Anda di halaman 1dari 7

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No.

4 NOVEMBER 2015 ISSN 2302 - 2493

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI


SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP
RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO
PERIODE JULI 2013 - JUNI 2014

Fahijratin N.K.Mantu1), Lily Ranti Goenawi1), Widdhi Bodhi1)


1)
Program studi farmasi FMIPA UNSRAT Manado

ABSTRACT

The inappropriately utilization of antibiotics may increase the side effects and the toxicity of
antibiotics, wasted cost, and failure to achieve the clinical profit. The research aims to evaluate
the utilization of antibiotics to the urinary tract infection patients in the inpatient installation of
RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. This research is a descriptive study with retrospective
data aggregration based on medical records. The research has done to 47 medical records of
urinary tract infection patients who fulfill the inclusion criteria. The results showed the most
widely used antibiotics as the urinary tract infection therapy are ciprofloxacin (55,3%),
ceftriaxone (40,4%), and cefixime (4,3%). The accuracy of the dose compatible to the evaluation
are (89,4%) appropriate dose, and (27,7%) adequate periode of time.

Keywords : Evaluation, Antibiotics, Urinary Tract Infection.

ABSTRAK

Penggunaan antibiotika secara tidak tepat dapat menimbulkan terjadinya peningkatan efek
samping dan toksisitas antibiotika, pemborosan biaya dan tidak tercapainya manfaat klinik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien penderita infeksi
saluran kemih di Instalasi Rawat Inap RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Penelitian ini
berupa penelitian deskriptif dengan pengumpulan data secara retrospektif yang didasarkan pada
catatan medis. Penelitian dilakukan terhadap 47 catatan medis penderita infeksi saluran kemih
yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan antibiotik yang
paling banyak digunakan untuk pengobatan infeksi saluran kemih ialah Ciprofloxacin (55,3%),
Ceftriaxone (40,4%) dan Cefixime (4,3%). Ketepatan dosis sesuai sesuai evaluasi yakni (89,4%)
tepat dosis dan (27,7%) sesuai lama pemberian.

Kata Kunci : Evaluasi, Antibiotik, Infeksi Saluran Kemih.

196
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN METODE PENELITIAN

Penyakit infeksi di Indonesia masih Waktu dan Tempat Penelitian


termasuk dalam sepuluh penyakit terbanyak. Penelitian ini dilakukan pada bulan
Peresepan antibiotik di Indonesia yang November 2014 sampai Maret 2015, di
cukup tinggi dan kurang bijak akan bagian rekam medik RSUP. Prof. Dr. R. D.
meningkatkan kejadian resistensi. Dampak Kandou, Manado.
resistensi terhadap antibiotik adalah
meningkatnya morbiditas, mortalitas dan Jenis Penelitian
biaya kesehatan. Khusus untuk kawasan Penelitian ini merupakan jenis penelitian
Asia Tenggara, penggunaan antibiotik survei deskriptif, dengan pengambilan data
sangat tinggi bahkan lebih dari 80% di dilakukan secara retrospektif, dengan
banyak provinsi di Indonesia (Anonim, mencatat data rekam medik pada pasien
2011). penderita Infeksi Saluran Kemih yang
pernah menjalani perawatan di RSUP. Prof.
Infeksi Saluran Kemih merupakan
Dr. R. D. Kandou Manado selama periode
infeksi akibat berkembang biaknya
Juli 2013 - Juni 2014.
mikroorganisme di dalam saluran kemih,
yang dalam keadaan normal air kemih tidak
Populasi Penelitian
mengandung bakteri, virus atau
Populasi dalam penelitian ini ialah semua
mikroorganisme lain. Sekitar 150 juta
catatan rekam medik pasien Infeksi Saluran
penduduk di seluruh dunia tiap tahunnya
Kemih yang dirawat inap dan mendapat
terdiagnosis menderita infeksi saluran
pengobatan di RSUP. Prof. Dr. R. D.
kemih. Prevalensinya sangat bervariasi
Kandou Manado periode Juli 2013 - Juni
berdasarkan umur dan jenis kelamin, dimana
2014 dan pengambilan sampel.
infeksi saluran kemih lebih sering terjadi
pada wanita dibandingkan dengan pria
Pengambilan Data
karena perbedaan anatomis antara keduanya
Pengambilan data dilakukan di bagian
(Rajabnia dkk, 2012). Total penderitaInfeksi
rekam medik RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou
Saluran Kemih di Kota Manado pada tahun
Manado. Pengumpulan data dimulai dari
2013-2014 sebanyak 773 penderita (Dinkes
penelusuran data dari laporan unit rekam
Kota, 2015).
medik untuk pasien dengan diagnosis
Penggunaan antibiotik secara tidak
Infeksi Saluran Kemih yang dirawat inap
tepat dapat menimbulkan terjadinya
pada periode Juli 2013 - Juni 2014.
peningkatan efek samping dan toksisitas
antibiotika, pemborosan biaya dan tidak
Variabel Penelitian
tercapainya manfaat klinik yang optimal
Variabel penelitian ini adalah semua yang
dalam pencegahan maupun pengobatan
berhubungan dengan objek
penyakit infeksi, serta resistensi bakteri
Pengamatan penelitian. Dimana Variabel
terhadap obat (Anonim, 2011).
penelitian meliputi :

197
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN 2302 - 2493

a. Jenis Kelamin yakni The Infectious Diseases Society of


b. Umur America (IDSA) Guidelines : Urinary Tract
c. Terapi Antibiotik Infections in Adults, dan Antimicrobal
d. Ketepatan Dosis Stewardship and Urinary Tract Infections.
e. Lama Pemberian Obat
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Data Data Karakteristik
Data penelitian diperoleh dari berkas catatan Jenis Kelamin
rekam medik penggunaan antibiotika pada Penelitian terkait karakteristik jenis
penderita Infeksi Saluran Kemih yang kelamin penderita Infeksi Saluran Kemih
dirawat inap di RSUP. Prof. Dr. R. D. dilakukan pada 47 pasien dewasa penderita
Kandou Manado yang dikumpulkan secara Infeksi Saluran Kemih yang di rawat inap di
retrospektif dan dianalisis secara deskriptif. RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou periode Juli
Adapun standar pengobatan yang digunakan 2013 - Juni 2014. Hasil yang di peroleh
sebagai pembanding dalam penelitin ini dapat dilihat dalam tabel 1
berikut.

Tabel 1. Karakteristik jenis kelamin penderita Infeksi Saluran Kemih di instalasi rawat inap
RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou periode Juli 2013 - Juni 2014.

Jenis Kelamin Jumlah Pasien Presentase (%)


Laki-laki 10 21.3
Perempuan 37 78.7
Total 47 100

Pada Tabel 1 diketahui terdapat 10 mikroorganisme dari luar lebih mudah


(21,3%) penderita berjenis kelamin laki-laki mencapai kandung kemih yang letaknya
sedangkan penderita berjenis kelamin dekat dengan daerah perianal (Sukandar,
perempuan sebanyak 37 (78,7%). Hasil 2009).
penelitian sebelumnya di palu menunjukan
hasil yang hampir sama yaitu 27,5% Umur
penderita berjenis kelamin laki-laki dan Penelitian mengenai kriteria umur
72,5% penderita berjenis kelamin penderita Infeksi Saluran Kemih yang di
perempuan dari total 57 penderita (Febrianto rawat inap di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou
dkk, 2013). periode Juli 2013 - Juni 2014 di bagi dalam
Pasien perempuan lebih rentan 5 kelompok umur, yaitu kelompok umur 18-
menderita penyakit Infeksi Saluran Kemih 25 tahun, kelompok umur 26-35 tahun,
dibandingkan dengan pasien laki-laki. kelompok umur 36-45 tahun, kelompok
Penyebabnya adalah karena uretra umur 46-55 tahun dan kelompok umur 56-
perempuan lebih pendek sehingga

198
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN 2302 - 2493

59 tahun. Hasil yang di peroleh dapat dilihat dalam tabel 2 berikut.


Tabel 2. Karakteristik umur penderita Infeksi Saluran Kemih di instalasi rawat inap di RSUP
Prof. Dr. R. D. Kandou periode Juli 2013 - Juni 2014 (Depkes RI, 2009).
Umur Jumlah Pasien Prsentase (%)
18-25 6 12.8
26-35 10 21.3
36-45 10 21.3
46-55 18 38.3
56- 59 3 6.4
Total 47 100

Pada penelitan ini penderita Infeksi Data Pengobatan


Saluran Kemih yang berusia 46 sampai 55 Terapi Antibiotik
tahun lebih banyak terjadi pada wanita usia Penelitian mengenai terapi antibiotik
postmenopause, hal ini disebabkan karena penderita Infeksi Saluran Kemih yang di
produksi hormon estrogen menurun yang rawat inap di RSUP. Prof.Dr. R. D. Kandou
mengakibatkan PH pada cairan vagina naik Manado periode Juli 2013 - Juni 2014. Hasil
sehingga menyebabkan meningkatnya yang diperoleh dapat dilihat dalam tabel 3
perekembangan mikroorganisme pada berikut.
vagina (Anonim, 2012).

Tabel 3. Terapi antibiotik yang diberikan pada penderita Infeksi Saluran


Kemih yang di rawat inap di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou periode Juli 2013 - Juni
2014.
Terapi Antibiotik Jumlah Pasien Presentase (%)
Ciprofloxacin 26 55.3
Ceftriaxone 19 40.4
Cefixime 2 4.3
Total 47 100

Berdasarkan data mengenai terapi Betalaktam yaitu Ceftriaxone dengan


antibiotik yang diberikan pada penderita presentase 40,4% dan pemberian antibiotik
Infeksi Saluran Kemih di Instalasi Rawat terendah, yakni pada antibiotik golongan
Inap RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Sefalosforin yaitu Cefixime dengan
periode Juli 2013 - Juni 2014 diketahui presentase 4,3%.
bahwa penggunaan antibiotik Ciprofloxacin Pada penelitian ini untuk
yang termasuk dalam golongan Kuinolon penggunaan antibiotik yang diberikan pada
memiliki presentase tertinggi, yakni 55,3 %, pasien Infeksi Saluran Kemih yang di
diikuti dengan antibiotik golongan instalasi rawat inap RSUP. Prof. Dr. R. D.

199
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN 2302 - 2493

Kandou Manado periode Juli 2013 – Juni Pseudomonas, juga aktif terhadap kuman
2014 sudah sesuai dengan standar gram -positif. Sebagian besar kuman
pengobatan yang dilihat dari Pedoman anaerob tidak sensitif terhadap antibiotik ini.
Pengobatan Infeksi Saluran Kemih pada Ciprofloxacin terutama digunakan untuk
Pasien Dewasa. Untuk pengobatan Infeksi Infeksi Saluran Cerna (termasuk tifus
Saluran Kemih tanpa komplikasi atau abdominalis), Infeksi Saluran Nafas, dan
Infeksi Saluran Kemih ringan diberikan Infeksi Saluran Kemih (BPOM, 2008).
antibiotik Ciprofloxacin 250 mg selama 3
hari, dan untuk Infeksi Saluran Kemih Ketepatan Dosis
komplikasi atau Infeksi Saluran Kemih berat Ketepatan dosis pemberian antibiotik
diberikan pengobatan antibiotik pada penderita Infeksi Saluran Kemih yang
Ciprofloxacin dengan dosis 500 mg selama dirawat inap di RSUP. Prof. Dr. R. D.
7 hari. Kandou Manado periode Juli 2013 - Juni
Antibiotik Ciprofloxacin aktif 2014 dapat dilihat pada tabel berikut 4
terhadap bakteri gram negatif termasuk berikut.
Salmonella, Shigella, Neiseria, dan

Tabel 4. Ketepatan dosis pemberian antibiotik dari penderita Infeksi Saluran Kemih yang
dirawat inap di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Juli 2013 - Juni 2014.

Ketepatan Dosis Jumlah Pasien Presentase (%)

Tepat Dosis 42 89.4

Tidak Tepat Dosis 6 12.8

Total 47 100

Hasil yang didapat pada tabel 4 yang tersisa dalam tubuh, namun jika dosis
ketepatan dosis yang diberikan pada pasien lebih akan mengakibatkan resiko efek
Infeksi Saluran Kemih yaitu hasil tepat dosis samping yang tidak diinginkan pada pasien
sebesar 89,4% sedangkan yang tidak tepat (Mycek dkk, 2001).
dosis sebesar 10,6%. Dosis yang sesuai Evaluasi penggunaan antibiotik
adalah dosis yang dapat mencapai KHM terhadap variabel ketepatan dosis dilakukan
(Konsentrasi Hambat Minimum) dalam dengan membandingkan jumlah dosis yang
darah atau cairan tubuh. Pemberian dosis diberikan kepada pasien dengan beberapa
yang kurang akan mengakibatkan tidak standar terapi yang digunakan sebagai acuan
berefeknya antibiotik karena tidak dapat perhitungan dosis. Standar terapi yang
mencapai KHM (Konsentrasi Hambat digunakan yakni The Infectious Diseases
Minimum) dalam cairan tubuh, kurangnya Society of America (IDSA) Guidelines :
dosis dapat mengakibatkan resistensi bakteri Urinary Tract Infections in Adults, dan

200
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN 2302 - 2493

Antimicrobal Stewardship and Urinary (Konsentrasi Hambat Minimum) bakteri


Tract Infections. Keberhasilan pengobatan (Mutschler, 1999).
antibiotik didasarkan pada 2 pola yaitu time
dependent killing akan membunuh bakteri Lama Pemberian Obat
saat kadar antibiotik didarah dipertahankan Lama pemberian obat pada Infeksi
cukup lama di atas KHM (Konsentrasi Saluran Kemih yang dirawat inap di RSUP.
Hambat Minimum) bakteri, dan Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Juli
concentration dependent killing akan 2013 - Juni 2014 dapat dilihat pada tabel
membunuh bakteri jika konsentrasi berikut 5 berikut.
antibiotik telah berada di atas KHM

Tabel 5. Lama pemberian Obat pada penderita Infeksi Saluran Kemih yang dirawat inap di
RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Juli 2013 - Juni 2014.
Lama Pemberian Jumlah Pasien Presentase (%)
Sesuai lama
pemberian 13 27.7
Tidak Sesuai lama
pemberian 34 72.3
Total 47 100

Dari hasil yang didapat pada tabel 5 Kemih berat (Anonim, 2011). Durasi
yakni lama pemberian obat pada penderita pemberian antibiotik sangat penting
Infeksi Saluran Kemih yang menjalani rawat dikarenakan jika suatu antibiotik tidak
inap di RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou bekerja sesuai dengan lama penggunaannya
Manado periode Juli 2013 - Juni 2014 yaitu akan mengakibatkan toleransi pada
lama pemberian obat yang sesuai dengan mikroorganisme yang belum tuntas
durasi pemberiannya sebanyak 13 pasien dimusnahkan sehingga menjadi bakteri
dengan presentase 27,7% sedangkan lama resisten (Mycek, 2001). Ciprofloxacin
pemberian obat yang tidak sesuai dengan dipilih sebagai terapi utama pada Infeksi
durasi pemberiannya sebanyak 34 pasien Saluran Kemih, lama penggunaannya
dengan presentase 72,3%. didasarkan pada tingkat keparahan penyakit
Lama pemberian antibiotik untuk Infeksi Saluran Kemih. Infeksi Saluran
penderita Infeksi Saluran Kemih di RSUP. Kemih tanpa komplikasi diberikan selama 3
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada hari, dan infeksi saluran kemih dengan
umumnya diberikan 5 sampai 8 hari. Data komplikasi diberikan selama 7 hari (Gupta
tentang terapi antibiotik pada Infeksi dkk, 2011).
Saluran Kemih menunjukkan bahwa lama
pemberian antibiotik selama 3 hari sudah Kesimpulan
cukup untuk Infeksi Saluran Kemih ringan Berdasarkan penelitian yang telah
dan 7 sampai 14 hari untuk Infeksi Saluran dilakukan terhadap 47 pasien penderita

201
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN 2302 - 2493

Infeksi Saluran Kemih di Instalasi Rawat Gupta, K., Hooton, T.M., Nuber, K., Wult,
Inap RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado B., Colgan, R., Miller, R., Moran, G.,
selama periode Juli 2013 - Juni 2014, dapat Nicolle, L., Raz,
R., Schaeffer, A.J., Soper, D. 2011.
disimpulkan bahwa penggunaan antibiotik
International Clinical Practice
yang paling banyak digunakan untuk Guidelines for the Treatment of
pengobatan Infeksi Saluran Kemih ialah Acute Uncomplicated Cystitis and
antibiotik Ciprofloxacin (55,3%), Pyelonephritis in Women: A 2010
ceftriaxone (40,4%) dan cefixime (4,3%). Update by the Infectious Diseases
Penggunaan antibiotik berdasarkan variabel Society of America and the European
ketepatan dosis yakni (89,4%) tepat dosis Society for Microbiology and
Infectious Diseases. IDSA :
dan (27,7%) sesuai lama pemberian.
Guidelines.
Mutschler E., 1999. Dinamika Obat,
DAFTAR PUSTAKA Farmakologi Dan Toksikologi,
Anonim, 2011. Pedoman Umum Institut Teknologi Bandung,
Penggunaan Antibiotik. Bandung.
Kementrian Kesehatan Republik Mycek J. M., Harvey R.A., Champe P.C.,
Indonesia, Jakarta. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar,
Anonim, 2012. Infeksi Saluran Kemih. Widya Madika,
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Jakarta. Sukandar E., 2009. Infeksi Saluran Kemih
BPOM, 2008. Informasi Obat Nasional Pasien Dewasa, dalam : Sudoyo
Indonesia. Badan Pengawas Obat dan AW., Setiyohadi B., Alwi I., dkk.,
Makanan, Jakarta. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dinas Kota Manado, 2015. Angka Kejadian Dalam Jilid II, Edisi V, Pusat
Infeksi Saluran Kemih di Kota Penerbitan Departemen Ilmu
Manado. Dinkes Kota Manado Penyakit Dalam Fakultas
2013-2014. Kedokteran Universitas Indonesia,
Febrianto, A.W., Mukaddas, A., Faustine, I. Jakarta.
2013. Rasionalitas penggunaan
antibiotik, Infeksi saluran kemih.
Farmasi : Untad.

202

Anda mungkin juga menyukai