Anda di halaman 1dari 6

Apa PHBS itu?

PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau
keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat.

Apa Tujuan PHBS?

Meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemauan masyarakat untuk hidup bersih dan
sehat

PHBS dalam rumah tangga

PHBS di rumah tangga adalah upaya untuk memperdayakan anggota rumah tangga agar tahu,
mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mencapai rumah
tangga Ber-PHBS. Rumah tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS
di rumah tangga yaitu :

1. persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan


2. memberi bayi ASI ekslusif
3. menimbang balita setiap bulan
4. menggunakan air bersih
5. mencuci tangan dengan air brsih dan sabun
6. menggunakan jamban sehat
7. memberantas jentik di rumah sekali seminggu
8. makan buah dan sayur setiap hari
9. melakukan aktifitas fisik setiap hari
10. tidak merokok di dalam rumah.

Apa Manfaat PHBS ?

Bagi Rumah Tangga :

1. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.


2. Anak tumbuh sehat dan cerdas.
3. Anggota keluarga giat bekerja.
4. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga,
pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.

Bagi Masyarakat:

1. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.


2. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah –masalah kesehatan.
3. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
4. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat
(UKBM) seperti Posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban, ambulans desa dan
lain-lain.

Peran leader dalam mewujudkan rumah tangga yang ber-PHBS

1. Melakukan pendataan rumah tangga yang ada di wilayahnya dengan menggunakan


Kartu PHBS atau Pencatatan PHBS di Rumah Tangga pada buku kader.
2. Melakukan pendekatan kepada kepala desa/lurah dan tokoh masyarakat untuk
memperolah dukungan dalam pembinaan PHBS di Rumah Tangga.
3. Sosialisasi PHBS di Rumah Tangga ke seluruh rumah tangga yang ada di
desa/kelurahan melalui kelompok damawisma.
4. Memberdayakan keluarga untuk melaksanakan PHBS melalui penyuluhan
perorangan, penyuluhan kelompok, penyuluhan massa dan pergerakan masyarakat.
5. Mengembangkan kegiatan-kegiatan yang mendukung terwujudnya Rumah Tangga
Ber-PHBS.
6. Memantau kemajuan pencapaian Rumah Tangga Ber-PHBS di wilayahnya setiap
tahun melalui pencatatan PHBS di Rumah Tangga.

Penyakit Yang Bisa Muncul Akibat Tidak Ber-PHBS

1. Demam Berdarah (DBD)

Berdasarkan catatan Dinkes Sleman, pada Januari 2015 terjadi 54 kasus DBD. Jumlahnya
meningkat menjadi 161 kasus hingga Februari ini. Dari jumlah kasus yang ditangani, terdapat
satu penderita meninggal dunia pada Januari lalu (Sumber: Republika.co.id).

2. Infeksi Menular Seksual (IMS)

Berdasarkan data Bisnis.com, pada 2013 silam, penyakit IMS sempat terdata signifikan di
wilayah Cangkringan. Saat itu dari data beberapa bulan, terdapat 75 warga yang
mengeluhkan sakit pada alat kelamin kemudian memeriksakan diri, 40% hingga 50% di
antaranya positif IMS. Dari 75 itu pula sebanyak 30 positif warga positif terinfeksi Gonore
(GO) atau kencing nanah yang kerap dikenal dengan sebutan raja singa. Detailnya, dari 30
tersebut lima penderita di antaranya pria dan 25 lagi ibu rumah tangga yang terinfeksi GO
(Sumber: Harianjogja.com)

3. Leptospirosis (Penyakit Tikus)

Leptospirosis bisa menular melalui air yang tercemar kotoran atau air seni tikus yang
terinfeksi bakteri. Bakteri tersebut bisa masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil atau selaput
lendir di tubuh. Maka dari itu masyarakat perlu waspada terhadap genangan air. Sementara
kejadian leptospirosis awal bulan November sebanyak enam kasus. Sejauh ini penyakit
tersebut tidak mengakibatkan korban meninggal. Sedangkan tahun lalu terdapat 12 kasus
leptospirosis. Akibatnya sebanyak empat orang meninggal. “Tapi setelah diverifikasi
kembali, ternyata yang meninggal akibat leptospirosis hanya dua orang,” kata Kepala
Pemberantasan Penyakit Dinkes Sleman, Hindarti Wilujeng (Sumber: Republika.co.id).

4. Serta Penyakit lainnya.

Anda mungkin juga menyukai