KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmatnya, taufik
dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya berharap
makala ini dapat berguna bagi para pembaca dan juga semoga makala ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan .
Terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi untuk
penyelesaian makala ini meskipun sangat jauh dari kesempurnaan.
Saya akui bahwa makala ini masih sangat banyak kekurangan didalamnya
karna pengetahuan dan pengalaman saya yang masih sangat minim. Oleh karna itu
saya harapkan kepada pembaca agar terus memberikan saran yang bersifat
membangun.
Kiti Kartika
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
A. Sejarah Perumusan Pancasila dan Tokoh yang Terlibat...........................................3
B. Pengertian Pancasila sebagai Dasar Negara...............................................................7
C. Pengesahan Pancasila sebagai Dasar Negara.............................................................8
D. Fungsi Pokok Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara......................9
BAB III....................................................................................................................................13
PENUTUP...............................................................................................................................13
A. Simpulan......................................................................................................................13
B. Saran.............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat
Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta
membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di
dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dari makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana sejarah perumusan Pancasila?
2. Siapakah tokoh-tokoh yang terlibat dalam perumusan Pancasila?
3. Apakah pengertian Pancasila sebagai dasar negara?
4. Bagaimana proses pengesahan pancasila sebagai dasar negara?
5. Apakah fungsi pokok pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara
1
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah adalah:
1. Mengetahui sejarah perumusan Pancasila.
2. Mengetahui tokoh-tokoh yang terlibat dalam perumusan Pancasila.
3. Mengetahui pengertian Pancasila sebagai dasar negara.
4. Mengetahui proses pengesahan pancasila sebagai dasar negara.
5. Mengetahui fungsi pokok pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
negara.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pembentukan BPUPKI
Jepang meyakinkan bangsa Indonesia tentang kemerdekaan yang dijanjikan
dengan membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI). Badan itu dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi
Cosakai. Jenderal Kumakichi Harada, Komandan Pasukan Jepang untuk Jawa pada
tanggal 1 Maret 1945 mengumumkan pembentukan BPUPKI. Pada tanggal 28
April 1945 diumumkan pengangkatan anggota BPUPKI. Upacara peresmiannya
dilaksanakan di Gedung Cuo Sangi In di Pejambon Jakarta (sekarang Gedung
Departemen Luar Negeri). Ketua BPUPKI ditunjuk Jepang adalah dr. Rajiman
Wedyodiningrat, wakilnya adalah Icibangase (Jepang), dan sebagai sekretarisnya
adalah R.P. Soeroso. Jumlah anggota BPUPKI adalah 63 orang yang mewakili
hampir seluruh wilayah Indonesia ditambah 7 orang tanpa hak suara.
6
Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan Jepang. Untuk
menindaklanjuti hasil kerja BPUPKI, Jepang membentuk Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Lembaga tersebut dalam bahasa Jepang disebut
Dokuritsu Junbi Iinkai. PPKI beranggotakan 21 orang yang mewakili seluruh
lapisan masyarakat Indonesia. Mereka terdiri atas 12 orang wakil dari Jawa, 3
orang wakil dari Sumatera, 2 orang wakil dari Sulawesi, dan seorang wakil dari
Sunda Kecil, Maluku serta penduduk Cina. Ketua PPKI pada tanggal 18 Agustus
1945, menambah anggota PPKI enam orang lagi sehingga semua anggota PPKI
berjumlah 27 orang.
PPKI dipimpin oleh Ir. Sukarno, wakilnya Drs. Moh. Hatta, dan
penasihatnya Ahmad Subarjo. Adapun anggotanya adalah Mr. Supomo, dr. Rajiman
Wedyodiningrat, R.P. Suroso, Sutardjo, K.H. Abdul Wachid Hasyim, Ki Bagus
Hadikusumo, Oto Iskandardinata, Suryohamijoyo, Abdul Kadir, Puruboyo, Yap
Tjwan Bing, Latuharhary, Dr. Amir, Abdul Abbas, Teuku Moh. Hasan, Hamdani,
Sam Ratulangi, Andi Pangeran, I Gusti Ktut Pudja, Wiranatakusumah, Ki Hajar
Dewantara, Kasman Singodimejo, Sayuti Melik, dan Iwa Kusumasumantri.
7
Jadi, semua warga negara, penyelenggara Negara tanpa terkecuali, dan
segala macam peraturan perundang-undangan yang ada harus bersumber dan sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila. Itulah sebabnya seluruh isi UUD 1945 dan berbagai
peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara RI seluruhnya bersumber
atau merupakan penjabaran dari sila-sila Pancasila. Bahkan pembangunan nasional
yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan penjabaran
dari nilai-nilai Pancasila Dengan demikian, jelaslah bahwa kedudukan Pancasila
adalah sebagai Dasar Negara Indonesia, yang mempunyai fungsi pokok sebagai
ideologi Negara atau sebagai pokok kaidah Negara yang fundamental.
Pada akhir Perang Dunia II, Jepang mulai banyak mengalami kekalahan di
mana-mana dari Sekutu. Banyak wilayah yang telah diduduki Jepang kini jatuh ke
tangan Sekutu. Jepang merasa pasukannya sudah tidak dapat mengimbangi
serangan Sekutu. Untuk itu, Jepang menjanjikan kemerdekaan kepada bangsa
Indonesia agar tidak melawan dan bersedia membantunya melawan Sekutu.
8
tokoh PPKI berjiwa besar dan memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Mereka juga
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan
golongan. Adapun tujuan diadakan pembahasan sendiri tidak pada forum sidang
agar permasalahan cepat selesai. Dengan disetujuinya perubahan itu maka segera
saja sidang pertama PPKI dibuka. Pada itu juga bangsa Indonesia mulai
menetapkan dasar negara Indonesia dengan semangat para tokoh PPKI dan para
tokoh lainnya.
Rumusan akhir yang ditetapkan tanggal 18 Agustus 1945 dalam sidang
PPKI adalah sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia.
Rumusan inilah kemudian dijadikan dasar negara hingga sekarang bahkan
hingga akhir perjalanan bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia bertekad bahwa
Pancasila sebagai dasar negara tidak dapat diubah oleh siapapun, termasuk oleh
MPR hasil pemilu. Jika mangubah dasar negara Pancasila berarti membubarkan
negara hasil proklamasi (tap MPRS No. XX/MPRS/1966). Setelah rumusan
Pancasila diterima sebagai dasar Negara secara resmi beberapa dokumen
penetapannya ialah:
a) Rumusan Pertama : Piagam Jakarta (Jakarta Charter)- tanggal 22 Juni 1945.
b) Rumusan Kedua : Pembukaan Undang-Undang Dasar – tanggal 18 Agustus
1945.
c) Rumusan Ketiga : Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat-
tanggal 27 Desember 1949.
d) Rumusan Keempat : Mukaddimah Undang-Undang Dasar Sementara-tanggal
15 Agustus 1950.
e) Rumusan Kelima : rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan Pertama
(merujuk Dekrit Presiden 5 Juli 1959).
9
menempati norma hukum tertinggi dalam Negara ideologi Indonesia.
Pancasila adalah cita hukum ( staatside ) baik hukum tertulis dan tidak
tertulis ( konvensi ).
2) Sebagai sumber dari segala sumber hukum, Pancasila merupakan kaidah
Negara yang fundamental artinya kedudukannya paling tinggi, oleh karena
itu Pancasila juga sebagai landasan ideal penyususnan arturan – aturan di
Indonesia. Oleh karena itu semua peraturan perundangan baik yang dipusat
maupun daerah tidak menyimpang dari nilai Pancasila atau harus bersumber
dari nilai -nilai Pancasila.
3) Sebagai Pandangan Hidup, yaitu nilai Pancasila merupakan pedoman dan
pegangan dalam pembangunan bangsa dan Negara agar tetap berdiri kokoh
dan mengetahui arah dalam memecahkan masalah ideologi, politik,
ekonomi, soaial dan budaya serta pertahanan dan keamanan.
4) Sebagai iiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, nilai pancasila itu
mencerminkan kepribadian bangsa sebab nilai dasarnya kristalisasi nilai
budaya bangsa Indonesia asli, bukan diambil dari bangsa lain.
5) Sebagai Perjanjian luhur bangsa Indonesia, pancasila lahir dari hasil
musyawarah para pendiri bangsa dan negara ( founding fathers) sebagi para
wakil bangsa, Pancasila yang dihasilkan itu dapat dipertanggungjawabkan
secara moral, sisio kulturil. Moral dalam arti tidak bertentangan dengan
nilai agama yang berlaku di Indonesia, sosio kultural berarti cerminan dari
nilai budaya bangsa Indonesia, karena itu Pancasila merangkul segenap
lapisan masyarakat Indonesia yang majemuk ini.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Pancasila sebagai dasar Negara
merupakan norma dasar dalam kehidupan bernegara yang menjadi sumber dasar,
landasan norma, serta memberi fungsi konstitutif dan regulative bagi penyusunan
hukum –hokum Negara.
12
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
Dari uraian-uraian di atas penulis dapat menyarankan :
1. Pancasila sebagai Dasar Negara, sebagai ideologi Negara, serta
pandangan hidup bangsa, memiliki nilai-nilai luhur yang merupakan
penjelmaan dari seluruh jiwa manusia Indonesia. Maka dari itu kita harus
menjunjung tinggi dan mengamalkan sila-sila dari Pancasila tersebut
dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab.
2. Bagi generasi muda harus bisa menjaga nama pancasila dan harus bisa
memaknai apa itu pancasila dan mengamalkan kepada orang-orang
Indonesia.
3. Bagi pendidik agar senantiasa pelajaran Pancasila selalu diajarkan
disekolahnya, demi kebaikan peserta didiknya dan juga demi kelestarian
nilai-nila luhur Pancasila itu.
4. Pancasila yang memiliki nilai-nilai luhur, agar diamalkan oleh setiap
warga Negara Indonesia, penyelenggara Negara, serta lembaga
kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan baik di pusat maupun di daerah
demi kelestarianya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Darmodiharjo, Dardji Dkk. 1981. Santiaji Pancasila. Surabaya : Usaha Nasional.
Kaelan. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma.
Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. 1993. Sejarah Nasional
Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
15