Anda di halaman 1dari 1

Rasulullah Ingatkan Kita Soal Maghbun

Red: Achmad Syalaby


Oleh Fajar Kurnianto

REPUBLIKA.CO.ID, Suatu ketika Rasulullah SAW berpesan kepada Ibnu Abbas tentang dua
kenikmatan yang sering membuat manusia lupa, lalai, dan tertipu. Beliau, sebagaimana dalam hadis
yang diriwayatkan Imam Bukhari, mengistilahkan orang-orang seperti itu sebagai maghbun, yaitu
mereka yang sering melupakan atau meremehkan kondisi sehat dan kesempatan (waktu luang).

Sabda Rasulullah SAW, ''Kondisi sehat dan kesempatan luang adalah dua nikmat yang Allah SWT
berikan kepada manusia, namun sering mereka lupakan.'' Dari hadis ini, ada dua pesan yang Nabi
SAW sampaikan. Pertama, manusia hendaknya selalu menyikapi segala keadaan yang mereka alami
sebagai nikmat dari Allah SWT. Karena itu, mereka mesti menyadari bahwa ada sesuatu yang harus
dilakukan sebagai wujud rasa terima kasih kita kepada pemberi nikmat itu.

Ketika sehat, kita sebetulnya ditegur untuk selalu ingat bahwa kesehatan adalah nikmat luar biasa.
Dengan demikian, kita akan selalu menggunakan kesehatan yang kita miliki untuk makin
meningkatkan ketaatan kepada-Nya.

Kedua, manusia hendaknya selalu mengoptimalkan kesempatan yang ada untuk melakukan hal-hal
yang positif bagi dirinya dan orang lain. Karena, kebanyakan manusia terlalu sibuk dengan urusan-
urusan duniawi hingga melupakan hal-hal yang berkaitan dengan akhirat. Seakan tidak ada waktu
untuk beribadah kepada Allah SWT, yang ada adalah waktu untuk memperoleh materi duniawi.

Hal demikian sangat Rasulullah khawatirkan. Kesehatan dan kesempatan adalah dua hal utama yang
sering membuat manusia melupakan Allah SWT. Inilah yang disinyalir oleh ulama besar Ibnu al-Jauzi,
''Terkadang manusia itu sehat, tapi tidak memiliki kesempatan luang karena kesibukannya dengan
urusan dunia. Ada juga yang memiliki kesempatan luang, namun tidak sehat. Ketika dua hal ini ada
pada diri manusia, ternyata membuat mereka malas untuk taat kepada Allah, maka inilah orang-orang
yang maghbun.''

Ketika mengomentari istilah maghbun ini, ulama Ibnu Baththal mengatakan, ''Maksud hadis yang Nabi
SAW sampaikan ini adalah bahwa seseorang yang mensyukuri kesehatan dan kesempatan yang Allah
SWT berikan, dengan melakukan apa yang Allah SWT perintahkan dan menjauhi segala hal yang
dilarang-Nya, maka ia tidak termasuk golongan orang-orang yang magh bun.''

Kita tentunya tidak ingin termasuk dalam golongan orang-orang yang Rasulullah SAW sebut sebagai
orang-orang yang maghbun. Yaitu, orang-orang yang sama sekali tidak memahami hakikat kesehatan
yang dimilikinya, sehingga tidak mensyukurinya. Juga orang-orang yang tidak dapat memanfaatkan
waktu luangnya untuk semakin menambah kataatan kepada Allah SWT.

Manusia yang cerdas akan memahami itu semua sebagai sebuah kenikmatan yang menyadarkannya.
Kenikmatan yang disyukuri dalam bentuk amalan nyata lahir dan batin, akan mengantarkan manusia
menjadi orang-orang yang beruntung di dunia dan akhirat. Kesehatan dan kesempatan luang yang
dimiliki justru akan dipahami sebagai sebuah kesempatan emas untuk meningkatkan nilai-nilai amal di
hadapan Allah SWT. Wallahu a'lam.

Anda mungkin juga menyukai