Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. RASIONAL
Kurikulum merupakan salah satu komponen pokok input pendidikan. Kualitas
Kurikulum menentukan kualitas proses pendidikan. Kurikulum adalah keseluruhan
program aktivitas pembelajaran baik terstruktur maupun hidden yang terdokumentasi
dengan rapi, digunakan sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran untuk memberikan
berbagai pengalaman belajar bermakna dan berdampak bagi peserta didik “student is
the central focus of the curriculum”. Keluasan dan kedalaman level kompetensi sebagai
pengalaman dan aktivitas pembelajaran terstruktur dan terukur dengan baik.
Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK) berisi seperangkat program
pencapaian tujuan PMK yaitu terwujudnya Standar Kompetensi Lulusan (SKL),
kompetensi dasar dalam setiap Mata Pelajaran, dan bahan pelajaran serta cara-cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Definisi ini
menunjukkan bahwa setiap satuan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
membutuhkan kurikulum implementatif yang relevan dan cocok dengan kebutuhan
peserta didik dan seluruh stakeholders serta siap diimplementasikan oleh SMK guna
memberi pengalaman belajar bermakna dan berdampak besar bagi peserta didik.
Kurikulum dikembangkan untuk memberi solusi tantangan internal dan eksternal.
Tantangan internal yang mendasarkan adalah : Indonesia merupakan Negara kepulauan
yang terdiri atas pulau besar dan kecil yang berjumlah sekitar 17.500. Penduduk
Indonesia berdasarkan pada Sensus Penduduk tahun 2010 berjumlah lebih dari 238 juta
jiwa. Keragaman yang menjadi karakteristik dan keunikan Indonesia antara lain
keragamaan geografis, keragamaan demografis, keragamaan potensi sumber daya
daerah, keragamaan latar belakang dan kondisi sosila budaya, keragamaan potensi
SMK, keragamaan ketersediaan sarana dan prasarana di SMK, dan berbagai
keragamaan lainnya yang ada di setiap daerah. Keragamaan tersebut selanjutnya
melahirkan perbedaan jenis kebutuhan, tingkat kebutuhan, tingkat persiapan, peluang
dan tantangan pengembangan yang berbeda antar daerah dan antar SMK. Keragamaan
tersebut harus diadaptasi dalam rangka peningkatan relevansi mutu PMK sebagai upaya
mencerdaskan dan meningkatkan kesejahteraan kehidupan masyarakat di setiap daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia no 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, mengamanatkan tersusunnya kurikulum pada
tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah, mengacu kepada
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian.
Terkait dengan pembangunan PMK, masing-masing daerah dan masing-masing SMK
memerlukan kurikulum yang sesuai dengan karakteristik dan potensi daerah atau
potensi SMK. Kurikulum tersebut adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) SMK Implementatif KTSP SMK sebagai “the sum of the learning activities
and experiences a student under directions of the school” perlu dikembangkan dan
diimplementasikan secara dinamis kontekstual dan auotentik untuk merespon
kebutuhan peserta didik, masyarakat dan pemerintah daerah, SMK, dan dunia kerja.
Hal tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional :
1. Pasal 36 ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
2. Pasal 36 ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang
pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
memperhatikan: (a) peningkatan iman dan takwa; (b) peningkatan akhlak mulia; (c)
penigkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragamaan potensi
daerah dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan
dunia kerja; (g) perkembangan ilmu pengetahuan , teknologi, dan seni; (h) agama;
(i) dinamika perkembangan global; dan (j) persatuan nasional dan nilai-nilai
kebangsaan.
3. Pasal 38 ayat (2) mengatur bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan dan komite sekolah/madrasah dibawah koordinasi dan supervise dinas
pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar
dan provinsi untuk pendidikan menengah.
Dari amanat undang-undang tersebut dapat ditegaskan bahwa:
1. KTSP SMK dikembangkan dengan prinsip diversifikasi dengan maksud agar
memungkinkan adanya kesesuaian program-program pendidikan pada SMK
dengan situasi, kondisi dan kekhasan potensi yang ada di daerah dan potensi SMK
serta potensi peserta didik.
2. KTSP SMK dikembangkan, diterapkan, dimonitor dan dievaluasi secara terus
menerus oleh SMK/MAK dan Dinas Pendidikan sebagai bentuk penjaminan mutu
PMK.
3. KTSP SMK merupakan salah satu standar akreditasi BAN SM
Tantangan eksternal pengembangan KTSP SMK adalah adanya globalisasi
industri dan perdagangan modern seperti dapat dilihat di World Trade Organization
(WTO), Association of Southeast Asian Nations ( ASEAN) Economic Community
(AEC), Asia-Pasific Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN FreeTrade Area
(AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia,
pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang
pendidikan. Pendidikan Menengah Kejuruan ditantang turut memberi andil
menyiapkan modal manusia kompeten untuk bersaing di pasar tenaga kerja global
Kurikulum implementatif dikembangkan dan dilaksanakan oleh SMK
diwujudkan dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang disebut
dengan KTSP SMK. KTSP SMK dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) paling rendah setara dengan jenjang 2 KKNI untuk setiap Kompetensi
Keahlian Program Pendidikan 3 tahun dan paling rendah setara dengan jenjang 3 KKNI
untuk setiap Kompetensi Keahlian Program Pendidikan 4 tahun, Standar Isi (SI),
Standar Penilaian (SPn) setiap satuan pendidikan SMK. Semua SMK diharapkan dapat
menyiapkan kurikulum implementatif KTSP SMK/MAK yang digunakan sebagai
pedoman atau landasan program-program pembelajaran di SMK.
Direktorat Pembinaan SMK sesuai dengan tugas dan fungsinya berkewajiban
untuk memberikan bimbingan teknis kepada setiap SMK melalui berbagai strategi dan
pendekatan, agar pada saatnya SMK memiliki kemampuan untuk menyiapkan KTSP
SMK sebagaimana diharapkan.
B. LANDASAN FILOSOFIS
Landasan filosofis penting kedudukannya dalam pengembangan kurikulum.
Landasan filosofis memberi arah ideal dan pemikiran yang mendasar tentang isi
suatu kurikulum, konsep pembelajaran yang tepat, posisi peserta didik, penilaian hasil
belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan kerja serta
lingkungan alam di sekitarnya. KTSP SMK dikembangkan dengan landasan filosofis
sebagai berikut :

1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk menbangun kehidupan bangsa masa
kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan KTSP SMK dikembangkan
berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun
kehidupan masa kini dan untuk membangun dasar-dasar kehidupan bangsa yang
lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk membangun dasar-
dasar kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta
didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi tujuan dasar KTSP SMK. Hal ini
mengandung makna bahwa KTSP SMK adalah rancangan program pembelajaran
PMK untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda sebagai human capital
bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi
tenaga kerja menengah yang handal merupakan tugas utama SMK. Untuk
mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik. KTSP SMK
mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi
peserta didik untuk menguasai berbagai kompetensi. Kompetensi yang diajarkan
dan dilatihkan pada SMK diprogramkan untuk memenuhi kebutuhan pasar tenaga
kerja (labour market), hal ini sejalan dengan pandangan filsafat esensialisme. Di
sisi lain dalam pandangan filsofi pragmatisme PMK diselenggarakan untuk
maksud memenuhi seluruh kebutuhan individu peserta didik dalam mempersiapkan
diri menjalani dan memecahkan permasalahan-permasalahan kehidupan sehari-hari
dimasyarakat dan keluarga.
2. KTSP SMK disusun untuk membangun budaya tekno-sain-sosio-kultural yaitu
suatu budaya masyarakat yang secara social baik sekolah, dunia kerja, keluarga,
maupun di masyarakat secara sinergi tumbuh budaya pemecahan masalah secara
terencana, terprogram, produktif, terdesain dan dijelaskan atau diberi eksplanasi
melalui proses inkuiri dan diskoveri. Budaya teknologi melakukan rekayasa
pemecahan masalah kehidupan dan masalah pekerjaan melalui pengembangan
disain dan temuan-temuan baru. KTSP SMK mengembangkan kemampuan peserta
didik sebagai pewaris budaya bangsa dan peduli terhadap permasalahan dunia kerja,
masyarakat dan bangsa masa kini dan masa depan.

Anda mungkin juga menyukai