat berjalan
seiringan dengan ilmu pengetahuan. Yang mana menjadi bukti bahwa Allah lah yang paling
mengetahui bumi dan penciptaan-Nya, sekaligus menepis anggapan Islam adalah Agama yang
tidak selaras dengan ilmu pengetahuan, dan Allah juga mengetahui sifat dari setiap umatnya.
Sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an :

“Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata: “Mengapa Allah tidak (langsung)
berbicara dengan kami atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kami?” Demikian pula
orang-orang yang sebelum mereka telah mengatakan seperti ucapan mereka itu; hati mereka
serupa. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang
yakin.” (Al-Baqarah:118)

Wallahu a’lam

Daftar Pustaka:

Laila, Izzatul. 2014. Penafsiran Al-Qur’an Berbasis Ilmu Pengetahuan. Episteme: Volume 9. No
1.

Khairurrijal, Ari. 2016. Analisis Sumber Ilmu Pengetahuan Dalam Ayat Al-Qur’an. Jurnal
Pendidikan Islam: Volume 7.No 2.

Fakhri, Jamal.2010. Sains dan Teknologi Dalam Al-Qur’an dan Implikasinya Dalam
Pembelajaran. Ta’dib: Vol XV. No 1

Anda mungkin juga menyukai