Anda di halaman 1dari 89

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangkit Listrik Tenaga Air Timo mempunyai tiga unit turbin air tipe
Francis poros vertikal, yang digunakan sebagai penggerak mula dari generator
dan menghasilkan energi listrik 4 MW tiap unitnya. Dalam operasinya poros
turbin generator mendapat beban radial dan aksial yang cukup besar, untuk
mengatasinya dipasang sebuah bantalan. Bantalan tersebut adalah bantalan
luncur yang bekerja berdasarkan prinsip hidrodinamik dimana komponen yang
berputar dan bantalannya dipisahkan oleh suatu lapisan pelumas untuk
mencegah kontak logam dengan logam.
Dalam kerjanya, bantalan luncur bersifat menghasilkan panas dengan cepat.
Sebagai langkah pemeliharaan dari kerusakan akibat panas yang ditimbulkan
dan gesekan antar komponan, pelumasan merupakan langkah yang mutlak
diperlukan. Pelumasan berfungsi untuk mencegah gesekan (friction), sebagai
media pendingin dan membuang kotoran yang ditimbulkan. Oli pelumas harus
dijaga temperaturnya agar tidak terlalu tinggi untuk menjaga performanya. Oleh
karena itu diperlukan suatu alat untuk mendinginkan oli yang beroperasi pada
bantalan. (Prasetyo, 2005).
Pelumas dapat bekerja dengan baik apabila temperatur pelumas dijaga tetap
optimal selama proses berlangsung secara terus menerus. Perlu dilakukan
pengkondisian pelumas dengan menggunakan suatu alat yang disebut heat
exchangers (alat penukar kalor). Proses pelumasan dilakukan dengan sistem
tertutup dimana minyak pelumas bersirkulasi dari bantalan ke tangki
penampung kemudian menuju heat exchangers pendinginan minyak pelumas
bantalan dan kembali lagi ke bantalan, demikian seterusnya. Heat exchangers
menggunakan air sebagai media pendingin (cooling water system) dengan
sistem terbuka. Air tersebut diambil dari saluran pelimpas yang mempunyai
kadar sedimentasi sangat tinggi.
Mengingat betapa pentingnya sistem pelumasan turbin pada PLTA Timo
maka sangat berguna dan penting bagi penulis untuk mempelajari hal-hal
berikut, oleh karena itu penulis mengadakan tanya jawab secara langsung
dengan operator, teknisi ataupun supervisor serta bagian yang terkait dalam
proses produksi untuk memperoleh data yang diperlukan. Praktek Kerja
Lapangan (PKL) merupakan salah satu kewajiban bagi mahasiswa Politeknik
Negeri Jember yang harus dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan akademis
progam Diploma 4 dengan bertujuan secara langsung terjun ke lapangan, yang
berkaitan dengan bidang keahlian yang dipelajari di perkulihan.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan Praktek Kerja Lapang ( PKL ) secara umum adalah


meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta pengalam kerja bagi
mahasisiwa mengenai kegiatan perushaan / industri / instansi dan atau unit bisnis
strategis lainnya yang layak dijadikan tempat pkl. Selain itu, tujuan PKL adalah
melatih mahasiswa agar lebih kritis terhadap perbedaan atau kesenjangan ( gap )
yang mereka jumpai di lapangan dengan yang diperoleh di bangku kuliah.
Dengan demikian mahasiswa diharapkan mampu untuk mengembangkan
keterampilan tertentu yang tidak diperoleh di kampus.

1.2.1 Tujuan Umum PKL


Tujuan Praktek Kerja Lapang ( PKL ) secara umum adalah
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta pengalam kerja bagi
mahasisiwa mengenai kegiatan perushaan / industri / instansi dan atau
unit bisnis strategis lainnya yang layak dijadikan tempat pkl. Selain itu,
tujuan PKL adalah melatih mahasiswa agar lebih kritis terhadap
perbedaan atau kesenjangan ( gap ) yang mereka jumpai di lapangan
dengan yang diperoleh di bangku kuliah. Dengan demikian mahasiswa
diharapkan mampu untuk mengembangkan keterampilan tertentu yang
tidak diperoleh di kampus.

1.2.2 Tujuan Khusus PKL


Tujuan khusus kegiatan Praktek Kerja Lapang ( PKL ) ini adalah :
1. Melatih mahasiswa mengerjakan pekerjaan lapang, dan
sekaligus melakukan serangkaian keterampilan yang sesuai
dengan bidang keahliannya mengikuti perkembangan ipteks.
2. Menambhan kesempatan bagi mahasiswa memantapkan
keterampilan dann pengethauan untuk menambah kepercayaan
dan kematangan dirinya.
3. Melatih para mahasiswa berfikir kritis dan menggunakan daya
nalarnya dengan cara memberi komentar logis terhadap kegiatan
yang dikerjakan dalam bentuk laporan kegiatan yang sudah
dibakukan.
4. Meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap sikap tenaga
kerja didalam melaksanakan dan mengembangkan teknik –
teknik tertentu serta alasan – alasan rasional dalam menerapkan
teknik – teknik tersebut.

1.2.3 Manfaat PKL


Manfaat Praktek Kerja Lapang ( PKL ) adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa terlatih untuk mengerjakan pekerjaan lapangan, dan
sekaligus melakukan serangkaian keterampilan yang sesuai
denga bidang keahliannya.
2. Mahasiswa memperoleh kesempatan untuk memantapkan
keterampilan dan pengembangan sehingga kepercayaan dan
kemantapan dirinya akan semakin meningkat.
3. Mahasiswa terlatih untuk berfikir kritis dan menggunakan daya
nalarnya dengan cara memberi komentar logis terhadap yang
dikerjakan dalam bentuk laporan kegiatan yang sudah
dibukukan.
4. Menumbuhkan sikap kerja mahasiswa berkarakter.

1.3 Lokasi dan Jadwal Kerja


PLTA Timo merupakan salah satu dari 11 PLTA yang ada di jawa tengah
yang berada di operasi - PLN PJB 1 - Unit Pembangkitan Mrica Banjarnegara.
PLTA Timo mulai beroperasi pada bulan juli 1962 PLTA Timo terletak disuatu
lembah ditepi barat sungai tuntang, letak demikian dimaksudkan untuk
memperbesar tinggi jatuh air dan juga untuk mempermudah pembuangan air.
Metode Pelaksanaan
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan selama
512 jam dalam 1 semester dengan rincian 8x4x16 jam = 512 jam, efektif
terhitung mulai dari tanggal 1 februari 2017 sampai tanggal 30 april 2017
bertempat di PT Indonesia Power UBP Mrica Sub Unit Timo.

BAB 2.
GAMBARAN UMUM PT. INDONESIA POWER UP MRICA SUB
UNIT PLTA TIMO

2.1 Sejarah Perusahaan


Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) Timo yang mulai beroperasi pada tahun
1962 adalah merupakan salah satu perusahaan bangsa Indonesia. PLN melakukan
survey untuk perencanaan akan dibangunnya Pusat Listrik Tenaga Air di daerah
lokasi Timo. Dari hasil penelitian itu ternyata sungai tuntang dapat dimanfaatkan
untuk dua pembangkit, karena mempunyai tinggi jatuh 260 meter. Dari tinggi
jatuh tersebut kira-kira 145 meter dipakai untuk PLTA jelok dan 113 meter untuk
PLTA TIMO.
Tahun 1957 mulai membangun jalan dan bangunan air yang meliputi
terowongan air baik itu yang terbuka maupun tertutup, serta bengkel, gudang,
rumah dinas dan lain-lain. Tahun 1957 sampai 1962 dilakukan pemasangan mesin-
mesin sebanyak tiga unit yang masing-masing menghasilkan daya sebesar 5000
KVA, mesin-mesin ini didatangkan dari Czechoslovakia sehingga dalam
pemasangannya dilakukan kerjasama dengan Negara tersebut. Tahun 1962
pembangunan seluruhnya sudah selesai dan mulai beroperasi. Dua tahun
kemudian yaitu tahun 1964, PLN bagian pembangunan ini menyerahkan seluruh
pengurusan sentral Timo kepada PLN Explotasi X kemudian berubah nama
menjadi PLN Wilayah XIII. Dan sejak bulan April 1983 masuk ke PLN
Pembangkit dan penyaluran Jawa Bagian Barat (KJB), dibawah pengawasan PLN
sector Tuntang. Sedangkan pengoperasiannya diatur oleh piket area III yang
berkedudukan diungaran. Untuk sekarang ini, namanya berubah menjadi PT.
INDONESIA POWER UP MRICA SUB UNIT PLTA TIMO tepatnya tanggal 3
oktober 1995 hingga sekarang.

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan


Perencanaan dan susunan organisasi yang baik disamping disiplin kerja
yang tinggi sangat didalam suatu perusahaan atau instalasi. Karena dengan
perencanaan dan susunan organisasi yang baik akan dapat menunjang kelancaran
tugas sehari-hari, sehingga dengan demikian akan dapat dicapai tujuan / sasaran
dengan rencana. Tidak kalah pentingnya juga adalah disiplin menjalankan tugas
dan disiplin waktu kerja serta tanggung jawab pada tugas yang dipegang atau
dijabatnya. Ada pun struktur organisasi di PLTA Timo dapat dilihat pada gambar
struktur organisasi PLTA Timo, sedangkan tugas-tugas dan fungsi masing-masing
jabatan adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1 Struktur Organisasi

Sedangkan untuk tugas dan fungsi dari masing-masing jabatan adalah sebagai
berikut :

1. Pimpinan PLTA Timo

a. Memimpin dan mengorganisasi tugas serta pekerjaan yang menyangkut segi


operasional baik mesin maupun listrik pemeliharaan dan kebersihaan serta
mengawasi dan mengatur pengamanan fisik teknis.
b. Mengusahakan efektifitas dan produktifitas pekerjaan antara lain :
- Pembinaan dan bimbingan bawahnya
- Menentukan sistem kerja mesin dan peralatanya agar tercapai
effsiensipembangkitan yang tinggi.
c. Mempertanggung jawabkan keuangan.
d. Merencanakan pemeliharaan PLTA disertai tujuan rencana anggaran belanja.
e. Membuat laporan-laporan tentang semua kegiatan, permasalahan yang terjadi
di pusat pembangkit.
2. Kepala Seksi Operasi
a. Mengkordinir pekerjaan-pekerjaan mesin dan listrik dari segi operasional.
b. Melaksanakan pengawasan dan pemeliharaan dengan terlaksananya suatu
pekerjaan baik mesin, listrik, maupun bangunan air berdasarkan rencana.
c. Menetukan langkah-langkah dalam segi keamanan dan effesiensi
pengoperasian.
d. Memberikan petunjuk dan instruksi atasan kepada kepala regu jaga mengenai
segi operasional.
e. Meneliti laporan-laporan teknik operasi.
3. Kepala Regu Jaga
a. Bertanggung jawab atas perusahaan pembangkitan dalam kerjanya.
b. Jika timbul kerusakan pengusahaan yang luar, diharuskan mengambil
langkah-langkah yang perlu untuk pengamanan pada pembangkitan dan
kemudian memberitahukan kepada pihak area III, serta kepala sentral dan
kepala bagian teknik sector Tuntang.
c. Mengawasi dan membantu para operator yang sedang melaksanakan tugas.
d. Menentukan langkah-langkah yang tepat agar bekerjanya suatu pembangkit
dalam keamanan dan effisien.
e. Mengawasi pengetrapan pembangkitan dan bila ada kesulitan menghubungi
piket area III.
f. Bertangung jawab atas manipulasi dalam instalasi yang dipandang aman dan
memberi ijin untuk melaksanakan pemeliharaan.
g. Harus menterapkan dan menyakini bahwa pegawai dalam kelompok regunya
telah melaksanakan segala instruksi peraturan pengamanan dalam mengambil
langkah-langkah seperlunya bila terjadi kecelakaan.
h. Melaksanakan timbang terima penjagaan dari regunya ke regu berikutnya
disertai laporan kesulitan dalam pengusahaan yang dalam waktu jam kerja.
i. Mengawasi kebersihan lingkunganya dan melaksanakan keamanan dalam hal
penerimaan dan bahaya kebakaran.
4. Operator Listrik :
a. Bertangung jawab langsung terhadap ruang control suatu unit dan instalasi
kelistrikan.
b. Menjaga hubungan erat antara operator listrik dengan operator mesin dalam
hal pengoperasian pembangkit termasuk pembebanan mesin serta
menanggulangi gangguan mesin pembangkit.
c. Mengamati dan menjaga agar tegangan, cos ᵩ dan pembebanan mesin sesuai
dengan ketentuan yang ada.
d. Mengatasi gangguan-gangguan kecil pada peralatan listrik maupun alat-alat
bantu sesuai dengan perintah kepala regu jaga.
e. Segera melaporkan kegiatan yang tidak dapat diatasinya ke kepala regu jaga.
f. Membaca pembacaan meter pada blanko yang sudah tersedia serta
melaporkan data yang diminta oleh piket distribusi / piket area III / PLN
sector Tuntang.
5. Operator Mesin
a. Mengoperasikan mesin-mesin sesuai instruksi yang ada atas dasar perintah
dari kepala regu jaga.
b. Mengamati kejadian-kejadian mesin ( mengenai suhu, tekanan air, keadaan
pelumasan dan pendinginan) sesuai dengan ketentuan mesin tersebut.
c. Mengamati jalanya alat-alat bantu (pompa-pompa) dari kemacetan.
d. Mengamati dan menjaga instalasi dari kebocoran.
e. Mengamati gangguan-gangguan mesin yang sedang beroperasi untuk
mencegah kerusakan fatal.
f. Mencatat harga-harga satuan yang tercantum dalam blanko yang disediakan.
g. Menjaga kebersihan mesin dan alat-alat bantu serta tempat, baik di dalam
maupun di luar bangunan.

6. Petugas Kolam Tandon


Tugas utamanya adalah menjaga kelancaran pengaliran air kepusat
pembangkit yang secara terperinci terdiri atas :
a. Mencegah sampah / kotoran yang masuk ke saluran terbuka dengan cara
membersihkanya dari saringan kasar.
b. Mengamati ketinggian air pada saluran masuk atau pada kolam.
c. Melaporkan ketinggian air pada kepala regu jaga.
d. Mencatat secara periodik ketinggian air.
e. Menjaga keamanan bagi umum yang berada disekitar saringan, saluran
terbuka dan kolam tandon.
7. Kepala Seksi Pemeliharaan
a. Mengkoordinasi pekerjaan-pekerjaan mesin dan listrik dalam pemeliharaan.
b. Bertangung jawab atas terlaksananya pemeliharaan dan perbaikan
c. Melaksanakan pengawasan dan pemeliharaan terlaksananya suatu pekerjaan
pemeliharaan terlasananya suatu pekerjaan pemeliharaan mesin maupun
listrik berdasarkan rencana.
d. Memberikan bimbingan dan pengarahan kepada petugas serta memikirkan
pemecahaan/ jalan keluar dalam mengatasi kesulitan.
8. Pemeliharaan Listrik
a. Mempunyai tugas mengawasi, memelihara dan memperbaiki instalasi
termasuk generator serta penguatanya dan peralatan listrik lainya yang berada
pada lingkungan pusat pembangkit, bengkel, pompa, dan lain-lain.
b. Dapat mengerjakan instalasi listrik menurut gambar yang ada dan kebutuhan-
kebutuhan peralatan listrik maupun alat-alat bantunya.
c. Mengadakan pemeliharaan instalasi penerangan yang ada dalam bangunan
maupun di halaman dan jalan-jalan dalam kompleks pusat pembangkit.
d. Mengadakan pemeliharaan listrik arus searah.

9. Pemeliharaan Mesin
a. Mempunyai tugas mengawasi, memelihara dan memperbaiki mesin serta alat-
alat bantu.
b. Menyiapkan dan memperbaiki bagian-bagian dari mesin dan alat-alat bantu
dibengkel dengan menggunakan fasilitas yang ada.
10. Pemeliharaan Halaman
Bertugas menjaga kebersihan gedung dan halaman sentral serta kebun dan
lingkungan.
11. Tata Usaha Keuangan
a. Menyelesaikan administrasi teknik, kepegawaian dan keuangan.
b. Melaksanakan pembayaran gaji, upah lembur, uang makan, uang cuti dan
pembayaran lainya atas dasar dari kepala PLTA.
12. Tata Usaha Gedung
Mempunyai tugas menerima dan mengirim barang dan spare part serta
menyelesaikan administrasinya
13. Pengemudi
a. Menjaga kebersihan dan merawat kendaraan.
b. Memeriksa perlengkapan-perlengkapan kendaraan.
c. Mengatasi gangguan mesin pada kendaraan.
d. Menjaga dan mengamankan barang / perlengkapan yang ada dimobilnya.
e. Membuat laporan tentang bahan bakar, oli, kilometer yang ditempuh dan lain-
lain
f. Melaporkan kepada atasanya jika terjadi kerusakan.
14. Pelayanan
Bertugas menyediakan minuman serta menjaga kebersihan pada ruang
sentral.
15. Keamanan / Satpam
a. Bertugas menjaga keamanan di pembangkit, dam / kolam, dan lain-lain dari
pencurian dan bahaya kebakaran.
b. Setiap kali bertugas membuat laporan mutasi dan keamanan.
c. Sebelum tamu ingin bertemu dengan seorang pegawai di kantor, harus
mendapatkan ijin terlebih dahulu di pos keamanan.
d. Bila ada hal-hal yamg tidak inginkan terjadi, segera lapor ke satpam, kepala
sentral, dan kepolisian dan Sektor Tuntang.
2.2.1 Visi dan Misi PT. Indonesia Power
1. Visi
Visi PT. Indonesia Power adalah menjadi perusahan energi terpercaya yang
tumbuh berkelanjutan.
2. Misi
Misi PT. Indonesia Power adalah menyelenggarakan bisnis pembangkitan
tenaga listrik dan jasa terkait yang bersahabat dengan lingkungan.

2.2.2 Makna bentuk dan Warna Logo

Makna bentuk dan warna logo PT. Indonesia Power (perusahaan)


merupakan cerminan identitas dan lingkup usaha yang dimilikinya. Secara
keseluruhan nama Indonesia Power merupakan nama yang kuat untuk
melambangkan lingkup usaha perusahaan sebagai power utility company di
Indonesia. Walaupun bukan merupakan satu-satunya power utility company di
Indonesia bahwa di kawasannya, maka nama Indonesia Power dapat dijadikan
brand name.

1. Bentuk :
a. Karena nama yang kuat, INDONESIA dan POWER ditampilkan dengan
menggunakan dasar jenis huruf (front) yang tegas dan kuat : FUTURA
BOOK / REGULAR dan FUTURA BOLD.
b. Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf “O” melambangkan “TENAGA
LISTRIK” yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan.
c. Titik/bulatan merah (red dot) di ujung kilatan petir merupakan symbol
perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PT. PLN PJB I. Titik
ini merupakan simbol yang digunakan di sebagian besar materri komunikasi
perusahaan. Dengan simbol yang kecil ini, diharapkan indentitas perusahaan
dapat langsung terwakili.

2. Warna :
a. Merah
Diaplikasikan pada kata INDONESIA, menunjukkan identitas yang kuat dan
kokoh sebagai pemiliki sumber daya untuk memproduksi tenaga listrik,
guna dimanfaatkan di Indonesia dan juga di luar negeri.
b. Biru
Diaplikasikan pada kata POWER. Pada dasarnya warna biru
menggambarkan sifat pintar dan bijaksana, dengan aplikasi pada kata
POWER, maka warna ini menunjukkkan produk tenaga listrik yang
dihasilkan perusahaan memiliki ciri-ciri yaitu berteknologi tinggi, efisien,
aman dan ramah lingkungan.
2.2 Kondisi lingkungan PLTA Timo

PLTA Timo terletak disuatu lembah ditepi barat sungai Tuntang. Kedudukan
ini dimaksudkan untuk memperbesar tinggi jatuh air dan untuk
mempermudah pembuangan airnya. Air buangan dari turbin langsung dibuang ke
sungai Tuntang dimana sudah diperhitungankan bahwa muka air banjir sungai
Tuntang tidak akan mencapai gedung sentral dibuat selokan, agar pada saat hujan
air mengalir ke lembah ini masuk ke selokan dan tidak mengenang disekitar
pembangunan sentral.
Menurut rencana PLTA Timo akan dibangun ditepi sebelah timur sungai
Tuntang, yaitu desa Timo kecamatan Tuntang. Namun karena tanahnya labil
sehingga tidak memungkinkan untuk didirikan suatu bangunan, maka gedung
sentral didirikan sebelah barat sungai Tuntang, yang sudah termasuk desa Kunci
Putih kecamatan Pringapus, Karang Jati Kabupaten Semarang. (lihat gambar
denah PLTA Timo).
Luas dari seluruh komplek PLTA Timo yang meliputi gedung sentral,
gedung dan halaman serta perumhan dinas seluas 42229,5 m², dengan perincian
sebagai berikut :
1. Luas bangunan sentral : 960 m²
2. Luas bangunan gudang barang : 150 m²
3. Luas bangunan gudang minyak : 41,25 m²
4. Luas bangunan bengkel dan garasi : 168 m²
5. Luas halaman seluruh komplek luar sentral dan gudang: 39905,5 m²
6. Luas halaman seluruh dinas : 1004,9 m²
JUMLAH : 6282,8 m²
2.3.1 Lokasi Perusahaan
PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Mrica Sub Unit PLTA Timo
didesa Kunci Putih, kelurahan Jatirunggo, kecamatan Pringapus, Semarang, Jawa
Tengah. Lokasi ini merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Tuntang
sehingga tepat sekali untuk dijadikan PLTA. Pemilihan lokasi ini karena
kecenderungan karakteristik dan besar debit secara keseluruhan dengan
pengamatan dalam jangka waktu yang cukup lama sangat baik. Dan tinggi jatuh
air yang bisa dimanfaatkan untuk pembangkitan yakni 113 meter.
Gambar 2.2 Denah PLTA Timo
2.3.2 Aliran Air Pada PLTA Timo
Untuk sekarang ini Debit yang didapatkan PLTA Timo sebagai penggerak
turbin masih didapatkan dari saluran air pembuangan yang ada pada PLTA Jelok
ditampung terlebih dahulu di KTH (Kolam Tando Harian) Timo yang kemudian
diteruskan melalui pipa pesat.

Gambar 2.3 Aliran air PLTA Timo

BAB 3. KEGIATAN UMUM PLTA TIMO


3.1 Bendungan (Dam)
Bendungan berfungsi untuk menampung air serta menaikkan tinggi jatuh air
yang digunakan pada turbin air. Bendungan untuk PLTA Jelok – Timo terletak 750
m dari jalan raya solo – semarang, dinamakan Dam Tuntang yang mempunyai
level maksimum 643,60 m dan level minimum 460,5 m. Sumber air yang berasal
dari Rawa Pening juga akan mempengaruhi level dari bendungan, keadaan sumber
air ini adalah sebagai berikut :
a. Keadaan maksimal/ musim penghujan :
- Tinggi permukaan dari permukaan air laut = ± 463,60 m
- Luas permukaan = ± 2620 Ha
- Volume Rawa Pening = ± 35,3 x 106 m³
b. Keadaan maksimum / musim penghujan :
- Tinggi permukaan dari permukaan air laut = ± 460,50 m
- Luas permukaan = ± 650 Ha
- Volume Rawa Pening = ± 13 x 106 m³
Sedangkan sumber air yang lain, sebagai berikut :
a. Buangan air dari PLTA Jelok pada ketinggian 316,50 m
b. Dam Tuntang di Jelok pada ketinggian 316,50 m
c. Muka air terendah saluran dari Jelok 314 m
d. Muka air terendah saluran masuk kolam 313,08 m
Gambar 3.1 Sungai Tuntang

Gambar 3.2 DAM Tuntang


3.2 Saringan
Saringan berfungsi untuk menyaring kotoran atau sampah yang ada pada
aliran air sungai. Air buangan dari PLTA Jelok di saring terlebih dahulu sebelum
masuk ke kolam tando harian, agar air yang masuk ke kolam tando harian tidak
bercampur dengan sampah dan meminimalkan kotoran atau sampah sehingga
aliran air masuk dengan lancar dan stabil. Saringan terbuat dari plat baja
dipasangkan berjajar dengan jarak masing – masing 3 cm.

Gambar 3.3 Air buangan dari PLTA Jelok

Gambar 3.4 Pintu Saringan 1


3.3 Kolam Tando Harian
Kolam tando harian memiliki fungsi untuk menampung air buangan dari
PLTA Jelok agar air sebagai sumber utama untuk menggerakkan turbin di PLTA
Timo tetap stabil dan konstan. Sedangkan daya tampung /kapasitas dari kolam
tando adalah sebagai berikut :
- Kapasitas kolam : ± 75.000 m³
- Daya muka air tertinggi : 4,5 m
- Daya muka air terendah : 1,5 m
- Ketinggian kolam : 315,15 (MA tertinggi)
- Ketinggian kolam dasar : 310,65 (MA terendah)
Pada kolam tando ini dilengkapi dengan saringan sampah / kotoran, supaya
tidak ada kotoran yang ikut masuk ke dalam turbin dan pintu spei / kuras dengan
tipe sorong dan memiliki ukuran 2 x 5,5 m yang berfungsi untuk membuang
endapan-endapan lumpur dan kotoran lain yang mungkin ada didalam kolam

Gambar 3.5 Pintu Air dan Kolam Tando Harian PLTA Timo
Gambar 3.6 Skema Kolam Tando Harian

Dari gambar terlihat bahwa dalam keadaan sehari-harinya (keadaan


normal) pintu D dan pintu B selalu teerbuka, sedangkan pada pintu A dan F
tertutup. Air masuk melalui pintu B dan keluar melalui terowongan E yang
kemudian akan disalurakan ke turbin di PLTA Timo. Pada pangkal terowongan
tekan E terdapat saringan guna menyaring kotoran yang akan ikut masuk ke dalam
turbin. Air dari pintu B langsung keluar melalui pintu D, karena pintu D tidak
langsung berhadapan dengan pintu B. hal ini dimaksudkan agar air yang banyak
mengandung lumpur diendapkan terlebih dahulu didalam kolam tando. Prinsip
diatas digunakan sebagai pedoman letak pipa atau terowongan tekan. Pintu F
adalah pintu pembuangan yang digunakan untuk pengurasan dan untuk
pembuangan kelebihan air bila tinggi air kolam melimpah. Saluran C dibuat agar
penyaluran air ke turbin pada waktu pengurasan kolam dapat continuous dan
berfungsi sebagai saluran cadangan. Pada waktu pengurasan pintu B dan D ditutup
sedangkan pintu A dan F dibuka. Maka air akan langsung mengalir dari
terowongan muka air bebas melalui saluran cadangan menuju ke terowongan
tekan dan akhirnya ke turbin. Sedangkan lumpur yang ada pada kolam tando dapat
langsung hanyut terus ke sungai Tuntang melalui pintu F.

Gambar 3.7 Jarak Power House ke KTH


Jika diketahui jarak antara Power House dan KTH adalah 3 km dan beda
ketinggiannya sebesar 103 meter maka kemiringan yang dihitung sebesar 34º.

311,65m

3 km sin α =
103 m

α 203,5m

3.4 Pipa pesat (Penstock)


Untuk mengalirkan air dari kolam tando dan untuk mendapat tekanan air
yang besar sehingga dapat menggerakan turbin pada suatu PLTA, maka
digunakanlah pipa pesat / penstock. Pipa pesat ini dibuat dari plat besi corten
dilapisi dengan beton bertulang dengan panjang 585 m dan mampu menyalurkan
air dengan debit maksimum 14 m³/dt. Pipa pesat yang digunakan pada PLTA Timo
hanya yang seluruhnya terpendam didalam tanah dengan diameter 2,2 m. Pipa
pesat ini dibuat lebih kecil dari pipa terowongan air yang lebih besar. Kelemahan
dari pipa pesat yang dipasang pada PLTA Timo ini ialah dipasang hanya satu buah,
sehingga bila terjadi kerusakan pada pipa pesat tersebut dan perlu untuk diperbaiki
maka seluruh kegiatan operasi di PLTA Timo akan terhenti. Lain halnya apabila
pipa pesat dipasang dua buah pipa atau lebih, karena bila ada kerusakan pada
salah satu pipanya maka pipa yang lain masih bisa digunakan, dan sehingga kerja
mesin pembangkitan masih dapat beroperasi.

Gambar 3.7 Penampang Pipa pesat

3.5 Bangunan Pelengkap


Terdapat bangunan pelengkap yaitu sebagai berikut :
3.5.1 Saluran Pengambilan air (Intake)
Berfungsi sebagai saluran tempat masuknya air ke tunnel dilengkapi dengan:
- Pintu tunnel di mulut intake dari plat baja
- Pintu penguras lumpur
- Pintu Dam berfungsi untuk mengatur level air di sungai Tuntang khususnya pada
saat banjir, terdiri dari 6 buah pintu yang pengoperasian dapat dilakukan secara
elektrik.
3.5.2 Tembok Penghalang
Tembok penghalang ini dibangun di antara saringan kasar dan saringan
halus, yang berfungsi untuk menahan, menghalangi kotoran-kotoran yang lolos
dari saringan kasar sebelum masuk ke saringan halus. Tembok ini dibuat tidak
sampai ke dasar sungai sehingga memungkinkan air mengalir melalui bagian
bawah tembok.

3.5.3 Terowongan Air


Terowongan ini disebut pula terowongan tekan dari pipa baja yang berlapis
beton dan di ditanam. Panjangnya 2290 m dengan diameter 2,30 m, bagian-
bagiannya adalah :
a. Aquaduct
Adalah pipa baja dan diberi penguat bentuknya silindris dipasangkan
melintang di atas sungai Tuntang dengan cerobong untuk mulai fluida jika terjadi
perubahan water flow. Aquaduct berfungsi untuk menempatkan saluran air di atas
sungai, ssehingga air dari Rawa Pening bisa lewat di atas sungai Tuntang.
b. Ventil Udara
Ventil udara adalah suatu alat yang dilengkapi kran air dan klep. Ventil
udara ini ditempatkan di bagian atas sepanjang tunnel / pipa, yang dipasang pada
jarak – jarak dan bagian tertentu, berfungsi mengeluarkan udara dan memperkecil
gelembung-gelembung udara yang terjebak di dalam tunnel karena gelembung-
gelembung udara ini dapat merusak tunnel. Ventil udara berfungsi pula
menyelamatkan pipa agar tidak rusak / kempis karena vacuum akibat perbedaan
tekanan yang ada di dalam dan di luar pipa.
c. Katup Spui (Drain Valve)
Berfungsi sebagai saluran pembuang lumpur yang mengendap pada
terowongan. Terowongan ini terletak di daerah rendah dan diperkirakan ada
endapan lumpur, katup ini dibuka setiap 1 bulan sekali 15 menit.
3.5.5 Pintu Air
Untuk pemanfaatan air, baik dari pembuangan PLTA Jelok maupun dari
sungai Tuntang perlu dibangun pintu-pintu air guna mengatur penyaluran air
tersebut menuju kolam air penampung yang biasa disebut dengan kolam tando,
untuk kemudian dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin. Jika siklus air di PLTA
Jelok berjalan lancar, maka air buanganya menjadi cukup banyak, dan bila air
tersebut mengalir terlalu banyak, maka untuk mengarahkan agar air mengalir
keluar pintu 3 dan pintu 4 dibuka sehingga air yang melimpah akan mengalir
kembali menuju ke sungai Tuntang. Tetapi jika seandainya PLTA Jelok mengalami
gangguan yang menyebabkan turunnya daya pembangkitan, maka pemakaian air
juga akan berkurang, demikian pula dengan pembuanganya.
Maka untuk mengatasi hal-hal diatas pintu no 3 dan no 4 harus ditutup dan
jika air belum mencukupi kebutuhan, maka pintu 5 dibuka sehingga air dari sungai
Tuntang akan mengalir masuk ke kolam tando. Dimana air pembuangan dari Jelok
menuju menuju kolam tando melewati muka saluran air bebas yang mempunyai
panjang 658 m dan melewati terowongan dengan muka bebas sepanjang 296,97
m. Kedua saluran dan terowongan tersebut mempunyai diameter yang sama yaitu
2,5m dan dapat menyalurkan air dengan debit maksimum 12 m³/dit.

3.5.6 Terowongan Tekan


Terowongan tekan berfungsi untuk menyalurkan air dari kolam tando
menuju kesaluran pendatar. Terowongan tekan ini terbuat dari kontruksi beton
yang kuat agar tidak memerlukan pemeliharaan yang continuous. Sedangkan
panjang dari terowongan ini adalah 2683,442 m termasuk panjang dari saluran
syphon yang memiliki diameter 2,5 m.
Terowongan tekan ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
- Dua buah syphon yang masing-masing melalui sungai Tuntang dan sungai Kali
Putih dengan jumlah panjang keduanya 536 m.
- Terowongan tekan yang menembus bukit sepanjang 2148,058 m dan terakhir di
saluran pendatar.
Gambar 3.8 Terowongan tekan

3.5.7 Saluran Pendatar


Saluran ini mempunyai fungsi untuk menampung pelimpahan air dan untuk
menyerap tekanan air baik dari terowongan tekan maupun dari pipa pesat, apabila
terjadi gangguan pada turbin secara mendadak. Sehingga air tersebut kembali ke
atas lewat pipa pesat. Kembalinya air ke atas (tekanan balik) tadi tidak sampai ke
kolam tando karena jauh dan dapat menyebabkan pecahnya pipa pesat, melainkan
dialirkan dan ditampung didalam saluran pendatar. Dalam saluran pendatar ini
mempunyai diameter yang lebih besar dan juga mempunyai kamar atas yang
berbentuk sumuran yang bagian atasnya terbuka. Diameter dari saluran pendatar
adalah 4 m sedangkan panjangnya 125 m dan tinggi 16 m.
Selain itu saluran pendatar juga memiliki fungsi untuk menambah tekanan
dari tenaga air yang masuk ke pipa pesat, hal ini dapat terjadi karena ada tekanan
udara dari atas sumuran ke permukaan air dalam saluran pendatar air.
Gambar 3.9 Saluran pendatar & sumuran

3.5.8 Sumurran (Buffershact)


Sumuran berfungsi untuk menghindari tekanan lebih / balik yang mungkin
terjadi pada saat katub utama turbin ditutup dengan cepat. Dengan demikian
tekanan balik pada pipa pesat ke saluran pendatar dapat dihindarkan karena
disalurkan lewat sumuran ke permukaan tanah sampai tekanan pada pipa kembali
normal. Jadi fungsi utama dari sumuran ini adalah untuk mengamankan pipa pesat
agar tidak pecah bila terjadi tekanan balik / lebih. Letak dari sumuran ini pada
ujung awal pipa pesat.

3.5.9 Saluran Pembagi dan Katub Utama


Untuk memudahkan dalam pengaturan air, maka digunakanlah saluran
pembagi yang terdapat 3 buah pada PLTA Timo. Masing-masing saluran dapat
mengalirkan air dengan debit maksimum 3,6 m³/dt yang dimana dengan debit
sebesar itu generator dapat menghasilkan daya maksimum sebesar 4 MW. Pada
setiap saluran pembagi ini terdapat juga sebuah katub utama yang memiliki fungsi
untuk membuka dan menutup air yang akan masuk ke sistem turbin. Adapun
macam-macam jenis dari katub utama tersebut adalah :
 Katub putar
 Katub pintu air
 Katub kupu-kupu
 Katub jarum, dan lain-lain.
Sedangkan jenis katub yang digunakan di PLTA Timo adalah katub jenis kupu-
kupu, dimana katub ini digunakan pada aliran yang kecil dan juga memiliki tinggi
jatuh yang tinggi. Beberapa hal untuk menentukan katub utama yang perlu
diperhatikan, sebagai berikut :
- Pada waktu diadakan pemeriksaan dan juga pembongkaran pada turbin air, katub
utama akan mempersingkat waktu berhentinya aliran air serta tidak akan
mengganggu kerja turbin yang lain jika dipakai pipa pesat tunggal.
- Apabila turbin air berhenti, maka katub utama dapat mengurangi kebocoran pada
turbin.

3.6 Turbin Francis


Turbin Francis yang ada pada PLTA Timo terdapat 3 unit yang digunakan
untuk berbagai keperluan dengan tinggi terjun menengah. Rumah keong (spiral
casing) dibuat dari plat baja, baja cor, atau besi cor, sesuai dengan tinggi terjun,
kapasitas dan yang berfungsi untuk menahan bagian terbesar dari beban tekanan
hidrolik yang diterima oleh turbin. Tekanan selebihnya ditahan oleh sudu kukuh
(stay vane). Sudu-sudu antar (guide vane) diatur disekeliling luar rotor dan
mengatur daya keluar turbin dengan mengubah-ubah bukaanya sesuai dengan
perubahan beban, melalui suatu mekanisme pengatur.
Air bertekanan tinggi dari pipa pesat yang masuk ke rotor dangan arah
radial yang arahnya dibelokan sehingga sebagian besar tenaga aliran air dipindah
ke rotor dengan kecepatan tinggi akibatnya rotor memperoleh tenaga reaksi dari
aliran tersebut. Jadi tenaga yang timbul pada rotor tergantung dari tekanan
hidrostatis dan laju aliran air. Selanjutnya air dikeluarkan dari turbin dengan arah
aksial dan disalurkan ke saluran pembuangan. Pada jenis turbin ini, banyaknya air
yang masuk diatur oleh sudu antar. Sudu antar ini dapat digerakan oleh suatu alat
secara otomatis, yaitu governor. Dan posisi dari sudu jalan adalah tetap. Turbin
macam ini dapat digunakan pada tinggi jatuh sampai 350 m.

Gambar 3.10 Turbin Francis

Tabel 3.1 Data Teknis Turbin Francis di PLTA Timo


Merk CEKOMORAVSKA KOLBEN DANEK BLANSKO
Produk N. F. 212 F.213 F.214
Tipe Turbin Francis horizontal
Netto Head 103 m
Maximum Head 113,45m
Debit 4,6 m3 / detik
Normal Output 4170 KW
Normal Speed 750 rpm
Runaway Speed 1500rpm
Tahun Pembuatan 1960
Tahun Operasi 1962

3.7 Generator di PLTA Timo


Generator merupakan bagian utama dari suatu system pembangkit listrik
yang berfungsi untuk merubah tenaga mekanik berupa putaran poros turbin
menjadi tenaga listrik. Konversi tenaga mekanik menjadi tenaga listrik melalui
medium medan magnet, tenaga mekanik yang digunakan untuk memutar
kumparan kawat penghatar dalam medan magnet atau sebaliknya. Dengan
demikian medan magnet selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan energi,
juga sekaligus sebagai medium untuk mengkopel proses kerja generator.

Gambar 3.11 Generator AC

Tabel 3.2 Data Teknik Generator di PLTA Timo


Pabrik Skoda
Type H – 6458/8
No seri 33274
Fasa 3 phase
Daya 5000 kva – 4000 kW
Putaran Tiap menit 750
Tegangan 6300 volt
Kuat arus 458 Ampere
Frekuensi 50 Hz
Cos Phi 0,8
Isolasi Klass B
Tahun pembuatan 1960
Tahun operasi 1962
Berat 33500kg
Momen inersia 21 tm2
Hubungan stator Bintang
Ratio Hubungan singkat 0,84
Reaktansi serempak longitudinal pada 146%
kondisi tidak jenuh
Reaktansi serempak bersilang pada 68%
kondisi tidak jenuh
Reaktansi serempak longitudinal tak 13,9%
teetap pada kondisi jenuh
Reaktansi silang sementara kondisi jenuh 23%
Kemampuan beban lebih dari generator 10%
pada p.f 0,8
Penambahan suhu rotor tak lebih dari 50%
80oC
Kenaikan suhu stator pada 5 MVA p.f 0,8 60%
tak lebih
Kenaikan suhu rotor pada 5 MVA p.f 0,8 65%
tak lebih
Regulasi tegangan 5%
Kenaikan tegangan ketika beban penuh 34%
(membuang 5 MVA dan p.f 0,8)
Kenaikan tegangan ketika beban penuh 21%
(membuang 5 MVA dengan p.f1
Arus hubungan singkat terus menerus
Tanpa beban penguat 385 A
Beban penuh 845

3.8 Daya Listrik Yang di Hasilkan


Pembangkit di PLTA Timo terdiri dari 3 unit yang masing-masing adalah
jenis turbin Francis yang dikopel langsung dengan generator sinkron dan
menghasilkan daya output sebesar 12 MW, pada setiap unit daya settingan 4 MW.
Daya listrik yang dihasilkan PLTA Timo dalam perhitungan daya teoritis
dengan rumus sebagai berikut:
P = Q . g. ρ . H
Dimana :
P = daya output turbin (kW)
Q = debit air (m3/s)
g = percepatan garfitasi (m/s2)
ρ = massa jenis air (kg/m3)
H = tinggi jatuh efektif (m)

Perhitungan daya teoritis :


- Daya pada setiap unit
P = 4,6 m/s x 9.8 m/s2 x 1000 kg/m3 x 103 m = 4,6 MW
- Daya total 3 unit
P = 14 m/s x 9.8 m/s2 x 1000 kg/m3 x 103 m = 14 MW

3.9 Sistem Kontrol di PLTA Timo


Sistem kontrol PLTA Timo dilengkapi dengan mikroprosesor yang
digunakan untuk system control, proteksi dan penyaluran. Pada kondisi normal,
semua panel control terpilih pada posisi “central”, selanjutnya dihubungkan
secara otomatis ke pusat ruang control ( central control room ). Sesungguhnya
apabila panel control pada posisi “central” tidak perlu operator di ruang control
panel lokal.

Jadi semua perintah ( commond ) dilakukan dari ruang control secara


otomatis. Sedangkan untuk efisiensi biaya operator saat ini pada PT Indonesia
Power UP Mrica sudah dibangun pusat pengendali operasi (dispatcher) yang
mampu mengoperasikan seluruh PLTA yang tersebar di delapan sub unit,
diantarnya adalah sub unit PLTA Timo. Pengendalian tersebut dilakukan dengan
electronic sistem. Operational Remotisasi PLTA tersebut, dilakukan dengan cara
menyewa jaringan telekomunikasi data dan Voice Wide Area Network kepada PT
Telkom Region Jateng & DIY.
Dilihat dari penugasanya PLTA Timo termasuk dalam pembangkit beban
dasar yang apabila diposisikan pada kurva beban akan dioperasikan sebesar 100%
dan mempunyai beban yang konstan. Dikarenakan dari letak geografis PLTA
Timo, aliran airnya bergantung dari air pembungan yang ada di PLTA Jelok. Air di
Rawa pening tidak bisa langsung dipakai oleh PLTA Timo, melainkan air dipakai
oleh PLTA Jelok terlebih dahulu dan melalui pembuangan air Jelok ditampung di
KTH setelah itu akan diteruskan melalui pipa pesat ke PLTA Timo.
Dalam pemakaian airnya pun PLTA Timo lebih boros dibandingkan PLTA
Jelok. PLTA Jelok untuk membangkitkan daya 1 MW memerlukan debit sebesar
0,86 m³/s, sedangkan PLTA Timo untuk membangkitkan daya 1 MW memerlukan
debit sebesar 1,15 m³/s. bisa dilihat dari pemakaian air tersebut, maka daya yang
dapat dibangkitkan PLTA Timo lebih kecil dari daya yang dapat dibangkitkan
PLTA Jelok. Jadi PLTA Timo selalu berkomunikasi dengan PLTA Jelok dalam
pengoperasian dan untuk PLTA Jelok dalam pengoperasianya akan berkomunikasi
dengan DPU selaku yang berwenang untuk menentukan penggunaan air yang ada
di Rawa pening.

Gambar 3.12 Monitor

Gambar 3.13 Panel Common Manual


3.10 Transformator

Transformator adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk


menyalurkan tenaga atau daya listrik dari tegangan tinggi ke teganggan rendah
atau sebaliknya. Dalam operasi penyaluran tenaga listrik transformator dapat
dikatakan sebagai jantung dari transmisi dan distribusi. Dalam kondisi ini suatu
transformator diharapkan dapat beroperasi secara maksimal. Mengingat kerja
keras dari suatu transformator seperti itu maka cara pemeliharaan juga dituntut
sebaik mungkin. Oleh karena itu transformator harus dirawat dengan
menggunakan sistem dan peralatan yang benar, baik dan tepat. Pada PLTA Timo
tegangan yang dihasilkan yaitu sebesar 6 kV/30 kV

Gambar 3.14 Trafo Unit 3

3.11 Disalurkan ke PLN

Tegangan yang dihasilkan PLTA Timo adalah sebesar 6 kV terlebih dahulu


dinaikkan dengan Trafo menjadi 30 kV untuk efisiensi penyaluran energi tersebut
dari pembangkit ke pusat beban. Tegangan tinggi tersebut kemudian diatur/dibagi
di Swtch Yard 150 kV Gardu Induk Mrica dan selanjutnya disalurkan/interkoneksi
ke sistem tenaga listrik Jawa-Bali melalui kawat saluran Tegangan Tinggi 150 kV.

3.12 Pipa Lepas / Saluran Pembuangan


Pipa lepas merupakan suatu bagian yang paling akhir dalam suatu sistem
PLTA, yang digunakan untuk menggerakkan turbin. Selain itu, terdapat juga
beberapa kelebihan / fungsi yang memiliki oleh pipa lepas (draft tube), yaitu
sebagai berikut :
- Memanfaatkan energy kinetic yang keluar untuk recovery.
- Memanfaatkan tinggi jatuh antara rotor dengan muka air bawah (tail water)
secara efisien.
Sedangkan secara umum, pipa lepas dapat dibagi kedalam dua golongan,
yaitu sebagai berikut :
- Jenis kerucut, dipakai untuk turbin jenis poros mendatar dan vertikal dengan
kapasitas yang kecil.
- Jenis siku-siku, terdiri dari bagian siku, kerucut, dan biasanya dipakai untuk
turbin jenis mendatar.
Untuk jenis pipa lepas yang digunakan pada PLTA Timo adalah jenis
kerucut, yang terbuat dari baja. Sedangkan pipa lepas jenis siku-siku, lapisan
bajanya dipasang hingga tempat keluarnya biasanya terbuat dari beton tanpa
lapisan baja.

Gambar 3.15 Saluran pembuangan


Untuk menunjang mesin dan peralatan listrik yang ada di PLTA Timo maka
dilakukan pemeliharaan baik itu pemeliharaan rutin dan pemeliharaan periodik.
Perawatan rutin terdiri dari perawatan harian atau mingguan, bulanan, tigabulanan
dan tahunan. Sedangkan perawatan periodik yaitu perawatan Anual Inspection
(AI) dan General Inspection (GI). Perawatan yang dilakukan biasanya diberikan
langsung dari pusat yang berupa work order atau surat perintah kerja.

3.12 Kegiatan Pelaksanaan PKL di PLTA Timo

Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang dilakukan pada tanggal 6 Februari – 28


April 2017 bertempat di PT. Indonesia Power UP Mrica sub unit PLTA Timo,
Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Berikut rangkaian kegiatan
pelaksanaan PKL:

Tabel. 3.3 Matriks Kegiatan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang

Tanggal
Uraian Kegiatan Keterangan
Pelaksanaan

 Cek elektrolit (cairan elektrolit


Senin, Pemeliharaan baterai dan
masih normal)
6 Februari 2017 genset  Pengecekan pada genset, bbm
dalam keadaan cukup
Setelah saringan dibersihkan
Selasa, Pemeliharaan saringan
dari sampah aliran air menuju
7 Februari 2017 pintu 1 dan pintu 2
KTH kembali lancar

Cooler dibersihkan agar minyak

Rabu, Pemeliharaan cooling yang didinginkan untuk


8 Februari 2017 water system unit 1 melumasi bearing bekerja secara
maksimal

Kamis, Pemeliharaan strainer dan  Strainer tekanan rendah


9 Februari 2017
telpon menunjukkan bahwa strainer
kotor dan harus dibersihkan.
Setelah dilakukan
pembersihan filter strainer
tekanan kembali normal dan
bersih
 Pengecekan jaringan telpon
apakah masih berfungsi
dengan baik atau ada yang
tidak tersambung (normal)
Jum’at, Seluruh karyawan di wajibkan
10 Februari Olahraga mengikuti senam pagi.
2017

Senin, Pemeliharaan tiga bulanan  stop unit 1 (trafo utama)


13 Februari unit 1 ( generator, trafo  penggantian carbon brush
2017 utama)

Selasa, Pemeliharaan tiga bulanan  stop unit 2 (trafo utama)


14 Februari unit 2 ( generator, trafo  pengantian carbon brush,
2017 utama) pengecekaan pelumas

Rabu, Tidak ada kegiatan


15 Februari Libur Pilkada
2017

 Cooler dibersihkan agar


minyak yang didinginkan
Kamis, Pemeliharaan cooling untuk melumasi bearing
16 Februari water system unit3 dan bekerja secara maksimal
2017 baterai genset  Cek elektrolit (cairan
elektrolit masih normal)
 Pengecekan pada genset, bbm
dalam keadaan cukup
Jum’at, Seluruh karyawan di wajibkan
17 Februari Olahraga mengikuti senam pagi.
2017

Senin, Pemeliharaan pompa  Membersihkan ruang drainase


dari kotoran terutama dari
lumpur dan mengihdupkan
pompa drainase agar air yang
kotor keluar
20 Februari drainase, ruang kabel, ac  Mengecek ruang kabel agar

2017 panel terhindar dari konsleting yang


disebabkan oleh kabel
terkelupas dan air
 Pengecekan suhu pada ac di
ruang panel agar temperature
tetap stabil.
Selasa, Setelah saringan dibersihkan
Pemeliharaan saringan
21 Februari dari sampah aliran air menuju
pintu 1 dan pintu 2
2017 KTH kembali lancar

Rabu, Pemeliharaan pintu kolam  Motor Pintu KTH dalam


22 Februari tandon harian (KTH), keadaan normal
2017  Membuka aliran syphon
syphon
(kotor banyak lumpur)
Kamis, Persiapan menyambut
Bersih – bersih lingkungan
23 Februari datangnya Direksi PT. Indonesia
PLTA
2017 Power

Jum’at, Latihan tanggap darurat K3


Latihan tanggap darurat
24 Februari
dalam bencana gempa
K3
2017

Senin,  Cek elektrolit (cairan


Pemeliharaan baterai dan
27 Februari elektrolit masih normal)
genset  Pengecekan pada genset, bbm
2017
dalam keadaan cukup
Selasa,  Pengecekan tekanan
Pemeliharaan compresor
28 Februari compresor (tekanan stabil)
dan pengevetan turbin 1  Pengevetan secara rutin pada
2017
turbin
Rabu, Pemeliharaan cooling Cooler dibersihkan agar minyak
yang didinginkan untuk
1 Maret 2017 water system unit 1 melumasi bearing bekerja secara
maksimal

Kamis, Evaluasi pekerjaan Evaluasi pekerjaan bulanan


2 Maret 2017 bulanan dilakukan oleh pegawai

Jum’at, Menyambut datangnya Direksi


Penerapan 5S
3 Maret 2017 PT. Indonesia Power

Setelah saringan dibersihkan


Senin, Pemeliharaan saringan
dari sampah aliran air menuju
6 Maret 2017 pintu 1 dan pintu 2
KTH kembali lancar

Selasa, Pengevetan secara rutin pada


Pengevetan turbin 2
7 Maret 2017 turbin

Cooler dibersihkan agar minyak

Rabu, Pemeliharaan cooling yang didinginkan untuk


8 Maret 2017 water system unit 2 melumasi bearing bekerja secara
maksimal

Kamis, Evaluasi pekerjaan Evaluasi pekerjaan bulanan


9 Maret 2017 bulanan dilakukan oleh pegawai

 Pengecekan suhu pada ac di


ruang panel agar temperature

Jum’at, Pemeliharaan panel dan tetap stabil


10 Maret 2017  Pengecekan jaringan telpon
telpon
apakah masih berfungsi
dengan baik atau ada yang
tidak tersambung (normal)
 Cek elektrolit (cairan
Senin, Pemeliharaan baterai dan
elektrolit masih normal)
13 Maret 2017 genset  Pengecekan pada genset, bbm
dalam keadaan cukup
Selasa, Pemeliharaan cooling Cooler dibersihkan agar minyak
14 Maret 2017
yang didinginkan untuk
melumasi bearing bekerja secara
water system unit 3
maksimal

 Pengecekan suhu pada ac di


ruang panel agar temperature

Rabu, Pemeliharaan ruang panel tetap stabil


15 Maret 2017  Mengecek ruang kabel agar
dan ruang kabel
terhindar dari konsleting yang
disebabkan oleh kabel
terkelupas dan air
Strainer tekanan rendah
menunjukkan bahwa strainer

Kamis, Pemeliharaan strainer unit kotor dan harus dibersihkan.


16 Maret 2017 3 Setelah dilakukan pembersihan
filter strainer tekanan kembali
normal dan bersih

Jum’at, Seluruh kariyawan di wajibkan


Olahraga dan kegiatan 5S
17 Maret 2017 mengikuti senam pagi.

 Cek elektrolit (cairan


Senin, Pemeliharaan baterai dan
elektrolit masih normal)
20 Maret 2017 genset  Pengecekan pada genset, bbm
dalam keadaan cukup
Hasil tahanan Isolasi

PS 1 PS 2

420 1800
H -A
mΩ mΩ
Selasa, Pemeliharaan trafo
Ω L-A
21 Maret 2017 pemakaian sendiri
760 5000 H-L

Trafo PS bantu

L-H 0.15
L-A

H -A

Setelah saringan dibersihkan


Rabu, Pemeliharaan saringan
dari sampah aliran air menuju
22 Maret 2017 pintu 1 dan pintu 2
KTH kembali lancar

Pemeliharaan pintu kolam  Motor Pintu KTH dalam


Kamis, keadaan normal
tandon harian (KTH),
23 Maret 2017  Membuka aliran syphon
syphon
(kotor banyak lumpur)
Jum’at, Seluruh karyawan di wajibkan
Olahraga
24 Maret 2017 mengikuti senam pagi.

 Supervisi Dosen Pembimbing


Supervisi Dosen
di PLTA TIMO
Senin, Pembimbing dan  Cek elektrolit (cairan
27 Maret 2017 Pemeliharaan baterai dan elektrolit masih normal)
genset  Pengecekan pada genset, bbm
dalam keadaan cukup
Selasa, Tidak ada kegiatan
Libur Hari Raya Nyepi
28 Maret 2017

Rabu, Bimbingan PKL di Politeknik


Studi Pustaka
29 Maret 2017 Negeri Jember

Kamis, Bimbingan PKL di Politeknik


Studi Pustaka
30 Maret 2017 Negeri Jember

Jum’at, Bimbingan PKL di Politeknik


Studi Pustaka
31 Maret 2017 Negeri Jember

 Cek elektrolit (cairan


Senin, Pemeliharaan baterai dan
elektrolit masih normal)
3 April 2017 genset  Pengecekan pada genset, bbm
dalam keadaan cukup
 Pengevetan secara rutin pada
Pengevetan turbin 2, turbin
penambahan minyak  Penambahan Minyak pelumas
Selasa,
4 April 2017 pelumas turbin 2, turbin sebanyak kurang lebih

pemeliharaan crane 200 liter


 Bersihkan crane dan
menjalankan crane (normal)
Cooler dibersihkan agar minyak

Rabu, Pemeliharaan cooling yang didinginkan untuk


5 April 2017 water system unit 2 melumasi bearing bekerja secara
maksimal

Kamis, Membersikan van


Kegiatan di bengkel
6 April 2017

Jum’at, Seluruh karyawan di wajibkan


Olahraga
7 April 2017 mengikuti senam pagi.

 Cek elektrolit (cairan


Senin, Pemeliharaan baterai dan
elektrolit masih normal)
10 April 2017 genset  Pengecekan pada genset, bbm
dalam keadaan cukup
 Cooler dibersihkan agar
minyak yang didinginkan
Pemeliharaan cooling
untuk melumasi bearing
Selasa,
water system unit 2 dan
11 April 2017 bekerja secara maksimal
pengevetan turbin 3  Pengevetan secara rutin pada
turbin

 Pembersihan ruang Radiator


dan pengecekan Radiator,
Rabu, Perawatan ruang radiator
terjadi kebocoran pada salah
12 April 2017 dan slipring
satu Radiator (Stop Unit)
 Pembersihan Slipring,
melumasi slipring
Kamis, Pengantian radiator unit 1 Tindakan lanjutan karena terjadi
kebocoran, Radiator diganti
13 April 2017
yang baru

Jum’at, Libur peringatan wafat Isa Tidak ada kegiatan


14 April 2017 Al Masih

Setelah saringan dibersihkan


Senin, Pemeliharaan saringan
dari sampah aliran air menuju
17 April 2017 pintu 1 dan pintu 2
KTH kembali lancar

Strainer tekanan rendah


menunjukkan bahwa strainer
kotor dan harus dibersihkan.
Selasa, Pemeliharaan strainer unit
Setelah dilakukan pembersihan
18 April 2017 2
filter strainer tekanan kembali
normal dan bersih

 Membersihkan generator
dengan kompresor
 Membersihkan slipring dan
holder carbon brush
 Membersihkan piringan
Perawatan rutin tiga
Rabu, isolator
bulanan unit 3 (generator,
19 April 2017
slipring, trafo)
Trafo 5 MVA

L-H 300

L-A 100

H -A 200

Kamis, Pemeliharaan strainer unit Strainer tekanan rendah


20 April 2017
3 menunjukkan bahwa strainer
kotor dan harus dibersihkan.
Setelah dilakukan pembersihan
filter strainer tekanan kembali
normal dan bersih

 Cek elektrolit (cairan


Jum’at, Pemeliharaan baterai
elektrolit masih normal)
21 April 2017 genset  Pengecekan pada genset, bbm
dalam keadaan cukup
Senin, Tidak ada kegiatan
Libur Isra’ Mi’raj
24 April 2017

Selasa, Membuka aliran syphon (kotor


Pemeliharaan syphon
25 April 2017 banyak lumpur)

Cooler dibersihkan agar minyak

Rabu, Pemeliharaan cooling yang didinginkan untuk


26 April 2017 water system unit 1 melumasi bearing bekerja secara
maksimal

Kamis, Pemeliharaan motor pintu Motor Pintu KTH dalam


27 April 2017 KTH keadaan normal

Membersihkan ruang drainase


dari kotoran terutama dari
Jum’at, Pemeliharaan pompa
lumpur dan mengihdupkan
28 April 2017 drainase
pompa drainase agar air yang
kotor keluar

3.13 Deskripsi Proses Kegiatan PKL


Uraian kegiatan yang harus dikerjakan, dipahami dan diikuti oleh para
mahasiswa tentang tata cara Pemeliharaan dan Perawatan mesin-mesin yang ada
di PLTA Timo
A. Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan Harian atau Mingguan yang dilakukan setiap minggu secara
rutin adalah sebagai berikut:
1. Pemeliharaan Baterai
a. Persiapan alat kerja dan K3
b. Buka ruang baterai selama 15 menit
c. Bersihkan pole dan bodi dengan majun, kencangkan baut-baut sambungan
d. Ukur tegangan per sel dengan volt meter, ukur tegangan dengan ground
e. Periksa level elektrolit dengan alat viskositas
f. Bersihkan fan baterai dan pengecekan charger

Gambar 3.16 Ruang Baterai


2. Pemeliharaan Genset
a. Persiapan alat kerja dan K3
b. Buka ruang genset
c. Periksa tegangan dan level baterai, tambahkan air suling jika perlu
d. Periksa level minyak pelumas, bahan bakar, dan level air pendingin,
tambahkan jika perlu
e. Bersihkan bodi genset, panel, van belt, dan ruangan
f. Posisikan switch ATS pada posisi manual
g. Operasikan genset selama 15 menit
h. Matikan genset
i. Penormalan

Gambar 3.17 Ruang Genset

B. Pemeliharaan Bulanan
Perawatan yang dilakukan setiap 1 bulan sekali namun bersifat kondisional
dengan melihat kondisi mesin atau peralatan, jika kondisi mesin atau peralatan
tidak baik maka perlu dilakukan perawatan lebih dari sekali dalam 1 bulan.

1. Pemeliharaan saringan pintu 1 dan pintu 2


a. Persiapan alat kerja dan K3
b. Menaikkan pintu saringan dengan change block
c. Membersihkan sampah atau kotoran yang menyangkut di saringan
d. Membersihkan kerak-kerak kotoran yang menempel mengunakan scrub
e. Setelah bersih turunkan kembali saringan dengan menggunakan change
block sampai menyentuh ke dasar sungai

Gambar 3.18 Menaikkan Saringan

Gambar 3.19 Membersihkan saringan dari sampah dan kotoran


Gambar 3.20 Saringan sebelum dibersihkan dan sesudah dibersihkan
2. Pemeliharaan cooling water system
a. Persiapan alat kerja dan K3
b. Menutup valve in dan out
c. Menutup salah satu valve minyak pelumas
d. Melepas baut yang ada pada penutup dengan kunci 22
e. Membuka penutup bagian atas pada cooler
f. Melepaskan gasket yang terpasang pada cooler
g. Membersihkan bagian penutup cooler
h. Membersihkan tube cooler dengan menggunakan stick bambu, dengan cara
menyemprotkan air bertekanan agar kotoran keluar
i. Setelah selesai pasang tutup cooler dan gasket yang sudah diolesi dengan
pelumas
j. Kencangkan baut-baut pada tutup cooler
k. Penormalan

Gambar 3.21 Melepas baut yang ada pada penutup


Gambar 3.22 Pembersihan Tube Cooler dengan stick bambu

3. Pemeliharaan strainer
a. Persiapan alat kerja dan K3
b. Memeriksa tekanan, apabila tekanan sudah rendah maka kotoran di dalam
saringan sudah banyak
c. Membuka tutup strainer dengan kunci 27
d. Membersihkan sampah yang menempel, membersihkan filter dengan air
mengalir dan di gosok menggunakan sikat baja.
e. Setelah semua bersih tutup kembali strainer
f. Penormalan
Gambar. 3.23 Membersihkan filter stainer

Gambar 3.24 Strainer setelah dibersihkan

4. Pemeliharaan pompa drainase


a. Persiapan alat kerja dan K3
b. Pengecekan dan pengetesan pompa
c. Pembersihan dari kotoran terutama lumpur dan pasir

5. Pemeliharaan motor pintu KTH


a. Persiapan alat kerja dan K3
b. Mengecek motor penggerak pintu KTH dengan cara menghidupkan motor
penggerak selama 10 menit
c. Setelah selesai membersihkan area sekitar pintu KTH dengan sapu dan
majun
Gambar 3.25 Mengecek motor penggerak pintu KTH

6. Pemeliharaan pipa syphon


a. Persiapan alat kerja dan K3
b. Membuka valve syphon dengan cara diputar, jika sulit menggunakan kunci
pipa terlebih dahulu baru membuka valve syphon
c. Biarkan kotoran keluar selama kurang lebih 15 menit
d. Setelah itu tutup kembali valve syphon

Gambar 3.26 Valve Syphon dan Pembuangan Lumpur dari Pipa Syphon

7. Pengevetan turbin
a. Persiapan alat kerja dan K3
b. Pengevetan turbin dengan menggunakan pump grease
c. Grease di dalam pump dimasukkan ke dalam nepel dengan udara bertekanan
d. Masukkan saluran keluaran grease ke dalam nepel untuk pengisian grease

Gambar 3.27 Pump Grase Gambar 3.28 Pengevetan melalui guide vane

8. Pemeliharaan ruang panel


a. Persiapan alat kerja dan K3
b. Melakukan pengecekan AC pada ruang panel agar suhu tetap stabil

9. Pemeliharaan ruang kabel


a. Persiapan alat kerja dan K3
b. Membersihkan area sekitar ruang kabel,
c. Area ruang kabel tidak boleh ada air yang mengenang, jika terdapat air yang
mengenang harus dibersihkan agar tidak terjadi konsleting

Gambar 3.29 Ruang Kabel


10. Pemeliharaan crane
a. Persiapan alat kerja dan K3
b. Mengoperasikan crane selama kurang lebih 30 menit, dengan cara
menjalankan crane
c. Membersihkan kotoran-kotoran yang menempel di crane, dengan sapu dan
kain majun

Gambar 3.30 Pemeliharaan Crane


C. Pemeliharaan Tiga bulanan
Perawatan rutin yang dilakukan setiap 3 bulan sekali adalah sebagai berikut:
1. Pemeliharaan Trafo utama
a. Persiapan alat kerja dan K3
b. Lepas PMS 30Kv trafo utama (trafo kondisi off)
c. Pembebasan tegangan
d. Pasang tagging
e. Periksa kebocoran minyak pada bodi, sirip-sirip dan flends-flends trafo
f. Periksa silica gel, jika sudah berubah warna ganti dengan yang baru
g. Periksa level minyak pada tangki konservator
h. Lepas baut pengikat sisi sekunder
i. Ukur tahanan isolasi antar HV-Ground, LV-Ground, HV-LV
j. Periksa kekencangan baut-baut
k. Bersihkan isolator dengan sakapen
l. Penormalan dan lepas tagging
Gambar 3.31 Mengukur Tahanan Isolasi dan Pembersihan Isolator

2. Pemeliharaan Generator
a. Persiapan alat kerja dan K3
b. Mengukur tegangan generator dengan menggunakan magger
c. Membersihkan lamel dengan menggunakan amplas
d. Melepaskan carbon brush dan membersihkannya
e. Menyemprot daerah sekitar carbon brush dengan kompresor
f. Setelah selesai pasang kembali carbon brush

3. Pemeliharaan Slipring
a. Persiapan alat kerja dan K3
b. Mengukur tegangan pada slipring sebelum dilepas
c. Membuka baut-baut pada slipring
d. Membuka holder carbon brush dan membersihkannya dengan bensin
e. Membersihkan slipring dengan contac cleaner
f. Setelah bersih pasang kembali holder carbon brush pada slipring
g. Setelah terpasang ukur kembali tegangan setelah dibersihkan
Gambar 3.32 Slipring sebelum dibuka

Gambar 3.33 Holder Carbon Brush setelah Dibersihkan

4. Perawatan ruang radiator


a. Persiapan alat kerja dan K3
b. Membersihkan ruangan disekitar radiator dengan menyapu
c. Membersihkan bodi-bodi radiator
d. Membersihkan bushing generator dan cek kekencangan baut.
e. Cek kebocoran pada radiator, jka ada kebocoran maka segera di ganti.

5. Penggantian radiator unit 1


a. Persiapkan alat kerja dan K3
b. Membuka sisi sebelah kiri generator dengan crane
c. Membuka baut-baut yang tersambung pada radiator
d. Setelah terlepas keluarkan atau angkat radiator dari ruang radiator
menggunakan crane
e. Periksa kembali baut-baut dan mur pada radiator baru yang akan di pasang
f. Angkat radiator baru menggunakan crane untuk dimasukkan ke dalam
ruang radiator
g. Kaitkan radiator pada tempatnya dan kencangkan baut pada radiator.

Gambar 3.34 Penggantian Radiator Unit 1

D. Pemeliharaan Enam bulanan


Perawatan mesin yang dilakukan setiap 6 bulan sekali secara rutin.
1. Pemeliharaan trafo pemakaian sendiri
a. Persiapan alat kerja dan K3
b. Lepas PMS 30Kv trafo ps (trafo kondisi off)
c. Pembebasan tegangan
d. Pasang tagging
e. Periksa kebocoran minyak pada bodi, sirip-sirip dan flends-flends trafo
f. Periksa silica gel, jika sudah berubah warna ganti dengan yang baru
g. Periksa level minyak pada tangki konservator
h. Lepas baut pengikat sisi sekunder
i. Ukur tahanan isolasi antar HV-Ground, LV-Ground, HV-LV
j. Periksa kekencangan baut-baut
k. Bersihkan isolator dengan sakapen
l. Penormalan dan lepas tagging
Gambar 3.35 Pembersihan Isolator pada Trafo PS
BAB 4.
SISTEM PELUMASAN PADA PLTA TIMO

4.1 Pengertian Sitem Pelumasan

Sistem pelumasan adalah suatu sistem yang digunakan untuk mengurangi


gesekan, keausan dan panas dari bagian mesin yang bergerak relatif satu terhadap
lainnya. Pelumas adalah zat yang bila dimasukkan diantara permukaan-permukaan
yang bergerak, dan melumasi permukaan tersebut. Fungsi dari sistem pelumasan
adalah untuk mengurangi panas, panas yang ditimbulkan dari gesekan pada
bagian-bagian yang bergerak, selain itu juga sebagai pembentuk perapat yang
dimaksutkan sebagai pencegah kontaminasi dari luar peralatan, kemudian untuk
memperkecil kejutan atau disebut juga benturan beban yang terjadi akibat gerakan
dari kedua benda atau alat mesin yang sedang beroperasi.

4.2 Fungsi Sistem Pelumasan PLTA TIMO

Peralatan PLTA memerlukan sistem pelumasan untuk mengurangi gesekan


dan keausan. Gesekan adalah gaya yang menahan gerak gesek antara dua
permukaan yang berhubungan. Meskipun permukaan suatu benda sangat licin,
masih mempunyai tonjolan dan lekukan yang hanya dapat dilihat dengan
mikroskop. Jika bagian-bagian tersebut saling bersingungan satu sama lain. Hal
ini menyebabkan adanya suatu tahanan gerakan yang disebut gesekan (Friction).
Gesekan dapat menyebabkan keausan pada suatu komponen alat mesin. Pelumas
dapat mengurangi gesekan dan keausan dengan memisahkan antara kedua
permukaan, serta merubah gesekan padat menjadi gesekan cair. Sistem pelumasan
PLTA Timo disamping untuk mengurangi gesekan dan keausan juga berguna
Mengurangi panas. Gesekan pada bagian-bagian yang bergerak akan
menghasilkan panas, dimana panas yang berlebihan dapat merusak bagian-bagian
peralatan tersebut. Untuk menyerap panas minyak yang ditimbulkan dari
pergerakan bearing, minyak hangat yang keluar dari bantalan tersebut kemudian
didinginkan untuk dipompakan kembali, dengan cara ini akan melindungi
bantalan dari panas yang berlebihan (Overheating). Mengurangi korosi yang
mengakibatkan timbulnya lubang pada permukaan, dengan adanya lubang tersebut
membuat permukaan yang licin menjadi kasar sehingga memperbesar gesekan,
karat tersebut dapat ditimbulkan air, dan untuk mengatasinya dipergunakan
pelumas yang akan membuat suatu rintangan pengaman antara permukaan dan
bahan-bahan yang merusak tersebut.

Pelumas juga digunakan sebagai perapat untuk mencegah kontaminasi dari


luar peralatan. Seperti grease yang digunakan pada PLTA Timo untuk merapatkan
lubang pada nephel, supaya tidak kering dan mencegah terjadinya kebocoran air
melalui gettven.

Jenis Alat yang Dilumasi

Pada sistem pendingin Turbin Prancis PLTA Timo, beberapa alat yang dilumasi

adalah :

1. Bantalan Radial (Guide Bearings)


2. Bantalan Axial (Thrust Bearings)
3. Poros pada Turbin
Gambar 4.1 Bantalan Axial dan Radial tampak dari luar

Gambar 4.2 Bantalan Radial tampak dalam


Gambar 4.3 Bantalan Axial tampak dalam

Jenis pelumas pada PLTA TIMO ada 2 yaitu :

1. Pelumas minyak dengan alat dan bahan sebagai berikut :

a. Minyak

b. Tangki
c. Pompa

d. Pipa penyalur minyak

e. Preassure Indikator

f. Katub searah

Prosedur Pelumasan dengan Minyak sebagai berikut :

1.Bantalan Turbin axcial dan radial yang telah mengalami gesekan dengan poros

akan menimbulkan panas yang apabila di biarakan akan terjadi kerusakan pada

alat-alat mesin tersebut. Setelah minyak pelumas melakukan kerjanya yaitu

melumasi bantalan-bantal turbin tersebut akan di alirkan menuju tangki

pelumasan.
2. Pada tangki pelumasan minyak yang panas di tampung sementara untuk

melakukan proses selanjutnya.


3. Setelah minyak masuk dalam tangki pelumasan kemudian minyak dialirkan

menuju cooler dengan menggunakan pompa pelumas untuk melakukan

sirkulasi pendinginan menggunakan air.


4. Minyak yang masuk di dalam cooler akan mengalami pendingianan dengan

sirkulasi terus menerus.


5. Minyak dalam keadaan temperatur yang berkurang setelah mengalami proses

pendinginan kemudian akan dialirkan lagi untuk melumasi bantalan-bantalan

beserta poros yang ada pada sistem kerja turbin dengan katub searah sebagai

jalannya minyak tersebut menuju bearing.

2. Pelumas grease dengan alat dan bahan sebagai berikut :

a. Pump grease
b. Kompresor beserta selang

c. Greaser

Prosedur Pelumasan dengan Grease sebagai berikut :

1. Persiapan alat kerja dan K3


2. Pengevetan turbin dengan menggunakan pump grease
3. Grease di dalam pump dimasukkan ke dalam nepel dengan udara bertekanan
4. Masukkan saluran keluaran grease ke dalam nepel untuk pengisian grease

Gambar 4.4 Proses Pengevetan atau pemberian Grease

Prosedur Sistem Pelumasan PLTA Timo

Setiap sistem pelumasan di dalam unit pembangkit harus mempunyai suatu

prosedur pelumasan, prosedur sistem pelumasan tersebut akan menunjukan

temperatur dan tekanan kerja, jenis pelumas yang digunakan, berapa kali

sistem pelumasan tersebut membutuhkan pemeliharaan kondisi atau

penggantian. Pengoperasian sistem pelumasan harus mengikuti beberapa

tindakan pencegahan sebagai berikut :


1. Jika suplai minyak pada peralatan terhenti, peralatan tersebut harus segera

dihentikan. Aliran minyak harus dinormalkan kembali sebelum

menghidupkan peralatan. Tekanan keluar sistem pompa minyak dapat

memberikan suatu tanda peringatan terhadap adanya gangguan tersebut.

Jika tekanan keluar pompa terlihat naik, maka kemungkinan terhadap

hambatan atau penyumbatan di dalam pipa saluran. Setiap bearing, roda

gigi harus dicek aliran minyaknya dengan memeriksa kaca pengukur

(sight glasses).
2. Temperatur minyak harus dilihat dari dekat (dengan teliti) untuk

menjamin kerja secara memadai. Suatu penambahan temperatur dapat

berarti gangguan pada pendingin minyak, gesekan yang berlebihan pada

bearing, atau sirkulasi minyak tidak baik.


3. Setiap usaha/upaya harus dilakukan untuk menjamin agar air tetap keluar

dari sistem pelumasan. Jika sistem tersebut kedapatan ada air maka

minyak tersebut harus dimurnikan kembali.


4. Sifat-sifat minyak di dalam beberapa sisem pelumasan membutuhkan

pengetesan secara berskala. Sejumlah kecil minyak diambil dari sistem dan

diperiksa pada laboratorium kimia, jika minyak kedapatan sudah

kehilangan sifat-sifatnya, maka minyak tersebut harus diganti atau

dimurnikan kembali dengan memberikan bahan penambah (additives).

Sistem Pelumasan Turbin PLTA TIMO


Sirkulasi Aliran Pelumas Pada Bantalan-Bantalan Turbin

Bantalan-Bantalan Turbin

Tangki
Pompa Pelumas

Cooler
Katub Searah
Bantalan-bantalan Turbin
Perputaran turbin menimbulkan panas yang apabila dibiarkan akan

merusak bantalan turbin, karena itu diperlukan pelumasan. Minyak di dalam

tangki yang telah digunakan untuk melumasi bantalan-bantalan turbin

tersebut kemudian dipompakan oleh pompa pelumas menuju cooler dan

disirkulasikan kembali melalui katub searah sebagai jalannya minyak

pelumas yang sudah diturunkan temperaturnya untuk dialirkan kembali pada

bantalan-bantalan turbin. Berikut adalah sistem sirkulasi pelumasan pada

PLTA TIMO secara rinci :


1. Bantalan Turbin axcial dan radial yang telah mengalami gesekan dengan

poros akan menimbulkan panas yang apabila di biarakan akan terjadi

kerusakan pada alat-alat mesin tersebut. Setelah minyak pelumas

melakukan kerjanya yaitu melumasi bantalan-bantal turbin tersebut akan

di alirkan menuju tangki pelumasan.


2. Pada tangki pelumasan minyak yang panas di tampung sementara untuk

melakukan proses selanjutnya.


3. Setelah minyak masuk dalam tangki pelumasan kemudian minyak

dialirkan menuju cooler dengan menggunakan pompa pelumas untuk

melakukan sirkulasi pendinginan menggunakan air.


4. Minyak yang masuk di dalam cooler akan mengalami pendingianan

dengan sirkulasi terus menerus.


5. Minyak dalam keadaan temperatur yang berkurang setelah mengalami

proses pendinginan kemudian akan dialirkan lagi untuk melumasi

bantalan-bantalan beserta poros yang ada pada sistem kerja turbin dengan

katub searah sebagai jalannya minyak tersebut menuju bearing.

4.3 Minyak Pelumas


Dua jenis minyak pelumas adalah minyak mineral dan minyak

sintetis. Minyak pelumas mineral adalah jenis minyak yang paling banyak

digunakan di dalam unit-unit pembangkit. Pelumas sintetis adalah jenis

pelumas buatan manusia dengan mengkombinasi secara kimia

(menyatukan) campuran molekul di dalam minyak mineral untuk membuat

campuran baru dengan sifat-sifat pelumasan yang lebih baik. Untuk

menentukan Minyak yang sesuai dengan Turbin yang ada di PLTA TIMO

maka perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :


4.3.1 Sifat- Sifat Minyak
Sifat-sifat minyak merupakan karakteristik dari minyak yang

menggambarkan kemampuan pelumasannya. Banyak jenis minyak

pelumas digunakan pada unit-unit pembangkit, untuk menentukan jenis

minyak pelumas paling baik perlu adanya pengetahuan dari sifat-sifat


minyak itu sendiri diantaranya kekentalan, index kekentalan, titik lumer,

titik nyala, titik bakar dan kandungan asam.


1. Kekentalan (Viscosity)
Kekentalan adalah sifat terpenting dari minyak pelumas, yang

merupakan suatu ukuran yang menunjukan tahanan minyak terhadap

aliran. Minyak pelumas dengan viscosity yang tinggi adalah kental,

berat dan mengalir lamat. Ia mempunyai tahanan yang tinggi terhadap

geraknya sendiri serta lebih banyak gesekan di dalam dari molekul-

molekul minyak yang saling meluncur satu di atas yang lain. Jika

digunakan pada bagian-bagian mesin yang bergerak,minyak dengan

kekentalan tinggi kurang efisien karena tahanannya terhadap gerakan,

sedangkan keuntungan yang diperoleh adalah dihasilkannya lapisan

minyak yang tebal selama penggunaan dengan minyak pelumas yang

mempunyai kekentalan tinggi tercipta adanya suatu lapisan minyak

yang tebal atau adanya jarak pemisah yang lebih besar dari kedua

permukaan benda. Minyak tersebut dengan kekentalan rendah

mempunyai gesekan di dalam dan tahanan yang kecil terhadap aliran.

Suatu minyak dengan kekentalan rendah mengalir lebih tipis, minyak

ini dipergunakan pada bagian peralatan yang mempunyai kecepatan

tinggi dimana permukaannya perlu saling berdekatan, seperti pada

bantalan turbine.
2. Index Kekentalan (Viscosity Index)
Kekentalan minyak pelumas akan berubah sesuai dengan keadaan

temperatur dan tekanannya. Kekentalan akan berkurang jika temperatur

naik. Viscosity Index (VI) adalah suatu ukuran yang menyatakan


berapa banyak kekentalan akan bertambah jika minyak didinginkan

dari 210oF menjadi 100oF. Jumlah pertambahan kekentalan tersebut

dibandingkan dengan kekentalan dari dua jenis minyak yang telah

diketahui besarnya. Index kekentalan dinyatakan dari angka 0 sampai

100. Temperatur kerja suatu peralatan sangat menentukan dalam

pemilihan jenis minyak pelumas. Jika temperatur kerja minyak terlalu

tinggi, maka kekentalannya akan terlalu rendah untuk dapat

memberikan pelumas diperlukan.


3. Titik Lumer (Poor Point)
Titik lumer adalah suatu temperatur dimana minyak mulai mengalir.

Minyak pelumas yang digunakan di dalam suatu sistem pendinginan

atau dalam suhu dingin harus mempunyai titik lumer yang rendah.
4. Titik Nyala (Flash Point)
Titik nyala adalah suatu temperatur dimana percampuran uap minyak

dengan udara baru mulai terbakar tetapi tidak akan menyala.


5. Titik bakar (Fire Point)
Titik bakar adalah suatu temperatur dimana minyak akan menyala terus

paling sedikit 5 detik jika dibakar. Jenis minyak pelumas yang

digunakan untuk mengimbangi temperatur tinggi harus mempunyai

titik tuang dan titik bakar yang tinggi.

6. Kandungan Asam (Acid Content)


Penentuan kandungan asam yang terdapat pada minyakm merupakan

cara yang baik untuk mengetahui lama penggunaan minyak, dimana

jumlahnya dinyatakan dengan angka-angka netralisasi. Keasaman

minyak akan bertambah terjadinya penguraian terhadap sifat-sifat

minyak. Pengukuran terhadap jumlah asam dapat memberikan

informasi terhadap perlunya penggantian minyak peralatan.


4.4 Sistem Pelumasan Terbuka
Suatu sistem pelumasan terbuka memberi minyak pelumas baru

kepada permukaan yang bergerak, dan pelumas yang telah digunakan

dibuang. Sistem ini kadang-kadang disebut dengan dengan metode pelumasan

(All Loss).
4.4.1Pelumasan dengan Tangan
Pelumasan dengan tangan adalah sistem pelumasan terbuka yang

paling sederhana dan tertua. Pelumasan dengan tangan mempunyai

penggunaan yang terbatas pada unit pembangkit dan metode ini untuk

kebanyakan penggunaan telah diganti karena adanya hal-hal yang tidak

menguntungkan tersebut. Apabila digunakan sistem pelumasan tangan

pertama kali biasanya peralatan dilumasi berlebihan sehingga

menyebabkan kebocoran dan adanya pelumas terbuang, setelah beberapa

waktu peralatan tersebut mempunyai pelumas yang cukup. Pada periode

tersebut mungkin akan mengalami kekurangan pelumas dimana hal ini

akan menyebabkan kerusakan dan geseka yang sangat besar.


4.4.2Continous Lubricators

Beberapa peralatan digunakan pada unit-unit pembangkit untuk

mengurangi kebutuhan akan pelumasan dengan tangan. Peralatan tersebut

mensuplai sejumlah pelumas secara kontinyu pada bagian-bagian peralatan

yang bergerak, dan disebut sebagai continous lubrication. Continous

lubrication dapat digunakan untuk minyak dan grease.

BAB 5. PEMBAHASAN
5.1 Sistem Perawatan Pada PLTA Timo

Kegiatan perawatan (maintenance) ditujukan untuk meyakinkan bahwa aset


fisik yang dimiliki dapat terus berlanjut memenuhi apa yang diinginkan oleh
pengguna terhadap fungsi yang dijalankan oleh aset tersebut. Maintenance
merupakan salah satu cara efektif untuk meningkatkan keandalan suatu sistem,
kegiatan tersebut dapat bersifat terencana dan tidak terencana. Kegiatan
maintenance pada dasarnya terbagi menjadi dua katagori, yaitu peawatan rutin dan
perawatan periodik. Perawatan pencegahan (preventive maintenance), yaitu
pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau
cara perawatan yang direncanaka untuk pencegahan. Ruang lingkup pekerjaan
pencegahan termasuk: pemeriksaan, perbaikan kecil, pelumasan, pembersihan dan
penyetelan, shingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi akan terhindar
dari kerusakan. Pemilihan kegiatan maintenance tersebut didasari atas sifat dari
kerusakan pada peralatan, apakan bersifat terprediksi atau tidak terprediksi. Selain
itu, pemilihan tersebut juga didasari atas biaya yang harus dikeluarkan untuk
kegiatan maintenance tersebut.
Maintenance seringkali dihubungkan sebagai akar dari suatu keandalan
(reliability). Hal ini dikarenakan seringkali masalah keandalan datangnya dari
bagian maintenance. Oleh karena itu, perlu adanya strategi maintenance yang baik
untuk meningkatkan keandalan (reliability) dari suatu alat/mesin dalam sistem
produksi. Alat/mesin juga akan mengalami penurunan tingkat keandalan apabila
digunakan secara terus menerus. Keandalan merupakan peluang suatu unit atau
sistem berfungsi normal jika digunakan menurut kondisi operasi tertentu untuk
periode waktu tertentu. Meskipun demikian, tingkat keandalan dapat dijaga dan
masa pakai mesin dapat diperpanjang dengan melakukan penjadwalan perawatan
mesin dengan baik dan teratur. Pemeliharaan merupukan aktivitas menjaga sistem
peralatan dan mesin selalu tetap konsisten dalam proses produksi. Secara umum,
masalah pemeliharaan sering terabaikan sehingga kegiatan pemeliharaan tidak
teratur, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kegiatan produksi. Dengan
demikian, kegiatan pemeliharaan harus dilakukan secara tepat dan konsisten.
Sistem Pelumasan pada PLTA Timo merupakan sistem yang digunakan
untuk pendingin dari dalam di PLTA Timo ini setiap dua minggu sekali dilakukan
perawatan dengan melakukan pengevetan turbin dengan menggunakan pump
grease, untuk melumasi bearing pada turbin .

5.2 Pengertian Sistem Pelumasan

Sistem pelumasan adalah sistem untuk melumasi alat agar tidak terjadi
keausan serta mengurangi gesekan dari dua buah benda yang bergerak. Pada saat
turbin bekerja beberapa alat akan bersinggungan secara langsung sehingga
menimbulkan gaya gesek dan panas. Gaya gesek akan menimbulkan keausan dan
suhu yang tinggi mengakibatkan alat tidak bekerja secara optimal. Jika dibiarkan
alat akan overheating dan umur pakai akan menjadi lebih singkat. Jika
dibandingkan dengan alat yang diberi sistem pelumasan. Maka dari itu system
pelumasan sangat dibutuhkan.

5.3 Fungsi Sistem Pelumasan Turbin Francis PLTA TIMO

Peralatan PLTA membutuhkan sistem pelumasan karena putaran yang


dihasilkan turbin cukup tinggi ±750 rpm sehingga menimbulkan gaya gesek dan
keausan. Alat-alat yang bersinggungan langsung dengan poros akan terkena
dampak dari gaya gesek yaitu keausan. Keausan adalah kondisi dimana suatu
benda sedikit demi sedikit berkurang dimensinya karena gaya gesek. Tanda tanda
keausan adalah munculnya goresan dan lubang-Iubang kecil di permukaan yang
bersinggungan langsung. Sistem pelumasan berguna untuk mengurangi koefisien
gesek bantalan dan poros sehingga mengurangi gesekan dan keausan. Lubang-
lubang kecil yang ditimbulkan karena keausan akan bereaksi dengan asam,
alkaline dan air yang berasal dari udara lingkungan sehingga mengakibatkan
timbulnya korosi. Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi
redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang
menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Datam bahasa sehari-
hari, korosi disebut perkaratan. Korosi akan mengurangi umur bantalan sehingga
bantalan tidak bekerja optimal. Minyak pelumas akan melindungi bantalan dan
poros dari kontaminasi hal hal yang dapat menghasilkan karat. Gaya gesek adalah
gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah kecenderungan benda bergerak.
Gaya gesek muncul apabila dua buah benda bersentuhan. Datam hal ini dua buah
benda yang bersentuhan adalah bantalan dan poros. Gaya gesek yang ditimbul kan
antara bantalan dan poros akan mengakibatkan bantalan akan cepat panas. Sistem
pelumasan berfungsi melindungi bantalan dari kondisi panas yang berlebihan
(overheating). Fungsi sistem pelumasan lainya adalah melindungi hantalan dan
poros dari kontaminasi benda asing yang dapat mengurangi optimalisasi sistem.

Datam pengoperasian sistem PLTA Timo hampir semua peralatan


operasional adalah benda yang bergerak dan bersentuhan. Benda yang bergerak
dan bersentuhan menimbulkan gaya gesek yang besar. MAka diperlukan sistem
pelumasan agar mengurangi keausan, mencegah korosi, melindungi poros dari
kontaminasi benda asing dan mengurangi gesekan. Sistem pelumasan adalah salah
satu faktor yang penting dalam sistem PLTA Timo.

5.4 Jenis Alat yang Dilumasi

Pada sistem pelumasan Turbin Francis PLTA TIMO beberapa alat yang dilumasan
adalah :

1. Bantalan Luncur (Guide Bearing) digunakan untuk menerima gaya radial dari
poros.

2. Bantalan Tekan (Thtrust Bearing) digunakan untuk menerima gaya aksial dari
poros.

Bantalan dalam sistem ini mempunyai 3 set bantalan yaitu bantalan


turbin,bantalan generator dan bantalan sisi exciter. Setiap bantalan pemasanganya
mendatar sesuai dengan arah poros.

5.5 Sistem Pelumasan Turbin Francis PLTA Timo


Sistem pelumasan di PLTA Timo yaitu proses pelumasan tertutup. Dimulai
ketika sistem start up pertama pada kondisi blackout (kondisi blackout adalah
keadaam dimana hilangnya seluruh sumber tenaga pada suatu sistem tenaga
listrik) pompa motor DC akan bekerja memompa minyak pelumas dari reservoir
ke bantalan bantalan. Pompa motor DC akas mati otomatis ketika pompa motor
AC bekerja (kondisi ketika sistem sudah menghasilkan daya). Terdapat dua pompa
motor AC didalam sistem instalasi pelumasan. Dua pompa tersebut memiliki
fungsi masing masing. Pompa motor AC pertama disebut pompa utama karena
pompa bekeda pada saat kondisi pompa DC berhenti beroperasi. Sistem
pembangkit sudah menghasilkan daya dan secara otomatis pompa motor AC
utama bekerja mengalirkan pelumas. Sedangkan pompa kedua disebut pompa
cadangan yaitu bekerja ketika pompa utama mengalami gangguan. Proses dimulai
ketika pompa motor AC utama memompa minyak pelumas dari reservoir atau
tangki penampung ke bantalan melalui pipa instalasi. Kemudian minyak pelumas
ditampung sementara di bracket. Bracket adalah tempat penampungan sementara
minyak pelumas sebelum mengalir kembali ke tangki penampung. Bracket terletak
di bawah bantalan. Ring minyak terletak melingkar di bantalan sehingga ketika
poros berputar karena gaya sentrifugal yang ditimbulkan ketika air menumbuk
sudu sudu maka ring minyak ikut berputar. Ring mempunyai ukuran diameter
lebih besar dari poros maka ketika ring berputar saat bersamaan sisi ring tercelup
kedalam bracket. Dalam kondisi berputar ring minyak yang sudah tercelup
didalam bracket akan berotasi melumasi bantalan. Minyak pelumas yang
tertampung di bracket disalurkan kembali melalui pipa instalasi ke tangki
penampung. Minyak pelumas yang diterima setelah melumasi bantalan dalam
keadaan temperatur tinggi sehingga perlu diturunkan suhunya.
Gambar 5.1 Ilustrasi system pelumas ring

Gambar 5.2 Pipping Flow Diagram Sistem pelumasan

Proses pendinginan minyak pelumas dimulai ketika minyak pelumas yang


telah selesai melumasi kembali ke tangki penampung melalui pipa
instalasi.Dalam keadaan temperatur tinggi minyak pelumas dipompa oleh pompa
motor AC mengalir ke cooler. Terdapat dua buah cooler yang bekerja bersamaan
untuk mendinginkan minyak pelumas. Didalam cooler minyak pelumas
didinginkan dengan cara perpindahan panas. Cooler mempunyai dua saluran
yaitu saluran minyak pelumas dan saluran air pendingin. Saluran minyak adalah
saluran minyak pelumas dari tangki penampungan setelah melumasi bantalan
kemudian dipompa menuju ke cooler. Saluran air pendingin yaitu saluran air
yang mengalir dan penstock kemudian melewati proses penyaringan didalam
strainer. Hasil penyaringan kemudian mengalir ke cooler. Konstruksi saluran air
berupa pipa kecil yang saling berhubungan. Minyak pelumas mengalir di
sekeliling saluran air pendingin tersebut. Minyak pelumas mengalir melalui sela
sela air pendingin sehingga terjadi pertukaran panas antara minyak pelumas dan
air. Air pendingin akan dibuang ke saluran pembuangan setelah selesai
mendinginkan minyak pelumas. proses pelumasan ini termasuk siklus tertutup
karena minyak pelumas akan melalui sistem pelumasan tersebut berulang
kembali untuk melumasi bantalan-bantalan. proses ini akan berhenti ketika
mesin mengalami kondisi trip (kondisi mesin non aktif karena sistem mengalami
gangguan) atau sedang dilakukan inspection (kondisi mesin sedang dilakukan
overhaul, biasanya dilakukan 1 tahun sekali)

5.5.1 COOLER

Cooler adalah media pendingin di sistem pelumasan. Cooler mendinginkan


minyak pelumas dengan cara minyak masuk melalui tube inlet di bagian bawah
sehingga minyak pelumas memenuhi ruang cooler, kemudian disaat bersamaan
air dari penstock menuju ke strainer untuk dilakukan penyaringan agar tidak ada
material asing yang dapat menganggu sistem. Hasil penyaringan dari strainer
berupa air akan mengalir menuju ke cooler. Air akan mengalir melalui pipa shell
inlet. Cooler kemudian masuk kedalam pipa pipa kecil yang saling berhubungan
ditengah cooler sedangkan minyak di sekeliling pipa pipa air. Terjadi prinsip
perpindahan panas antara minyak dan air didalam cooler. Setelah didinginkan
minyak dipompa kembali oleh pompa motor AC untuk melumasi bantalan.
Gambar 5.3 Ilustrasi cooler
Gambar 5.4 Cooler

5.5.2 Tangki (Reservoir)

Tangki (Reservoir) adalah tempat penampungan minyak pelumas. Minyak


pelumas setelah bersirkulasi melumasi bantalan akan mengalir menuju ke tangki
karena gaya gravitasi. Kondisi ketika minyak pelumas yang telah melumasi
bantalan minyak pelumas akan tertampung didalam bracket sampai dilevel
tertentu minyak pelumas akan mengalir kembali ke tangki. Minyak pelumas
yang bertemperatur tinggi (±50 ° C) akan dipompa menuju ke cooler untuk
didinginkan. Cooler mendinginkan minyak pelumas agar temperatumya sesuai
untuk melumasl bantalan (140 ° C). Tangki penampung minyak pelumas ini
terbuat dari baja dan berkapasitas kurang lebih 400 liter.

Gambar 5.5 Tangki Penampung

5.5.3 Minyak Pelumas

Untuk melumasi bantalan-bantalan jenis dan spesifikasi minyak pelumas


yang sesuai diperlukan agar sistem pelumasan bekeda dengan optimal. Berikut
ini adalah spesifikasi minyak pelumas untuk melumasi bantalan bantalan yang
ada di sistem PLTA Timo.

Merk : PERTAMINA

Jenis : HyMaulic oil

Volume : 209 liters

Karakteri stik : Turalik 52

Suhu minyak max : 50 ° C

Flash point : 236 ° C


Pour Point :-12 ° C

Indeks viskositas :100

ISO Viscosity Grade :68

Kinematic Viscosity 40 ° C, cst : 68, 23

Tabel 5.1 Spesifikasi Minyak Pelumas

5.5.6 Bantalan (bearing)

Bantalan adalah suatu elemen mesin yang menumpu poros terbeban


sehingga putaran berlangsung secara halus, aman dan berumur panjang. Bearing
digunakan untuk menahan / menyangga komponen-komponen yang bergerak.
Bearing biasanya dipakai untuk menyangga perputaran pada shaft, dimana terjadi
sangat banyak gesekan. Fungsi bearing:

 Mengurangi gesekan, panas dan aus.


 Menahan beban shaft dan machine.
 Menahan radial load dan thrust load.
 Menjaga toleransi kekencangan.
 Mempermudah pergantian dan mengurangi biaya operasional
Bearing harus terbuat dari bahan yang kokoh untuk menahan beban poros
yang terhubung dengan komponen mesin lainya sehingga dapat berputar dan
bekerja dengan optimal. Jenis-jenis bantalan turbin:

1. Bantalan Axial berfungsi untuk menahan poros turbin agar tetap pada
kedudukan yang netral. Besarnya kecepatan air pada waktu 1. Bantalan Axial
berfungsi untuk menahan poros turbin agar tetap pada pembuangan akan
mengakibatkan poros turbin akan tertarik keluar. Semakin banyak air yang
dibuang maka semakin besar pula gaya menarik poros turbin keluar tersebut
ditahan oleh bantalan axial, dengan demikian poros turbin tetap pada
kedudukan normal.

2. Bantalan Radial berfungsi untuk menahan gaya berat poros turbin. Dalam
keadaan poros turbin pada bantalan akan mengambang sehingga bantalan radial
tidak begitu berat menahan beratnya poros dari pada turbin.
Gambar 5.7 Bantalan axial dan radial

5.5 PERAWATAN SISTEM PELUMASAN

Kegiatan perawatan (maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara atau


menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau
Penyesuaian penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan produksi
yang efektif (Sofyan, 1987:88). Beberapa faktor yang dapat mengakibatkan
kerusakan pada mesin yang dioperasikan untuk menjalankan proses produksi
perusahaan antara lain umur pemakaian mesin, cara pengoperasian dan lain-lain.
Oleh karena itu perlu perhatian khusus untuk memaksimalkan hasil atau
produktifitas dengan cara melakukan perawatan dan perbaikan pada mesin.

Pentingya perawatan pada sebuah perusahaan memang tidak dapat


dipungkiri lagi sebab sangat berpengaruh terhadap kapasitas produksi dan
keuntungan perusahaan. Jadwal yang tepat diperlukan untuk pelaksanaan
perawatan, baik ditinjau dari segi probabilitas kerusakan yang terjadi maupun
ditinjau dari segi umur pemakaian agar dapat menentukan biaya perawatan yang
ekonomis dan umur mesin lebih lama.

5.5.1 Tujuan Perawatan

Agar peralatan yang di pelihara:

 Mempunyai umur (Masa guna) lebih panjang.


 Mempunyai keandalan yang tinggi.
 Mempunyai daya mampu yang tinggi.
 Mempunyai efisiensi yang tinggi.
 Selalu menunjukkan performance yang optimal.
 Mampu beroperasi dalam jangka waktu yang panjang.
Tabel 5.2 Perawatan Sistem Pelumasan

5.5.2 PERAWATAN COOLER


Cooler merupakan komponen dari sistem pelumasan yang perlu
diperhatikan kondisi setiap bagiannya seperti saluran pipa air (shell), saluran
minyak pelumas (tube), gasket cooler, kepala cooler dan lain lain. Untuk tipe tipe
pembersihan cooler ada beberapa macam dilihat dari tingkat kesulitan dan
masalah yang dialami cooler. Namun pembersihan cooler heat exchanger di
PLTA Timo masih menggunakan metode konvesional. Metode pembersihan
cooler konvesional dimulai dengan tahap pembersihan kepala cooler dengan air
bertekanan. sebelum dilakukan pembersihan katup-katup baik dari strainer
maupun minyak pelumas cooler satu di tutup sehingga minyak pelumas dan air
pendingin tidak dapat mengalir ke cooler satu. Pendinginan system dibebankan
kepada cooler dua sehingga system pendingin pelumasan masih dapat
beroperasi.
Kepala cooler yang sudah dilepas dari cooler kemudian dibersihkan dengan air
bertekanan. Air bertekanan berasal dari aliran air dari penstock yang disalurkan
selang untuk membersihkan kepala cooler.

Gambar 5.8 Pembersihan kepala cooler

Pembersihan shell dan tube cooler masih menggunakan metode pembersihan


konvensional yaitu menggunakan air bertekanan yang berasal dari penstock yang
dialirkan kedalam shell dan tube. Untuk pembersihan sampah yang ikut mengalir
kedalam cooler dengan menggunakan sebuah bilah bambu yang diameterya
hampir sama dengan pipa didalam cooler. Cara kerja pembersihan sampah cooler
dengan bilah bambu adalah bilah bambu yang diametemya hampir sama dengan
pipa cooler dimasukan kemudian dikeluarkan dengan tempo waktu yang singkat
satu persatu kedalam pipa cooler. Proses tersebut diulangi sampai sampah
didalam cooler keluar.
Gambar 5.9 Pembersihan cooler dengan air bertekanan

Gambar 5.10 Pembersihan cooler dengan bambu


Pembersihan cooler rutin dilakukan 1 bulan sekali. Kegiatan ini dilakukan untuk
pencegahan probabilitas kerusakan agar dapat bekerja secara optimal dan umur
pemakaian menjadi lebih panjang.

5.5.3 PERAWATAN TANGKI DAN MINYAK PELUMAS


Perawatan tangki di PLTA timo dilakukan ketika Amnual Inspection dan
General impection. Perawatan tangki dilakukan dengan pembersihan dinding
tangki dari minyak pelumas yang menempel dengan cara seorang petugas
membersihkan sisi datam tangki dengan kain majun yang diikatkan ke sebilah
bambu untuk menjangkau lebih dalam sisi tangki. Pembersihan tangki dilakukan
setelah minyak pelumas dipompa keluar dari tangki. Pompa yang digunakan
menguras minyak pelumas dari tangki berjenis pompa sentrifugal.

Gambar 5.11 Pembersihan tangki


Gambar 5.12 Pengurasan tangki

Perawatan minyak pelumas dimulai ketika minyak pelumas dikuras dari tangki
kemudian minyak pelumas ditampung kedalam drum berkapasitas 209 liter.
Minyak pelumas akan difilter dari kandungan air dan kotoran. Alasan utama
kenapa minyak pelumas harus difilter adalah kandungan air dan kotoran yang
terkandung datam minyak pelumas mengakibatkan kondisi basa dan sifat sabun
dari minyak meningkat, viskositas menurun, memicu munculnya korosi dan
menyebabkan keausan meningkat. Pemfilteran minyak pelumas dengan metode
centrifugal separation. Centrifugal separation adalah proses pemisahan minyak
dengan cara gaya sentrifugal sehingga minyak akan terpisah dari air karena
massa tenis sedangkan kotoran dikeluarkan melalui saluran pembuangan.
Minyak pelumas setelah melewati proses pemfilteran akan disimpan digudan.
Prinsip kerja centrifugal separation adalah memisahkan minyak dari air, lumpur
dan kotoran lainnya dengan gaya sentrifugal berdasarkan berat jenisnya sehingga
partikel yang mempunyai berat jenis yang lebih besar akan berada jauh
meninggalkan porosnya, sedangkan partikel yang mempunyai berat jenis lebih
kecil akan selalu berada mendekati porosnya :
a) Lumpur-lumpur dapat dipisahkan dengan mudah dan dibuang dengan cara di
Blow-Up.
b) Gerakan pembuangan lumpur dilakukan datam suatu waktu yang singkat dengan
pembersihan yang tinggi.
c) proses pembersihan jauh lebih efisien dan ekonomis

Minyak pelumas setelah melewati proses pemfilteran akan disimpan digudang.

Gambar 5.13 Filter oli

BAB 6. PENUTUP

6.1 Kesimpulan
a) PLTA Timo merupakan salah satu pembangkit dengan biaya operasional
yang termasuk rendah, karena pembangkit ini memanfaatkan sistem air
buangan yang telah dipakai PLTA Jelok. Daya yang dihasilkan PLTA Timo
yaitu 3 x 4MW.
b) Sistem pelumasan PLTA Timo menggunakan sistem kombinasi cincin dan
tekan. Sistem kombinasi cincin dan tekan ini membutuhkan beberapa
instrument penting yaitu pompa,cooler dan bantalan sebagai instrument
yang dilumasi.
c) Perawatan sistem pelumasan PLTA Timo meliputi perawatan harian,
bulanan dan tahunan.
 Untuk sistem pelumasan perawatan harian yaitu perawatan kebersihan
komponen dari debu.
 Perawatan Bulanan untuk sistem pelumasan yaitu pembersihan cooler
dan pengecekan level minyak pelumas
 Perawatan Tahunan untuk sistem pelumasan yaitu Annual Inspection
(8000 jam operasi) dan General inspection (20.000 jam operasi).

6.2 Saran

Demi kelancaran dan kemajuan PT. Indonesia Power UP Mrica yang dalam hal
ini PLTA Timo, maka saya mempunyai beberapa saran diantaranya:

1) Mengingat komponen Sistem Pelumasan di PLTA Timo memiliki umur


pemakaian yang relative lama dan pengoperasian yang terus umur menerus,
disarankan pemeriksaan rutin dilakukan secara teliti dan dibuatkan jadwal
pemeriksaan agar dapat mencegah terjadinya kerusakan setiap komponen.
2) Sebaiknya PLTA Timo mengadakan sebuah perpustakaan yang mencakup
pengetahuan tentang segala sistem pengoperasian agar dapat menambah
pengetahuan bagi karyawan.

SISTEM PELUMASAN TURBIN PADA SUB UNIT PLTA TIMO


PT . INDONESIA POWER UNIT BISNIS PEMBANGKITAN MRICA
PRAKTEK KERJA LAPANG
Oleh
Vivia Lugista Sari
B42130430

PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI TERBARUKAN


JURUSAN TEKNIK
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2017

Anda mungkin juga menyukai