APRIANTO Pku 14
APRIANTO Pku 14
TECHNOPRENEURSHIP
Oleh:
Aprianto (14030194041)
Technopreneur berasal dari gabungan dua kata, yaitu technolgy dan entrepreneur.
Techonology berarti sesuatu yang dapat memudahkan pekerjaan manusia, sedangkan
entrepreneur berarti kemampuan untuk bekerja sendiri. Secara luas, technopreneur sendiri
berarti menciptakan sesuatu yang dapat membantu kehidupan manusia untuk mendapatkan
penghasilan.
Dalam buku Cash Flow Quadrant karya Robert Kiyosaki menyebutkan bahwa ada 4
karakter di dunia ini dalam hal mendapatkan penghasilan, yaitu employee, self-employee,
business owner, dan investor. Dan hal yang paling menakjubkan adalah technopreneur adalah
satu kategori baru yang keluar dari 4 karakter tersebut. Artinya dunia technopreneur adalah
suatu dunia baru, dimana masih sangat terbuka dengan luas kesempatan-kesempatan untuk
mendapatkan penghasilan yang besar.
Teknologi komunikasi dan informasi atau teknologi telematika (information and
communication technology–ICT) telah diakui dunia sebagai salah satu sarana dan prasarana
utama untuk mengatasi masalah-masalah dunia. Teknologi telematika dikenal sebagai
konvergensi dari teknologi komunikasi (communication), pengolahan (computing) dan
informasi (information) yang diseminasikan mempergunakan sarana multimedia.
Technopreneurship adalah sebuah inkubator bisnis berbasis teknologi, yang memiliki
wawasan untuk menumbuh-kembangkan jiwa kewirausahaan di kalangan generasi muda,
khususnya mahasiswa sebagai peserta didik dan merupakan salah satu strategi terobosan baru
untuk mensiasati masalah pengangguran intelektual yang semakin meningkat ( +/- 45 Juta
orang). Dengan menjadi seorang usahawan terdidik, generasi muda, khususnya mahasiswa
akan berperan sebagai salah satu motor penggerak perekonomian melalui penciptaan
lapangan-lapangan kerja baru. Semoga dengan munculnya generasi technopreneurship dapat
memberikan solusi atas permasalahan jumlah pengangguran intelektual yang ada saat ini.
Selain itu juga bisa menjadi arena untuk meningkatkan kualitas SDM dalam penguasaan
IPTEK, sehingga kita bisa mempersiapkan tenaga handal ditengah kompetisi global.
Disisi lain bahwa kurikulum Pendidikan yang berbasis Technopreneurship yang
diberikan di perguruan tinggi memiliki tujuan sebagai berikut :
1. Memberikan kontribusi kongkret dalam mensiasati masalah pengangguran intelektual
di Indonesia.
2. Mengembangkan spirit kewirausahaan di dunia perguruan tinggi.
3. Meminimalisir gap antara pemahaman teori dan realita praktek dalam pengelolaan
bisnis.
Manfaat bagi mahasiswa dalam proses implementasi Technopreneurship Based
Curicullum adalah sebagai berikut :
1. Memperoleh pencerahan mengenai alternatif profesi sebagai wirausaha selain sebagai
ekonom, manajer atau akuntan atau profesi lainnya.
2. Memiliki skill-based yang memadai dalam bidang Teknologi Informasi.
3. Mendapatkan pengetahuan dasar dalam bentuk teori maupun praktek magang dalam
mengelola suatu bisnis.
4. Memperoleh akses untuk membangun networking dunia bisnis.
Tujuan Khusus
Memberikan pelayanan dan solusi bagi sebuah perusahaan yang mengalami
kesulitan dalam mengelola data base perusahaan mereka.
2.5 Potensi Bisnis
Peluang bisnis ini cukup menjanjikan karena belum banyaknya orang yang menyediakan
jasa dalam pengolahan data base mereka.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjadi seorang technopreneurship adalah
Dana, L.P. 2007. “Asian Models of Entrepreneurship from Indian Union and the Kingdom of
Nepal to the Japanese Archipelago: Context, Policy, and Practice”. New Jersey: World
Scientific Publishing Co.
Darmanto, Mala. 2013. “Kewirausahaan”.
http://ono.suparno.staff.ipb.ac.id/articles/technopreneurship-2/. Diakses tanggal 17
Oktober 2017