Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Gelaja stres yang ditunjukan pada mahasiswa yang bekerja sambil
kuliah, berdasarkan pada hasil wawancara yang dilakukan, beberapa
mahasiswa mengakui bahwa mereka terkadang mengeluh pusing ketika
mendapatkan tugas yang banyak dan deadline , menggunakan waktu
istirahat mereka untuk menyelesaikan tugas kantor dan kuliah, sehingga
mereka terkadang sering mengantuk pada saat bekerja maupun kuliah.
Selain itu, mahasiswa yang merasa adanya tuntutan dalam pekerjaan.
Disamping hal tersebut, mahasiswa yang menjalani kuliah sambil
bekerja juga mempunyai dorongan dan motivasi untuk menyelesaikan
kuliahnya dalam tepat waktu karena mempunyai tujuan yang jelas. Hal
tersebut ditunjukan berdasarkan dari hasil wawancara yang telah dilakukan
oleh peneliti, beberapa orang mengatakan dan mengakui bahwa mereka
ingin melanjutkan kuliah karena ingin menambah ilmu dan pengetahuan
dan menaiki jabatan mereka di perusahaan mereka bekerja.

2. Rumusan Masaslah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan antara stres
kerja dengan motivasi belajar pada mahasiswa yang bekerja sambil
kuliah?”

3. Tujuan
- Untuk melakukan uji coba alat ukur stres kerja dan motivasi belajar
- Untuk memperoleh data tingkat stres kerja dan motivasi belajar pada
mahasiswa yang bekerja sambil kuliah

1
2

- Untuk mengetahui gambaran stres kerja dan motivasi belajar pada


mahasiswa yang bekerja sambil kuliah.

4. Rumusan Masalah

A. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagi
kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu
itu bertindak atau berbuat.

Motivasi belajar mahasiswa dapat didefinisikan sebagai keadaan


dalam diri mahasiswa yang mendorong dan mengarahkan perilaku kepada
tujuan yang ingin dicapainya dalam mengikuti pendidikan tinggi (Sagala,
2009). Motivasi belajar dapat dikatakan sebagai faktor yang menentukan
kualitas mahasiswa dalam belajar sebab tanpa belajar, mahasiswa akan
tetap malas meskipun pengaturan waktu dan strategi belajar sudah
dilaksanakan

Motivasi seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:


a. Faktor Internal; faktor yang berasal dari dalam diri individu, terdiri
atas:
 Persepsi individu mengenai diri sendiri; seseorang termotivasi
atau tidak untuk melakukan sesuatu banyak tergantung pada
proses kognitif berupa persepsi. Persepsi seseorang tentang
dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan perilaku
seseorang untuk bertindak.
 Harga diri dan prestasi; faktor ini mendorong atau
mengarahkan inidvidu (memotivasi) untuk berusaha agar
menjadi pribadi yang mandiri, kuat, dan me mperoleh
kebebasan serta mendapatkan status tertentu dalam lingkungan
masyarakat; serta dapat mendorong individu untuk berprestasi.
3

 Harapan; adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan


ini merupakan informasi objektif dari lingkungan yang
mempengaruhi sikap dan perasaan subjektif seseorang.
Harapan merupakan tujuan dari perilaku.
 Kebutuhan; manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk
menjadikan dirinya sendiri yang berfungsi secara penuh,
sehingga mampu meraih potensinya secara total. Kebutuhan
akan mendorong dan mengarahkan seseorang untuk mencari
atau menghindari, mengarahkan dan memberi respon terhadap
tekanan yang dialaminya.
 Kepuasan kerja; lebih merupakan suatu dorongan afektif yang
muncul dalam diri individu untuk mencapai goal atau tujuan
yang diinginkan dari suatu perilaku.
b. Faktor Eksternal; faktor yang berasal dari luar diri individu, terdiri
atas:
 Jenis dan sifat pekerjaan; dorongan untuk bekerja pada jenis
dan sifat pekerjaan tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang
tersedia akan mengarahkan individu untuk menentukan sikap
atau pilihan pekerjaan yang akan ditekuni. Kondisi ini juga
dapat dipengartuhi oleh sejauh mana nilai imbalan yang
dimiliki oleh objek pekerjaan dimaksud;
 Kelompok kerja dimana individu bergabung; kelompok kerja
atau organisasi tempat dimana individu bergabung dapat
mendorong atau mengarahkan perilaku individu dalam
mencapai suatu tujuan perilaku tertentu; peranan kelompok
atau organisasi ini dapat membantu individu mendapatkan
kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, kebajikan
serta dapat memberikan arti bagi individu sehubungan dengan
kiprahnya dalam kehidupan sosial.
4

 Situasi lingkungan pada umumnya; setiap individu terdorong


untuk berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan
interaksi secara efektif dengan lingkungannya;
 Sistem imbalan yang diterima; imbalan merupakan
karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan
oleh seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat
mengubah arah tingkah laku dari satu objek ke objek lain yang
mempunyai nilai imbalan yang lebih besar. Sistem pemberian
imbalan dapat mendorong individu untuk berperilaku dalam
mencapai tujuan; perilaku dipandang sebagai tujuan, sehingga
ketika tujuan tercapai maka akan timbul imbalan.

Sehubungan dengan kebutuhan hidup manusia yang mendasari


timbulnya motivasi, Maslow mengungkapkan bahwa kebutuhan dasar
hidup manusia terbagi atas lima tingkatan yaitu kebutuhan fisiologis,
kebutuhan keamanan, kebutuhan social, kebutuhan akan harga diri, dan
kebutuhan aktualisasi diri. Jika kebutuhan fisiologis sudah terpenuhi maka
seseorang akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhan lain yang berada
pada tingkat yang lebih tinggi yaitu kebutuhan keamanan dan begitu
seterusnya. Hal itu juga berlaku saat kita belajar ke jenjenag pendidikan
tinggi. Jenjang pendidikan ini sangat berpengaruh terhadap kualitas diri
seseorang terutama berkaitan dengan hal mendapatkan pekerjaan dan
kesuksesan. Hal tersebut disebabkan melalui pendidikan seseorang akan
mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusianya pekerjaan dan
kesuksesan itulah yang dijadikan motivasi dalam menuntut pendidikan
tinggi. Namun dewasa ini, biaya pendidikan dan biaya hidup mahasiswa
relative mahal sehingga memunculkan suatu fenomena yang berkembang
yaitu banyak mahasiswa yang kuliah sambil bekerja.
Menurut Motte dan Schwartz, 2009. Kuliah sambil bekerja juga
memiliki dampak positif maupun negatif bagi mahasiswa. Dampak positif
kuliah sambil bekerja yaitu dengan bekerja mahasiswa dapat membantu
5

orangtua dalam membiayai kuliah, memperoleh pengalaman kerja serta


kemandirian ekonomis. Namun disisi lain mahasiswa yang kuliah sambil
bekerja perlu mewaspadai masalah yang akan muncul seperti stress
membagi waktu antara kerja dengan kuliah, melalaikan tugas utamanya
yaitu belajar. Masalah ini muncul karena biasanya mahasiswa yang sudah
bekerja merasa bahwa dirinya dapat memperoleh uang dan kuliah hanya
sebagai kewajiban agar lulus, kuliah sambil bekerja yaitu tidak mudah
membagi waktu antara kuliah, kerja, istirahat, dan urusan lain.

B. Pengertian Stress
Stress adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang tampak berbahaya atau
sulit. Stres membuat tubuh untuk memproduksi hormone adrenaline yang
berfungsi untuk mempertahankan diri. Stres merupakan bagian dari
kehidupan manusia. Stres yang ringan berguna dan dapat memacu
seseorang untuk berpikir dan berusaha lebih berpikir dan berusaha lebih
cepat dan keras sehingga dapat menjawab tantangan hidup seharihari.
Stres ringan bisa merangsang dan memberikan rasa lebih bergairah dalam
kehidupan yang biasanya membosankan dan rutin. Tetapi stress yang
terlalu banyak dan berkelanjutan, bila tidak ditanggulangi, akan berbahaya
bagi kesehatan.

Luthans (1995), melakukan riset dibidang perilaku organisasi


melaporkan bahwa stress dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu
distress dan eustress. Distress yaitu stress yang memunculkan efek yang
membahayakan bagi individu yang mengalaminya berkenaan dengan
stress yang berhubungan dengan tekanan kerja serta tekanan kuliah yang
dapat mengakibatkan turunnya kinerja serta menjadi malas untuk kuliah,
sedangkan eustress yaitu stress yang menimbulkan stimulus dan
kegairahan berhubungan dengan tugas-tugas baik tugas pekerjaan maupun
tugas kuliah yang harus dikumpulkan atau adanya batas waktu deadline
hingga seorang harus menyelesaikan tugas dengan melakukan lembur.
6

Dari hasil penelitian tersebut diatas menunjukkan bahwa stress tidak hanya
berpengaruh negatif terhadap kinerja, tetapi stress pada tingkatan tertentu
dapat pula berpengaruh positif terhadap kinerja.

Spickard (dalam Diaz, 2007) menjelaskan bahwa pada mahasiswa


yang bekerja salah satu penyebab turunnya prestasi di bangku perkuliahan
adalah faktor pekerjaan. Masalah di tempat kerja seperti rutinitas kerja,
pekerjaan yang bertumpuk, persaingan yang ketat, dan hubungan yang
kurang harmonis dengan sesama karyawan atau dengan atasan serta jenis
pekerjaan yang berat menimbulkan kelelahan yang berat. Hal ini
berdampak bagi motivasi belajar pada mahasiswa yang bekerja. Pada
mahasiswa yang bekerja masalah yang dihadapi di tempat kerja sangat
berpengaruh pada tingkat konsentrasi dan penalaran terhadap perkuliahan,
serta stamina untuk menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan. Uraian
tersebut memberi gambaran bahwa kondisi di tempat kerja sangat
berdampak pada kegiatan perkuliahan mahasiswa yang bekerja

Hal ini menyebabkan semakin tinggi stres kerja seseorang maka


semakin rendah motivasi belajarnya begitu pun sebaliknya semakin rendah
stres kerja seseorang maka semakin tinggi motivasi belajar.
7

Anda mungkin juga menyukai