TOYOTA HIACE
LAPORAN
disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Motor Diesel dan Motor
Bensin
Disusun oleh :
Segala Puji hanya bagi Allah SWT yang telah menganugerahkan Rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
“Overhaul Engine 2L TOYOTA HIACE” ini tepat pada waktunya.
Sholawat dan Salam semoga tetap tercurahkan kepada teladan kita Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat dan semoga kita tetap
menjadi pengikutnya hingga akhir zaman. Dalam kesempatan ini tak lupa
penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.. i
DAFTAR ISI. ii
BAB I. 1
PENDAHULUAN.. 1
1. Latar belakang. 1
2. Tujuan. 1
3. Manfaat. 1
BAB II. 3
LANDASAN TEORI. 3
1. Sejarah motor diesel3
2. Prinsip kerja motor diesel3
3. Langkah kerja motor diesel5
4. Jenis-jenis mesin diesel6
5. Nama komponen dan cara kerja pada mesin diesel7
BAB III. 24
DISASSEMBLY DAN ASSEMBLY MOTOR DIESEL 4 JB 1. 24
1. DATA SPESIFIKASI MOTOR.. 24
2. ALAT DAN BAHAN.. 24
3. K-3. 25
4. PEMBONGKARAN.. 26
5. PEMERIKSAAN DAN PENGUKURAN.. 27
6. PERAKITAN.. 44
7. TEMUAN KASUS. 45
BAB IV.. 46
KESIMPULAN DAN SARAN.. 46
1. Kesimpulan. 46
2. Saran. 46
LAMPIRAN.. 48
1. Job sheet. 48
2. Dokumentasi49
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada Motor Diesel salah satu system terpenting adalah system aliran Bahan
Bakar. Sistem bahan bakar adalah proses mengalirnya bahan bakar dari dalam
tangki hingga masuk ke dalam system. Oleh karena itu perlunya pemahaman
tentang jalur aliran bahan bakar tersebut dan cara kerja dari komponen yang ada.
Pada Sistem bahan bakar juga terdapat beberapa komponen-komponen penting
yang menunjang kelancaran aliran bahan bakar. Apabila terdapat masalah pada
sistemnya maka dapat mengganggu kerja dari mesin, maka penting juga untuk
dapat menganalisis, memperbaiki dan melakukan pengujian terhadap proses kerja
dari masing-masing komponen sistem bahan bakar motor diesel tadi.
B. Tujuan
Setelah melaksanakan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat :
C. Manfaat
Di dalam kegiatan praktek motor diesel manfaat yang bisa kami dapatkan adalah
sebagai berikut:
Mesin ini ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang menerima paten
pada 23 Februari 1893. Diesel menginginkan sebuah mesin untuk dapat
digunakan dengan berbagai macam bahan bakar termasuk debu batu bara. Dia
mempertunjukkannya pada Exposition Universelle (Pameran Dunia) tahun 1900
dengan menggunakan minyak kacang (lihat biodiesel). Kemudian diperbaiki dan
disempurnakan oleh Charles F. Kettering.
Pada motor diesel ruang bakarnya bisa terdiri dari satu atau lebih tergantung pada
penggunaannya dan dalam satu silinder dapat terdiri dari satu atau dua torak/.
Pada umumnya dalam satu silinder motor diesel hanya memiliki satu torak.
Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakan dan udara akan mendorong torak
yang dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga
torak dapat bergerak bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan
diubah menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft).Dan sebaliknya gerak
rotasi poros engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada langkah
kompresi.
1. Langkah Masuk
Pada saat langah pemasukan, piston bergerak dari TMA ke TMB. Dengan
bergeraknya piston maka akan menghisap udara luar. Adapun katup yang
membuka adalah katup masuk dan katup buang tertutup.
2. Langkah Kompresi
Setelah piston mengadakan atau pemasukan maka piston akan bergerak dari TMB
ke TMA, gerakan ini dimaksudkan agar udara yang ada di ruang bakar segera
dikompresikan atau dipampatkan. Adapun katup masuk dan katup buang dalam
keadaan tertutut dengan demikian udara tidak akan keluar.
4. Langkah Buang
Setelah langkah terakhir maka piston akan bergerak dari TMB ke TMA, dengan
gerakan piston ini maka akan mendorong gas hasil pembkaran pada saat langkah
tenaga, pada saat ini katup buang membuka sedang katup masuk akan tertutup.
5. Waktu Injeksi
Injeksi dimulai pada saat piston dalam keadaan 62` sebelum TMA dan langkah
diakhiri 18` sesudah TMA. Diantara 60` sebelum TMA dan sesudah TMA
digunakan injector untuk injeksi kan bahan bakar didalam ruang bakar itu sendiri.
4. Jenis-jenis mesin diesel
1. Mesin diesel Silinder satu garis.
jenis mesin diesel Ini merupakan pengeturan yang paling sederhana, dengan
semua silinder sejajar, satu garis (inline) seperti dalam gambar 1-2 . Konstruksi ini
biasa digunakan untuk mesin diesel yang mempunyai silinder sampai delapan.
Mesin diesel satu baris biasanya mempunyai silinder vertikal. Tetapi mesin diese
ldengan silinder horisontal digunakan untuk bus. Mesin diesel seperti ini pada
dasarnya adalah mesin vertikal yang direbahkan pada sisinya untuk mengurangi
beratnya.
1. tutup tanki
tutup tanki ini di lengkapi dengan lubang pernapasan yang berfungsi untuk
mencegah kevakuman dan tekanan yang berlebihan di dalam tanki, pada lobang
pengisian biasanya dilengkapi strainer yang berfungsi menyaring kotoran yang
terbawa oleh bahan bakar.
2. drain valve
adalah lubang untuk menguras tanki atau untuk mengeluarkan kotoran/ air yang
mengendap pada tanki.
3. Stand pipe
Adalah pipa hisap transfer pump yang ujungnya diletakkan kurang lebih 5m di
atas dasar tanki agar endapan kotoran/air tidak masuk ke dalam sistem.
4. Buffle
Adalah penyekat yang berfungsi untuk menjaga permukaan bahan bakar pada
stand pipe selalu stanby pada saat mesin beroperasi pada nedan yang
bergelombang.
2. Water Separator
Adalah komponen yang berfungsi menyaring partikel kotoran yang kasar/air agar
tidak ikut terbawa bahan bakar ke dalam sistem, dengan tujuan melindungi
Transfer Pump dari partikel kasar/melindungi komponen dari kemungkinan karat.
Elemen filter ini terbuat dari strainer/kawat- kawat halus yang bisa di bersihkan,
sedangkan untuk water separatornya digunakan hanya untuk sekali pakai.
Pompa injeksi inline banyak digunakan pada mesin diesel yang bertenaga besar
karena pompa injeksi mempunyai kelebihan yaitu tiap satu pompa melayani satu
silinder, elemen pompa yang terdiri dari satu silinder dan plunger keduanya sangat
presisi sehingga celah antara plunger dengan silinder sekitar 1/1000 mm,
ketelitian ini sangat baik untuk mencegah terjadinya kebocoran saat injeksi
walaupun pada putaran rendah, sebuah alur diagonal yang disebut alur pengontrol
adalah bagian dari plunger yang di potong pada bagian atas. Alur ini berhubungan
dengan bagian atas plunger oleh sebuah lubang
a) Plunger
Adalah komponen yang fungsinya menentukan jumlah konsumsi fuel yang akan
diinjeksikan ke dalam silinder, sesuai dengan gerakan:
Rack : bergerak ke kanan dan ke kiri untuk menentukan posisi plunger saat
dilakukan perubahan konsumsi fuel yang akan diinjeksikan
Sleeve : Bergerak naik dan turun untuk menentukan posisi plunger
saat diperlukan perubahan konsumsi fuel yang akan
diinjeksikan
B. pompa injeksi tipe Rotary
a. Kompak dan ringan karena hanya 4,5 kg dan komponennya hanya sedikit
jumlahnya
d. Mudah dalam menghidupkan mesin & memiliki putaran idle yang stabil
3. Solenoid
Dalam menghentikan semua jenis motor diesel diperlukan suatu metode
penghentian penyaluran bahan bakar pada injektor, yang berarti akan
menghentikan motor. Pada kebanyakan motor diesel kendaraan kecil hal tersebut
dilakukan dengan cara menggunakan sebuah selenoid listrik yang dikontrol oleh
saklar pengapian dan jika selenoid pada posisi bekerja maka tidak ada aliran
bahan bakar yang masuk ke plunger pump sehingga tidak ada bahan bakar yang
diinjeksikan.
Cara kerja
Pada saat kunci kontak on, arus mengalir kekumparan solenoid, medan magnet
yang ditimbulkan menarik inti besi kedalam kumparan, katup membuka, dengan
demikian solar mengalir masuk keruang tekanan tinggi ® mesin siap dihidupkan.
Pada saat kunci off, medan magnet hilang, pegas mendorong inti besi keluar ®
katup menutup.bahan bakar, solar terhenti, Ü motor mati.
Delivery valve
Delivery valve adalah katup yang berfungsi memberikan tekanan tinggi bahan
bakar ke injector melalui pipa tekanan tinggi dan mencegah aliran balik bahan
bakar dari pipa bertekanan tinggi ke barrel. Bahan bakar yang terkompresikan
oleh tekanan tinggi oleh plunger mendorong delivery valve ke atas dan bahan
bakar menyembur keluar. Segera setelah bahan bakar terkompresikan dengan
sempurna, delivery valve akan kembali ke posisi semula karena dorongan dari
valve spring untuk menutup lubang bahan bakar (fuel Passage), dengan demikian
dapat mencegah kembalinya bahan bakar
Delivery valve bergerak turun sampai permukaan valve seat ditahan dengan kuat.
Selama langkah ini bahan bakar ditarik kembali ke injection pipe, seketika itu
juga menurunkan residual pressure antara delivery valve dan nozzle. Penarikan
tersebut memperbaiki akhir peninjeksian dan sekaligus mencegah menetesnya
bahan bakar setelah penginjeksian.
Fungsi dari governor adalah mengatur secara otomatis pemberian bahan bakar
sesuai dengan beban mesin. Mnurut mekanismenya governor dapat dibagi
menjadi 2 yaitu jenis pneumatic dan sentrifugal dan menurut fungsinya dapat
dibedakan antara jenis kecepatan dan jenis semua kecepatan. Jumlah bahan bakar
yang disemprotkan diatur menurut posisi control rack yang diatur oleh governor
Seperti yang ditunjukan pada gambar, governor terdapat dua ruangan yang
dibatasi diafragma, Ruang A dihubungan oleh selang venture yang menghadap ke
saringan udara dan ruangan B dihubungkan ke Intake manifold atau venturi
tambahan. Salah satu ujung diafragma berkaitan dengan Control rack dan selalu
ditahan oleh pegas utama ke arah penyemprotan yang banyak. Bila mesin sudah
bekerja diafragma bergerak akibat perbedaan tekanan pada saringan udara dan
venture tambahan dan pengontrolan bahan bakar diperoleh dari keseimbangan
antara diafragma dan pegas utama
Drive Gear
Adalah komponen yang dapat mendeteksi/mengetahui putaran engine
Flyweight
Adalah komponen yang berfungsi merubah gaya putar engine menjadi gaya
translasi
Governor Spring
Adalah spring yang berfungsi membalance atau mengimbangi gaya translasi
flyweight sehingga didapatkan posisi posisi tertentu yang stabil sesuai dengan
putaran engine
Lever
Adalah bagian yang di yang dihubungkan secara mekanis dengan pedal throttle
untuk mengatur speed ( menambah/mengurangi ) putaran/power engine
Output Linkage
Adalah bagian yang dihubungkan dengan mekanisme perubahan jumlah konsumsi
fuel pada injection pump
Governor yang terpasang pada pompa injeksi digunakan untuk mengatur
kecepatan mesin. Kecepatan mesin ini sebanding dengan mengalirnya bahan
bakar ke dalam silinder ruang bakar
Pada governor mekanik, pengaturan injeksi bahan bakarnya sesuai dengan kerja
governor yang bekerja berdasarkan gaya sentrifugal. Plunger dari pompa injeksi
berputar oleh gerakan dari batang gerigi pengatur bahan bakar ( Control Rod ),
dengan demikian mengatur jumlah bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam
silinder.
Control Rod dihubungkan ke governor melalui floating lever. Bila putaran mesin
naik, batang gerigi pengatur bahan bakar bergerak mengurangi jumlah bahan
bakar yang di injeksikan. Bila putaran mesin turun, batang gerigi pengatur bahan
bakar ( Control Rod ) bergerak menambah bahan bakar yang di injeksikan.
Dengan demikian governor adalah suatu mekanisme untuk lever ratio dari floating
lever.
Jika mesin berputar idling, gaya sentrifugal dari bobot Flyweight adalah kecil.
Jika gaya sentrifugal ini tidak cukup besar untuk mengatasi tahanan dari batang
gerigi pengatur bahan bakar ( control Rod ) mesin dapat mati.
Batang pengatur ditekan lebih dari maksimum (posisi start), Plunyer diputar
maksimum, langkah efektif paling besar . Dengan demikian volume
penyemprotan menjadi paling banyak. Bobot sentrifugal membuka karena pedal
gas pada posisi maksimum.
Setelah mesin hidup pedal gas dilepas, batang pengatur kembali ke posisi putaran
idle.
Plunyer diputar sedikit, volume penyemprotan juga sedikit. Bobot sentrifugal
membuka tergantung pada putaran mesin. Putaran mesin naik, bobot sentrifugal
membuka dan volume injeksi diperkecil. Putaran mesin turun, bobot sentrifugal
menutup dan volume injeksi diperbesar.
Pada putaran menengah posisi batang pengatur hanya ditentukan oleh sopir. Pedal
gas sedikit ditekan, putaran mesin naik diatas putaran idle, bobot sentrifugal
membuka bebas dari pegas pengatur putaran idle dan terletak pada pegas putaran
maksimum. Dengan demikian pada posisi putaran menengah governor tidak
bekerja.
Batang pengatur pada posisi maksimum, putaran mesin juga maksimum. Bobot
sentrifugal membuka sesuai dengan putaran maksimum. Apabila putaran mesin
lebih tinggi dari putaran maksimum, bobot sentrifugal membuka penuh maka
batang pengatur tertarik ke arah stop sedikit dengan demikian governor dapat
membatasi putaran maksimum.
Pada pembatasan putaran maksimum, diatur oleh semua peges pengatur bobot
sentrifugal membuka maksimum = 5 mm dari posisi gambar B ( lihat gambar)
Governor sentrifugal jenis RSV adalah satu governor yang dapat meregulasi
setiap putaran mesin (putaran idle sampai putaran maksimum). Huruf V (verstell)
berarti penyetel/pemindah.Pada governor sentrifugal jenis RSV hanya terdapat
satu pegas tarik sebagai pengatur yang terpasang diluar bobot sentrifugal.
1. Cara kerja governor sentrifugal jenis RSV
a. Posisi start
Pada saat mesin belum hidup, batang pengatur selalu pada posisi start karena
tarikan dari pegas start.Dengan demikian mesin dapat lebih mudah dihidupkan
walaupun tuas penyetel pada posisi idle.
b. Posisi idle
Tuas penyetel pada posisi putaran idle. Pegas pengatur tertarik sedikit bobot
sentrifugal membuka tergantung putaran idle dan kekuatan pegas pengatur.
Putaran mesin naik, bobot sentrifugal membuka, volume injeksi diperkecil.
Putaran mesin turun, bobot sentrifugal menutup volume injeksi diperbesarSupaya
putaran idle dapat stabil, maka untuk meregulasi putaran dipasang pegas
tambahan untuk putaran idle.
Tuas penyetel pada posisi putaran menengah, pegas pengatur tertarik kuat, batang
pengatur bergerak kearah maksimum, bobot sentrifugal masih sedikit terbuka.
Dengan demikian volume injeksi menjadi besar / banyak, putaran mesin naik.
Bobot sentrifugal membuka. Apabila gaya sentrifugal lebih besar dari kekuatan
pegas. Dengan demikian pengatur tertarik kearah volume injeksi yang kecil /
sedikit sampai terjadi keseimbangan antara gaya sentrifugal dengan kekuatan
pegas pengatur.
4. Injektor
Adalah komponen yang bertugas untuk mengkabutkan bahan bakar ke dalam
ruang silinder sesuai waktu yang di yang tepat agar terjadi pembakaran yang
sempurna.
Gambar injektor
Pembukaan injector ada berbagai macam cara antara lain menggunakan tekanan
bahan bakar solar yang tinggi, menggunakan solenoid, dan menggunakan cam.
Tetapi yang banyak digunakan pada motor diesel pada umumnya menggunakan
tekanan solar yang tinggi karena lebih sederhana dan lebih mudah.
Bahan bakar dari pompa tekanan tinggi masuk ke injector, karena penampung
injector berbebtuk kerucut sehingga ada tekanan ke atas dari bahan bakar untuk
melawan tekanan dari pegas, bila pegasnya kalah maka bahan bakar akan
menyembur lewat celah yang ada dan berupa kabut karena tekanannya tinggi. Ini
berlangsung selama tekanan bahan bakar melebihi tekanan pegas.
Pompa Pengalir
a) Langkah antara
Cara kerja :
Penumbuk rol ditekan kebawah oleh eksentrik, volume dibawah torak menjadi
kecil, katup tekan membuka Solar mengalir keruang diatas torak karena, volume
diatas torak menjadi lebih besar Pada langkah ini tidak terjadi pengisapan dan
penekanan solar
b) Langkah isap dan tekan
Cara kerja :
Eksentrik tidak menekan penumbuk rol, torak ditekan keatas oleh pegas, Volume
dibawah torak menjadi besar katup hisap membuka Solar dihisap dari tangki lewat
saringan kasa, volume diatas torak menjadi lebih kecil, katup tekan menutup, solar
ditekan kesaringan halus
Cara kerja :
Penumbuk rol ditekan oleh eksentrik Volume dibawah torak menjadi lebih kecil,
solar mengalir keluar melalui KT1 volume diatas torak menjadi lebih besar Solar
mengalir melalui KI2 kedalam ruang atas torak.
b) Langkah pengembali
Cara kerja :
Torak bergerak keatas karena tekanan pegas, volume diatas torak menjadi lebih
kecil, solar mengalir keluar melalui KT2 volume dibawah torak menjadi lebih
besar, solar mengalir dari tangki melalui KI1 keruang dibawah torak Pompa ini
digunakan untuk motor Diesel besar
Cara kerja :
Tuas ditekan oleh eksentrik. Membran turun kebawah, Volume diatas membran
menjadi besar, katup hisap membuka, solar masuk keruang diatas membran
Langkah tekan
Cara kerja :
Membran bergerak keatas karena tekanan pegas volume diatas membran menjadi
kecil, katup tekan akan membuka, solar ditekan keluar melalui katup tekan
5. Turbocharger
Motor Bakar Dengan Turbocharger
Untuk mencapai daya output optimum maka efisiensi volumetris dan laju
pembilasan gas bekas harus ditingkatkan. Untuk mencapai keadaan ini maka
kompresi rasio harus dikurangi sedikit dan perubahan katup overlap. Secara
keseluruhan, semua turbocharger memiliki tiga sistem dasar yaitu turbin,
kompressor dan assembling bantalan.
Perbedan-perbedaan yang ada adalah pada variasi peningkatan tekanan dan debit
udara yang dimasukkan dalam ruang silinder. Rumah turbin, desain roda turbin
dan konstruksi yang berbentuk volute ataupun nozzle sangat menentukan
kecepatan aliran gas yang akan menggerakkan poros kompressor. Ketika mesin
mulai digerakkan maka gas buang akan memasuki rumah turbin yang berbentuk
volute dengan variasi ruang yang semakin kecil
dengan kecepatan yang sangat tinggi. Kecepatan gas yang sangat tinggi ini akan
digunakan untuk memutar turbin, yang kemudian keluar melalui pipa buang ke
atmosfir.
Akibat perputaran turbin maka compressor juga akan ikut berputar dan
menyebabkan terjadinya tekanan vakum pada sisi hisap compressor. Akibatnya
tekanan atmosfer akan memaksa udara ke dalam saluran hisap compressor pada
kecepatan relative tinggi. Udara ini kemudia memasuki diffuser dan mengalami
penekanan lagi pada rumah compressor dan
dikeluarkan melalui sisi tekan ke ruang silinder.
Jenis ini digunakan untuk meningkatkan batas torsi mesin dan tekanan efektif
rata-rata (mep). Beberapa jenis mesin V dan inline menggunakan dua atau empat
turbocharger dan aftercooler (masing-masing satu untuk pipa manifold buang).
Cara kerja:
Udara mengalir dari saringan udara ke rumah kompressor tingkat pertama (low
pressure turbocharger), kemudian keluar dari kompressor tingkat pertama dan
masuk kompressor tingkat kedua. Setelah udara ditekan pada kompressor tingkat
dua maka udara keluar melewati aftercooler menuju pipa hisap silinder. Pada
keadaan ini temperatur udara
Gas buang hasil pembakaran memasuki pipa manifold tipe pulsa yang kemudian
memasuki rumah turbin tingkat dua. Gas buang kemudian meninggalkan turbin
tingkat dua dan memasuki turbin tingkat pertama yang akan menggerakkan roda
turbin dengan sisa-sisa energi yang terkandung dalam gas buang. Kemudian gas
ini dibuang melalui pipa saluran buang ke atmosfer. Dengan metode ini
diperkirakan diperoleh daya tambahan sebesar 75 HP dan torsinya meningkat
sampai putaran 700 rpm.
2. Turbocharger majemuk
Berdasarkan uji coba eksperimental, maka dengan metode ini efisiensi total mesin
diesel dapat mencapai 46,5%. Sistem yang mencakup roda turbin dan porosnya
dihubungkan ke sebuah kopling fluida. Kemudian turbin ini dihubungkan dengan
roda gigi reduksi dan poros outputnya dihubungkan dengan crankshaft.
Cara kerja:
Roda turbin yang memulai proses keseluruhan kompresi udara ke silinder, turbin
turbocharger dapat dibuat dari aluminium atau keramik, dewasa ini penggunaan
keramik lebih diutamakan karena ringan dan tahan panas, semakin ringan turbin
akan menghasilkan putaran yang lebih cepat dan mencegah turbo lag. Turbo lag
adalah jeda saat mesin tidak merespon tekanan udara yang dihasilkan
turbocharger, biasanya terjadi saat mesin masih pada putaran rendah.
Roda turbin dapat berputar antara 80.000 – 150.000 rpm, untuk itu diperlukan
pelimasan yang sangat baik untuk mencegah kerusakan pada turbin. Turbin
dihubungkan dengan batang turbin (turbine shaft). Bantalan dan sambungan yang
sesuai antara turbin dan batang turbin sangat dibutuhkan karena mereka bekerja
pada putaran yang sangat tinggi.
2. Kompressor
Saat kompressor berputar, menghisap udara sekitar ke dalam air inlet yang
letaknya berlawanan dengan turbin untuk mendapatkan udara dingin. Kompressor
meningkatkan tekanan udara 6 – 8 psi. Pada tekanan permukaan laut, kepadatan
udara 14,7 psi. Sehingga kompressor dapat meningkat hingga 50%.
Blow off valve merupakan komponen yang dapat mencegah kebocoran tekanan
udara (boost) terlalu awal saat meningkatkan tekanan udara yang biasanya terjadi
saat pergantian roda gigi transmisi. Banyak faktor untuk menggunakan blow off
valve bergantung pada dimana blow off valve tersebut dipasang, kapasitas dan
ukuran turbocharger dan daya mesin yang dihasilkan pada tiap kendaraan.
2. Wastegates
3. Relief Valve
Relief valve dapat digunakan sebagai komponen pengaman tekanan udara ganda
(secondary boost safety device). Dengan menyetel baut dapat mengontrol titik
pembuangan tekanan udara (dari 0,8 kg/mm2 hingga 2,0 kg/mm2). Melindungi
intake manifold dan mesin dari tekanan udara tiba-tiba dan overboosting.
4. Tachometer
5. Boost Gauge
6. Turbo Timer
Ada juga yang pendinginannya dengan media udara dan cairan (semprot air), ada
juga yang cairan saja. Penurunan temperatur keluaran intercooler dengan
pendinginan udara sekitar 15%-25%, dengan media udara dan semprotan air
sekitar 20%-35%. Dan yang paling extreme yang sering dilakukan pada mobil-
mobil balap (Drag race) pendinginan intercooler dengan menyemprotkan air
dingin pada permukaan intercooler sehingga temperatur keluarannya diharapkan
sekitar 24-27°C (dari temperatur awal 120°C).
Main specification :
1. Altenator A.C : 12 V – 35 A
2. Voltage regulator : integral w / Alt
3. Starter : 12 V – 2.2 KW gear reduction
4. Exhaust outlet : Vertical-Up-Rear
5. Ait inlet : Vertical-Up-Rear
6. Flywheel housing : SAE #4
7. Flywheel : for 10” overcenter clutch 2 piece
8. Oil pan : centes sump-35’ inclination
9. Water outlet : Vertical
10. Fan : 15 in (380 mm) blower
8). V block
1. Kape
2. Sikat baja
3. Kuas
4. Wadah
5. Majun
2. Bahan
A. Engine stan ISUZU 4 JA 1
B. Minyak pelumas (oli) 6,3 liter
C. Gasket cair
D. Bensin (untuk mencuci komponen)
3. K-3
a. Menggunakan Helm Praktik.
4. PEMBONGKARAN
Prosedur/ Urutan Kerja
1. Langkah 1
1). Water bypass hose
1. Langkah 2
9). Crankshaft damper pulley
1. Langkah 3
17). Flywheel
22). Camshaft
30). Crankshaft
32). Tappet
Batas : 0.20 mm
Hasil pengukuran
1 0,20 mm
2 0,20 mm
3 0,03 mm
4 0,10 mm
5 0,15 mm
6 0,20 mm
Kesimpulan :
Batas : 0,20 mm
Batas : 0,20 mm
3) Pengukuran katup
Ukuran standar
Batas
ü Katup in
Rata-rata : 7,95 mm
ü Katup ex
Rata-rata : 7,89 mm
Cylinder 2
Hasil pengukuran
ü Katup in
Rata-rata : 7,95 mm
Kesimpulan : masih bagus
ü Katup ex
Rata-rata : 7,92 mm
Cylinder 3
Hasil pengukuran
ü Katup in
Rata-rata : 7,95 mm
ü Katup ex
Rata-rata : 7,94 mm
ü Katup in:
Rata-rata : 7,94 mm
ü Katup ex:
Rata-rata : 7,91 mm
1. Ketebalan valve
Alat ukur : vernier caliper
Batas : 1,5 mm
Cylinder 1
Hasil pengukuran
üKatup in : 1,80 mm
üKatup ex : 1,75 mm
Kesimpulan : masih bagus
Cylinder 2
Hasil pengukuran
üKatup in : 1,75 mm
üKatup ex : 1,80 mm
Cylinder 3
Hasil pengukuran
üKatup in : 1,80 mm
üKatup ex : 1,80 mm
Cylinder 4
Hasil pengukuran
üKatup in : 1,80 mm
üKatup ex : 1,75 mm
Batas : 48,2 mm
Silinder 1
Hasil pengukuran
üKatup in : 49,35 mm
üKatup ex : 49,20 mm
Silnder 2
Hasil pengukuran
üKatup in : 49,20 mm
üKatup ex : 49,40 mm
Silinder 3
Hasil pengukuran
üKatup in : 49,35 mm
üKatup ex : 49,20 mm
Silinder 4
Hasil pengukuran
üKatup in : 49,35 mm
üKatup ex : 49,30 mm
Batas : 18,1 kg
Silinder 1
Hasil pengukuran
üKatup in : 20 kg
üKatup ex : 20,5 kg
Silnder 2
Hasil pengukuran
üKatup in : 19,5 kg
üKatup ex : 20 kg
Silinder 3
Hasil pengukuran
üKatup in : 19,5 kg
üKatup ex : 19,5 kg
Silinder 4
Hasil pengukuran
üKatup in : 20 kg
üKatup ex : 19,5 kg
Hasil pengukuran :
1). 0,06 mm
2). 0,06 mm
3). 0,06 mm
4). 0,07 mm
5). 0,06 mm
6), 0,06 mm
Rata-rata : 0,06 mm
Ukuran standar : 93 mm
Batas : 93,08 mm
Silinder 1
Hasil pengukuran
Silinder 3
Hasil pengukuran
Silinder 4
Hasil pengukuran
6) Pengukuran piston
1. Pengukuran diameter piston
Alat ukur : micrometer
Piston cylinder 1
Hasil pengukuran : 92,59 mm
Piston cylinder 2
Hasil pengukuran : 92,28 mm
Piston cylinder 3
Hasil pengukuran : 92,58 mm
Piston cylinder 4
Hasil pengukuran : 92,38 mm
Ukuran standar :
1st : 0,09 mm – 0,125 mm
2nd : 0,05 mm – 0,085 mm
Ring oli : 0,03 mm – 0,07 mm
Batas : 1,5 mm
PISTON 1
1st Compression Ring 0,30 mm
2nd Compression Ring 0,13 mm
Oil Ring 0,03 mm
PISTON 2
1st Compression Ring 0,15 mm
2nd Compression Ring 0,03 mm
Oil Ring 0,03 mm
PISTON 3
1st Compression Ring 0,13 mm
2nd Compression Ring 0,10 mm
Oil Ring 0,03 mm
PISTON 4
1st Compression Ring 0,20 mm
2nd Compression Ring 0,10 mm
Oil Ring 0,03 mm
Batas : 19,1 mm
Rocker arm 1
Hasil pengukuran:
1). 19,02 mm
2). 19,02 mm
Rata-rata: 19,02 mm
Rocker arm 2
Hasil pengukuran:
1). 19,01 mm
2). 19,02 mm
Rata-rata: 19,015 mm
Rocker arm 3
Hasil pengukuran:
1). 19,02 mm
2). 19,02 mm
Rata-rata: 19,02 mm
Rocker arm 4
Hasil pengukuran:
1). 19,02 mm
2). 19,02 mm
Rata-rata: 19,02 mm
Rocker arm 4
Hasil pengukuran:
1). 19,01 mm
2). 19,02 mm
Rata-rata: 19,015 mm
Rocker arm 5
Hasil pengukuran:
1). 19,02 mm
2). 19,02 mm
Rata-rata: 19,02 mm
Rocker arm 6
Hasil pengukuran:
1). 19,02 mm
2). 19,02 mm
Rata-rata: 19,02 mm
Rocker arm 7
Hasil pengukuran:
1). 19,03 mm
2). 19,02 mm
Rata-rata: 19,025 mm
Rocker arm 8
Hasil pengukuran:
1). 19,02 mm
2). 19,02 mm
Rata-rata: 19,02 mm
Batas : 0,3 mm
Batas : 18,90 mm
8) Pengukuran camshaft
1. Pengukuran diameter journal
Alat ukur : micrometer
Batas : 49,60 mm
Jurnal 1
Hasil pengukuran:
1). 49,97 mm
2). 49,96 mm
Rata-rata: 49,965 mm
Jurnal 2
Hasil pengukuran:
1). 49,95 mm
2). 49,95 mm
Rata-rata: 49,95 mm
Jurnal 3
Hasil pengukuran:
1). 49,93 mm
2). 49,94 mm
Rata-rata: 49,935 mm
Batas : 41,65 mm
Cam 1
Hasil pengukuran: 41,90 mm
Cam 2
Hasil pengukuran: 41,96 mm
Cam 3
Hasil pengukuran: 41,93 mm
Cam 4
Hasil pengukuran: 41,99 mm
Cam 5
Hasil pengukuran: 41,88 mm
Cam 6
Hasil pengukuran: 41,91 mm
Cam 7
Hasil pengukuran: 41,95 mm
Batas : 0,1 mm
9) Pengukuran cranksfat
Batas : 64,5 mm
Batas : 59,91 mm
1). 59,92 mm
2). 59,92 mm
Rata-rata: 59,92 mm
1). 59,92 mm
2). 59,92 mm
Rata-rata: 59,92 mm
1). 59,92 mm
2). 59,92 mm
Rata-rata: 59,92 mm
1). 59,92 mm
2). 59,92 mm
Rata-rata: 59,92 mm
1). 59,92 mm
2). 59,92 mm
Rata-rata: 59,92 mm
Batas : 52,9 mm
1). 52,92 mm
2). 52,93 mm
Rata-rata: 52,925 mm
1). 52,92 mm
2). 52,92 mm
Rata-rata: 52,92 mm
1). 52,919 mm
2). 52,919 mm
Rata-rata: 52,919 mm
1). 52,92 mm
2). 52,92 mm
Rata-rata: 52,92 mm
1). 52,925 mm
2). 52,93 mm
Rata-rata: 52,92 mm
Kesimpulan: masih bagus
1). 52,92 mm
2). 52,92 mm
Rata-rata: 52,92 mm
Batas : 30,97 mm
Piston cylinder 4
Hasil pengukuran : 30,99 mm
Batas : 12,95 mm
Tappet 1
Hasil pengukuran : 12,95 mm
Tappet 2
Hasil pengukuran : 12,97 mm
Tappet 3
Hasil pengukuran : 12,97 mm
Tappet 4
Hasil pengukuran : 12,96 mm
Tappet 5
Hasil pengukuran : 12,97 mm
Tappet 6
Hasil pengukuran : 12,97 mm
Tappet 7
Hasil pengukuran : 12,95 mm
Kesimpulan : masih bagus
Tappet 8
Hasil pengukuran : 12,95 mm
6. PERAKITAN
1. Langkah 1
1) Cylinder body
2) Tappet
4) Crankshaft
7) Camshaft
18) Flywheel
1. Langkah 2
19) Crankshaft timing gear
1. Langkah 3
27) Cylinder head gasket
A. Kesimpulan
Setelah melakukan praktik kelompok kami dapat melakukan overhoul engine
sesuai dengan prosedur, melakukan pemeriksaan, mengidentifikasi gangguan dan
menyimpulkan hasil pengukuran dari keadaan komponen engine, merakit dan
menghidupkan kembali engine sesuai dengan prosedur, memahami prinsip kerja
komponen-komponen engine, menerapkan pentingnya keselamatan dan kesehatan
kerja dalam praktek. Dapat disimpulkan bahwa kondisi komponen MOTOR
DIESEL 2L TOYOTA HIACE rata-rata masih layak dan bisa dimanfaatkan
(masih masuk ukuran standard dan belum diluar batas yang ditentukan) serta
masih bisa bekerja dengan baik. Jadi tidak perlu adanya penggantian komponen
secara menyeluruh, akan tetapi hanya gasket dan oil seal saja yang perlu diganti.
B. Saran
Saran yang ingin di sampaikan adalah sifatnya yang membangun: