Anda di halaman 1dari 6

Priscilla Sari Dianauli Lumban Tobing

102016252/D2

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

Email : priscilla.2016fk252@civitas.ukrida.ac.id

ABSTRAK

Pemberian susu sangat penting untuk pertumbuhan dan kesehatan bayi. Namun ada bayi yang
terkena lactose intolerance karena diberi susu formula sapi. Intoleransi laktosa terjadi pada saat
bayi kekurangan enzim yang diperlukan untuk mencerna gula susu yaitu laktosa. Laktosa
merupakan disakarida yang terdiri dari molekul glukosa yang berikatan dengan molekul
galaktosa. Laktosa adalah gula yang ada di dalam susu. Enzim laktase berperan penting dalam
hidrolisis laktosa. Penderita lactose intolerance tidak mampu mencerna dan menyerap laktosa
sehingga dapat menimbulkan asam dan sejumlah gas di dalam usus besar yang dapat
menyebabkan diare. Kekurangan enzim ini menyebabkan laktosa tidak tercerna dan
terakumulasi dalam usus besar. Enzim sendiri berhubungan dengan protein. Enzim yang
mengkatalis kebanyakan reaksi kimiawi dalam sel, terbuat dari rantai-rantai protein. Protein
merupakan komponen penting pada makhluk hidup dan berperan penting dalam aktivitas sel.
Kata kunci: intolerance lactose, laktosa, enzim laktase, protein

ABSTRACT

The provision of milk is essential for growth and health baby. But there are infected baby
lactose intolerance because fed milk formula cows. Lactose intolerance occurred at the baby
lack of the enzyme needed to digest milk sugar namely lactose. Lactose is of disaccharides
consisting of glucose molecule bonded to a galactose molecule. Lactose s sugar that is in the
milk. An enzyme lactase play an important role in the hydrolysis of lactose. Patients lactose
intolerance not capable of digest and absorb lactose so that could cause acid and a number of
gas in the bowel that can cause diarrhea. Lack of an enzyme this caused lactose undigested and
is accumulated in the colon. An enzyme have relation with protein. An enzyme that catalyzes

1
most of chemical action in the cell, made of chains protein.Protein are essential components in
living things and play an important role in cell activities.

Key words: intolerance lactose, lactose, enzyme lactase, protein

PENDAHULUAN

Pada bayi yang baru lahir ada hal utama yang harus diperhatikan yaitu bagaimana upaya dan
metode terbaik dalam memberi makan bayi. Pemberian makanan dilakukan secara bertahap
disesuaikan dengan tahapan usianya mulailah dengan Air Susu Ibu (ASI) yang merupakan
asupan utama yang ideal. Namun ada juga ibu yang memberikan bayinya asupan berupa susu
formula. Pemberian susu formula ditujukan kepada bayi yang tidak mendapatkan ASI karena
suatu hal atau hanya sebagai tambahan asupan saja. Susu formula merupakan susu yang
diformulasikan dari bahan-bahan yang hampir mirip dengan ASI. Fungsinya dapat sebagai susu
pendamping atau pengganti ASI. Namun walaupun susu formula juga penting tetapi ada bayi
yang tidak dapat mencerna atau menolak susu formula tersebut. Hal ini dinamakan intolerance
lactase (intoleransi laktosa). Intoleransi laktosa terjadi pada saat bayi kekurangan enzim yang
diperlukan untuk mencerna gula susu yaitu laktosa. Intoleransi laktosa jarang terjadi pada bayi
dan gejala-gejalanya dapat diamati sejak dini karena bayi sejak lahir mengalami masalah
mencerna susu dan akan mengalami masalah dalam berat badan. Enzim laktase berperan
penting dalam hidrolisis laktosa. Enzim merupakan protein spesifik yang dapat dimanfaatkan
kembali karena enzim akan selalu muncul kemabli dalam keadaan utuh setelah substrat diubah
menjadi produk.1,2

PEMBAHASAN

Disakarida

Disakarida adalah karbohidrat yang terdiri atas dua monosakarida. Ikatan pada disakarida
disebut ikatan glikosida.3

Maltosa merupakan suatu disakarida yang dibentuk melalui penyatuan dua molekul glukosa.
Maltosa juga dikenal sebagai gula malto yang merupakan bahan pembuatan bir.

Laktosa merupakan disakarida yang terdiri dari molekul glukosa yang berikatan dengan
molekul galaktosa. Laktosa adalah gula yang ada di dalam susu.

2
Disakarida yang paling banyak terdapat di alam adalah sukrosa. Sukrosa adalah gula yang biasa
kita konsumsi sehari-hari dan dapat disebut gula tebu. Sukrosa merupakan disakarida yang
terdiri dari molekul glukosa yang berikatan dengan molekul fruktosa.4

Laktosa

Laktosa adalah karbohidrat sederhana yang biasanya terdapat di dalam air susu ibu atau sapi
dan juga sering disebut gula susu (milk sugar). Air susu ibu mengandung lebih banyak laktosa
daripada air susu sapi.5,6

Laktosa dapat bereaksi dengan Fehling, Tollens atau Benedict. Hasil hidrolisis laktosa dengan
menggunakan enzim laktase adalah glukosa dan galaktosa.3

Laktosa dapat meningkatkan penyerapan kalsium yang begitu penting bagi pertumbuhan
tulang. Laktosa tidak hanya membantu pertumbuhan otak dan tulang tetapi juga usus dan
pencernaan bayi membutuhkan gula alamiah. Laktisa membantu meningkatkan pertumbuhan
bakteri usus yang berguna seperti Lactobacilus bifidus.7

Lactose Intolerance

Lactose Intolerance yang biasa dikenal sebagai alergi susu sapi merupakan suatu keadaan
dimana saluran pencernaan tidak mampu memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
Keadaan ini disebabkan karena kekurangan enzim laktase didalam tubuh sehingga laktosa tidak
dapat dipecah.8

Penderita lactose intolerance tidak mampu mencerna dan menyerap laktosa sehingga dapat
menimbulkan asam dan sejumlah gas di dalam usus besar yang dapat menyebabkan diare,
kembung dan sakit perut. Laktosa yang tidak dapat dipecah oleh tubuh kemudian difermentasi,
akibatnya timbul gangguan pencernaan seperti perut kembng akbiat pembentukan gas selama
fermentasi.9,10

Diare yang diakibatkan kuman E.coli dapat diikuti dengan lactose intolerance atau penolakan
terhadap zat laktosa yang biasa terdapat pada susu formula. Karenanya, penderita diare jenis
ini harus diberi susu bebas laktosa atau susu rendah laktosa seperti susu kedelai. Kadar laktosa
dapat menyebabkan diare menjadi lebih parah.11

Enzim Laktase

Proses kimia tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang
berfungsi sebagai biokatalis. Enzim merupakan biokatalisator metabolisme karena enzim

3
adalah katalisator yang dihasilkan oleh sel-sel organisme. Enzim akan bekerja pada suatu
substrat dana mengubahnya menjadi produk. Ada macam-macam jenis enzim, salah satunya
adalah enzim laktase. Enzim laktase adalah enzim dalam usus yang berguna untuk menyerap
dan mencerna laktosa (gula susu). Kekurangan enzim ini menyebabkan laktosa tidak tercerna
dan terakumulasi dalam usus besar.12,13

Protein

Kata protein berasal dari kata protos atau proteos yang berarti pertama atau utama. Protein
adalah polimer yang tersusun dari monomer yang biasa disebut asam amino. Asam amino
menyusun diri dalam urutan dan jumlah beragam, menghasilkan protein dengan beragam
fungsi. Protein merupakan komponen penting pada makhluk hidup dan berperan penting dalam
aktivitas sel. Protein tersusun atas unsur karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan terkadang
mengandung zat belerang dan fosfor. Protein berfungsi dalam nyaris setiap aspek kehidupan
selular dan bisa terdapat ribuan protein berbeda dalam sebuah sel tunggal. Proses kimia tubuh
dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai
biokatalis. Enzim yang mengkatalis kebanyakan reaksi kimiawi dalam sel, terbuat dari rantai-
rantai protein. Eritrosit yang mengandung hemoglobin merupakan suatu jenis protein. Dan juga
zat-zat yang berperan untuk melawan bakteri yang dapat disebut antigen juga protein. Hormon
juga ada yang mengandung protein seperti insulin.14,15

Molekul protein tersusun dari satuan-satuan dasar kimia yaitu asam amino. Dalam molekul
protein, asam-asam amino ini saling berhubung-hubungan dengan suatu ikatan yang disebut
ikatan peptida (-CONH-). Satu molekul protein dapat terdiri dari 12 sampai 18 macam asam
amino dan dapat mencapai jumlah ratusan asam amino. Protein dapat digolongkan berdasarkan
fungsi biologis, bentuk dan komposisinya. Berdasarkan fungsi biologis, enzim yaitu protein
yang berfungsi sebagai biokatalisator. Protein transport yaitu berfungsi sebagai pengikat dan
pengangkut. Hormon berfungsi untuk mengatur dan merangsang beberapa proses dalam
makhluk hidup, misalnya metabolisme. Protein nutrien dan penyimpan berfungsi sebagai
tempat menyimpan makanan atai nutrisi. Protein struktural berfungsi membentuk struktur dan
memberi kekuatan pada jaringan. Protein kontraktil berfungsi untuk memberikan kemampuan
suatu sel dan organisme untuk bergerak atau berubah bentuk. Protein pertahanan berfungsi
untuk melindungi organisme dari serangan penyakit.16,17

Berdasarkan bentuknya, ada dua golongan protein yaitu protein serat dan protein globular.
Protein serat adalah protein berbentuk serat panjang yang tidak larut dalam air, tidak sensitif

4
terhadap pH, terdapat dalam kulit, rambut, dan jaringan pengikat. Protein serat dibagi menjadi
dua, kolagen dan keratin. Kolagen adalah protein pokok jaringan pengikat dari tulang, gigi dan
tendon. Keratin adalah protein pokok dari kulit, kuku, sayap dan rambut.

Protein globular adalah protein berbentuk bulat atau hampir bulat yang larut dalam air, sensitif
terhadap pH. Protein ini terdapat dalam enzim, albumin, dan globulin.

Berdasarkan komposisi kimianya, ada protein sederhana dan protein yang terkonjugasi. Protein
sederhana adalah protein yang tersusun dari asam amino saja. Contohnya enzim ribonuklease.
Protein terkonjugasi adalah protein yang tersusun atas sejumlah asam amino dan yang bukan
asam amino. Contohnya adalah hemoprotein, glikoprotein, metalprotein, lipoprotein dan
fosfoprotein.

PENUTUP

Lactose Intolerance pada bayi terjadi karena enzim laktase yang terdapat didalam tubuh bayi
kurang sehingga tidak dapat memecah laktosa dari susu formula sapi tersebut. Akibatnya bayi
mengalami diare dan untuk mencegah terjadinya lactose intolerance susu formula sapi dapat
digantikan dengan susu yang rendah laktosa.

DAFTAR PUSTAKA

(1) Muaris H. Untuk ibu menyusui. Ed-. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2009. h.
10-1.
1st
(2) Prabantini D. A to z makanan pendamping asi. ed. Yogyakarta: Penerbit ANDI;
2010. h. 91.

5
(3) Kamaludin A. Intisari kimia. Tip dan trik kilat menaklukkan kimia. 1st ed. Yogyakarta:
Penerbit ANDI; 2010. h. 248.
(4) Campbell N, Reece JB, Mitchel LG. Biologi. 5th ed. Jakarta: Erlangga; 2002. h. 67.
(5) Sumardjo D. Pengantar kimia. Buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran dan
program strata I fakultas bioeksakta. Ed-. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2009. h.223.
(6) Ramayulis R. Diet untuk penyakit komplikasi. Ed-. Jakarta: Penebar Swadaya Grup;
2016. h.51.
2nd
(7) Sears W, Sears M. The baby book. ed. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta; 2007.
h.162.
(8) Sutomo B, Anggriani DY. Menu sehat alami untuk batita dan balita. Ed-. Jakarta:
Demedia; 2010. h.277.
(9) Ide P. Health secret of kefir. Menguak keajaiban susu asam untuk penyembuhan
berbagai penyakit. Ed-. Jakarta: PT Elex Media Komputindo; 2008. h.89.
(10) 9
(11) Widjaja MC. Mengatasi diare dan keracunan pada balita. Ed-. Depok: Kawan
Pustaka; 2007. h.14-5
(12) Ide P. Health secret of kefir. Menguak keajaiban susu asam untuk penyembuhan
berbagai penyakit. Ed-. Jakarta: PT Elex Media Komputindo; 2008. h.24-5.
3rd
(13) Setiawati T, Furqonita D. Biologi interaktif. ed. Jakarta: Azka Pres; 2007.
h.21-3.
(14) Elrod SL, Stansfield WD. Genetika. 4th ed. Jakarta: Erlangga; 2007. h.56-7
(15) Andriyani R, Triana A, Julianti W. Buku ajar biologi reproduksi dan
perkembangan. 1st ed. Yogyakarta: Deepublish; 2015. h.158
(16) Parning, Horale, Tiopan. Kimia. Ed-. Bandung: Yudhistira; 2006. h.108.
(17)

Anda mungkin juga menyukai